LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
BAB IV PROSES PRODUKSI PADA ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
4.1 Proses Produksi Aluminium Wire Rod dan Alloy Ingot Proses produksi aluminium rod dan alloy ingot mulai dari awal hingga akhir terdapat beberapa bagian. Bagian – bagian itu dilakukan agar mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun bagian – bagian yang dilakukan, yaitu : 1. Bagian dapur produksi 2. Bagian casting 3. Bagian rolling mill 4. Bagian coiller 5. Bagian re – coiller 4.1.1 Bagian Dapur Produksi Pada bagian dapur produksi merupakan awal proses dari produksi aluminium wire rod. Proses pada bagian ini adalah meleburkan bahan – bahan yang akan di produksi dan telah melalui berbagai percobaan. Bagian ini sangat menentukan bagus atau tidaknya produk yang dihasilkan karena disinilah paduan bahan – bahan dilakukan. Proses pada bagian ini, yaitu : 1. Proses pada Furnace Melting Proses pada melting adalah suatu proses yang dilakukan untuk mencairkan atau meleburkan material berupa aluminium padat di dalam furnace dengan pemanas yang bertemperatur sekitar 700o C dengan menggunakan bahan bakar LNG (Liquid Natural Gas). Kapasitas melting adalah sekitar 4 ton ingot dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit meleburkan atau mencairkan aluminium padat tersebut agar menjadi 44 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
ingot. Aluminium padat akan terus – menerus dimasukkan pada melting hingga penuh demi efisiensi peleburan. Adapun proses pada melting, yaitu : a. Furnace Melting dipanaskan terlebih dahulu hingga temperatur sekitar 700o C. b. Siapkan aluminium padat yang akan dilebur. Aluminium padat diambil dari gudang penyimpanan dengan menggunakan forklift. c. Setelah melting siap, aluminium padat yang telah disiapkan dimasukkan ke melting. Aluminium padat diangkat dengan menggunakan forklift dan diletakan pada bak penampung pada sisi melting. Kemudian bak penampung tersebut ditarik oleh selling yang digerakan oleh mesin menuju pintu masuk ke dalam melting. d. Di dalam melting aluminium padat akan dilebur hingga menjadi ingot (aluminium cair). e. Setelah mencair, ingot tersebut akan ditransfer atau dialirkan menuju furnace holding untuk diproses lagi melalui saluran (lownder). f. Apabila isi pada melting berkurang akan langsung diisi kembali hingga penuh dengan cara seperti diatas dan seterusnya.
45 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
Gambar 4.1.1 (1) Proses Peleburan Pada Furnace Melting 2. Proses pada Furnace Holding Proses pada holding adalah suatu proses yang dilakukan untuk mencampur dan meratakan ingot (aluminium cair) dengan bahan tambahan. Pada holding ingot dan bahan campuran lainnya akan dipanaskan pada temperatur sekitar 800 o C dengan menggunakan bahan bakar LNG (Liquid Natural Gas).Terdapat 2 buah furnace holding pada dapur produksi, yaitu holding I dan holding II. Kapasitas dari setiap holding adalah sekitar 16 ton ingot dan membutuhkan waktu sekitar 5 jam untuk mengisi penuh kedua holding tersebut. Fluks dilakukan langsung pada furnace holding. Apabila terdapat kasbar, rod atau ingot yang ditampung yang sudah membeku yang gagal akan dilebur kembali pada dapur holding melalui pintu dapur holding yang pengoperasiannya menggunakan gear dan rantai untuk menggerakan membuka dan menutup ke atas dan
46 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
ke bawah. Untuk menutup aliran di holding disumbat dengan menggunakan bahan anti panas yang disebut Blangket yang dibentuk dengan menggunakan lem berbahan dari water glass dan air dan seluruh bagiannya dilumuri dengan kontingan. Adapun proses pada holding, yaitu : a. Isi holding dengan crab alloy maksimal 2 ton/dapur dan bahan dasar 4 Kg/dapur. b. Kemudian transfer ingot dari melting menuju ke holding hingga penuh. c. Setelah penuh dan sesuai baru diproses dengan memberi campuran bahan tambahan sesuai dengan yang akan diproduksi. d. Kemudian diinjection selama 30 menit dan ditanbah 1 tabung gas argon HP. e. Kemudian diaduk dan diratakan dengan menggunakan penggaruk besi yang digerakkan dengan menggunakan forklift hingga merata. f. Setelah itu dilakuan proses buang abu dengan menggunakan penggaruk besi yang digerakkan dengan menggunakan forklift. g. Setelah ingot pada holding telah siap, barulah ingot tersebut ditransfer atau dialirkan menuju mesin casting melalui saluran (lownder).
