Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. NUSA RAYA CIPTA
Dalam proyek Extraordinary SOHO Podomoro, tahapan yang dilaksanakan adalah bagian pembangunan struktur, dimana PT. Nusa Raya Cipta (NRC) sebagai Kontraktor Utama (Main Contractor) yang menangani bagian struktur. 5.1
Pekerjaan Persiapan Pada pekerjaan persiapan ini dilakukan pembersihan lokasi proyek dari rumput-rumput,
semak belukar dan sampah-sampah yang ada. Apabila ada bangunan disekitar yang tidak diperlukan harus dibongkar sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan bagian struktur yang tidak dibongkar dan seminimal mungkin menimbulkan kerusakan yang terjadi. Pada pekerjaan persiapan ini juga harus membuat pagar disekeliling lokasi proyek supaya tidak mengganggu lingkungan sekitar. Pengukuran kembali juga harus dilaksanakan, menentukan batas lokasi, peil ketinggian tanah, lantai bangunan dan patok dasar ukur, bouwplank serta membuat kantor proyek sementara. Tenaga kerja yang diperlukan adalah tukang atau pekerja dan juga juru ukur atau surveyor. Alat yang digunakan dalam pekerjaan persiapan adalah ; a. Waterpass b. Theodolite c. Cangkul d. Sabit
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V-1
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Adapun bahan-bahan yang diperlukan saat pekerjaan persiapan, yaitu ; a. Patok Kayu b. Seng c. Benang d. Cat merah / putih 5.1.1 Pekerjaan Pengukuran (Bench Mark) Dalam metode pelaksanaan pengukuran ini terdapat dua tahapan. Yang pertama adalah menbuat titik tetap duga (Bench Mark), dimana dalam setiap proyek minimum dua buah titik yang terdiri dari plat besi ukuran 20 cm x 20 cm dengan tebal 5 mm, harus terletak pada posisi rata dengan ketinggian 30 cm diatas permukaan tanah dan diangkur pada pondasi beton yang tertanam dalam tanah yang kokoh. Disekeliling bench mark harus dipasang rangka pagar kayu 3” x 4” dengan ketinggian 40s/d 60 cm. Tahap yang kedua adalah pengukuran. Cara pengukuruan dengan cara pemindahan titik elevasi dari suatu tempat ketempat berikutnya, untuk pengukuran yang jauh harus diusahakan jarak titik elevasi yang berada didepan dengan jarak titik elevasi yang dipisahkan (belakang) selalu sama. Setiap bouwpalnk didalam maupun diluar bangunan harus di marking denga spidol atau kapur. Namun khusus untuk bangunan bertingkat harus ditetapkan satu titik elevasi pada bangunan lama atau tempat yang permanen sebagai kontrol poin untuk mengetahui apabila terjadi penurunan pada bangunan baru. Untuk bangunan Extraordinary SOHO @Podomoro ini titik elevasi mengacu pada pelataran Monumen Nasional. Setiap pengukuruan harus mempunyai catatan atau informasi data.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V-2
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Bangunan yang akan diukur adalah areal yang sudah bersih dari semak-semak, memiliki titik acuan (Bench Mark) dan banunan gedung lama yang sudah rata. Ketelitian dan kejujuran sangat dibutuhkan dalam kegiatan pengukuran. Bahan yang dipakai dalam pelaksanaan pengukuran (Bench Mark) adalah plat besi tebal 5 mm, ukuran 20 x 20 cm. Besi beton dimeter 16mm, panjang 100 cm yang digunakan untuk membuat angkur. Papan triplek dengan tebal 12 mm yang digunakan untuk membuat member bekisting. Kaso 5/7 yang digunakan untuk membuat bekisting dan patok. Tenaga keroja yang dibutuhkan dalam pekerjaan pengukuran yaitu tenaga surveyor yang terampil dan juga tenaga pembantu surveyr atau uru ukur serta tukan batu atau kayu. Peralatan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pengukuran adalah ; a) Meteran Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan meteran : i)
Berupa meteran plat baja dengan ukuran panjang 5 m atau 50 m. Tidak diperkenankan menggunakan meteran dari bahan kain.
ii) Meteran yang baru maupun meteran yang telah dipakai, yang sudah dikalibrasi ulang terhadap acuan ataupun meteran standar yang telah ditetapkan perusahaan. iii) Meteran yang digunakan angkanya masih terbaca dengan jelas. iv) Setiap pengukuran harus tetap dari angka nol pada meteran, tidak diperkenankan pembacaan dimulai dari angka pinjaman 10 cm atau angka lainnya.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V-3
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
v) Setiap selesai pemakaian, meteran harus dibersihkan dan disimpan pada daerah yang aman. b) Waterpass Persyaratan yang harus dipenuhi : i)
Waterpass yang baru harus dikalibrasi sebelum pemakaian.
ii) Waterpass harus disimpan dalam kotak dan dalam keadaan terkunci rapat pada pemindahan di lokasi, tidak diijinkan memindahkan waterpass yang dalam keadaan terpasang dengan tripodnya. iii) Untuk pengiriman waterpass dari kantor/gedung ke proyek dan sebaliknya. Waterpasss harus dikunci sesuai dengan buku petunjuk sehingga elemen-elemen didalam waterpass terhindar dari goncangan. iv) Setiap kali sebelum pemakaian waterpass harus dicek/dikalibrasi pada ketinggian yang permanen dilokasi proyek dengan jarak 50 m kedepan dan 50 m ke belakang dengan pengontrolan perputaran 180o terhadap sumbu tersebut. v) Pemakaian waterpass harus terhindar dari air hujan dan panas terik matahari, harus disimpan ditempat yang kering dan didalam kotak waterpass harus senantiasa terdapat silica gel (bungkusan bahan pengatur kelembaban udara). c) Theodolite Persyaratan yang harus dipenuhi: i) Theodolite yang baru harus dikalibrasi sebelum pemakaian.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V-4
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
ii) Theodolite harus disimpan didalam kotak, dalam keadaan terkunci rapat pada pemindahan dilokasi, tidak diijinkan memindahkan theodolite yang dalam keadaan terpasang dengan tripodnya. iii) Untuk pengiriman theodolite dari kantor kelokasi proyek dan sebaliknya, theodolite harus dikunci sesuai dengan buku petunjuk sehingga elemen-elemen didalam theodolite terhindar dari goncangan. iv) Setiap kali sebelum pemakaian theodolite harus dicek/dikalibrasi pada acuan ketinggian yang permanen dilokasi proyek dengan jarak 50 m kedepan dan 50 m ke belakang dengan pengontrolan perputaran 180o terhadap sumbu vertical dan 180o terhadap sumbu horizontal. v) Pemakaian theodolite harus terhindar dari air hujan dan panas terik matahari. Theodolite harus disimpan ditempat yang kering dan didalam kotak theodolite harus senantiasa terdapat silica gel (bungkusan bahan pengatur kelembaban udara). d) Bak Umur (Rambu Ukur) Syarat pemakaian bak ukur : i) Bak ukur terbuat dari bahan aluminium dengan 3 (tiga) macam ukuran yaitu panjang 3m, 4m dan 5m. ii) Angka dan pembagian skala rambu harus jelas terbaca. iii) Pemegangan rambu/bak ukur pada saat pengukuran harus tegak lurus dan berhadapan dengan sumbu badan pemegang rambu/bak ukur. iv) Rambu tidak boleh dipakai sebagai tempat duduk atau tempat lompat galah ditinggalkan bersender pada pohon atau gedung atau terletak
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V-5
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
dipermukaan apa saja dengan bidang pembagian skala menghadap kebawah. e) Unting-Unting Cara pemakaian unting – unting : i)
Unting – unting dipasang untuk menandai sebuah titik atau untuk bidikan instrument.
ii) Dalam menandai titik bidikan instrument bandul unting – unting tidak dibenarkan bererak berputar. iii) Unting-unting yang bergerak berputar pada saat pemasangan perlu ditenangkan dengan cara menyentuh diatas tanah atau memegang bandul unting-unting sampai berhenti bergerak baru boleh ditandai titik bidik. f) Tripod Kondisi: i)
Kaki tripod yang akan digunakan sebelum peletakan alat waterpass atau theodolite harus memiliki kestabilan yang baik.
ii) Perlu diperhatikan bahwa kaki tripod tersebut sering kali mur-bautnya suka macet, maka dari itu perlu dirawat agar setiap kali habis pakai harus segera dibersihkan dari kotoran ataupun tanah yang dapat mengering. g) Payung Digunakan untuk melindungi alat ukur waterpass ataupun theodolite dari terpaan air hujan maupun untuk melindungi dari sengatan matahari.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V-6
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1.2 Pekerjaan Pengukuran BM dan TBM Bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pengukuran BM dan TBM yaitu patok jadi yang diberi alas : a. Segi empat 15/15 panjang 80 cm. b. Bulat diameter 6” panjang 80 cm. c. Ujung atas dibuat halus, rata dan ditanam baut berkepalaan panjang 15 – 20 cm dan yang kelihatan kepala bautnya saja. Setiap bahan yang diperlukan harus sesuai dengan spesifikasi dan peraturan yang berlaku. Peralatan yang dipakai saat pengukuran adalah alat ukur waterpass, bak ukur secukupnya, jalon secukupnya, patok, cat, cangkul, linggis, alat angkut patok dan lain – lain. Metode pelaksanaan dalam tahap persiapan pekerjaan ini adalah menyiapkan gambar kerja / shop drawing, peta rintisan-rintisan, tenaga, patok, lahan, alat kerja. Tahap pelaksanaanya sejak pihak I dan II (kontraktor dan owner) mengadakan pemeriksaan bersama ke lokasi/letak BM dimana untuk pedoman elevasi yang akan dibawa ke lokasi proyek. Setelah ditentukan kesepakatan letak pengambilan BM kemudian dipindahkan ke lokasi proyek sebagai berikut: a. Pengukuran dengan alat waterpass. Dimulai pengambilan elevasi dari BM awal, dipindahkan secara bertahap/berurutan dengan alat bak ukur dan patok-patok pembantu. b. Demikian seterusnya setiap jarak 50 cm sampai dengan lokasi proyek c. Pada lokasi proyek untuk TBM kedua setelah dari BM awal diukur ulang dengan menuju ke BM awal dengan melalui bantuan-bantuan patok yang telah ada
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V-7
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
d. Setelah elevasi cocok, kemudian dibuat berita acara antara pihak I dan pihak II bahwa TBM kedua (diproyek) dinyatakan sah. e. Untuk bangunan gedung, TBM kedua dipindahkan ke TBM – TBM disekitar areal gedung cukup dibuat empat buah (daerah sisi-sisi luar dekat dengan pagar dengan cara diukur ulang) f. TBM kedua dan seterusnya diamankan dan diberi tanda/pagar agar tidak terganggu elevasinya. g. Untuk bangunan irigasi biasanya dibuat setiap jarak 200 m sepanjang irigasi, dan ditempatkan di lokasi yang paling aman, hal ini sangat mempengaruhi elevas/debit air apabila terjasi TBM yang terganggu h. Patok – patok beton tersebut ditaman secara permanen, dan vertical i. Patok beton diusahakan ±20 – 30 cm diatas permukaan tanah j. Baut sebagai titik elevasi kelihatan kepala bautnya saja. 5.1.3 Pekerjaan Pegukuran Level Saluran dan Cross Section Tahap persiapan dari pekerjaan pengukuran level saluran dan cross section adalah menyiapkan data elevasi bench mark, format-format pengukuran, gambar kerja (shop drawing) serta bahan, alat dan tenaga. Pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan leveling terlebih dahulu. Leveling dari bench mark ke patok tetap TBM menggunakan bantuan dengan setiap jarak 50 m. Setelah sampai dipatok tetap dekat proyek, pengukuruan diulang balik untuk mencocokan kembali. Kemudian setelah disetujui kedua belah pihak maka dibuat berita acara. Setelah leveling telah dilakukan, cross section dapat dilaksanakan. Cross section dilaksanakan dengan leveling unuk memanangnya setiap jarak 75 m atau 50 m sepanjang saluran. Pada pemasangan patok cross section ada beberapa patok antara lain : Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V-8
