BAB V POLA KOMUNIKASI REDAKTUR DAN WARTAWAN DI HARIAN SUARA MERDEKA
5.1
Proses Perencanaan Berita di Harian Suara Merdeka Tabel 5.1 No 1
Nama Dhoni Zustiyantoro
Jabatan Wartawan
2
Petrus Hadi Subono
Redaktur / Desk
3
Rukardi
Redaktur Pelaksana
4
Edy Muspriyanto
Koordinator Liputan
Sumber : Olahan data primer, 2016
Perencanaan program berita dilakukan pada setiap malam, yakni pukul 21.00 hingga 22.00. Awalnya rapat perencanaan dilakukan setiap pagi pukul 09.00 namun diubah ke malam hari karena pertimbangan kematangan perencanaan. Rapat perencaaan diubah ke malam hari agar keesokan paginya penugasan liputan bisa langsung diberikan kepada Wartawan. Dalam perencanaan banyak hal-hal yang harus didiskusikan secara rinci dan agar bisa lebih matang perencanaan diubah ke malam hari agar redaksi bisa memiliki banyak waktu untuk mematangkan program berita. Perencanaan ini akan dipimpin oleh Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan. Dalam proses perencanaan program berita, masing-masing perwakilan Biro dan Desk (Redaktur) menyampaikan agenda liputan untuk esok hari. Penentuan arah berita dan narasumber juga dibahas dalam rapat ini. Jika ada isu atau informasi yang membutuhkan pengambilan kebijakan khusus, maka biasanya Pemimpin Redaksi akan turut hadir dalam rapat program ini. Sebagai pengendali, Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan akan mencatat semua agenda liputan yang telah disampaikan untuk menjadi bahan evaluasi esok harinya. Komunikasi yang dilakukan dalam rapat perencanaan berita oleh bagianbagian redaksi merupakan cara untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh Harian 34
Suara Merdeka dalam menyajikan berita. Setiap perwakilan Biro dan Desk (Redaktur) menyatakan pemikiran mereka terkait peristiwa, isu, atau informasi-informasi, baik lokal, regional, maupun nasional yang mereka ketahui agar bisa diliput oleh Wartawan dan diangkat sebagai berita. Pandangan dan pendapat dari perwakilan Biro dan Desk (Redaktur) juga disampaikan dengan cara memberi tahu arah pemberitaan dan narasumber yang dianggap kompeten untuk materi tersebut. Jika memang Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan memiliki usulan atau pemikiran lain, maka hal itu juga akan dinyatakan kepada bawahan mereka. Usulan atau pemikiran tersebut bisa jadi memberikan rekomendasi untuk memilih narasumber yang lain, penambahan narasumber terkait, termasuk arah pemberitaan agar hasil berita nantinya tidak sama dengan berita sebelumnya jika berita tersebut merupakan berita lanjutan. Segala informasi yang diketahui redaksi disampaikan melalui rapat, menghindari terjadinya kesamaan berita dengan media-media lain atau bahkan kesalahan pengambilan kebijakan untuk sebuah berita. Dalam beberapa berita yang berpotensi menjadi berita besar, Pemimpin Redaksi akan turut hadir dalam rapat untuk menyatakan pendapat dan mengambil kebijakan arah pemberitaan. Pemimpin Redaksi bisa menjadi pengambil kebijakan teratas jika Redaktur Pelaksana ragu-ragu atau membutuhkan orientasi dalam untuk menentukan kebijakan. Wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Muria adalah Kudus, Pati, Jepara, Rembang, dan Blora. Wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Semarang adalah Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kendal, Grobogan, dan Demak. Sedangkan wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Jakarta biasanya adalah berita-berita yang berkelas nasional dari kantor Biro Suara Merdeka yang berada di Jakarta. Sementara wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Solo adalah Kota Solo, Boyolali, Sukoharjo, Klaten, Karanganyar, dan Sragen. Wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Kedu adalah Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Provinsi DIY, Wonosobo, Temanggung, Purworejo, dan Kebumen. Wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Pantura adalah Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Brebes, dan Batang. Wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Banyumas adalah Kota Purwokerto, Kabupaten Cilacap, Banjarnegara, Purbalingga, dan Kabupaten Banyumas.
35
Perencanaan produk berita yang dilakukan secara rutin dan mendalam adalah agar memenuhi tujuan untuk menyajikan berita dengan kualitas terbaik untuk pembaca, mengingat persaingan dalam industri media saat ini yang begitu ketat. Dalam hal ini Pak Edy Muspriyanto selaku Koordinator Liputan yang juga sering memimpin rapat perencanaan menyatakan bahwa : 1
“Mengikuti rapat perencanaan itu sangat penting, karena itu sebagai panduan.