47 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
Gambar 4.1.1 (2) Proses Pada Furnace Holding Pada bagian dapur peleburan tidak banyak masalah yang terjadi. Namun, apabila terjadi masalah akan fatal akibatnya. Contohnya : apabila komposisi bahan yang dimasukkan salah, maka ingot tersebut tidak dapat digunakan dan harus dibuang. Hal itu akan membuat proses produksi berhenti total selama beberapa hari karena harus menguras furnace holding. Produk – produk yang dihasilkan, yaitu Alloy 6201, Alloy 6101, EC Grade, dan TAL. Adapun komposisi dari setiap produk, yaitu : a. Alloy 6201 Pada awal :
Pada proses :
- Scrab Alloy
max.
2 ton/dapur
- Bahan Dasar
4 Kg/dapur
- Silicon
4,8 Kg/ton ingot
- Magnesium
5,8 Kg/ton ingot
- Boron
8%
1 batang/dapur
- Scrab Alloy
max.
2 ton/dapur
b. Alloy 6101 Pada awal :
Pada proses :
- Bahan Dasar
4 Kg/dapur
- Silicon
4,2 Kg/ton ingot
- Magnesium
5,2 Kg/ton ingot
48 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
- Boron
5%
1 batang/dapur
- Scrab Alloy
max.
2 ton/dapur
- Bandezer Bekas
4 Kg/dapur
- Inalium dan Tomago c. EC Grade Pada awal :
- Crab Alloy
max.
- Bahan Dasar Pada proses :
2 ton/dapur 4 Kg/dapur
- Scrab EC
max.
- Bandezer Bekas - Boron
2 ton/dapur 2 Kg/dapur
8%
1 Kg/ton ingot
max.
2 ton/dapur
- Inalium dan Tomago d. TAL Pada awal :
Pada proses :
- Crab Alloy - Bahan Dasar
4 Kg/dapur
- Ce
1,2 Kg/ton ingot
- Zr
10%
4,5 Kg/ton ingot
- Boron
8%
1,2 Kg/ton ingot
- Ingot Tomago 4.1.2 Bagian Casting Pada bagian casting merupakan bagian yang sulit dan memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Bagian casting adalah suatu tempat pencetakan ingot menjadi kasbar dilakukan. Proses pada bagian ini, yaitu : 1. Proses pada Mesin Alfur Proses pada mesin alfur adalah suatu proses yang dilakukan untuk membersihkan ingot yang keluar dari holding dan akan menuju casting. Pada mesin
49 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
alfur diberi gas argon agar mengangkat kotoran pada ingot. Adapun proses pada mesin alfur, yaitu : a. Ingot yang keluar dari furnace holding melalui saluran (lownder), sebelum menuju casting akan melalui mesin alfur. b. Ingot akan masuk ke mesin alfur. c. Pada mesin alfur, ingot diaduk oleh mesin yang berputar dan akan dieri gas argon. d. Kemudian kotoran yang terdapat pada ingot akan terangkat dan tidak terbawa oleh ingot yang akan menuju casting. e. Setelah itu ingot yang sudah dibersihkan akan keluar dari mesin alfur melalui saluran (lownder). f. Kemudian ingot dialirkan ke tundish besar melalui downspot. g. Dan ingot dialirkan ke bak tomol menunggu ingot bertemperatur sekitar 700 o C. h. Setelah itu ingot dialirkan menuju tundish kecil melalui downspot. i.
Kemudian start casting.
