BAB VI KESIMPULAN, REKOMENDASI & SARAN
6.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan berdasarkan pertanyaan penelitian utama yakni; mengetahui hubungan antara setting fisik dan pola aktivitas kawasan sebagai penghasil sampah kawasan pantai Baru Pandansimo. Untuk memperjelas hubungan antara setting fisik dan pola aktivitas terhadap sampah kawasan, maka dapat disimpulkan dengan rincian sebagai berikut; 6.1.1. Tata Guna Lahan Sebagai Sumber Sampah Dalam kaitannya dengan sampah kawasan maka jenis peruntukan lahan tersebut menghasilkan timbulan sampah dengan rincian sebagai berikut; Peruntukan Lahan Pemukiman mengahsilkan sampah komunal rumah tangga sebanyak 144 kg/hari atau 585 liter/hari. Peruntukan Lahan Peternakan menghasilkan sampah kotoran ternak sebanyak 2.000 kg/hari atau 400 liter/hari. Peuntukan Lahan Komersil & Wisata Pantai terdiri dari sampah kuliner sebanyak 12,55 kilogram perhari atau 105 liter perhari. 6.1.2. Setting Fisik & Pola Aktivitas serta Hubungannya dengan Sampah Kawasan. 6.1.2.1. Tata
Bangunan
Pemukiman
dan
Pola
Aktivitas
Pembuangan Sampah. Peran tata bangunan pemukiman dan hubungannya dengan pola aktivitas dan perilaku
penghuni dalam membuang sampah maka
ditemukan empat pola (A,B,C & D) yang merupakan pola aktivitas penghuni dalam pembuangan sampah pada lingkungan fisik (lahan kosong/pekarangan) yang terbentuk dari setting fisik tata bangunan.
175
Tabel 6.1 Karakteristik Pola Perilkau Pembuangan Sampah oleh Warga pada Lingkungan Fisik Area Perkampungan. Pola
A
B
C
D
Tata Massa Bangunan Pemukiman
Pola Tata Massa Bangunan
Pola Pembuangan sampah
Jumlah Tipe dan Titik
- Tata masa bangunan berada pada bidang tanah yang tidak cukup luas. - Orientasi Banguan menghadap jalan. - Pola ruang yang terbentuk: pekarangan pada sisi depan bangunan.
- Sampah dikumpulkan dan dibakar pada bagian depan pekarangan yakni pada sisi kiri/kanan pekarangan.
± 6 hunian dengan terdapat 8 titik pembuangan.
- Tata masa bangunan berada pada bidang tanah yang cukup luas. - Orientasi Banguan menghadap jalan. - Pola ruang yang terbentuk: pekarangan cukup luas pada sisi kiri/kanan bangunan.
- Sampah dikumpulkan dan dibakar pada pekarangan pada sisi kiri/kanan bangunan dengan tujuan mengurangi kesan visual terhadap sampah.
± 10 hunian dengan terdapat 11 titik pembuangan.
- Tata masa bangunan berada pada bidang tanah yang tidak cukup luas dan terdiri dari beberapa masa bangunan (tetangga) - Orientasi Banguan menghadap jalan. - Pola ruang yang terbentuk: ruang bersama (halaman) diantara bangunan
- Sampah dikumpulkan dan dibakar pada halaman antara bangunan; bersifat sharing lokasi pembuangan sampah bersama.
± 1 hunian dengan terdapat 2 titik pembuangan.
- Tata masa bangunan berada pada bidang tanah yang tidak cukup luas. - Orientasi Banguan menghadap jalan, bersinggungan langsung dengan halaman kosong disisi kiri/kanan. - Pola ruang yang terbentuk: ruang terbuka (lahan kosong) pada sisi kiri/kanan bangunan.
- Sampah dikumpulkan dan dibakar pada lahan kosong tersebut dan terkadang menjadi lokasi pembuangan sampah bersama.
± 5 hunian dengan terdapat 6 titik pembuangan.
