Bab IV Struktur Model Sistem Transportasi dan Pariwisata
4.1 Kerangka Berpikir Struktur Model Berdasarkan uraian tinjauan literatur dalam Bab II sebelumnya dapat diketahui bahwa sistem pariwisata berkaitan erat dengan sistem transportasi. Transportasi adalah bagian dari sub sistem penawaran dalam sistem pariwisata. Bertitik tolak pula dari latar belakang dalam studi yang berangkat dari adanya masalah transportasi yaitu kemacetan di Kota Bandung ini maka pembangunan struktur model ini akan berangkat dari penjabaran sistem transportasinya dan kemudian melihat pengaruh dari sistem transportasi yang akan mempengaruhi sistem pariwisata. Sistem transportasi yang terdiri atas tiga sub sistem yaitu sistem kegiatan, sistem pergerakan dan sistem jaringan akan saling berinteraksi di antaranya dan secara keseluruhan akan mempengaruhi komponen lainnya dalam sub-sistem penawaran pada sistem pariwisata yaitu daya tarik, pelayanan, informasi dan promosi. Tentunya sub-sistem penawaran itu sendiri akan mempengaruhi sub-sistem permintaan dan akan terjadi pula sebaliknya.
Berdasarkan beberapa literatur lain yang menyatakan bahwa penawaran terdiri atas aksessibilitas, pelayanan dan daya tarik di mana dalam aksessibilitas yang dimaksud tersebut mencakup transportasi, informasi dan promosi maka untuk memudahkannya
dalam
pengembangan
struktur
model
digunakanlah
aksessibilitas dengan maksud tersebut. Pelayanan dan fasilitas pun sering disebut dengan kenyamanan sebagai hasil akhir dari perwujudan pelayanan dan fasilitas tersebut. Sehingga pada akhirnya banyak disebutkan bahwa komponen sistem penawaran terdiri atas daya tarik, aksessibilitas dan akomodasi atau yang sering disebut dengan 3A (Attraction, Accessibility dan Amenities). Pada perkembangan selanjutnya komponen sub-sistem penawaran menjadi lima yaitu daya tarik, aksessibilitas, aktivitas, kenyamanan dan akomodasi atau yang biasa disebut dengan 5A (Attraction, Accessibility, Activity, Amenities dan Accommodation) dengan penambahan aktivitas dan akomodasi pada komponen sebelumnya.
60
Namun dalam studi kali ini sub-sistem penawaran yang digunakan sebagai dasar pengembangan model adalah sub-sistem penawaran yang terdiri atas 3A karena mengakomodasi semua komponen sub-sistem penawaran yang dijelaskan oleh Gunn (2002).
4.2 Pembatasan Model Baik sistem pariwisata dan sistem transportasi memiliki cakupan yang sangat luas. Sistem pariwisata yang terdiri atas sub-sistem permintaan dan penawaran mempunyai sub-sub sistem lagi di dalamnya seperti sub-sistem penawaran yang terdiri atas transportasi, daya tarik, pelayanan, informasi dan promosi yang saling berkaitan satu dan lainnya. Begitu pula sistem transportasi terdiri dari sub-sub sistem yaitu sistem pergerakan, sistem kegiatan dan sistem jaringan. Dalam setiap sistem dan subsistem pun terdiri atas variabel-variabel yang membentuk sistemsistem tersebut. Dengan tujuan pembuatan model yang fokus pada perilaku hubungan tingkat kemacetan dan tingkat pertumbuhan jumlah wisatawan maka ada beberapa variabel yang tidak diikutkan dalam analisis. Adanya variabelvariabel yang tidak dianalisis tersebut merupakan batas dari model yang sedang dibangun. Lebih jauhnya batasan-batasan model tersebut dapat dilihat dari penentuan variabel-variabel yang menjadi variabel endogen, eksogen dan variabel di luar model. Pengertian variabel endogen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh interaksinya di dalam model yang tercakup dalam diagram umpan balik. Sedangkan variabel eksogen adalah variabel yang mempengaruhi variabelvariabel yang ada dalam model namun variabel eksogen itu sendiri tidak dipengaruhi oleh variabel yang ada di dalam model dan variabel di luar batas model adalah variabel yang tidak diperhitungkan pengaruhnya terhadap dan dari variabel-variabel eksogen maupun endogen namun sebenarnya masih mempunyai hubungan dengan sistem yang ada akan tetapi sengaja tidak dimasukkan dalam model yang dibuat. Variabel-variabel endogen, eksogen maupun di luar batas model tersebut dapat dilihat pada Tabel IV.1 berikut ini.