50 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
Gambar 4.1.2 (1) Proses Pada Mesin Alfur 2. Proses pada Mesin Casting Proses pada mesin casting adalah suatu proses pencetakan ingot menjadi kasbar. Pencetakan menggunakan cetakan yang disebut kopring (cetakan dari tembaga) yang ditutup dengan steelbelt dan ditekan oleh beltpress. Pada saat bersamaan ingot didinginkan agar cepat membeku dengan menggunakan air. Adapun proses pada mesin casting, yaitu : a. Setelah ingot siap, dilakukanlah satrt casting. b. Ingot mengalir menuju kopring (cetakan dari tembaga) melalui tundish kecil yang diberi fiber frax. c. Pada saat yang bersamaan ingot yang masuk ke kopring dibekukan dengan pendingin air yang disemprotkan melalui nozzle. Hal ini dilakukan agar ingot menjadi padat atau membeku. d. Setelah pembekuan normal, ingot keluar dari mesin kopring dalam bentuk kasbar. e. Kemudian masuk ke mesin sinkronisasi. f. Setelah itu, kasbar ditarik oleh operator menuju mesin straigh teher. Namun, sebelum menuju mesin straigh teher, kasbar harus dalam keadaan maksimal atau bagus. Sebelum kasbar dalam keadaan bagus, kasbar dipotong dengan
51 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
menggunakan Cast Bar Shear (gunting) secara terus – menerus hingga mendapatkan kasbar yang maksimal atau bagus. g. Barulah kasbar masuk ke mesin straightener yang berfungsi untuk meluruskan kasbar. h. Kemudian kasbar menuju ke mesin induction heater yang berfungsi untuk memanaskan kembali kasbar hingga temperatur sekitar 520o C. Kasbar dipanaskan kembali agar mudah dibentuk pada mesin rolling mill. Hanya produksi alloy yang melalui mesin konduction heater sedangkan untuk produksi EC Grade tidak melalui induction heater. Karena alloy lebih keras dibandingkan dengan EC Grade jadi perlu dipanskan kembali untuk mempermudah kerja mesin rolling mill. i.
Setelah itu barulah kasbar diproses di mesin rolling mill.
52 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
Gambar 4.1.2 (2) Proses Pada Mesin Casting dan Mesin Induction Heater Pada bagian casting terdapat beberapa masalah yang sering terjadi, namun masalah tersebut akan langsung diatasi oleh operator dan tidak membutuhkan waktu yang sangat lama. Masalah – masalah tersebut , yaitu :
Steelbelt retak atau pecah yang membuat kasbar tidak rata bahkan terputus.
Steelbelt kendor yang membuat kasbar tidak rata.
Tundish yang tidak bagus dapat membuat kasbar tidak maksimal.
Temperatur ingot rendah dan membeku.
Air pendingin pada nozzle tersumbat.
Motor DC mati. Pada pembuatan alloy, pergantian steelbelt dilakukan sekitar 6 hingga 8 jam
sekali. Sedangkan untuk pembuatan EC Grade, pergantian steelbelt dilakukan sekitar 8
53 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
hingga 10 jam sekali. Apabila steelbelt diganti, biasanya tundish juga diganti dengan tundish lain yang telah diberi kertas tanding yang baru. 4.1.3 Bagian Rolling Mill Pada bagian rolling mill merupakan salah satu bagian yang penting dalam proses pembuatan aluminium rod. Karena pada bagian inilah pembetukan dapat dilakukan. Jadi proses rolling mill adalah suatu proses pembentukan kasbar menjadi rod (kawat) sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pada mesin rolling mill terdapat stand yang berjumlah 13 stand. Dari 13 stand tersebut terdapat 2 jenis stand, yaitu :
Stand Ganjil berfungsi untuk memakan dan membentuk kasbar menjadi bulat. Namun, pada beberapa satnd ganjil membentuk segienam diantaranya pada stand 7, stand 9 dan stand 11.
Stand Genap berfungsi untuk memakan dan membentuk kasbar menjadi trapesium sama kaki.
Ukuran – ukuran diameter yang dibentuk pada masing – masing stand, yaitu : STAND
UKURAN DIAMETER
STAND 1
33,47 mm
STAND 2
24,50 mm
STAND 3
25,18 mm
STAND 4
19,34 mm
STAND 5
19,34 mm
STAND 6
14,83 mm
STAND 7
14,83 mm
STAND 8
11,714 mm
STAND 9
11,714 mm
STAND 10
9,272 mm
54 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
STAND 11
9,272 mm
STAND 12
7,414 mm
STAND 13
7,62 mm
Tabel 4.1.3 Ukuran diameter STAND Adapun proses dari rolling mill, yaitu : a. Setelah kasbar diproses pada bagian casting, kasbar masuk menuju mesin rolling mill. b. Kasbar masuk ke stand 1 yang membetuk kasbar menjadi bulat dengan diameter 33,47 mm. c. Kemudian masuk ke stand 2 yang membentuk kasbar menjadi trapesium sama kaki dengan ukuran 24,50 mm. d. Lalu masuk ke stand 3 yang membetuk kasbar menjadi bulat dengan diameter 25,18 mm. e. Kemudian masuk ke stand 4 yang membentuk kasbar menjadi trapesium sama kaki dengan ukuran 19,34 mm. f. Lalu masuk ke stand 5 yang membetuk kasbar menjadi bulat dengan diameter 19,34 mm. g. Kemudian masuk ke stand 6 yang membentuk kasbar menjadi trapesium sama kaki dengan ukuran 14,83 mm. h. Lalu masuk ke stand 7 yang membetuk kasbar menjadi segienam dengan ukuran 14,83 mm. i.