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Patok as setelah ditanam kelihatan di permukaan tanah ±15cm dan 10 cm dari atas cat merah. b. Patok batas tanah irigasi pinggir-pinggir dua buah ditanamdan muncul 15 cm dan yang 10 cm dicat biru c. Untuk tanggul yang suda ada atau merupakan revisi cross section dipasang dipasang patok, as, pinggir-pinggir badem, pinggir tanggul sisi luar dan patok luar kanan atau kiri batas irigasi. d. Untuk pengukuran tanggul lama, cara cross sectionnya mengikuti keadaan tanah yang ada dan bak ukur diletakkan : i. Di as saluran ii. Dipinggir badem kanan/kiri iii. Di lereng tanggul diambil 3 titik iv. Dipuncak tanggul diambil 3 titik v. Sampai batas luar irigasi diambil sesuai lapangan, jarak patok 2m e. Membuat sket setiap profil sesuai pengukuran dan perubahan tanahnya i. Check apakah betul secara sepintas, bila betul diteruskan ke profil berikutnya ii. Buat sket berupa daftar angka untuk digambar/dihitung iii. Dalam pembuatan gambar skala harus benar iv. Cara menghitung dilarang keras menggunakan skala gambar, akan tetapi menggunakan perhitungan matematika kearah horizontal maupun vertical. v. Setelah gambar dan perhitungan betul, kembali mengukur untuk membuat cross section sesuai rencana pengukuran akhir vi. Sehingga timbunan atau galian dapat diketahui
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V-9
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan leveling dan cross section adalah patok 5/7, 4/6 dengan panjang menyesuaikan situasi lapangan, palu besar 8 kg, pali kecil 1 kg, cat merah dan biru, kuas dan paku. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah juru ukur dan pembantu juru ukur. Peralatan yang digunakan adalah pesawat waterpass, pesawat theodolite, bak ukur secukupnya, payung, lot/unting-unting dan meteran 50 m dan 5 m. 5.2
Pekerjaan Tanah 5.2.1 Pekerjaan Shotcrete Untuk Perbaikan Permukaan Tanah Shotcreting adalah menembakkan adukan beton ke permukaan bidang yang telah disiapkan sampai ketebalan yang diencakan menggunakan Dry Mix Spraying Machine. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah dry mix spraying machine, high preassure water pump 12 bar, concrete 0,30 m3 serta air compressor dan diperlukan supervisor, tenaga cor beton dan tenaga bantu. Bahan yang dibutuhkan adalah semen portland type I, batu Granular 5-10 mm, serta pasir 5 mm. Dalam pekerjaan shotcrete untuk perbaikan permukaan tanah terdapat empat tahapan. Yang pertama, pemasangan besi tuangan (wire mesh). Besi tulangan (wire mesh) yang digunakan dengan ukuran 150 x 150 x 6 mm dan 150 x 150 x 8 mm sebanyak 1apis tau 2 lapis disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapisan tanah. Tahapan yang kedua adalah pekerjaan shotchrete namun sebelum pekerjaan shotcrete dilaksanakan, terlebih dulu dilakukan pencampuran adukan kering (dry mix) dengan concrete mixer/molen agar didapat adukan yang homogen. Adukan Dry Mix tidak boleh dibiarkan lebih lama 1 – 1 ½ jam sebelum pelaksanaan shotcrete. Shotcreting harus dilakukan dengan jarak nozzle kepermukaan bidang adalah ±100 cm
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 10
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
dalam arah tegak lurus permukaan dengan aliran yang konstan dan seragam. Apabila ada gangguan pada aliran tersebut maka ujung nozzle harus diarahkan kebidang lain sampai aliran kembali seragam. Ketebalah shotcrete adalah sesuai dengan gambar kerja dan dibatasi 5 cm untuk bidang vertikal. Untuk ketebalan lebih dari tersebut diatas harus dilaksanakan beberapa lapis dengan menunggu ±1 jam sebelum lapis berikutnya. Tahap yang ketiga yaitu curing. Curing dilakukan untuk menghindari keretakan pada beton shotcrete akibat susut, maka setelah shotcrete setting diperlukan curing permukaan beton dengan jalan menyemprotkan air secara berkala selama ±3 hari. Tahap yang keempat adalah pembuatan sampel dan pengujian. Pembuatan sampel untuk pengujian kekuatan tekan beton yang disyaratkan, adalah dengan menembakkan adukan beton pada sebuak kotak dan selanjutnya akan dicuring untuk mendapatkan sampel silinder dengan rasio tinggi/diameter 1 ½ s/d 2. 5.2.2 Pekerjaan Penahan Tanah (Sheet pile) Bahan yang dipakai untuk membuat sheet pile adalah sheet pile dengan ukuran sesuai persyaratan dan juga besi kanal yang digunakan klem dan pelurusan. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah alat ukur (theodolite dan waterpass), crawler crane, diesel hammer atau vibro hammer, guide beam, mesin las dan alat bantu lainnya. Dalam pekerjaan ini sangat dibutuhkan pengawasan lapangan, tenaga kerja yang mampu mengoprasikan crane, serta juru ukur (surveyor). Metode pelaksanaan dalam pekerjaan penahan tanah harus dilakukan tahapan persiapan, dimana harus menyiapkan lokasi yang akan dipancang, mengontrol kondisi alat yang akan digunakan dan menyiapkan sheet pile yang akan dipancang. Sedangkan tahapan selanjutnya adalah tahapan pelaksanaan yang terdiri dari :
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 11
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Letakkan guide beam dilokasi yang akan dipancang. b. Guide beam harus benar-benar terkunci pada ujung-ujungnya. c. Setelah guide beam terpasang dengan sempurna maka sheet pile diangkat pada titik angkat, kemudian dimasukan ke topi hammer. d. Sheet pile tersebut dimasukkan kedalam guide beam. e. Kemudian sheet pile dipancang denggan menggunakan hammer, hingga mencapai elevasi yang diinginkan. f. Ulangi lagi pekerjaan diatas sampai semua sheet pile terpasang. Guide beam berguna untuk membantu sheet pile agar tidak meleset dari as yang diinginkan. Panjang guide beam kurang lebih dapat merangkai 20 lembar sheet pile sekaligus dengan lebar 2 rangkaian sheet pile. Diusahakan pemancangan setegak mungkin. Jika sheet pile miring maka dapat diperbaiki dengan cara pasang sling baja pada kepala sheet pile yang sedang dipancang dan tarik kebelakang dengan winch atau alat tarik lainnya. Pengangkatan harus hati-hati mengingat ada kemungkinan akan merosot jatuh, ini terjadi jika pengangkatan dilakukan dengan sling baja yang dikaitkan ke badan sheet pile. Areal yang akan dipancang sheet pile harus bebas dari bekas podasi lama, instalasi pipa dan kabel, saluran bawah tanah, bangunan gedung disekitarnya dan harus memilih jenis sheet pile yang cocok dengan lingkungan proyek setempat.
Gambar 5.1 Pekerjaan Penahan Tanah Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 12
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.2.3 Pekerjaan Ground Anchor (Angkur Tanah) Ground anchor sebagai sistim penunjang/penjangkaran struktur dinding penahan tanah yang mempunyai keuntungan dalam segi biaya dan memberikan ruang kerja yang lebih lapangan dibanding dengan sistem lainnya seperti strut, bahkan metode top down yang tidak memerlukan penunjang sementara. Dalam melaksanakan pekerjaan angkur tanah yang pertama dilakukan adalah menentukan posisi titik-titik angkur tanah. Langkah pertama adalah menentukan jumlah baris ground anchor berdasarkan kedalaman galian dan jarak tipikal antar baris ground anchor. Kemudian menentukan jumlah strand, jumalh stand ditentukan dengan membagi gaya anchor dengan gaya tarik izin untuk satu buah strand sedangkan gaya tarik izin untuk satu buah strand ditentukan dengan membagi Characteristic Strength dengan Faktor keamanan. Faktor keamanan untuk Temporary Ground anchor dan Permanent Ground anchor berturut-turut 1,6 dan 2,0. Bond antara grout-tendon umumnya tidak menuntukan jumlah strand. Selanjutnya, menentukan panjang free length. Panjang bagian free length ditentukan sedemikian rupa sehingga bond length terletak diluar daerah yang mempunyai potensi sliding dan terbenam dalam lapisan tanah yang keras sesuai design. Pendekatan empiris bertujuan untuk menentukan lokasi bond length yang aman dari bahaya sliding. Panjang free length biasanya berangsur-angsur menjadi lebih pendek dari ground anchor baris pertama ke ground anchor baris terakhir. Dengan demikian ground anchor baris terakhir merupakan ground anchor dengan free length terpendek. Sependek-pendeknya free length, umumnya tidak kurang dari 3m untuk mencegah agar
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 13
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
spring constant ground anchor tersebut tidak terlalu besar dibandingkan dengan ground anchor – ground anchor lainnya. Tahapan selanjutnya, pekerjaan ground anchor (angkur tanah). Pekerjaan ground anchor (angkur tanah) adalah pekerjaan strukur yang terdiri dari kabel-kabel tegang yang diletakkan kedalam tanah melalui lubang yang telah dibor sebelumnya, kemudian disekitar ujung-ujung kabel angkur diinjeksi semen atau resin grout untuk dapat memberikan kekuatan tahan pada struktur setelah kabel-kabel tegang ditarik dengan hydraulic jac atau torquewrench dan dikunci dengan grip-grip/baji-baji pengunci/mur ulir. Ground anchor tersebut terdiri atas beberapa strand (lilitan kabel-kabel baja) yang dirakit menjadi satu kesatuan, melingkari suatu garis pusat dan hasil rakitan tersebut lazim disebut tendon. Pekerjaan groud anchor dilakukan pengeboran, pemasangan dan penarikan kabel. Untuk pengeboran ada dua metode pengeboran: 1.
Pengeboran Putar / Rotary Drilling Penetrasi pengeboran putar terutama berdasarkan tekanan axial putaran mata bor secara hydraulic dan tanah hasil pengeboran dibersihkan dengan air. Pengecoran ini tidak dapat digunakan untuk pengeboran dengan casing sementara/tetap pada tanah yang tidak stabil.
2.
Pengeboran pukul dan putar / Rotery Percussive Drilling Sebagai tambahan dari putaran dan tekanan axial, pengeboran disertai pukulan pada mata bor secara hydraulic atau kombinasi antara tekanan udara hydraulic. Pengeboran ini dapat digunakan untuk pengeboran dengan casing pada tanah yang tidak stabil. Mengingat pengboran ini menimbulkan suara bising, biasanya pengeboran ini jarang digunakan dipusat kota. Diameter mata bor disesuaikan
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 14
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
dengan diameter dari kabel angkur. Ukuran diameter kabel Angkur kapasitas 100 kN s/d 3000kN adalah 50 mm s/d 250 mm. Setelah pengeboran selesai sesuai dengan panjang yang ditentukan, lubang bor dibersihkan dan kabel angkur (Anchor Tendon) dimasukan, kemudian diinjeksi dengan grouting, misal dengan semen murni/eposy atau polyster resin. Ada dua macam panjang angkur : - Panjang angkur yang ditentukan (Fixed Anchor Length) - Panjang angkur bebas (Free Anchor Length) Pada panjang angkur yang ditentukan (sesuai perhitungan) fungsi dari grouting adalah memindahkan beban atau kekuatan dari kabel angkur ketanah, sedangkan pada panjang angkur bebas fungsi dari grout adalah mengisi lubang-lubang dan melindungi kabel dari karat, walaupun beban kabel angkur dipindahkan ketanah secara adhesi panjang kabel angkur dengan tanah. Setelah umur dari grouting mencapai waktu yang ditentukan, kabel-kabel yang sudah ditarik dengan hydraulic Pump (pompa hidrolik) mencapai tegagan tarik yang diperhitungkan, kemudian kabel-kabel yang sudah ditarik ini dikunci dengan gripgrip/baji-baji pengunci serta kabel-kabel sisa dipotong. Bahan yang digunakan pada pekrjaan ground anchor adalah kabel angkur sesuai spesifikasi, casing, angker block, portland cement, pasir, air, dan bahan kimia untuk campuran grouting. Peralatan yang digunakan adalah alat bor, crawler crane, compressor, pompa air, mono jack, hydraulic pump.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 15
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.2.4 Pekerjaan Soil Nailing Untuk pekerjaan soil nailing pada proyek Extraordinary SOHO @Podomoro diperlukan bahan-bahan seperti : a.
Besi Beton D-19 dan D-25
b.
Head Nailing dan Waller Beam diameter 8 mm.
c.
Nut (mur)
d.
Pelat besi (Steel Plate) 15 cm x 15 cm 1 cm
e.
Centralizer
f.
