BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pemberdayaan Pemuda Melalui
Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) di PIK-KRR Spirit Kelurahan Babakan Surabaya Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kesimpulan Umum Pemberdayaan pemuda adalah kegiatan membangkitkan potensi dan peran aktif pemuda. Dimana pemuda itu memiliki beragam potensi yang dimiliki setiap individu pemuda itu sendiri. Sehingga pemuda identik sebagai sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu, revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, dsb. Kelemahan mencolok dari seorang pemuda adalah control diri dalam artian mudah emosional, sedangkan kelebihan pemuda yang paling menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri. Peran pemuda di dalam program pendidikan kecakapan hidup sangatlah penting karena pemuda banyak sekali potensi dan bakat yang bisa diraih. Sehingga kemampuan yang mereka miliki bisa terasah dengan baik dan terarah untuk kehidupan mereka nantinya.
111
112
2. Kesimpulan Khusus a. Proses Pemberdayaan di dalam Melaksanakan Program Life Skills di PIK-KRR Spirit Bandung
Dalam proses pemberdayaan di dalam melaksanakan program life skills PIK-KRR Spirit terdapat beberapa tahapan, sebagai berikut : (Pertama) Menciptakan suasana iklim yg memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal, (Kedua) Penguatan pengetahuan & kemampuan yang dimiliki masyarakat, (Ketiga) Melindungi masyarakat terutama kelompok lemah, (Keempat) Pemberian bimbingan & dukungan kpd masyarakat lemah, dan (Kelima) Memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan. Untuk menciptakan proses pemberdayaan yang baik bagi pemuda maka ada beberapa hal yang perlu dipelajari di dalam menciptakan suasana yang baik di dalam pengelolaan kegiatan PIK-KRR ini adalah : (Pertama) Perasaan, kemauan, dan pendapat pribadi antar pengelola PIK-KRR diutarakan dengan bebas dan jujur, (Kedua) Saling tukar informasi antar pengelola PIK-KRR secara berkelanjutan, dan (Ketiga) Klarifikasi isu-isu yang muncul dari setiap pengelola PIK-KRR melalui dialog dan interaksi timbal balik. Adapun menciptakan hubungan antara sesama pengelola PIK-KRR atas dasar hubungan kemitraan dan kesejajaran. Untuk itu hal-hal yang terus dan perlu dipelajari adalah : (Pertama) Menciptakan suasana PIK-KRR yang saling mempercayai, saling memperhatikan, dan saling berbagi, (Kedua) Merespon dan peka terhadap ucapan dan tindakan setiap pengelola dan anggota PIK, dan
113
(Ketiga) Mengutarakan dan menerima feed back dari sesama pengelola dan anggota PIK-KRR secara positif untuk kebaikan bersama.
b. Pendekatan Pemberdayaan bagi Pemuda dalam Memajukan Program Life Skills di PIK-KRR Spirit Bandung Pendekatan ini harus dilakukan dengan tindakan, proses penyampaian yang baik kepada pemuda agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai kegiatan apa yang akan dilaksanakan. Melalui pendekatan yang seperti ini bisa memanfaatkan aspek-aspek yang ada di masyarakat baik sumber daya manusianya (SDM) yang berpotensi dan berbakat di bidangnya maupun sumber daya alam (SDA) yang memadai. Maka kegiatan kecakapan hidup (life skill) di PIK-KRR Spirit ini bisa berjalan dengan lancar dengan kemampuan pemudanya dan kinerjanya kerja pemuda yang menghasilkan kualitas dan mutu yang baik. c. Faktor Pendorong dan Penghambat dalam Proses Pemberdayaan Pemuda di PIK-KRR Spirit Bandung Faktor pendorong yang harus dipertimbangkan guna melayani dan menarik minat para pemuda untuk mau bergabung di PIK-KRR Spirit melalui kegiatan life skills yang diselenggarakan, sehingga pemuda pemuda terdorong untuk lebih aktif dan produktif dalam kegiatan pemberdayaan yaitu : (Pertama) Semua Kegiatan PIK dikemas dan diapresiasikan sesuai dengan karakteristik Pemuda (seperti : Olahraga,Kesenian,dll), (Kedua) Pengelola PIK mendapatkan Pelatihan sesuai dengan tugas dan perananya, (Ketiga) Memiliki Komitmen dan motivasi untuk menjadi pengelola PIK, (Keempat) Adanya orientasi dan refreshing bagi
114
pengelola, (Kelima) Adanya dukungan dari SKPD-KB setempat, dan (Keenam) Adanya kegiatan usaha ekonomi produktif yang dikelola oleh PIK-KRR Adapun hal-hal yang bisa menghambat kegiatan program ini maupun kegiatan-kegiatan kelompok kepemudaan yang mana baik dalam pengelolaannya maupun di dalam melaksanakan kegiatan laju operasional life skills ini sangatlah membutuhkan kerjasama yang kuat antara pengelola dengan para pemuda itu sendiri. Ketika mengalami kesulitan para pemuda bisa menanganinya dengan baik. d. Manfaat yang Diperoleh Bagi Pemuda Dalam Menjalankan Program Life Skills di PIK-KRR Spirit Bandung Kontribusi dari semua ini akan membuat suatu keputusan yang baik, mampu beraktivitas atau bertindak dengan tepat dan mandiri dalam situasi dalam keadaan apapun. Guna menghindari pengaruh-pengaruh negatif dari orang lain yang akan menggagalkan semua kegiatan yang akan dilaksanakan maupun pengaruh-pengaruh yang positif bagi pemuda dan lingkungan sekitarnya. Kinerja kerja yang akan dilaksanakan pun harus jelas struktur dan sistem yang akan digunakan, sehingga setiap program yang dilaksanakan mampu berdaya saing dengan baik. Ketika pengambilan keputusan pun tidak boleh semena-mena dan setiap keputusan yang diambil harus bisa bersikap tegas dalam mengambil sebuah keputusan yang akan berdampak positif nantinya. B. Saran / Rekomendasi Setelah mengkaji hasil penelitian mengenai Pemberdayaan Pemuda Melalui Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) Di PIK-KRR Spirit, maka perlu kiranya
115
penulis kemukakan saran / rekomendasi yang dapat berguna bagi semua pihak, diantaranya : 1. Bagi Pengelola PIK-KRR Spirit a. Pengelola hendaknya melakukan koordinasi lebih dalam lagi dengan konselor mengenai kegiatan life skill hingga adanya persamaan persepsi satu sama lain. b. Pengelola lebih memperhatikan kondisi sarana / prasarana kegiatan life skill sehingga dapat mendukung kegiatan pemuda dalam mengembangkan potensinya. c. Pengembangan kemampuan dan kreativitas pemuda perlu diasah kembali. Oleh karena itu, pengelola dan konselor perlu memperhatikan kebutuhan pemuda dengan lebih seksama, dan memberikan kemudahan di dalam melakukan kegiatan mereka. 2. Bagi Konselor PIK-KRR Spirit a. Seorang konselor diharapkan bisa mengikuti kehendak pemuda dalam melaksanakan kegiatan life skill, agar tidak terjadi kecemburuan sosial antar pemuda. b. Konselor tidak memaksakan kehendaknya dalam melaksanakan kegiatan life skill yang dilakukan, agar pemuda dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. c. Konselor ikut terlibat dalam kegiatan life skill yang sedang berlangsung.