BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan umum dan khusus, implikasi, dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi ini dirumuskan berdasar atas deskripsi, temuan, dan pembahasan hasil penelitian di bab IV . A. KESIMPULAN 1. Kesimpulan Umum Kesimpulan umum penelitian merupakan kesimpulan yang disusun berdasar jawaban atas masalah penelitian yang meliputi 3 (tiga) hal, yakni : materi Pancasila sebagai isi (konten) PKn sekolah beserta tafsirannya, implementasi Pancasila melalui pembelajaran PKn beserta pengorganisasiannya, dan jatidiri bangsa berdasar Pancasila yang hendak diimplementasikan melalui PKn. Kesimpulan umum penelitian ini sebagai berikut; a. Pancasila telah dimuat sebagai isi atau konten Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sekolah khususnya untuk jenjang SMP yang mencakup dua hal, pertama materi perihal status, kedudukan, dan fungsi (rumus atau eksistensi) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dua materi perihal isi (substansi) yang terkandung dalam sila-sila Pancasila berikut penjelasannya.
413
1) Perihal rumus Pancasila berisikan uraian materi yang menekankan Pancasila sebagai ideologi negara dan dasar negara, serta penyebutan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan jatidiri bangsa. 2) Perihal isi Pancasila berisikan makna, nilai, dan norma yang terkandung dari setiap sila Pancasila yang sekaligus menunjukkan karakteristik ideologi Pancasila. 3) Tafsir Pancasila sebagai ideologi negara dipandang dalam pengertian ideologi sempit atau sebagai doktrin komprehensif yakni seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam sebagai dasar bersikap dan bertindak bagi seseorang atau suatu masyarakat.
Penjelasan status
Pancasila sebagai ideologi negara tidak terbedakan dengan status Pancasila sebagai ideologi nasional. Pancasila sebagai ideologi negara dan Pancasila sebagai ideologi nasional dipandang sebagai materi yang bermakna sama. 4) Tafsir Pancasila sebagai dasar negara dipahami sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan bernegara, yang berimplikasi menjadikan setiap tingkah laku dan setiap pengambilan keputusan penyelenggara negara berpedoman pada Pancasila, menjadi sumber acuan dalam menyusun
etika
kehidupan
berbangsa
dan
menjadi
paradigma
pembangunan. Tafsir demikian mengandung makna luas tidak hanya berimplikasi yuridis tetapi juga implikasi etis dan politis. 5) Pemuatan status Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan jatidiri bangsa sebagai materi PKn tidak diikuti dengan penjelasan atau tafsir atas kedua status tersebut.
414
6) Isi Pancasila adalah isi yang terkandung dalam setiap sila dari Pancasila berisikan sejumlah nilai dan norma yang diberi tafsiran sosiologis, filosofis, yuridis, dan tafsiran berdasar ideologi kebangsaan. Nilai dan norma
tersebut
dimaksudkan
sebagai
bimbingan
moril
kepada
penyelenggara negara dan warga negara. b. Materi (konten) Pancasila yang dimuatkan dalam PKn telah diimplementasikan melalui pembelajaran oleh guru PKn. Materi ini merupakan materi pendidikan atau pedagogical content knowledge, yakni materi yang disajikan dan dilaksanakan di kelas dengan maksud memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar. Materi pendidikan merupakan seleksi dari materi teoritis (content knowledge) yang telah dipadukan dengan pengetahuan pedagogik guru (pedagogical knowledge) untuk kepentingan pembelajaran siswa. 1) Perihal materi teoritis, guru PKn banyak bergantung pada uraian materi yang terdapat dalam buku paket pegangan/buku teks siswa maupun buku modul/LKS siswa. Guru PKn tidak mempersoalkan kebenaran konsep dari materi teoritis Pancasila yang tersaji, karena yang penting dalam pembelajaran Pancasila adalah pesan moral dari nilai-nilai yang dikandungnya. 2) Perihal