Karena tanpa rapat malam nanti apa yang kita harapkan tidak terarah. Masingmasing media itu kan kalau tanpa arah beritanya akan sama.” Selain itu, pemrograman suatu berita melalui rapat perencanaan ini berfungsi untuk mencerminkan sikap Suara Merdeka terhadap suatu isu, peristiwa atau fenomena yang sedang terjadi. Mengenai hal ini Pak Dhoni Zustiyantoro selaku salah satu Wartawan Harian Suara Merdeka juga menyampaikan bahwa : “Perencanaan berita sangat penting, karena kan di lapangan akan ada banyak sekali isu. Nah perencanaan itu ditujukan, kalau menurut saya lebih kepada bagaimana media itu bersikap. Bisa jadi sikap antar media satu dan media lainnya akan sangat berbeda nantinya. Suara Merdeka dengan koran X misalnya, kan pengambilan isunya akan bisa saja berbeda. Nah itu tergantung bagaimana pemrograman. Pemrograman sekali lagi akan terkait dengan tadi rapat redaksi, bagaimana kami bisa menentukan isu-isu yang aktual untuk lebih digali secara mendalam seperti itu.” Jika ada peristiwa, informasi, atau isu yang hanya diambil bagian dasarnya saja atau seadanya, maka berita yang dihasilkan pun dipastikan tidak bisa memenuhi kebutuhan khalayak atau pembaca. Ketatnya persaingan industri media saat ini membuat media cetak harus mempunyai strategi pemberitaan yang matang. Terlebih di era portal berita online, pembaca banyak beralih membaca berita melalui gadget mereka secara lebih mudah dan mobile. Jadi pertimbangan berita yang akan disajikan tidak hanya mengejar kecepatan. Hal ini seperti disampaikan oleh Pak Edy Muspriyanto : “Kita harus kreatif lah dan harus punya siasat, punya strategi agar bagaimana caranya kita berbeda. Salah satu kelemahan kita (media cetak) itu kan menyajikan sebuah berita dengan kurun waktu yang relatif lama. Nah andai kata kita tidak punya sesuatu yang unggul, kita terkalahkan oleh berita online. Kalau misalnya kita lepas (tanpa perencanaan), ya kita sama saja dengan media online.” 1
Wawancara dengan Pak Edy selaku Korlip pada 23 Februari 2016 dan wawancara dengan Pak Dhoni selaku Wartawan pada 24 Februari 2016.
36
Mengenai hal ini, Pak Dhoni juga menyampaikan bahwa : “Ketika dalam media online yang dikejar itu adalah kecepatan bukan ketepatan. Bukan keakuratan tapi kecepatan sekali lagi ya. Nah disisi lain media cetak harus bisa membaca sisi lainnya. Media cetak jangan hanya mengejar kecepatan berita tetapi harus mengejar kedalaman berita yang tidak disajikan oleh media online tentu saja. Media cetak harus bisa menulis selain kedalaman juga sisi lain pada kejadian itu sendiri. Itu yang sebenarnya tidak dibaca oleh media online.”
Gambar 8 Suasana Rapat Perencanaan Sumber : Data primer, 2016 Dari hasil penelitian, dilihat dari teori jaringan komunikasi, komunikasi yang dilakukan oleh redaksi Harian Suara Merdeka dalam proses perencanaan berita memperlihatkan jaringan model roda. Komunikasi jaringan model roda ini memiliki satu orang yang menjadi pusat dari arus komunikasi. Semua laporan, instruksi perintah kerja dan kepengawasan terpusat pada satu orang yang memimpin. Dalam proses perencanaan berita, orang yang menjadi pusat dari arus komunikasi itu adalah Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan selaku pihak yang memimpin jalannya rapat perencanaan berita. Perwakilan Desk dan Biro mengarahkan arus komunikasi mereka kepada Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan. Tanda panah yang mengarah pada Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan jika dilihat menurut komunikasi organisasi, merupakan arah komunikasi dari bawahan kepada atasan, yakni ketika perwakilan Biro dan Desk (Redaktur) menyampaikan agenda liputan kepada Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan. Tanda panah yang mengarah 37
