BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN “Solo Global Business Erudition” Town Square Sebagai Pemersatu Sekolah Bisnis & Rental Office Di Solo Baru Dengan Konsep Hybrid Building Bab ini membahas rumusan konsep perencanaan dan perancangan dari pengolahan pustaka, data, serta analisis pada bab-bab sebelumnya. Bab ini merupakan tahap akhir dari penulisan konsep perencanaan dan perancangan Solo Global Business Erudition yang akan digunakan sebagai acuan dalam proses perancangan desain. 6.
Konsep Perencanaan dan Konsep Perancangan
6.1. Konsep Perencanaan Berisikan konsep-konsep perencanaan berdasarkan analisis faktor manusia mengenai permasalahan ruang yang menyangkut konsep pengelompokan kegiatan dan ruang, serta kebutuhan luas ruang luar dan ruang dalam bangunan.
6.1.1. Konsep Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan pada Bangunan Solo Global Business Erudition (SOLO GLOBE) dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan macam fungsi yang diwadahi oleh bangunan, yaitu : A.
Pelaku kegiatan Sekolah Bisnis, yang terdiri dari :
Mahasiswa
Tenaga Pengajar/Dosen
Staff
Pengunjung/Tamu
Pelaku kegiatan service diantaranya janitor, satpam petugas kantin/cafetaria dll.
B.
Pelaku kegiatan Kantor Sewa
Penyewa
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-1
C.
Pengunjung/Tamu
Pengelola
Pelaku kegiatan Town Square
Penyewa retail-retail
Pengunjung yang terdiri dari pengunjung Sekolah Bisnis, pengunjung Kantor Sewa dan pengunjung publik
Pengelola
6.1.2. Konsep Kelompok Zona Kegiatan Peruangan dalam kawasan bangunan Solo Global Business Erudition ini dibagi kedalam empat kelompok zona ruang kegiatan, yaitu meliputi : 1.
Kelompok Zona Kegiatan Sekolah Bisnis
2.
Kelompok Zona Kegiatan Kantor Sewa
3.
Kelompok Zona Kegiatan Town Square
4.
Kelompok Zona Kegiatan Area Hybrid
6.1.3. Konsep Besaran Ruang
Besaran ruang yang terdapat pada Solo Global Business Erudition dibagi kedalam empat zona berdasarkan keterkaitan kelompok kegiatan, sebagai berikut : Tabel VI.1. Total Kebutuhan Ruang Bangunan Solo Global Business Erudition No.
Jenis Fungsi Bangunan/Area
Luas Total (m2)
1
Sekolah Bisnis
10.346
2
Kantor Sewa
15.287
3
Town Square
13.651
4
Area Hybrid
4.349
5
Area Parkir
6.244 Total
JUMLAH TOTAL (Total + 20%
49.877 m2 49.877 + 9.975,4 = 59.852,4
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-2
Sirkulasi)
(dibulatkan) = 59.853 m2
6.1.4. Konsep Hubungan dan Organisasi Ruang Secara makro, pola hubungan dan organisasi ruang Solo Global Business Erudition adalah sebagai berikut : Bagan VI.1. Matriks Pola Hubungan SOLO GLOBE SB
Sekolah Bisnis Kantor Sewa AH
Town Square
TS
AP
Area Hybrid Area Parkir
KS Hubungan sangat erat Hubungan erat Hubungan kurang erat
Sumber : Analisa Pribadi, 2014
6.2. Konsep Perancangan Berisikan konsep-konsep perancangan yang berkaitan dengan faktor lingkungan berupa konsep penataan site dan konsep faktor bangunan dengan penerapan konsep bangunan hybrid pada SOLO GLOBE.
6.2.1.
Konsep Bangunan Hybrid
6.2.1.1. Penggunaan metode penggabungan dalam bangunan SOLO GLOBE Unsur Sekolah Bisnis sebagai fungsi identitas utama SOLO GLOBE akan merugikan fungsi Kantor Sewa maupun Town Square. Begitu pula unsur Kantor Sewa yang berperan mewadahi kegiatan perkantoran yang bersifat tertutup akan merugikan fungsi Town Square. Untuk Town Square yang berperan sebagai Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-3
penunjang kedua fungsi tersebut dan bersifat lebih terbuka kepada publik akan merugikan fungsi Sekolah Bisnis dan Kantor sewa dari segi privacy bangunan tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan ruang antara untuk memisahkan sekaligus menggabungkan ketiga fungsi tersebut kedalam satu kesatuan bangunan. Dengan demikian proses penggabungan SOLO GLOBE dapat digambarkan pada bagan berikut :
SB
SB
KS
ruang antara
TS
KS
TS
Bagan VI.2. Proses Penciptaan Bangunan Hybrid Penggabungan Dengan Ruang Antara Sumber : Charles Jencks (1982)
Ruang antara di sini berperan sebagai penghubung, penggabung, ataupun pemersatu pencampuran dari perbedaan yang terdapat pada objek rancang bangun. Baik
itu
perbedaan
mengenai
aspek-aspek
keterkaitan
objek
dengan
lingkungannya maupun dengan aspek arsitekturalnya secara umum.
SB
KS
ruang antara
TS
Solo Global Business Erudition Bagan VI.3. Hasill pemilihan metode penggabungan pada Bangunan Solo Global Business Erudition
6.2.1.2. Penggunaan Disperate Program dalam bangunan SOLO GLOBE Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-4
Penggabungan secara disperate program memungkinkan masing-masing elemen fungsi bangunan bisa berdiri sendiri tetapi saling memanfaatkan satu sama lainnya. Pemanfaatan ini didasarkan pada kepentingan ekonomi, dimana masingmasing elemen mempunyai hubungan secara simbiotik (menguntungkan) dengan tujuan untuk meningkatkan nilai ekonomis dari masing-masing fungsi bangunan tersebut. Sebagai contoh, yaitu menggabungkan Sekolah Bisnis dengan Kantor Sewa yang masing-masing fungsi bangunanya memiliki privacy dan akses pencapaian tersendiri. Sedangkan fungsi Town Square disini berperan sebagai pemersatu massa atau bangunan Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa, sehingga antara kedua fungsi tersebut bisa berhubungan langsung tanpa saling mengganggu satu sama lain.
