BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Inovatif Guru dengan fokus pada Kepemimpinan Entrepreneur Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah, yang mengambil lokasi di Kabupaten Pati dengan obyek penelitiannya adalah Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA Negeri). Dari hasil penelitian di lapangan dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi Kinerja Inovatif Guru, Budaya Sekolah dan Kepemimpinan Entrepreneur Kepala Sekolah pada Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Pati masih memerlukan upaya-upaya untuk terus ditingkatkan, dikembangkan dan atau dirubah ke arah yang lebih baik, dan hal ini disebabkan pencapaian untuk semua faktor tersebut di atas, berdasarkan hasil skoring, masih berada di bawah skor ideal/maksimum. 2. Kepemimpinan Entrepreneur Kepala Sekolah SMA Negeri di Kabupaten Pati berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Inovatif Guru SMA Negeri di Kabupaten Pati. 3. Budaya Sekolah SMA Negeri di Kabupaten Pati berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Inovatif Guru SMA Negeri di Kabupaten Pati.
185
4. Kepemimpinan Entrepreneur Kepala Sekolah SMA Negeri di Kabupaten Pati berpengaruh positif dan signifikan terhadap Budaya Sekolah SMA Negeri di Kabupaten Pati. 5. Kepemimpinan Entrepreneur Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah SMA Negeri di Kabupaten Pati berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Inovatif Guru SMA Negeri di Kabupaten Pati.
B. Implikasi Dengan mengacu pada hasil penelitian dan kesimpulan sebagaimana di kemukakan di atas, terdapat beberapa implikasi yang perlu dicermati dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kinerja guru agar lebih inovatif. Hal ini dikarenakan tantangan yang diakibatkan oleh perubahan yang cepat di era global, dimana kemampuan daya saing bangsa pada akhirnya akan ditentukan oleh kemampuan SDM bangsa untuk mampu bersaing. Guru sebagai perancang masa depan anak sudah barang tentu dituntut untuk mendidik siswa ke arah yang demikian, dan hal ini hanya dapat dilakukan secara efektif apabila guru melaksanakan peran dan tugasnya secara inovatif. 1. Upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja guru agar berkinerja inovatif harus ditempatkan dalam konteks organisasi sekolah secara keseluruhan. Hal ini dimaksudkan
agar peningkatan dan pengembangan
kinerja guru merupakan bagian yang terintegrasi dengan program sekolah,
186
sehingga pengembangannya dapat berkesinambungan, karena mendapat dukungan dari organisasi. 2. Kinerja inovatif guru apabila berhasil dikembangkan secara terus menerus akan membantu dalam keberhasilan pengembangan inovasi pendidikan dalam tataran teknis melalui pelaksanaan peran dan tugas guru dalam proses pembelajaran. Untuk itu diperlukan upaya untuk mengintegrasikan berbagai perkembangan
baru
dan
kebijakan
baru
dalam
bidang
pendidikan/pembelajaran dengan tataran institusi organisasi dan manajemen, sehingga pengembangannya akan menjadi komitmen bersama seluruh anggota organisasi sekolah. Hal itu berarti bahwa pengembangan manajemen sekolah perlu didorong untuk dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi perkembangannya sikap kreatif guru yang pada gilirannya kreatif ini akan berdampak pada kinerja guru yang inovatif. Kebijakan baru pemerintah untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan dapat terintegrasi dengan manajeman pendidikan di sekolah. Dengan terintegrasinya hal tersebut, maka organisasi sekolah akan terdorong untuk melakukan pembelajaran dari mulai tataran individu sampai pada tataran organisasi. Dan apabila hal ini dapat terwujud, maka kinerja guru yang inovatif akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah. 3. Dalam upaya mengintegrasikan berbagai perkembangan baru dalam bidang pendidikan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam organisasi sekolah, ke dalam manajemen sekolah, maka manajemen berbasis sekolah perlu terus
187