kepada Wartawan dari Biro atau Desk (Redaktur) jika dilihat menurut komunikasi organisasi, merupakan arah komunikasi dari atasan kepada bawahan. Di Harian Suara Merdeka, setiap Wartawan akan dikoordinasikan oleh perwakilan dari masing-masing Biro dan Desk (Redaktur) untuk tugas liputan. Apabila digambarkan, pola komunikasi untuk proses perencanaan berita adalah sebagai berikut :
Wartawan kawasan Muria
Wartawan kawasan Semarang
Wartawan kawasan Jakarta
Biro Muria
Biro Semarang
Biro Jakarta
Wartawan kawasan Pantura
Biro Pantura
Wartawan kawasan Banyumas
Biro Banyumas
Koordinator Liputan atau Redaktur Pelaksana
Biro Solo
Wartawan kawasan Solo
Biro Kedu
Wartawan kawasan Kedu
Desk Olahraga
Desk Internasional
Desk Nasional
Desk Ekonomi
Desk Pendidikan
Desk Hiburan
Wartawan Olahraga
Wartawan Internasional
Wartawan Nasional
Wartawan Ekonomi
Wartawan Pendidikan
Wartawan Hiburan
Bagan 9 Sumber : Olahan data primer, 2016
38
5.3
Penugasan Liputan kepada Wartawan Setelah dilakukan rapat perencanaan untuk program berita, Redaktur (Desk) atau Biro akan memberikan tugas liputan kepada Wartawan. Rapat program dilakukan pada malam hari. Biasanya penugasan liputan harian diberikan setiap pagi hari kepada Wartawan. Wartawan tidak menghadiri rapat program perencaaan berita seperti Redaktur atau Biro. Mereka akan menerima penugasan dari atasan. Komunikasi yang dibangun antara Waratwan dengan yang memberi penugasan sifatnya diskusi, bukan seperti perintah yang sifatnya formal antara atasan dengan bawahan. Wartawan akan dikoordinasikan dan diberi penugasan oleh Biro. 2Pak Dhoni menyampaikan bahwa : “Kalau sistemnya di Suara Merdeka itu biasanya penugasan. Jadi yang ikut rapat itu cuma dewan redaksi, diatasnya lagi ada yang namanya Koordinator Liputan, diatasnya lagi ada yang namanya Redaktur Pelaksana. Jadi mereka rapat dulu membahas isu-isu yang berkembang atau acara-acara yang besok diselenggarakan di sekitar wilayah kerja begitu yang menarik untuk diangkat isunya, terus setelah itu menugaskan kepada Wartawan.” Hal mengenai penugasan liputan kepada Wartawan juga bisa diberikan dari Koordinator Liputan langsung kepada Wartawan. Jadi tidak selalu dari Biro atau Desk. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Pak Petrus selaku Redaktur (Desk) bahwa : “Yang rancang (agenda liputan) pertama Redaktur, minta besok rencana liputannya ini ini ini, ada berapa poin misalnya, ada berapa isu. Kita sampaikan ke Koordinator Liputan. Nanti Koordinator Liputan menyampaikan ke Wartawan. Tapi nggak semua memang harus lewat 3Korlip. Ada juga itu misalnya dari Desk daerah itu memang bisa langsung, nugasin langsung.” Redaksi memiliki waktu hingga deadline berita masuk ke server yang harus dipenuhi, yaitu sesi pertama pada pukul 17.00, dan sesi kedua pada pukul 21.00. Berita yang telah diliput oleh Wartawan harus sudah masuk ke server redaksi Suara Merdeka 30 menit sebelum waktu deadline dalam bentuk naskah berita. Berita yang sudah masuk ke server akan disunting oleh Redaktur melalui komputer server. Redaktur akan menentukan berita mana yang layak terbit, dan mana yang tidak. Dalam hal ini, Redaktur terkadang juga melakukan koordinasi dengan Redaktur Pelaksana. Setelah tahap suntingan dari Redaktur selesai, koreksi berita yang lebih bersifat kebijakan penyajian akan dilanjutkan ke Redaktur Pelaksana.