Sekolah Bisnis
Kantor Sewa
HYBRID Town Square Bagan VI.4. Alternatif Disperate Program Bangunan Solo Global Business Erudition
Karena tiga fungsi yang berbeda tersebut masing-masing dapat berdiri sendri dan dapat saling memanfaatkan satu sama lain, program yang sesuai untuk diaplikasikan dalam desain adalah disperate program. Untuk memudahkan pemanfaatan secara langsung antar fungsi satu dengan yang lain, maka dibutuhkan sebuah penghubung yang simbiotik dengan berbagai fungsi yang terdapat dalam bangunan. Penghubung yang dimaksud dapat berupa ruang atau area tergabung (area hybrid) yang mewadahi suatu aktifitas yang sama-sama dilakukan oleh ketiga fungsi tersebut. Dalam hal ini, aktifitas yang sama-sama dilakukan oleh ketiga perbedaan fungsi tersebut adalah makan, berkumpul, istirahat dan rekreasi. Salah satua ruang yang meadahi macam aktifitas-aktifitas tersebuat adalah ruang foodcourt yang juga memiiliki fungsi ganda sebagai hall
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-5
penerima dan area pameran serta menghubungkan Kantor Sewa dengan Sekolah Bisnis. Sekolah
Kantor
Bisnis
Sewa
Town Square
Bagan VI.5. Skema Area Penyatuan Fungsi
6.2.1.3. Town Square sebagai pemersatu bangunan Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa Town Square memiliki fungsi utama sebagai penghubung, pemersatu dan penunjang fungsi Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa pada bangunan. Town Square yang berperan sebagai sarana rekreasi pada bangunan Solo Global Business Erudition menghubungkan Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa secara tidak langsung. Tamu Sekolah Bisnis atau Kantor Sewa dapat masuk dan menikmati macam fasilitas yang terdapat pada Town Square sebelum menuju Sekolah Bisnis maupun Kantor Sewa. Macam fasilitas yang terdapat pada Town Square yaitu foodcourt, bioskop, perpustakaan dan toko buku, cafe, retail barang-barang lokal serta ruang terbuka yang diperuntukkan mahasiswa karyawan dan masyarakat umum. Fasilitas foodcourt dalam Town Square digabungkan dengan ruang pameran, area pertunjukan dan lobby penerima bangunan dalam sebuah ruang publik terbuka yang disebut Foodhall. Foodhall yang mewadahi macam kegitan dan aktifitas yang sama-sama dilakukan oleh pengguna Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa selain belajar mengajar dan bekerja merupakan area hybrid pada Bangunan SOLO GLOBE.
6.2.1.4. Foodhall sebagai Area Hybrid Kriteria-kriteria area hybrid (ruang antara) adalah :
Memiliki kesamaan aktivitas dari ketiga fungsi utama yang ada. Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-6
Dibutuhkan ketiga fungsi dalam satu wadah ruang.
Memiliki kemudahan pencapaian dari ketiga fungsi yang ada.
Ruang antara adalah suatu ruang yang berperan sebagai media peralihan antara satu fungsi dengan fungsi lainnya dalam bangunan. Pada ruang antara ini terdapat suatu akses langsung ke dalam macam area fungsi yang berbeda. Ruang antara yang direncanakan pada bangunan SOLO GLOBE ini adalah ruang hall yang berada dalam Town Square. Ruang hall yang dimaksud berupa area open air yang memiliki keterkaitan dengan masing-masing fungsi sehingga tamu atau pengunjung yang datang dapat bergerak dan melakukan aktivitas. Ruang hall yang direncanakan sesuai dengan topik bangunan hybrid harus memiliki penampakan atau visualisasi dari macam perbedaan fungsi yang ada sehingga dapat disebut Integrated Hall. Secara kasar dapat dikatakan bila seseorang berada di hall maka ia dapat melihat aktivitas perkantoran, sekolah dan perbelanjaan. Fungsi hall, juga digabungkan dengan area makan karena fungsi Sekolah Bisnis maupun Kantor Sewa, masing-masing harus memenuhi kebutuhan pokoknya yaitu pangan. Area makan berupa food court atau jajaran tempat makan yang mempunyai fungsi ganda sebagai hall sehingga disebut “foodhall”. Dalam menggabungkan macam perbedaan fungsi yang ada ke dalam satu area foodhall, setiap privacy dari macam perbedaan fungsi bangunan harus tetap terjaga dengan baik. Pengunjung yang berada dalam Town Square dimungkinkan memiliki keleluasaan lebih dibandingkan dengan fungsi lainnya.
6.2.2.
Konsep Penataan Site
6.2.2.1. Lokasi Site Berikut ini merupakan kriteria-kriteria pemilihan lokasi site, yaitu :
Letak site harus strategis dapat dicapai dari segala penjuru kota. (sumber : Mixed Use Development HandBook Hal. 150-152)
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-7
Pertimbangan ini menentukan dalam merencanakan bangunan perkantoran sewa, sekolah bisnis dan fasilitas perbelanjaan ini, mengingat pengguna dari bangunan ini berasal dari berbagai penjuru Kota SoloBaru, Solo dan Sukoharjo. Selain itu bangunan juga harus dapat terlihat dari jalan-jalan utama kota sehingga mudah dicapai.
Luasan site dapat menampung kebutuhan dari kegiatan dalam bangunan yang direncanakan. Pertimbangan ini perlu diperhatikan karena luas site yang harus sesuai yang dibutuhkan oleh bangunan. Kebutuhan luas lantai Solo Global Business Erudition ini adalah kurang lebih 59.853 m2.
Utilitas dan jaringan Infrastruktur yang lengkap.
Lokasi site diusahakan dekat dengan area hijau (area peruntukan hijau taman) dari kawasan.
Site bukan merupakan bangunan konservasi dan fasilitas umum.
Lingkungan masuk dalam kategori SWP II , dimana dalam Rencana Pola Pemanfaatan Ruang merupakan daerah yang di peruntukan untuk jenis penyedia fasilitas pendidikan, pusat perdagangan, jasa dan komersial, sebagai pusat perekonomian (Central Business District) yang ada di pusat kota, pusat pemukiman/ perumahan dengan pengembang PT. PSP, Pusat periwisata dengan munculnya tempat rekreasi dan pengolahan ruang luar yang menarik (sumber : RTRW Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2031).
Berdasarkan macam kriteria-kriteria di atas diperoleh site/tapak untuk perancangan Solo Global Business Erudition yang berada tepat di persimpangan Jl. Raya Solo-Wonogiri dengan Jl. Raya Ir. Soekarno. Tepatnya di sebelah utara landmark kota Solo Baru (Bundaran Patung Pandawa Lima).