176
6.1.2.2. Tata
Bangunan
Komersil
&
Pola
Aktivitas
Pembuangan Sampah Pola tata massa bangunan komersil dan kaitnya dengan pola perilaku pembuangan sampah yang dilakukan oleh pedagang kaitannya dengan sebaran titik penimbunan dan pembakaran sampah maka ditemukan 2 Pola utama (A & B) dimana pola ini menunjukan sebaran titik pembuangan dan penimbunan sampah oleh perilaku pedagang cenderung dilakukan disekitar bangunan komersil dikarenakan faktor keterbatasan ketersediaan fasilitas tempat sampah pada warung kuliner. Secara umum ditemukan sebayak 32 titik dengan rincian sebagai berikut; Tabel 6.2 Karakteristik Pola Perilkau Pembuangan Sampah pada Lingkungan Fisik Bangunan Area Wisata Pola
A
B
Tata Massa Bangunan Pemukiman
PolaTata Massa Bangunan
Pola Pembuangan sampah
Jumlah Tipe dan Titik
- Tata masa bangunan singel linear dan sejajar dengan jalan. - Orientasi Banguan menghadap jalan. - Pola ruang yang terbentuk: adanya ruang antara tiap bangunan komersil.
- Sampah dikumpulkan dan dibakar pada ruang antara bangunan tersebut.
terdapat 17 titik pembuangan dan pembakaran sampah
- Tata masa bangunan singel linear dan sejajar mengikuti garis pantai. - Orientasi Banguan menghadap ke pantai. - Pola ruang yang terbentuk: ruang luar yang luas dan beragam dan bersinggunga dengan elemen hijau (pohon cemara udang).
- Sampah dikumpulkan dan ditimbun pada area sekitar bangunan (dominasi disekitar pohon cemara udang)
terdapat 15 titik pembuangan dan pembakaran sampah
177
6.1.2.3. Hubungan Pola Aktivitas dan Sampah Kawasan. Dengan teknik overlay peta antara peta sebaran aktivitas pengunjung (aktivitas pada ruang luar) dan sebaran titik pembuangan sampah pengunjung pada area wisata ditemukan bahwa; pola aktivitas statis (kumpul – duduk – makan) berhubungan dengan jumlah lokasi sebaran sampah yakni sebanayak 34 titik sebaran. Sedangkan pola aktivitas dinamis (bergerak – bermain-main, dsb) cenderung tidak menghasilkan sebaran sampah. 6.1.2.4. Ketersediaan Fasilitas Fisik Penanganan Sampah Area Komersil Dengan teknik overlay peta antara peta sebaran tempat sampah area wisata dan peta titik pembuangan sampah kawasan wisata maka diperoleh;
Titik pembuangan sampah baik yang dilakukan oleh pedagang maupun oleh pengunjung nyatanya masih termasuk dalam area jangkauan dari titik penempatan tempat sampah.
Penumpukan sampah disekitar area penempatan tempat sampah dikarenakan kapasitas (volume) dalam menampung sampah tidak mencukupi atau tempat sampah yang tersedia telah
penuh
sehingga
sampah
ditimbun
pada
lokasi
disekitarnya. 6.1.3. Ruang Terbuka (Open Space) dan Pola Sebaran Sampah Kawasan Dengan melakukan teknik overlay peta maka diperoleh kesimpulan terhadap ruang terbuka dan sampah kawasan yakni;
Overlay peta ruang terbuka pasif pada area pemukiman dan peta sebaran titik pembuangan sampah area pemukiman menunjukan bahwa; ruang pasif yang berbentuk berupa halaman/pekarangan/lahan kosong dengan nilai akitivitas dan interaksi sosial yang rendah mengakibatkan area tersebut
178
menjadi
lokasi
penimbunan/pembuangan
sampah
dan
dilakukan oleh penghuni pada area pemukiman.
Overlay peta ruang terbuka aktif area wisata dan peta sebaran titik pembuangan sampah area wisata (oleh pengunjung dan pedagang) menunjukan bahwa; tingginya aktivitas wisata yang berlangsung pada ruang terbuka aktif lokasi wisata maka aktivitas tersebut cenderung menghasilkan sebaran sampah disekitar area wisata.