materi
teoritis
Pancasila,
dalam
pembelajaran
di
kelas
dikembangkan oleh guru dengan menambahkan materi Pancasila dalam buku Negarakertagama, sejarah perumusan Pancasila, dan status Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa atau nilai β nilai Pancasila dalam
415
kehidupan sosial. Penambahan materi tersebut juga dimuat dalam perencanaan pembelajaran yakni dalam silabus, RPP, dan Modul siswa. 3) Perihal pembelajarannya di kelas, materi teoritis tentang status Pancasila lebih banyak berisikan definisi dan konsep, dilaksanakan dengan menekankan pada pengajaran aktif guru atau ekspositori yang bersifat kognitif, sedangkan untuk materi teoritis isi Pancasila lebih banyak berisi ilustrasi, contoh-contoh serta wujud pengamalannya, dilaksanakan dengan menekankan partisipasi aktif siswa yakni memberi dan meminta contoh β contoh sikap dan perilaku baik yang sesuai maupun tidak sesuai dengan sila-sila Pancasila. 4) Materi Pancasila diorganisasikan menurut sekuens struktural yakni berdasar pada struktur materi. Dimulai dari Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, Pancasila dalam buku Negarakertagama, Fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup atau Pancasila dalam kehidupan sosial budaya, Sejarah Perumusan Pancasila, Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, dan Sikap positif terhadap Pancasila. Masing-masing materi tersebut diuraikan secara singkat dan garis-garis besarnya saja. c. Rumusan jatidiri bangsa yang berdasar Pancasila yang hendak dimuatkan dalam pembelajaran PKn 1) Jatidiri bangsa berdasar Pancasila adalah karakter atau kepribadian manusia Indonesia yang sikap dan perilaku mencerminkan nilai KeTuhanan (religius), Kemanusiaan (manusiawi), Persatuan (nasionalis), Kerakyatan (demokratis) dan Keadilan (adil) sehingga dengan sikap dan
416
perilaku tersebut dapat menunjukkan identitas kita sebagai sebuah bangsa dan selanjutnya memunculkan keunikan kita manakala berhubungan dengan bangsa lain. 2) Jatidiri bangsa berdasar Pancasila ditunjukkan dengan sikap dan perilaku manusia Indonesia yang Beriman, Bertakwa, Jujur, Malu berbuat salah, Mau menolong orang lain, Mau melakukan kegiatan kemanusiaan, Cinta akan bangsanya, Mencintai tanah air, Rela Berkorban untuk bangsa dan tanah air, Mau bekerjasama tanpa membedakan asal bangsa/ suku, Tidak meremehkan orang dari suku atau bangsa lain, Menghargai perbedaan, Tidak memaksakan kehendak, dan Setia kawan. 3) Jatidiri bangsa berdasar Pancasila mengandung makna bahwa sikap dan perilaku bangsa Indonesia sebagai suatu pernyataan yang memiliki dimensi realitas dan idealitas, yang berarti di satu sisi sikap dan perilaku tersebut ada fakta historis dimiliki dan dilakukan manusia Indonesia, di sisi lain sikap dan perilaku tersebut merupakan suatu hal normatif yang seharusnya dikembangkan. 4) Jatidiri bangsa berdasar Pancasila berkaitan dengan materi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yakni kristalisasi dan institusionalisasi nilai-nilai luhur bangsa yang hendaknya juga menjadi isi PKn, selain materi Pancasila dasar negara dan ideologi nasional. 5) Pancasila merupakan salah satu isi materi dalam PKn, namun lebih dari itu, Pancasila hendaknya menjadi core-nya PKn di Indonesia yang artinya setiap materi kajian dalam PKn dapat diurai, dikaji atau ditelaah dari
417
perspektif Pancasila. PKn perlu menjadikan Pancasila tidak hanya sebagai obyek kajian (genetivus objektivus) tetapi juga subyek kajian (genetivus subyektivus) yang mewarnai setiap bahasan PKn.