Additive Cement dan Portland Cement (digunakan untuk grouting) Pertama yang harus dilakukan untuk pekerjaan soil nailing adalah menentukan
posisi titik-titik soil nailing dan pengeboran. Langkah pertama adalah pembentukan dan perataan lereng galian tanah sesuai kemiringan yang ditentukan, dilanjutkan penentuan posisi titik Soil Nailing sesuai dengan gambar design. Setelah posisi titik-titik soil nailing disetujui maka dapat dilakukan pengeboran dengan mengatur kemiringan lubang sesuai design yang dilakukan hingga mencapai kedalaman yang direncanakan. Setelah menentukan posisi titik-titik soil nailing, dilakukan pemasangan besi beton (nailing bar). Besi beton yang digunakan besi deform D-19 mm dan D-25 mm dengan ujung yang dibuat berulir untuk dibuatkan pada Head nailing. Centralizer terbuat dari PVC dipasang pada tiap jarak tertentu pada besi beton sebelumnya dimasukan kedalam lubang yang telah dibor, centralizer berfungsi untuk memastikan bahwa besi beton tepat berada pada center lubang bor. Selanjutnya, grouting dilakukan setelah besi beton selesai diinfalasi pada lubang bor. Pencampuran semen, air dan additive dikerjakan dalam mesin pompa grouting.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 16
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Proses grouting dilakukan dengan tekanan yang mencukupi agar dapat dipastikan lubang bor terisi penuh dengan material grouting: a. Semen
: 50 kg
b. Air
: 20 L
c. Additive
: 227 gram
d. w/c (water content)
: 0,425
Tahapan terakhir dalam pekerjaan soil nailing ini adalah dilakukan instalasi head nailing. Head Nailing terdiri dari pelat 150 x 150 x 10 mm, hexa nut dengan ulir pada permukaan dalamnya. Tepat pada head nailing continues waler rebar dipasang untuk memperkuat lapisan shotcrete bila terjadi tegangan geser yang terkonsentrasi pada bagian belakang head nailing saat terjadi deformasi pada lereng. Pemasangan head nailing dilakukan setelah shotcrete pada titik tersebut selesai. 5.3
Pekerjaan Dewatering Pekerjaan Dewatering memiliki empat sistem, yaitu ; 1. Dewatering sistem pompa biasa kapasitas sesuai kebutuhan 2. Dewatering sistem submersible pump kapasitas menyesuaikan 3. Dewatering sistem betingkat 4. Dewatering sistem penggalian/aliran/sodetan Pada masing-masing sistem diperlukan pompa merk dengan kapasitas yang
menyesuaikan dan juga selang air dengan ukuran yang menyesuaikan.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 17
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.3.1 Dewatering Sistem Pompa Biasa Pelaksanaan dewatering ini adalah membuat sumuran dipinggir galian yang posisinya lebih dalam dari elevasi galian yang ada dan terletak diluar rencana bangunan. Lubang galian yang dibuat harus dikeringkan terlebih dahulu. 5.3.2 Dewatering Sistem Submersible Pump Kapasitas Menyesuaikan Pelaksanaan dewatering ini dengan membuat seperti sistem pompa biasa, namun ukurannya lebih besar. Biasanya pengeringan dengan submersible pump digunakan dalam pemompaan yang volume airnya cukup besar. 5.3.3 Dewatering Sistem Betingkat Sistem ini dilaukan apabila galian cukup dalam atau dilereng tebing, sehingga popa penghidap/pembuang tidak bisa mencapai daerah pembuangan namun sistem ini seperti pompa biasa. 5.3.4 Dewatering Sistem Penggalian/Aliran/Sodetan Sistem ini berlaku apabila elevasi galian disekitarnya lebih rendah dan juga untuk mengeringkan atau denganmembuat saluran dengan panjang dan dalam seperlunya cukup untuk mengalirkan dan biaya lebih murah dari pada sistem pompa 5.4
Pekerjaan Galian 5.4.1 Pekerjaan Galian Sumuran Galian sumuran ini berfungsi untuk sumur, peresapan dengan buis beton dan juga untuk pondasi. Bahan yang dibutuhkan adalah buis beton dengan diameter sesuai spesifikasi. Tukang gali yang mengerti dalam hal pembuatan/gali sumur dangat diperlukan dalam pekerjaaan ini. Peralatan yag digunakan adalah cangkul, linggis, skop, ember, dunak, tambang, lempak, tangga, kerekan, kaki tiga dari bamboo dan lain-lain.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 18
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Setelah bahan, alat dan tenaga disiapkan, lahan pembuangan galian juga harus disiapkan. Untuk tanah biasa, pada galian kedalaman ± s/d 2 meter cara menaikan masih dengan tangga, sedangkan pada galian Galian kedalaman lebih dari 2 meter menggunakan kerekan yang dipasang diatas lubang dengan dilengkapi tambang dan dunak. Ukuran galian tanah dan posisi disesuaikan dengan spesifikasi. Untuk tanah berpasir, buis beton dimasukan pada kedalaman galian 1 meter dan dilakukan secara bertahap dimana buis beton akan mengikuti galian tersebut. 5.4.2 Pekerjaan Galian dan Saluran dengan Alat Berat Alat berat yang digunakan dalam pelaksanaan galian dan saluran adalah pesawat waterpass dan theodolite lengkap, alat ini digunakan untuk pengukur ketinggian tanah. Excavator back hoe, alat digunakan untuk menggali tanah. Bull dozer, digunakan untuk mengurug tanah. Compactor, digunakan untuk memadatkan tanah. Diperlukan juga tangki air, dan palu besi. Dalam metode pelaksanaan pekerjaan ini gambar kerja (shop drawing), peralatan serta patok harus dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk tahap pelaksanaannya yang pertama harus dilakukan adalah menentukan as saluran, kemudian tentukan batas-batas galian dan timbunan dan stripping lokasi yang akan ditimbun. Gali tanah bagian atas dan dibuang keluar sesuai rencana timbunan, kemudian ratakan timbunan sesuai lebar dan ketebalan dan ditentukan dan padatkan tanah dengan alat pemadat. 5.4.3 Pekerjaan Galian Tanah Secara Manual Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan galian tanah secara manual adalah alat-alat sederhana, yaitu alat ukur waterpass dan theodolite, meteran dan benang, pengki, cangkul, blencong, palu besi dan pompa air.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 19
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembersihan lokasi galian dari rumput, humus, akar pohon, batang pohon harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan ketempat yang telah ditentukan. Ukur batas-batas elevasi galian dan pemasangan patok-patok dan diberi tanda sesuai dengan shop drawing. Apabila ditemukan pipa drainase, kabel listrik, dan lain-lain yang masih berfungsi selama pekerjaan galian berlangsung maka kabel-kabel tersebut harus dilindungi agar tidak tergali. Apabila dasar dari lubang galian lebih rendah dari muka air tanah, maka selama penggalian berlangsung dibuat kantong-kantong genangan air dan harus diadakan pemompaan air. Untuk menjaga stabilitas permukaan pada tanah yang tidak stabil agar tidak longsor selama penggalian, terlebih dahulu harus dipasang penyangga/penahan tanah/turap. Setelah galian mencapai elevasi yang ditentukan, dilakukan pengukuran akhir untuk mengecek kedalaman/elevasi dan profil penampang galian telah sesuai dengan elevasi yang ditentukan/shop drawing. Apabila ditentukan oleh spesifikasi bahwa dasar galian harus dipadatkan, maka dasar tersebut dipadatkan dengan alat pemadat yang disesuaikan dengan kondisi dari tempat galian (misal : stamper, baby roller, three wheel roller, dan lain-lain) sehingga mencapai kepadatan yang ditentukan. Test kepadatan tanah (density test) dilakukan dengan metode sand cone dengan kepadatan standart 95%. Terakhir dilakukan perapian dan pembersihan galian. 5.4.4 Pekerjaan Galian Tanah dengan Alat Berat Alat berat yang digunakan dalam pekerjaan galian adalah alat ukur waterpass dan theodolite, meteran, palu besi, excavator, bull dozer, dump truck, compactor. Bahan yang dibutuhkan adalah patok bambu/kayu, paku usuk/paku reng, dan cat/spidol.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 20
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengukuran batas-batas daerah galian dan pemasangan patok-patok ukur yang diberi tanda (marking) elevasi sesuai elevasi yang ditentukan atau shop drawing. Pembuatan jalan sementara menuju lokasi pembuangan dan timbunan tanah galian. Setelah pengukuran dilakukan, galian tanah dilaksanakan. Apabila kedalaman cukup dalam, maka talud-talud tanah yang tidak tergali perlu dilindungi dengan penahan tanah (misal : turap kayu, shotcrete, sheet pile dan lain-lain) terlebih dulu sebelum pekerjaan lainnya dilanjutkan. Untuk pemukaan air tanah yang tinggi, sebelum pekerjaan galian tanah dilaksanakan maka perlu dilakukan pemompaan air terlebih dahulu dengan membuat kantong-kantong/sumuran. Setelah penggalian mencapai elevasi yang ditentukan, maka dilakukan pengukuran akhir untuk mengecek elevasi galian dan profil penampang galian telah sesuai dengan elevasi yang ditentukan atau shop drawing. Apabila ditentukan oleh spesifikasi bahwa dasar galian harus dipadatkan, maka dasar tersebut dipadatkan dengan alat pemadat sesuai dengan ketentuan spesifikasi (misal : stamper, baby roller, three wheel roller, dan lain-lain) sehingga mencapai kepadatan yang ditentukan. Test kepadatan tanah (density test) dilakukan dengan metode sand cone dengan kepadatan standard 95%. Apabila tanah hasil galian masih dipakai untuk urugan dilokasi galian tanah atau harus dibuang keluar dari lokasi galian, maka dibutuhkan Dump Truck untuk mengangkut tanah hasil galian tersebut ke tempat pembuangan atau penimbunan.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 21
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Gambar 5.2 Pekerjaan Galian Tanah dengan Alat Berat 5.5
Pekerjaan Urugan 5.5.1 Pekerjaan Urugan Tanah Secara Manual Urugan tanah secara manual dilakukan apabila volume timbunan/urugan tidak besar dan masih bisa dilakukan dengan tenaga manusia. Bahan yang diperlukan dalam pekerjaan urugan sama dengan pekerjaan galian secara manual diatas, hanya saja peralatan berbeda. Peralatan yang digunakan ialah alat ukur (waterpass, theodolite), meteran, cangkul, sekop, pengki, stamper atau baby roller, palu besi. Pembersihan, pengukuran, profil-profil penampang urugan lokasi/daerah yang akan diurug ditentukan sesuai shop drawing. Timbun daerah yang diurug dan timbunan digelar setebal 20 cm kemudian dipadatkan dengan stamper/baby roller sesuai dengan ketentuan spesifikasi. Setelah lapis pertama selesai kemudian dilanjutkan dengan lapis timbunan berikutnya setebal 20 cm dan dipadatkan dengan stamper atau baby roller sampai kepadatan yang ditentukan. Apabila ditentukan oleh spesifikasi, test kepadatan tanah (density test) dilakukan dengan metode sand cone dengan kepadatan standart 95%.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 22
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.5.2 Pekerjaan Urugan Tanah dengan Alat Berat Bahan, alat yang dipakai dalam pekerjaan ini sama dengan pekerjaan galian dengan alat berat. Perbedaannnya terletak pada tahap pelaksanaan pekerjaan. Timbun daerah yang akan diurug dan timbunan digelar dengan bull dozer lapis perlapis setebal ± 40 cm dan dipadatkan dengan mesin pemadat sesuai ketentuan spesifikasi. Untuk urugan lapis pertama (work table) tidak diperlukan test kepadatan tanah (density test). Setelah lapis pertama (layer 1) selesai kemudian dilanjutkan dengan lapis timbunan berikutnya setebal ± 40 cm dan dipadatkan dengan mesin pemadat sesuai ketentuan spesifikasi. Mulai lapisan timbunan ke 2 dilakukan pengetesan kepadatan tanah (density test), demikian pula lapisan – lapisan timbunan berikutnya dilakukan pengetesan kepadatan tanah setiap lapis. Tes kepadatan tanah (density test) dilakukan dengan metode sand cone dengan kepadatan standard 95%. Daerah timbunan akan diberikan tanda batas timbunan dengan patok-patok ukur yang diberi tanda-tanda (marking) ketinggian per 40 cm, sampai dengan ketinggian (elevasi) urugan sesuai shop drawing. Apabila tanah untuk timbunan diambil dari tempat lain yang jauh dari lokasi timbunan maka dibutuhkan angkutan tanah dengan dump truck dan untuk pemuatan dan galian di lokasi pengambilan tanah digunakan Excavator. Setelah elevasi/ketinggian urugan tercapai, maka dilakukan pengukuran akhir untuk mengecek ketinggian tersebut telah sesuai dengan ketinggian yang ditentukan/sesuai dengan shop drawing. 5.6
Pekerjaan Pasang Batu Muka Segi Enam Bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pasang batu segi enam adalah batu kali ex
lokal, pasir pasang ex lokal, portland cement, air. Peralatan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah palu besi, cetok siar, benang plastik ϕ1.25 mm, roll meter 5 m, unting-unting, Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 23
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
waterpass, kayu 5/7, 2/3, sekop, cangkul, ember, kotak aduk, kotak angkut, mollen, maal polywood 9 mm untuk batu muka. Pada proyek Extraordinary SOHO @Podomoro sebelum dilanjutkan ke pemasangan batu muka, bahwa pemasangan batu didalamnya telah selesai sesuai profil dan tersisa setebal batu muka + spesi (12 cm + 2-3 cm ). Pasang profil sesuai kemiringan yang ada setiap jarak 10 cm. Profil di-marking ke arah vertikal setiap jarak 19 cm. Pasang batu muka berurutan, dengan nat antara 2 cm dengan posisi sudut sisi tegak bagian atas (punca) tepat pada jalur benang serkapan. Selesai pemasangan batu muka setelah ± 2 jam, nat mulai dikorek sedalam 1.5 cm. Pembersihan/pembasahan bidang nat yang akan disiar. Nat disiar dengan spesi 1 PC : 2 PS (sesuai spek). Pembersihan batu muka dan nat yang telah mengering dengan sikat ijuk dan disiram. Untuk mendapatkan pasangan batu muka profil arah horizontal dan vertikal harus serasi dan nat sama, tampak warna seragam, besar dan ukuran batu muka sama, bidang permukaan batu muka rata.
