BAB VI KONSEP PERANCANGAN
6.1. Konsep Perancangan Konsep dari wujud perancangan bangunan Klinik Bersalin yang memberikan pengalaman ruang yang menenagkan melalui penataan ruang dalam dan luar dengan pendekatan psikologi Ibu Hamil adalah adalah melalui pemenuhan kebutuhan psikologi ibu hamil yang sesuai dengan perasaan yang sedang dihadapi pada periode kehamilan. Dari psikologi yang dihadapi pada periode kehamilan psikologi yang perlu dipenuhi adalah dari perasaan cemas, gembira, dan tertekan. Dari tiga perasaan yang muncul pada periode kehamilan tersebut dapat diwujutkan dalam melalui teori Teritory perancangan.
Skema 6.1 Penzoningan pada site 6.2. Bentuk Tatanan Lingkungan Makro (Masa Pada Site) Berdasarkan Analisis Masa Bangunan Pada Klinik bersalin dengan Pendekatan Psikologi Ibu Hamil Tabel 5.6 Organisasi massa yang akan diterapkan
“Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 97
adalah Cluster dengan alur masa Linear yang paling mungkin diterapkan dengan pendekatan Psikologi Ibu Hamil
Skema 6.2 Peletakan Masa pada Site 6.3. Konsep Kontrol , Teritori 6.3.1. Penzoningan Unit Ruang Tabel 6.1 Penzoningan Unit Ruang Unit Ruang
Zoning
Rawat Jalan
Publik
Emergency
Publik
Laboratorium
Semi Publik
Bagian
Semi Privat
Kebugaran Bagian
Privat
Persalinan Rawat Inap
Privat
Pengelola
Semi Publik
Service
Semi Publik
“Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 98
6.3.3. Konsep Tata Ruang Dalam Bentuk Tatanan Mikro (Ruangan Pada Yunit Klinik Bersalin) 1. Bentuk ruang tunggal dalam ruang diterapkan pada unit ruang Bersalin waterbirth
Space
Gambar 6.1. Bentuk ruang unit Bersalin Sumber Data Pribadi
2. Bentuk ruang kelompok dalam ruang dapat diterapkan pada unit Pengelola, laboratorium, dan Farmasi
Space
Gambar 6.2. Bentuk ruang unit Pengelola Sumber Data Pribadi
3. Bentuk ruang yang bersebelahan diterapkan rawat jalan, rawat inap
Space
Gambar 6.3. bentuk ruang pada unit rawat jalan& rawat inap Sumber Data Pribadi
“Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 99
Skema 6.4 Tatanan Ruang dengan perabot
Tempat Tidur
Bukaan yang memungkinkan
Tempat Duduk
Bukaan yang memungkinkan
Pemberian sekat
Skema 6.4 Tatanan Ruang Dalam dengan Ruang Luar (Taman)
“Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 100
6.3.4. Konsep Kualitas Pengamatan Ruang A. Warna dan Pencahayaan Pada
Perencanaan
Perancangan
dimaksimalkan
menggunakan
pencahayaan alami pada siang hari. Tingakt pencahayaan yang berbeda diterapkan pada pengelompokan fungsi ruang yang berbeda. -
Fungsi utama, kebidanan dan rawat Jalan : menenangkan, lembut, ramah, privasi, intim Cahaya dengan intensitas yang cukup, agar ruang mendapat penyinaran secara tidak berlebihan, yang akan membuat sang ibu merasa cepat lelah dan tegang. Namun tidak kurang agar tidak menimbulkan kecemasan.
-
Kelompok ruang pegelola : Formal, mengkordinir, membangkitkan semangat Cocok digunakan pencahayaan dengan general lighting
-
Kelompok ruang perawatan : Menenangkan, optimis, hangat, akrab. Pencahayaan dengan system general lighthing
-
Kelompok ruang service, Laboratorium : Bersih, simple, akrab dan hangat Pencahayaan dengan system geral lighting Warna yang digunakan adalah warna yang hangat dan akrab, namun menenangkan pada kelompok ruang dengan fungsi Pengelola, yaitu warna coklat bata maupun coklat tanah liat. Warna ini juga mampu membangun suasan kerja sama yang baik. Penggunaan warna berbeda pada kelompok ruang dengan fungsi yaitu Rawat Jalan serta bagian Persalinan, yaitu warna biru ataupun hijau yang membawa dampak Psikologi yang menenangkan dengan kombinasi warna hangat yang akan memberikan rasa menyenangkan yaitu warna merah, orange. Warna orange muda/ pucat baik digunakan pada ruang rawat inap untuk membantu memulihkan semangat.
“Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 101
B. Bahan Penggunaan Bahan dengan yang sesuai dengan Psikologi Ibu Hamil : Tabel 6.2 Bahan Material Bangunan Unit Ruang
Alternatif
Penggunaan
Bahan Rawat Jalan
Menggunakan dinding plester, serta beton. Bahan bingkai jendela menggunakan bahan kayu yang dicat.
Emergenc
Dinding bata Plester, Bingkai Jendela Alumunium, kayu yg dicat warna hangat
Laboratorium Dinding Bata plesteran, bisa dilapisi kramik,Bingkai penggunaan Alumunium,atau kayu yang dicat warna putih Bagian
Dinding Plesteran bata,
Kebugaran
Penggunaan batu alam, bata ekspose, kaca miror.
Bagian
Dinding bata Plester, Jendela
Persalinan
Almunium ekspose maupun diberi warna.
Rawat Inap
Dinding bata Plester, bata ekspose, aksen kayu pada bingkai jendela.
Pengelola
Dinding plester dengan , dengan bahan bukaan jendela kayu.
Servis
Menggunakan dinding beton ekspose.
“Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 102
C. Tekstur Tekstur halus digunakan untuk memberi kesan formal bersih pada bangunan pengelola, unit rawat jalan, serta persalinan. sedangkan pada bangunan rawat inap diberi tekstur sedikit kasar.
D. Bentuk Ruang Tabel 6.3 Bentuk Ruang Bentuk Persegi
Penerapan pada bangunan Persegi, persegi panjang pada dinding, plafon, lantai pada banguanan unit trimester 1,2,3.dan Nifas.
Segitiga
Raut segitiga Diterapkan pada atap bangunan.
Lingkaran
Bentuk lingkaran dapat digunakan pada denah ruang
persalinan
(Trimester
3),
pada
pola
jenela/pintu. Pola lantai pada ruang terbuka.
E. Skala Skala akrab dan intim diwujudkan dalam besaran ruang yang dapat dijangkau dan sesuai dengan skala besaran fisik penghuni. Intim juga berkesan melindungi, menjaga, namun tidak menekan dan tidak mengekang. Berlawanan dengan skala yang megah dan mengundang diwujudkan dalam ruang yang besar dibandingkan penghuninya, menimbulkan rasa terasing, sendiri, cemas, karena kurangnya kendali.
“Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 103
Tabel 6.4 Skala Dinding dengan elemen bukaan Unit Ruang Rawat Jalan
Alternatif Bentuk bukaan Porposi antara jendela (dinding massif lebih besar) dari dinding pasif. Peletakan bukaan (jendela) dapat ditengah serta bentuk cenderung
Emergency
Proporsi bukaan untuk pencapaian visual maupun suara diminimalkan mungkin. Bukaan diletakan pada tepian sisi bidang dan posisinya tidak tegak lurus dengan posisi pandang pasien pada saat ditangani (berbaring,duduk pada matras)
Laboratorium Proporsi bukaan jendela dan dinding massif sama. Bentuk Geometri sendiri dapat meninggalkan kesan kaku persegi, menjadi lebih lembut (lingkaran, lengkung) Bagian
Proporsi bukaan lebih besar 3:1 dengan mempertahankan
Kebugaran
skala manusia, adanya interaksi yang natural antar ruang dalam dengan ruang luar. Batasan tinggi bukaan adalah posisi ibu hamil yang melakukan senam lantai.
Bagian
Proporsi bukaan lebih kecil dibandingkan dinding massif,
Persalinan
untuk menghindari masuk – keluarnya gangguan (kebisingan dan aktivitas).
Rawat Inap
Proporsi bukaan simbang dengan dinding massif. Pencapain visual yang mendoronng pasien untuk keluar dari dunianya (kamar inap) dilakukan dengan variasi bentuk pembingkai jendela.
Pengelola
Proporsi bukaan 1/8 dari dari dinding massif sisiyang membatasi dengan ruang lain, pada sisi dinding yang menghadap lingkungan alam, dimaksimalkan perbandingan 1/3
Servis
Bukaan untuk ventilasi pada ruang peralatan dan bahan diletakan pada sisi atas dinding dan menghindari pencapaian dari luar. Pembatasan pencapaian visual dan akustika dari ruang lain ke ruang servis
“Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 104
F. Akustika Ruang Untuk menangkal kebisingan beberapa hal yang perlu dilakukan adalah : -
Menggunakan Elemen kehijauan pohon – pohon pada sekitar tapak.
-
Tapak disusun dalam beberapa zona yaitu pemisahan daerah Publik, semi publik, semi privat dan privat (pengaturan berdasarkan penzoningan) sesuai dengan aktivitas
-
Penggunaan bahan bangunan yang tidak merambatkan suara.
-
Ruang Istirahat ( ruang inap dijauhkan dari are yang menghasilkan polusi suara yang tinggi.
-
Peletkan area parker yang jauh dari bangunan Klinik bersalin. Penggunaan barier berupa dinding penahan suara.
-
Pada penataan ruang dengan ruang yang saling berhadapan, dihindari posisi pintu yang saling tegak lurus satu sama lain.
-
Dalam mereduksi kebisingan digunakan pintupengisolasi bunyi.
6.4. Konsep Progamatik Ruang 6.4.1. Organisasi Ruang berdasar Unit Kegiatan Skema 6.5 Organisasi Ruang
“Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 105
6.4.2. Konsep besaran ruang Tabel 6.5 Ruang – ruang yag digunakan pada Priode I Kehamilan
Perhitungan atau asumsi
Lobby
Standar satuan ruang 1,2 m2/ org
10 org
4x3
12
Receptionis
3 m2/ org
3 org
3x2,5
7,5
R.Konsultasi
3 m2/ org
-KB
3 org
2,5x2,5
6,25
-Kandungan
3 org
3x2,5
7,5
-Kehamilan
3 org
3x2,5
7,5
-Gizi Ibu
3 org
2,5x2,5
6,25
5,04 m2/ rg
3 org
3x2
6
2
12 m / rg
3 org
3x3
9
R.Gelap
2
9 m / rg
2 org
3x3
9
R.Baca Film
4 m2/ rg
3 org
2x2
4
Macam Ruang
R.Periksa R.USG
Kapasitas
Dimensi
UGD
Besaran Ruang
250 2
operasi
18 m / rg
2 org
300
Laboratorium
100
R. Administrasi
3 m2/ org
2 org
3x2
6
R. Tunggu
1,08m2/ org
8 org
3x3
9
R.informasi
3m2/ org
3 org
3x3
9 56
Bag. Farmasi 2
12 m / rg
R.Obat
2
R.Tunggu
1,08 m / org
1 rg
2x3
6
6 org
2x3
6
3x5
15
1 org
2x3
6
2 rg
1,8x2
R.Racik obat R.Administrasi Toilet pengunjung
3 m2/ rg 2
2 m / org
3,6 811,6
“Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 106
Tabel 6.6 Ruang – ruang yag digunakan pada Priode II Kehamilan
Perhitungan atau asumsi Macam Ruang R.Konsultasi
Standar satuan ruang 3,6 m2
Dimensi (mxm)
Kapasitas
Besaran Ruang (m2)
3 org
2,6x3
7,8
R.Seminar
20 org
7x8
56
R.Pelatihan kebugaran (2)
6 org
6x5
60
R.Pend. hypnobirth
4 org
3x4
12
R.Waterbirth
4 org
3,5x4
14 149,8
Tabel 6.7 Ruang – ruang yag digunakan pada Priode III Kehamilan
Perhitungan atau asumsi Macam Ruang R.Konsultasi
Standar satuan ruang 3,6 m2/rg
Kapasitas
Dimensi
Besaran Ruang
3 org
2,6x3
7,8
kelahiran 1,2 m2/org
5 org
3x4
24
1,2 m2/org
5 org
4x5
20
R.Hypnobirth (1)
5 org
4x5
20
R.Waterbirth (1)
5 org
4x5
20
6 org
4x4
48
8x5
80
10 box
3,5x4
14
R.Fisioterapi
4 org
6x7
7,5
R.pijat bayi
4 org
3x4
7,5
R.Persiapan (2)
R.Kelahiran normal
R.Nifas (3)
1,2 m2/org
R. keperawatan 2 R.Perawatan bayi
2
1,2 m /org
268,8
“Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 107
Bagian Pengelola Tabel 6.8 Besaran Ruang Pengelola
Perhitungan atau asumsi Macam Ruang R.Kepala R.Sekretaris R.Tamu (2)
Standar satuan ruang 1,2 m2/org
Kapasitas
Dimensi
Besaran Ruang
3 org
3x3,5
10,5
2
2 org
2,7x3
8,1
2
5 org
5x4,7
47
2
1,2 m /org 1,2 m /org
R. Rapat medis
1,2 m /org
10 org
5x4
20
R. Rapat NonMedis
1,2 m2/org
10 org
5x4
20
R. Arsip
3 m2/ rg
2 org
4x4
16
9x8
72
R. Utilitas
193,6
Bagian Rawat Inap Tabel 6.9 Besaran Ruang Rawat Inap Perhitungan atau asumsi Macam Ruang
Standar satuan ruang 2
Kapasitas
Dimensi
Besaran Ruang
Kamar kelas I (10)
1,2 m /org
4 org
3x3,75
45
Kamar kelas II (10)
1,2 m2/org
6 org
3,75x5
112,5
Kamar Mandi/ Wc
10 rg
1,7x2
34
Dapur
3 org
4x7
28
Guang bahan
3x3
9