6.1.4. Jaringan Jalan dan Sumber Limbah Udara Kawasan Dalam kaitannya dengan permasalahan limbah khususnya limbah udara (gas buangan kendaraan) maka aktivitas kendaraan bermotor menghasilkan gas buangan sebesar 1.805 gram/km (masih dibawah ambang batas yakni 2.400 gram/km) namun kondisi ini akan terus meningkat setiap tahun dikarenakan kenaikan jumlah pengunjung yang konstan akan beriringan dengan peningkatan jumlah pemakaian kendaraan untuk mengakses kawasan.
6.1.5. Tata Vegetasi dan Sampah Daun Cemara Udang Analisis terhadap tata hijau kawasan maka elemen hijau yang ditinjau berupa Ruang Terbuka Hijau (Persawahan dan Perkebunan), serta tata hijau berbentuk liniear maupun berkelompok. Dalam kaitannya dengan sampah kawasan maka tata vegetasi yang dianalisis berupa tata vegetasi pohon Cemara Udang yang menghasilkan jumlah timbulan sampah organik dedaunan sebanyak 264 liter/hari dan ditemuia disepanjang lokasi pantai. 6.1.6. Signage dan Perilaku Pembunagan Sampah Dalam kaitannya dengan sampah kawasan maka fungsi signage sebagai statutory yakni memberikan informasi atau himbauan terhadap perilaku pembuangan sampah pada tempatnya masih mengalami permasalahan diantaranya berupa faktor kekurangan jumlah signage,
179
kondisi fisik signage serta bentuk desain dari signage yang kurang mencolok atau menarik secara fisual. Secara umum maka hubungan antara setting fisik kawasan dan pola aktivitas dapat disimpulkan secara sederhana pada matriks hubungan berikut ini;
Gambar. 6.1. Matriks Hubungan Setting Fisik, Pola Aktivitas dan Jenis Sampah Kawasan.
180
6.2.
Rekomendasi 6.2.1. Rekomendasi Umum Rekomendasi yang diberikan adalah guna menjawab pertanyaan
penelitian (2) Seperti apa arahan penataan Master Plan kawasan pantai Baru Pandansimo berkonsep Zero Waste (nir-limbah). Adapun rekomendasi umum yang diusulkan adalah mempertimbangkan hasil temuan penelitian yakni dengan melihat konteks permasalahan dan potensi kawasan sehingga dihasilkan rekomendasi yang lebih tepat. Secara umum maka ditemukan dasar-dasar pertimbangan yang akan diguanakan sebagai acuan dalam memberikan usulan berupa arahan desain atau guidelines sebagai berikut; 1) Menguatkan keberadaan elemen-elemen fisik pembentuk kawasan pantai Baru Pandansimo dengan pertimbangan pengolahan potensi dan permasalahan sampah kawasan. 2) Merancang arahan desain tentang pengolahan sampah dan limbah dengan konsep zero waste. 3) Merencanakan penyediaan fasilitas fisik pelayanan dan pengolahan sampah.
6.2.2. Rekomendasi Khusus (Guidelines) Rekomendasi khusus adalah berupa arahan-arahan spesifik terhadap arahan setting fisik dan aktivitas kawasan, arahan fasilitas fisik penanganan sampah
dan
arahan
pengolahan
dan
pengangkutan
sampah
yang
kesemuanya berkaitan dengan konsep zero waste kawasan. Berikut adalah rincian dari arahan penataan kawasan; 6.2.2.1. Arahan Setting Fisik Kawasan. Tabel 6.3. Rekomndasi Arahan Penataan Kawasan Pantai Baru Pandansimo.
