BAB IV TEMUAN DATA & ANALISA
4.1 Temuan & Data Langkah-langkah yang telah di lakukan di lapangan sesuai dengan pembahasan Bab III telah menghasilkan beberapa temuan-temuan menarik. Hasil temuan-temuan tersebut akan dibahas secara mendalam di bab ini.
4.1.1 Wawancara Pertama dengan Manajemen Wawancara pertama dengan manajemen yang dilakukan adalah mewawancarai perwakilan manajemen yaitu Bp. Calvin Hartono sebagai Public Relations Manager. Hasil lengkap wawancara terlihat di Exibit 1. Pada wawancara ini, pengenalan terhadap latar belakang dan sejarah Gado-gado Boplo didapatkan. Juga pandangan-pandangan manajemen tentang 4P, kompetitor, konsep restoran yang ditawarkan Gado-gado Boplo, visi dan misi dari jaringan restoran Gado-gado Boplo. Temuan pertama yang bisa didapatkan adalah betapa sejarah Gadogado Boplo sangat kuat, dimana sampai saat thesis ini dibuat, umur Gadogado Boplo sendiri kurang lebih 40 tahun. Terlihat juga perkembangan yang dialami Gado-gado Boplo, menunjukan bahwa manajemen memang memiliki keinginan dan kemampuan untuk memajukan bisnisnya.
28
29
Temuan kedua adalah Gado-gado Boplo masih belum terfokus dalam memilih segmentasi produknya. Terlihat dari
deskripsi produk yang
disediakan oleh Gado-gado Boplo yaitu “Makanan tradisional Betawi dengan kandungan serat tinggi yang diproses secara higenis”, dimana sebenarnya makanan tradisional Betawi tidak selalu memiliki kandungan serat tinggi, seperti nasi uduk, soto Betawi. Dan menu dari Gado-gado Boplo tidak hanya melulu makanan tradisional Betawi, terlihat adanya rawon yang berasal dari Jawa. Temuan ketiga dari wawancara pertama ini adalah Gado-gado Boplo memposisikan dirinya sebagai restoran minimalis modern yang bersegmen pasar ibu rumah tangga dan executive muda yang tidak sempat untuk masak sendiri. Temuan keempat menemukan bahwa visi dari Gado-gado Boplo adalah menjadi restoran nomor 1 yang menyajikan makanan Betawi asli, yang dapat terlihat dari taglinenya yaitu “Ahli Makanan Tradisional”. Temuan kelima adalah Gado-gado Boplo membuka 8 cabang di seluruh areal metropolitan Jakarta. Areal penempatan Boplo dibagi menjadi 3 bentuk yaitu, di areal perkantoran, di areal komersil pemukiman, dan di areal pusat pembelanjaan.
1. Cabang Jalan Gereja Theresia no. 41, Jakarta Pusat, yang terletak di area pemukiman di belakang Jl. Thamrin, tidak jauh untuk di capai dari sepanjang segitiga emas Jakarta. Juga dekat dengan
30
sekolah St. Theresia yang menyumbangkan konsumen jenis baru yaitu para murid. Berupa gedung rumah yang diubah fungsi menjadi restoran, memiliki areal parkir sendiri, disinilah sekarang markas utama dari Gado-gado Boplo, dimana segala kegiatan administratif dari Gado-gado Boplo berada di lantai 2, dimana lantai pertama di fungsikan sebagai restoran.
Gambar 4.1 Suasana didalam cabang Jl. Gereja Theresia
2. Cabang Green Ville yang beralamat di Komp. Green Ville Blok K/6, Jakarta Barat yang terletak di jalan utama perumahan Green Ville yang juga merupakan salah satu akses utama dari jalan Panjang ke daerah Tanjung Duren. Sepanjang jalan tersebut sudah beralih fungsi menjadi pusat makanan yang terkenal ke seantero
31
Jakarta. Memiliki areal parkir sendiri namun mengikuti restoran lain di sepanjang jalan ini, sebagian besar parkir pengunjung harus terletak secara pararel di jalanan.
Gambar 4.2 Gado-gado Boplo cabang Green Ville 3. Cabang Panglima Polim yang beralamat di Jl. Panglima Polim IX no. 124, yang berada di areal perumahan, merupakan ruko yang dibangun pada 1997, mulai dioperasikan pada bulan Maret 2008.
32
Gambar 4.3 Gado-gado Boplo outlet Grand Indonesia
4. Cabang Grand Indonesia, Market District lantai 5, cabang baru dari Gado-gado Boplo, dimana konsumen utamanya adalah para karyawan BCA yang bermarkas besar di gedung yang sama.
5. Cabang Cibubur, yang beralamat di Jalan Alternatif Raya Cibubur no. 9C. Terletak di jalan utama yang menghubungkan banyak perumahan menengah atas ke tol Jagorawi yang sampai sekarang masih merupakan akses terbaik untuk warga Cibubur untuk menuju kota Jakarta. Memiliki areal parkir sendiri.
6. Cabang Casablanca, yang beralamat di Jl. Dr. Satrio no. 289, Jakarta Selatan. Cabang ini berada di areal bisnis dan perkantoran.
33
Diapit berbagai high rise office building di Jl. Jend. Sudirman, high rise office building di Jl. Kuningan, berbagai kedutaan asing di Jl. Kuningan, pusat perbelanjaan terkemuka Mal Ambassador, ITC Kuningan, Kantor Taman Mega Kuningan, pemukiman padat penduduk Karet. Juga Jalan Dr. Satrio atau yang lebih dikenal dengan Casablanca tidak pernah sepi dari kendaraan yang lalu lalang. Berupa ruko yang memiliki komplek parkir kecil sendiri di bagian belakang dan depan ruko. Cabang ini menikmati tumpahan para eksekutif muda yang datang dine in makan siang dan delivery service ke berbagai kantor dan institusi di sekitar cabang.
7. Cabang Fatmawati yang beralamat di Jl. Fatmawati no. 19 Jakarta Selatan, mulai dioperasikan pada tahun 2006, dengan bentuk ruko.
8. Cabang Boulevard yang beralamat di Jl. Boulevard Raya Blok J4 no. 12A Kelapa Gading Jakarta Utara, yang terletak di kawasan pemukiman menengah atas terkemuka Kelapa Gading, di jalan utamanya, yang memang sudah terkenal sebagai pusat makanan dan jasa yang terkenal di seantero Jakarta. Para pelanggan cabang ini adalah para pemilik usaha kecil dan menengah di seputaran Kelapa Gading dan para karyawan dari perusahaan yang berkantor di area Kelapa Gading.