2
Wawancara dengan Pak Dhoni selaku Wartawan pada 24 Februari 2016 dan wawancara dengan Pak Petrus selaku Redaktur pada 11 Maret 2016. 3 Singkatan sehari-hari untuk menyebut Koordinator Liputan
39
Jika ada informasi yang berkembang, biasanya langsung diteruskan kepada Wartawan sesuai bidang tugas masing-masing. Dalam hal tertentu, jika Suara Merdeka sudah mengetahui bahwa dalam beberapa hari kedepan sudah ditetapkan agenda untuk suatu kegiatan tertentu, maka Redaktur akan memberitahukan kepada Wartawan dan mengajak Wartawan berdiskusi mengenai hal apa saja yang bisa digali dari kegiatan tersebut. 4Seperti halnya ketika berlangsung pelantikan kepala daerah di Simpanglima, Semarang. Pelantikan tersebut dilakukan di tempat umum, sehingga masyarakat bisa ikut merayakan. Masyarakat membawa makanan khas daerah masing-masing untuk disantap bersama. Dua hari sebelum pelaksanaan, Redaktur sudah memberi tahu Wartawan mengenai agenda ini. Redaktur berkomunikasi dengan Wartawan mengenai hal kreatif apa yang bisa digali dari kegiatan ini. Melalui komunikasi antara Redaktur dengan Wartawan, akhirnya ditentukan arah untuk pemberitaan tersebut, yakni masyarakat membawa masakan khas dari daerahnya masing-masing. Masakan khas tersebut dibahas lebih detail lagi, dan ternyata hasil berita di Suara Merdeka pun berbeda dari media-media lain. Hal ini disampaikan oleh Pak Edy, bahwa : “Ini kan sebagai sesuatu yang istimewa. Andai kata kita biarkan, paling kan beritanya hanya standar, biasa. Tapi, bagaimana kita mengelola agar kita itu bisa berbeda dengan yang lain (koran-koran lain). Jadi, dua hari sebelum pelaksanaan, kita sudah minta Wartawan, ada sesuatu yang baru, kira-kira apa yang paling istimewa. Oh ada makanan khas, ada ini, ada itu. Dari bocoran itu kemudian kita juga memberikan instruksi ke teman Biro daerah lain, yang kebetulan kepala daerahnya dilantik saat itu, menanyakan tentang makanan khas apa yang akan ditampilkan disana nanti. Nah dari situlah tersaji sebuah laporan tentang makanan khas yang akan ditampilkan nanti. Dan itu sama sekali berbeda dari media lain.” 5
Jika ada agenda besar jauh-jauh hari, maka penugasan akan mengikuti. Isu
besar akan dikembangkan dan disiapkan secara mendalam supaya berita bisa disajikan secara lebih menarik. Biasanya juga mengangkat sisi lain, human interest, dan ditulis dalam format feature, selain itu ada pula yang ditulis dalam format straight news. Saat mengalami kesulitan di lapangan, Wartawan akan menginformasikan kepada yang memberikan penugasan, bisa Biro atau Desk (Redaktur) masing-masing bagian, atau Koordinator Liputan. Biro, Desk (Redaktur) atau Koordinator Liputan
4 5
Hasil wawancara dengan Pak Edy Muspriyanto selaku Koordinator Liputan, 23 Februari 2016. Hasil wawancara dengan Dhoni Zustiyantoro selaku Wartawan, 12 April 2016.
40
pun akan memberikan respon untuk membantu Wartawan. 6Seperti yang disampaikan oleh Pak Dhoni : “Nah kalau misalnya ada kendala Reporter, biasanya langsung kontak Redaktur atau kontak Korlip juga bisa, dua-duanya. Karena kita kan tiap hari harus koordinasi terus. Redaktur, Reporter, Korlip kadang 7Redpel juga ikut terlibat. Terutama kalau ada isu-isu besar, isu-isu penting gitu.” Saat narasumber yang direkomendasikan tidak bisa ditemui oleh Wartawan, maka Desk (Redaktur) berusaha mencarikan dan memberikan rekomendasi narasumber lain. Sebisa mungkin tetap berupaya untuk menemui narasumber yang valid, terpercaya, dan sesuai dengan kompetensinya. Untuk wawancara, narasumber idealnya ditemui secara langsung oleh Wartawan. Seperti yang dikatakan oleh Pak Dhoni : “Karena dari pertemuan itu, Wartawan akan mendapatkan keterikatan emosi dan hal-hal lain yang tidak didapat dari wawancara via telepon.” 8
Seperti halnya ketika terjadi peristiwa gerhana matahari di Indonesia, Suara
