MINGGU KE 14 Diskripsi singkat
: Pada bab ini menjelaskan masing-masing rute ,kegunaan, Spesifikasi dan kegunaan serta keuntungan dan kelemahan masing-masing.
Manfaat
: Mahasiswa dapat memahami masing-masing jalur atau Rute dan spesifikasi dan kegunaan masing-masing.
Learning Outcome
: Mahasiswa dapat menilai dan memilih mana dan dimana Masing-masing harus ditempatkan.
BAB IX JALUR TRANSMISI DAN UTILITAS
IX.1. Saluran Transmisi (Transmission Lines). Pada jalur transmisi pengaruh topografi paling sedikit dan biasa diambil jarak yang terpendek, karena tenaga berkurang kalau panjangnya jarak bertambah. Pada perubahan jurusan hanya digunakan menara dan tidak perlu berbentuk lengkungan. Sudut antara 2 jurusan sekurang-kurangnya 1200 karena kalu sudut lebih kecil, gaya K akan lebih besar dan menara bisa roboh.
7.1200
Gambar IX.1. Belokan jalur transmisi
1
Hanya pada saluran telepon dan telegrap yang mengikuti jalan raya, harus juga mengikuti lengkungannya. Untuk perencanaan jalur transmini biasanya di rencanakan pada peta topografi skala 1:50.00 atau lebih besar lagi. Sangat disukai apa bila pada jalur yang direncanakan tersedia foto udaradara, akan sangat membantu perencanaan jaringan ini.
Gambar IX..2. Saluran transmisi.
Pekerjaan lapangan dan kantor tanpa foto udara dan setelah mempelajari macam-macam peta, langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Reconnassance (penyuluhan) untuk lokasi : menghindari gedung-gedung, makam-makam, daerah rawa, daerah hutan dengan pohon tinggi sekali, daerah tanah milik yang mahal. 2. Buat poligon, prelimenary atau final centerline. Pilihan tergantung pada sulit mudahnya. Dibuat seksi-seksi yang panjang dan lurus antara titiktitik kontrol. 3. Leveling hanya pada tempat-tempat menara. Kemungkinan adanya tonjolan (spot heights) antara tempat 2 menara. 2
Pada lapangan yang sulit, diukur tinggi lapangan menurut 2 garis (dua belah dari centerline) untuk mendaptkan “conductor cleearance”. 4. Pekerjaan kantor : gambar peta, mempelajari trase, menghitung pekerjaan dan biaya dsb. Pekerjaan khusus adalah penempatan menara-menara yang bisa menolong banyak, dengan membuat templet seperti pada gambar di atas. 5. Construction surveys, disini lebih mudah karena tidak ada landai. Perlu pematokan untuk membuat kaki menara. (TUMEWU, L, 1977).
IX.2. Saluran irigasi dan kanal. Profil melintang dari saluran irigasi dan kanal adalah sama. Saluran-saluran primer dan sekunder di Sumatra dan Kalimantan juga digunakan sebagai kanal untuk kapal bermotor dan perahu. Kemiringan memenjang kecil sekali, dimana pada kanal lebih kecil dari pada saluran irigasi. Rata-rata pada irigasi adalah 0,0005 (0,5 %0 ). Transportasi diatas air adalah paling murah tetapi lamban sekali. Tikungan tidak boleh tajam, sebab sukar bagi kapal untuk membelok dan menimbulkan erosi. Biasanya pada
tingkungan diperlebar
Gambar IX.3. Tampang melintang saluran irigasi dan kanal
Pada perpotongan dengan jalan raya atau jalan kereta api didapat banyak sekali kesukaran. Kalau jalan ada diatas kanal. Harus diperhitungkan tinggi kapal, jadi jembatan harus biasa naik atau diputtar, sedang kalau jalan dibuat dibawah kanal, penyelesaiannya dengan terowongan. Konstruksi jembatan dan terowongan mahal dan diperlukan keahlian dalam hitungan-hitungan dan konstruksi.
