BAB V HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang memaparkan gambaran umum lokasi penelitian, data deskriptif, serta menyajikan hasil pengolahan data yang meliputi analisis bivariat dan multivariat. 5.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar merupakan salah satu klinik yang
menyediakan pelayanan kesehatan untuk ODHA Kabupaten Gianyar yang berlokasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar, yang merupakan salah satu dari beberapa klinik VCT, yang juga menjadi klinik rujukan bagi tiga klinik VCT yang ada di Puskesmas Tegalalang, Puskesmas Ubud, dan Puskesmas Sukawati yang semuanya ada di wilayah Kabupaten Gianyar. Klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar juga menerima rujukan bagi pasien ODHA yang berasal dari beberapa rumah sakit Bali Timur seperti : Karangasem, Klungkung, dan Bangli. Klinik VCT ini disediakan khusus untuk melayani pasien yang memerlukan layanan konseling sukarela bagi pasien dengan kasus IMS dan kasus HIV/AIDS. Klinik ini juga sebagai satu satunya fasilitas di Kabupaten Gianyar yang memberikan obat ARV untuk ODHA. Sejak diresmikan pada bulan Maret 2008 sampai Desember 2012 klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar sudah melayani 461 orang pasien yang melakukan konseling dan test HIV, dan sebanyak 263 orang dengan hasil test positif HIV. Dari 263 orang yang sudah dinyatakan HIV positif, terdapat sebanyak 83 orang yang memenuhi syarat untuk memulai pengobatan ARV.
Sampai periode Desember 2012 terdapat sebanyak 68 orang Odha yang sudah menjalani terapi ARV, yang selanjutnya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Pasien ODHA seluruhnya berasal dari semua kecamatan yang ada wilayah Kabupaten Gianyar dengan jarak tempuh yang cukup dekat dan transportasi yang sangat mudah untuk mencapai lokasi klinik VCT di Gianyar. Adapun alamat dan jumlah pasien tiap kecamatan seperti : Kecamatan Payangan 9 orang, Kecamatan Blahbatuh 10 orang, Kecamatan Sukawati 14 orang, Kecamatan Tegalalang 8 orang, Kecamatan Tampaksiring 7 orang, Kecamatan Ubud 12 orang, dan Kecamatan Gianyar 8 orang. Faktor resiko pada ODHA yang sedang menjalani pengobatan ARV adalah hubungan seks tidak aman pada Heteroseksual dan pasien penggunaan Napza Suntik/Injection Drug User (IDU). Semua pasien yang sedang menjalani terapi ARV akan dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini. Riwayat ODHA yang sedang minum ARV saat ini adalah dominan pasien yang datang pada stadium 3-4 dengan 2 sampai 3 infeksi oportunistik (IO) seperti Oral candidiasis, Pneumonia, TBC, Toxoplasmosis dan riwayat GE berulang yang sebagian besar pernah menjalani rawt inap di RSUD Sanjiwani Gianyar. Disamping itu ada 3 orang responden yang memulai ARV tanpa adanya IO karena pasangannya (suami/istri) sudah lebih dulu minum ARV. Semua ODHA yang sedang minum ARV saat ini pernah terinfeksi jamur/Oral candidiasis. Dari pengkajian data awal yang dilakukan terhadap kepatuhan ODHA yang sedang menjalani terapi ARV, dibandingkan dengan teori kepatuhan dalam
minum ARV, didapatkan bahwa tidak ada yang mencapai kepatuhan diatas 95%. Namun yang dijadikan data untuk menilai kepatuhan adalah rutinitas pengambilan obat ARV dari masing-masing pasien. Sedangkan dari hasil wawancara untuk menanyakan ketepatan dosis, ketepatan waktu antar tablet dan lupa minum obat tidak bisa dijadikan penilaian kepatuhan pasien karena data tersebut diperoleh melalui jawaban lisan yang tidak dilakukan pencatatan dalam penelitian ini. Hasil pengukuran kepatuhan terhadap 68 responden dilakukan melalui catatan pengambilan ARV setiap bulan. Dari catatan tersebut didapatkan persentase pasien yang patuh sebesar 60,29%, (41 orang) dan yang tidak patuh sebesar 39,71% (27 orang). Gambaran sosiodemografi dan karakteristik responden akan disajikan secara deskriptif seperti tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1 Sosiodemografi dan Karakteristik responden odha yang sedang menjalani terapi ARV di klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar sampai tahun 2012