Merdeka membahasnya secara mendalam untuk Jawa Tengah. Awalnya narasumber akan diambil dari pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Semarang, namun ternyata BMKG Semarang tidak mempunyai kapasitas untuk penelitian mengenai gerhana matahari. Akhirnya Koordinator Liputan menerima informasi dari Biro Banyumas bahwa BMKG Banjarnegara memiliki kapasitas terkait penelitian tentang gerhana matahari. Data-data terkait gerhana matahari ada di kantor BMKG cabang Banjarnegara yang memang khusus menangani soal antariksa. Segera Koordinator Liputan memberi tahu kepada perwakilan Biro Banyumas untuk menginstruksikan kepada Wartawan yang bertugas di kawasan Banjarnegara untuk menemui narasumber di sana. Hal ini seperti disampaikan oleh Pak Rukardi : “Jadi gini mbak, waktu itu kita menduga bahwa kantor BMKG itu ada di Semarang, karena sebagai pusat pemerintahan, ibu kota Jawa Tengah. Kantor BMKG memang berada di Semarang. Tapi ternyata dalam struktur BMKG itu yang menangani itu beda-beda. Jadi misalkan soal cuaca itu kantornya di Semarang. Nah ternyata yang soal gerhana ini, berkaitan dengan antariksa kayak gini, ini ternyata kantornya justru di Banjarnegara. Nah ini kan di luar
6
Wawancara dengan Pak Dhoni selaku Wartawan pada 24 Februari 2016 dan 12 April 2016. Singkatan sehari-hari untuk menyebut Redaktur Pelaksana. 8 Hasil wawancara dengan Rukardi selaku Redaktur Pelaksana, 07Maret 2016. 7
41
perkiraan kita. Barangkali itu terjadi mis disitu. Data-data ini ternyata ada di Banjarnegara.” Namun, jika terpaksa narasumber tidak bisa ditemui, Wartawan bisa melakukan wawancara lewat telepon. Misalnya apabila narasumber berada di luar kota dalam waktu yang lama. Wartawan melaporkan kepada Biro jika sampai masamasa deadline narasumber itu tidak bisa dihubungi. Setelah itu bisa didiskusikan alternatif narasumber lain yang tetap terpercaya. Untuk narasumber yang terkenal atau sudah tidak asing, biasanya kontak sudah dimiliki, baik oleh Wartawan, Biro, maupun redaksi. Namun apabila ada narasumber yang relatif masih baru dan belum banyak Wartawan memiliki kontaknya, Biro maupun redaksi akan membantu memfasilitasi. Jika tidak, maka Wartawan akan mencari sendiri kontak dan alamat narasumber melalui jejaring atau kenalan yang dimiliki. Keberadaan media sosial sekarang ini juga membantu untuk mendapatkan informasi kontak dan informasi lain terkait narasumber. Ketika ada isu yang berkembang di lapangan, 9Wartawan juga dapat memberi tahu, berkoordinasi, melaporkan kepada Biro untuk mendiskusikan arah pemberitaan yang diambil. Saat Wartawan bekerja di lapangan dan menemukan isu baru yang menarik akan langsung melaporkan kepada perwakilan Biro masing-masing. Dalam hal ini, Wartawan media massa cetak dituntut untuk menulis berita secara mendalam. Jadi, tidak sekadar memberitakan kejadian. Hal ini disampaikan oleh Pak Dhoni : “Nah Wartawan juga berhak memberi masukan tentang program-program yang ada di lapangan.” Wartawan harus bertanggung jawab penuh karena merupakan orang yang berhubungan
langsung
dengan
masyarakat
dan
juga
dengan
narasumber.
Berhubungan dengan masyarakat maksudnya adalah Wartawan bisa menyuarakan suara rakyat. Jika dalam posisi yang dilematis, Wartawan harus memilih menolong dulu atau mengambil berita dulu. Jadi kesuksesan untuk tercapainya pemenuhan perencanaan sebuah berita merupakan tugas mereka. Wartawan harus jeli melihat seberapa dalam suatu informasi bisa digali. Dia harus memilih sudut pandang atau angle yang tepat dan eksklusif. Dimulai dari Wartawan itu sendiri, harus ada kepekaan untuk langsung memperlakukan suatu berita secara teknis - profesional. 9
Wawancara dengan Pak Dhoni selaku Wartawan pada 24 Februari 2016.
42
Wartawan harus menanamkan prinsip untuk tidak segera mengirimkan berita tanpa melakukan konfirmasi kepada sumber mana saja yang harus dihubungi sesuai kompetensinya. Wartawan menerima instruksi penugasan liputan melalui media telepon, grup Blackberry Messenger, atau grup Watsapp. Jika penugasan diberikan melalui chat di grup watsapp atau bbm, biasanya hanya berupa poin-poin penting, jadi dalam hal ini kurang ada penjelasan rinci, dan biasanya Wartawan kurang memahami tugas liputan yang diberikan. Jika Wartawan tidak paham akan penugasan yang diberikan, biasanya akan mendiskusikan dengan kepala Biro atau Desk (Redaktur) yang mengkoordinasi Wartawan tersebut.
