BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengelolaan program Bina Keluarga
Lansia dalam meningkatkan kualitas hidup lanjut usia di Desa Pamekaran Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Keadaan/kondisi objektif kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) di Desa Pamekaran Kec. Soreang Kab. Bandung Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) Tanjung berada di Desa Pamekaran Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, berdiri pada tahun 2009 yang diketuai oleh Ibu Ipah Saripah. Kelompok BKL Desa Pamekaran berada di bawah binaan UPT Pengendalian Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan serta Binaan Desa Pamekaran. Tujuan program BKL Desa Pamekaran adalah untuk meningkatkan kepedulian dan peran keluarga dalam mewujudkan Lansia sejahtra yang bertakwa pada Tuhan YME, hidup sehat, mandiri, produktif dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat. Sasaran dari program BKL di Desa Pamekaran ini ialah keluarga lansia dan keluarga yang memiliki anggota keluarga lansia yang berusia 60 tahun keatas. Program BKL yang dikembangkan pada BKL di Desa Pamekaran yaitu kegiatan pembinaan yang diberikan kepada keluarga lansia, adapun kegiatan pembinaan tersebut meliputi kegiatan pembinaan fisik, pembinaan psikis,
139
140
pembinaan keagamaan, pembinaan sosial ekonomi dan pembinaan keterampilan. Ketenagaan pada BKL Desa Pamekaran dikelola oleh kader-kader Posdaya yang telah diberikan pelatihan sebelumnya mengenai pengelolaan BKL serta narasumber ahli dalam bidang pembinaan yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan kegiatan pembinaan yang dilaksanakan.
2. Pengelolaan Program Bina Keluarga Lansia (BKL) di Desa Pamekaran Kec. Soreang Kab. Bandung Pengelolaan program Bina Keluarga di Desa Pamekaran meliputi langkahlangkah persiapan, pembentukan kelompok kader, kegiatan inti dan pembinaan. Kegiatan persiapan merupakan langkah awal pengelolaan BKL, kegiatan persiapan program BKL terdiri dari kegiatan penggalangan kesepakatan dan inventaris sasaran dan ahli. Pembentukan kelompok kader terdiri atas kegiatan pembekalan kader dan pembentukan kelompok BKL, pada tahap ini dilakukan pula kegiatan pengesahan kelompok BKL, penyusunan rencana kegiatan, penyuluhan mengenai penjelasan program BKL yang akan dilaksanakan, dan kegiatan berikutnya adalah mengundang peserta BKL untuk membicarakan kegiatan yang akan dilaksanakan, serta pembinaan yang akan diberikan. Kegiatan inti merupakan kegiatan pembinaan yang dikembangkan oleh kader BKL di Desa Pamekaran, Bentuk kegiatan inti yang diselenggarakan yaitu pembinaan-pembinaan yang diberikan kepada peserta BKL baik itu melalui kegiatan penyuluhan ataupun melalui kegiatan palatihan-pelatihan.
141
Adapun pembinaan yang diberikan diantaranya kegiatan pemeriksaan kesehatan, senam lansia, keagamaan (ceramah-ceramah), pelatihan menyulam, pelatihan membuat kue, dan lain sebagainya. Pembinaan keluarga lansia dilakukan dalam bentuk kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh pengelola terhadap lansia, serta yang dilaksanakan oleh Pembina yaitu UPT Pengendalian KB dan Pemberdayaan Perempuan terhadap pengelola dalam mengelola program BKL di Desa Pamekaran Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung.
