BAB M M E W E PENELlTIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 12 bulan yakni dari Sep-t
tember 2000 sarnpai dengan Agustus 2001. Tempat penelitian di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Alasan pemiiihan daerah penelitian ini adalah: Kota Makassar merupakan salah satu kota besar di Indonesia, khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang perlu mendapat perhatian karena berfungsi sebagai pusat pelayanan dan distribusi di KTI. Demikian pula di Kota Makassar ditemui masalahmasldh perkotaan yang lebih kompleks baik yang berskala lokal maupun regional berupa tingkat pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi (1,65O/0);
lahan permukiman semakin terbatas baik di
pusat kota maupun di pinggiran kota. B. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalarn penelitian ini adalah survei dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa angket, wawancara dan observasi. Penggunaan angket untuk memperoleh data dari penduduk (kepala keluarga) mengenai kesehatan lingkungan, kemiskinan, gizi rnasyarakat, sanitasi lingkungan, produksi sampah, produksi air limbah, kebutuhan air bersih dan lain-lain.
Wawancara
digunakan untuk memperoleh data dari kepala dinas dan instansi
yang terkait. Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang h a l i t a s lingkungan seperti kondisi permukiman kumuh, halitas air sumur gali di permukiman kumuh, kandungan limbah rumah tangga dan sub-komponen halitas lingkungan lainnya. Sedangkan metode >
dokumentasi digunakan untuk memperoleh berbagai macam data sekunder dalarn menunjang data primer. Melalui metode dokumenbsi dilakukan pencatatan informasi dari berbagai sumber seperti laporan, sensus, Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota dan hasil-hasil penelitian. C . Jenis dan Sumber data
Data yang dikumpulkan selain data primer juga data sekunder . Data primer dan sekunder sehubungan dengan komponen kependudukan terdiri dari: keiahiran, kematian, migrasi masuk termasuk urbanisasi, migrasi keluar, tingkat pertumbuhan, jumlah penduduk, jurnlah kepala keluarga, jenis kelamin, kepadatan penduduk, komposisi penduduk menurut usia, tenaga keja, pendapatan per kapita, pengangguran, kemiskinan, keluarga berencana, perkawinan dan lain-lain.
Data tentang komponen permukiman terdiri dari:
kebutuhan rumah, tipe rurnah, harga rumah per unit, kebutuhan luas lahan, kebutuhan air bersih, kebutuhan tenaga listrik, kebutuhan pesawat telepon, pusat kegiatan pemuda, taman hiburan, permukiman kumuh, permukiman yang baru dibangun, sarana umum dan fasi-
litas sosial, dan lain-lain. Data tentang kualitas lingkungan terdiri dari: produksi sampah, pengelolaan sampah, kondisi TPS dan TPA, pe-
ngelolaan limbah, kondisi sistem drainase, daya tampung lingkungan, pengendalian dampak pencemaran lingkungan, kesehatan lingkungan, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, penghijauan, iklim, dampak sosial ekonomi, dampak sosial budaya, kandungan limbah rumah tangga, kualitas air sumur di perurnahan kumuh dan lain-lain. Sumber data adalah Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, Bappeda, Dinas Perumahan, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Perum Perumnas, Bapedalda, dinas dan instansi yang terkait lainnya. D. Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalarn penelitian ini adalah random sampling dan Purposive Sampling. Random sampling yaitu penentuan sampel yang memberikan hak yang sama kepada
setiap subyek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Purposive Sampling yaitu cara penentuan sampel didasarkan atas tu-
juan tertentu, dengan rnempertimbangkan kondisi atau keadaan lokasi penelitian (Arikunto 1998). Pengumpulan data mengenai kualitas air minum yang bersumber dari sumur gali yang dikonsumsi oleh
penduduk di permukiman kumuh dipilih tiga lokasi yaitu Kelurahan Maccini Gusung, Kelurahan Panampu, Kelurahan Rappojawa. Ketiga permukiman kumuh ini diambil sebagai sampel dengan pertirnbang-
an letaknya di tengah kota dan telah lama terbangun sebagai permukiman kumuh. Sedangkan pengumpulan data mengenai kandungan limbah rumah tangga, dipilih tiga permukiman yaitu Perurnnas Bumi Tarnalanrea Permai (BTP) di Kecarnatan Tamalanrea, Perumnnas Antang di Kecamatan Manggala dan BTN Minasa Upa di ~ e c a m a & n Rappocini. Ketiga permukiman ini diambil sebagai sampel dengan pertimbangan bahwa terletak pada kecamatan yang baru dirnekarkan yang tingkat kepadatan penduduknya relatif rendah dan masih memungkinkan untuk dikembangkan permukiman. Untuk lebih jelasnya, teknik pengambilan sampel penelitian ini disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Jenis Data, Sumber Data, Jumlah Sampel dan Teknik Pen gambilan Sampel.