Kemudian masuk ke stand 8 yang membentuk kasbar menjadi trapesium sama kaki dengan ukuran 11,714 mm.
j.
Lalu masuk ke stand 9 yang membetuk kasbar menjadi segienam dengan ukuran 11,714 mm.
55 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
k. Kemudian masuk ke satnd 10 yang membentuk kasbar menjadi trapesium sama kaki dengan ukuran 9,272 mm. l.
Lalu masuk ke stand 11 yang membetuk kasbar menjadi segienam dengan ukuran 9,272 mm.
m. Kemudian masuk ke stand 12 yang membentuk kasbar menjadi trapesium sama kaki dengan ukuran 7,414 mm. n. Lalu masuk ke stand 13 yang membentuk kasbar menjadi rod bulat dengan diameter 7,62 mm dan merupakan stand yang terakhir. o. Setelah itu barulah kasbar keluar dari mesin rolling mill dalam bentuk rod. Pada mesin rolling mill, pendinginan kasbar dilakukan dengan menggunakan air pada masing – masing stand. p. Dan rod itu menuju ke mesin elephant trung untuk diproses lebih lanjut.
56 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
Gambar 4.1.3 Proses Pada Mesin Rolling Mill Pada proses produksi ini terdapat 3 ukuran rod yang diproduksi, yaitu :
Ukuran diameter 7,6 mm yang prosesnya membutuhkan 13 stand pada mesin rolling mill.
Ukuran diameter 9,5 mm yang prosesnya membutuhkan 11 stand pada mesin rolling mill.
Ukuran diameter 12,04 mm yang membutuhkan 9 stand pada mesin rolling mill. Pada mesin rolling mill biasanya terdapat beberapa masalah yang terjadi, dan hal
tersebut membuat proses produksi terhenti untuk beberapa jam ke depan. Masalah – masalah yang terjadi,ayaitu :
Terjadi kerusakan pada bearing.
Terjadi kerusakan pada gear.
Salah satu komponen penggerak pada mesin rolling mill. Pergantian stand biasanya dapat dilakukan pada saat yang bersamaan dengan
pergantian steelbelt. Stand akan diturunkan untuk dilihat dan dilakukan perawatan atau perbaikan. Stand yang turun akan diganti dengan stand cadangan yang sama yang sudah diperbaiki bila terdapat cadangan stand. Hal ini dilakukan unuk menjada performa mesin rolling mill tetap baik.
57 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
Apabila terjadi kerusakan pada salah satu stand, kerusakan itu harus segera ditangani agar tidak merusak stand yang lainnya. Apabila tidak langsung ditangani akan menyebabkan stand yang lainnya akan rusak juga dan dapat menghentikan proses produksi dalam jangka waktu yang cukup lama dan berimbas pada kerugian yang besar. Cara untuk mengatisipasi masalah ini, yaitu :
Produksi dihentikan pada saat terjadi kerusakan pada salah satu stand agar tidak terjadi rod yang tersangkut pada rolling mill yang mengakibatkan semua stand menjadi rusak.
Turunkan stand yang rusak untuk diperbaiki dengan menggunakan mesin hidrolik atau pnumatik.
Apabila terdapat stand cadangan, gunakan stand cadangan agar tidak menghentikan produksi terlalu lama.
Apabila tidak ada stand cadangan, maka stand yang rusak harus segera diperbaiki.
Setelah diperbaiki, stand dinaikan kembali ke mesin rolling mill dan produksi dapat dilanjutkan.
4.1.4 Bagian Coiller Pada bagian coiller merupakan bagian akhir dari serangakaian proses yang dilakukan pada pembuatan aluminium rod. Proses coiller adalah suatu proses penggulungan aluminium rod secara otomatis dan dilakukan terus – menuerus selama produksi berlangsung. Adapun proses pada bagian coiller, yaitu : a. Setelah aluminium keluar dari mesin rollin mill, aluminium rod masuk menuju mesin elephant trung. b. Kemudian bergerak menuju nesin hois. c. Lalu menuju coiller dan setelah itu penggulungan pun berlangsung.
