BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Kesimpulan Penggunaan Metode Lipat
Penggunaan lipatan di bandingkan memakai sliding adalah, dari segi kekuatannya juga, karena fungsi dari lipatan itu ada memperkuat dari kondisi sebelum terlipat.
Modul dengan lipatan pada dinding dan atap yang berupa lipata akordion dapat membentuk, mengubah volume ruang dan pola hubungan ruang dalam sekejap. Selain perubahan secara horizontal, potensi penggunaan lipatan ini juga dapat merubah pengalaman ruang penggunanya, dapat mengalami perubahan semakin membesar dan meninggi atau dapat pula sebaliknya.
Perubahan perubahan ruang, di dapatkan dari bukaan yang ada, sehingga mempengaruhi hubunngan antar ruang yang ada.
Kelemahan dari lipatan ini adalah pada proses lipatannya yang dapat membuat celah terbuka, tetapi dapat di tanggulangi menggunakan engsel yang terbuat dari karet, dan penggunaan engsel kupu – kupu sebagai pengalir beban ke bawah.
Kelebihan ketika pemakaian material untuk panel dapat di custom, dan dapat menggunakan material yang murah sekalipun, sehingga memberikan variasi untuk harga sebuah modul ini. Dan jikalau terdapat batasan pada material, akan di
101
102
sambung sehingga mendapatkan ketinggiaan modul yang di inginkan.
Tidak semua orang menyukai dari interior lipatan, sehingga di dapat di berikan roll wallpaper yang dapat adaptif mengikuti dari
perubahan
lipatan,
sehingga
wallpaper
tersebut
memberikan efek dinding rata pada umumnya.
Memakai jalur utilitas yang di tanam pada plat lantai, sehingga tidak mengganggu perubahan dari model lipatan.
Setelah studi dengan prototype secara virtual, studi juga di lakukan secara fisik agar lebih memahami permasalahan dan solusi yang ada, karena permasalahan yang ditemukan akan sama dengan kondisi realitanya. Oleh sebab itu di lakukan studi pertama seperti gambar dan studi kedua seperti gambar :
Gambar 5.1 Studi Prototype 1 dengan skala 1:250 (P=3m, L=3m, T=3m), Sumber: Olahan Peneliti
Gambar 5.2 Studi Prototype 2 dengan skala 1:100 (P=3m, L=3m, T=3m), Sumber: Olahan Peneliti
Pada studi 1 seluruh lipatan dapat mengembang dan
mengempis
dengan
sempurna,
karena
menggunakan engsel yang sesuai dengan realita, tetapi memiliki batasan yang ada yakni pada
103
ketebalannya. Karena skala terlalu kecil dan tidak seimbang dengan ukuran engsel, maka studi di lakukan kembali dengan menggunakan prototype kedua dengan skala lebih besar dan menggunakan lipatan origami sebagai pengganti engsel, yang kemudian di berikan panel dengan ketebalan 3mm. Sehingga mendapatkan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan
menggunakan
engsel
(kurang
ketepatannya, karena engsel itu sendiri lebih tebal di bandingkan tebal panel yang di gunakan).
5.1.2. Kesimpulan Penggunaan Skeleton Infill
Penggunaan
skeleton
infill
dapat
menjawab
sebagian
permasalahan pada hunian vertikal, yang dapat memasukkan unsur – unsur yang terdapat pada rumah landed, yaitu sebuah taman atau sebuah teras sebagai ruang komunal dan berkumpul, adanya langit atau ruang bebas diatas atap, dan hal-hal yang menyangkut ruang arsitektural lain yang sangat manusiawi.
Dapat membagi permasalahan pada hunian ke tiap – tiap elemen, sehingga struktur dan isinya merupakan hal yang independen, sehingga isinya dapat berubah – ubah dari segi fungsi, bentuk, pola ruang, dll.
Dari keterikatan skeleton dan juga pengisi lipatan, saling berkaitan dalam hal ketinggian bangunan yang bergantung
104
pada potensi dari modul lipatan, dan juga besaran ukuran dimensi modul juga di sesuaikan dengan wadah yang di berikan oleh skeleton infill. 5.1.3. Kesimpulan Gubahan Massa
Berangkat dengan studi mengetahui fasilitas dan pembagian fungsi pada apartemen hingga di terapkan kedalam program ruang, memiliki perbedaan dalam hal pembagian fungsi, yang di karenakan kebutuhan setiap apartemen berbeda – beda, sehingga hasil dari studi merupakan standar minimalnya saja agar mengetahui rasio yang terbaik, sehingga akan ada perbedaan luasan penggunaan dari standar yang ada dan sesuai dengan desain.