Gambar 5.3 Pekerjaan Pasang Batu Muka Segi Enam Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 24
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
5.7
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan Pasang Gebalan Rumput Pekerjaan pasang gebalan rumput ioni membutuhkan rumput jenis yang merambat,
bukan yang tumbuh berdiri. Bila diperlukan, pakai obat penyubur. Peralatan yang digunakan adalah cangkul, alat angkut, denah, gerobak, trench dan lain-lain, pantek / sunduk dari bambu, alat penggeblek. Tahap pelaksanaannya pengambilan rumput/gebalan. Cara pengambilan gebalan rumput dicangkul keliling,.sehingga gebalan tersebut berbentuk bulat dengan diameter yang ideal 20 cm dan ketebalan tanah/lapisan tanah yang menempel di gebalan ± 5 cm. Keadaan Tanggul / Lereng Tanggul harus dalam keadaan rata kearah horizontal maupun vertikal. Bila lereng keadaan halus/bekas finishing, perlu adanya pengasaran/dicowak merata dan bila keadaan tanggul kering, perlu disiram air secukupnya, tapi tidak merusak lereng. Tahap penanaman, pantek kecil-kecil, gebalan rumput mulai ditempelkan dari arah bawah dengan jarak antara gebalan rumput 5 – 10 cm. Setelah menempel digeblek dengan alat penggeblek dengan tekanan secukupnya, asal sudah melekat. Keadaan pemasangan rumput setelah digeblek rata ke arah vetikal dan horizontal.Pasang pantek cukup 1 buah setiap gebalan. Pada tahap perwatannya, setiap hari sekali disiram air dengan cara disemprot, agar tidak dilewati orang atau dinjak-injak hewan. Bila perlu dengan obat penyubur, berikan disekeliling gebalan ditabur dan jangan sampai kena bidang atas rumput, usahakan didaerah sekeliling gebalan. 5.8
Pekerjaan Pasang Bronjong Kawat Bahan yang digunakan dalam pekerjaan pasang brojong kawat : a. Jenis kawat lemas, produksi (sesuai spek) i. Diameter kawat
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
= 4 mm
V - 25
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
ii. Toleransi diameter max.
= 0.4 mm
iii. Tegangan tarik min
= 41 kg/cm2
iv. Puntiran / lilitan
= 21 – 26 kali
v. Kadar karbon
= 0.08 – 0.13 %
b. Dimensi i.
Panjang
=2m
ii.
Lebar
=1m
iii.
Tinggi
iv.
Gelangan anyaman
=1m
-
Bentuk segi enam sama sisi
-
Dengan lilitan 3 kali
-
Ukuran mata gelang ±130 x 160 mm
Satu bronjong = 11 m2 = 25.970 kg terdiri dari anyaman, sengkang, tali c. Bronjong model ini disebut type E d. Batu kali 15/20 > dari lubang bronjong Peralatan yang digunakan adalaan maal potongan seler dengan besi bton diameter 19 mm panjang 60 cm dan dicor ukuran 40 x 40 x 30 cm dengan posisi besi tegak lurus dan kuat. Jarak antar patok as ke as = 272 cm. Jarum pengait yang digunakan untuk mengunci lilitan. Gunting potong kawat diameter 4 mm untuk memotong kawat, meteran 5 m dan sarung tangan. Gambar kerja, bahan, alat, lahan, tenaga, harus disiapkan untuk pelaksanaan pekerjaan brongjong kawat. Potong awat seler dengan gunting kawat diameter 4 mm tepat ditengahtengah jarak antara dua patok dan diluruskan dengan posisi tetap tertekuk sama panjang, namun sebelum memotong seler lebih dulu melilitkan kawat ke patok pemotongan seler Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 26
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
dengan jumlah lilitan maksimal 25 kali. Membuat rangka ayaman sesuai pola anyaman type E dengan posisi 16 titik. Lilitkan kawat seler ke rangka anyaman, pada sisi rangka 1 m berisi 7 seler, sedangkan pada sisi kedua rangka 2 m berisi 15 seler. Untuk membuat bronjong kawat dengan batu kali dengan cara membuat as saluran, bouwplank, pasang profil. Tandai sesuai dengan pola penempatan bronjong. Bronjong yang terbentuk diletakkan sesuai posisinya dan diberi pengaku bagian luar dari batang bambu (untuk pengapit). Tarik benang horizontal untuk meluruskan bronjong yang masih kosong. Pasang batu kali bagian luar sisi bronjong. Batu harus lebih besar dari lubang bronjong. Setiap pasang batu tinggi 50 cm diberi seler pengait dan kontrol dengan benang. Setelah penuh, tutup mulai dikaitkan dan dikancing sesuai lilitan dengan alat pengait. 5.9
Pekerjaan Pondasi 5.9.1 Pekerjaan Pondasi Dangkal Jenis-jenis pondasi meliputi : a. Pondasi batu kali b. Pondasi plat/telapak c. Pondasi plat menyeluruh d. Pondasi cyclop + plat Bahan yang digunakan antara lain ; a. Batu kali / pecah keras, padat, tidak berpori b. Pasir pasang ex lokal bersih, tidak mengandung lumpur (max. 5%) c. PC ex nusantara, Gresik, Tiga roda baik, tidak mati/mengumpal d. Koral/batu pecah, keras, padat, tidak porous, bersih e. Besi beton dimensi, produk sesuai spek
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 27
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Peralatan yang dipakai antara lain: a. Peralatan tukang batu komplit b. Peralatan tukang kayu komplit c. Peralatan tukang cor komplit d. Peralatan bor tanah komplit e. Peralatan tukang besi komplit f. Sarana lain mollen, vibrator, gerobak dan lain-lain Pada metode pelaksanaan, persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan gambar kerja/shop drawing, peralatan ukur, bahan, alat, tenaga kerja, peralatan tukang dan bahan baku. Cara pelaksanaanya mempunyai urutan sendiri-sendiri, termasuk peralatan yang digunakan. Utnuk tahap pelaksanaan pondasi batu kali campuran sesuai spesifikasi proyek. Tanah yang akan diberi pondasi digali, dan puing galiannya tidak menggangu jalannya pasangan batu kali. Pasang profil pedoman untuk as dan elevasi, disesuaikan dengan gambar. Urug dasar dengan pasir dengan tebal urugan disesuaikan dengan spesifikasi. Pasang baru kosong/aanstamping dengan tebal disesuaikan dengan spesifikasi. Batu kosong diisi pasir dan disiram. Mulai pasang baru kali dengan spesi. Batu kali yang besar diletakkan dibawah, semakin keatas profil batu mengecil. Tahap pelaksanaan pondasi tapak/pelat setempat bertemu dengan beton bertulang campuran/mutu beton sesuai spesifikasi. Pondasi ini menggunakan bekisting dasar namun diletakkan sesuai as dan peil. Setelah bekisting terpasang, urug dengan pasir urug. Gunakan werk floor dengan ketebalan sesuai spesifikasi. Kemudian setelah kering, werk floor diberi tanda as-as. Stel besi foot plat, dan pasang beton decking dasar
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 28
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
werk floor supaya besi beton tidak menempel ke bekisting. Beton dicor sesuai spesifikasi, padatkan dan ratakan permukaan. Pondasi plat menerus ini hampir sama dengan pondasi plat setempat hanya antar kolom ke kolom plat tersebut menerus. Sistem kerja sama dengan pondasi plat setempat Penggunaan pondasi cyclop ini sangat tergantung jenis dan penyelidikan tanah dan juga penggunaan sistem pondasinya tergantung rencana. Tahap pelakasanaan pondasi beton cyclop dan plat beton ini biasanya digunakan beton 1:2:3 = 30% dan batu kali 70%. 5.9.2 Pekerjaan Pondasi Dalam (Pondasi Tiang Bor/Bored Pile) Mengerjakan pekerjaan pondasi dalam untuk bored pile ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu : a.
Persiapan i. Gambar kerja tata letak tiang (pile lay out) terhadap tata letak kolom, datadata pemeriksaan tanah, detail tiang termasuk “Cut-off level”, ukuran tiang dan penulangannya, mutu beton dan mutu tulangan, dll. ii. Pengukuran lokasi/posisi titik tiang – tiang bor di lapangan sesuai dengan gambar pelaksanaan, sebagai dasar pengukuran geodesi harus ada “BENCH MARK” (titik referensi), juga elevasi titik-titik rencana lokasi tiang bor. iii. Lokasi sementara untuk penyimpangan persediaan material kerja, peralatan kerja, bak penampungan lumpur, sesuai dengan rencana urutan pelaksanaan pengeboran dan pebuatan tiang bor iv. Harus ditentukan lokasi pembuangan lumpur yang baik, sehingga tidak terjadi genangan-genangan lumpur yang mempersulit pelaksanaan pekerjaan dan mengurangi mutu pekerjaan
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 29
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
v. Peralatan kerja yang dibutuhkan b. Pengeboran i. Sistem Pengeboran 1. Pengeboran basah (wash boring) 2. Pengeboran kering dengan bor auger ii. Pengeboran dapat dimulai setelah letak titik tepat dan posisi leader crane vetikal serta stabil. Pengeboran dilaksanakan dengan diameter mata bor yang sesuai/ditentukan sampai mencapai lapisan keras yang diharapkan (bearing layer). Lapisan yang cukup keras ini dapat diperiksa secara visual maupun nilai SPT yang diperoleh pada lapisan tersebut c. Pembersihan (cleaning) d. Setelah pengeboran mencapai kedalaman yang diharapkam, mata bor diangkat dan
dipindahkan,
kemudian
dengan
Cleaning
Bucket
dilakukan
pembersihan/pengeluaran tanah berulang-ulang sampai tidak ada lagi tanah yang terambil. Pada saat ini kedalaman tanah dicacat, minimal harus sama dengan kedalaman pada saat setelah pengeboran. e. Pembuatan dan pemasukan kerangka tulangan f. Kerangka tulangan dibuat sesuai dengan gambar dan spesifikasi kerja, setelah kerangka tulangan terpasang diberi beton decking lalu dimasukan kedalam lubang bor yang telah dibersihkan. g. Pemasangan pipa tremie h. Diameter pipa tremie yang dipakai disesuaikan dengan diameter lubang yang terpasang berikut corongnya hingga mencapai dasar lubang bor. Ujung bawah pipa tremie ditutup dengan pelat yang diletakkan dengan “TAPE” Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 30
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pengecoran i. Setelah pipa tremie terpasang dan sebelum pengecoran beton, terlebih dulu di cek dengan melempar batu kerikil kedalam pipa tremie. Apabila terdengar benturan batu kerikil berarti tutup pipa tidak terlepas dan tidak bocor. ii. Pengecoran dilakukan secara langsung dari concrete mixer ke corong tremie dan secara kontinue/terus menerus tanpa henti sesuai dengan mutu beton yang disyaratkan dan slump beton 15 – 20 cm iii. Pipa tremie yang semula menyentuh dasar lubang diangkat sedikit keatas sehingga beton lolos dari bawah. Pelat penutup terlepas akibat berat sendiri beton dan aliran beton iv. Pada pengecoran pipa tremie diangkat keatas sedemikian sehingga Ujung Bawah Pipa Tremie masih tebenam didalam adukan beton sedalam “±1,50 meter“ (tidak boleh diangkat lebih tinggi). v. Selama proses pengecoran beton, lumpur didalam lubang tiang akan terangkat keatas dan keluar lubang tiang sehingga lubang tiang akan terisi penuh dengan adukan beton. vi. Setelah selesai proses pengecoran maka permukaan adukan beton (Conrete head) harus diukur. Dalam pengerjaan pondasi dalam untuk tiang bor digunakan peralatan seperti, alat bor, pompa air, pipa bor, mata bor, bucket pemebrsih, pipa-pipa tremie, bar cutter, bar bender. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah besi tulangan sesuai gambar dan spesifikasi serta concrete ready mix dengan mutu beton yang ditentukan dan slump beton 15 -20 cm. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 31
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.9.3 Pekerjaan Pondasi Dalam (Pondasi Tiang Pancang) Tiang pancang yang digunakan bisa berbentuk bulat maupun segi empat dengan dimensi sesuai dengan spesifikasi. Apabila tiang pancang segi empat membuat sendiri atau cor di proyek maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu PC (Portland Cement) yang digunakan tidak menggumpal, pasir bersih, baru pecah tidak porous, air tawar bersih, besi beton, bekisting yang mana hal-hal tersebut harus sesuai dengan spesifikasi teknis. Sebelum pelaksanaan tiang pancang dilakukan, shop drawing harus dipersiapkan terlebih dahulu. Tata letak tiang harus dipelajari dan di marking, juga kedudukan alat yang digunakan sudah stabil dan benar. Dirikan tiang pacang dengan alat pancang sesuai dengan gambar rencana, sebelum dipancang check apakah penempatan sudah sesuai, apabila sudah sesuai maka pemancangan dapat dilakukan. Kemudian periksa tiang pancang yang sudah dipancang sudah tegak lurus, sebisa mungkin tiang yang dipancang harus tegak lurus karena akan berpengaruh terhadap beban lateral pada tiang.