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-8
Komplek Ruko
Jalan Lingkungan
Pemukiman Penduduk
SITE
Pub Karaoke Komplek Perumahan Pandawa
Ruko - Ruko Bundaran Patung Pandawa Lima
Carefour Solo Baru
Hotel Brother
Gambar VI.1. Lokasi Site Terpilih Sumber : dokumen pribadi, 2014
Site terletak di sebelah utara Bundaran Patung Pandawa Lima dan terletak diantara Jl. Raya Solo-Wonogiri (25 m), Jl. Raya Ir. Soekarno (25 m) serta satu buah jalan lingungan (10 m) yang membentuk bentuk segitiga siku-siku. Lingkungan merupakan daerah pusat perdagangan dan perkantoran dengan kepadatan lalu lintas sekitar site yang tergolong tinggi. Berikut ini merupakan data-data terkait dengan site terpilih : 1. Batas-batas site terpilih:
Di sebelah utara
: Jalan Lingkungan (Jalan Merak), Bengkel
Honda dan Pemukiman Penduduk
Di sebelah timur
Di sebelah selatan : Jalan Raya Solo-Wonogiri, Hotel Brother
Disebelah barat
: Ruko-ruko dan Tempat makan
: Jalan Raya Ir. Soekarno dan Komplek
Perumahan Pandawa Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-9
2. Luas lahan sekitar 16.200 m² ( [alas*tinggi]*½ = [180*180]*½ = luas seitiga siku-siku ) 3. Koefisien lantai bangunan (KLB/FAR) adalah 1-1,5 4. Koefisien dasar bangunan (BC) adalah 60% 5. Ketinggian bangunan maksimal 40 - 80 meter (bangunan komersil) 6. Garis sepadan bangunan (GSB) di sepanjang Jalan Raya Solo-Wonogiri = ½ dari 25 m = 12,5 m, dan GSB di sepanjang Jalan Raya Ir. Soekarno = ½ dari 25 m = 12,5 m serta jalan lingkungan sebelah utara site = ½ dari 10 m = 5 m
Gambar VI.2. Ukuran dan Macam Peraturan Site Terpilih Sumber : dokumen pribadi, 2014
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-10
6.2.2.2. Konsep Sirkulasi Pencapaian Tabel VI.2. Kriteria-kriteria Sirkulasi Pencapaian Kriteria
Sekolah Bisnis
Sifat kegiatan
Kegiatan
yang Kegiatan
yang Kegiatan
yang
diwadahi
diwadahi
diwadahi
lebih
menuntut
Volume Sirkulasi
Kantor Sewa
Town Square
privasi menuntut privasi diperuntukkan
yang tinggi
yang tinggi
Jumlah
Jumlah penyewa Volume
Mahasiswa,
dan
tenaga dan
sirkulasi
karyawan sangat
tinggi
pengajar serta pengunjung karena
hampir
staff
serta cukup
tamu
banyak semua orang dapat
tidak sehingga volume masuk
sebanyak sewa
untuk umum
kantor sirkulasi
dan
ke
cukup bangunan
town tinggi dan stabil
square
sehingga
volume
sirkulasi
cukup rendah dan stabil Jenis Kegiatan
Merupakan
Merupakan
kegiatan
kegiatan
pembelajaran
perkantoran
Merupakan bisnis kegiatan
bisnis
atau perbelanjaan
kegiatan bisnis
Berdasarkan macam kriteria diatas, maka diputuskan main enterance (ME) ke dalam site dibagi menjadi dua akses kendaraan mobil dan motor Sekolah Bisnis, Kantor Sewa dan Town Square yang diletakkan pada bagian selatan site serta satu side enterance (SE) untuk akses kegiatan servis pada bagian utara site.
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-11
Gambar VI.3. Peletakan Main Enterance dan Side Enterance Sumber : dokumen pribadi, 2014
Untuk sirkulasi yang berada dalam site dibedakan atas sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki. Sirkulasi kendaraan maupun pejalan kaki dalam tapak terdiri dari sirkulasi pengguna, pengelola dan servis. 1.
Sirkulasi pengguna dan pengelola dengan kendaraan diarahkan dari jalan masuk utama ke dalam tapak menuju entrance utama ke dalam bangunan dimana dapat segera menuju bangunan dan atau memperoleh informasi yang diinginkan.
2.
Sirkulasi pejalan kaki, perlu diwadahi dengan jalur khusus Pedestrian direncanakan pada sisi bangunan yang mengarahkan pengguna pintu utama dengan pertimbanga keamanan (menghindari persilangan dengan jalur kendaraan) dan kenyamanan (pemanfaatan elemen hijau dan penutup atap. Pedestrian pada sisi bangunan ini baik dapat berupa arcade bangunan maupun jalur-jalur pedestrian pengikat plaza yang melintasi pada ruang-ruang luar.
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-12
Gambar VI.4. Zonafikasi Bangunan Terhadap Sirkulasi Pencapaian Site Sumber : dokumen pribadi, 2014
Berdasarkan posisi peletakan ME dan SE seperti pada gambar VI.5 dapat menghasilkan zonafikasi massa bangunan Town Square dan Kantor Sewa pada sebelah selatan di dalam site, serta zona Sekolah Bisnis pada sisi sebelah utara di dalam site. Pemisahan ME in dan out pada sisi selatan dan barat site dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dalam akses pencapaian bangunan Town Square dan Kantor Sewa, untuk akses langsung menuju Sekolah Bisnis tanpa melewati bangunan Town Square dapat diakses melalui SE seperti ilustrasi gambar VI.14. Walaupun ME utama tetap berada pada bangunan Town Square, akses langsung ke dalam fungsi lain pada SOLO GLOBE tetap harus diperhatikan agar sirkulasi pencapaian antar fungsi bangunan tidak terjadi cross circulation.
6.2.2.3. Konsep Klimatologis Site
Konsep klimatologis dibutuhkan untuk menentukan kriteria perancangan sebagai bentuk respon terhadap iklim di sekitar site, sehingga dapat menunjang kelancaran kegiatan dalam bangunan. Konsep klimatologis site dibagi menjadi dua faktor analisis yaitu faktor matahari dan angin, yaitu sebagai berikut : Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-13
1. Faktor Matahari Kriteria Perancangan :
Pemanfaatan potensi cahaya matahari secara maksimal sebagai pencahayaan alami dapat diaplikasikan pada bangunan Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa karena macam kegiatan yang diwadahi seperti belajar dan bekerja membutuhkan pencahayaan yang cukup.
Pencegahan masuknya radiasi panas matahari langsung ke dalam bangunan dengan sun-shading pada sisi timur bangunan dan penambahan sky-court pada sisi panas bangunan. Hal ini dapat diwujudkan dengan menyediakan area transisi terhadap radiasi panas matahari yang diterima oleh bangunan.
Barrier (penghalang) yang dapat berupa vegetasi ataupun bangunan dan pagar yang didesain sebaik mungkin sebagai penghalang sinar matahari sore yang merugikan bangunan dan kegiatan yang ada di dalamnya.
