BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Keimpulan Dalam kesimpulan thesis ini terdapat jawaban dari rumusan masalah yang terdapat di bab I, bahwa analisis rantai nilai (value chain) menjadi acuan bagi perusahaan d-Bodhi agar dapat unggul dalam berasing di Indonesia dengan para pesaing yang sudah ada di Indonesia. Sehingga d-Bodhi harus mampu menganalisa aktivitas-aktivitas yang dimilikinya kedalam analisis aktivitas rantai nilai (value chain), karena analisis rantai nilai (value chain) berguna untuk menilai setiap aktivitas dari suatu perusahaan dan bagaimana interaksi antar aktivitas tersebut. Setiap aktivitas yang terdapat di d-Bodhi baik itu aktivitas primer maupun aktivitas sekunder, menunjukkan
adanya keterkaitan yang erat dengan
keadaan lingkungan yang terdapat diperusahaan, sehingga setiap aktivitas yang terkait dalam rantai nilai seharusnya lebih dibenahi dan diperbaiki agar dBodhi lebih unggul dalam persaingan, dimana telah diketahui kekuatan dan kelemahan yang terdapat diperusahaan tersebut tidak bersifat mutlak atau relatif. Kekuatan-kekuatan yang terdapat pada rantai nilai dalam d-Bodhi dinilai masih belum bersaing dalam bisnis furniture di Indonesia. Perbaikan yang lebih teranalisis dan terpadu membutuhkan sebuah tinjauan teori atau konsep sebagai dasar dari pembenahan aktivitas tersebut. Disinilah peran konsep keunggulan-keunggulan kompetitif (building block)
83
dalam rantai nilai (value chain), hal ini berguna untuk memperoleh suatu analisis tindakan apa yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membenahi aktivitas-aktivitasnya. Dalam
analisis konsep
building block
dengan menggunakan empat
konsep dasar yaitu : efficiency, innovation, quality , customer responsiveness, dapat diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas-aktivitas yang perlu diperbaiki adalah
aktivitas-aktivitas yang ada di aktivitas pendukung, yaitu berupa
infrastruktur, sumber daya manusia, pengembangan teknologi dan pengadaan bahan baku, dimana aktivitas-aktivitas tersebut sebagai pendukung aktivitas utama. Jadi jika bagian aktivitas pendukung di benahi maka secara tidak langsung aktivitas utama juga akan terbenahi. Kemudian karena d-Bodhi adalah perusahaan green strategy yang mana strategi tersebut adalah differentiation, agar lebih unggul dengan pesaing-pesaing yang sudah ada di Indonesia maka d-Bodhi lebih mengembangkan strategy cost leadership baik dalam produk maupun proses operasi, sehingga untuk masa masuk dan bersaing di Indonesia d-Bodhi akan tetap unggul dalam persaingan itu sendiri.
5.2. Saran Saran ini berkaitan dengan hasil analisis yang telah dilakukan pada perumusan masalah yang ada, sehingga saran-saran yang diberikan tidak lepas dari kebutuhan d-Bodhi untuk membenahi aktivitasnya agar memiliki keunggulan bersaing, maka pada analisis rantai nilai (value chain) ini telah disarankan beberpa tindakan yang seharusnya dilakukan melalui analisis pilar-
84
pilar keunggulan kompetitif (building block) agar memiliki keunggulan dalam bersaing. Terdapat faktor yang harus dibenahi dalam setiap aktivitas-aktivitas dalam rantai nilai tersebut, yaitu faktor efficiency, innovation, quality , customer responsiveness. Dari empat faktor pembenahan tersebut d-Bodhi seharusnya melakukan pembenahan yang benar-benar sesuai dengan aktivitas-aktivitas yang ada dalam rantai nilai, hal tersebut untuk menentukan arah strategi mana yang sesuai dengan keadaan yang ada. Strategi di dalam d-Bodhi tidak
hanya
boleh
terfokus
dengan
differentiation tetapi juga perlu mempeerhatikan faktor-faktor yang lain sehingga dapat menjadi peluang bagi perusahaan untuk lebih berkembang. Secara garis besar, tindakan didalam analisis building block yang dapat dilakukan oleh d-Bodhi adalah sebagai berikut : g. Tidak hanya mengandalkan gudang supplier tetapi juga membuat gudang sendiri agar team quality control dapat langsung lebih mengontrol produkproduk dari d-Bodhi dan agar dapat menambah produktifitas kerja sehingga kualitas suatu produk lebih meningkat yang nantinya juga lebih efisien dengan dibangunnya gudang. h. Melakukan-melakukan innovasi yang lebih baik lagi dibanding sekarang karena yang kita tahu, sulitanya mendapatkan bahan-bahan baku seperti kayu bekas sebagai bahan baku utama d-Bodhi suatu produk, misalnya rotan bekas yang bisa dijadikan peluang besar terciptanya innovasi dan kreativitas suatu produk yang dihasilkan.
85
i. Memperbaiki struktur modal perusahan dimana jika dilihat dari laporan keuangan terlalu mengandalkan hutang. Hal ini d-Bodhi bisa menjual asetaset yang tidak digunakan lagi, dapat menimbulkan biaya perawatan yang lebih besar. j. Jika ditinjau dari biaya administrasi yang ada dalam rasio laporan keuangan, disini kita melihat adanya biaya administrasi yang sangat besar. Hal tersebut disebabkan kurangnya integrasi terhadap sistem dimana dBodhi masih menggunakan sistem manual. Dengan memperbaruhi sistem maka biaya-biaya tersebut lebih dapat diminimalisasi. k. Melakukan pelatihan-pelatihgan guna meningkatkan ketrampilan, baik dari ketrampilan pemilihan bahan baku, ketrampilan bahan baku, juga ketrampilan administrasi dalam bidang keuangan. l. Melakukan pembenahan dalam bidang administrasi, baik dari segi penyimpana bahan baku dan produk jadi, maupun administrasi aktivitas produksi dan keuangan sehingga teratur dan cukup jelas dalam memberikan informasi yang sesuai dari aktivitas-aktivitas terkait guna perbaikan efisiensi, kualitas dan inovasi. m. Melakukan
pembenahan
pada
optimalisasi
penggunaan
teknologi
informasi, misalnya dengan membuat sistem yang lebih canggih yaitu CIF (Customer Information) yang mana dapat membantu d-Bodhi memudahkan untuk memantanance pelanggannya. Hal ini juga dapat menambah efisiensi bagi perusahaan guna membantu untuk lebih merespon kritik dan saran bagi para pelanggan.
86
n. Pembenahan pada pengadaan bahan baku dimana setelah member desain, d-Bodhi hanya meminta kepada supplier untuk mencari bahan baku tersebut. Seharusnya ada campur tangan dalam pengadaan bahan baku atau d-Bodhi mencari bahan baku tersebut sehingga lebih menekankan pada efisiensi biaya pengadaan.
87