Gambar 5.4 Pekerjaan Pondasi Dalam (Pondasi Tiang Pancang) Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 32
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.9.4 Pekerjaan Pondasi Makadam Bahan yang digunakan adalah batu pecah dan pasir sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini dump truck, truck tangki air, mesin gilas beroda tiga, grader. Hamparkan lapisan penyaring dari pasir atau batu pecah yang halus antara tanah dasar dan lapisan pondasi untuk menghindari prembesan dari bahan tanah dasar ke dalam pondasi. Pekerjaan ini dilakukan jika tidak digunkan suatu lapisan bawah tebal lapisan ini 2,5-8 cm dan tidak perlu dipadatkan. Timbun bahan didaerah yang akan perlu dipadatkan. Bangunlah penunjang samping/pinggir untuk lapis perkerasan atas. Hamparan lapisan agregat yang pertama dengan alat Grader. Basahi/siram agregatagregat yang akan dipadatkan. Padatkan lapisan agregat dengan mesin gilas. Hamparan bahan pengikat. Siramlah dengan air supaya membawa bahan pengikat tersebut ke dalam rongga-rongga diantara agregat-agregat. Gilas lapisan permukaan terakhir. Ulangi langkah-langkah tersebut sampai lapisan yang dikehendaki selesai. 5.9.5 Pekerjaan Pondasi Agregat (base) Bahan yang digunakan adalah batu pecah dan pasir sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini dump truck, truck tangki air, mesin gilas beroda tiga, grader. Pelaksanaan pekerjaan ini dimulai dari timbun material pada tempat yang akan dikerjakan. Hamparan material tersebut dengan alat grader dan kemudian periksalah kualitas material dengan secara visual. Siramkan air dengan truck tangki air, untuk mendapatkan kadar air optimum guna pemadatan sampai pada kepedatan yang disyaratkan. Campurkan material supaya bergradasi sama dan berkadar air sama. Hamparan Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
material
dan
41111010034 41111010045
ratakan
permukaannya
sampai
lebar
yang V - 33
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
dikehendaki/direncanakan. Pada tahap ini kemiringan permukaan harus diperiksa dengan
menggunkan
alat
pengukur
kemiringan
dan
pengukur
kerataan.
Gilaslah/padatkan permukaan terakhir. Ulangi langkah-langkah diatas sampai lapisan pondasi sesuai dengan rencana. 5.9.6 Pekerjaan Lapisan Pondasi Bawah (sub base) Pekerjaan lapisan pondasi bawah diawali dengan material ditimbun dilokasi jalan yang direncanakan. Hamparan agregat pokok dengan menggunakan alat bantu secara merata. Padatkan dengan menggunkan mesin gilas tandem roller hingga merata, sampai kedudukan agregat menjadi rata dan stabil ( jumlah lintasan minimum 6 lintasan). Tebarkan agregat pengisi seperti halnya penebaran agregat pokok/utama. Padatkan kembali dengan menggunakan mesin gilas tandem roller, hingga agregat pengisi tertanam dengan baik. Setelah agregat pengisi tertanam dengan baik kemudian disebarkan agregat penutup dengan cara yang sama dengan seperti diatas. Pemadatan akhir sebaiknya menggunakan pneumatric tried roller 10-12 ton dengan banyak lintasan 4-6 kali lintasan. 5.9.7 Pekerjaan Lapisan Pondasi Bawah (sub base II) Material disediakan dilokasi dan harus dijaga kebersihannya. Tebarkan sitru di lokasi secara merata dan jumlah yang sesuai dengan rencana. Padatkan dengan mesin gilas tandem roller, hingga kedudukan sitru merata dan stabil. Untuk lantai kerja digunakan pasir urug dengan tebal lapisan 10-20 cm, sedangkan tebal sitru 20-30 cm.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 34
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.10 Pekerjaan Bekisting Untuk menghasilkan beton yang lurus dan tidak cembung harus digunakan bekisting sebagai cetakan beton. Bekisting dibuat tidak boleh bocor dan tidak boleh lendut jika dicor. Pembuatan bekisting memerlukan kayu (bisa menggunakan kayu meranti, kamper dan lainlain sesuai denga spesifikasi), multiplek dengan ukuran tabal 9 mm, 12 mm dan 18 mm, paku dengan dimensi paku menyesuaikan ketebalan atau dimensi kayu, dan minyak bekisting yang digunakan supaya ketika beton dicor dan sudah kering tidak menempel pada bekisting. 5.10.1 Pekerjaan Bekisting Poor Peralatan yang digunakan adalah alat ukur yang terdiri dari theodolite dan waterpass. Alat bantu seperti gergaji potong (mesin), mesin serut, dan pompa air. Peralatan tukang yang digunakan seperti gergaji kayu, palu, bodem, unting-unting, benang nilon, pethel, siku, meteran, pensil, dan linggis. Pekerjaan persiapan mulai dari mempersiapkan shop drawing dan menghitung material berdasarkan buistat bahan. Fabrikasi panel di luar lokasi dan cek kelurusannya. Pasang skoor dan sekaligus cek sudut yang diperlukan antara sisi satu dengan sisi lainnya dengan syarat skoor yang digunakan harus kuat dan sambungan panel harus rapat. 5.10.2 Pekerjaan Bekisting Balok Sloof Peralatan yang digunakan sama dengan pekerjaan bekisting poor. Pekerjaan persiapan mulai dari mempersiapkan shop drawing dan menghitung material berdasarkan buistat bahan. Fabrikasi panel di luar lokasi dan cek kelurusannya. Pasang skoor dan sekaligus cek sudut yang diperlukan antara sisi satu dengan sisi lainnya dengan syarat skoor yang digunakan harus kuat dan sambungan panel harus rapat.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 35
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.10.3 Pekerjaan Bekisting Kolom Peralatan yang digunakan dalam mengerjakan bekisting kolom adalah alat ukur yang terdiri dari theodolite, waterpass, benang, lot, rol meter. Diperlukan juga alaat kerja tukang seperti palu, unting-unting, gergaji tangan, alat serut dan juga alat ringan seperti Form Tie. Semua alat, bahan,d an tenaga kerja harus dipersiapkan untuk memulai pekerjaan ini. Pertama, harus dimarking posisi kolom sesuai dengan gambar, pasang, cek dan cor bekisting sepatu kolom. Olesi minyak bekisting pada bagian yang akan terkena beton. Dirikan bekisting dan pasang form tie pada jarak tertentu. Cek dimensi dan siku-siku kolom. Pasang scaffolding, dan pengapit bekisting. Kemudian pasang skoor dengan menggunakan pipe support pada keempat sisinya dan cek kevertikalan dari empat sisi tersebut dengan menggunakan unting-unting. Setiap sambungan pada bekisting harus rapat tidak boleh bocor.
Gambar 5.5 Pekerjaan Bekisting Kolom Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 36
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.10.4 Pekerjaan Bekisting Kolom Bulat Pada pekerjaan bekisting kolom bulat menggunakan fiberglass pada bahannya dengan tebal 5 mm dan scaffolding atau pipe support. Awal dari pekerjaan bekisting kolom bulat sama dengan pekerjaan bekiting kolom hanya saja setelah pengolesan minyak pada fiberglass sisi sebelah dalam, pasang busa pada setiap sambungan dan memiliki bekisting fiberglass. Kemudian pasang pengapit fiberglass yang berbentuk setengah lingkaran setiap jarak 10 m. Pasang skoor menggunakan pipe support, dan cek kevertikalan bekisting menggunakan unting-unting. Sebelum pemasangan fiberglass dilakukan, potongan kayu, besi dan lain-lain harus dibersihkan. Sambungan dari dua sisinya fiberglass tidak boleh bocor saat pengecoran.
Gambar 5.6 Pekerjaan Bekisting Kolom Bulat 5.10.5 Pekerjaan Bekisting Plat dan Balok Setelah shop drawing disiapkan dan dipelajari, hitung kebutuhan material yang diperlukan dari bekisting pelat dan balok. Buat buistat bahan dan panel balok dan pelat. Elevasi pinjaman pada kolom dan peil suri-suri dengan pedoman elevasi pada kolom harus ditentukan. Kemudian pasang bodeman diatas suri-suri dan temberang balok, ceke
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 37
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
ketegaklurusan terhadap panel bawah. Pasang skoor dan suri-suri pelat dan pasang panel pelat dengan elevasi yang ditentukan. Skoor yang dipasang harus kuat dan tanah getaran.
Gambar 5.7 Pekerjaan Bekisting Plat dan Balok 5.10.6 Pekerjaan Bekisting Pile Cap Memakai Bataco Bahan yang dibutuhkan dalam membuat pekerjaan pile cap memakai bataco adalah bataco, pasir dan semen. Peralatan yang dipakai adalah alat ukur seperti, theodolite dan waterpass. Diperlukan juga alat bantu seperti bodem, palu, unting-unting, benang, siku besi, meteran dan pensil. Metode pelaksanaan yang pertama harus dilakukan pada pekerjaan ini adalah pekerjaan persiapan dimana tenaga kerja harus mempelajari shop drawing dan menghitung kebutuhan material dari pekerjaan tersebut. Kemudian dilakukan pengukuran, perapian galian dan pembobokan pondasi dalam (tiang pancang atau bored Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 38
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
pile) sampai dengan 5 cm diatas elevasi lantai kerja. Urug pasir +10cm dan buat lantai kerja +5 cm. Pasang bataco disekeliling pile cap dan urug tanah diluar sekeliling bataco. 5.11 Pekerjaan Potong dan Bengkok Besi Dalam setiap pekerjaan struktur pasti menggunakan besi tulangan juga didalam proyek Extraordinary SOHO @Podomoro. Besi tulangan yang digunakan adalah besi tulangan yang tidak terlau banyak berkarat. Pemasok besi tulangan proyek Extraordinary SOHO @ Podomoro adalah PT. Cakra Tunggal. Peralatan yang digunakan adalah alat potong besi (bar cutter), alat bengkok besi (bar bender) dan alat bantu tukang seperti tang, catut, rol meter, dan meteran. Apabila besi banyak mengandung karat, maka sebelum distel harus disikat baja terlebih dahulu. Tahap persiapan dalam pekerjaan ini tenaga kerja diharuskan menyiapkan dan mempelajari shop drawing dan menyiapkan bahan dan alat. Besi tulangan yang akan dibengkokkan atau dipotong sesuai dengan buistat. Untuk mencegah terjadinya korosi, maka selama penyimpanan besi harus dilindungi terhadap perubahan cuaca dengan cara penyusunan besi harus berjarak + 20 cm dari tanah.
Gambar 5.8 Alat Potong/Bengkok Besi Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 39
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.12 Pekerjaan Pembesian Dalam pekerjaan pembesian bahan yang digunakan adalh besi tulangan yang sesuai dengan kebutuhan, begel, kawat bendrat, beton decking, kayu pengait dan skur. Dengan peralatan yang digunakan adalah alat potong besi (bar cutter), alat bengkok besi (bar bender) dan alat bantu tukang seperti tang, catut, rol meter, dan meteran. Dalam metode pelaksanaan pekerjaan pembesian terdapat dua tahapan yaitu pekerjaan persiapan dan pelaksanaan. Metode pekerjaan persiapan yang dilaksanakan oleh PT. Nusa Raya Cipta dalam membangun struktur proyek Extraodinary SOHO @Podomoro adalah setiap tenaga kerja diharuskan untuk mempelajari gambar dan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Apabila telah dikerjakan dan terjadi overlapping, maka overlapping minimum adalah 40d untuk besi polos dan 23 d untuk besi ulir. 5.12.1 Pekerjaan Pembesian Kolom Pada tahap pelaksanaanya yang harus dilakukan adalah mendirikan scaffolding dan pasang unting-unting pada as kolom. Pasang pengapit tulangan pada jarak tertentu dan masukan begel yang dibutuhkan. Dirikan semua besi tulangan kemudain ikat pada pengapit, ikat begel pada jarak tertentu dan pasang beton decking secukupnya.
Gambar 5.9 Pekerjaan Pembesian Kolom Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 40
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.12.2 Pekerjaan Pembesian Kolom Bulat Sebelum mendirikan scaffolding, buat pengapit tulangan dari multiplek dengan ukutan diameter kolom dikurangi dua kali selimut beton. Selanjutnya pekerjaan pembesian kolom bulat sama dengan pekerjaan pembesian kolom.
Gambar 5.10 Pekerjaan Pembesian Kolom Bulat 5.12.3 Pekerjaan Pembesian Dinding Tahap pelaksanaannya yang pertama dirikan perancah dari kayu 5/7 dan skur. Pasang tulangan ke tulangan horizontal, kemudian pada perancah. Dirikan semua tulangan secara vertikal dan horizontal. Pasang tulangan horizontal lainnya dan ikat pada tulangan vertikal. Pasang kaki ayam dan tahu beton (decking) secukupnya. Sambungan besi tulangan ini sesuai dengan PBI 71.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 41
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.12.4 Pekerjaan Pembesian Plat dan Balok Pada pekerjaan pembesian pelat dan balok memakai peralatan yang sedikit berbeda dengan pekerjaan pembesian pada umumnya. Alat yang digunakan adalah bar cutter, bar bender, genset, gergaji besi, las potong, gerobak langsir, kunci besi, alat pembengkok, linggis, meteran. Sebelum dilakukan pembesian, besi harus dipabrikasi terlebih dahulu dan dibuat pengelompokan besi sesuai dengan ukuran dan jenisnya. Lokasi penyimpanan besi harus bebas dari air untuk mencegah terjadinya korosi. Pemasangan tulangan harus memperlihatkan panjang penyalur tulangan sesuai dengan PBI. Apabila ada shaft, perlu dikaji kembali perkuatan-perkuatan besi disekeliling shaft. 1. Pembesian Balok Besi tulangan pokok bagian atas dipasang dan dilandasi dengan kayu menopang dibekisting. Masukkan begel ke tulangan pokok tersebut sebanyak yang dibutuhkan dan dibendrat sesuai dengan jarak begel yang dinginkan. Besi tulangan pokok bagian bawah dimasukan dan diikat ke begel yang ada dengan bendrat. Tulangan pinggang-pinggang ekstra disusulkan sesuai dengan gambar dan dibendrat. Beton decking ditempatkan dibawah tulangan pokok bagian bawah. Kayu penopang dilepas dan besi balok siap digunakan.