Pemilihan material sebagai solusi permasalahan bangunanyang berkaitan dengan sinar matahari, di mana material yang digunakan dapat berperan sebagai filter sinar dan mengurangi kesilauan (glare) dalam bangunan.
Berikut ini adalah hasil zonafikasi bangunan terhadap analisis matahari pada site :
Keterangan : Sekolah Bisnis Kantor Sewa Area Hybrid Town Square
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-14
Gambar VI.5. Zonafikasi Bangunan Terhadap Analisis Matahari Pada Site Sumber : dokumen pribadi, 2014
Zona Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa diletakkan pada sebelah timur di dalam site, karena macam kegiatan yang diwadahi seperti belajar dan bekerja membutuhkan pencahayaan yang cukup untuk kenyamanan kegiatannya masingmasing.
2.
Faktor Angin Kriteria Perancangan :
Perlu adanya sistem ventilasi silang sebagai respon penyejukkan bangunan dari panas yang diterima pada siang hari.
Perlunya dibuat bukaan agar aliran arus angin tidak tertahan dan bergerak menerus melewati bangunan.
Udara yang mengalir masuk kedalam bangunan diarahkan pada bukaanbukaan selubung bangunan. Hal ini ditujukan untuk memaksimalkan usaha pengadaan ventilasi silang dalam bangunan serta memberikan hasil pola udara yang terarah dan tersebar dengan baik.
Berikut ini adalah hasil zonafikasi bangunan terhadap analisis angin pada site :
Keterangan : Sekolah Bisnis Kantor Sewa Area Hybrid Town Square
Gambar VI.6. Zonafikasi Bangunan Terhadap Analisis Angin Sumber : dokumen pribadi, 2014
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-15
Zona Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa diletakkan pada sebelah selatan di dalam site dengan pertimbangan kedua zona tersebut mendapatkan cukup aliran udara sehingga penghawaan alami dapat dimaksimalkan ke dalam bangunan, sedangkan untuk zona Town square yang direncanakan berbentuk semi outdoor akan mendapatkan penghawaan buatan yang cukup untuk bangunannya. 6.2.2.4. Konsep Penanganan Kebisingan Pada Site Kriteria Perancangan :
Penempatan letak massa yang membutuhkan ketenangan yang tinggi dan jauh dari sumber bising utama.
Pembagian zonafikasi macam perbedaan fungsi bangunan berdasarkan kepentingan fungsi bangunan yang harus memiliki tingkat ketenangan yang tinggi untuk macam aktifitas yang diwadahi di dalamnya.
Meletakkan buffer/filter yang berupa vegetasi di pinggir jalan utama untuk mereduksi kebisingan sekitar site
Penggunaan bahan material bangunan yang dapat mereduksi atau menolak kebisingan.
Berikut ini adalah zonafikasi bangunan terhadap analisis kebisingan pada site :
Keterangan : Sekolah Bisnis Kantor Sewa Area Hybrid Town Square
Gambar VI.7. Zonafikasi Bangunan Terhadap Analisis Kebisingan Pada Site Sumber : dokumen pribadi, 2014
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-16
Zona Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa diletakkan jauh dari sumber bising agar macam kegiatan yang bersifat privat seperti belajar dan bekerja tidak terganggu oleh sumber bising. Pemilihan material pereduksi suara bising juga menjadi salah satu solusi pengangan kebisingan pada ruang kelas atau ruang kantor seperti karpet atau dinding foam. Selain itu dapat diberikan peletakan vegetasi sebagai barier untuk mereduksi kebingsingan dari luar site. Sedangkan zona Town Square yang diperlukan perlakuan khusus seperti Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa karena macam kegitan yang diwadahi bersifat publik. 6.2.2.5. Konsep View dan Orientasi Bangunan Untuk menentukan arah orientasi dan view kedalam serta keluar bangunan perlu diperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :
Kondisi lingkungan sekitar site, dimana letak site berada di pusat Kawasan Solo Baru
Keberadaan jalan-jalan utama maupun jalan lingkungan beserta arah pergerakan lalulintas di sekitar site. Pada site terdapat dua buah jalan utama yaitu Jl. Ir. Soekarno dan Jl. Raya Solo-Wonogiri serta satu buah jalan lingkungan
Sudut pandang dari jalan ke dalam site dan sudut pandang dari site ke jalan utama.
Peletakan ME dan SE sebagai akses utama manusia ke dalam site.
View from site diarahkan untuk mendapatkan pandangan yang menarik, terutama di sebelah selatan yakni dengan memberi banyak bukaan di bagian selatan site. Selain itu juga diarahkan ke sebelah barat site. Untuk orientasi bangunan diarahkan terekspos ke arah Bundaran Patung Pandawa Lima. Berikut ini adalah hasil zonafikasi bangunan terhadap analisis view dan orientasi bangunan pada site :
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-17
Keterangan : Sekolah Bisnis Kantor Sewa Area Hybrid Town Square
Gambar VI.8. Zonafikasi Bangunan Terhadap Analisis View dan Orientasi Bangunan Pada Site Sumber : dokumen pribadi, 2014
Zona Town Square diletakkan di sebelah selatan dalam site agar pengunjung dapat dengan mudah membedakan fungsi bangunan Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa. Selain itu peletakkan zona Sekolah Bisnis, Kantor Sewa dan Town Squre menurut gambar VI.18 diatas dapat memberikan view yang luas bagi user yang diwadahi didalam bangunan masing-masing tanpa dihalangi antar fungsi satu sama lain.
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-18
6.2.3.
a.
Konsep Penzoningan Bangunan
Konsep Zoning Horizontal Bangunan
Gambar VI.9. Zonafikasi Secara Horizontal Berdasarkan Seluruh Analisis Penataan Site Sumber : dokumen pribadi, 2014
Area privat diletakan lebih kearah utara, karena pada area tersebut tidak terlalu banyak kebisingan sehingga tidak akan mengganggu privasi kegiatan belajar pada Sekolah Bisnis ataupun kegiatan bekerja pada Kantor Sewa. Pada sisi barat diletakan area publik yaitu Town Square karena area tersebut selain berperan sebagai akses utama untuk masuk kedalam bangunan juga menjadi pusat kegiatan publik bangunan yang mendukung fungsi bangunan Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa. Area privat Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa tidak disatukan sesuai analisis disperate program karena kebutuhan dan pelaku dalam masing-masing fungsi tersebut pun berbeda. Dengan pembedaan area dan menghubungkannya dengan jalur privat khusus dari Sekolah Binsis ke Kantor Sewa serta hubungan jalur publik Town Square bagi tamu
Sekolah Bisnis maupun Kantor Sewa serta
pengunjung Town Square merupakan solusi yang terbaik.