3
Profil memanjang harus sedatar mungkin. Pada perbedaan tinggi yang besar dibuat pintu air atau dam terjun. Konstruksi ini juga mahal dan menghambat karena harus menunggu dibuka dan ditutupnya pintu air. IX.3. Lokasi Rute Jalan Kereta Api. Jalan kereta api dibuat sedapat mungkin lurus, karena jarak terpendek antara dua titik adalah garis lurus. Ukuran gerbong dan lokomotif telah tertentu dan kereta api berjalan diatas rel, tidak bisa menyimpang, jadi diperlukan suau trase yang agak sempit, tidak selebar pada jalan raya. Karena pada jalan kereta api gesekan antara roda dan rel kecil sekali, kelandaian biasanya hanya boleh ± 1 % pada jalan yang lurus, dan pada lengkungan vertikal dengan kecepatan tinggi :
r =
g2
g1 L
0,05% pada bagian cekung (sag) dan
r = 0,10 % pada bagian cembung (summit). r = ini menentukan panjangnya keluk.
Dengan kecepatan rendah, r dapat sampai dua kali besarnya.
Lengkungan horizontal pada jalan utama : Kelengkungan D max = 60 , kecuali pada daerah pegunungan. Pada jalan tingkat rendah D = 80 – 100. Pada kecepatan tinggi sekali D max = 20 dan untuk jalan pedalaman D = 140 – 160 . Pembiayaan jalan kereta api memerukan modal yang besar sekali, tetapi pemeliharaannya kecil. Sesuai dengan daerahnya, datar, jarak jauh dan angkutan yang banyak serta berat sekaligus, angkutan ini hanya dari stasiun ke-stasiun dan tidak ada “door to door service”. Sekarang dinegara maju kereta api dikendalikan dari jarak jauh (remote controle).
IX.4.. Rute Jalan Raya.
4
Dalam prinsip, pengukuran sama dengan pada jalan kereta api, hanya perbedaan dalam pemelihan tempat karena jalan raya banyak macam kendaraan yang dikemudikan oleh manusia, yang bisa mogok, bosan dan sering kali kurang sabar. Jalan raya harus dibuat sedemikian supaya aman dan nyaman dalam pemakaiannya. Penggunaan jalan raya atau jalan adalah untuk : a. door to door service. b. macam-macam kendaraan seperti : -.
bermotor : sepeda motor, mobil penumpaang, bus, truk, tank, traktor dsb.
-.
tidak bermotor : sepeda becak.
-.
ditarik oleh binatang : gerobak, kereta kuda (dokar)
Pada landai 6% dengan tenaga kuda hanya dapat ditarik pada landai 10% hanya
1 dari muatan pada jalan datar dan 2
1 . Pada landai lebih dari 3%, truk dengan muatan biasa, kercepatannya sudah 4
berkurang. Pada umumnya jalan raya lebih lebar dan lebih banyak kemungkinannya dan pada jalan raya kita hanya membut jalan dengan perhitungan kendaraan apa yang akan menggunakan jalan ini. Biaya pembuatan tidak begitu tinggi, tetapi biaya pemeliharaannya lebih banyak dari pada jalan kereta api. Biasanya jalan raya dibuat oleh pemerintah dengan uang dari masyarakat seperti pajak kendaraan dan bea-bea lainnya, jadi masyarakat harus mendapatkan kembali dalam arti keuntungan baik pada transportasi barang maupun manusia. Faktor ini penting sekali pada perencanaan dan pelaksanaan.
IX.5. Saluran pipa (pipelines). Pada umumnya saluran pipa terletak dibawah permukaan tanah, bisa mengalir dengan berat sendiri dan bisa juga dengan tekanan. Saluran pipa digunakan untuk transportasi minyak tanah, air dan juga untuk riool dan gas. Pada transportasi minyak tanah dan gas digunakan pressure pipelines dan untuk air leding dan riool dengan berat sendiri. Keuntungan dari sistim ini adalah : 1. tidak ada kendaraan pengangkutan kembali yang kosong; hanya satu jurusan. 2. tidak perlu kendaraan pengangkutan, termasuk service dan maintenance. 3. angkutan atau transportasi terus menerus dan bisa diatur dengan tepat.