Gambar 5.11 Pembesian Balok Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 42
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
2. Pembesian Pelat Besi-besi pelat bagian bawah lapis 1 digelar dilapangan, disusul dengan lapis 2 dan dibendrat sesuai dengan jaraknya. Tulangan pelat bagian atas lapis 2 digelar, kemudian lapis 1, lalu diikat dengan bendrat sesuai dengan jaraknya. Pasang tulangan kaki ayam pada jarak-jarak tertentu dengan jumlah secukupnya. Pasang beton decking pada jarak-jarak tertentu secukupnya. Sisa-sisa bendrat di lapangan dibersihkan.
Gambar 5.12 Pembesian Plat/Slab 5.13 Pekerjaan Pembuatan Kubus Beton dan Slump Test Pembuatan kubus beton dan slump test ini bertujuna untuk mendapatkan beton dengan mutu yang dapat memberikan gamabran kualitas beton yang sebenarnya. Untuk membuat kubus beton yang akan digunakan untuk uji slump gunakan campuran beton yang sedang dipakai untuk cor di lapangan. Peralatan yang dipakai untuk pembuatan kubus beton adalah cetakan kubus beton dari baja, spanner, pelumas cetakan, scraper, scop untuk mengambil sampel, float sebagai perata adukan, batang pemadat, palu getar, lap pembersih, ember untuk mengamngkut sampel, karung basah, penutup polythene, crayon atau tinta anti air, bak Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 43
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
perawatan beton, plat alas untuk aduk ulang sampel beton. Sedangkan yang dibutuhkan dalam slump test adalah kerucut abrams, patung pemadat, alat kedap air, meteran, sekop kecil dan besar. Cetakan dan kerucut abrams harus dibersihkan dari kotoran atau mortar yang mengeras. Cek keketatan mur-mur cetakan, dan berikan lapisan tipis pelumas cetakan disisi dalam cetakan. Pengambilan sampel dilakukan dengan memotong alirat penuangan beton dari mixer memakai sekop. Pengujian slump test dilakukan sesuai ketentuan spesifikasi, apabila tidak ada ketentuan pengujian slump test, untuk beton Ready Mix dilakukan setiap Truck Mixer dan untuk beton sie mix dilakukan setiap 3 adukan mollen. Siapkan kerucut abrams lengkap dengan alasnya disiapkan dan tongkat besi pemadat. Adukan dimasukan kerucut abrams sampai dengan + 1/3 h. Hal yang sama dilakukan untuk yang ke 2 ( sampai dengan 2/3 tinggi kerucut) dan lapis ke 3 (penuh). Ditunggu beberapa menit, kemudian kerucut abrams diangkat perlahan-lahan keatas sampai adukan beton isinya keluar semua. Kerucut Abrams ditempatkan disebelah adukan yang keluar tadi. Diukur penurunan adukan dari puncak kerucut abrams dengan bantuan meteran dan tongkat kayu dihorizontalkan. Untuk pembuatan kubus beton, adukan beton dimasukan ke cetakan dalam 3 tahap dimana setiap tahap pengisian dipadatkan dengan tongkat besi minimal 25 kali tergantung jenis campurannya. Pemadatan dapat juga dilakukan dengan vibrator, hammer. Permukaan beton diratakan sejajar dengan puncaknya dan ditandai dengan batang korek api berupa tanggal pengambilan sampel, kode lokasi dan kode-kode lain yang perlu. Penyimpanan kubus beton didalam cetakan disimpan di tempat yang bebas getaran dan ditutup permukaannya dengan karung basah dan tutup polythene selama 16-24 jam.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 44
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Setelah 16 – 24 jam cetakan kubus dilepaskan dan kubus beton direndam dalam air jernih sampai saat pengetesan. Selain berbentuk kubus, sample uji test beton juga dapat disajikan dalam bentuk silinder. Ukuran dimater 15 cm dan tinggi 30 cm.
Gambar 5.13 Silinder Beton Untuk Tes Laboratorium
Gambar 5.14 Slump Test Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 45
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.14 Pekerjaan Pengecoran Secara umum, bahan dari pekerjaan pengecoran adalah semen, pasir cor atau agregat halus, split atau agregat kasar (ukuran 1-2 cm atau 2-3 cm), bahan additive dan air. 5.14.1 Pekerjaan Pengecoran Manual Peralatan yang digunakan adalah mollen, vibrator dan gerobak cor dengan alat bantu seperti kotak takaran, benang nylon, jidar, cethok, tenda. Setelah semua alat dan bahan dipersiapkan, tempatkan beton sedekat mungkin untuk menghindari segresi dan dapat dipadatkan. Tuangkan beton secara merata dan berlapis penuangan secepat mungkin (diperhitungkan kecepatan pemadatan dan kemampuan alat-alat cor) untuk menghindari warna beton yang berbeda. Waktu pengecoran dijaga dari hujan dan panas. Pemadatan beton dilakukan dengan beton trailler (internal vibrator atau eksternal vibrator) dengn alma penggetaran ± 10 detik. Setelah dipadatkan beton diratakan menggunakan jidar dengan bantuan tarikan benang disesuaikan dengan finishing. Perawatan beton dilakukan dengan cara direndam air dalam keadaan jenuh selama tiga hari. 5.14.2 Pekerjaan Sambungan Pengecoran Peralatan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah alat ukur berupa benang, rol meter dan lot serta alat bantu kerja tukang berupa kuas, ember, cetok, paku, betel. Siapkan shop drawing, bahan dan peralatan. Pemberhentian beton ini dibuat kasar dahulu dengan cara diketrik. Buat campuran antara PC, additive, dan air dan beton dibasahi dengan campuran tersebut, didiamkan selama 1 menit dan pengecoran sambungan dapat dilaksanakan. Pemebrhentian pengenecoran harus memperhatikan syarat sesuai dengan PBI 71.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 46
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.14.3 Pekerjaan Pengecoran Dinding Peralatan yang digunakan adalah mollen, vibrator dan gerobak cor dengan alat bantu seperti kotak takaran, benang nylon, jidar, cethok, tenda. Pada pekerjaan pengecoran dinding ini dilakukan pembuatan beton yang kohesif dengan slump yang kecil. Tuangkan beton dengan alat bantu untuk menjaga beton tidak bersentuhan langsung dengan bekisting. Penuangan beton diusahakan merata & lapisan cor yang miring. Penuangan beton tiap lapis kerah horizontal + 30 cm dan dijaga agar lapis pertama tidak kering. Pemadatan beton dilakukan secara merata dan janhgna menyentuh dinding bekisting. Perawatan beton dilaksanakan dengan menutup karung goni dan disiram air selama 3 hari 5.14.4 Pekerjaan Pengecoran Resevoir Peralatan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pengecoran resevoir adalah alat ukur seperti waterpass, theodolite, benang, rol meter dan lot. Alat kerja tukang berupa sekop dan ember. Alat test yang terdiri dari cetakan kubus, dan kerucut abrams. Alat ringan seperti scaffolding, lampu, deklit, selang. Alat berat berupa concrete mixer, concrete vibrator dan talang cor. Elevasi lantai dan dinding resevoir harus ditentukan terlebih dahulu. Buat campuran sesuai dengan mix design, slump test, kubus beton. Distribusikan adukan beton ke lokasi pengecoran lantai resevoir kemudian padatkan sampai seluruh lantai tercor. Dilanjutkan dengan pengecoran dinding dimaa tiap 30 cm dipadatkan sampai dengan elevasi yang ditentukan. Perawatan beton dilaksanakan dengan menutup karung goni dan disiram air selama 3 hari. Jika terjadi pemberhentian cor usahankan pemberhentian itu berada 30 cm diatas lantai dengan diberi waterstop.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 47
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.14.5 Pengecoran Pada Pertemuan Balok dan Kolom dan Pengecoran Berhenti Dikolom Peralatan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pengecoran resevoir adalah alat ukur seperti waterpass, theodolite, benang, rol meter dan lot. Alat kerja tukang berupa sekop dan ember. Alat test yang terdiri dari cetakan kubus, dan kerucut abrams. Alat ringan seperti scaffolding, lampu, deklit, selang. Alat berat berupa concrete mixer, concrete vibrator dan talang cor. Membuat campuran beton sesuai dengan mutu yang disyaratkan. Test slump beton dengan kerucut abrams oleh petugas khusus. Pembuatan kubus beton untuk test slump setiap volume beton yang disyaratkan. Cor kolom setinggi elevasi balok bagian bawah dan dipadatkan. Bersihkan beton lama pada kolom. Beri lem beton secukupnya. Cor balok dan dipadatkan. Selesai pengecoran harus diadakan perawatan beton (curing) dengan cara disiram air atau ditutup kain basah. 5.14.6 Pekerjaan Pengecoran Pelat dan Balok Membuat campuran beton sesuai dengan mutu yang disyaratkan. Test slump dengan kerucut abrams oleh petugas khusus. Pembuatan kubus beton untuk test slump setiap volume beton yang disyaratkan. Selesai pengecoran harus diadakan perawatan beton (curing) dengan cara disiram air atau ditutup karung basah selama 3 hari.