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-19
b.
Konsep Zoning Vertikal bangunan PRIVATE PRIVATE PRIVATE PRIVATE
SEMI PUBLIK
PRIVATE
PRIVATE PRIVATE
PRIVATE PRIVATE PRIVA TE
PENUNJANG
PUBLIK
SEMI PUBLIK
PUBLIK
SERVI CE
PRIVATE SEMI PUBLIK
PENUN JANG
PARKIR SERVI CE
PARKIR
SERVI CE
Gambar VI.10. Penzoningan Vertikal SOLO GLOBE Sumber : dokumen pribadi, 2014
c.
Konsep Zoning 3 Dimensi Bangunan
Keterangan Zona : ZONA PUBLIK ZONA PENUNJANG ZONA PRIVATE ZONA SEMI PUBLIK ZONA SERVICE ZONA PARKIR
Gambar VI.11. Penzoningan Solo Global Business Erudition secara 3 Dimensi Sumber : dokumen pribadi, 2014
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-20
6.2.4.
Konsep Bentuk dan Gubahan Massa Perbedaan dari masing-masing fungsi yang terdapat dalam bangunan SOLO
GLOBE ini dapat membuat karakter bentuk bangunan yang berbeda-beda pula, sehingga perlu diperhatikan pemilihan bentuk tampilan bangunan yang menampilkan karakter dari masing-masing fungsi didalamnya (clear expression of program) yaitu graft hybrid. Bentuk graft hybrid dalam bangunan akan terlihat dari perbedaan pola fasade-nya serta permainan bidang pada fasade bangunan. Setiap fasade mewakili karakter yang terbentuk dari macam perbedaan fungsi yang terdapat didalamnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut, bentuk yang paling sesuai untuk diaplikasikan dalam desain bangunan SOLO GLOBE adalah bentuk Graft Hybrid.
Gambar VI.12. Bentuk Graft Hybrid
Terdapat beberapa hal terkait dengan dasar pertimbangan untuk menentukan pengolahan gubahan masa, yaitu sebagai berikut :
Gubahan massa fasade bangunan pada Solo Global Business Erudition yang merupakan bangunan pendidikan dan komersial sebagai sarana kegiatan bisnis di Kota Solo Baru
Menghasilkan suatu performansi bangunan/fasade bangunan dari gubahan massa yang tercipta berdasarkan bentuk-bentuk dasar.
Perbedaan karakter kelompok kegiatan yang diwadahi
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-21
Kesatuan antar fungsi kegiatan yang diwujudkan dalam konsep Hybrid Building
Kesinambungan sirkulasi dalam bangunan
Efektivitas dan optimalisasi penggunaan lahan
Berdasarkan hasil analisis penzoningan vertikal bangunan SOLO GLOBE, pengolahan bentuk massa bangunan dibagi menjadi dua bagian yaitu pengolahan bentuk massa untuk podium ( Town Square ) dan tower ( Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa ). Ketiga macam fasilitas dalam bangunan SOLO GLOBE memiliki jenis kegiatan yang berbeda sehingga pengolahan bentuk dari masing-masing massa harus disesuaikan dengan fungsi, jenis kegiatan, skala kebutuhan ruang serta kondisi site yang ada. 1.
Bentuk Massa Bangunan Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa Berikut ini merupakan kriteria-kriteria penentuan bentuk masa Sekolah
Bisnis dan Kantor Sewa, yaitu : a. Kesesuian
dengan
keinginan
pemilik,
untuk
dapat
“menjual”
bangunannya. b. Kesesuaian dengan peraturan dan izin membangun dari kavling, mengingat site merupakan bagian sub-blok kawasan di Kota Solo Baru yang memiliki peraturan dan izin membangun yang berbeda-beda, maka bentuk bangunan harus dibangun sesuai dengan KLB dan KDB yang diizinkan pada site tersebut. Fleksibelitas ruang-ruang kantor yang tersusun menjadi karakter gubahan massa perkantoran. Begitu pula dengan bangunan Sekolah Bisnis, karakteristik massa Sekolah Bisnis juga terbentuk dari jajaran unit ruang kelas, sehingga bentuk pada bangunan ini dapat dikembangkan dan diselaraskan dengan tata letak bangunan terhadap site yang terletak di Kawasan Solo Baru sehingga kesan yang timbul adalah bangunan lebih terbuka pada lingkungan. 2.
Bentuk Massa Bangunan Town Square
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-22
Berikut ini merupakan kriteria-kriteria penentuan bentuk masa Town Square dan area hybrid (foodhall), yaitu : a.
Berdasarkan buku “This Is Hybrid”, bangunan dengan konsep hybrid harus memiliki karakter terbuka untuk publik.
b.
Kesesuaian bentuk massa dengan kondisi site. Bentuk banguanan Town Square harus menyesuaikan kondisi site.
Karakter terbuka untuk publik diterjemahkan dengan pemberian bentuk kontras dengan lingkungan site sebagai salah satu bentuk penarik perhatian publik terhadap bangunan hybrid. Massa utama bangunan Town Square berupa bentuk lingkaran sebagai bentuk yang kontras digabungkan dengan bentuk segitiga yang merupakan penyesuaian terhadap site. Pemilihan bentuk massa bangunan didasarkan pada pertimbangan akan kebutuhan fleksibilitas sirkulasi dan kegiatan di dalam bangunan, bentuk balok dapat mendukung kegiatan yang bersifat linier sedangkan bentuk lingkaran dapat mendukung kegiatan yang bersifat terpusat. Kedua bentuk tersebut kemudian digabungkan menjadi massa bangunan yang tidak monoton. 3.
Bentuk Gubahan Massa Bangunan Solo Global Business Erudition Berikut ini merupakan kriteria-kriteria pemilihan bentuk gubahan massa
Bangunan Solo Global Business Erudition : 1.
2. 3. 4. 5.
Solo Global Business Erudition merupakan fasilitas pendidikan dan pusat kegiatan bisnis maka pengolahan fasade haruslah berkesan menerima seluruh pengunjung maka dari itu, dipilih pola cekung pada fasade bangunan untuk menimbulkan kesan welcome. Pola gubahan massa Town Square yang menjadi area hybrid bangunan didapat dari bentuk dasar lingkaran yang terhubung ke dua massa lainnya. Kombinasi bentuk kompleks/rumit dan bentuk sederhana agar tidak terkesan monoton. Bangunan didesain dengan atraktif dan menarik sehingga bangunan mudah dikenali dari arah manapun. Fasade bangunan tidaklah dibuat seperti layaknya bangunan komersil tipikal dengan pola bangunan kotak-kotak, akan tetapi pada Solo Global Business Erudition digunakan penggabungan bentuk kontras antara lingkaran dan segitiga sehingga didapatkan bentuk yang lebih menarik.