N o 1
2
3
Karakteristik Kelompok umur responden 15– 44 th ≥45 th Jenis kelamin responden Laki-laki Perempuan Pendidikan responden Pendidikan rendah Pendidikan menengah keatas
Jumlah (n=68)
Persentas e (%)
61 7
89.71 10.29
41 27
60.29 39.71
9
13.24
59
86.76
Dari Tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah ODHA yang sedang menjalani terapi ARV sebagian besar adalah golongan usia produktif yaitu pada
kelompok umur antara umur 20 – 44 tahun atau sebanyak 61 orang (90%), jenis kelamin laki-laki sebanyak 41 ADHA (60 %), sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan lebih dominan dengan tingkat pendidikan tingkat menengah keatas ( SMP sampai perguruan tinggi) sebanyak 59 ODHA (87 %). 5.2
Analisa Tingkat Kepatuhan (rutinitas pengambilan ARV)
5.2.1 Analisa Univariat Dari hasil pengumpulan dan analisis data dapat dijelaskan bahwa tingkat kepatuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok responden yaitu kelompok responden yang “patuh” yakni responden yang secara rutin mengambil obat setiap bulan di klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar, dan kelompok responden yang “tidak patuh” yakni responden yang pernah absen dan tidak mengambil obat sesuai jadwal yang telah disepakati. Jumlah kelompok responden yang patuh terdapat 41orang (60,29%) ODHA dengan tingkat pendidikan : 8 orang SD, 9 orang SMP, 23 orang SMA, dan 1 orang dengan pendidikan perguruan tinggi, yang sebagian besar dari kelompok usia produktif dengan umur berkisar antara 20 sampai 43 tahun sebanyak 37 orang (90 %), 3 orang usia 49 – 51 tahun (7,3 %), dan 1 orang dari usia 65 tahun (2,4 %), dengan jenis kelamin 24 (58,54 %) ODHA laki-laki , dan 17 (41,46 %) ODHA perempuan. Kelompok responden yang tidak patuh terdapat sebanyak 27 orang (39,71%) orang dengan tingkat pendidikan 1 orang SD, 8 orang SMP, 18 orang SMA, yang sebagian besar juga dari kelompok umur usia produktif dengan umur antara 20 sampai 44 tahun sebanyak 24 orang (88,9 %), umur 47 sampai 57 tahun sebanyak 3 orang (11,1%), dengan jenis kelamin 17 (62,96%) ODHA laki-laki,
dan 10 (37,04 %) ODHA perempuan. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.2 di bawah ini. Tabel 5.2 Distribusi silang karakteristik responden berdasarkan tingkat kepatuhan di Klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar tahun 2012.
1
2
3
4
5
6
7
Tidak Patuh
Patuh
Jml (n=68)
(n=27)
(%)
(n=41)
(%)
15-44
61
24
39.34
37
60.66
>45
7
3
42.86
4
57.14
Laki
41
17
41.46
24
58.54
Pr
27
10
37.04
17
62.96
Pendidikan rendah
30
10
33.33
20
66.67
Pend. menengah keatas
38
17
44.74
21
55.26
baik
57
19
33.33
38
66.67
kurang
11
8
72.73
3
27.27
baik
60
23
38.33
37
61.67
kurang
8
4
50.00
4
50.00
baik
62
23
37.10
39
62.90
kurang
6
4
66.67
2
33.33
baik
21
3
14.29
18
85.71
kurang
47
24
51.06
23
48.94
No
Variabel Penelitian
pV
Umur 1,000
Kelamin 1,000
Pendidikan 0,455
Pengetahuan HIV/AIDS 0,020
Pengetahuan tentang ARV 0,703
Dukungan keluarga 0,206
Persepsi tentang HIV/AIDS 0,005
5.2.2 Pengetahuan responden terhadap penyakit HIV/AIDS. Pengkajian pengetahuan responden dilakukan dengan memberikan kuesioner tentang HIV/AIDS. Dari 13 pertanyaan tentang penyakit HIV/AIDS yang diberikan terhadap 68 responden, terdapat variasi jawaban benar antara 5 sampai 12 jawaban benar. Beberapa pertanyaan dapat diberikan jawaban dengan benar oleh seluruh responden seperti pertanyaan tentang : Informasi tentang