34
4.1.2 Observasi Cabang Langkah kedua yang dijalani setelah mendapatkan company insight dari manajemen Gado-gado Boplo yang diwakili Bp. Calvin Hartono adalah menjalankan observasi langsung dilapangan untuk mendapatkan customer insight. Observasi pertama dilakukan di cabang Casablanca, hari Rabu, tanggal 28 Mei 2008, jam 12:00 – 13:30 dengan hasil yang terlihat di Exhibit 2. Namum, terdapat berbagai hal tentang customer insight di cabang Casablanca. Dari profil customer, hampir semua yang makan disini adalah tipe pegawai swasta mulai dari kalangan staff sampai level manager/direktur, dimana menurut pengamatan, rata-rata umur customer cabang ini adalah 35 tahun. Kebanyakan customer datang dengan berjalan kaki, kebanyakan datang secara rombongan dengan jumlah yang paling sering di temui adalah 4-6 orang per kelompok, namun ada juga yang datang hanya berdua bahkan ada yang datang hanya sendiri, pola makan yang terjadi adalah sebagian besar makan dengan cepat, berbincang-bincang sebentar lalu langsung minta bon dan selesai, namun ada juga yang berlama-lama setelah selesai makan masih berbincangbincang. Di cabang ini tersedia ruang khusus perokok di lantai 2, dan di lantai 1 adalah ruangan non smoking, dengan turnover customer sangat cepat, dimana saat jam makan siang hampir tidak ada meja yang kosong, yang terkadang terjadi adalah ketika lantai 1 penuh, bahkan orang yang tidak merokok saja rela untuk naik ke lantai 2 dan makan di area smoking. Terlihat
35
banyak juga profil Office Assistant yang datang untuk membelikan makanan untuk staff kantornya. Dan yang terasa adalah suasana interior design di cabang Casablanca terasa modern dan sesuai dengan claim suasana oleh Bp. Calvin Hartono. Observasi kedua dilakukan di cabang Kelapa Gading pada hari Kamis, 5 Juni 2008, jam 12:15 – 13:00. Profil konsumen di cabang ini sedikit berbeda dari cabang Casablanca, yang jika di jelaskan dalam satu kata adalah lebih konservatif, dimana sebagian besar sepertinya adalah pemilik usaha disekitar, pria berpakaian kemeja tangan pendek atau kaos, tipikal pemilik usaha sendiri yang tidak perlu terlalu menjaga penampilannya. Namun ada sebagian juga yang berprofil seperti karyawan namun sedikit. Menurut pengamatan, ratarata umur customer cabang ini adalah sekitar 40 tahun. Banyak juga pegawai negeri yang datang makan di Boplo cabang ini, bahkan sampai mengadakan arisan darma wanita di sini (sebagai langganan), yang membuat berisik dan ketidak-nyamanan bagi konsumen lainnya. Banyak juga ibu-ibu muda yang mengajak anak2nya yang baru dijemput dari sekolah untuk makan di resto ini dengan pola makan santai, sehabis makan masih ngobrol ria. Turnover customer lambat, banyak meja yang tidak terisi, bahkan pada saat jam makan siang. Hampir semua konsumen mengendarai mobil atau motor sendiri dan memarkir kendaraannya langsung di depan cabang. Restoran Gado-gado Boplo cabang ini terlihat tua sekali dari feel ruangannya, bentuk perabotannya, dan penyusunan layout dining space. Tidak tersedia ruang
36
khusus merokok, dan feel interior desainnya sangat tidak konsisten dengan feel dari cabang Casablanca. Observasi ketiga di lakukan di cabang Green Ville, pada dua waktu yang berbeda yaitu pada hari Selasa, 10 Juni 2008, pukul 12:00-13:00 dan hari Kamis 12 Juni 2008, pukul 18:45 – 20:00. Usia rata-rata pada cabang ini terlihat lebih muda yaitu sekitar umur 30 tahun. Pada waktu makan siang kebanyakan konsumen adalah keluarga, tanpa sang bapak (yang dapat diasumsikan sang bapak sedang bekerja), yang terdiri dari ibu, anak, dan pembantu/babysitter. Ada juga office worker/executive muda yang datang dan dine in, namun merupakan minoritas jika dibandingkan dengan keluarga. Turnover customer lambat, banyak meja yang tidak terisi, bahkan pada saat jam makan siang. Pengamatan malam menunjukan bahwa cabang Green Ville ini lebih ramai saat malam daripada saat makan siang. Tipikal customer sama, namun terlihat kehadiran sang bapak dalam komposisi customer di malam hari. Pada malam hari tersedia live musik, namun kehadirannya tidak menjadi sesuatu nilai tambah yang signifikan. Suasana interior design di cabang Green Ville terasa modern dan sesuai dengan claim suasana oleh Bp. Calvin Hartono, namun masih ada sedikit ketidak-selarasan identitas desain interior dengan cabang di Casablanca, dan terdapat banyak ketidak-selarasan indentitas desain interior dengan cabang Kelapa Gading. Seperti di Kelapa Gading, hampir semua konsumen mengendarai mobil dan memarkir kendaraannya di depan cabang.
37
4.1.3 Wawancara Kedua dengan Manajemen Wawancara kedua dengan manajemen yang dilakukan adalah sekali lagi mewawancarai perwakilan manajemen yaitu Bp. Calvin Hartono sebagai Public Relations Manager. Dan juga untuk mendapatkan data penjualan dari perusahaan. Hasil lengkap wawancara terlihat di Exibit 3, 4 & 5. Selain dengan Bp. Calvin, wawancara juga dilakukan dengan 2 orang kepala cabang, di cabang Grand Indonesia, dan cabang Jl. Gereja Theresia. Hasil wawancara adalah dapat diketahuinya strategi STP dari Gadogado Boplo yaitu menurut Gado-gado Boplo, segment konsumen restoran hanya dibagi 2, yaitu eksekutif, dan keluarga, serta remaja sebagai turunan dari keluarga. Untuk strategi targeting, Gado-gado Boplo membaginya dari lokasi dimana menargetkan eksekutif untuk daerah perkantoran, dan menargetkan keluarga untuk perumahan. Serta positioning Gado-gado Boplo, yaitu sebagai rumah makan modern dengan konsep minimalis yang menyajikan makanan khas tradisional Indonesia dengan menu yang menyehatkan, bagi para eksekutif yang health conscious. Disini terlihat bahwa strategi STP dari Gado-gado Boplo masih perlu lebih terfokus, karena dari dua wawancara yang berbeda, positioning dari Gado-gado Boplo masih belum konsisten. Ditemukan pula dari data penjualan tiga makanan yang paling diminati oleh konsumen, yang pertama adalah menu gado-gado dan turunannya, yaitu gado-gado lontong, gado-gado nasi, dan gado-gado lontong pisah dengan rata-
38
rata penjualan 130 porsi perhari. Yang kedua adalah menu nasi rames dan turunannya, yaitu nasi rames ayam, nasi rames daging, nasi rames komplit, dan nasi rames telor dengan rata-rata penjualan 102 porsi perhari. Dan yang ketiga adalah nasi timbel dan turunannya, yaitu nasi timbel ayam, nasi timbel daging, nasi timbel ikan gurame, dan nasi timbel komplit dengan rata-rata penjualan 40 porsi perhari. Sedangkan untuk minuman, di setiap cabang yang paling diminati oleh konsumen adalah teh dan es teh. Untuk minuman yang kedua dan ketiga, minat konsumen bervariasi antar cabang.