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-23
Gambar VI.13. Gubahan massa dan bentuk bangunan SOLO GLOBE Sumber: dokumen pribadi, 2015
6.2.5.
Konsep Tampilan Bangunan Penutup bangunan ini dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu dinding-dinding
masif dan bukaan bangunan (kaca, atau bukaan-bukaan lainnya). Material kaca ditemukan pada bagian ruang-ruang kelas, ruang-ruang kantor, ruang pameran (show case) pada bangunan dan difungsikan sebagai penutup atrium environment yang memiliki hubungan kuat dengan eksterior bangunan. Bangunan Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa cenderung masif dengan peletakkan void pada masingmasing bangunan tersebut untuk menjaga keseimbangan pemasukan maupun pengeluaran pencahayaan dan penghawaan alami ke dalam bangunan. Warna pada tampilan bangunan didominasi warna abu-abu dengan permainan warna-warna cerah sebagai pembatas fungsi bangunan SOLO GLOBE. Pemilihan
warna
dominan
abu-abu
tersebut
dimaksudkan
agar
tidak
menyebabkan silau bagi lingkungan sekitar site. Material yang digunakan pada bagian luar bangunan adalah insulated laminated glass untuk kaca, composite panel untuk pelapis shading, baja dan beton yang diinsulasi untuk perkuatan dan daya penyerapan panas yang rendah. Berikut ini merupakan gambaran analisis tampilan bangunan Solo Global Business Erudition :
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-24
MATERIAL
Insulated concrete
Baja
Insulated Laminated Glass
Composite Panel
Gambar V.14. Tampilan Bangunan SOLO GLOBE ber : Analisa Pribadi, 2015
6.2.6.
Konsep Struktur Bangunan Pada bangunan SOLO GLOBE dibutuhkan struktur yang mampu
menunjang bangunan dan memberi efesiensi tinggi untuk kegiatan dalam bangunan dengan dasar pertimbangan sebagai berikut :
Kekuatan, kekakuan dan kestabilan.
Daya tahan terhadap gaya vertikal dan horizontal (gempa, angin dan kebakaran).
Estetika dan ekonomis.
Sesuai dan memenuhi kebutuhan fungsi mix-used building (Sekolah Bisnis, Kantor Sewa dan Town Square).
Struktur bangunan SOLO GLOBE terbagi atas 3 bagian, yaitu: dan struktur bagian atas bangunan (upper struktur), struktur bagian tengah (super structure) dan struktur bagian bawah bangunan (sub structre).
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-25
A.
Upper Struktur Upper struktur pada bangunan SOLO GLOBE adalah struktur truss frame
yang digunakan pada bagian podium bangunan (Town Square) dan struktur beton bertulang pada bagian tower bangunan (Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa)
Upper Struktur untuk podium (Town Square) Pada town square diperlukan sistem struktur yang fleksibel, mengingat kebutuhan ruang-ruang pada town square seperti retail pertokoan yang membutuhkan dimensi ruang yang berbeda-beda, dan ruang bioskop yang membutuhkan sistem struktur bentang lebar dan bebas kolom. Hal ini dapat diwujudkan dengan penggunaan sistem struktur rangka ruang (space frame)/rangka bidang (truss).
Upper struktur untuk tower (Kantor Sewa dan Sekolah Bisnis) Penggunaan struktur beton bertulang pada bangunan kantor sewa dan sekolah bisnis dimungkinkan terjadi variasi bentuk atap sesuai karakter kegiatan yang diwadahi.
B.
Super Structure
Super structure yang digunakan pada Bangunan SOLO GLOBE sebagai bangunan Sekolah Bisnis Kantor Sewa dan Town Square adalah struktur rangka (rigid frame) dan core dengan pertimbangan kekokohan dan stabilitas bangunan. Berikut ini macam-macam penggunaan super structure yang digunakan pada bangunan berdasarkan jarak rigid frame, perletakkan core, pemasangan balok dan lantai serta pemasangan dinding :
1.
Jarak Rigid Frame Untuk jarak struktur rigid frame yang digunakan adalah 8-10 meter
denan ketebalan 80 cm untuk bangunan Town Square dan 4-6 meter dengan ketebalan 40 cm untuk bangunan Sekolah Bisnis dan Kantor Sewa. Perbedaan jarak ini dipilih karena dasar pertimbangan bangunan Sekolah Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-26
Bisnis dan Kantor Sewa merupakan bangunan dar susunan-susunan ruang kelas atau ruang kantor yang berdekatan, sehingga tidak membutuhkan jarak yang lebar antar satu kolom dengan kolom yang lain. Sedangkan di dalam bangunan Town Square terdapat retail-retail, bioskop,supermarket dan foodhall yang merupakan ruang dengan bentang yang cukup lebar 2.
Perletakan Core Faktor yang menentukan letak core dan luas core adalah luas lantai
tipikal (dalam hal ini dipertimbangkan terhadap bangunan sekolah bisnis dan kantor sewa, yang merupakan bangunan tingkat banyak) dan bentuk denah yang ada. Untuk bangunan Solo Global Business Erudition yang mempunyai lantai tipikal pada bagian towernya dengan satu core, maka letak core paling efektif adalah ditengah-tengah. 3.
Pemilihan balok dan lantai Untuk balok dan lantai yang sesuai dengan bentang 8 meter yaitu
dipilih lantai plat dengan balok (waffle plate) dipertimbangkan terhadap :
Pelaksanaan mudah dan sering digunakan di Indonesia (umum dipakai).
Tinggi balok 1/10 – 1/12 jarak bentang.
Tebal plat ± 12 centimeter.
Sedangkan untuk lantai dengan bentang lebar digunakan system spaceframe karena system ini mempunyai sifat dapat digunakan pada bentang lebar dan sedikit membutuhkan tumpuan. 4.
Pemilihan material dinding Untuk bentuk dinding bangunan yang melengkung pada Solo Global
Business Erudition maka digunakan adalah composit panel dengan bahan dasar alumunium. Dasar pertimbangan pemilihan bahan ini adalah karena bahan ini fleksibel digunakan untuk bentuk melengkung atau miring dan biasanya digunakan pada bangunan highrise. Selain composit panel, juga digunakan kaca (Insulated Laminated Glass) terutama pada bagian depan Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-27
untuk menampilkan kesan transparan dan di beberapa tempat agar tidak sepenuhnya massif. Sedangkan untuk beberapa dinding yang lurus pada eksterior Town Square digunakan pasangan batu bata. Untuk interior digunakan partisi dari bahan kayu maupun material ringan seperti gypsum. C.