penykit HIV/AIDS, penularan penyakit HIV melalui jarum suntik yang digunakan oleh orang lain, cara penularan selama menyusui, dan penularan selama masa kehamilan. Untuk kelima pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan benar oleh semua responden. Urutan jawaban salah paling tinggi (85,29 %) terjadi pada pertanyaan tentang “dapat mengetahui orang terinfeksi HIV hanya dengan melihatnya saja”. Kesalahan jawaban berikutnya terjadi pada pertanyaan tentang “ penularan HIV melalui alat makan atau minum secara bersama”, dan pertanyaan tentang “makanan bergizi mengurangi resiko tertular HIV” sebesar 83,82% , disusul pertanyaan tentang “penularan melalui gigitan nyamuk (73,53 %), saling setia mengurangi resiko (69,12%), menggunakan kondom mengurangi resiko (52,94%), minum antibiotik sebelum dan sesudah hubungan seks dapat mengurangi resiko tertular HIV (47,06%), mengurangi jumlah pasangan seks (13,24%), ASI ekslusif mengurangi resiko penularan dari ibu ke anak (7,35%). Kurangnya mempengaruhi
pengetahuan
tingkat
responden
kepatuhan
terhadap
responden
dalam
penyakit menjalani
HIV/AIDS program
pengobatan. Hal ini dapat dilihat dari pembuktian yang telah dilakukan dalam penelitian ini yakni dari hubungan data pengambilan obat dan jawaban yang diberikan oleh responden dalam penelitian yang telah dilakukan. Pasien yang patuh terhadap program pengobatan akan mengambil obatnya secara rutin setian bulan di klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar. Pasien yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah pasien yang sudah menjalani program pengobatan ARV minimal tiga bulan terakhir. Data rutinitas pengambilan obat ARV oleh responden diambil dari register pengobatan ARV di
klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar sampai bulan Desember tahun 2012. Dari data register tersebut didapatkan sebanyak 68 pasien yang sedang menjalani terapi ARV. Dari 68 orang responden ini terdapat sebanyak 27 orang respoden pernah absen/pernah tidak mengambil obat ARV di klinik VCT. Frekwensi tidak mengambil obat berbeda pada masing-masing responden. Jika dikumulatifkan maka ada sebanyak 27 responsden yang pernah absen mengambil obat antara 1 kali sampai 8 kali selama pengobatan sampai Desember 2012. Dari sebanyak 27 responden yang tidak patuh dalam program pengobatan, terdapat sebanyak 19 (70,40%) orang yang memiliki pengetahuan kurang ketika dilakukan pengkajian pengetahuan tentang penyakit HIV/AIDS melalui kuisioner penelitian yang telah diberikan kepada masing-masing responden tersebut. Angka signifikasi yang didapat dengan pengolahan data dengan SPSS adalah sebesar 0,020 untuk variabel pengetahuan penyakit pada responden. Angka ini memiliki tingkat signifikasi yang tinggi terhadap tingkat kepatuhan responden dan hal ini bisa terjadi pada populasi yang lebih luas dikalangan masyarakat. 1.2.3 Persepsi responden terhadap penyakit HIV/AIDS. Penelusuran tentang persepsi responden melalui kuisioner juga telah dilakukan. Pengelompokan responden berdasarkan persepsi terhadap penyakit HIV/AIDS didapatkan sebanyak 16 (59,3%) responden yang memiliki persepsi kurang. Pengolahan data penelitian tentang persepsi terhadap 68 responden dengan menggunakan SPSS dengan uji statistic Chi-square dengan tingkat konfiden 95 % didapatkan tingkat signifikasi sebesar 0,005. Dari 5 pertanyaan yang digunakan untuk mengkaji persepsi responden terhadap penyakit HIV/AIDS
dapat disimpulkan bahwa persepsi 68 responden masih kurang. Hal ini dapat dilihat pada pertanyaan tentang “cara pencegahan penularan penyakit HIV dengan kondom” dapat dijawab dengan benar oleh semua responden. Namum ketika ditanyakan tentang “penggunaan kondom agar terhindar dari infeksi HIV”, didapatkan sebesar 85% responden mengatakan tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden mengetahui cara pencegahan penyakit HIV, tetapi dalam kehidupan mereka sehari-hari, sebagian besar dari mereka mengabaikan dan tidak melaksanakan apa yang mereka ketahui. Rangkuman persentase jawaban masing-masing responden dapat dilihat dalam tabel 5.3 di bawah ini. Tabel 5.3: Persentase jawaban benar (B) dan salah (S) pada masing-masing jenis pertanyaan pada 68 responden di klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar tahun 2013 Kuisioner tentang
Pertanyaan ke Jawaban 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Benar (%)
100
15
47
31
87
16
53
26
16
100
100
100
93
Salah (%)