61
Tabel IV.1 Batasan-batasan Model Variabel Endogen Jumlah wisatawan Pertambahan jumlah wisatawan Volume kendaraan komuter Volume Kendaraan wisatawan Kecepatan kendaraan Kapasitas jalan Volume lalu lintas Derajat kejenuhan jalan Waktu tempuh Fraksi parkir di jalan Bobot Aksessibilitas Bobot Daya tarik Bobot Kenyamanan Populasi PDRB Panjang jalan Fraksi lahan jalan Faktor koreksi kapasitas Jumlah kendaraan
Variabel Eksogen Kualitas angkutan umum Jarak rata-rata perjalanan
Di luar Batas Model Tingkat polusi kendaraan Kerugian pengguna jalan
Kecepatan yang Pajak kendaraan diinginkan Bobot aksessibilitas Harga BBM normal Bobot daya tarik normal Harga kendaraan Bobot kenyamanan normal Kecepatan kendaraan minimun Kas dana pembangunan jalan Kemudahan izin trayek Kualitas angkutan umum PDRB potensial
4.3 Model Hubungan Tingkat Kemacetan dan Pertumbuhan Jumlah Wisatawan Atas dasar keterkaitan antara sistem pariwisata dan sistem transportasi yang telah dijelaskan pada Bab II maka dikembangkanlah sebuah model hubungan di antara keduanya dengan beberapa batasan model yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pertama-tama model dibangun dari adanya peningkatan pendapatan penduduk akibat peningkatan pertumbuhan perekonomian perkotaan yang terlihat pada nilai PDRB yang dihasilkan yang akan mendorong peningkatan populasi penduduk (loop 4). Majunya perekonomian di perkotaan pun menarik penduduk di pinggiran kota untuk bekerja di dalam kota yang kemudian menimbulkan pergerakan
62
kendaraan pekerja komuter (pekerja ulang alik) yang akan menambah volume lalu lintas di perkotaan.
Meningkatnya pendapatan penduduk dan rendahnya kualitas angkutan umum yang tersedia akan meningkatkan pertambahan jumlah kendaraan yang dimiliki oleh penduduk yang juga dipengaruhi jumlah kendaraan yang telah ada (loop 5). Meningkatnya pendapatan penduduk pun akan meningkatkan jumlah perjalanan per hari yang terjadi di perkotaan. Bersama-sama dengan pertambahan angkutan umum yang terutama didorong oleh kemudahan izin trayek dan jumlah angkum yang sudah ada (loop 6), jumlah kendaraan dan rata-rata perjalanan per orang per hari serta volume kendaraan komuter akan menambah besar volume lalu lintas. Di sisi lain besarnya kapasitas jalan sangat ditentukan dengan besarnya panjang jalan yang tersedia dan juga rendahnya hambatan samping yang salah satunya dipengaruhi oleh besar fraksi kendaraan parkir di jalan dan juga besarnya jumlah angkutan umum khususnya angkutan kota (angkot) yang sering berkendaraan di jalan seenaknya saja tanpa memperhatikan tata tertib. Kurangnya panjang jalan yang tersedia akan mengurangi rasio luas jalan terhadap luas wilayah sehingga meningkatkan pertambahan panjang jalan. Namun pertambahan jalan pun dipengaruhi pula oleh dukungan besarnya kas dana untuk pembangunan jalan yang sangat tergantung dengan penambahan dana pembangunan jalan yang bisa berasal dari berbagai sumber baik pemerintah maupun swasta. Dengan adanya kas dana maka ketersedian dana untuk pembangunan jalan akan terjamin sehingga pertambahan panjang jalan akan terjadi (loop 9) hingga akhirnya dengan jeda waktu (delay) tertentu panjang jalan yang ada akhirnya bertambah (loop 8).