2. Kesimpulan Khusus Kesimpulan khusus merupakan kesimpulan yang disusun berdasar atas kesimpulan umum dan yang bersifat konseptual. Kesimpulan khusus dari hasil penelitian ini adalah: a.
Implementasi Pancasila melalui PKn adalah bagian dari implementasi Pancasila dalam kehidupan bernegara, dapat dilakukan dengan menjadikan Pancasila sebagai materi pelajaran yakni materi rumus atau eksistensi dan materi isi atau substansi Pancasila dalam konsep pandangan hidup bangsa, ideologi kebangsaan, dan dasar negara sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan, disertai jenis pendekatan pendekatan ilmiah dan tafsir untuk mengembangkannya yakni sosiologis, filosofis, historis dan yuridis, dan dengan mempertimbangkan pemikiran Pancasila
dalam jalur politik
kenegaraan. b.
Pembelajaran Pancasila melalui PKn di sekolah dilaksanakan dengan mengembangkannya sebagai materi pendidikan yang merupakan seleksi dari materi teoritis Pancasila dipadukan dengan kemampuan pedagogik guru agar memberi kemudahan pemahaman bagi siswa, dapat dilakukan melalui pembelajaran guru aktif dengan maksud memberi pemahaman konseptual yang benar tentang rumus Pancasila, dan pembelajaran siswa aktif dengan
418
maksud menghadirkan pengalaman belajar yang penuh makna dan kontekstual mengenai nilai-nilai Pancasila. c.
Upaya mengembangkan jatidiri bangsa melalui PKn dapat dilakukan dengan memfungsikan PKn sebagai pendidikan nilai-moral di Indonesia, yakni membelajarkan isi jatidiri bangsa berdasar Pancasila yang diartikan sebagai sejumlah karakter warga negara yang merujuk pada sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai keTuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan, baik dalam dimensi realitas dan idealitas, yang sesungguhnya hal tersebut merupakan pencerminan dari Pancasila pandangan hidup bangsa.
B. IMPLIKASI Berdasar 3 (tiga) kesimpulan di atas, implikasi yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut; 1. Muatan Pancasila dalam PKn a.
Pemuatan status (rumus) Pancasila sebagai ideologi negara, dasar negara, pandangan hidup bangsa dan jatidiri bangsa menunjukkan masih adanya keragaman pemikiran akan status Pancasila yang djadikan isi materi PKn. Hal demikian membuka peluang di masa depan akan pemuatan materi statusstatus lain dari Pancasila. Hal ini membawa implikasi bagi pengembang materi Pancasila untuk memikirkan secara akademik maupun secara politis perihal status atau rumus Pancasila yang benar dan disepakati sebagai isi PKn.
419
b.
Pemuatan materi status Pancasila sebagai dasar negara akan memperkokoh pemikiran akademik maupun pemikiran di jalur politik kenegaraan bahwa Pancasila adalah dasar negara.
c.
Pemuatan materi status Pancasila sebagai ideologi negara disamping materi status Pancasila dasar negara akan menimbulkan bias atau ketidakjelasan konseptual keduanya. Hal ini dikarenakan secara konseptual Pancasila sebagai ideologi negara pada dasarnya sama dengan Pancasila dasar negara.
d.
Pemuatan materi status Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan jatidiri bangsa yang tidak disertai uraiannya membawa implikasi pada ketidakjelasan perbedaan konseptual dengan fungsi Pancasila sebagai dasar negara. Hal ini akan menjadikan uraian materi yang tumpang tindih antara materi fungsi Pancasila sebagai dasar negara dan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
e.
Pemuatan materi isi Pancasila beserta tafsir yang diberikan menunjukkan adanya keragaman jenis tafsir yang digunakan, membawa implikasi pada uraian materi makna yang terkandung dalam setiap sila Pancasila tidak koheren karena mencakup uraian yang berasal dari beragam sudut pandang.
