BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan mengenai Pemilihan Usulan proyek akibat bencana alam banjir menggunakan metode AHP maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pemilihan usulan proyek dengan menggunakan metode LSD (Least Significant Different) adalah sebagai berikut: a. Menyelamatkan jiwa b. Menyelamatkan pemukiman dan persawahan c. Kerugian masyarakat d. Segi kerusakan e. Domestik f. Irigasi g. Partisipasi masyarakat 2. Model hirarki keputusan dalam pemilihan usulan proyek akibat bencana alam terdiri dari: a. Level 1 yaitu tujuan yang merupakan pemilihan prioritas usulan proyek akibat bencana alam banjir pada Balai PSAWS Sampean Baru Bondowoso. b. Level 2 yaitu kriteria yang terdiri dari 7 kriteria antara lain kriteria menyelamatkan jiwa, menyelamatkan permukiman dan persawahan, kerugian masyarakat, segi kerusakan, domestik, irigasi, partisipasi masyarakat.
109
110
c. Level ke 3 yaitu lokasi kerusakan yang terdapat di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Situbondo. d. Level ke 4 yaitu alternatif kerusakan. Kabupaten Situbondo terdapat 12 (dua belas) kerusakan antara lain kerusakan pada Dam Curah Suri, Dam Setimbo, Tangkis Kali Lobawang di Desa Kalianget, Tangkis Kali Lobawang di Desa Besuki, Dam Wringin Anom, Dam Nogosromo, Dam Kramat, Tangkis Kali Basiyan, Dam Tunjang, Tangkis Kali Bales, Tangkis Kali Deluwang, dan Tangkis Kali Selowogo. Kabupaten Bondowoso terdapat 10 (sepuluh) kerusakan antara lain kerusakan pada Dam Batu Kolor, Dam Batu Raja, Dam Batu Gede, Dam Kayu Sapi, Dam Leprak, Dam Aren I, Dam Aren II, Dam Bluncong, Tangkis Kali Bluncong di Desa Pandak, dan Tangkis Kali Bluncong di Desa Leprak. 3. Susunan keputusan alternatif lokasi kerusakan terhadap kriteria dan wilayah kerusakan antara lain Tangkis Kali Bluncong di Desa Pandak Kabupaten Bondowoso sebesar 12,00% pada urutan pertama. Urutan kedua adalah Tangkis Kali Bluncong di Desa Leprak Kabupaten Bondowoso sebesar 7,65%. Urutan ketiga adalah Tangkis Kali Basiyan di Kabupaten Situbondo sebesar 6,76%. Urutan keempat adalah Tangkis Kali Lobawang Desa Besuki di Kabupaten Situbondo sebesar 5,71%. Urutan kelima adalah Tangkis Kali Deluwang di Kabupaten Situbondo sebesar 5,52%. Urutan keenam adalah Tangkis Kali Lobawang Desa Kalianget di Kabupaten Situbondo sebesar 5,38%. Urutan ketujuh adalah Tangkis Kali Selowogo di Kabupaten Situbondo sebesar 4,98%. Urutan kedelapan adalah Dam Kayu Sapi di Kabupaten Bondowoso 4,68% Urutan kesembilan adalah Tangkis Kali Bales di Kabupaten Situbondo sebesar 4,65%. Urutan kesepuluh
111
adalah Dam Nogosromo di Kabupaten Situbondo sebesar 4,39%. Urutan kesebelas adalah Dam Tunjang di Kabupaten Situbondo sebesar 4,33%. Urutan kedua belas adalah Dam Kramat di Kabupaten Situbondo sebesar 3,73%. Urutan ketiga belas adalah Dam Bluncong di Kabupaten Bondowoso sebesar 3,59%, Urutan keempat belas adalah Dam Batu Gede di Kabupaten Bondowoso sebesar 3,45%. Urutan kelima belas adalah Dam Aren II di Kabupaten Bondowoso sebesar 3,37%. Urutan keenam belas adalah Dam Leprak di Kabupaten Bondowoso sebesar 3,34%. Urutan ketujuh belas adalah Dam Aren I di Kabupaten Bondowoso sebesar 3,22%. Urutan kedelapan belas adalah Dam Wringin Anom di Kabupaten Situbondo sebesar 3,17%. Urutan kesembilan belas adalah Dam Batu Kolor di Kabupaten Bondowoso sebesar 2,99%, Urutan kedua puluh adalah Dam Batu Raja di Kabupaten Bondowoso sebesar 2,66%, Urutan kedua puluh satu adalah Dam Setimbo di Kabupaten Situbondo sebesar 2,32% dan urutan yang terakhir adalah Dam Curah Suri di Kabupaten Situbondo sebesar 2,13%. 