Meningkatnya volume lalu lintas disertai kapasitas jalan yang pada umumnya cenderung tetap akan meningkatkan derajat kejenuhan jalan dan kemudian mempengaruhi jumlah perjalanan per hari (loop 2) dan dengan jeda waktu (delay) hal itu pun akan mempengaruhi tingkat perekonomian yang terlihat dari nilai PDRB dan kemudian mempengaruhi pendapatan penduduk (loop 1) yang kemudian mempengaruhi volume kendaraan komuter (loop 14), populasi
63
penduduk yang akan mempengaruhi rata-rata perjalanan per orang per hari (loop 3) dan pertambahan jumlah kendaraan (loop 7).
Derajat kejenuhan jalan yang tinggi menggambarkan sebuah tingkat kemacetan yang tinggi pula. Kemacetan yang terjadi tentunya akan mengurangi kenyamanan (loop 12) dan daya tarik (loop 11) dari kota. Padahal dari semakin baiknya kenyamanan dan daya tarik kota, pertambahan wisatawan pun akan terus terdorong. Selain itu kondisi macet membuat kecepatan kendaraan akan menurun yang kemudian akan mempengaruhi waktu tempuh dari jarak rata-rata perjalanan yang terjadi. Meningkatnya waktu tempuh akan mengurangi komponen aksessibilitas dalam sistem pariwisata yang tentunya akan mempengaruhi pertambahan jumlah wisatawan (loop 10).
Jumlah
wisatawan
akan
terus
mengalami
peningkatan
dengan
adanya
pertambahan jumlah wisatawan karena dengan semakin banyaknya jumlah wisatawan di sebuah kota maka akan mengundang wisatawan lain untuk datang ke kota tersebut (loop 13). Keberadaan wisatawan tentunya membangkitkan penggunaan kendaraan baik kendaraan umum maupun pribadi yang akan membentuk volume kendaraan yang digunakan wisatawan dan mempengaruhi volume lalu lintas secara keseluruhan kota tersebut.
Diagram lingkar umpan balik model hubungan yang telah dijelaskan ini tergambarkan pada Gambar 4.1.
64
PDRB Per Kapita
+
-
PDRB Jmlh Pjlanan Per Hr
+
+ Loop 4
Loop 3
+ Populasi
+
Loop 14
Pertambahan + Jmlh Kendaraan Loop 5
Jmlh Kend
-
Pertambahan Angkum
+
Jmlh Angkum
+ Loop 6
+
+
Loop 11 +
Volume lalu lintas
+
+ Hambatan samping
+
Kapasitas jalan
-
Pertambahan Pjg Jln
+
Loop 10
-
-
Kecepatan kendaraan Aksessibilitas
Pjg Jln -
Kas dana Pembgnn jln
Derajat kejenuhan jln
Loop 8
+
Daya tarik
+
+
-
-
+
-
+
Loop 9
+
-
+ Fraksi Kendaran parkir di jln
Pertambahan Jmlh Wstwn
Kenyamanan +
Loop 7 Jumlah Kendaraan yg dipilih untk pjlnan
Loop 13
Loop 12 +
+
+ -
Volume kendaraan komuter
+
Pnambahan dana pmbgnn jln
+
Volume kendaraan wstwn
+
Ketersediaan Dana untk pmbgnan jln
+
+
+
-
+
Jmlh Wstwn
Rata2 Pjlanan Per Org/Hari
+
Kemudahan izin trayek
-
-
+
Kualitas angkum
Loop 1
-
Loop 2
Waktu tempuh Pjlnan
Rasio luas jln thdp luas wilayah
-
+
+ Jarak rata2 Pjlanan
Keterangan: - - - - - - - : Batasan Model Gambar 4.1 Diagram Lingkar Umpan Balik Model Hubungan Transportasi dan Pariwisata
4.4 Model Sistem Transportasi Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab II bahwa sistem transportasi terdiri atas tiga sub-sistem yaitu sub-sistem kegiatan, pergerakan dan jaringan maka untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai ketiga sub-sistem tersebut maka dalam sub-bab berikut digambarkan diagram umpan balik keseluruhan sub-sistem tersebut. Kemudian agar dapat disimulasikan pada software yang digunakan yaitu Powersim Constructor maka dibuat pula diagram alirnya masing-masing.
