BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Penelitian ini mencoba menganalisis pengaruh peristiwa Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (pilpres) tahun 2009 dan 2014 terhadap return saham di Indonesia. Penelitian ini menggunakan objek penelitian berupa saham-saham yang tergabung dalam indeks saham LQ45 dan Pefindo25. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1 Peristiwa I: Pilpres 2009 1. Peristiwa pilpres tahun 2009 tidak berpengaruh terhadap return saham di Indonesia, baik pada indeks LQ45 maupun indeks Pefindo25. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis uji beda dua rata-rata abnormal return yang tidak berbeda secara signifikan antara periode lima hari sebelum dan lima hari setelah peristiwa. Namun dalam periode peristiwa pada kedua indeks terdapat beberapa hari yang menghasilkan nilai abnormal return yang signifikan dan positif khususnya untuk periode sebelum pemilu. 2. Berdasarkan hasil penghitungan pada periode lima hari sebelum hari pemilihan ditemukan nilai AAR, CAAR dan SAR yang sebagian besar positif dan signifikan baik pada indeks LQ45 maupun pada indeks Pefindo25. Kondisi ini menunjukkan bahwa peristiwa pilpres 2009 membawa dampak postif bagi return saham di Indonesia. Adanya nilai
108
AAR, CAAR dan SAR yang signifikan pada periode sebelum hari pemilihan terjadi karena ada kebocoran informasi mengenai pasangan capres-cawapres yang akan memenangkan pilpres 2009 ini. Kebocoran ini dimungkinkan terjadi karena partai Demokrat sebagai partai pendukung pasangan SBY-Boediono menjadi partai pemenang pemilu Legislatif, sehingga
menyebabkan
investor
menganggap
bahwa
SBY
akan
memenangkan kembali jabatan RI-1. Kobocoran informasi ini mungkin juga bisa disebabkan oleh adanya hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei Indo Barometer mengenai perbandingan tingkat kepuasan kinerja SBY dibandingkan mantan presiden dan capres 2009. Hasil dari lembaga survei ini menyatakan bahwa rakyat Indonesia puas dengan kinerja SBY bila dibandingkan dengan capres 2009 lainnya. Hasil survei ini mengindkasikan bahwa untuk periode 2009-2014 rakyat tetap ingin dipimpin lagi oleh SBY. 3. Dari hasil perbandingan antara kedua indeks, disimpulkan bahwa LQ45 cenderung lebih reaktif dibandingkan indeks Pefindo25, hal ini dibuktikan dengan banyaknya hari di periode peristiwa pada indeks LQ54 yang menunjukkan nilai CAAR yang signifikan. 4. Dari hasil perbandingan antara ketiga pendekatan expected return dapat disimpulkan bahwa pendekatan mean adjusted model lebih reaktif dibandingkan dengan pendekatan market adjused model maupun pada pendekatan market model. Hal ini terbukti dengan banyaknya nilai AAR,
109
CAAR maupun SAR yang signifikan bila dibandingkan dengan kedua indeks lainnya. 5. Berdasarkan analisis Seemingly Unrelated Regression (SUR) tidak menunjukkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi (tidak terdapat korelasi contamporaneous) antara indeks LQ45 dengan indeks Pefindo25. Hal ini ditandai dengan nilai LM yang lebih kecil dari nilai tabel chisquared maupun dengan melihat nilai probabilitas korelasi residu yang lebih besar dar 5%. 5.1.2 Peristiwa II: Pilpres 2014 1. Peristiwa pemilu presiden dan wakil presiden 2014 tidak berpengaruh terhadap pasar modal di Indonesia, baik pada indeks LQ45 maupun pada indeks Pefindo25. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis uji beda dua rata-rata abnormal return yang tidak berbeda secara signifikan antara periode sebelum dan sesudah peristiwa. Namun dalam periode peristiwa terdapat beberapa hari yang menghasilkan nilai abnormal return yang signifikan dan cenderung negatif khususnya untuk periode sebelum pemilu baik pada indeks LQ45 maupun indeks Pefindo25. 2. Berdasarkan hasil penghitungan ditemukan nilai AAR, CAAR dan SAR yang negatif dan signifikan pada kedua indeks selama periode peristiwa. Nilai negatif ini mungkin disebabkan oleh persaingan dalam pemilu 2014 yang sangat ketat dan penuh dengan isu-isu negatif yang berasal dari pendukung kedua calon presiden pada periode sebelum hari pemilihan, sehingga menyebabkan respon pasar modal menjadi negatif.
110
3. Indeks LQ45 dan Pefindo25 sama-sama reaktif, hal ini dibuktikan dengan jumlah hari yang signifikan pada kedua indeks ini cukup berimbang. 4. Pendekatan mean adjusted model lebih reaktif dibandingkan dengan pendekatan market adjused model dan pendekatan market model. Hal ini terbukti dengan banyaknya nilai AAR, CAAR maupun SAR yang signifikan bila dibandingkan dengan kedua indeks lainnya. 5. Berdasarkan
analisis
Seemingly
Unrelated
Regression
(SUR)
menunjukkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi (terdapat korelasi contamporaneous) antara indeks LQ45 dengan indeks Pefindo25 yang ditandai dengan nilai LM yang lebih besar dari nilai tabel chisquared maupun dengan melihat nilai probabilitas korelasi residu yang lebih kecil dar 5%. Dengan demikian hasil pengujian yang dilakukan dengan metode studi peristiwa dianggap belum cukup untuk menjelaskan pengaruh pemilu 2014 terhadap abnormal return yang terjadi pada pasar modal di Indonesia khususnya pada indeks LQ45 dan Pefindo25. 6. Berdasarkan hasil uji SUR diadapatkan hasil bahwa tidak terjadi abnormal return pada periode lima hari setelah pilpres 2014 untuk indeks saham LQ45 maupun indeks Pefindo25. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas estimasi SUR untuk variabel dummy setiap indeks [ C (2) dan C (6) ] yang tidak signifikan (diatas 5%). Dengan demikian hasil uji metode peristiwa dan SUR memiliki kesimpulan yang sama untuk peristiwa pilpres 2014.
111
5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai keterbatasan, adapun beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Proses estimasi indeks Pefindo25 pada persitiwa pilpres 2009 dirasa kurang baik karena keterbatasan data (periode estimasi hanya 31 hari) sehinga dikhawatirkan akan membuat hasil penelitian menjadi kurang akurat. 2. Data saham harian yang digunakan dalam penelitian kemungkinan masih dipengaruhi oleh peristiwa makro ekonomi nasional maupun internasional. Karena dalam penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor makro ekonomi tersebut, maka dikhawatirkan faktor makro tersebut ikut mempengaruhi hasil akhir penelitian. 5.3 Saran Adapun saran yang bisa dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya agar bisa memperbaiki kekurangan yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada
penelitian
selanjutnya
yang
sejenis,
diharapkan
peneliti
menggunakan jumlah periode estimasi diatas 100 hari dan antar indeks harus memiliki jumlah periode estimasi yang sama demi mendapatkan hasil estimasi yang lebih baik. 2. Penelitian selanjutnya yang membahas tentang dampak pemilu terhadap return saham sebaiknya juga memperhatikan faktor makro ekonomi baik
112
yang terjadi di skala nasional maupun internasional yang dianggap bisa mempengaruhi return saham di pasar modal. Dengan mempertimbangkan faktor makro diharapkan hasil penelitian bisa menjadi lebih akurat.
113