4. Pada analisa sensitivitas terjadi perubahan urutan prioritas apabila bobot terhadap kriteria menyelamatkan jiwa dinaikkan 16,00% artinya kriteria menyelamatkan jiwa sensitif apabila nilainya dinaikkan 16,00%. Pada kriteria menyelamatkan permukiman dan persawahan apabila bobotnya dinaikkan 8,00%, akan terjadi perubahan urutan prioritas artinya kriteria menyelamatkan persawahan dan permukiman sensitif pada kenaikkan 8,00%. Apabila bobot dari kriteria kerugian masyarakat dinaikkan 1,50%, akan terjadi perubahan urutan prioritas artinya kriteria kerugian masyarakat sensitif pada kenaikkan 1,50%. Pada kriteria segi kerusakan apabila bobotnya dinaikkan 1,00%, akan terjadi perubahan urutan prioritas artinya kriteria segi kerusakan sensitif pada kenaikkan 1,00%. Apabila bobot terha-
112
dap kriteria domestik dinaikkan 6,00%, maka terjadi perubahan urutan prioritas artinya kriteria domestik sensitif pada kenaikkan 6,00%. Pada kriteria irigasi apabila bobotnya dinaikkan 3,00%, maka terjadi perubahan urutan prioritas artinya kriteria irigasi sensitif apabila nilainya dinaikkan 3,00%. Pada kriteria partisipasi masyarakat apabila bobotnya dinaikkan 23,00%, maka terjadi perubahan urutan prioritas artinya kriteria partisipasi masyarakat sensitif pada kenaikkan 23,00%.
5.2. Saran Beberapa saran dapat disampaikan pada penelitian yang lebih lanjut antara lain: a. Penelitian dapat dikembangkan dengan penambahan faktor-faktor yang mempengaruhi usulan proyek. b. Penelitian dapat dikembangkan tidak hanya pada proyek akibat bencana alam banjir saja akan tetapi bisa dikembangkan pada penanggulangan bencana alam banjir terutama pada banjir bandang. c. Penelitian dapat dikembangkan hingga tahap usulan proyek pada di Dinas Provinsi.
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan R. (2004) Pengambilan Keputusan. Landasan Filosofis, Konsep, dan Aplikasi.
Dimyati, T.T. dan Dimyati, Akhmad (2004) Operasional Research Model–Model Pengambilan Keputusan. Cetakan Ketujuh. Sinar Baru Algensindo, Bandung.
Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur, (2005), Buku Pengairan dalam Angka.
Faisal, M., (2006) Mengolah dan Membuat Interpretasi Hasil Olahan SPSS untuk Penelitian Ilmiah. EDSA Mahkota.
Gazalba, Z., (2004) Penyusunan Model Pendukung Keputusan Pemilihan Proyek Konstruksi di Pemda Kabupaten Lombok Timur, Aplikasi Metode AHP, Tesis Magister, ITS Surabaya.
Husnan S., dan Suwarsono (1999) Studi Kelayakan Proyek.Edisi ketiga.
Kountur R. (2005) Statistik Praktis. Pengolahan Data untuk Menyusun Skripsi dan Tesis. Penerbit PPM, Jakarta.
Marimin (2004) Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT. Grasindo, Jakarta.
Penjelasan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 (2004) tentang Sumber Daya Air.
113
114
Riduwan (2002) Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. CV. Alfabeta, Bandung.
Robbins P. S., (2002) Prinsip – prinsip perilaku organisasi. Edisi Kelima.
Saaty, T.L., (1993) Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambil Keputusan dalam Situasi yang Komplek. Pustaka Binaman Pressindo.
Subana dan Sidrajat (2001) Dasar-dasar Penelitian Ilmiah.. CV. Pustaka Setia, Bandung.
Supranto J. (2001) Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi ke enam. Jilid 2. Erlangga.
Suryadi K., dan Ramdhani M. Ali (2002), Sistem Pendukung Keputusan. Cetakan Keempat. CV. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Utomo, C., (2001) Model Pendukung Keputusan dan Faktor-faktor Dominan dalam Pemilihan Prioritas dan Penundaan Proyek Fasilitas Perumahan, Tesis Magister, ITS Surabaya.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 (2004) tentang Sumber Daya Air.
Walpole R. Dan Raymond (1995) Ilmu Peluang Statistik dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan. Edisi ke dua. ITB Bandung.
Winardi (1989) Perencanaan dan Pengawasan dalam Bidang Manajemen. CV. Mandar Maju.