58 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
d. Setelah hasil rod yang digulung sudah sesuai maka akan diganti dengan tempat yang baru. Kemudian rod yang telah digulung akan didiamkan agar temperaturnya menurun hingga dingin. e. Setelah itu barulah masu ke bagian re – coiller apabila konsumen meminta untuk dilakuakan re-coiller. Namun, apabila tidak, maka langsung di tempatkan pada tempat yang telah disediakan untuk kemudian dikirim ke konsumen.
Gambar 4.1.4 Proses Pada Mesin Coiller Pada coiller ini memanfaatkan mesin hois untuk membentuk gulungan pada rod. Untuk mengatur penggulungan di coiller menggunakan mesin elephant trung. Apabila elephant trung diturunkan maka penggulungan pada coiller menjadi kecil. Sedangkan apabila elephant trung dinaikan maka penggulunga pada coiller menjadi besar. Pada mesin elepahant trung hanya terdapat pipa – pipa yang berfungsi untuk pendinginan rod.
59 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
4.1.5 Bagian Re – Coiller Pada bagian re – coiller merupakan bagian finishing dari proses produksi aluminium wire rod. Proses re – coiller adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengulung kembali aluminium rod agar lebih rapi dan kemudian dipacking. Tidak semua aluminium rod yang dihasilkan dilakukan proses re – coiller karena tergantung sesuai dengan pemesanan yang dipesan oleh konsumen. Adapun proses dari re – coiller, yaitu : a. Setelah aluminium yang digulung pada coiller dingin, maka barulah aluminium rod tersebut di gulung ulang pada re – coiller. b. Pertama aluminium rod diletakan pada jalur yang telah diatur menuju tempat rol – rol yang berfungsi untuk meluruskan rod. c. Sebelum ditempatkan pada mesin re – coiller, tempat re – coiller harus dilapisi terlebih dahulu oleh plastik. d. Setelah itu barulah digulung dengan kecepatan rotasi standar yaitu sekitar 900 rpm secara merata dengan cara digerakkan ke kanan dan ke kiri. e. Kemudian selesai digulung secara merata, aluminium rod dilapisi kembali dengan plastik. f. Dan yang terakhir dipacking dengan menggunakan plat agar telihat rapi.
60 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
Gambar 4.1.5 Proses Pada Mesin Re – Coiller Semua proses itu yang dilakukan dalam pembuatan aluminium rod dari peleburan hingga menjadi produk yang siap untuk dikirim. Dan terdapat keterkaitan pada setiap mesin yang digunakan dan juga pada setiap bagian – bagian prosesnya. 4.1.6 Cara Memasang Fiber Frax Pada Tundish 1. Bahan – bahan :
Perekat (Lem) -
500 cc water glass
-
100 cc air
Kertas Tanding yang memiliki ketahanan hingga temperatur sekitar 1000 o C.
2. Prosedur pemasangan :
Tundish dibersihkan terlebih dahulu.
Kemudian diberi lem secukupnya.
Lalu lem tersebut diratakan dengan plat hingga rata.
Sebelum fiber frax dipasang, kondisi lem harus tipis dan rata.
Cara pemasangan fiber frax ditunjukan pada gambar di bawah ini.