65
4.4.1 Diagram Lingkar Umpan Balik dan Diagram Alir Sub-Model Sistem Kegiatan Berikut diagram lingkar umpan balik dari sub sistem kegiatan. Diagram ini lebih detail dalam menggambarkan variabel-variabel yang mempengaruhi populasi.
Migrasi Keluar
-
+
-
+
+ PDRB Per Kapita
-
+
Kelahiran -
Populasi
+
+
+
+ -
Kematian
+
+
-
Migrasi Masuk
+
PDRB + +
PDRB Potensial
Drjt kjenuhn Jln
Keterangan: - - - - - - - - = Batasan Model Gambar 4.2 Diagram Lingkar Umpan Balik Sub-Model Sistem Kegiatan
Kemudian dengan dasar diagram umpan balik yang telah dibuat tersebut maka dibuat pula diagram alirnya pada software Powersim Constructor agar model ini dapat disimulasikan dengan bantuan software tersebut. Gambar simbol-simbol serta keterhubungan di antaranya dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut.
66
Tk_pertamb_kelahiran_normal Tk_mig_masuk_normal
Tk_mig_masuk
Tk_pertamb_kelahiran
Populasi_awal Mig_masuk
Kelahiran
Efek_pndptn_thd_kelahiran
Efk_rasio_pndptn_thd_mig_masuk
Populasi Pertambahan_Pop_Mig Tk_mig_keluar_normal
Pertambahan_Pop_Alami harapan_hidup_normal
Harapan_hidup
Kematian
Mig_keluar
Efk_pndptn_thdp_harapan_hidup
Tk_mig_keluar
Efk_rasio_pndptn_thd_mig_keluar
Wkt_rt2_Rasio_pndptan Trend_PDRB_Per_Kapita_normal Rt2_Rasio_Pndptan Rasio_PDRB_per_kapita
Rasio_Trend_PDRB_Per_Kapita
PDRB_per_kapita PDRB_per_kapita_normal Trend_PDRB_per_kapita PDRB_potensial_awal Wkt_Trend_PDRB_Per_Kapita PDRB_potensial
PDRB
Pertambahan_PDRB_potensial
Efek_drjt_kjenuhn_jln_t_PDRB
Drjt_kjenuhan_jln
Tk_Pertumbuhan_PDRB
Gambar 4.3 Diagram Alir Sub Model Sistem Kegiatan
Penjelasan simbol dan juga persamaan serta nilai konstanta yang ditetapkan berikut sumbernya dan dimensinya dapat dilihat pada Lampiran A, B dan C.
67
4.4.2 Diagram Lingkar Umpan Balik dan Diagram Alir Sub-Model Sistem Pergerakan Berikut diagram lingkar umpan balik dari sub-model sistem pergerakan.
+
+ -
Vol kend komuter
Jmlh Pjlanan Per Hr
-
+ +
Jmlh Kend yg dipilih untk pjlnan Waktu tmph prjlnn yg diinginkan
Populasi
-
Vol kend wstwn
+
+
Volume lalu lintas
Rata2 Pjlanan Per Org/ Hari
+
+ -
-
PDRB Derajat kejenuhan jln
Rata2 jarak perjlnan
+ +
PDRB Per Kapita
+
-
-
+
-
-
-
-
Kapasitas jalan
Rt2 Kcptan kendrn yg diinginkan
Rasio wkt tempuh
+
Waktu tempuh prjlnn
-
Rt2 Kcptn kendrn
Keterangan: - - - - - - - - = Batasan Model Gambar 4.4 Diagram Lingkar Umpan Balik Sub-Model Sistem Pergerakan
Kemudian dengan dasar diagram umpan balik yang telah dibuat tersebut maka dibuat pula diagram alirnya pada software Powersim Constructor agar model ini dapat disimulasikan dengan bantuan software tersebut. Gambar simbol-simbol serta keterhubungan diantaranya dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut.