Dari zoning, yang di mana semakin ke dalam tapak dan ke atas, daerah yang awalnya untuk umum berubah menjadi daerah privat, sehingga mempermudah untuk pemasukkan fungsi pada bangunan.
Gubahan massa terbentuk berdasarkan dari simulasi yang di lakukan menggunakan software Ecotect, untuk mencari arah orientasi terbaik berdasarkan arah mata angin. Sehingga akan mendapatkan arah orientasi dengan radiasi tertinggi sebagai pemotong massa bangunan menjadi dua bagian. Dan di buat acak agar saling membayangi antar unit apartemen, semakin ke atas maka unit akan semakin sedikit, yang memang di tujukan untuk kalangan elit, sedangkan pada bagian tengah
105
bangunan lebih sedikit di bandingkan di bawah karena di tujukan untuk kalangan menengah dan biasanya agak sulit untuk terjual, sedangkan posisi bawah memiliki banyak unit yang di tujukan untuk kalangan elit yang sudah pensiun dan untuk kalangan yang menginginkan akses ke lobby lebih cepat.
Gambar 5.3 3D massa, Sumber: Olahan Peneliti
Gambar di atas merupakan penjelasan sedikit mengenai perletakan struktur bracing , arah pintu masuk ke dalam
106
bangunan, arah radiasi terpanas berdasarkan simulasi Ecotect, dan sirkulasi pejalan kaki: •
Kuning
=
Arah
radiasi
terbanyak
yang
berdasarkan hasil dari simulasi Ecotect, sehingga massa di bagi menjadi dua bagian, dan di acak agar saling membayangi. •
Merah
= Merupakan bracing dari baja, yang
berguna untuk menarik kantilever pada bangunan agar di alirkan kembali ke kolom. •
Hitam
= Jalan raya yang melewati tapak.
•
Orange
= Jalur sirkulasi pejalan kaki.
•
Biru
=Pintu
masuk
masuk
kedalam
bangunan. •
Ungu
= Pintu keluar bangunan.
Pada nantinya skeleton akan di isi dengan modul lipatan yang di kotaki berwarna abu – abu sebagai pengisi, yaitu sebagai unit hunian. Dan yang menyerupai dinding statis dan solid dari bawah hingga ke atas bangunan merupakan core bangunan yang berisikan lift, tangga darurat, shaft,dll. 5.2. Saran
Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya di lakukan pengembangan lebih lanjut pada perubahan ruang secara horizontal dan vertikal. Karena pada penelitian ini masih sampai sebatas pengembangan
107
secara horizontal dan vertikal saja, dan baru membicarakan sedikit mengenai perubahan secara keduanya.
Dan juga penelitian selanjutnya dapat melakukan uji coba dengan model 1:1 dari segi kekuatan dan juga terhadap perubahan kondisi lingkungan.
108
Daftar Pustaka Rujukan Jurnal: -
Holger
Schnädelbach.
Adaptive
Architecture
–
A
Conceptual
Framework. Mixed Reality Laboratory, Computer Science, University of Nottingham -
Martin Trautz and Susanne Cierniak, RWTH. Folds and Fold Plate Structures in Architecture and Engineering
-
Nenad Šekularac, Jelena Ivanović Šekularac, Jasna Čikić Tovarović, 11 November 2011. Folded Structures In Modern Architecure
-
Tomohiro Tachi. 2011. Rigid-Foldable Thick Origami
Rujukan Buku: -
Elma Durmisevic. 2006. Transformable Building Structures
-
Christian D. MacCarroll. 2005. Micro home Ownership in a Megametropolis
-
Folded Structure In Modern Architecture. University of Belgrade, Faculty of Architecture, Serbia
-
G G Schierle. 2003. Architectural Structure. University of Southern California.
-
John Chilton. 2000. Space Grid Structures
-
Tony Hunt’s. 2003. Structures Notebook. British Library
Rujukan Artikel Internet: -
Mengenal Jenis-jenis Engsel, Sumber: http://www.imagebali.net. Di akses pada tanggal 1 April 2013