10
Di dalam diskusi tersebut Wartawan akan terus bertanya
mengenai narasumber hingga arah berita yang akan dikembangkan seperti apa. Dalam hal ini Pak Dhoni menyampaikan bahwa : “Itu pentingnya komunikasi karena penugasan kan biasanya kalau nggak lewat telepon atau lewat bbm grup atau whatsapp grup. Disitu kan kalimatnya biasanya pendek-pendek, terus ada poin-poin dibawahnya. Ini cari angle disini, terus narasumbernya bisa dua atau tiga orang, ini ini ini. Nah terkadang kan kami bingung di lapangan, harus apa nih. Nah maka itu kami di grup sering diskusi. Nah diskusi akan berjalan terus sampai pada kami melakukan penulisan di sore hari.” Komunikasi antara Redaktur dan Wartawan akan terus berlangsung hingga Wartawan melakukan penulisan berita. Semua tulisan berita dan foto yang sudah didapatkan oleh Wartawan dari hasil liputan dikirim ke server Suara Merdeka. Hal ini pun disampaikan oleh Pak Dhoni : “Kami lewat server, ada server tersendiri. Ada server di Suara Merdeka, alamatnya di news.suaramerdeka.com. Tapi yang bisa login kan cuma Wartawan sama Redaktur.” Setelah berita dikirim ke server, berita yang ditulis Wartawan tersebut akan dicek oleh Desk (Redaktur). Desk (Redaktur) akan menilai kelayakan berita yang akan dimuat besok dan melakukan penyuntingan berita melalui server. Ada kalanya Redaktur kesulitan untuk memutuskan apakah suatu berita layak dimuat atau tidak. Jika ada di posisi seperti ini, maka Redaktur bisa berdiskusi dan meminta masukan
10
Wawancara dengan Pak Dhoni selalu Wartawan pada 24 Februari 2016.
43
dari Redaktur Pelaksana. Baru kemudian penyuntingan berita akan diteruskan kepada Redaktur Pelaksana. 11Dalam hal ini Pak Petrus menyampaikan bahwa : “Desk bisa minta pertimbangan, ini gimana, ini bisa dimuat apa enggak. Jadi diskusi, baru diputuskan.” Dari hasil penelitian, penugasan liputan kepada Wartawan memperlihatkan jaringan komunikasi model lingkaran tempat interaksi terjadi dari atasan kepada bawahan tanpa ada kelanjutan pada tingkatan yang lebih tinggi. Interaksi untuk memperoleh berita di lapangan dilakukan oleh Wartawan, Koordinator Liputan, Desk (Redaktur) dan Biro. Jadi jika ada masalah yang dialami oleh Wartawan atau ada isu berkembang yang harus segera ditangani, diskusi yang terjadi dilakukan antara Wartawan dan Biro atau Wartawan dan Koordinator Liputan atau Koordinator Liputan dan Biro atau Desk (Redaktur) dan Wartawan. Diskusi yang terkait peliputan berita tidak dilanjutkan kepada Pemimpin Redaksi. Kalaupun dalam hal tertentu melibatkan Redaktur Pelaksana, bukan Wartawan yang berkomunikasi langsung dengan Redaktur Pelaksana. Biasanya dilakukan oleh Koordinator Liputan dan diteruskan kepada Wartawan. Jika digambarkan, proses komunikasi penugasan liputan kepada Wartawan adalah sebagai berikut:
Koordinator Liputan
Desk (Redaktur)
Biro
Wartawan
Bagan 10 Sumber : Olahan data primer, 2016 11
Wawancara dengan Pak Petrus selaku Redaktur pada 11 Maret 2016.
44
5.4
Rapat Distribusi Berita (Budgetting) di Harian Suara Merdeka Pada pukul 18.30 dilakukan rapat distribusi berita, yaitu rapat pembahasan untuk persebaran berita yang telah diliput hari ini. Menu berita yang menjadi bahan evaluasi hari ini merupakan agenda berita yang telah dirapatkan dalam rapat program berita kemarin malam. Dalam rapat akan dibahas berita manakah yang akan dijadikan headline, berita mana yang akan ditempatkan pada frontpage, dan detail-detail teknis seterusnya, serta pemilihan foto untuk grafis. Redaktur Pelaksana menjadi pengendali pemberitaan dan menerima laporan liputan hari ini. Melalui rapat ini, bisa saja ada materi berita yang bergeser dari rapat perencanaan karena redaksi juga harus menyesuaikan dengan perkembangan informasi atau isu-isu terkini yang terjadi di lapangan.