Dimana
penjualan total perhari termasuk makanan dan minuman di satu cabang Gadogado Boplo adalah 700 porsi sehari. Wawancara kemudian juga dilakukan kepada manager cabang di outlet Grand Indonesia. Company Insight yang di dapatkan tentang konsumen adalah, kosumen yang paling dominan di outlet ini adalah karyawan BCA pada saat jam makan siang hari kerja, dan delivery untuk para pegawai kantoran di sekitar outlet. Sedangkan pelanggan saat weekend adalah keluarga, dimana profil kepala keluarganya juga adalah para karyawan. Menurut manager cabang disini, pendapat konsumen terhadap harga adalah positif, konsumen menganggap bahwa harga Gado-gado Boplo sangat acceptable. Kemudian promosi yang dilakukan di outlet ini bersifat local, karena memang outlet ini berada di dalam shopping center. Promosi tersebut termasuk penyebaran brosur di tempat-tempat yang strategis seperti di depan toko buku Gramedia yang cukup ramai, dan di depan ATM BCA yang sudah
39
tidak perlu diragukan lagi ramainya. Standing Roll banner juga terlihat di lorong menuju outlet. Dilakukan juga wawancara ke manager cabang di markas Gado-gado Boplo, yaitu cabang Jl. Gereja Theresia. Company insight yang di dapatkan tentang konsumen yang datang ke cabang ini adalah bahwa profilnya adalah orang-orang menengah ke atas, lebih dari 50% adalah orang-orang pekerja, sekitar 25% adalah anak sekolah, ini terjadi karena memang outlet ini berada di dekat sekolah terkenal St. Theresia, yang menyumbangkan konsumen untuk Gado-gado Boplo. Dan sekitar 25% sisanya adalah kalangan umum atau keluarga. Untuk pandangan konsumen mengenai harga produk Gadogado Boplo, manager cabang mengatakan bahwa harganya berada di bawah standarnya konsumen yang makan di cabang ini. Untuk promosi cabang yang dilakukan adalah penyebaran brosur ke sekitar cabang, mulai dari residensial area, medium business, sampai gedung-gedung perkantoran. Dan terdapat promosi unuk yang dilakukan adalah mengirimkan fax ke kantor-kantor berupa brosur dari Gado-gado Boplo.
4.1.4 Survey Konsumen Survey konsumen dilakukan ke resoponden yang sesuai dengan target konsumen utama Gado-gado Boplo,yaitu kalangan karyawan yang berumur antara 27-45 tahun, pria dan wanita, berdomisili di daerah Jakarta. Survey
40
dilakukan dengan bentuk kuisioner kualitatif. Contoh kuisioner bisa dilihat di Exhibit 6. Saat terjadinya pengisian kuisioner, terjadi pula interaksi dengan responden, dan terdapat beberapa fakta yang berhasil dikumpulkan. Dimana beberapa pertanyaan memiliki jawaban yang sangat bervariasi dari satu responden ke responden lainnya. Namun banyak juga pertanyaan yang memiliki jawaban yang hampir standart untuk semua responden. Kuisioner dibagi menjadi dua bagian utama, bagian pertama berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai pola perilaku responden pada saat makan siang pada umumnya pada saat jam kerja, dan bagian kedua berupa pertanyaan-pertanyaan tentang Gado-gado Boplo, produk dan promosinya, dan pola perilaku orang-orang yang merupakan pangsa pasar sasaran utama dari Gado-gado Boplo. Pertanyaan pertama di bagian pertama menanyakan mengenai pola perilaku penentuan makan siang dari responden pada hari kerja, dimana mayoritas responden menjawab bahwa penentuan makan siang apa dan dimana merupakan proses musyawarah dari teman-teman yang akan makan siang bersama. Faktor-faktor yang merupakan pertimbangan dalam memilih tempat makan siang adalah faktor
lokasi tempat makan, faktor enak tidaknya
makanan dan factor kenyamanan tempatnya. Selanjutnya responden tidak terlalu mempermasalahkan tema yang di angkat oleh restoran apakah itu fokus ataupun restoran yang menyajikan berbagai jenis makanan, tanpa tema.
41
Bagian kedua mulai memfokuskan pertanyaan menuju Gado-gado Boplo. Untuk pertanyaan di bagian kedua ini, jawaban mulai bervariasi. Tidak ada responden yang belum pernah mendengar nama restoran Gado-gado Boplo. Untuk lama pengenalannya, jawaban berbeda-beda didapatkan. Ada responden yang menjawab pengenalannya dimulai sejak temannya memiliki franchisenya(padahal system kepemilikan Gado-gado Boplo bukanlah franchise). Ada beberapa responden yang menjawab sejak masa kanak-kanak, yaitu tahun 1970an sudah mengenal Gado-gado Boplo. Sebagian besar mengenalnya selama beberapa tahun belakangan ini, antara 5 tahun sampai 3 bulan. Disini terlihat juga dari pendapat 1 orang responden yang menyatakan bahwa dirinya sudah mengenal Gado-gado Boplo dari sejak pertama kali Gado-gado Boplo buka. Namun yang dimaksud adalah cabang di dekat rumahnya, yaitu 1-1,5 tahun yang lalu. Terbukti pengenalan sang responden hanyalah tentang Gado-gado Boplo cabang tersebut, tanpa mengenal sejarahnya. Banyak dari konsumen sekarang yang tidak mengenal sejarah panjang Gado-gado Boplo. Pengenalan mereka didapatkan sebagian besar dari teman, melewati depan cabang dan melihat sign board di cabang tersebut. Yang mengenal Gado-gado Boplo dari media promosinya sangatlah sedikit. Dan lebih sedikit yang mengenal Gado-gado Boplo dari sejarahnya. Terbukti bahwa promosi yang dilakukan oleh Gado-gado Boplo masih kurang efektif, karena ada seorang responden yang bekerja di kantor di salah satu gedung di seberang salah satu cabang Gado-gado Boplo, dimana gedung tersebut di klaim oleh
42
Gado-gado Boplo merupakan salah satu area penyebaran brosurnya, tetapi responden tersebut tidak mengetahui tentang promosi yang dilakukan Gadogado Boplo sama sekali, dan pengenalan yang dia dapatkan tentang Gadogado Boplo yang diseberang kantornya adalah dari rekan kerjanya. Penggambaran Gado-gado Boplo menurut para responden adalah sebagai berikut. Mayoritas responden setuju bahwa Gado-gado Boplo menyediakan gado-gado terbaik. Mayoritas responden tidak setuju bahwa Gado-gado Boplo tersebar disetiap sudut Jakarta. Mayoritas responden setuju bahwa kualitas makanan di Gado-gado Boplo sangat tinggi. Mayoritas responden setuju makanan di Gado-gado Boplo enak. Mayoritas responden setuju bahwa Gado-gado Boplo merupakan penyedia makanan sehat. Gadogado Boplo adalah ahli makanan tradisional, 50% menjawab setuju dan 50% menjawab tidak setuju. Mayoritas responden setuju bahwa suasana di restoran Gado-gado Boplo nyaman. Jawaban bervariasi didapatkan dari point bahwa lokasi Gado-gado Boplo dekat dengan kantor. Harga makanan di Gado-gado Boplo relatif terjangkau disetujui oleh sebagian besar responden. Mayoritas responden tidak setuju dengan pertanyaan “ Tidak pernah saya temukan gadogado di tempat lain yang seenak Gado-gado Boplo.” Untuk pernyataan bahwa makanan di Gado-gado Boplo tidak menggemukan, mendapatkan kontradiksi dari responden. Mayoritas responden setuju bahwa penyajian makanan di Gado-gado Boplo cepat. Jawaban bervariasi juga didapatkan dari pernyataan bahwa “ Saya ke restoran ini bukan untuk makan gado-gadonya.” Jawaban bervariasi juga didapatkan dari pernyataan bahwa “ Restoran sudah ada sejak