68
Drjt_kjenuhan_jln Tgkt_Ptumbuhn_prjlnn_normal Rt2_Rasio_Pndptan
Efek_drjt_kjenuhn_jln_t_ptambahn_prjlnn
Tk_prtumbuhn_prjlnn Efek_Pndptn_thdp_prjlnn
Jmlh_prjlnn_awal
Jmlh_prjlnn_per_hari Prtambahn_jmlh_prjlnn
Efek_pndptn_thdp_vol_kend_komuter
Populasi Prjlnn_per_org_per_hr
Tk_prtmbhn_vol_kend_komuter_normal Tk_prtmbhn_vol_kend_komuter
Jmlh_kend_yg_dipilih_untk_prjlnn Volume_lalu_lintas Vol_kend_komuter Prtmbahn_vol_kend_komuter
Drjt_kjenuhan_jln
Vol_kend_wstwn
Efek_drjt_kjenuhn_jln_t_kecptn_kend Vol_kend_komuter_awal Kapasitas_jln Rata2_kcptn_kend Rata2_jarak_tempuh_prjlnn Rata2_kcptan_yg_diinginkan Wkt_tmph_prjlnn_yg_diinginkn
Wkt_tmph_prjlnn
Rasio_wkt_tempuh
Gambar 4.5 Diagram Alir Sub Model Sistem Pergerakan
Penjelasan simbol dan juga persamaan serta nilai konstanta yang ditetapkan berikut sumbernya dan dimensinya dapat dilihat pada Lampiran A, B dan C.
69
4.4.3 Diagram Lingkar Umpan Balik dan Diagram Alir Sub-Model Sistem Jaringan (Sub-Sistem Jalan) Berikut diagram lingkar umpan balik dari sub-model sistem jaringan dari subsistem jalan.
Fraksi Kendaran parkir di jln
Jmlh angkot
+ +
Hambatan samping +
Ketersediaan dana untk pmbgnan jln
-
-
Kapasitas jalan
-
+
Pertambahan Pjg Jln
-
+ Pjg Jln
Kas dana pembngunan jln
Rasio luas jln thdp luas wilayah
-
+
+ Pnambahan dana pembgnn jln
Keterangan: - - - - - - - - = Batasan Sub Model Gambar 4.6 Diagram Lingkar Umpan Balik Sub-Model Sistem Jaringan (Sub-Sistem Jalan)
Kemudian dengan dasar diagram umpan balik yang telah dibuat tersebut maka dibuat pula diagram alirnya pada software Powersim Constructor agar model ini dapat disimulasikan dengan bantuan software tersebut. Gambar simbol-simbol serta keterhubungan diantaranya dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut.
70
Pjg_jln_awal
Hambatan_samping_normal
Rata2_jmlh_kend_1_KM_jln
Pjg_jln
Kapasitas_jln
Prtambahn_pjg_jln
Hambatan_samping
Lebar_jln_rata2 Tk_pertmbhn_jln_normal
Efek_prtmbahn_angkot_t_hmbtn_smpng Efek_Ktrsdian_dana_t_prtmbhn_jln Luas_jalan Efek_kend_prkr_djln_t_hmbtn_smpng Lj_prtmbhn_angkot Efek_rasio_luas_jln_t_prtmbhn_pjg_jln
Ktersediaan_dana Luas_wilayah Fraksi_kend_parkir_di_jln
Wkt_kcukupan_dana Rasio_luas_jln_t_luas_wilayah
Target_dana
Pngeluaran_yg_diinginkan Biaya_pmbgnan_per_KM_jln_br Rt2_pjg_jln_tambahn_yg_diinginkn
Kas_dana_pembgnan_jln Pngeluaran_pmbgnan_jln
Penambahan_dana_pmbgnan_jln
Pjg_jln
Gambar 4.7 Diagram Alir Sub-Model Sistem Jaringan (Sub-Sistem Jalan)
Penjelasan simbol dan juga persamaan serta nilai konstanta yang ditetapkan berikut sumbernya dan dimensinya dapat dilihat pada Lampiran A, B dan C.
4.4.4 Diagram Lingkar Umpan Balik dan Diagram Alir Sub-Model Sistem Jaringan (Sub-Sistem Kendaraan) Berikut diagram lingkar umpan balik dari sub-sistem jaringan khususnya subsistem kendaraan.