2. Implementasi Pancasila melalui pembelajaran PKn a.
Pembelajaran
materi
teoritis
(content
knowledge) Pancasila dengan
mendasarkan pada uraian materi yang tersaji dalam buku dan lebih menekankan pada pesan moral Pancasila dapat membawa implikasi bagi guru
420
PKn bahwa pemahaman konseptual perihal status dan isi Pancasila bukan merupakan hal penting, jika ada kesalahan konseptual tidak dipersoalkan. b.
Penambahan
materi
teoritis
(content
knowledge)
Pancasila
dalam
pembelajaran di luar standar isi membawa implikasi akan pengulangan atau penggandaan materi dan sekaligus menambah beban pada materi Pancasila, yang bisa berakibat membosankan siswa. c.
Pembelajaran materi Pancasila yang menekankan pada nilai-nilai moral Pancasila serta contoh perwujudannya akan membawa implikasi bagi siswa untuk
berimajinasi
secara bebas,
dapat
menerima,
menyakini
dan
membiasakan diri bersikap dan berperilaku yang baik, namun menjadikan tidak berimbangnya antara materi teoritis dan praktis. Hal ini dapat menyebabkan siswa kurang memiliki pemahaman konseptual secara benar perihal status atau fungsi Pancasila bagi kehidupan bernegara. d.
Pengorganisasian materi Pancasila dalam pembelajaran PKn melalui model sekuens struktural yang disajikan secara singkat dan garis-garis besarnya saja membawa implikasi pada kemudahan siswa dalam menangkap isi pelajaran. Namun
pengorganisasian
materi
ini
dapat
menciptakan
kurangnya
kesinambungan isi dari materi sebelumnya ke materi selanjutnya. Uraian materi antar bahasan atau topik nampak terputus.
3.
Jatidiri bangsa berdasar Pancasila dalam PKn
a.
Jatidiri bangsa berdasar Pancasila adalah karakter manusia Indonesia yang ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang mencerminkan kelima nilai
421
Pancasila, membawa implikasi menjadikan Pancasila menjadi salah satu sumber moral yang berasal dari budaya bangsa Indonesia yang telah mengalami kristalisasi dan institusionalisasi. Dengan demikian Pancasila dapat menjadi sumber acuan bagi pengembangan sikap dan perilaku normatif manusia Indonesia. b.
Rumusan jatidiri bangsa berdasar Pancasila ditunjukkan dengan sikap dan perilaku manusia Indonesia yang Beriman, Bertakwa, Jujur, Malu berbuat salah, Mau menolong orang lain, Mau melakukan kegiatan kemanusiaan, Cinta akan bangsanya, Mencintai tanah air, Rela Berkorban untuk bangsa dan tanah air, Mau bekerjasama tanpa membedakan asal bangsa/ suku, Tidak meremehkan orang dari suku atau bangsa lain, Menghargai perbedaan, Tidak memaksakan kehendak, dan Setia kawan membawa implikasi bahwa sejumlah indikator tersebut dapat menjadi rumusan normatif dan tolok ukur jatidiri bangsa berdasar Pancasila.
c.
Jatidiri bangsa berkaitan dengan muatan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, membawa implikasi akan pentingnya materi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebagai materi pokok dalam PKn. Materi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa meliputi juga fungsi atau status Pancasila sebagai kepribadian bangsa dan Pancasila sebagai jatidiri bangsa.
d.
Pancasila tidak hanya sebagai salah satu isi dari PKn tetapi menjadi core-nya PKn di Indonesia membawa implikasi bahwa pendidikan kewarganegaraan di Indonesia memiliki makna dan peran strategi bagi pembangunan jatidiri bangsa oleh karena terwarnai dengan filsafat bangsanya sendiri. Selain itu
422
dengan menjadikan Pancasila sebagai isi sekaligus core-nya PKn di Indonesia, Pancasila bisa berdaya guna
bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara karena telah diupayakan implementasikan melalui jalur pendidikan dalam hal ini pendidikan kewarganegaraan.