43
jaman ibu saya dulu.” Mayoritas responden tidak setuju bahwa Gado-gado Boplo adalah restoran favoritnya. Mayoritas juga tidak setuju dengan pernyataan “ Teman kantor sering order makanan dari Gado-gado Boplo.” Mayoritas responden menjawab bahwa mereka paling sering dine in di Gado-gado Boplo pada saat makan siang bersama dengan teman atau rekan kantor. Sedikit yang menjawab mereka biasa makan malam di Gado-gado Boplo, namun mereka menjawab jika makan malam di Gado-gado Boplo, mereka makan bersama keluarga. Dan waktu yang mereka habiskan untuk dine in rata-rata menjawab antara 40 menit sampai dengan 1 jam. Dari hasil perbincangan selama wawancara, pada saat makan siang, responden makan siang di Gado-gado Boplo, bersama rekan-rekan kerjanya-di lokasi perkantoran. Dan dari beberapa jawaban responden yang sama, bahwa mereka pun makan malam di Gado-gado Boplo, namun bersama keluarga di lokasi cabang yang dekat rumahnya-lokasi perumahan. Dari semua responden hanya satu yang menjawab bahwa dia pernah membuka situs www.boplo.net. Ini menunjukan bahwa situs yang dimiliki Gado-gado Boplo masih kurang pengenalannya. Dan juga situsnya sendiri kurang memiliki hal yang menarik untuk di lihat. Responden berumur antara 25-42 tahun dengan mayoritas berumur 27 tahun. Merupakan karyawan atau pemilik usaha yang berdomisili di daerah Jakarta. Dengan profil yang sesuai dengan target konsumen Gado-gado Boplo, yaitu SEC A & B.
44
4.2 Analisis Strategi Pemasaran Untuk menjalankan suatu perusahaan dengan baik, dibutuhkan suatu strategi pemasaran yang menyeluruh di mana strategi tersebut memegang peranan yang sangat penting dalam penentuan arah dan tujuan perusahaan, serta jalannya perusahaan tersebut. Untuk menyusun strategi pemasaran yang tepat, dibutuhkan perencanaan, penelitian, analisis, implementasi, dan pengendalian program-program yang dirancang untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Maka, melalui data-data dan hasil penelitian yang diperoleh secara keseluruhan dari Gado-gado Boplo, saya berusaha untuk mengembangkan perencanaan dan analisis strategi pemasaran yang diharapkan akan dapat membantu Gado-gado Boplo mencapai tujuan dan membantu Gado-gado Boplo untuk mendapatkan hasil optimal dalam bisnisnya.
4.2.1 Analisis STP Dalam managemen pemasaran, diperlukan suatu analisis untuk mengetahui segmentasi konsumen yang ingin dituju, dipersempit menjadi target karena tidak semua orang dapat atau sesuai untuk mengkonsumsi sebuah produk, dan terakhir positioning sebagai satu cara untuk menyapaikan pesan menganai produk yang ingin disampaikan kepada konsumen dan menciptakan persepsi yang sesuai dengan keinginan perusahaan. Berdasarkan observasi, kuisioner dan pengumpulan data dari pihak managemen Gado-gado Boplo, maka berikut analisa STP dari Gado-gado Boplo.
45
4.2.1.1 Segmenting Agar targeting menjadi lebih mudah untuk perusahaan, maka sebuah perusahaan harus
menjabarkan konsumennya
menurut
pembagian yang dipandang benar oleh perusahan, adapun Gado-gado Boplo membagi segmentasi konsumennya menjadi 3 segmen, yaitu eksekutif muda, keluarga, dan yang tidak termasuk dalam kedua segmen tersebut. Adapun segmenting seperti ini masih kurang untuk membagi konsumen sekarang ini. Konsumen perlu di bagi lagi menurut perilakunya. Dimana jelas terlihat bahwa konsumen Gado-gado Boplo tidak bisa dibagi hanya dengan 3 segmen yang umum tersebut. Menurut analisa, perilaku konsumen Gado-gado Boplo masih bisa dibagi lagi dari dasar 3 segmen umum tersebut. Segmen eksekutif pada saat makan siang dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu para gerombolan, kepala suku, dan teguh pendirian. Para gerombolan, adalah mereka yang termasuk kalangan eksekutif, dari segi pendapatan, level dan umur sangat variatif, namun perilaku sama ditunjukan oleh mereka yang sangat suka mengumpul bersama kawan-kawannya saat makan siang. Orang-orang ini tidak peduli dengan makanan yang dimakan, mereka bisa menemukan makanan apa saja yang bisa mereka terima di restoran manapun, memiliki selera yang umum dan tidak spesifik. Golongan ini lebih
46
suka ikut saja dan tidak terlalu menyumbankan suara untuk pemutusan lokasi makan, jawaban umum yang keluar dari mulut mereka saat ada pertanyaan “Makan dimana?” adalah “Terserah!”. Harga juga bukan merupakan factor yang sangat penting untuk golongan ini. Namun hal paling penting bagi mereka adalah mereka tidak mau makan sendirian. Kepala suku, adalah orang-orang yang memiliki profil hampir sama dengan para gerombolan, mereka tentu saja termasuk kalangan eksekutif, sama juga dari segi pendapatan, level dan umur sangat variatif, namun perilaku sama ditunjukan oleh mereka yang sama juga sangat suka mengumpul bersama kawan-kawannya saat makan siang. Namun perbedaan utamanya adalah orang-orang inilah yang biasa menentukan tempat makan gerombolannya. Dalam satu gerombolan bisa ada beberapa kepala suku, dan ini biasa menimbulkan pemisahan menjadi kelompok-kelompok kecil. Jabatan di kantor tidaklah menentukan apakah dia akan menjadi kepala suku atau anggota gerombolan. Dimana bisa terjadi bawahan memiliki perilaku kepala suku, dan atasannya memiliki perilaku anggota gerombolan. Juga ada kalanya saat-saat dimana seorang kepala suku menjadi anggota gerombolan, namun tetap memiliki pendapat yang kuat, dan juga ada kalanya anggota gerombolan mencetuskan ide sebuah tempat makan, namun biasanya tetap para kepala sukulah yang memutuskan pemilihannya.