Sub Structure Sub Structure yang akan digunakan pada bangunan SOLO GLOBE memiliki
kriteria sebagai berikut : 1.
Pelaksanaan tidak mengganggu bangunan sekitar site. Hal ini sangat penting mengingat bangunan disekitar site adalah bangunan perkantoran , perhotelan dan bangunan perumahan. Gangguan berupa getaran dan suara akan mengganggu kegiatan bisnis dan kenyamanan beraktifitas di sekitar site.
2.
Daya dukung tanah. Hal ini sangat penting mengingat daya dukung tanah dan kedalaman tanah keras menentukan jenis pondasi yang akan digunakan. Berdasarkan data topografi site, kedalaman tanah keras merata dan tidak terlalu dalam.
3.
Biaya pelaksanaan. Hal ini perlu dipertimbangkan, mengingat biaya pelaksanaan ini akan mempengaruhi besarnya investasi klien pada bangunan Town Square, Perkantoran Sewa dan Sekolah Bisnis ini.
4.
Bentuk massa bangunan. Hal
ini
perlu
dipertimbangkan,
karena
bentuk
massa
akan
mempengaruhi jenis sistem struktur yang digunakan. Bentuk-bentuk simetris dan bentuk asimetris memerlukan sistem struktur yang berbeda-beda, karena akan dapat mempengaruhi efisiensi dari sistem struktur yang akan digunakan.
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-28
Berdasarkan macam pertimbangan diatas, sub structure yang sesuai dengan kebutuhan bangunan SOLO GLOBE adalah struktur tiang pancang yang sesuai dengan jenis tanah area site. Secara keseluruhan untuk bangunan Solo Global Business Erudition digunakan pondasi tiang pancang karena ketinggian bangunan diatas empat lantai karena jenis pondasi ini efektif, efisien dan lazim digunakan. 6.2.7.
Konsep Utilitas Bangunan Bangunan-bangunan yang dirancang harus dapat dipakai, dihuni dan
dinikmati oleh masyarakat luas, jadi harus dapat berfungsi dengan baik, untuk itu bangunan harus dilengkapi dengan prasarana utilitas. Integrasi antara seni dan teknologi menjadi syarat mutlak dalam perancangan bangunan tinggi khususnya. A.
Sistem Penghawaan
Penghawaan alami Digunakan pada ruang-ruang yang terbuka, seperti pada foodhall (area
hybrid), taman, ruang void, area parkir dsb. Tujuannya untuk menghemat energi.
Penghawaan buatan Digunakan pada ruang-ruang didalam bangunan, seperti ruang kelas
teori, ruang kantor, tenant-tenant, dll. Sistem pengkondisian / penghawaan buatan menggunakan AC. Dimaksudkan untuk mendapatkan kenyamanan dalam ruangan yang optimal dimana ventilasi alam tidak berfungsi dengan baik. Mengingat besarnya luas lantai sehingga kapasitas udara yang akan dikondisikan cukup besar, maka digunakan sistem AC sentral. B.
Sistem Pencahyaan
Pencahayaan Alami. Terutama digunakan pada ruangan perkantoran (Rental Office) dan
ruang kelas Sekolah Bisnis untuk mendukung kegiatan perkantoran dan
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-29
perkuliahan yang berlangsung. Untuk bukaan-bukaan secara makro, luas bukaan jendela diambil 20% dari luas lantai.
Pencahayaan Buatan (Artificial Lighting). Yang dituntut akan adanya pencahayaan buatan : -
Ruang-ruang terbuka pada malam hari.
-
Ruang-ruang tertutup pada malam hari/siang hari yang redup.
-
Obyek ruang khusus (expose lighting).
Bagan VI.6. Sistem penghawaan buatan Sumber: Analisa Pribadi, 2014
C.
Sistem Transportasi Vertical
Escalator. Escalator dipakai pada SOLO GLOBE dengan mempertimbangkan: -
Mampu bergerak kontinu dengan kecepatan konstan.
-
Mempunyai kapasitas dan daya angkut yang besar serta terbuka.
Dengan
mempertimbangkan
ketinggian
masing-masing
tingkat
bangunan SOLO GLOBE dengan jumlah yang memerlukan sarana tersebut serta kecepatan escalator, maka ditetapkan bahwa: -
Sudut escalator tisdak melebihi 30º.
-
Lebar escalator minimal 80 centimeter.
-
Diperlukan alat-alat dan sistem pengaman.
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-30
Elevator. Berfungsi sebagai sirkulasi vertikal, ada dua jenis lift yang digunakan: -
Lift barang. Dipergunakan untuk mengangkut barang-barang kebutuhan kantor dan sekolah berkapasitas minimal 1,5 ton. Kecepatan 1,5 – 2,0 m/s.
-
Lift orang. Kapasitas dan kecepatan ditentukan oleh luas lantai yang dilayani dan tinggi bangunan. Kecepatan yang dibutuhkan adalah 1,5 – 2,0 m/s.
Tangga Untuk menggantikan lift jika lift rusak, dipergunakan tangga sebagai
sirkulasi vertikal, dimungkinkan pemakaian tangga darurat sebagai sirkulasi vertikal. Maka tangga harus mudah dicapai dari/oleh umum. Demikaian juga untuk Sekolah Bisnis, Kantor Sewa dan Town Square, jika escalator rusak dapat dicapai dengan tangga. D.
Sistem Komunikasi Dan Listrik
Komunikasi. 1.
Telepon
-
Intern Menggunakan telepon PABX (Private Automatic Branch Exchange), melayani komunikasi eksternal dan menghubungkan komunikasi dengan internet melalui operator.
-
Ekstern Komunikasi pegawai di dalam bangunan dengan pihak luar, menggunakan telepon dan fax.
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-31
Bagan VI.7. Jaringan Telekomunikasi
2.
Listrik Sumber listrik utama adalah dari PLN. Dalam keadaan darurat disediakan sumber listrik cadangan yang dapat bekerja secara otomatis bila aus listrik utama mengalami gangguan.
Genset
Panel
Distribusi
skunder PLN
Metera
Panel Panel
Distribusi
skunder Bagan VI.8. Sistem Distribusi Listrik
Generator pembangkit listrik dengan sistem switch Transfer Automatic yaitu sumber listrik utama (PLN) mati maka generator akan bekerja secara otomatis. E.