diperkuat dan untuk itu faktor kepemimpinan kepala sekolah perlu menjadi perhatian utama, dari mulai rekrutmen sampai pada pengembangan profesi. Kepemimpinan kepala sekolah perlu didorong dan dikembangkan ke arah entrepreneur kepala sekolah, mengingat kepemimpinan model ini akan sangat berpengaruh pada penciptaan dan perubahan budaya sekolah ke arah yang lebih adaptif, antisipatif serta inovatif, serta kebijakan yang lebih dapat mendorong guru berkinerja prima/superior, proaktif serta lebih terbuka pada perubahan yang pada akhirnya berdampak pada kinerja/perilaku inovatif guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Untuk itu diperlukan suatu praktek manajemen kinerja guru/SDM pendidik yang tepat yang dapat memotivasi pegawai agar mempunyai sikap kreatif dan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dapat dilakukan secara inovatif. C. Rekomendasi. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dan implikasi sebagaimana dikemukakan terdahulu, maka berikut ini akan dikemukakan beberapa rekomendasi: 1. Untuk SMA Negeri (Kepala SMA Negeri); (a) Kepala sekolah perlu mengembangkan kegiatan yang dapat mendorong pada peningkatan kompetensi/kemampuan guru baik yang langsung terkait dengan proses pembelajaran, maupun yang kompetensi lain yang dapat menunjang pada peningkatan kualitas pembelajaran sebagai bagian dari pengembangan profesional guru; (b) Kepala sekolah perlu mendorong tercapainya lingkungan
188
sekolah yang terbuka terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat. Hal ini akan mendorong pada pemerolehan wawasan/ide/hal baru yang berkembang, yang nantinya diharapkan terjadi transfer of learning melalui pelaksanaan pembelajaran yang inovatif di kelas, yang pada akhirnya melalui pembelajaran bersama di sekolah hal tersebut akan berpengaruh pada seluruh guru yang menjadi anggota organisasi sekolah. Dan dalam kontek ini peran kepala sekolah akan menentukan pada terjadinya pembelajaran organisasi yang bila hal tersebut berlangsung secara
berkesinambungan akan
menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajar (learning schoolI). 2. Untuk Dinas Pendidikan; (a) Perlu upaya/kebijakan yang dapat memperkuat manajemen sekolah agar posisi kepala
sekolah menjadi suatu profesi
tersendiri, bukan hanya sekedar guru yang diberi tugas tambahan. Dengan kepala sekolah menjadi profesi yang khusus, maka rekrutmen kepala sekolah akan lebih menitikberatkan pada kompetensi/kemampuan manajerial dan kepemimpinan, serta pengembangan profesinya akan lebih mengacu pada penguatan menajemen dan kepemimpinan pendidikan kepala sekolah; (b) Menggiatkan kembali pengembangan manajemen berbasis sekolah agar sekolah menjadi makin mandiri dalam menjalankan peran dan fungsinya di masyarakat. Oleh karena itu berbagai pengaturan yang cenderung mengurangi inisiatif sekolah melakukan kegiatan yang produktif bagi peningkatan kualitas pendidikan secara bertahap perlu dikurangi, sehingga kepala sekolah mempunyai kebebasan yang cukup untuk berekspresi dalam menjalankan
189
kepemimpinan di sekoloh; (c) Seiring dengan kebijakan sertifikasi pendidik/guru yang mendasarkan pada kualifikasi pendidikan sarjana serta penilaian akan kompetensi guru, yang kemudian diiringi dengan tambahan kompensasi dengan diberikannya tunjangan profesi, maka Dinas Pendidikan perlu mengembangkan manajeman kinerja yang dapat mendorong
pada
peningkatan dan pengembangan kinerja guru secara berkesinambuangan. Hal ini dimaksudkan agar tambahan/peningkatan financial reward melalui tunjangan profesi dapat terkait dengan meningkatnya kinerja guru ke arah yang lebih baik dan inovatif. 3. Untuk penelitian lebih lanjut; Perlu peningkatan lebih jauh dan mendalam tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas dan kinerja inovatif guru dengan pendekatan yang berbeda, misalnya pendekatan kualitatif, agar dapat diketahui secara lebih cermat dan mendalam tentang faktor penentu dari kinerja inovatif guru. Dan untuk pendekatan yang sama, yakni kuantitatif, pengukuran variabel secara substantif bukan didasarkan persepsi atas suatu kondisi, perlu dikembangkan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang lebih akurat.
