BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan tentang modifikasi perilaku pemberian alarm disertai penguatan positif (positive reinforcement) dan penguatan negatif (negative reinforcement) terhadap perilaku enuresis siswa tunanetra di dalam kelas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Frekwensi enuresis siswa di dalam kelas Frekwensi enuresis di dalam kelas pada siswa menjadi berkurang. Rata-rata buang air kecil menurun menjadi 1,2 pada intervensi I dan menurun 0,33 pada intervensi II dari sebelumnya rata-rata yang dicapai adalah 3,2 pada baseline I dan 2,6 pada baseline II. Disamping frekuensi enuresis yang berkurang, siswa juga mampu menahan buang air kecil sampai pada waktu-waktu tertentu yaitu pada jam-jam ketika alarm berbunyi. Kemampuan mengkomunikasikan kebutuhan buang air kecil pada siswa meningkat. Bentuk komunikasi yang dapat diamati adalah berkata “pipip” yang maksudnya buang air kecil dan memberikan kode menarik-narik celana menandakan dia tidak nyaman.
2. Interval waktu enuresis Interval atau selisih waktu buang air kecil siswa menjadi rutin mula-mula interval yang ditempuh selama 60 menit dan kemudian menjadi tidak terjadi interval, yang artinya adalah siswa tidak mengompol.
B. Implikasi Dari hasil penelitian, berimplikasi pada: 1. Alarm enuresis memberikan dampak positif pada siswa tunanetra khususnya terhadap pengurangan frekuensi enuresis, implikasinya dalam pembelajaran di dalam kelas digunakan alarm untuk mengingatkan siswa pada aktivitas berkemih/buang air kecil. 2. Alarm memberikan dampak pada pengalihan perhatian siswa pada aktivitas yang sedang dilakukan kepada kebutuhan buang air kecil, implikasinya guru memadukan alarm dengan peringatan verbal dan sentuhan pada siswa sebagai pengalihan perhatian 3. Pemberian penguatan positif berupa tepukan dan kata-kata pujian memberikan dampak positif pada siswa, sehingga siswa mengulangi perilaku yang membuat dirinya dipuji, implikasinya bahwa jika muncul perilaku yang diharapkan pada siswa
maka guru memberikan penguatan positif yang
disesuaikan dengan kondisi yang ada. 4. Alarm juga menimbulkan dampak positif pada interval buang air kecil yang rutin, implikasinya bahwa pada jam dimana alarm berbunyi guru 93
mengantarkan siswa ke kamar mandi dan lama-kelamaan membiasakan siswa pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil secara mandiri.
B. Rekomendasi 1. Sekolah a.
Pihak Sekolah diharapkan dapat perilaku dalam rangka pemberian
memfasilitasi pelaksanaan modifikasi pelayanan pada siswa tunanetra,
khususnya yang disertai kecacatan lain disesuaikan dengan kebutuhan siswa. b.
Pihak sekolah diharapkan memfasilitasi pelaksanaan modifikasi perilaku dalam pelayanan intervensi terhadap siswa-siwanya di sekolah bukan hanya pada bidang akademis tetapi dalam menangani siswa pada pelatihan kemandirian, perilaku, kemampuan menolong diri sendiri, kemampuan adaptif dan keterampilan Activity Daily Living.
c.
Pihak sekolah mengadakan komunikasi dengan orang tua melalui baik buku penghubung maupun pertemuan rutin untuk membahas siswasiswanya, sehingga terjalin kesinambungan antara pelayanan yang diberikan dirumah dan disekolah.
94
2. Guru a.
Guru diharapkan menerapkan modifikasi perilaku dalam pelaksanaan intervensi terhadap siswa-siwanya di sekolah bukan hanya pada bidang akademis tetapi dalam menangani siswa pada pelatihan kemandirian, segi perilaku, kemampuan menolong diri sendiri, kemampuan adaptif dan keterampilan Activity Daily Living
b.
Guru diharapkan menggunakan prinsip-prinsip modifikasi perilaku dalam mengatasi permasalahan anak di dalam pembelajaran
c.
Guru hendaknya mengadakan komunikasi dengan orang tua mengenai penanganan siswa dengan menggunakan modifikasi perilaku agar orang tua menerapkannya dirumah.
3. Siswa a.
Siswa sebagai subjek penelitian masih memerlukan pelatihan-pelatihan dengan modifikasi perilaku dalam mengenal diri dan lingkungan sekitar.
b.
Siswa memerlukan intervensi mengenai pelatihan Orientasi dan Mobilitas secara umum untuk bekal keterampilan menolong diri sendiri dan kecakapan hidup, dan secara khusus untuk dapat pergi ke kamar mandi secara mandiri
c.
Siswa memerlukan intervensi intensif pada aspek perilaku, khususnya perilaku stereotipe
95
4. Orang Tua a. Orang tua diharapkan proaktif terhadap guru dan pihak sekolah mengenai perkembangan anaknya dan melanjukan apa yang dilakukan guru disekolah
pada situasi rumah,
sehingga terjalin
kesinambungan
penanganan. b. Melatih keterampilan hidup pada anak di rumah tidak hanya sekedar memberikan pelayanan tanpa dibekali pelatihan keterampilan.
96