Sistem Sanitasi Air Bersih, Sanitasi Dan Air Hujan
Sistem sanitasi Air bersih Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur yang ditampung
pada bak penampungan dan didistribusikan melalui pipa-pipa saluran. Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-32
Pendistribusian air bersih di dalam bangunan menggunakan sistem down feed distribution, air dari PDAM dan sumur disalurkan menuju tangki yang berada di atas (roof tank) melewati water treatment dengan menggunakan pompa, kemudian disalurkan menuju ruang-ruang yang memerlukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Penyalaan pompa air menggunakan saklar otomatis yang menyala apabila air pada roof tank mencapai batas minimal dan mati apabila air mencapai batas maksimal.
Bagan Vi.9. Sistem distribusi air bersih
Sistem sanitasi air kotor Sistem sanitasi harus memiliki kemampuan tidak merusak lingkungan
pada saat pengoperasian maupun pembuangan. Sistem Sanitasi di dalam bangunan mencakup pembuangan air dari dapur dan toilet.
Bagan VI-10 Sistem air kotor Sumber: Analisa Pribadi, 2010
Sistem sanitasi Air hujan
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-33
Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah dan daerah yang terkena jatuhan air hujan. Untuk membantu penyerapan ke dalam tanah selain menggunakan lapangan rumput di sekitar bangunan, jalan-jalan yang ada dibuat dengan menggunakan bahan grass block.
Bagan VI.11 Sistem air hujan Sumber: Analisa Pribadi, 2010
F.
Sistem Sampah Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri. Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara, yang kemudian diangkut menuju TPA (tempat pembuangan akhir).
Bagan VI.12 Pengelolaan Sampah
G.
Sistem Pengaman Bahaya Kebakaran
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-34
Tujuannya adalah untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran, faktor yang menentukan adalah :
Fungsi bangunan.
Luasan bangunan.
Peralatan yang ada di dalam bangunan yang dapat memicu terjadinya kebakaran.
Sistem pengaman bangunan yang digunakan yaitu : 1.
Sistem Fire Alarm Berfungsi untuk mengetahui dan memperingatkan terjadinya bahaya
kebakaran. Jenis alarm ini menggunakan dua sistem, yaitu sistem otomatis yang menggunakan smoke and heat detector dan one push button system. Di setiap detector dan button dilengkapi sensor untuk mengetahui lokasi terjadinya kebakaran. Di setiap lantai jaringan detector, button dan sensor dipusatkan pada sebuah junction box yang kemudian diteruskan ke kontrol panel. Kontrol panel ini akan memberikan isyarat dalam bentuk indikasi yang dapat dilihat (lampu) dan didengar (alarm) serta mengaktifkan sprinkler. 2.
Sistem Sprinkler Gas Di dalamnya berisi karbondioksida, volume karbondioksida yang
dibutuhkan untuk kondisi berbahaya yaitu 40% dari volume ruang yang berada dalam kondisi berbahaya. 3.
Sistem Sprinkler Air Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran pada radius tertentu untuk
melokalisir kebakaran. Sprinkler air berfungsi apabila dipicu oleh heat and smoke detector yang memberikan pesan ke junction box. Setiap sprinkler juga dilengkapi dengan sensor untuk mengetahui lokasi kebakaran. Sprinkler ini dipasang pada ruang selain ruang yang menggunakan sistem sprinkler gas, seperti pada foodcourt dan hall.
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-35
4.
Fire Estinguisher Berupa tabung karbondioksida portable Untuk memadamkan api
secara manual oleh manusia. Ditempatkan di tempat-tempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi. 5.
Indoor Hydrant Berupa gulugan selang dan hydrant sebagai sumber airnya, digunakan
untuk memadamkan api yang cukup besar. Diletakan di tempat-tempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi. Sumber air hydrant diambil dari ground tank untuk kebutuhan air sehari-hari. 6.
Outdoor Hydrant Dihubungkan pada pipa PDAM untuk mendapatkan kepastian sumber
air dan tekanan air yang memadai. 7.
Tangga Darurat Lebar tangga direncanakan mampu digunakan untuk 3 orang yang
berjalan bersampingan.
Ground Tank Sprinkler Gas
Ground Tank Sprinkler Air
Bagan VI.13. Sistem pengamanan kebakaran Sumber: Analisa Pribadi, 2014
H.
Analisis Sistem Penangkal Petir
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-36
Tujuannya adalah untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya petir, faktor yang menentukan adalah :
Kemampuan untuk melindungi gedung dari sambaran petir.
Tidak menyebabkan efek elektrifikasi atau flashover pada saat penangkal petir mengalirkan arus listrik ke grounding.
Pemasangannya tidak mengganggu penampilan bangunan.
Sistem yang digunakan adalah sistem Faradday. Sistem Faradday berupa tiang setinggi 50 cm, dengan jarak antar tiang kurang lebih 20 m. Tiang-tiang ini dipasang di puncak bangunan atau atap, kemudian dihubungkan dengan kawat yang dimasukkan ke dalam pipa yang tidak memiliki kemampuan menghantarkan listrik (pipa paralon), dan kemudian dihubungkan dengan ground. Pada ujung ground diberi kolam air untuk memperbesar penghantaran listrik ke tanah.
Gambar VI.15 Prinsip Kerja Penangkal Petir Sistem Faradday
Bagan VI.14 sistem penangkal petir Sumber: Analisa Pribadi, 2014
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-37
I.
Analisis Sistem Pengamanan Gedung
Sistem keamanan pada gedung merupakan standardisasi yang harus diterapkan sebagai fasilitas keamanan dan kenyamanan pemakai gedung. Kebutuhan keamanan bisa dipenuhi salah satunya dengan metode yang sederhana seperti pendeteksi gerakan dengan sensor infrared yang dilengkapi dengan perangkat lunak penunjang atau CCTV . Pada bagian keamanan bangunan SOLO GLOBE menggunakan CCTV sebagai pengamann utama. CCTV berguna sebagai pengaman bangunan yaitu dengan memantau apabila terjadi tindak kejahatan dalam bangunan dll. Pada Sekolah Bisnis, CCTV dapat digunakan sebagai pemantau kegiatan mahasiswa di ruang kelas. Begitu pula pada ruang kantor di Kantor Sewa dan sudut-sudut ruangan Town Square, CCTV ini terhubung dengan website pusat Pengelola SOLO GLOBE sehingga semua kegiatan mahasiswa, karyawan maupun pengunjung dapat terpantau oleh CCTV.
Gambar VI.16 CCTV dan ruang monitoring Sumber: Google search, 2014
Konsep Perencanaan & Perancangan | SOLO GLOBAL BUSINESS ERUDITION
VI-38