47
Teguh pendirian, adalah orang-orang yang biasanya telah menetapkan pemilihanya, dan tidak dipengaruhi apapun tentang pemilihan tempat makan siangnya. Orang-orang seperti ini banyak terlihat makan sendirian saat makan siang, di restoran manapun. Jika ada orang yang ingin ikut makan dengannya, dia akan menyambutnya dengan senang hati, namun jika sebaliknya tidak ada yang ikut makan dengannya, jika sudah menetapkan tempat makan, apapun yang terjadi dia akan tetap makan di tempat pilihannya. Biasanya orang-orang ini memiliki level cukup tinggi di perusahaan, memiliki akses untuk pergi makan kemana saja kapan saja, pasti memiliki mobil untuk menunjang karakter perilaku konsumennya. Namun segmen eksekutif yang dibagi berdasarkan pola pemilihan makan siangnya ini masih dapat di jelajah lebih dalam lagi melalui penelitian tersendiri untuk menentukan seperti apakah pembagian mereka yang bisa Gado-gado Boplo nilai secara langsung. Setelah itu dapat juga lebih dalam di teliti cara-cara promosi apa saja yang efektif untuk menjangkau ketiga jenis eksekutif ini. Karena Gado-gado Boplo memiliki lokasi yang bervariasi, dimana ada juga lokasi yang berada di areal perumahan atau residensial. Di area ini juga terdapat para eksekutif yang bekerja di perkantoran
low
rise,
umumnya
SOHO
atau
cabang-cabang
perusahaan besar. Juga banyak kalangan ibu rumah tangga yang menjemput anak-anaknya dari sekolah, untuk daerah residensial, profil
48
ibu rumah tangga tentunya memiliki porsi yang cukup signifikan. Kalangan ibu rumah tangga bisa dibagi menjadi dua yaitu yang sempat masak sendiri dan yang memiliki segudang kegiatan sehingga tidak sempat memasak makan siang untuk dirinya dan anak-anaknya. Saat makan malam memiliki profil konsumen yang sangat berbeda dengan saat makan siang. Dimana kebanyakan konsumen yang datang merupakan kalangan keluarga yang lengkap. Mulai dari ayah, ibu, anak sampai kakek dan nenek. Namun karena memang yang akan lebih dibahas secara spesifik adalah saat makan siang, dan juga fokus penelitian ini lebih ke saat makan siang, maka tidak akan dibahas secara lebih detail tentang profil konsumen saat makan malam. 4.2.1.2 Targeting Target konsumen yang ingin dicapai oleh Gado-gado Boplo dibagi-bagi menurut waktu dan area. Untuk di area perkantoran dan makan siang, targetnya adalah semua orang yang termasuk sebagai eksekutif muda atau karyawan, yang berusia antara 25-55 tahun, dan peduli akan kesehatan mereka sehubungan dengan pemilihan makanan yang lebih sehat. Untuk area perkantoran dan makan malam, tetap menargetkan kalangan eksekutif yang pulang kerja menunggu macet atau lembur dan ditambah penghuni rumah disekitar cabang tersebut.
49
Untuk areal perumahan, saat makan siang target utamanya dibagi menjadi 2 yaitu para eksekutif yang memiliki kantor di daerah residensial, dan ibu-ibu rumah tangga yang tidak sempat masak sendiri yang menjemput anaknya dari sekolah. Karena memang daerah residensial tidak terlalu banyak kalangan eksekutif, maka pemilihan target ini menjadi hal yang realistis. Untuk daerah residensial pada saat makan malam, target utamanya adalah keluarga, dengan profil keluarga lengkap, bahkan keluarga luar seperti kakek dan nenek juga. Menurut analisa yang dilakukan dan berdasarkan segmentasi yang telah dibuat, maka utamanya untuk daerah perkantoran dan saat makan siang, target utama yang harus di ambil oleh Gado-gado Boplo adalah kalangan eksekutif terutama yang berperilaku ‘kepala suku’. 4.2.1.3 Positioning Positioning dari Gado-gado Boplo adalah “sebagai rumah makan modern dengan konsep minimalis yang menyajikan makanan khas tradisional Indonesia dengan menu yang menyehatkan, bagi para eksekutif berusia antara 25-45 tahun yang sadar akan kesehatan.” Analisa berdasarkan hasil temuan bahwa dalam positioning Gado-gado Boplo, terdapat ‘menyehatkan’ & ‘sadar akan kesehatan’ yang kurang relevan. Disebabkan pandangan setiap orang tentang makanan yang menyehatkan tersebut kadang kala berbeda dari satu orang ke lainnya. Juga karena memang positioning awalnya adalah
50
penyedia makanan tradisional, dimana makanan tradisional belum tentu menyehatkan. Namun
yang
terbaik
adalah
menentukan
positioning
berdasarkan target konsumen yang memang ingin dicapai dari targeting dan menyediakan produk yang memang memiliki atribut yang disukai oleh calon konsumennya. Karena memang Gado-gado Boplo memang menargetkan kalangan eksekutif, maka baiknya Gadogado Boplo memasukan point eksekutif tersebut dalam positioningnya. Sedangkan untuk atribut produk yang memang merupakan makanan, tidak ada atribut yang lebih baik daripada enak, karena walaupun bagaimana tradisionalnya makanan, bagaimana menyehatkannya makanan, apabila tidak memberikan kepuasan untuk konsumennya kembali lagi dan menceritakan kepada temannya, kurang ada faedahnya atribut tersebut.