I
Jenis Data 1. Sanitasi lingkungan 2. Kesehatan lingkungan 3. Gisi masyarakat 4. Produksi sampah 5. Kebutuhan air bersih 6 . Produksi limbah rumah tangga
Jumlah sampel
Sumber Data -
Kepala keluarga
150 kepala keluarga
Teknik Pengambilan sampel
Random Sampling
(lanjutan)
1. Tingkat pertumbuhan penduduk 2. Kebutuhan rumah 3. Kebutuhan lahan 4. Kebutuhan listrik 5. Kebutuhan telePan 6 . Dampak sosial ekonomi 7. Dampak sosial budaya 8. Kemiskinan 9. Pengelolaan sam-
Purposive sampling
20 orang
Kepala Dinas dan Instansi
pah RT
10. Pengelolaan limbah RT 11. Dampak pencernaran lingkung12. Sistem drainase 13. Penghijauan
1
1. Kualitas air sumur
Air sumur gali
3 liter
3 liter
2. Kandungan limbah rurnah
I
i
Menggunakan water sampler Menggunakan water sampler
-ma Kepala Dinas dan Instansi di Kota Makassar yang menjadi sumber data yaitu: 1. Kepala BKKBN; 2. Ketua Bappeda ; 3. Kepala
BPS; 4. Kepala Bappedal; 5. Kepala Dinas Tenaga Kerja; 6 . Kepala Dinas Kesehatan;
7. Kepala
PT. PLN;
8. Kepala PT. Tellcorn;
9. Kepala PDAM; 10. Kepala Dinas Kebersihan; 11. Kepala Dinas
Perumahan d m Permukiman; 12.
Kepala Dinas Pertamanan dan
Pemakaman; 13. Kepala Dinas PU ; 14. Kepala Bagian Perekonomian Kantor Walikota; 15. Kepala Perumnas Makassar 1; 16. Kepala Perumnas Makassar 11; 17 Pimpinan PT. Timurama; 18. Camat t
Tamalanrea; 19. Camat Manggala; 20. Camat Rappocini.
E. Analisis hboratorium Dalarn menganalisis kualitas air sumur gali pada tiga lokasi permukiman kumuh diadakan pengukuran terhadap 18 parameter yang terdiri dari parameter fisik (kekeruhan, suhu, rsa, bau dan warna). Parameter kimia (kesadahan, BOD, besi, sulfida, khlorida, fosfat, amonia, nitrat, nitrit dan pH). Parameter biologi (kolifonn (MPN), koli tinja (MPN),baik di lapangan maupun di laboratorium. ALat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Alat
a. Water sampler
b. pH meter c. DO meter d. Botol Oksigen e. Gelas piala f. Labu Erlenmeyer
g . Boks Es
h. Inkubator BOD i. Spektrofotometer j. AAS (Spektofotometer Serapan Atom)
-
k. Buret
1. Corong pemisah m. Thermometer n. Cuvet
o. Tabung Durham 2.Bahan a. Air sumur gali dari 3 lokasi permukiman kumuh b. Larutan Standar Detergen
c. Microquan Phospor (Kit) d. Microquan Nitrate (Kit)
e. Microquan Arnonia (Kit) f. Microquan Nitrit (Kit)
g. Larutan Standar Besi h. Larutan Standar Mangan
i. EDTA (EtilenaDiamin Tetra Acetat) j. Media Lactose Broth (L.B)
k. Media Brilliant Green Lactose Bile Broth.