Gambar 5.15 Pengecoran Pelat dan Balok Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 48
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.14.7 Pekerjaan Pengecoran Beton Sikat Pada pekerjaan ini bahan yang digunakan berbeda dengan pekerjaan pengecoran pada umumnya. Bahan yang dipakai adalah koral gundu dengan kriteria warna hitam keabu-abuan, padat tidak berporous, ukuran 1 - 5 cm. Pasir cor dengan kriteria bersih dan tidak mengandung lumpur. Portland Cement (PC) dengan kriteria kering, tidak menggupal, dan tidak kadarluasa. Koral beton yang bersih, padat, gradasi sesuai spek dan merata. Basi beton digunakan diameter 8 – 20 dengan satu lapis saja. Triplek digunakan sebagai modul sikat dengan tebal 9 mm. Besi hitam (holo) dengan ukuran 2 x 5 cm sepanjang 6 m. Peralatan yang digunakan adalah molen, gerobak cor, waterpass tangan dengna panjang 80 cm, jidar, sekop, cangkul, palu karet, benang, paku beton. Pertama yang harus dilakukan untuk pekerjaan ini adalah buat cetakan dari besi hitam ukuran 2 X 5 cm (ukuran disesuaikan dengan spesifikasi). Setel kelurusannya. Cor beton secara berselang-seling elevasi -1 cm dari elevasi profil. Setelah pengecoran merata, taburkan koral gundu secara merata. Selanjutnya, tutuplah dengan triplek 9 mm dan pukul dengan palu karet dengan triplek tersebut tersebut secara merata. Pindahkan triplek ke modul yang lain. Bersihkan/sikat dengan sikat baja setelah beton setengah kering. Bila ada nat/tali air agar disempurnakan cuci dengan air bersih, bersihkan dengan sikat ijuk steelah beton berumur 24 hari. 5.14.8 Pekerjaan Pengecoran Beton Linning Saluran Peralatan yang digunakan dalam pengecoran beton linning saluran adalahalat ukur seperti waterpass, theodolite, benang, rol meter, lot. Alat kerja tukang berupa ember, sekop, cethok, palu, ruskam, cangkul, gergaji, ayakan, selang air, andang. Alat ringan seperti molen, dan pompa air. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 49
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Rangkai profil sesuai sket yang ada dan pasang profil setiap jarak 6 m. Atur profil dari dasar sampai dengan atas, ditarik benang 30 cm. Check elevasi galian dengan mal ukur. Elevasi galian harus dikontrol agar tidak kelebihan galian. Pasang sulingsuling, ukuran dan jarak sesuai spesifikasi dan cor sekeliling suling-suling agar air langsung melalui suling-suling. Bila tanah dasar berlumpur, angkat lumput tersebut dan ganti dengan tanah kerinf dicampur sitru dan pasang. Kemudian pasang turap dan papan bagian koperan agar tanah tidak longsor. Kemudian cor beton linning yang telah dipasang. Padatkan dengan bambu jidar antar profil ke profil. Antar profil jarak 6 m diberi bantuan tengahnya untuk memperpendek sehingga lenturan kecil. Beri pengamanan atau pegar sehabis pengecoran sampai betul-betul kering agar hewan ternak dan gangguan lain tidak sampai merusak beton yang masih basah. 5.15 Pekerjaan Shotcrete Untuk Perbaikan Beton Pekerjaan shotcrete adalah pekerjaan perbaikan kekuatan beton bertulang dengan menambah pembesian dan melapisi selimut beton kembali sesuai dengan perhitungan. Pelapisan selimut beton dilaksanakan dengan cara menyemprotkan adukan shotcrete permukaan beton yang diperbaiki secara lapis per lapis sampai ketebalan yang ditentukan. Pekerjaan shotcrete ini dilaksanakan untuk perbaikan dan kekuatan pelat lantai, balok lantai yang bergetar dan retak-retak pada pelat lantai. 5.15.1 Perkuatan Balok Perbaikan beton untuk balok peralatan yang dipakai berupa hammer drill (markita HD 3520), bar cutter, bar bender, kapak, jet washer, alat shotcrete (putzmeister S5EV), scaffolding & support.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 50
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pertama yang harus dilakukan adalah pengkasaran balok. Pengkasaran dilakukan dengan menggunakan hammer drill terlebih dahulu dan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik digunakan kapak untuk mendapatkan kerapatan yang maksimal. Kedua, pengeboran untuk sengkang. Pengeboran digunakan hammer drill diameter 16 mm, untuk sengkang diameter 13 mm, dengan jarak 100 mm dari kolom dan selanjutnya 300 mm untuk jarak tiap sengkang. Kemudian bobok pelat lantai diatas balok. Pekerjaan ini dilakukan setelah tahapan pembobokan screed pelat lantai dan pengkasaran pelat lantai dilaksnakan. Selanjutnya bobok pelat lantai diatas balok setebal selimut beton (+40 mm) dilaksanakan dengan menggunakan hammer drill, bobokan ini dimaksudkan sebagai tempat untuk meletakan tulangan perkuatan balok. Untuk pembesian perkuatan balok yang pertama dilakukan adalah tahapan fabrikasi dimana besi tulangan di-cutting, dan bending sengkang dan tulangan utama dengan diameter 22mm. Tahapan kedua, instalasi dimana pemasangan tulangan sengkang dan tulangan utama. Kemudian, kawat ayam dipasang mengelilingi pembesian perkuatan balok dan diikat erat ke besi tulangan. Pembersihan permukaan balok dengan air dan permukaan balok disemprot air dengan alat jet washer sehingga bersih dari kotoran dan debu. Permukaan balok setelah bersih dan kering selanjutnya disemprot bonding agent (tessa bond atau sesuai spesifikasi) dengan alat jet washer sampai rata. Perkuatan shotcrete dengan cara pemasangan beton decking lain setebal 60 mm sebagai patokan ketebalan. Setelah semua pekerjaan tersebut diatas selesai, maka adukan asana shotcrete sesuai spesifikasi segera disemprotkan pada permukaan balok beton dengan mesin shotcrete (merk putzmeister S5EV atau sejenisnya) berserta air compresornya. Diperlukan penyemprotan tiga sampai empat kali berulang-ulang mencapai ketebalan Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 51
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
60 mm. Bila ketebalan 60 mm telah dicapai, maka dilakukan peralatan/troelling dengan roskam baja. Satu jam setelah selesai shotcreting, maka permukaan beton baru harus dirawat dengan menggunkan curing agent (asana cure/sesuai spesifikasi). Pemasangan perancah bekisting penopang balok dilakukan setelah empat jam selesai curing agent dan untuk pembongkaran perancah bekisting dilakukan tujuh hari setelah pemasangan dilakukan. 5.15.2 Perkuatan Plat Lantai Perbaikan beton untuk pelat lantai peralatan yang dipakai berupa hammer drill (markita HD 3520), bar cutter, bar bender, pahat bobok, palu, jet washer, alat shotcrete (putzmeister S5EV), scaffolding & support, jidar, relat, electronic concrete thriller, compressor airman, concrete pump. Tahapan pekerjaan perkuatan pelat lantai : 1. Pembongkaran screed lantai. Screed lantai dibongkar dengan alat hammer drill dan kemudian dibobok dengan pahat beton secara manual. Sisa bobokan dibuang dengan menggunakan gerobak dorong dan dibuang dengan menggunakan cerobong sampah dari drum. 2. Pengkasaran pelat lantai dilakukan setelah semua sisa bobokan screed lantai selesai dibuang, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi beban dari pelat dengan alat hammer drill. 3. Pemasangan shear connector
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
a.
Marking untuk titik pengeboran sesuai spesifikasi yang ditentukan
b.
Pengeboran dengan mata bor diameter 16 mm kedalaman 65 mm
41111010034 41111010045
V - 52
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
c.
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pemasangan sher connector dari besi beton d=13 mm, dengan terlebih dahulu dilakukan pembersihan lubang dari debu. Pemasangan ini menggunakan CONBECTRA GP ex Fosroc (sesuai spesifikasi)
d.
Kerataan elevasi/ketinggian dari shear connector dijaga dengan tarikan benang. ( untuk menghindari adanya shear connector yang terlalu tinggi atau rendah)
4. Pemasangan perancah pelat lantai a.
Pemasangan perancah pelat lantai dengan menggunakan pipa support dan scaffolding serta dipasang dengan spesifikasi dan gambar yang telah disetujui
b.
Pembersihan lokasi dan grouting lubang sengkang
c.
Pembersihan lokasi digunakan vaccum cleaner dan air compressor, setelah bersih dari debu dan kotoran, lubang-lubang bekas pemasnagan sengkang
di
seputar
balok
digrouting
dengan
menggunakan
CONBECTRA GP ex Fosroc (sesuai spesifikasi) 5.
Pemasangan wiremesh M8 a.
Pemasangan wiremesh dipertimbangkan terhadap ketebalan pelat yang tidak sama, mengingat level pelat existing banyak yang lendut
b.
Pemasangan beton decking dipertimbangan terhadap level existing yang ada sehingga ketebalan beton decking perlu di adjust (diatur)
6.
Penyemprotan Bonding Agent a. Sebelum penyemprotan bonding agent dilakukan, pembersihan ulang terhadap kotoran dan debu yang menggunakan Air compperssor, vacuum cleaner dan jet washer.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 53
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
b. Setelah dipastikan permukaan pelat lantai bersih, penyemprotan bonding agent dapat dilakukan dengan menggunakan jet washer c. Guna menjaga kebersihan, proteksi terhadap dinding dan jendela yang ada dilakukan dengan menggunkan terpal atau plastic cor 7.
Pengecoran a.
Sebelum dilakukan pengecoran beton, pengecekan ulang terhadap pembesian, shear connector, grouting dan pemasangan relat sesuai dengan level yang ditentukan. Dilakukan secara bersama-sama antara pihak kontraktor dan Direksi Lapangan
b.
Penegecekan slump dan pembuatan kubus beton sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh perencana dan dilakukan sebelum tahap pengecoran dilakukan
c.
Pengecoran dibantu dengan menggunakan Electric Concrete Thriller sebanyak 2 buah dan elevasi pengecoran yang telah ditentukan harus tetap dipantau dengan relat-relat yang dibuat secara kuat
d.
Penggosokan beton setelah tahap pengecoran dilakukan dengan alat bnatuan ruskam dan jidar, dilakukan terus menerus sampai dicapai hasil yang maksimal
8.
Curing a.
Pemeliharan beton dilakukan sampai beton mencapai umur 7 hari dengan penyemprotan air bersih sehari 2 kali
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
b.
Pembongkaran perancah dilakukan setelah beton berumur 14 hari
c.
Injeksi Beton dan Gravity Feed Pada Pelat Lantai
41111010034 41111010045
V - 54
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Alat yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah sikat kawat, alat injeksi, concrete cutter, blower atau air compressor. Untuk pelaksanaannya digabi menjadi dua metode injeksi dengan metode gravity feed. A. Metode injeksi Pembersihan lokasi keretakan dengan menggunakan sikat kawat. Pemasangan nipple pada bagian yang retak dengan menggunkan SIKA 731 / sesuai spesifikasi sebagai perekat. Pada bagian permukaan beton yang retak (atas&bawah) ditutup dengan menggunakan SIKA 731/ sesuai spesifikasi, termasuk disekeliling nipple. Setelah lapisan penutup kering (24 jam), dilanjutkan dengan injeksi keretakan beton dengan alat injeksi yang dihubungkan oleh selang ke nipple yang telah terpasang dengan kuat. Injeksi keretakan beton menggunkan SIKA 731/sesuai spesifikasi dengan alat injeksi sampai keretakan tersebut terisi penuh dan tertekan alat injeksi menunjuikan skala minimal 5 bar, setelah tekanan yang dikehendaki sesuaai, kemudian nipple ditututp dengan menggunakan penutup nipple. B. Metode Gravity Feed Pembersihan lokasi retak dengan menggunkan blower. Menentukan lebar keretakan sesuai dengan spesifikasi yang ada. Memotong permukaan keretakan dengan menggunakan concrete cutter sehingga membentuk “V”. Pembersihan ulang dengan vaccum cleaner dan blower. Penutupan bagian bawah permukaan beton yang retak menggunkan SIKA 731/sesuai spesifikasi. Setelah lapisan penutup kering, dilanjutkan dengan penuangan SIKA 752/ sesuai spesifikasi, penuangan dilakukan secara bertahap dan terus menerus sampai keretakan terisi penuh dan tidak ada penurunan lagi. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 55
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.16 Pekerjaan Post Tensioning Bahan yang dipakai untuk mengerjakan pekerjaann ini adalah angker (anchorage) sesuai spesifikasi, kabel baja prategang, duct atau sheath (selubung), dan grout additives. Peralatan yang dipakai adalah mesin jack dengan OTC hydraulic pump, pompa grouting dan tenaga bantu. Metode pelaksanaan dalam pekerjaan ini adalah : a) Pemasangan selubung kabel ( sheath/ducting) Pertama-tama dilakukan pemasangan tulangan penyangga (support rebar) yang diikatkan dengan kawat pengikat (bendrad) pada tulangan sengkang dengan ketinggian menurut profil kabel sesuai dengan gambar kerja (shop drawing). Jarak antara tulangan penyangga dibuat maximum 1 meter. Setelah pemasangan tulangan penyangga selesai, diperiksa ketinggian tulangan tersebut apakah telah sesuai dengan ketinggian profil kabel yang telah ditentukan pada gambar kerja. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan selubung kabel (duct) diatas tulangan penyangga tersebut dan diikat dengan kawat pengikat pada tulangan penyangga. Pada sambungan antara selubung kabel digunakan couper(selubung kabel dengan diameter lebih besar) dan dilapisi dengan pita perekat (seal tape) untuk mencegah air atau adukan beton masuk kedalam duct, demikian pula pada sambungan antara selubung kabel dengan terompet angker (anchorage guide) dilapisi dengan pita perekat. b)Pemasangan kabel baja prategang (strand) Kabel baja prategang dimasukan kedalam duct secara manual, pemasukan strand ini dilakukan sebelum pengecoran balok/pelat beton dilaksanakan c) Penarikan kabel (stressing)
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 56
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Penarikan kabel baru dapat dilakukan setelah mutu beton telah mencapai kekuatan awal sesuai dengan spesifikasi. Penarikan kabel ini dilakukan dari satu arah dan sesuai dengan perhitungan perencanaan/spesifikasi. Guna mengontrol tegangan dan perpanjangan kabel, maka setiap penarikan dengan kenaikan tegangan 1000 psi dilakukan pencatatan dan hasilnya dibandingkan dengan perhitungan yang dibuat sebelum penarikan. d)Grouting Setelah hasil penarikan kabel (stressing) disetujui oleh konsultan/pemberi tugas, maka pekerjaan grouting baru dapat dilaksanakan. Pekerjaan grouting diawali dengan pemotongan kabel baja prategang (strand) yang berada pada angker, strand dipotong minimum 3 cm dari tepi terluar baja (jaws). Setelah pekerjaan pemotongan strand selesai, maka angkur ditutup dengan adukan semen dan pasir (patching) untuk mencegah keluarnya bahan grouting dari sela-sela strand atau baja. 24 jam (1 hari) setelah pekerjaan patching, pekerjaan grouting dapat dilaksanakan. Sebelum pekerjaan grouting dilaksanakan duct yang berisi strand dibersihkan dengan mengalirkan air bersih kedalamnya, kemudian dengan menggunakan compressor ducting tersebut dikeringkan. Adukan grouting terdiri dari perbandingan campuran semen 1 zak (50 kg) air bersih 22 liter (w/c=0,44) dan grout admixture sebanyak 227 gram atau sesuai spesifikasi. Adukan grouting diaduk dengan menggunakan electrical mixer sebelum dipompakan kedalam duct menggunakan grouting pump dengan tekanan +0,5 N/mm2, setelah grouting keluar pada grout vent ( grout outlet) serta grout inlet, maka grout outlet dan grout inlet disumbat. Demikian dilakukan pada ducting kabel-kabel berikutnya. Setelah grouting selesai maka selama 3 hari kemudian balok pratekan (prestressed beam) tidak boleh dibebani. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 57
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.17 Pekerjaan Mass Concrete Yang dimaksud pengecoran beton secara besar-besaran (mass concrete) adalah beton dengan ketebalan dan volume cor yang besar dan dilakukan secara terus menerus. Untuk mendapatkan hasil kosnstruksi yang baik, perlu dilakukan kontrol terhadap panas yang dihasilkan oleh proses hidrasi dari masa beton dalam volume besar yang dapat menimbulkan perbedaan temperatir yang besar antara beton bagian dalam dan bagian permukaan sehingga dapat mengakibatkan retak. Selain itu juga dapat terjadi clod joint karena pengecoran beton dengan jumlah volume yang besar membutuhkan waktu yang lama. Maksimum perubahan temperatur (thermal shock) yang menyebabkan terjadinya kontraksi dengan mengakibatkan retak (termal cracking) adalah 400 C/jam. (ACI.224.1.R937) dan adanya perbedaan temperatur beton dengan temperatur lingkungan tidak lebih dari 200 C. (aci JURNAL Vol.94, no 1997). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanan pengecoran mass concrete adalah: 1.