5
4. kebanyakan terletak dibawah permukaan tanah sehingga hampir tidak memerlukan pemeliharaan. 5. kemungkinan pencurian kecil. 6. untuk operasi diperlukan sedikit tenaga dan dapat dengan menggunakan remote control. Pada pembuatannya diperlukan modal yang besar, tetapi biaya operasinya kecil. Dulu panjang pipa dibuat kira-kira 10 ft, tetapi sekarang, dengan garis tengah 30” sampai 40 ft. panjangnya sampai 60 ft. Penggalian bisa dilakukan dengan alat-alat besar dan dalam satu hari dapat menggali selebar 4 ft. ; sedalam 5 sampai 7 ft. dan sepanjang 1,5 mil (= 1,2 x 1,8 x 2500 m3 ), pada tanah biasa. Sepanjang saluran pipa harus diberi lapisan kerikil dan pasir sebagai pondasi. Setelah pipa dimasukkan kedalam lubang, lubang harus ditutup dengan tanah yang tebalnya minimum 75 cm. Pada lintasan dengan sungai atau jalan diperlukan perhatian khusus. +. Riool. Keperluannya didalam kota dan biasanya terletak dibawah trotoar atau bahu jalan. Penampang pipa besar, tetapi pipanya pendek-pendek. Pada umumnya dibuat dari beton bertulang, bisa juga dari tanah (keramik) atau besi dan kadang-kadang terbuka. Air mengalir dengan berat sendiri dan agak cepat, untuk membawa kotoran, buangan dari rumah-rumah. Saluran diberi kemiringan tertentu untuk mendapakan kecepatan air yang dikehendaki. Pada setiap penggantian jurusan, harus diberi lubang atau manhole (honk), supaya orang dapat masuk untuk kontrol atau membersihkannya. +. Saluran pipa untuk air minum. Pipa-pipa dibuat dari campuran logam khusus supaya air jangan terracuni, tidak bisa dimasuki kuman-kuman dari tanah dan tidak berkarat. Sambungan-sambungan harus mendapat perhatian khusus. Air diambil dari sungai atau gunung dan melalui pipa-pipa di bawa ketempat penjernihan. Setelah jernih dikumpulkan didalam bak besar yang terletak tinggi ataau diatas menara, untuk memberi tekanan pada pembagian air ini ke gedung-gedung, rumah-rumah dsb. Pipa-pipa ini sering juga terletak dibawah bahu jalan. +. Saluran pipa dengan tekanan tinggi (High pressure pipelines).
6
Pengalaman membuat saluran pipa ini sudah kira-kira 75 tahun dan sudah ada syarat-syarat keamanan sebagai berikut : 1. digunakan klep pada tiap ujung pipa dan pada ujung jembatan yang panjang. 2. digantung atau dipasang pada sisi air keluar dari bawah jembatan. 3. sambungan pipa digantung fleksibel pada jembatan lalu-lintas. 4. ditanam cukup dalam dan diberi tanda dimana letaknya. 5. kalau terletak dibawah jalan raya, harus dibalut dengan baik supaya jangan rusak karena beratnya lalu-lintas. 6. perhatikan kejadian-kejadian yang membahayakan seperti : a. kemungkinan menambahnya tekanan. b. kerusakan pipa-pipa karena erosi atau karatan. c. kerusakan karena banjir, kilat, gempa bumi, tanah longsor atau jatuh. d. kerusakan karena kendaraan hilang konrol. e. kemungkinan sabotase
Biasanya dibuat jalan sedapat mungkin sepanjang saluran untuk transport material, pipapipa dan alat-alat lain pada pembuatan dan untuk pengawasan atau pemeliharaan. Keuntungan saluran pipa terutama karena letaknya jauh didalam tanah, jadi tidak mengganggu apapun. Pada penentuan trase cukup dengan menggunakan mozaik foto udara, karena garis tinggi tidak seberapa menentukan.
Tugas Membuat makalah kelompok dengan topik salah satu dari topic-topik tersebut berikut ini dan menyajikannya dalam diskusi kelas. Topik-topik terset adalah tentang : a. Jalur Transmisi b. Jalur utilitas c. Jalur pipa pertamina c. Jalur /rute jalan kereta api 7
d. Jalur atau rute jalan raya.
Latihan Resume :
Referensi 1. Dirjen Bina Marga, 1990, Spesifikasi Standar untuk Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota, Departemen Pekerjaan Umum 2. Hickerson, T.F., 1964, Route Location and Design, Fifth Edition, Mc. Graw-Hill Book Company, New York. 3. Meyer, C.F., 1970, Route Surveying, Mc Graw-Hill Book Company, New York. 4. Sosrodarsono,S., 1983, Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 5. Tumewu, L,1977, Route Survey, Departemen Geodesi FTSP-ITB, Bandung.
8