4.2.2 Analisis Bauran Pemasaran Analisis bauran pemasaran merupakan salah satu instrumen pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk memfokuskan strategi pemasarannya ke dalam empat kategori penting yang dianggap sebagai perangkat yang apabila dipadukan dengan baik akan menghasilkan respon yang diinginkan oleh konsumen. Keempat kategori tersebut adalah :
51
4.2.2.1 Product Gado-gado Boplo memiliki berbagai macam produk, dalam hal ini di dalam industrinya produknya berupa menu, baik makanan ataupun minuman. Antara lain adalah gado-gado yang merupakan unggulan utama Gado-gado Boplo dimana menu ini adalah backbone dari keseluruhan bisnis Gado-gado Boplo, dengan mudah dilihat dari pemilihan nama brand. Keunggulan dari gado-gadonya Gado-gado Boplo adalah penggunaan kacang mede dalam bumbu kacangnya, dimana penggunaan kacang mede tersebut menghasilkan cita rasa yang khas yang membuat banyak pelanggan menjadi pelanggan yang setia Gado-gado Boplo. Adapun menu-menu lainnya yang juga membantu image dan tagline dari Gado-gado Boplo, sebagai “Ahli Makanan Tradisional” adalah karedok, ketoprak, lontong sayur, nasi timbel, nasi rames, nasi gudeg dan soto betawi.
Hasil data yang berhubungan dengan produk atau menu dari Gado-gado Boplo adalah : 1. Berdasarkan survey, konsumen masih mengasosiasikan Gadogado Boplo sebagai penyedia gado-gado terbaik dan menurut data, membuat gado-gado sebagai menu yang paling highest selling, dan nasi rames di urutan kedua, nasi timbel di urutan ketiga, konfigurasi ini terjadi di hampir semua cabang.
52
2. Minuman yang paling disukai konsumen adalah teh tawar dan es teh tawar, berlaku di hampir semua cabang, namun untuk urutan kedua dan ketiga bervariasi di setiap cabang. Hal yang patut di perhatikan, dimana apakah sebaiknya Gado-gado Boplo bisa dan harusnya mengemas teh nya dalam kemasan yang lebih menarik. 3. Untuk menu makanan yang tidak diminati konsumen, berdasarkan data penjualan yang walaupun bervariasi, hampir di semua cabang, menu makanan yang berhubungan dengan pangsit kurang diminati oleh konsumen. 4. Untuk menu minuman yang kurang diminati konsumen berdasarkan data, walaupun tetap bervariasi adalah minuman soft drink, dan jus nangka.
4.2.2.2
Price
Dari segi harga, terdapat indikasi bahwa Gado-gado Boplo dikenal sebagai gado-gadonya orang kaya. Hal tersebut disebabkan karena pembandingnya adalah gado-gado tradisional yang dijual di pinggir jalan tanpa ada managemen professional. Satu porsi gado-gado saja di Gado-gado Boplo dihargai dengan Rp.16.000,-Satu hal lagi dalam strategi harga yang dilaksanakan oleh Gado-gado Boplo adalah semua harga di price list sudah termasuk pajak dan service, tidak ada
53
tambahan apapun, bahkan untuk layanan antar tidak dikenai biaya tambahan, hanya perlu minimum pembelian sebesar Rp.50.000,-. Menurut data penjualan dan observasi saya menemukan beberapa penemuan penting yang berhubungan dengan harga produk dari Gado-gado Boplo yaitu : 1. Terdapat indikasi bahwa image Gado-gado Boplo sebagai gado-gadonya orang kaya masih melekat, namun untuk pangsa pasar sasaran utama dari Gado-gado Boplo sudah menyadari bahwa harga tersebut cukup tinggi dalam value for money-nya. 2. Jika diperbandingkan dengan kompetitor yang sederajat, yaitu Gado-gado Cemara, harga produk dari Gado-gado Boplo bisa dibilang relatif lebih murah. 3. Harga di semua cabang Gado-gado Boplo adalah sama. 4. Penentuan harga menu untuk Gado-gado Boplo didasarkan kepada sasaran utaman kalangan menengah ke atas. 5. Tidak ada penambahan biaya apapun untuk konsumen diluar harga menu. Harga di menu sudah mencakup pajak dan pelayanan, bahkan pelayanan antar, yang hanya mensyaratkan minimun pemesanan saja. Hasil analisa dari segi pricing menyatakan bahwa pricingnya sudah cukup baik, dengan mempertimbangkan pangsa sasaran yang tepat.
54
4.2.2.3
Place
Hasil analisa dari segi tempat adalah bahwa Gado-gado Boplo sudah cukup baik dalam penempatan lokasinya. Outlet-outlet yang di tinjau, memiliki lokasi cukup baik, bertempat di pinggir jalan utama, memiliki tempat parkir yang memadai, dan jalanan tempat outlet tersebut berada bisa menjadi lahan parkir, karena konsumen Gadogado Boplo mayoritas membawa kendaraan beroda empat, maka hal parkir merupakan hal yang cukup penting. Terbukti dari beberapa pendapat pada saat survey dari responden, perlunya kupon dari Gado-gado Boplo diberikan kepada konsumen untuk mendapatkan fasilitas free parking.
4.2.2.4
Promotion
Kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan oleh managemen Gado-gado Boplo dalam memasarkan jaringan restorannya antara lain adalah : •
Above the Line (Advertising) o Televisi : media placement di O-Channel, TV local Jakarta, dalam program ‘Rekomendasi’ yang merupakan program gaya hidup untuk merekomendasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan gaya hidup mulai tempat makan sampai sarana hiburan di seputar Jakarta.
55
•
Below the Line o Direct Marketing dan Selling melalui penyebaran brosur, baik melalui cara penyebaran manual maupun cara baru seperti mengirim lewat fax. o Sales promotion berupa diskon-diskon menarik dengan kerjasama
dengan
banyak
institusi
yang
memiliki
pelanggan. o Interactive / Internet Marketing, melalui www.boplo.net o Publicity / Public Relation melalui media exposure dalam liputan-liputan di berbagai media seperti TV, Koran, majalah. Juga memenuhi undangan dari berbagai institusi untuk menjadi penyedia katering dalam berbagai acara. Analisa
promosi
cukup
memberikan
jawaban
yang
mengejutkan. Bahwa promosi yang selama ini dilakukan oleh Gadogado Boplo kuranglah mencapai sasarannya. Terbukti dari survey yang dilakukan, hampir smua responden menyatakan tidak pernah melihat bentuk promosi Gado-gado Boplo, dan mereka datang bukan karena promosi, namun karena sering melewati depan outlet.
56
4.2.3 Analisis Komunikasi Pemasaran Terintegrasi 4.2.3.1 Bauran Promosi Promosi yang dilakukan oleh Gado-gado Boplo sebagian besar dilakukan melalui saluran below the line, terlihat dari sedikitnya porsi yang di lakukan ke saluran above the line. Berikut uraian bauran promosi yang telah dilakukan oleh Gado-gado Boplo.
•
Above the Line (Advertising) o Televisi : media placement di O-Channel, TV local Jakarta, dalam program ‘Rekomendasi’ yang merupakan program gaya hidup untuk merekomendasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan gaya hidup mulai tempat makan sampai sarana hiburan di seputar Jakarta.