190
RIWAYAT HIDUP PENULIS Drs. PRIYO, M. Pd., lahir pada tahun 1962 di Kabupaten Pati Jawa Tengah, anak ke 3 dari lima bersaudara dari pasangan H. Mukhtar
(Alm) dan Hj. Parni. Pendidikan dasar sampai
pendidikan menengah pertama ditempuh di kota kelahirannya, Kecamatan Juwana Kabupaten Pati sambil menempuh Madrasah Diniyah di sore hari. Untuk sekolah lanjutan atas (SMA) dilanjutkan di kota Rembang Jawa Tengah sambil nyantri di pondok pesantren Roudlatuttholibin Rembang. Selepas dari SMA melanjutkan pendidikan di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan mengambil Jurusan Tadris Bidang Matematika, lulus Sarjana Muda pada tahun 1985, juga sambil menempuh pendidikan pesantren di Ponpes Al-Munawir Krapyak Yogyakarta di bawah asuhan K. H. Ali Ma’sum (Rois Am NU pada saat itu). Sejak tahun 1986 mengajar bidang studi matematika di PGAN Kudus dan di MAN Kudus sebagai guru honorer, sambil melanjutkan pendidikan S1 Pendidikan Agama Islam di Kudus. Pada tahun 1991 diangkat menjadi Guru PNS di MTsN Mlinjong Klaten yang kemudian pada tahun 1995 mutasi di MAN Kabupaten Pati Jawa Tengah sambil mengajar fisika di SMA Muhammadiyah 1 Pati. Pada tahun 1999 mutasi ke MTsN Gembong Kabupaten Pati, kemudian diangkat menjadi Pengawas Pendidikan Agama Islam tingkat SMP, SMA dan SMK di wilayah Kabupaten Pati pada tahun 2001 sampai sekarang. Pendidikan S2 ditempuh di UNNES Semarang pada tahun 2006 dengan mengambil Jurusan Pendidikan Matematika dan lulus pada tahun 2008. Selanjutnya pada tahun yang sama mendapat bea siswa S2 Administrasi Pendidikan di UPI Bandung dengan mengambil konsentrasi Supervisi Pendidikan, yang sekarang dalam proses penyelesian tahap akhir. Pada tahun 2009 terpilih menjadi sekretaris Kelompok Kerja Pengawas (POKJAWAS) Kabupaten Pati sampai sekarang.
191
BIODATA Nama
:
Drs. Priyo, M. Pd
Tempat, Tangggal Lahir :
Pati, 30 Maret 1962
Jabatan
Pengawas Pendidikan Agama Islam tingkat SMP,
:
SMA/SMK Kabupaten Pati Pendidikan
:
1. Sekolah Dasar Negeri Tluwah, lulus tahun 1975 2. SMP Negeri 1 Juwana, lulus tahun 1979 3. SMA Negeri 2 Rembang, lulus tahun 1982 4. Sarmud Tadris Matematika IAIN Suka Yogyakarta, lulus tahun 1985 5. S-1 Tarbiyah Pendidikan Agama Islam Undaris Semarang, lulus tahun 1991 6. S-2 Matematika UNNES Semarang, lulus tahun 2006 7. S-2 Administrasi Pendidikan UPI Bandung, lulus dalam proses 2010 8. Pesantren 6 tahun