Kemampuan pengadaan Ready mix concrete dalam jumlah yang besar dan waktu yang cepat dengan memperhitungkan durasi pelaksanaan dan kesiapan sumber daya.
2.
Karakter beton yang digunakan, dengan memperhatikan kandungan semen, jenis agregat, pemakaian bahan campuran (admixture) dan lain-lain.
3.
Pengendalian temperatur dengan melakukan curing (perawatan) secara efektif disesuaikan dengan keadaan cuaca disekitarnya pada saat pengecoran, disamping pengadaan tulangan distribusi yang memadai untuk mengontrol retak awal.
Bahan-bahan yang digunakan adalah: 1.
Semen
: Disarankan untuk pengecoran Mass Concrete digunakan semen type I,
II, IV atau V (ACI 207.IR.7). Peningkatan temperatur dan hidrasi semen dalam Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 58
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
perbandingan campuran yang diberikan sebanding dengan kadar semennya, hal ini sangat mempengaruhi performance beton pemakaian semen yang sesuai sangat menentukan kekuatan dan durasibilitas dari beton. Beton yang mempunyai mutu kekuatan tinggi pada umur awal akan meningkatkan temperatur beton selama curing awal, sehingga tidak disarankan menggunkan semen type ini (type III) untuk pengecoran Mass Concrete. 2.
Fly Ash
: Jumlah pemakaian semen yang besar dalam campuran akan
menghasilkan puncak temperatur (peak temperatur) yang semakin besar, karena bahan semen yang menghasilkan panas hidrasi. ACI 207.IR (Mass Concrete) sangat menyarankan digunakannya fly ash sebagai bahan tambahan campuran beton yang digunakan untuk pengecoran volume besar sebagai upaya mengurangi kenaikan temperatur, karena kehalusan butiran fly ash lebih halus dibandingkan butiran semen sehingga bagian yang tidak berisi butiran semen akan terisi oleh butiran fly ash yang berfungsi sebagai filler disamping sebagai Roller karena bentuk butirannya. Perkembangan kuat tekan beton yang menggunkan fly ash pada awal umur beton lebih rendah dibandingkan dengan beton yang tidak menggunkan fly ash, namun pada umur beton 28 hari beton yang menggunkan fly ash akan mencapai kuat beton yang sama dengan beton yang tidak menggunakan fly ash. 3.
Agregat a. Agregat Kasar (split) Pemilihan agregat kasar harus diperhitungkan terhadap ukuran maksimal aggregate, bentuk, type gradasi disesuaikan dengan dimensi struktur, metode penuangan terhadap diameter pipa yang digunkan concrete pump, memenuhi persyaratan ASTM C33 (Standard specification for concrete aggregate)
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 59
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
b. Agregat Halus (pasir) Pemilihan agregat halus disesuaikan dengan persyaratan ASTM C33 (Standard specification for concrete aggregate) 4.
Admixture a. Water Reducing and Retarding (Type D ASTM C 494) Admixture ini digunakan sebgai upaya untuk menghindari terjadinya cold joint dengan cara mengendalikan waktu initial setting beton b. Water Reducing High Range and Retarding (Type G ASTM C494) Admixture ini digunkan sebagai alternative apabila tidak digunkan fly ash sebagai bahan campuran beton, dengan memperkecil pemakaian air dan faktor air semen tetap maka penggunaan sambungan semen dapat dikurangi sehingga diharapkan puncak panas akibat hidrasi lebih rendah. Selain itu penggunaan Admixture ini adalah untuk meningkatkan workabilitas beton
5.
Air Pencampur
6.
Air campuran beton memenuhi ketentuan ASTM C94 (Standard Specification for Readymix Concrete)
Pelaksanaan dalam pekerjaan ini terdiri dari penuangan beton di lapangan dimana metode ini menggunakan concrete pump yang diatur dan dibagi sesuai dengan jumlah concrete pump, sehingga pengaturan per layer jelas untuk menghindari terjadinya cold joint. Untuk mengurangi kenaikan terperatur akibat terjadinya friksi beton dengan pipa concrete secara periodik agar terjaga tetap dingin. Setah beton dituang dilapangan juga diperlukan perawatan beton dilapangan guna mencegah retak yang diakibatkan terjadinya kontraksi akibat kenaikan tempaeratur terlalu cepat, perbedaan temperatur yang terlalu besar baik antar lapisan beton atau dengan temperatur lingkungan akibat terjadinya siang dan malam. Untuk Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 60
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
itu diperlukan tindakan penutupan dengan pelastik pada seluruh permukaaan masa beton dan jika diperlukan dilakukan penyiraman dengan air untuk mengantisipasi bagian yang tidak tertutup plastic. Seluruh permukaan masa beton ditutup dengan lapisan sterofoam sebagai isolasi antara suhu dalam masa beton yang diharapkan merata dengan suhu lingkungan. Proses perawatan dilakukan dalam waktu 14 hari setelah pengecoran. 5.18 Pekerjaan Lapisan 5.18.1 Pekerjaan Lapisan Penetrasi Makadam Bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah agregat pokok, pengunci, penutup dan pengikat dengan mesin gilas, distribusi aspal dan alat bantu sebagai alatnya. Permukaan yang akan diberi lapisan penetrasi diberi lapisan resap pengikat terlebih dahulu. Tebarkan agregat pokok yang dapat di lakukan dengan alat bantu secara merata. Padatkan agregat pokok dengan menggunkan mesin gilas roda besi sebanyak 6 lintasan. Semprotkan aspal dengan alat penyemprot dengan jumlah yang sesuai persyaratan dan temperatir antara 135-1600 C. Tebarkan agregat pengunci setelah penyemprotan selesai dan jangan lupa perhatikan kemiringannya. Padatkan kembali setelah agregat pengunci selesai disebar sampai kedudukan agregat pengunci tertanam dengan baik (tidak goyang). Semprotkan kembali aspal hingga merata diatas agregat pengunci tersebut. Tebarkan/hamparkan agregat penutup segera setalah penyemrotan aspal pada agregat pengunci selesai. Padatkan dengan mesin gilas sebanyak 6 lintasan.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 61
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.18.2 Pekerjaan Lapisan Permukaan (Aspal Hotmix) Peralatan yang digunakan adalah dump truck, asphalt finisher (penghamparan aspal hotmix), Tried roller 10 ton, Steel tandem roller (mesin gilas beroda dua 8-10 ton), asphalt sprayer (distributor), kompressor udara dan truck tangki air. Semprotkan lapisan pengikat dilokasi yang akan digelar aspal dengan menggunakan alat asphalt sprayer secara merata. Tunggu ±6 jam sebelum dihamparkan aspal. Hamparan aspal hotmix dari asphalt finisher dengan terlebih dahulu diatur ketebalan dan kemiringan aspal yang dikehendaki. Periksa penyebaran dari aspal tersebut dan ditambahkan dibagian-bagian yang dirasa kurang ketebalannya. Periksalah dengan alat bantu material-material yang ukurannya terlalu besar dan kemudian dibuang, jangan digunakan lagi material yang tidak sesuai atau tidak seragam tersebut. Pakailah alat steel tendem roller sebagai alat pemadat/penggilas awal. Lakukan pemadatan dengan cermat dan diperhatikan persyaratan-persyaratan yang berlaku dan juga arah pemadatannya. Pemadatan berikutnya dengan menggunakan tired roller. Pemadatan akhir dengan menggunkan steel tandem roller kembali. 5.18.3 Pekerjaan Lapisan Permukaan (Rigid Pavement) Lapisan permukaan ini adalah lapisan pekerasam kaku dimana bahan yang digunakan adalah semen, agregat halus dan kasar, air, dan besi beton. Dan peralatan yang dipakai adalah molen, vibrator, gerobak cor, jidar dan alat bantu lainnya. Buatlah lantai kerja jika tidak terdapat lapisan sub base atau sesuai rencana. Siramlah dengan lapisan pengikat jika terdapat lapisan sub base (lapisan pengikat diatas sub base) dan gunakan eplastik jika memakai lantai kerja. Pasang bekisting dengan dowel atau tie bar sesuai persyaratan. Gelar besi betonb dengan ukuran dan jarak sesuai persyartan. Tuangkan beton secara merata dan perhatikan antara volume pengecoran Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 62
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
dengan tenaga pelaksananya. Padatkan beton dengan menngunakan beton triler (vibrator). Ratakan permukaan dan buatlah alur-alur diatasnya, jika beton sudah agak keras. Beton harus dirawat dengan disiram air atau ditutupi dengan karung basah selama 3 hari. Lindungi beton dengan tenda jika cuaca tidak mendukung atau turun hujan 5.18.4 Pemasangan Paving Block dan Kansteen Bahan yang dipakai ialah paving block, kansteen, sitru, pasir, semen, air kerja. Dengan alat kerja yang digunakan adalah bulldozer tipe & kapasitas sesuai spesifikasi untuk memindahkan tanah dalam jumlah besar, pad foot roller, tipe & kapasitas sesuai spesifikasi untuk memadatkan tanah dan sitru yang belum keras. Tandem roller/vibrating roller, type & kapasitas sesuai spesifikasi untuk memadatkan tanah sub base dan sitru yang sudah keras. Vibrating Plate Compactor (Stamper) 80-100 kg untuk meratakan paving block sekaligus memadatkan lapsian pasir urug yang dibawahnya, Jidar alumunium atau kayu yang lurus diserut panjang 2-3 m untuk meratakan pasir diatas sub base. Awal pelaksanaan dari pekerjaan ini adalah pengukuran awal, marking lokasi untuk elevasi batas area, menentukan as dan batas tepi untuk menentukan garis sumbu kearah melintang dan membujur. Pekerjaan tanah langkah awal pekerjaan tanah ini untuk mengatur batas lokasi, mengatur elevasi tanah sub base. Bila mengurug harus diperhitungkan kepadatan maksimal, sehingga tercapai elevasi sitru. Bila menggali harus diperhitungkan kepadatan tanah asli sehingga tercapai elevasi sitru. Alat yang digunakan seperti tercantum dilembar depan. Pekerjaan urugan/pemadatan sitru setelah kepadatan tanah sub base memenuhi syarat dan untuk menjaga kestabilan tanah sub base perlu diurug sitru antara 10-60 cm sesuai spek, urugan sitru dilaksanakan per layer maksimal 20 cm dipadatkan & dilanjutkan layer berikutnya hingga mencapai elevasi Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 63
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
dan kepadatan yang sesuai rencana dengan alat disesuaikan kapasitasnya, setelah didapatkan kerataan pasir, selanjtnya dimulai pemasangan kansteen dan paving block. Pemasangan Kansteen dilakukan setelah diketahui batas-batas kansteen dan paving block maka pasang patok dan benang sebagai pedoman kelurusan dan sekaligus elevasi kansteen kemudian pasang lapisan spesi tebal 2-3 cm sebgai pengikat antara kansteen & lapisan sitru campuran 1:4 atau sesuai spek. Pasang kansteen sesuai pedoman elevasi/benang yang ada. Mengisi siar antara kansteen antara kansteen berjarak 1-2 cm. Isikan spesi campuran 1:3 (sesuai spek) dan padatkan dengan batang besi yang ada. Sebelum urugan pasir, lakukan marking kedua untuk menentukan elevasi dan menentukan pola, lakukan urugan pasir untuk kepalaan dengan ketebalan pasir urug 5-8 cm atau sesuai spek yang berguna sebagai peresapan, urug pasir anatara kepalaan dan dilanjutkan kebidang berikutnya. Ratakan dengan jidar yang ada. Sebelum paving block dipasang pasir urug tersebut perlu disiram secukupnya dan diratakan dengan menambah tebal 1-2 cm untuk menjaga penurunan setelah paving digilas Tentukan patok-patok dan tarikan benang untuk menentukan pola paving serta elevasi. Isi nat antara paving. Pengisian nat tersebut dengan pasir halus dan diratakan sampai penuh/padat, dengan sapu lidi. Padatkan/menggetarkan paving block. Fungsi dari penggetaran tersebut adalah untuk memadatkan pasir urug dibawah paving, meratakan paving dengan alat yang tersedia. Penggetaran sebanyak 6 kali lintasan (sesuai spek). Penurunan ini biasanya antara 1-2 dan telah diperhitungkan elevasinya. Bersihkan permukaan paving block. Pasangkan grass block. Grass block biasanya ukurannya besar-besar dan berlubang-lubang yang berfungsi untuk penyerapan air. Biasanya dipasang pada tempat parkir. Pada lubang-lubang tersebut diisi tanah/pasir dan ditanami rumput. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
V - 64
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
V - 65