Dalam menganalisis kualitas limbah rumah tangga pada tiga lokasi permukiman (Perumnas BTP, Perumnas Antang dan BTN Minasa Upa) diadakan pengukuran terhadap 8 parameter (pH, DO, BOD, amonia, nitrat, nitrit, fosfat, dan deterjen) baik di lapangan maupun di laboratorium. Alat dan b&an yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Alat
a. Water sampler b. pH meter
c. DO meter d. Botol Oksigen
e. Gelas piala
f. Boks Es g. Inkubator BOD h. Spektrofotometer i. Corong Pemisah
a. Limbah Rumah Tangga dari 3 lokasi permukiman b. Larutan Stsutdar Detergen
c. Microquan Phospor (Kit) d. Microqum Nitrate (Kit) e. Microquan Amonia (Kit) f. Microquan Nitrit (Kit)
F. Analisis Data Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan rnenyajikan data dalarn bentuk tabel. Sedangkan Analisis deskriptif kuantitatif, ddakukan dengan menggunakan analisis sistem dengan perangkat lunak "Stella" untuk melihat keterkaitan variabel penelitian pada saat ini
sampai tahun 2010 dengan menggunakan model dan melakukan simuasi dengan suatu asumsi yang didasarkan pada kecenderungan data tahun sekarang dan tahun-tahun sebelurnnya. Dalarn menerapkan pendekatan
sistem digunakan model untuk menyederhana-
kan sistem yang diamati. Penyederhanaan suatu sistem baik secara
kan sistem yang diamati. Penyederhanaan suatu sistem baik secara struktural maupun fungsional pada hakekatnya ad&
aktivitas un-
tuk memahami sistem tersebut sesempuma mungkin. Proses penyederhanaan yang cukup mendasar, sistem itu dinilai dari komponen-t
komponen pokoknya, selanjutnya akan berkembang menjadi penyederhanaan yang lebih mendekati realitas sistern itu sendiri. Simbol variabel-variabel model yang sering digunakan dalam model dan dalam diagram aliran adalah variabel stock, variabel flow dan convertor sebagaimana yang tertera pada Gambar 7.
apl\ STOCK
CONVERTER 2
CONVERTER 1
Persamaan: STOCK (t) = STOCK (t-dt) + (FLOW)*dt INIT STOCK = 1000 ( bukan nilai konstan) INFMWS: F M W = STOCK*CONVEWTER -1 CONVERTER -1 = 0,02 (bukan nilai konstan) CONVERTER -2 = 0,15 @?can nilai konstan) (Sodenquist et al. 1996). Gambar 7 . Diagram Aliran Variabel Stock, Variabel Flow dan Konverter.
Dalarn penelitian ini sebagai variabel Stock adalah jumlah penduduk, jumlah rumah dan daya tampung lingkungan. Variabel Flow yaitu pertumbuhan penduduk, kebutuhan rumah, produksi sampah, jumlah rumah tangga dan akumulasi bahan lingkungan. Variabel Converter yaitu tingkat pertumbuhan penduduk, jumlah kepala khlu-
arga, kebutuhan lahan, kebutuhan air bersih, kebutuhan listrik, kebutuhan telepon dan lainnya. G . Kerangka Model
Untuk mengetahui interaksi antara pertumbuhan penduduk, permukiman dan kualitas lingkungan, maka perlu dibangun hubungan struktural yang menggambarkan keterkaitan antara variabel-variabel tersebut. Penggambaran perilaku ini diharapkan mencerminkan hubungan logis antara variabel yang satu dengan lainnya, sehingga dari model h i didapatkan keluaran yang dapat dirnanfaatkan dalam penyusunan program pembangunan daerah. Dalam mensimulasikan interaksi antara pertumbuhan penduduk, permukiman dan kualitas lingkungan di Kota Makassar dengan menggunakan perangkat lunak Stella, model yang dibangun hams menggambarkan hubungan logis seluruh variabel dari sistem sebagai dasar mernahami tingkah laku dinamis sistem. Sejauh rarnalan gejalagejala di masa mendatang sesuai dengan keadaan sebenarnya, tergantung pada kemampuan menggambarkan keadaan sistem.