71
Fraksi pilihn moda kend khusus
Fraksi pilihn moda angkot +
+ Prtambahn sepeda motor
+
Demolisi sepeda mtr
-
Jmlh sepeda motor
+
Fraksi pilihn moda spd mtr +
+
Prtambahn mbl pnmpng
+
-
Jmlh mbl pnmpng -
+
Pertambahan Angkot
+
-
+
+
+
+
+
+ + +
+
+
Demolisi Angkot
+ Pertambahan Kend khusus +
Fraksi pilihn moda mbl bus Pertambahan + Mbl Bus
Fraksi pilihn moda taksi
+
+
-
-
Demolisi buskota
-
+ Prtambahn taksi
+
+ Jmlh taksi
-
Prtambahn mbl brg Demolisi taksi
+ +
+ +
+ Jmlh Mbl Bus
-
+ Jmlh mbl brg
-
Demolisi mbl brg
-
-
+
Keterangan: - - - - - - - - = Batasan Model Gambar 4.8 Diagram Lingkar Umpan Balik Sub-Model Sistem Jaringan (Sub-Sistem Kendaraan)
72
Demolisi Kend khusus
-
+
+ Jmlh buskota
Jmlh kend khusus
+
+
Prtambahn buskota
+
+
+
-
+
Demolisi Angkum lainnya
-
-
+
Fraksi pilihn moda buskota
+ Jmlh Angkot
+ Jumlah Kendaraan yg dipilih untk pjlnan
+
+
Kemudahan izin trayek
Demolisi mbl pnmpng
Jmlh Angkum
+
Fraksi pilihn moda mbl brg
+
+
Fraksi pilihn moda mbl pnmpng
+
+
+
+
+ PDRB Per Kapita
Pertambahan Angkum lainnya
Fr pil md angkum lainnya
-
+
+
Demolisi Mbl Bus
Kemudian dengan dasar diagram umpan balik yang telah dibuat tersebut maka dibuat pula diagram alirnya pada software Powersim Constructor agar model ini dapat disimulasikan dengan bantuan software tersebut. Gambar simbol-simbol serta keterhubungan diantaranya dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut.
RTO_spd_mtr Jmlh_mbl_yg_dpilih_untk_prjlnn Jml_spd_mtr_yg_dpilih_untk_prjlnn Jml_spd_mtr_yg_dpilih_untk_prjlnn Jmlh_taksi_yg_dipilih_untk_prjlnn
Tk_prtumbuhn_sepeda_motor Jmlh_sepeda_motor_awal
Jmlh_sepeda_motor Prtambahn_sepeda_motor
Jmlh_bus_kota_yg_dpilih_untk_prjlnn
emp_spd_mtr
Demolisi_sepeda_motor
Jmlh_mbl_brg_yg_dpilih_untk_prjlnn
Fraksi_moda_spd_mtr
Rt2_Rasio_Pndptan Umur_sepeda_motor
Jmlh_angkum_lainnya_yg_dpilih_untk_prjln Jmlh_kend_yg_dipilih_untk_prjlnn Jmlh_angkot_yg_dpilih_untk_prjlnn
Efek_pendptn_t_prtambahn_sepeda_motor Efek_kualitas_angkum_thdp_prtambhn_spd_mtr
emp_mbl_pnmpng RTO_mobil_penumpang
Jmlh_kend_khusus_yg_dpilih_untk_prjlnn Jmlh_bus_yg_dipilih_untk_prjlnn
Efek_pendptn_t_prtambahn_mobil Jmlh_mobil_penumpang_awal Jmlh_mbl_yg_dpilih_untk_prjlnn
emp_buskota Jmlh_bus_kota_yg_dpilih_untk_prjlnn Jmlh_mobil_penumpang Prtambahn_mobil_penumpang Tk_prtumbuhn_mobil
Fraksi_moda_mobil Jmlh_bus_kota
Demolisi_mobil_penumpang
Prtambahn_bus_kota
RTO_buskota Fraksi_moda_buskota
Umur_mobil
Efek_kualitas_angkum_thdp_prtambhn_mbl_pnmpng
Tk_prtumbuhn_buskota emp_angkot RTO_angkot Fraksi_moda_angkot
Tk_kemudahan_izin_trayek Jmlh_angkot_awal Efek_kmudahan_izin_t_prtmbahn_angkot
Umur_buskota Jmlh_buskota_awal
Kualitas_angkum