Elemen Arahan Tata Guna Lahan
Arahan Tata Guna lahan diarahkan dan disesuaikan dengan peruntukan lahan. Arahan Konsep peruntukan lahan secara umum yakni terdiri dari konsep kawasan wisata diantaranya wisata pedesaan (eco village), wisata edukasi
181
(techno-park) dan wisata bahari (waterfront area). Tata Bangunan
Arahan Tata Bangunan Pemukiman; - Penataan bangunan pemukiman dengan mempertahankan karakteristik area pedesaan. - Pertumbuhan bangunan diarahkan dengan konsep rumah tumbuh (horizontal). - Tata massa bangunan diorientasikan pada ruang terbuka bersama (comunnal space) sehingga membentuk inercore dimana kurang lebih 7 -10 hunian atau setiap cluster memiliki 1 ruang bersama. - Setiap bangunan disediakan tempat sampah individu untuk mewadahi sampah rumah tangga (minimal 2 jenis tempat sampah – organik & anorganik) - Setiap radius 50 – 100 meter disediakan bak sampah komunal. Arahan Tata Bangunan Komersil. - Penataan bangunan komersil disesuaikan dengan fungsi kawasan wisata. - Jarak penataan bangunan komersil ≤ garis sepadan pantai yakni antara 80 – 100 meter dari garis pantai. - Setiap bangunan komersil disediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah kuliner (minimal 2 jenis tempat sampah – organik & anorganik) - Setiap radius 50 meter disediakan tempat sampah khusus area wisata (terdiri dari 3 jenis wadah sampah; plastik-organik-kertas).
Jaringan Jalan
Mengintegrasikan jaringan jalan dengan menghubungkan jaringan jalan yang terputus serta memperkuat ending point jalan dengan elemen pelengkap. Arahan Penataan konsep zero caron dengan pengadaan sistem car free zone diantara; - Penyediaan kantong-kantong parkir kendaraan (bus, mobil, sepeda motor) yang disesuaikan dengan radius kenyamanan pejalan kaki yakni 400 meter. - Penataan sirkulasi jalur sepeda (bike routes) sebagai satu-satunya moda transportasi didalam kawasan dengan sistem rental. Lokasi peminjaman sepeda berada sedekat mungkin dengan lokasi parkir kendaraan bermotor (interchanges moda). - Lajur sepeda mengikuti lajur jalan dengan penandaan jalur yang jelas (penandaan dengan elemen warna) - Lokasi parkir sepeda disediakan disetiap lokasi wisata atau tempattempat yang menjadi generator aktivitas.
Jalur Pedestrian
Arahan penataan jalur pedestrian disediakan pada jalur akses utama dalam kawasan dengan rincian; - Lebar jalur pedestrian 2 meter. - Berada pada sisi kiri dan kanan jalan. - Setipa penghubung antara jalur pedestrian yang memotong jalan kendaraan dilengkapi dengan jalur penghubung (lebar 4 mmeter)
182
-
Ruang Terbuka
Tata Vegetasi
Sigange
Jalur pedestrian diarahkan menuju lokasi wisata atau menuju generator aktivitas kawasan. Setiap jarak 50 – 100 meter disediak tempat sampah khusus pedestrian (minimal 2 jenis wadah – organik & anorganik) Dilengkapi dengan elemen pelengkap seperti signage, bangku, lampu dan lainnya)
Arahan penataan ruang terbuka dikhususkan pada fungsi ekologis dan sosial. Penataan ruang terbuka pada area pemukiman sebagai communal open space. Setiap segmen area pemukiman minimal 1 communal open space. Setiap ruang terbuka dilengkapi dengan fasilitas pewadahan sampah berupa tempat sampah (minimal 2 jenis wadah). Arahan penataan tata vegetasi dengan pengadaan jalur vegetasi sebagai green corridor pada setiap jalan utama. Jenis vegetasi disesuaikan dengan fungsi tanaman yakni sebagai pengarah, peneduh, climate control, dan liannya. Jalur vegetasi selalu dihubungkan dengan ruang terbuka hijau seperti pekarangan, perkebunan dan lainnya). Jenis dan fungsi signage; sebagai pengarah, penujuk, informasi dan sebagainya. terutama untuk signage dengan fungsi himbauan untuk membuang sampah pada tempatnya. Kondisi fisik; tidak mudah rusak. Jumlah signage dan lokasi penempatan disesuaikan dengan kebutuhan kawasan. Desain signage; mencolok secara fisual, menarik dan jelas dan mudah dibaca.