0
85
53
69
13
84
47
74
84
0
0
0
7
Benar (%)
100
100
60
100
75
38
74
100
Salah (%)
0
0
40
0
25
62
26
0
Benar (%)
87
100
100
100
34
Salah (%)
13
0
0
0
66
Benar (%)
100
47
37
31
15
Salah (%)
0
53
63
69
85
HIV
ARV
Dukungan
Persepsi
5.2.2 Hubungan ketidakpatuhan dengan umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga, dan persepsi responden. Dari hasil penelusuran data pengambilan obat ARV di klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar didapatkan sebanyak 27 (39,71 %) orang responden yang tidak secara rutin mengambil obat dan sering tidak tepat waktu minum obat, yang dikelompokkan kedalam responden yang “tidak patuh”. Sedangkan sisanya sebanyak 41 responden dikelompokkan sebagai kelompok responden yang “patuh”, karena kelompok responden ini tidak pernah absen mengambil obat. Hasil analisa bivariat terhadap masing-masing variable didapatkan dua variabel dengan p < 0,05 atau dengan kata lain bermakna secara signifikan terhadap kepatuhan responden yakni variabel pengetahuan tentang penyakit dan variabel persepsi responden terhadap infeksi HIV. Sedangkan variabel lainnya seperti umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, pengetahuan tentang obat ARV, dan factor dukungan tidak bermakna secara statistik terhadap kepatuhan seperti terlihat dalam tabel 5.4 Dua variabel yang terbukti bermakna secara signifikan terhadap kepatuhan pada penelitian terhadap 68 responden dengan menggunakan uji statistik Chisquare
dengan tingkat konfiden sebesar
95% yang mana kondisi ini
diperkirakan dapat menggambarkan untuk terjadinya hal yang sama di populasi, yakni pengetahuan tentang penyakit HIV/AIDS (OR=4.422 (95%CI 1.161-25.32) pV=0,020, dan factor persepsi (OR 3.654 (95%CI 1.16 -11.48) p=0,005.
Tabel 5.4: Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan minum obat ARV pada ODHA di Klinik VCT RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2012.
1
2
3
4
5
6
7
Tidak Patuh
Patuh
Jml (n=68)
(n=27)
(%)
(n=41)
(%)
15-44
61
24
39.34
37
60.66
>45
7
3
42.86
4
57.14
Laki
41
17
41.46
24
58.54
Pr
27
10
37.04
17
62.96
Pendidikan rendah
30
10
33.33
20
66.67
Pend. menengah keatas
38
17
44.74
21
55.26
baik
57
19
33.33
38
66.67
kurang
11
8
72.73
3
27.27
baik
60
23
38.33
37
61.67
kurang
8
4
50.00
4
50.00
baik
62
23
37.10
39
62.90
kurang
6
4
66.67
2
33.33
baik
21
3
14.29
18
85.71
kurang
47
24
51.06
23
48.94
No
Variabel Penelitian
pV
Umur 1,000
Kelamin 1,000
Pendidikan 0,455
Pengetahuan HIV/AIDS 0,020
Pengetahuan tentang ARV 0,703
Dukungan keluarga 0,206
Persepsi tentang HIV/AIDS 0,005
5.2.3 Faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan Dari analisis bivariat terdapat hasil yang memungkinkan untuk dilakukan analisis multivariat. Variabel yang akan masuk ke dalam analisis multivariat, yaitu variabel yang memiliki nilai p < 0,25. Ketika dilakukan analisa terhadap seluruh variabel tidak terikat dengan uji statistik secara bersamaan yaitu : pengetahuan HIV/AIDS, pengetahuan ARV, dukungan, persepsi, umur, jenis kelamin, dan pendidikan, didapatkan tiga variabel
yang bermakna secara statistik (dengan nilai p < 0,25) adalah variabel pengetahuan HIV/AIDS, variabel persepsi, dan variabel dukungan. Dari hasil analsis multivariat dengan metode analysis regresi logistik diperoleh hasil yakni dari 3 variabel independen yang memiliki nilai P = < 0,25, ternyata hanya 2 variabel yang memiliki hubungan yang bermakna terhadap kepatuhan pada responden yaitu variabel pengetahuan HIV dan variabel persepsi tentang HIV/AIDS, seperti terlihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 5.5:Faktor yang paling beresiko mempengaruhi kepatuhan resonden No
Variabel Pengetahuan 1 HIV/AIDS Persepsi tentang 2 HIV/AIDS
OR
p Value
95% CI
4,422
0,020
1,16-25,32
3,654
0,005
1,16-11,48
Catatan: Faktor yang tidak berpengaruh terhadap kepatuhan dalam penelitian ini adalah : pengetahuan tentang ARV, dukukngan keluarga/PMO dan karakteristik responden seperti : umur, jenis kelamin, pendidikan.