Masing-masing
perwakilan
Biro
dan
Desk
(Redaktur)
kembali
menyampaikan agenda yang telah dibahas dalam rapat program kemarin. Masingmasing perwakilan Biro dan Desk (Redaktur) akan memberi tahu berita mana yang menjadi headline, berita mana yang awalnya direncanakan untuk headline namun digeser menjadi berita di bawah headline tetapi tetap ditempatkan di frontpage. Setiap alasan untuk penyajian berita dikemukakan dalam rapat budgetting ini. 12
Seperti halnya ketika di rapat perencanaan hari Rabu, dipersiapkan berita
soal kegaduhan antar menteri dalam kabinet dan Presiden Jokowi akan mengevaluasi total para menteri serta berita munas partai Golkar. Awalnya kedua berita tersebut direncanakan menjadi headline untuk koran edisi hari Jumat. Ternyata pada hari Kamis muncul-lah informasi tentang Jaksa Agung, M. Prasetyo yang menerbitkan surat deponering terkait kasus Abraham Samad dan Bambang Widjojanto (BW). Hal ini seperti disampaikan oleh Pak Rukardi selaku Redaktur Pelaksana saat diwawancarai oleh peneliti di ruangan redaksi Suara Merdeka. Pak Rukardi memberi penjelasan bahwa : “Saat perencanaan kita menyiapkan berita munas golkar dan kabinet gaduh, gitu ya. Dua itu yang kita persiapkan. Tapi ternyata, pada hari berikutnya itu, ada berita soal pembebasan, penerbitan deponering oleh Jaksa Agung atas kasus Abraham Samad dengan Bambang Widjojanto. Nah, menurut kami, menurut Suara Merdeka peristiwa ini peristiwa penting. Maka kita mengubah rencana headline yang kita rancang itu. Awalnya yang mau dijadikan headline soal kabinet gaduh atau munas golkar, karena kita juga nggak tahu kan. Kita siapkan, fokuskan kesitu.” 12
Wawancara dengan Pak Rukardi selaku Redaktur Pelaksana di Harian Suara Merdeka pada 7 Maret 2016.
45
Setelah menimbang-nimbang nilai berita melalui hasil diskusi akhirnya rencana berita yang awalnya dijadikan headline diubah. Berita tentang deponering Samad dan BW ditempatkan menjadi headline karena menurut redaksi Harian Suara Merdeka informasi tersebut memiliki nilai berita yang lebih tinggi di masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Tengah. 13
“Jadi ya yang dijadikan headline yang ini, yang Jaksa Agung menerbitkan
deponering atas kasus Abraham Samad dan Bambang Widjojanto.” Sementara itu, berita tentang kegaduhan menteri ditempatkan menjadi dibawah headline namun tetap ditempatkan di frontpage karena nilai beritanya dirasa lebih rendah dibandingkan informasi tentang deponering Samad dan BW. “Yang soal kabinet gaduh kita muat dibawah karena kita anggap nilai beritanya lebih rendah dari kasus pembebasan Samad.”
13
Wawancara dengan Pak Rukardi selaku Redpel pada 7 Maret 2016.
46
Gambar 11 Berita di Harian Suara Merdeka Sumber : Suara Merdeka cetak edisi Maret, 2016
Berita tentang munas partai Golkar yang awalnya direncanakan menjadi headline di frontpage pun bergeser.
14
Berita tersebut tetap menjadi headline, namun
tidak ditempatkan di frontpage tapi di halaman dua. “Ini juga direncanakan salah satu rancangan untuk headline. Tapi ternyata kan ada peristiwa tadi. Tapi tetap headline.” 14
Wawancara dengan Pak Rukardi selaku Redpel pada 7 Maret 2016.
47
Gambar 12 Berita di Harian Suara Merdeka Sumber : Suara Merdeka cetak edisi Maret, 2016
Saat penelitian ini dilakukan, pada bulan Maret sedang marak akan fenomena gerhana matahari. Fenomena ini sangat langka karena hanya terjadi satu kali dalam kurun waktu berpuluh-puluh tahun. Gerhana matahari yang akan terjadi pada 9 Maret menjadi topik hangat masyarakat. Harian Suara Merdeka memfokuskan untuk membahas gerhana matahari yang akan terjadi di Jawa Tengah. Hal yang akan dibahas Harian Suara Merdeka dalam beritanya adalah tentang presentase tutupan gerhana matahari di tiap-tiap kota, durasi waktu tiap-tiap kota mengalami gerhana matahari, perkiraan cuaca hingga kacamata untuk melihat gerhana matahari. Selain konten berita yang direncanakan, grafis pun direncanakan oleh redaksi. Berita tentang fenomena gerhana matahari dilengkapi dengan grafis sebagai informasi yang lebih lengkap untuk masyarakat. 15Meskipun tulisan berita sesuai perencanaan namun untuk grafis belum sesuai dengan yang direncanakan. ”Meskipun direncanakan tapi grafis itu tidak sesuai yang direncanakan. Karena awalnya kita lebih detail. Kita merancang tiap kota, misalkan ya Semarang itu gerhananya itu berapa persen, karena Jawa Tengah kan semuanya tidak total ya. Maka kita perlu merinci, Semarang itu misalkan 80 persen. Kemudian durasi gerhananya itu terjadi dari jam berapa menit ke berapa sampai jam berapa menit ke berapa. Itu rencana awalnya.”