3. Aspek-Aspek Penyebab Program Bina Keluarga Lansia Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Lanjut Usia Di Desa Pamekaran Kec. Soreang Kab. Bandung Aspek-aspek kualitas hidup yang ditingkatkan melalui pengelolaan program BKL di Desa Pamekaran meliputi aspek kesehatan dan pembinaan psikis, aspek psikisi, aspek pendidikan dan pembinaan keagamaan, serta aspek sosial dan ekonomi. Aspek kesehatan dan pembinaan fisik dan psikis memberikan memberikan manfaat yang besar bagi lansia seperti lebih terkontrolnya kondisi kesehatan dan gizi lansia, bertambahnya pengetahuan tentang kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungan hidup lansia. Peningkatan kualitas hidup pada bidang pendidikan dan keagamaan ini, dilakukan melalui kegiatan baca tulis Al-Qur’an, membaca dan mengkaji isi terjemahan Al-Qur’an, membaca alat dan bahan keterampilan, dan lain sebagainya. Peningkatan kualitas hidup pada bidang sosial dan ekonomi serta
142
keterampilan, terdiri dari kegiatan koperasi, pelatihan-pelatihan dan lain sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan oleh kader BKL di Desa Pamekaran memberikan pengaruh positif bagi lansia khususnya serta bagi keluarga lansia pada umumnya, kegiatan BKL dapat meningkatkan kualitas hidup mereka, yaitu dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan mereka merasa lebih aktif dan kreatif serta lebih baik lagi dalam mengisi waktu luang.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Bina Keluarga Lansia Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Di Desa Pamekaran Kec. Soreang Kab. Bandung Faktor pendukung dan penghambat program BKL untuk meningkatkan kualitas hidup lansia di Desa Pamekaran Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung terdiri dari dua aspek pendukung yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor pendukung dan penghambat dari dalam (internal), terdiri atas dukungan dari Peserta BKL, Kader BKL, Manajemen Program, Dana/Biaya, Bahan Ajar, Tempat belajar, Sarana belajar, Hasil belajar. Faktor pendukung dari dalam ini dalam pengelolaan program BKL yaitu besarnya antusias peserta BKL serta dukungan tenaga ahli dan kader yang terlatih dalam pelaksanaan program BKL. serta faktor penghambatnya yaitu terbatasnya sarana dan prasarana kegiatan BKL. Sedangkan faktor pendukung dan penghambat dari luar, meliputi dukungan Desa, dukungan Kecamatan, dukungan Tokoh Masyarakat, dukungan Masyarakat,
143
dan dukungan UPT KB dan Pemberdayaan Perempuan. Adapun faktor pendukungnya yaitu besarnya dukungan moril pada pengelolaan program BKL sehingga program BKL dapat terus berjalan. Sedangkan hambatannya yaitu kurangnya bantuan dana yang diberikan pemerintah terhadap kelangsungan program sehingga dalam pengadaan sarana dan prasarana kegiatan masih sangat terbatas.
B.
Saran/Rekomendasi Setelah mengkaji hasil penelitian mengenai pengelolaan program Bina
Keluarga Lansia dalam meningkatkan kualitas hidup lanjut usia di Desa Pamekaran Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung maka perlu kiranya penulis kemukakan saran/rekomendasi
yang dapat berguna bagi semua pihak,
diantaranya: 1. Bagi Pengelola Program BKL a. Pengelola hendaknya melakukan koordinasi lebih dalam anggota kader lainnya agar pengelolaan program BKL dapat terus berjalan dan makin berkembang serta makin terjalin kerjasama yang baik antar pengelola. b. Pengelola lebih memperhatikan kondisi dan keadaan lansia dalam memberikan penyuluhan kepada lansia, karena tidak semua lansia dapat menerima materi yang diberikan, dan sebaiknya digunakan metode pembelajaran yang lebih bervariatif agar lansia merasa senang dan ma uterus mengikuti kegiatan pada BKL Desa Pamekaran. c. Pengelola dalam mengambil keputusan mengenai kegiatan yang akan diberikan hendaknya memperhatikan pendapat tokoh masyarakat dan
144
peserta BKL, supaya kegiatan yang dilaksanakan dapat lebih bervariatif lagi dan dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik lagi. d. Untuk menindaklanjuti peningkatan kualitas hidup lansia khususnya pada bidang ekonomi, pengelola hendaknya perlu melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga usaha atau membentuk kelompok usaha. 2. Bagi Pemerintah dan Praktisi Pemerintah yaitu Desa Pamekaran, Kecamatan Soreang, BKKBN Provinsi Jawa Barat, UPT Pengendalian KB dan Pemberdayaan Perempuan serta PLKB Kecamatan sebagai pemantau kegiatan pengelolaan BKL di Desa Pamekaran hendaknya lebih banyak memberikan masukan baik itu berupa saran ataupun bantuan lainnya sehingga pengelolaan program BKL di Desa Pamekaran dapat lebih bervariatif dan terus berjalan. 3. Bagi Keluarga Lansia Untuk keluarga yang memiliki anggota keluarga lansia, hendaknya lebih memperhatikan kondisi dan keadaan keluarganya dan tidak menyerahkan sepenuhnya kegiatan pembinaan kepada kader BKL di Desa Pamekaran, karena keluarga lansia lebih memebutuhkan perhatian dari anggota keluarganya. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Dibutuhkan adanya kajian lebih lanjut mengenai pengaruh program BKL terhadap peningkatan kualitas hidup sehingga data yang dihasilkan lebih bersifat objektif.