Membangun model pada umumnya mulai dengan sebuah konsep tentang bagian-bagian terpenting dari sistem yang dibangunnya dan membuat perkiraan hubungan yang tejadi di atara bagian-bagian tersebut. Pada tahap ini model sangat tergantung pada pengalaman dan intuisi pembuat model dalam menentukan hal-ha1 yang penting diasumsikan dan diharapkan dapat diketahui dengan pemodelan. Secara umum pemaharnan tentang variabel-variabel penting dan interaksinya serta ukuran-ukurannya, dapat diperoleh langsung dari pengalaman lapangan, atau penelitian sebelumnya. Kemudia, setelah
mode1 terbangun dan dijalankan, hasilnya diuji dengan berbagai cara. Bila hasilnya tidak realistis, informasi lain perlu ditarnbahkan dan proses diulangi (Hall and John 1977). Dalam membangun model, maka varibel-variabel yang terdapat
di dalam kerangka model pertumbuhan penduduk, permukiman dan kualitas lingkungan dihubungkan antara satu dengan yang lainnya yaitu: 1. Kebutuhan rumah; 2. kebutuhan lahan; 3. kebutuhan air bersih; 4. kebutuhan tenaga listrik, 5. kebutuhan telepon; 6. produksi sarnpah; 7.kepadatan penduduk; 8. pengelolaan sampah rumah tangga; 9. pengelolaan limbah rumah tangga; 10, penghijauan; 1 1. Kemiskinan.
Kerangka model simulasi interaksi antara pertumbuhan penduduk permukiman dan kualitas lingkungan dibangun sebagai berikut: I
JUMLAH PENDUP"Y
JUMLAH RUMAH
I
TINGKAT PERTUMBUHAN
Persamaan: Jumlah Penduduk (t) = Jumlah Penduduk (t-dt) + (Perturnhuban Penduduk)*dt Pertumbuhan Penduduk = Tmgkat Pertumbuhan * Jumlah Penduduk. Jumlah Rumah (t) = Jumlah Rumah (t-dt)+ (KebutuhanRumah) *dt Gambar 8. Kerangka Model Interaksi antara Pertumbuhan Penduduk dan Perrnukiman.
JUMLAH PENDUOUK
DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
TlNGKAT PERTUMBUHAN
Persamaan: Jumlah Penduduk (t) = Jumlah Penduduk (t-dt) + (Pertumbuhan Penduduk) *dt Daya Tampung Lingkungan (t) = Daya Tampung Lingkungan (t-dt) + [Jumlah sampah) *dt.
Gambar 9. Kerangka Model Interaksi antara Pertumbuhan Penduduk dan Kualitas Lingkungan.
JUMLAH RUMAH
DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
1
Persamaan: Jumlah Rumah(t) = Jumlah Rumah(t-dt) + (Kebutuhan Rumah)*dt Daya Tampung. Lingkungan (t) = Daya Tampung Lingkungan (t-dt) +(JumlahLimbah) *dt. Gambar 10.Kerangka Model Interaksi antara Permukiman dan Kualitas Lingkungan
-
JUMLAH PENDUOUK
MBUHAN PEN0
GKUNGAN
KEBUTUHAN R
Persamaan: Jurnlah Penduduk (t) = Jumlah Penduduk (t-dt) + (Pertumbuhan Penduduk) *dt Jumlah Rumah(t) = Jumlah Rumah(t-dt) + (Kebutuhan Rumah) *dt Daya Tampung Lingkungan (t) = Daya Tampung Lingkungan (t-dt) + (JumlahLimbah) *dt.
Gambar 11. Kerangka Model Interaksi antara Pertumbuhan Penduduk, Permukiman dan Kualitas Lingkungan.