6.2.2.2.
Arahan Penerapan Prinsip 3R
Arahan kegiatan pengolahan sampah dengan prinsip 3R dikategorikan kedalam area perumahan, fasilitas umum dan area komersil antara lain sebagai berikut; Tabel 6.4. Arahan Pengerjaan 3R pada Area Wisata Pantai Baru Pandansimo
Penanganan 3R
Reduce
Contoh Cara Pengerjaan Penghuni dan Pengunjung membiasakan bawa tas belanja dari rumah Pengunjung diharuskan meminjam tas/kantong daur ulang yang telah disediakan oleh pengelola wisata dan akan dikembalikan pada saat telah seselai berwista. Kantong/tas yang dipinjamkan dikembalikan dengan sampah didalamnya, sehingga dapat ditukarkan untuk membayar parkir kendaraan. Pengunjung diharuskan membawa botol minum isi ulang. 183
Pedagang diharuskan menggunakan bahan daur ulang dari kertas, plastik, dan lain sebagainya yang dapat digunakan untuk keperluan jasa komersil. Menggunakan daun pisang sebagai bahan pembungkus makanan. Menyajikan makanan/minuman dengan piring/gelas. Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkkan untuk produk lain, seperti pakan ternak Penggunaan Kemasan Plastik Untuk Polibag seperti kantong plastik dapat digunakan sebagai pengganti pot untuk tanaman/ penghijauan pada area pemukiman Pandansimo. Kaleng bekas untuk pot bunga; gelas air mineral untuk tempat pembibitan tanaman. Menjual produk-produk hasil daur ulang sampah dari area pemukiman dan area wisata (seperti kertas, plastik, dll) sebagai hasil kerajinan tangan sekaligus sebagai souvenir khas pandansimo. Berilah insentif kepada pengunjung pandansimo yang membeli barang hasil daur ulang sampah. Pengolahan sampah organik (sisa makanan kuliner) sebagai pupuk kompos maupun sebagai pelet ikan. Membuat tempat sampah komunal dari bahan bekas seperti drum bekas, ban bekas yang diolah dengan nilai estetis. Gabus styrofoam menjadi bataco dan pot bunga
Reuse
Recycle
6.2.2.3.
Arahan Pewadahan Sampah
Arahan berupa pewadahan tempat sampah maka diklasifikasikan sesuai dengan sumber sampah. Secara umum penggunaan elemen warna untuk membedakan ketiga jenis tempat sampah yaitu:
Warna hijau untuk sampah organik
Warna kuning untuk sampah anorganik
Warna merah untuk sampah berbahaya/B3
Tabel 6.5. Arahan Penwadahan Sampah Pada Kawasan Berdasarkan Sumber Sampah.
Sumber sampah Daerah perumahan
Pasar
Jenis pewadahan Kantong plastik/kertas, volume sesuai yang tersedia di Pasaran Bak sampah permanen, ukuran bervariasi, biasanya dari Daerah perumahan pasangan Bin plastik/tong, volume 40-60 Iiter, dengan tutup. Bin/tong sampah, volume 50–60 Iiter Bin plastik, volume 120-140 Iiter dengan tutup dan memakai roda.
184
Bangunan Komersil
Tempat umum, jalan dan taman
Gerobak sampah, volume 1,0 m3. Kontainer dari Armroll kapasitas 6–10 m3. Bak sampah. Kantong plastik, volume bervariasi. Pertokoan - Bin plastik/tong, volume 50-60 Iiter. Bin plastik, volume 120-140 liter dgn roda. Bin plastik/tong volume 50-60 Iiter, yang dipasang secara permanen. Bin plastik, volume 120 - 140 It dengan roda.