•
Below the Line o Penyebaran Brosur, dimana contoh brosur dapat di lihat di Gambar 4.4 dan Gambar 4.5, dimana desain dari brosur tersebut memang di desain sebagai brosur untuk direct marketing, dimana terdapat semua makanan dari Gadogado Boplo, nomor telepon layanan antar cabang setempat, kupon promosi, alamat website, dan alamat seluruh cabang Gado-gado Boplo. Sampai saat ini medio ini adalah cara
57
yang paling utama untuk Gado-gado Boplo melakukan pemasaran jaringan restorannya. Penyebaran brosur ini dilakukan ke sekitar cabang dengan radius yang berbedabeda luas cakupannya tiap cabang. Untuk sebagai contoh outlet di Grand Indonesia hanya menyebarkan brosur di dalam areal mal saja, terutama di tempat keramaian seperti di ATM, depan toko yang ramai. Sedangkan cabang di Jl. Gereja Theresia yang besar memiliki area cakupan penyebaran brosur yang luas mulai dari high rise di sepanjang Jl. Sudirman, perumahan-perumahan seperti Menteng, gedung-gedung, ruko-ruko, sampai rumah sakit, mulai dari sekitar Menteng sampai ke areal Lapangan Banteng,
Jl.
Gatot
Subroto,
Rumah
Sakit
Ciptomangunkusumo. Tentu saja ke setiap tempat yang telah di sebarkan brosur, cakupan layanan antar juga mencapai luasnya areal penyebaran brosur.
58
Gambar 4.4 Tampak depan brosur Gado-gado Boplo o Penyebaran brosur juga di sebarkan dengan channel yang unik yaitu fax. Database konsumen Boplo yang sebagian memiliki fax di kantor-kantor di gunakan untuk penyebaran brosur yaitu mengirimkan fax flyer-nya.
Gambar 4.5 Tampak belakang brosur Gado-gado Boplo
59
o Sales Promotion juga di lakukan oleh managemen berupa diskon menarik, kerjasama dengan beberapa institusi seperti pusat kebugaran, kartu kredit, penyedia layanan TV kabel untuk memberikan diskon menarik untuk para pelanggan institusi tersebut tersebut. o Penggunaan media interaktif yaitu internet juga di lakukan oleh managemen, melalui www.boplo.net
Gambar 4.6 Tampilan muka www.boplo.net
60
Gambar 4.7 Media Exposure “Wisata Kuliner” TransTV o Publicity / Public Relation melalui media exposure dalam liputan-liputan di berbagai media seperti TV, Koran, majalah. Sekarang ini sebuah acara di TransTV, “Wisata Kuliner” yang di bawakan oleh Bondan Winarno dengan slogan ‘Maknyuss’-nya adalah salah satu program yang paling dipercaya oleh pemirsa TV untuk rekomendasi tempat makannya. Namun tidak hanya “Wisata Kuliner” saja, namun publisitas yang telah didapatkan oleh Gadogado Boplo sudah mencapai jumlah yang signifikan.
Gambar 4.8 Media Exposure “City Living” Metro TV
61
4.2.4 Analisis Branding Strategi branding yang telah dilakukan oleh Gado-gado Boplo sampai saat ini masih kurang di garap secara mendalam. Bisa terlihat dari berbagai aspek dalam operasional restorannya yang belum di branding secara tepat. 4.2.4.1 Logo Gado-gado Boplo
Gambar 4.9 Logo Utama Gado-gado Boplo Logo yang dimiliki Gado-gado Boplo terdiri dari beberapa elemen, elemen logonya sendiri berbentuk seperti huruf G & F digabungkan, dan di dalam huruf G terdapat bentuk daun. Bentuk yang seperti huruf F tersebut sebenarnya melambangkan batu ulekan dan ulekannya, ciri khas dari pembuatan bumbu gado-gado. Logotype nya terdiri dari dua bagian, bagian Gado-gado berwarna hijau, dan bagian ‘Boplo’ berwarna merah. Font yang di gunakan berjenis semi sanserif, dengan kesan kuno. Terdapat bintang lima berwarna kuning diatas elemen logo dan logotype, dan terdapat tagline di bawah elemen logo dan logotype “Ahli Makanan Tradisional”, dengan pengunaan jenis font arial berwarna putih. Elemen warna yang di gunakan adalah dominasi hijau, dan aksentuasi kuning. Hijau melambangkan alami, dan aksentuasi kuning melambangkan warna modern / millenium.
62
Menurut kesan yang ingin disampaikan oleh managemen, bahwa logo tersebut melambangkan Gado-gado Boplo menjual produk yang tradisional, namun dikemas dalam kemasan dan tempat yang modern. Disebabkan karena pemilihan jenis font yang tanggung, kurang menyatakan ke-‘tradisional’-an Betawi, pemilihan warna yang kurang pas, dan pemilihan bentuk logo yang kaku. Dan juga penempatan bintang 5 dan pemilihan jenis font tagline, dan warna tagline, secara keseluruhan menjadikan logo tersebut tidak bersinergi secara harmonis, terkesan tagline ditambahkan secara mendadak diakhir pembuatan logo. Bahkan bila menilik kembali positioning dari Gado-gado Boplo sendiri yaitu “sebagai rumah makan modern dengan konsep minimalis yang menyajikan makanan khas tradisional Indonesia dengan menu yang menyehatkan, bagi para eksekutif berusia antara 25-45 tahun yang sadar akan kesehatan.” Logo yang ada kurang mencerminkan positioning tersebut. Rumah makan modern dengan konsep minimalis tidak dicerminkan oleh logo yang memiliki rasa kuno dan tua. Bagi para eksekutif berusia antara 25-45 tahun, logo yang ada harus elegan, simple, dan dinamis.
4.2.4.2 Tagline Gado-gado Boplo ”Ahli Makanan Tradisional” adalah tagline dari Gado-gado Boplo yang tertera di logo utama namun tidak bersinergi dengan logo
63
tersebut sehingga menjadi sebuah kesatuan yang menarik. Pun tagline dengan positioning masih kurang pas karena di positioning disebutkan menyajikan makanan khas tradisional Indonesia dengan menu yang menyehatkan untuk orang yang sadar kesehatan. Bisa diambil kesimpulan bahwa isu kesehatan untuk managemen lebih penting daripada isu tradisional, namun yang diangkat dalam tagline adalah makanan tradisional. Karena tidak semua makanan tradisional menyehatkan, dan tidak semua makanan sehat merupakan makanan tradisional Indonesia.