C. REKOMENDASI Berdasar 3 (tiga) kesimpulan di atas, implikasi atau rekomendasi yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut; 1. Kepada para pengembang materi Pancasila direkomendasikan untuk menyusun materi Pancasila yang benar secara ilmiah akademik, rumusan yang sama, satu tafsir dan disepakati. Untuk itu perlu materi Pancasila yang berlandaskan baik pada pemikiran akademik ilmiah maupun pemikiran melalui jalur politik kenegaraan. 2. Kepada para pemangku kebijakan pendidikan terkait direkomendasikan agar materi Pancasila dasar negara secara luas disebarluaskan tidak hanya melalui PKn dalam dimensi program kurikuler tetapi juga dalam dimensinya sebagai program sosio kultural. Misalnya materi Pancasila sebagai materi wajib dalam pendidikan politik menurut Permendagri No. 36 Tahun 2010 tentang Pedoman Fasilitasi Penyelenggaraan Pendidikan Politik. 3. Kepada para guru PKn direkomendasikan agar: 1) Pancasila sebagai materi teoritis (content knowledge) dikuasai dan dipahami secara benar sehingga materi pendidikan yang disajikan benar secara ilmiah akademis, agar tidak
423
menyesatkan pemahaman siswa tentang Pancasila, 2) tidak perlu melakukan perluasan materi yang telah ada tetapi memberi pendalaman atas materi yang terkait sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengalaman belajar siswa agar tidak menambah beban teoritis siswa, 3) pembelajaran materi βisiβ Pancasila melalui contoh dan perwujudannya di kehidupan sehari-hari terus dilakukan sebab materi demikian dapat menyesuaikan kebutuhan siswa dan bersifat the responses of pupils, mampu memberi pengalaman belajar yang penuh makna dan kontekstual, dan menarik minat siswa, dan 4) melengkapi cara mengoranisir materi Pancasila dengan memperhatikan urutan materi berdasar
pemikiran
akademik
sehingga
ada
kesinambungan
atau
keterhubungan antara materi sebelumnya dengan materi sesudahnya. Pemikiran akademik tersebut adalah materi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila sebagai ideologi kebangsaan dan Pancasila sebagai dasar negara. 4. Kepada para praktisi pendidikan diharapkan ikut serta mensosialisasikan konsep jatidiri bangsa berdasar Pancasila khususnya melalui program kurikuler, misal pendidikan kewarganegaraan, pendidikan karakter, dan pada umumnya sebagai gerakan kemasyarakatan. Hal ini mengingat jatidiri bangsa penting untuk memperkuat semangat kebangsaan sebagai warisan masa lalu dan dalam rangka menghadapi globalisasi di masa kini dan masa depan. 5. Kepada para ilmuwan dan komunitas akademik PKn diharapkan dapat bekerjasama melakukan kegiatan ilmiah akademik mengembangkan Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan atau sebagai landasan ontologis
424
pendidikan kewarganegaraan di Indonesia sehingga Pancasila dapat menjadi core-nya PKn Indonesia. 6. Kepada peneliti lain khususnya yang ada di program studi S1, S2, dan S3 PKn direkomendasikan untuk a) mengeksplorasi dan mengorgansasikan lebih lanjut materi Pancasila dalam PKn yang sejalan dengan tingkat pendidikan dan perkembangan siswa, b) mengidentifikasi dan menelaah lebih lanjut materi pembelajaran Pancasila yang dilaksanakan oleh para guru PKn serta kemampuannya dalam membelajarkan materi Pancasila di sekolah, dan c) menguji kembali rumusan jatidiri bangsa berdasar Pancasila atau melakukan penelitian lanjutan guna memperkaya dan mempertajam rumusan indikator jatidiri bangsa berdasar Pancasila.
425
426