61 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
Gambar 4.1.6 Fiber Frax 4.1.7 Data – Data Pada Mesin dan Alat Produksi NO
MESIN ATAU ALAT
DATA
1
FURNACE TEMPERATURE
800o C ± 20 o C
2
LIQUID TEMPERATURE IN TUNDISH
700 o C ± 20 o C
3
CASTING MESIN CURRENT
0,5 AMPERE
4
CASTING SPEED
20 RPM
5
ROLLING MILL CURRENT
180 AMPERE
6
ROLLING MILL SPEED
1000RPM
7
INTERNAL WATER PREASSURE
1,5 ± 1,2 KG/CM2
8
EXTERNAL WATER PREASSURE
1,0 ± 0,7 KG/CM2
9
FRONTAL WATER PREASSURE UP
1,5 ± 1,0 KG/CM2
10
FRONTAL WATER PREASSURE DOWN
1,6 ± 1,0 KG/CM2
11
TRANSMISION OIL TEMPERATURE
50 ± 15 KG/CM2
12
TRANSMISION OIL PREASSURE
0,5 ± 0,3 KG/CM2
13
STAND OIL TEMPERATURE
50 ± 10 KG/CM2
14
STAND OIL PREASSURE
0,5 ± 0,3 KG/CM2
15
EMULSION OIL TEMPERATURE
60 ± 20 KG/CM2
62 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
16
EMULSION OIL PREASSURE
1,0 ± 0,7 KG/CM2
17
COILLER SPEED
1000 – 1100 RPM
18
STRAIGHTENER SPEED
1200 – 1300 RPM
19
MOTOR DAPUR I
15 ± 2 AMPERE
20
MOTOR DAPUR II
15 ± 2 AMPERE
21
RETURN PUMP I/II
15 ± 5 AMPERE
22
SUPPLAY PUMP I/II
15 ± 5 AMPERE
23
SENSOR ARM
15 ± 2 AMPERE
24
STRAIGHTENER
1 ± 0,5 AMPERE
25
HEATER
950 V0LT
26
TRANSMSION PUMP I/II
0,5 ± 0,3 KG/CM2
27
STAND OIL PUMP I/II
0,5 ± 0,3 KG/CM2
28
PINCHROLL H. 12
5 ± 3 AMPERE
29
PINCHROLL H. 14. 16
2,5 ± 1,5 AMPERE
30
COOLING TOWER I/II
11 ± 3 AMPERE
31
EMULSION PUMP I
10 ± 2 AMPERE
32
EMULSION PUMP II
15 ± 5 AMPERE
33
QUENCING PUMP I/II
-
34
COMPRESSOR I
55 ± 5 AMPERE
35
COMPRESSOR II
75 ± 10 AMPERE
Tabel 4.1.7 Mesin dan alat produksi
63 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
4.2 Flowcart Proses Produksi Aluminium Wire Rod START BAHAN – BAHAN YANG DIBUTUHKAN FURNACE MELTING
Dalam bentuk Ingot
FURNACE HOLDING MESIN ALFUR BAK PENAMPUNGAN Dalam bentuk Kasbar
MESIN CASTING MESIN SINKRONISASI
Cast Bar Shear
MESIN STRAIGHTENER MESIN IDUCTION HEATER
MESIN ROLLING MILL MESIN COILLER
ROD MESIN RE – COILLER
END Gambar 4.2.1 Flowcart Proses Produksi Aluminium Wire Rod
64 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
Gambar 4.2.2 Alur Proses Produksi Aluminium Wire Rod 4.3 Data – Data Produksi
Setiap produksi standar, yaitu dapur holding terisi penuh kedua – duanya hingga kapasitas 32 ton atau masing – masing dapur holding berkapasitas 16 ton maka akan menghasilkan wire rod sebesar sekitar 29 ton hingga 30 ton. Dan ampas yang dihasilkan dari proses produksi setiap hari yaitu sekitar 2 ton hingga 2, 5 ton. Jadi pada data produksi di bawah ini pada tanggal 1 Juli 2012 adalah persiapan untuk produksi dan melakukan pemanasan pada melting dan dapur holding kemudian mulai melakukan peleburan. Dan jumlah aluminium yang dilebur yaitu sebesar 16 ton. Jadi pada tanggal 2 Juli 2012 dapat langsung melakukan proses produksi.