Fr_moda_angkum_lainnyaemp_angkum_lainnya Jmlh_angkot_yg_dpilih_untk_prjlnn Tk_prtumbuhn_angkum_lainnya
Jmlh_angkot Prtambahn_angkot
Demolisi_bus_kota
Jmlh_angkum_lainnya_yg_dpilih_untk_prjlnn Jmlh_angkum_lainnya_awal
Demolisi_angkot
Tk_prtumbuhn_angkot
RTO_angkum_lainnya
Jmlh_angkum_lainnya Prtambahn_angkum_lainnya Demolisi_angkum_lainnya
Masa_izin_trayek Fr_moda_taksi Lj_prtmbhn_angkot
Umur_angkum_lainnya
RTO_taksi Tk_prtmbhn_taksi
Jmlh_taksi_awal
Jmlh_taksi_yg_dipilih_untk_prjlnn Tk_prtumbuhn_kend_khusus
Jmlh_taksi
Jmlh_kend_khusus_awal
emp_taksi
Demolisi_taksi
Prtmbhn_taksi
emp_kend_khusus Fr_moda_kend_khusus RTO_kend_khusus
Jmlh_kend_khusus_yg_dpilih_untk_prjlnn Jmlh_kend_khusus Prtambahn_kend_khusus Demolisi_kend_khusus
Masa_izin_taksi
Umur_kend_khusus Fr_moda_bus
Tk_prtmbhn_bus
emp_mbl_brg
RTO_bus Jmlh_bus_awal emp_bus Jmlh_bus_yg_dipilih_untk_prjlnn
Tk_prtumbuhn_mbl_brg
Fr_moda_mbl_brg Jmlh_mbl_brg_awal
RTO_mbl_brg
Jmlh_bus Prtmbhn_bus
Jmlh_mbl_brg Prtambahn_mbl_brg Demolisi_mbl_brg
Demolisi_bus
Jmlh_mbl_brg_yg_dpilih_untk_prjlnn
Umur_bus Umur_mbl_brg
Gambar 4.9 Diagram Alir Sub-Model Sistem Jaringan (Sub-Sistem Kendaraan)
Penjelasan simbol dan juga persamaan serta nilai konstanta yang ditetapkan berikut sumbernya dan dimensinya dapat dilihat pada Lampiran A, B dan C.
73
4.5 Model Sistem Pariwisata Berikut diagram lingkar umpan balik dari sub-sistem pariwisata.
Waktu tempuh pjlnan
Aksessibilitas
+
Jmlh Wstwn
+
+
-
Pertambahan Jmlh Wstwn
+
Volume lalu lintas
+
+
+
Kenyamanan Daya tarik
-
-
Derajat Kejenuhan Jalan
-
Keterangan: - - - - - - - - = Batas Model Gambar 4.10 Diagram Lingkar Umpan Balik Sub-Model Sistem Pariwisata
Kemudian dengan dasar diagram umpan balik yang telah dibuat tersebut maka dibuat pula diagram alirnya pada software Powersim Constructor agar model ini dapat disimulasikan dengan bantuan software tersebut. Gambar simbol-simbol serta keterhubungan diantaranya dapat dilihat pada Gambar 4.11 berikut.
74
Bobot_aksessibilitas_normal Bobot_Aksessibilitas Efek_rasio_wkt_tmph_t_aksessibilitas Tgkt_prtmbhn_jmlh_wstwn_normal
Prtmbhn_jmlh_wstwn
Bobot_daya_tarik_normal Bobot_Daya_tarik
Rasio_wkt_tempuh
Jmlh_wstwn_awal Efek_drjt_kjenuhn_jln_t_daya_tarik Jmlh_wstwn Bobot_Kenyamanan
Drjt_kjenuhan_jln
Bobot_kenyamanan_normal Efek_drjt_kjenuhn_jln_t_kenyamanan
Rata2_tgkt_okupansi_mbl_pribadi Wstwn Fr_pengguna_mbl_pribadi
emp_mbl_pribadi
Volume_mbl_pribadi_yg_digunakan_wstwn
aktor_konversi_org_ke_smp Fr_pengguna_kend_umum
Vol_kend_wstwn
Vol_kend_umum_yg_digunakn_wstwn
Gambar 4.11 Diagram Alir Sub Model Sistem Pariwisata
Penjelasan simbol dan juga persamaan serta nilai konstanta yang ditetapkan berikut sumbernya dan dimensinya dapat dilihat pada Lampiran A, B dan C.
75