15
Wawancara dengan Pak Rukardi selaku Redpel pada 7 Maret 2016.
48
Data mengenai perkiraan cuaca juga menjadi faktor yang sangat penting disajikan kepada pembaca. Pada saat nanti terjadi gerhana matahari, pada 9 Maret, harus juga diperkirakan mengenai cuaca di Jawa Tengah. Hal ini menjadi penting karena ketika hujan masyarakat tidak akan bisa menyaksikan fenomena gerhana matahari. Diharapkan melalui grafis tentang cuaca yang akan disajikan Harian Suara Merdeka menjadi informasi bagi masyarakat yang antusias menyaksikan fenomena langka ini. 16Berita ini ditempatkan di frontpage, disamping berita tentang deponering Samad dan BW. “Juga ada data soal cuaca. Jadi mereka bisa memperkirakan, wah ternyata cerah ya. Wah kita siap-siap deh nonton. Kalau ternyata hujan gitu mereka wes mending ra sah siap-siap lah, ra sah tuku kacamata. Nah kemarin data itu nggak tembus, belum bisa kita akses.” Berita yang sudah diteruskan ke Redaktur Pelaksana berbeda dari koreksi berita (penyuntingan/ editing) yang dilakukan oleh Redaktur. Koreksi berita oleh Redaktur Pelaksana dilakukan dalam dua tahap, dan sejauh ini secara praktis masih menggunakan cara manual. Petugas layout akan memberikan cetakan naskah berita berupa print out halaman-halaman kepada Redaktur Pelaksana, namun cetakan tersebut belumlah sempurna. Redaktur Pelaksana akan melakukan koreksi berita melalui cetakan naskah tersebut. Setelah melakukan filter berita tahap pertama, cetakan naskah tersebut akan dikembalikan kepada petugas layout. Kemudian petugas layout akan membetulkan sesuai dengan yang telah dikoreksi oleh Redaktur Pelaksana dan mencetaknya kembali dalam bentuk print out untuk dilakukan filter berita tahap kedua. Redaktur Pelaksana akan melakukan koreksi ulang, memastikan tidak ada kesalahan cetak atau kesalahan penulisan berita, termasuk infografis. Redaktur Pelaksana juga memiliki waktu deadline untuk melakukan koreksi karena naskah berita harus dicetak untuk diterbitkan besok. Dari hasil penelitian, dalam rapat penentuan distribusi berita ini terlihat jaringan komunikasi model bebas atau semua saluran (all-channel) tapi juga terlihat jaringan komunikasi model roda. Komunikasi yang berlangsung dalam rapat ini memperlihatkan kombinasi jaringan model bebas dan model roda. Dalam jaringan komunikasi model roda terdapat satu orang yang menjadi tokoh sentral dalam arus komunikasi. Di rapat distribusi berita ini Redaktur Pelaksana atau Koordinator 16
Wawancara dengan Pak Rukardi selaku Redpel pada 7 Maret 2016.
49
Liputan akan kembali memimpin jalannya rapat. Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan akan kembali bertanya pada masing-masing perwakilan Biro dan Desk mengenai hasil berita yang telah diliput Wartawan hari ini. Dalam model jaringan komunikasi bebas atau semua saluran (all-channel), semua orang yang terlibat dalam jaringan tersebut dapat melakukan interaksi timbal balik tanpa melihat siapa yang menjadi tokoh sentralnya. Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan tetap membuka jalannya rapat dan memegang catatan perencanaan berita kemarin malam, namun tidak
menutup kemungkinan semua pihak yang terlibat rapat
distribusi berita ini memberikan kontribusi. Interaksi dalam rapat ini bersifat lebih bebas dibandingkan dengan dalam rapat perencanaan. Semua orang yang terlibat dalam rapat ini bebas untuk memberi masukan, saran, komentar, dan pertanyaan satu dengan yang lainnya. Dalam rapat ini diskusi yang berlangsung adalah untuk menentukan menu berita apa saja yang akan disajikan, dan bagaimana berita tersebut akan disajikan. Apakah disajikan untuk headline, di frontpage, atau halaman selanjutnya. Jadi sesama anggota Desk atau Biro bisa saling bertukar pikiran dan memberikan informasi. Dalam rapat distribusi berita, semua orang yang terlibat bebas untuk berkomunikasi secara aktif tanpa melihat siapa yang memegang peranan penting. Semua anggota yang terlibat rapat bebas berkontribusi. Jika digambarkan komunikasi yang terjadi dalam rapat budgetting atau distribusi berita adalah sebagai berikut:
Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan
Masing-masing Desk (Redaktur)
Masing-masing Biro
Bagan 13 Sumber : Olahan data primer, 2016
50