4.2.4.3 Packaging Gado-gado Boplo Restoran memiliki produk makanan dan minuman, dimana penyajian dan pengemasannya memiliki seni tersendiri untuk digarap. Pelayanan Gado-gado Boplo meliputi dine in, delivery dan take away. Dimana porsi dine in mencakup rata-rata hampir lebih dari 60% di setiap cabangnya. Namun yang saya amati adalah, pengemasan dalam dine in malah kurang digarap oleh managemen. Terbukti dari tidak adanya pembeda seperti logo di penyajian makanan dan minuman seperti di piring, mangkuk, sendok, garpu dan gelas. Untuk kemasan delivery dan take away, sudah cukup baik namun masih ada ruang untuk dimaksimalkan. Kemasan yang ada sekarang ini berupa paper box, yang memiliki kesan lebih baik di mata pelanggan, karena kesan yang sangat buruk dari kemasan yang menggunakan bahan Styrofoam.
64
Keunggulan dari paper box disini adalah bagian luarnya bisa di cetak dengan desain apa saja, hanya kreatifitas manusianya saja yang menjadi pembatasannya. Bagian depan berupa gambar bahan-bahan unggulan alami Gado-gado Boplo, logo, tagline, dan alamat web. Bagian samping depan terdapat alamat cabang yang ada, bagian samping menu-menu unggulan Gado-gado Boplo, bagian belakang adalah table fakta nutrisi yang terkandung dalam satu porsi gado-gado.
Gambar 4.10 Paper Box Gado-gado Boplo Secara desain, kemasan paper box ini sudah cukup baik, sudah menunjukan kesan modern. Namun, masih bisa di tingkatkan agar lebih maksimal agar penggunaan pembungkusnya bisa menggunakan
65
kantong, bisa berbahan kertas agar lebih berkesan tradisional, sehat dan ramah lingkungan. yang di branding dengan baik. Karena penerapan yang sekarang adalah kemasan paper box ini akan di masukan kedalam kantong plastik polos untuk dibawa oleh pelanggan.
4.2.4.4 Seragam Gado-gado Boplo
Gambar 4.11 Seragam Pelayan Gado-gado Boplo Seragam pelayan Gado-gado Boplo bisa dikatakan baik, dengan bagian yaitu topi, atasan, apron, dan bawahan hitam. Namun terlihat terlalu umum, tidak ada yang unik, yang bisa mengingatkan para pelanggannya akan pelayanan di Gado-gado Boplo. Juga masih banyak space kosong di belakang yang tidak digarap oleh managemen. Menurut
analisa,
karena memang yang paling sering
berinteraksi dengan konsumen adalah para pelayan, bilamana
66
seragamnya memiliki sesuatu yang unik untuk dilihat, maka keunikan tersebut mudah diingat oleh konsumen untuk menempatkan Gadogado Boplo menjadi top of mind di benak konsumen. Dan bilamana memang Gado-gado Boplo menghendaki untuk menempatkan positioningnya menjadi penyedia makanan tradisional, maka desain seragam pelayannya masih kurang unsur-unsur tradisionalnya.
4.2.4.5 Areal dalam outlet Gado-gado Boplo Didalam area dine in pelanggan akan berinteraksi dengan benda-benda yang ada hubungannya dengan proses makan. Seperti meja, kursi, tissue, nomor meja, piring, mangkuk, sendok, garpu, dan sebagainya. Dimana menurut pengamatan, di beberapa cabang Gadogado Boplo dan klaim dari managemen sendiri bahwa memang di bagian ini managemen tidak branding perlengkapan di dalam restorannya. Di meja tersedia bunga, tempat tisu, dan akrilik iklan menu baru atau promo. Semua perlengkapan makan tidak ada pembeda, semua polos. Disini terlihat masih banyak yang bisa dilakukan agar branding lebih maksimal dan pengalaman pelanggan untuk dine in di Gadogado Boplo bisa menjadi berkesan. Karena pengalaman yang berkesan sendiri bisa menjadi sebuah ciri khas yang membuat pelanggan ingat kepada Gado-gado Boplo.
67
4.2.4.6 Promosi Media Interaktif Gado-gado Boplo sudah mempunyai situs yang sangat baik, baik dari segi interaktifitas, tampilan dan informasi. Namun dalam pelaksanaannya kurang diperhatikan, karena dari kuisioner, hanya sedikit saja orang yang membuka situs tersebut. Disinilah bagian yang bisa di tingkatkan oleh managemen agar bisa lebih maksimal, karena terbukti media internet adalah media promosi yang sangat efektif, ringan dari segi biaya, dan sangat terukur.
Secara garis besar analisa yang telah dilakukan bisa dirangkum dalam sebuah table berikut ini. Strategi Perusahaan
Analisa
Segmenting
Kurang baik
Targeting
Baik
Positioning
Cukup baik
Product
Sangat baik
Place
Sangat baik
Promotion
Kurang baik
Price
Cukup baik
Bauran Promosi
Kurang baik
68
Logo
Kurang baik
Tagline
Baik
Packaging
Kurang baik
Seragam
Kurang baik
Areal dalam restoran
Kurang baik
Website
Kurang baik Tabel 4.1 Analisa Strategi Perusahaan
4.2.5 Analisis Kompetitor Gado-gado Boplo berada dalam industri yang memiliki barrier to entry yang kecil, dimana banyak atau hampir semua orang bisa membuka sebuah restoran, meniru masakan satu restoran, dan juga meniru strategi. Adapun kompetitor langsung dari Gado-gado Boplo adalah sebagai berikut : ♦ Gado-gado Cemara, merupakan kompetitor utama dari Gado-gado Boplo. Nuansa yang ditawarkan oleh Gado-gado Cemara benarbenar menjiplak Gado-gado Boplo, mulai dari nama, logo, sampai strategi 4P.
69
Gambar 4.12 Gado-gado Cemara ♦ Waroeng Ciragil sebuah jaringan restoran yang memiliki konsep mirip dengan Gado-gado Boplo,
dengan tagline Authentic
Indonesia Cuisine, mengedepankan makanan asli Indonesia, yang dikemas secara modern dan kontemporer.
Gambar 4.13 Waroeng Ciragil ♦ Java Kitchen, adalah jaringan outlet yang berasal dari Singapura, memiliki varian produk makanan tradisional Jawa, dengan mayoritas outlet berada di pusat pembelanjaan.
70
Gambar 4.14 Java Kitchen Dan perceptual mapping menurut konsumen adalah sebagai berikut ini:
Gambar 4.15 Perceptual Map Gado-gado Boplo
71
Dari seluruh analisa tentang STP, bauran pemasaran, komunikasi pemasaran terintegrasi dan competitive review, disana-sini masih banyak ruang untuk managemen Gado-gado Boplo untuk lebih maksimal dan berkembang. Tentu saja apabila komunikasi pemasaran terintegrasi dari Gado-gado Boplo sudah cukup maksimal, bukan tidak mungkin bahwa Gado-gado Boplo bisa berkembang lebih pesat daripada perkembangan yang ada sekarang ini.