(Sumber: Draft 2 NSPM -Teknik Lingkungan ITB -Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R)
6.2.2.4.
Arahan Pengolahan Sampah dan Limbah Kawasan dengan Konsep Zero Waste.
Arahan pengolahan sampah dan limbah kawasan adalah dengan tujuan untuk menolah sampah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis sekaligus sebagai upaya menekan jumlah timbulan sampah kawasan. Adapun arahan pengolahan dapat dilihat pada bagan di bawah ini;
Gambar. 6.2. Bagan Alur Pengolahan Sampah dan limbah Kawasan Pantai Baru Pandansimo
185
6.2.2.5.
Arahan Pengangkutan dan Pengolahan Sampah
Arahan pengangkutan sampah diperlukan alat pengumpulan dan pengangkutan sebagai berikut : 1)
Strategi pengangkutan sampah berdasarkan jenis sampah; Penjadwalan waktu pengumpulan, dimana sampah mudah membusuk hendaknya diangkut paling lama 2 hari sekali, sedang sampah non-hayati (anorganik) diangkut dengan frekuensi seminggu sekali. Sampah Plastik; sampah diangkut dari setiap tempat sampah di setiap sumber sampah yang kemudian dikumpulkan dan dipilah pada rumah pilah sampah. pemilahan dilakukan untuk memilah sampah plastik yang dapat dijual langsung ataupun sampah plastik yang harus diolah menjadi produk. Sampah Daun Cemara Udang; Penyapuan sampah daun cemara dilakukan oleh petugas kebersihan yang kemudian diangkut dan dikumpulkan pada rumah komposting yang mana akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos. Sampah Kuliner; Sampah kuliner berupa sisa makan pada tempat sampah diangkut dari setiap warung kuliner kemudian dikumpulkan pada rumah komposting juga yang berfungsi sebagai wadah untuk mengeringkan jenis sampah ini untuk pembuatan pakan ikan. Sampah Kotoran Ternak; Jenis sampah ini cukup dekat dengan lokasi rumah komposting sehingga alurnya adalah sampah diangkut untuk bahan baku pembuatan biogas dan pupuk kompos.
2)
Alat pengumpul sampah dapat dilaksanakn dengan berbagai cara diantaranya;
Alat pengumpul tradisional, seperti gerobak dan beca sampah.
Alat pengumpul bermotor, seperti motor sampah.
186
6.2.2.6. Peta – Peta Arahan Penataan
Gambar. 6.3 Arahan Master Plan Pantai Baru Pandansimo
187
Gambar. 6.4 Peta Arahan Penempatan Tata Guna Lahan
188
Gambar. 6.5 Peta Arahan Jaringan Jalan & Sirkulasi
189
Gambar. 6.6 Peta Arahan Konsep Car Free Zone
190
Gambar. 6.7 Peta Arahan Ruang Terbuka & Tata Vegetasi
191
Gambar. 6.8 Peta Arahan Jalur Pedestrian
192
Gambar. 6.9 Peta Arahan Alur Pengangkutan dan Pengolahan Sampah Kawasan
193
Gambar. 6.10 Peta Arahan Ruang Penempatan Tempat Sampah pada Area Wisata
194
Gambar. 6.11 Peta Arahan Penempatan Tempat Sampah Pada Area Pemukiman
195
Gambar. 6.12 Suasana Kawasan Pantai Baru Pandansimo
196
6.3. Saran Dalam memperkuat dan mengembangkan hasil penelitian ini ke depan jika diteliti dengan topik yang sama, maka dapat disarankan dengan penambahan beberapa aspek, yaitu: 1.
Studi tentang pengolahan sampah yang lebih mendalam hal menejemen pengolahan sampah yang lebih baik sehingga mengarah pada implementasi pengolahan sampah kawasan yang berciri khas kawasan tepi pantai.
2.
Kajian mengenai penataan kawasan dengan menambahkan unsur keterhubungan lain selain setting fisik dan pola aktivtas sehingga didapatkan keterhubungan permasalahan sampah yang lebih mendalam.
197