Persiapan
2,5x2,5
6,25
T,Ibadah
1,2 m2/org
20 org
4x5
R. Laundry
1,2 m2/org
2 org
3,75x5
18,75
R.Clening service
1,2 m2/org
3 org
2,8x3
8,4
Kapel
1,2 m2/org
10 org
4x5
20
R.Doa
1,2 m2/org
10 org
4x5
20
20
321,9
“Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 108
Total Unit Klinik Bersalin =2120,6 m2 Sirkulasi 40% = 848,24 m2 2968,84 m2 Parkir motor 2x1
= 2 m2 (40 buah)
=
80
Parkir mobil 3x3,5
= 10,5 m2 (22 buah) =
231
Sirkulasi Parkir 60 % = 311x0,6
=
186,6 497,6 m2
Total Kebutuhan ruang Klinik Bersalin
=
3466,4 m2
6.5. Konsep Sistem Penunjang bangunan 6.5.1. Keamanan Bangunan Sistem yang direncanakan pada Klinik Bersalin di Bantul meliputi keamanan terhadap : a. Pencegahan Kebakaran Faktor bahaya kebakaran merupakan hal penting yang perlu dihindari dan dicegah terutama untuk melindungi : -
Manusia yang ada di dalamnya
-
Peralatan dan perlengkapan
-
Bangunan itu sendiri
Untuk itu perlu adanya sarana pencegahan kebakaran yang memadai dan berfungsi dengan baik serta kesiagaan terhadap kemungkinan kebakaran. Alat penanggulangan kebakaran itu antara lain: -
Sprinkler (pemancar air)
Ini otomatis pada suhu 57 0 - 710 C
Area jangkauan mencapai 25 m2, dipakai untuk pemahaman tahap awal.
-
Ruang jarak sprinkler head 6 m untuk ruangan dan 9 m untuk koridor.
Fire Hydrant
Area jangkauannya sampai 800 m2
“Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 109
Jarak antar hydrant 25 – 30 m
Mudah dilihat dan dijangkau
b. Penangkal Petir Sistem penangkal petir digunakan pada bangunan dengan pertimbangan bahaya
dengan
petir.
Pemakaian
sistem
penangkal
petir
juga
dipertimbangkan terhadap penampilan bngunan. Sistem penangkal petir yang dapat digunakan yaitu: -
Sistem Faraday, keuntungan jarak jangkauannya luas tetapi biaya mahal
-
Sistem Franklin, biayanya murah tapi jarak jangkauannya terbatas dan antananya cukup tinggi
-
Sistem Radio aktif, jarak jangkauannya luas tetapi membahayakan lingkungan, karena mengandung zat kimia dan biayanya cukup mahal
6.5.2. Jaringan Air Bersih Air bersih yang digunakan berasal dari dua sumber, yaitu : -
PAM sebagai sumber utama
-
Damp Well Pump
6.5.3. Jaringan Pembuangan Air Kotor dan Air Bekas Kotoran atau tinja dibuang dengan sistem pembuangan melalui sptictank, dinetralisir
dalam sebuah bak kemudian disalurkan ke sumur
peresapan setempat yang dibuat dengan jarak minimal 10 m dari sumur air bersih. Air kotoran atau limbah dari kamar mandi disalurkan terlebih dahulu ke dalam bak untuk diolah selanjutnya disalurkan atau dibuang ke sumur peresapan, sumur peresapan ini diberi saluran ke riool kota sehingga nantinya tidak mencemari lingkungan sekitar. Sedangkan air limbah yang mengandung lemak disalurkan dahulu melalui bak penampungan lemak kemudian disalurkan ke sumur peresapan. Air hujan ditampung di bak penampungan air hujan kemudian disalurkan ke riool kota atau sumur peresapan. Pengolahan Limbah Limbah klinik pada umumnya dibedakan dalam dua jenis, yaitu: a. Limbah padat/sampah “Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 110
Yang termasuk dalam kategori sampah padat, yaitu : -
Sampah umum, yaitu sampah rumah tangga (domestic waste),
misalnya : kertas, sisa makanan, dan lain-lain. -
Sampah B3 (Bahan Bahaya Beracun), mencakup :
Sampah Infeksius, misalnya : muntahan, jarum suntik disposable, dan perban.
Sampah toksik, misalnya : sisa bahan farmasi, bahan kimia yang tidak terpakai, bahn-bahan dari ruang jenasah.
Sampah radioaktif, misalnya : film, gips, jarum suntik, obatobatan.
b. Limbah cair Adalah semua air buangan dan tinja yang berasal dari klinik yang kemungkinan mengandung mikroorganisme pathogen, parasit, bahan kimia, dan bahan radioaktif. Pengolahan limbah klinik dibedakan antara limbah padat dan limbah cair, yaitu sebgai berikut: 6.5.4. Jaringan Air Hujan Air yang jatuh di dalam site dibuatkan saluran drainase sehingga tidak ada genangan pada waktu musim penghujan, kemudian dibuatkan saluran ke sumur peresapan, agar kandungan air tanah di lingkungan tersebut tetap terjaga. 6.5.5. Tempat Penampungan Sampah Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan perlu penyediaan tempat untuk menampung sampah sementaransebelum dibuang ke pembuangan akhir. 6.5.6. Jaringan Listrik Sistem daya listrik yang utama dalam bangunan berasal dari : -
PLN terutama untuk melayani kebutuhan penerangan dan menjalankan perawatan seluruh kegiatan yang ada dalam bangunan.
-
Generator/Genset digunakan sebagai cadangan yang bekerja secara otomatis apabila aliran listrik dari PLN terputus, ini digunakan dalam “Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 111
keadaan darurat, Perletakannya harus dibuatkan ruangan kedap cuaca dan tahan getaran sehingga tidak mengganggu lingkungan. 6.5.7. Parkir Sistem Parkir yang digunakan dalam Klinik bersalin adalah pola Herringbone, dengan tujuan agar mudahnya kendaraan masuk dan keluar. Selain itu dipisahkan parkir antara pengunjung, pengelola serta ambulance.
“Rumah Sakit Bersalin dengan Fasilitas Konsultasi” | 06 01 12616 112
DAFTAR PUSTAKA
Ching, Francis D.K. Architecture : Form, Space & Order. 2nd Ed. Neufert, Ernst Data Arsitek Jilid 2; alih bahasa, Sunarto Tjahjadi; Ferryanto Chaidir, editor, Wibi Hardani –cet. 1. -- Jakarta : Erlangga, 2002. Poedio Boedojo, Bambang Djati Kumoro, Tonno Supranoto, Asa Sasmita, Doni Prianto Johanes T. Sielie, Tata H. Kusnadi. Arsitektur Manusia dan Pengamatan : Anggota IKAPI Copyright pada Djambatan. Percetakan Hastama – Jakarta 1986 Handler, A. Benjamin. Pendekatan Sistem Kepada Arsitektur. Penerbit Intermatra. Bandung. 1986 Departmen Kesehatan RI, Direktorat Instalasi Medik Direktorat Jendral Pelayanan Medik Pokok – Pokok Pedoman Arsitektur Medik Rumah Sakit Umum Kelas C. Jakarta. 1991 Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI Pokok – pokok Pedoman Rumah Sakit Umum Kelas A, B, C, D.
Internet : www.Google.com www.depkes.go.id/ www.scribd.com/.../PERUBAHAN-PSIKOLOGIS-PADA-MASA-... female.kompas.com/read/.../Kenali.Perubahan.Psikologis.Ibu.Hamil www.ayahbunda.co.id/.../Kehamilan www.ayahbunda.co.id/