65 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
Rumus untuk hasil produksi di bawah ini, yaitu : Total Hasil Produksi = (Total Bahan Baku + Total Bahan Campuran) – Total Ampas Total Hasil Produksi = (1764100 + 11709) – (46 x 2500) = 1775809 – 115000 = 1660809 kg Sedangkan pada total hasil produksi sebenarnya adalah 1660817 kg. Bahan (kg)
Hasil (kg)
Campuran
Pemakaian Gas (m3/Ton)
Tanggal Baku
Keterangan
1-7-2012
16.000
-
145
-
Persiapan Produksi
2-7-2012
24.529
317
134
27.980
Awal produksi
3-7-2012
40.317
495
130
36.559
Trouble stand 12
4-7-2012
24.504
328
142
32.021
Produksi ganti, Trouble stand 9, 10
5-7-2012
42.477
533
112
38.869
Ganti bearing guide stand 9, 11, 13
6-7-2012
47.173
565
117
42.425
Ganti rotor dan kanvas hoist coiller
7-7-2012
33.578
395
129
37.144
Bongkar stand 12
8-7-2012
26.169
321
143
32.423
Rod yang dihasilkan tidak bagus
9-7-2012
38.619
463
150
33.095
Trouble stand 7, 8, dan 9
10-7-2012
43.510
392
107
45.821
Ganti produk Alloy ke EC Grade
11-7-2012
46.870
309
139
32.714
Menguras mesin Alfur
12-7-2012
46.067
86
116
42.362
Ganti stand 4, 9, dan 10
13-7-2012
45.799
87
116
39.508
Ganti sheal stand 12 sebanyak 4 pcs
66 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
14-7-2012
46.159
79
128
40.319
Ganti sheal stand 5 sebanyak 6 pcs
15-7-2012
46.020
73
121
40.265
Rod putus dan over compresor baru
16-7-2012
43.032
76
151
28.436
Ganti produksi, trouble stand 7,8,9
17-7-2012
30.775
244
113
40.116
Ganti produksi dari EC ke TAL
18-7-2012
39.490
141
138
35.457
Ganti produksi dari TAL ke EC
19-7-2012
44.208
71
132
39.554
Perbaikan mutu dan bentuk
20-7-2012
38.734
65
132
37.254
Perbaikan mutu dan bentuk
21-7-2012
42.301
68
115
44.520
Perbaikan stand 10, ganti gear
22-7-2012
45.545
73
129
39.860
Ganti diameter produk
23-7-2012
41.420
62
130
36.549
Rod bersayap, perbaikan stand 8,12
24-7-2012
45.655
62
105
48.144
Perbaikan stand 12, ganti bearing
25-7-2012
43.115
60
132
39.621
Ganti diameter produksi
26-7-2012
44.410
75
126
40.322
Ganti spout bawah
27-7-2012
28.196
236
157
28.482
Tekanan gas turun, ganti produksi, perbaikan mutu
28-7-2012
40.049
573
131
38.814
Trip rolling mill
29-7-2012
23.277
283
150
32.100
Ganti silinder heater, trouble stand 6,7,8,9
30-7-2012
40.431
478
153
32.530
Perbaikan stand 5 dan 7
31-7-2012
39.465
481
158
35.631
Rod bersayap, kasbar patah, trouble stand 10, 12, 13
1-7-2012
23.206
293
149
31.133
Ganti liner heater, perbaikan mutu, perbaikan stand 3,7,8,9
2-8-2012
38.148
503
139
38.151
Perbaikan stand 9, ganti bearing mesin recoling
67 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PRODUKSI ALUMINIUM WIRE ROD DAN ALLOY INGOT
3-8-2012
42.002
101
150
28.899
Tekanan gas turun, rod putus, rod keluar stand, ganti produksi
4-8-2012
42.957
90
128
40.182
PLN padam
5-8-2012
39.322
81
136
34.949
PLN padam, tekanan gas turun, perbaikan stand 5
6-8-2012
41.957
93
116
40.718
PLN padam, tekanan gas turun
7-8-2012
39.065
92
110
45.278
Tekanan gas turun
8-8-2012
38.883
91
130
38.428
Tekanan gas turun, trouble rolling mill pada motor induk
9-8-2012
41.200
79
154
34,031
Bongkar copel motor induk
10-8-2012
36.658
525
156
27.873
Rod retak, tekanan gas turun, trouble stand 8,9,10,11,13
11-8-2012
33.845
426
144
30.877
Rod putus, tekanan gas tutrun, perbaikan mutu bentuk, menurunkan stand 11,12,13
12-8-2012
35.035
453
121
38.615
Perbaikan bentuk, perbaikan stand 10,12, stand 13 ganti bearing
13-8-2012
30.156
351
157
24.723
Ganti gigi copel tengah motor induk, perbaiknan gear stand 6, tekanan gas turun
14-8-2012
34.046
397
150
30.664
Stand 7 ganti bearing dan stand 8 housing bearing dan gear
15-8-2012
33.487
409
135
34.515
Rod keluar stand, perbaikan stand 7 ganti bearingdan sheal
16-8-2012
16.239
234
39
22.886
Rod keluar stand, rod putus, kuras air casting, matikan mesin – mesin, kuras dapur, turunkan pintu dapur, dan dinginkan dapur dengan kipas
46 Hari
1.764.100
11.709
6.195
1.660.817
Total Produksi
Tabel 4.3 Data – data hasil produksi
68 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA