38
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1
PENYAJIAN DATA
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Bogasari Flour Mills adalah divisi dalam PT Indofood Sukses Makmur, Tbk dan merupakan perusahaan penggilingan tepung terigu terintegrasi dan terbesar dalam satu lokasi. Visi Bogasari: Menjadi perusahaan terkemuka dari penyedia produk tepung-tepungan berkualitas premium dan bernilai tinggi termasuk jasa terkait, yang terintegrasi. Misi Bogasari: 1. Menghasilkan produk berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. 2. Mendistribusikan produk secara intensif untuk menjangkau seluruh area potensial, baik di wilayah Indonesia maupun wilayah regional. 3. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia. 4. Memperkuat daya saing dengan menerapkan teknologi yang tepat dan proses yang efektif. 5. Berupaya secara terus menerus menambah nilai perusahaan bagi para pemangku kepentingan. 4.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan Ada begitu banyak milestone yang menandai pertumbuhan Bogasari. Ada begitu banyak tinta warna-warni yang tergores melengkapi produk dan jasa yang terus-menerus diperbaiki kualitas dan kuantitasnya sesuai kebutuhan dan permintaan pasar. Ada begitu banyak moment dan event yang terekam, bahkan mungkin juga luput dari catatan kami.
38
39
Pabrik Bogasari di Tanjung Priok, Jakarta mulai beroperasi pada tanggal 29 November 1971. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 10 Juli 1972, dilakukan peresmian Pabrik Bogasari di Tanjung Perak, Surabaya. Saat ini Bogasari memiliki dua pabrik yang berlokasi di Jakarta dan Surabaya dengan total kapasitas produksi tepung sebesar 3,2 juta ton per tahun. Bogasari memproduksi berbagai tepung terigu yang berkualitas untuk berbagai kebutuhan dan dipasarkan dengan berbagai merek utama antara lain Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan Kunci Biru. Merek-merek utama tersebut merupakan merek yang telah mapan, dikenal luas dan dekat di hati konsumen. Guna menjawab kebutuhan konsumen akan berbagai jenis terigu untuk berbagai makanan, Bogasari melakukan berbagai terobosan dan mengembangkan berbagai merek lainnya seperti Cakra Kembar Emas, Lencana Merah, Taj Mahal dan lainnya. Tepung terigu Bogasari tersedia di berbagai pelosok Indonesia melalui lebih dari 40 depo yang menyebar luas di berbagai daerah. Pada tahun 1991, usaha Bogasari telah diperluas dengan mendirikan pabrik pasta dalam kawasan pabrik Bogasari di Jakarta yang memproduksi jenis makanan asal Italia seperti spaghetti, macaroni, fettucini, dan lainnya, yang dipasarkan dengan merek La Fonte. Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dalam negeri, berbagai produk pasta tersebut juga diekspor ke mancanegara.
40
Kualitas Produk dan Layanan Berbagai upaya terus dilakukan Bogasari guna menghasilkan produk yang berkualitas bagi konsumen. Peresmian Bogasari Milling Training Center dan Lab Center di dalam kompleks pabrik Bogasari Jakarta pada tahun 1996, merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kulitas sumber daya manusia dalam menghasilkan produk berkualitas. Sejalan dengan ketentuan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI)., mulai tahun 1999, tepung terigu Bogasari pun diperkaya dengan vitamin dan zat gizi. Upaya peningkatan produk dan layanan yang dilakukan juga telah mengantar Bogasari mendapatkan sertifikasi ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu), ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan), ISO 22000 (Sistem Manajemen Keamanan Pangan), dan OHSAS 18001 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Selain itu produk-produk tepung terigu Bogasari juga berhasil meraih berbagai penghargaan baik dari lembaga swasta maupun pemerintah. Pengembangan Pasar Guna mengembangkan pasar tepung terigu di Indonesia, pada tahun 1981 Bogasari mendirikan pusat pelatihan bakeri (baking school) di Jakarta dan kemudian di Surabaya pada tahun 1997 , ditujukan untuk melatih para wirausahawan baru di bidang pangan berbasis tepung terigu. Dalam perjalanannya, Baking School kemudian dikembangkan menjadi Bogasari Baking Center (BBC) dengan cakupan area yang diperluas di berbagai kota di Indonesia.
41
BBC kini telah menjadi salah satu ujung tombak pemasaran Bogasari. Berbagai program peningkatan keterampilan dan pengetahuan memasak makanan berbasis tepung terigu yang dimiliki antara lain program Sajian Bersama Bogasari (SBB) yang digelar melalui roadshow di berbagai kota di Indonesia, Lomba Cipta Kreasi Resep (LCKR) bagi siswa-siswi jurusan Tata Boga tingkat SMK dan Perguruan Tinggi, demo masak, dan berbagai paket pelatihan khusus BBC lainnya. Selain itu, pelatihan khusus bagi para mitra Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang dilakukan Bogasari juga terus dikembangkan. Dengan konsep ”Mitra Tumbuh Bersama”, sejak tahun 1998 Bogasari mendorong para mitra usahanya agar tumbuh menjadi pengusaha makanan berbasis tepung terigu yang mandiri dan berkembang. Program “Sukses Bersama Bogasari”, yang digelar secara periodik, merupakan upaya edukasi bagi UKM dalam mengembangkan resep dan teknologi memproduksi makanan berbasis tepung terigu. Sebagai wadah komunikasi dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman di antara para UKM, maka dibentuklah paguyuban-paguyuban UKM dari berbagai segmen seperti mi ayam, roti, martabak, gorengan, dan lainnya. Hadirnya “Wacana Mitra”, yaitu sebuah media yang diterbitkan bagi UKM diharapkan dapat menjadi sarana pendidikan dan informasi guna pengembangan usaha mereka. Pada tahun 2002, pembinaan UKM mitra Bogasari lebih dikembangkan lagi dan ditata dalam program loyalty Bogasari Mitra Card (BMC) yang antara lain
42
memberikan
manfaat
bagi
para
anggotanya
berupa
kemudahan
untuk
mendapatkan tepung terigu, pelatihan-pelatihan, dan dalam perkembangannya memberikan tambahan manfaat lain yakni jaminan asuransi kecelakaan diri, asuransi kesehatan dan asuransi kebakaran. Sebagai pelaku industri pangan, Bogasari juga memiliki komitmen dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional yaitu dengan menggelar program Bogasari Nugraha sejak tahun 1998. Program yang berupa pemberian bantuan dana penelitian bagi kalangan mahasiswa dan peneliti ini diharapkan turut mendorong
lahirnya
riset-riset
unggulan
khususnya
dalam
upaya
penganekaragaman pangan untuk mencapai ketahan pangan nasional. Program ini terus berlanjut dan ditingkatnya skalanya hingga kini berubah namanya menjadi Indofood Riset Nugraha. Perjalanan Bogasari dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan pelanggan melalui penyediaan produk-produk berkualitas akan terus berlanjut seiring dengan komitmen Bogasari dalam upaya untuk turut membangun gizi bangsa. 4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan a. Visi Perusahaan Menjadi perusahaan global penyedia makanan berkualitas (berbasis pertanian) dan produk serta jasa terkait.
43
b. Misi Perusahaan Kami berkomitmen untuk menyediakan produk dan jasa makanan (berbasis pertanian)bermerek yang berorientasi pasar dan pelanggan yang inovatif dan berkualitas tinggi. Kami berusaha untuk memberikan kepuasan, memenuhi kebutuhan kesehatan dan gizi masyarakat; memberikan nilai (manfaat) optimal bagi pelanggan kami, pemilik modal, pekerja dan masyarakat pada umumnya. 4.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan Kepala Seksi Gudang / operation
Foreman Gudang B
Tally Gudang
Foreman Gudang A
Foreman Gudang By Product
Foreman Gudang A & C
Tally Gudang
Kepala Seksi Produksi / suport
Foreman Produksi
Foreman Produksi
Foreman Produksi
Tally Produksi
Tally Produksi
Tally Produksi
Foreman Control Room
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT ISM Bogasari Flour Mills Bagian Finish Product Store
44
Uraian Jabatan ( Job Description ) Adapun Job Description dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 1. Kepala Seksi Gudang / Operation -
Memimpin anggota / foreman – foreman gudang untuk meberikan pemgarahan dalam pekerjaan.
2. Foreman Gudang A, B, C -
Mengawasi operator / anggota dalam bekerja dan melaporkan kepada bagian administrasi dari hasil pekerjaan yang dihasilkan anggota operator ( pemuatan tepung terigu ).
3. Foreman By Product -
Mengawasi operator / anggota dalam bekerja dan melaporkan kepada bagian administrasi dari hasil pekerjaan yang dihasilkan anggota operator ( pemuatan pakan ternak ).
4. Tally Gudang -
Mengecek jumlah muatan yang dimuat oleh kuli panggul di dalam truck, apakah sesuai dengan jumlah order yang diminta.
5. Kepala seksi produksi / suport. -
Memimpin anggota / foreman – foreman dan memberikan arahan pekerjaan yang harus diselesaikan / dikerjakan ( hasil target ).
6. Foreman Produksi -
Mengawasi operator / anggota dalam bekerja dan melaporkan kepada bagian administrasi dari hasil produksi yang dihasilkan pada hari itu.
45
7. Foreman Control Room -
Mengerjakan dari hasil kerja foreman – foreman yang melaporkan hasil pada saat itu ( kepala bagian administrasi ).
8. Tally Produksi -
Mengecek jumlah hasil yang telah selesai diproduksi dan mengawasi apabila operator tidak mengahsilkan produk sesuai target.
4.2
ANALISA DATA
4.2.1 Karakteristik Responden Dari 40 kuesioner yang telah disebarkan ternyata semuanya bisa digunakan atau diolah untuk analisis selanjutnya. Pada bagian ini akan digambarkan atau dideskripsikan dari data masing – masing informasi mengenai identitas diri mulai jenis kelamin, usia, pendidikan, dan masa kerja dalam bentuk deskriptif akan menampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam penelitian yang disajikan dalam tabel :
46
Tabel 4.1 Deskriptif Penelitian No
1.
Keterangan
Jumlah
Persentase
Responden
%
Laki – laki
38
95
Perempuan
2
5
Jenis Kelamin
100
Jumlah 2.
25 – 30
5
12,5
31 – 35
13
32,5
36 – 40
8
20
> 41
14
35 100
40
Pendidikan Strata 1
21
52,5
Diploma 3
6
15
SLTA / Sederajat
13
32,5 100
Jumlah 4.
40
Usia
Jumlah 3.
Total N
40
Masa Kerja 1 – 5 tahun
0
0
6 – 10 tahun
5
12,5
11 – 15 tahun
16
40
>16 tahun
19
47,5
Jumlah
100
40
Adapun tabel penjelasan tanggapan responden yang bisa dilihat pada tabel berikut ini :
47
4.2.2. Deskripsi Tanggapan Responden terhadap variabel Penelitian Tabel 4.2 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Kinerja Karyawan No.
Pernyataan
STS
TS
KS
S
SS
f
%
f
%
f
%
F
%
Rerata
1
Menyelesaikan tugas tepat waktu
0
0
12
30.0
10
25.0
18
45.0
4.15
2
Memenuhi standar kerja yang ditentukan
0
0
4
10.0
22
55.0
14
35.0
4.25
0
0
11
27.5
9
22.5
20
50.0
4.23
0
0
9
22.5
14
35.0
17
42.5
4.20
0
0
6
15.0
15
37.5
19
47.5
4.33
0
0
11
27.5
21
52.5
8
20.0
3.93
0
0
8
20.0
19
47.5
13
32.5
4.13
0
0
5
12.5
23
57.5
12
30.0
4.18
3 4 5 6 7 8
Jumlah hasil kerja memenuhi tuntutan yang diharapkan Melapor dengan atasan jika ada masalah pekerjaan Berusaha dengan serius menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas Tidak suka menunda – nunda pekerjaan yang harus diselesaikan Tepat waktu tiba dikantor Berusaha memberikan hasil pekerjaan sebaik mungkin
Sumber : data primer diolah 2015 Keterangan : SS = Sangat Setuju KS = Kurang Setuju STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju Berdasarkan tabel 4.2 diatas maka dapat dijelaskan beberapa pendapat responden terhadap faktor Kinerja Karyawan sebagai berikut : 1. Pada pertanyaan pertama tentang “Menyelesaikan tugas tepat waktu”, jawaban responden terbanyak adalah menjawab Setuju sebanyak 18 orang atau sebesar 45,0 %. 2. Pada pertanyaan kedua tentang “Memenuhi standar kerja yang ditentukan”, jawaban responden terbanyak adalah menjawab Setuju sebanyak 22 orang atau sebesar 55,0 %.
48
3. Pada pertanyaan ketiga tentang “Jumlah hasil kerja memenuhi tuntutan yang diharapkan”, jawaban responden terbanyak adalah menjawab Sangat Setuju sebanyak 20 orang atau sebesar 50,0 %. 4. Pada pertanyaan keempat tentang “Melapor dengan atasan jika ada masalah pekerjaan”, jawaban responden terbanyak adalah menjawab Sangat Setuju sebanyak 17 orang atau sebesar 42,5 %. 5. Pada pertanyaan kelima
tentang “Berusaha dengan serius menyelesaikan
pekerjaan sampai tuntas”, jawaban responden terbanyak adalah menjawab Sangat Setuju sebanyak 19 orang atau sebesar 47,5 %. 6. Pada pertanyaan keenam tentang “Tidak suka menunda – nunda pekerjaan yang harus diselesaikan”,
jawaban responden terbanyak adalah menjawab
Setuju sebanyak 21 orang atau sebesar 52,5 %. 7. Pada pertanyaan ketujuh
tentang “Tepat waktu tiba dikantor”,
jawaban
responden terbanyak adalah menjawab Setuju sebanyak 19 orang atau sebesar 47,5 %. 8. Pada pertanyaan kedelapan tentang “Berusaha memberikan hasil pekerjaan sebaik mungkin”, jawaban responden terbanyak adalah menjawab Setuju sebanyak 23 orang atau sebesar 57,5 %.
49
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Stress Kerja No. 1 2 3 4 5 6
Pernyataan
STS
TS
f
%
f
%
F
%
f
%
0
0
6
15.0
22
55.0
12
30.0
4.15
0
0
7
17.5
22
55.0
11
27.5
4.10
0
0
2
5.0
17
42.5
21
52.5
4.48
0
0
1
2.5
34
85.0
5
12.5
4.10
0
0
7
17.5
22
55.0
11
27.5
4.10
0
0
5
12.5
29
72.5
6
15.0
4.03
Saya harus bekerja super cepat dalam menyelesaikan pekerjaan saya. Pekerjaan saya jarang membahayakan fisik saya. Saya tidak punya cukup waktu untuk menyelesaikan semua pekerjaan saya. Beban pekerjaan saya terlalu berat bagi saya. Saya tidak memiliki ruang kantor yang cukup luas untuk menjalankan pekerjaan saya. Saya mengalami kesulitan berkomunikasi dalam rekan kerja diperusahaan ini.
KS
S
SS
Rerata
Sumber : data primer diolah 2015 Keterangan : SS = Sangat Setuju KS = Kurang Setuju STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju Berdasarkan tabel 4.3 diatas maka dapat dijelaskan beberapa pendapat responden terhadap faktor Stres kerja sebagai berikut : 1. Pada pertanyaan pertama tentang “Saya harus bekerja super cepat dalam menyelesaikan pekerjaan saya”,
jawaban responden terbanyak adalah
menjawab Setuju sebanyak 22 orang atau sebesar 55,0 %. 2. Pada pertanyaan kedua tentang “Pekerjaan saya jarang membahayakan fisik saya.”, jawaban responden terbanyak adalah menjawab Setuju sebanyak 22 orang atau sebesar 55,0 %. 3. Pada pertanyaan ketiga tentang “Saya tidak punya cukup waktu untuk menyelesaikan semua pekerjaan saya”, jawaban responden terbanyak adalah menjawab Sangat Setuju sebanyak 21 orang atau sebesar 52,5 %.
50
4. Pada pertanyaan keempat tentang “Beban pekerjaan saya terlalu berat bagi saya”, jawaban responden terbanyak adalah menjawab Setuju sebanyak 34 orang atau sebesar 85,0 %. 5. Pada pertanyaan kelima tentang “Saya tidak memiliki ruang kantor yang cukup luas untuk menjalankan pekerjaan saya”, jawaban responden terbanyak adalah menjawab Setuju sebanyak 22 orang atau sebesar 55,0 %. 6. Pada pertanyaan keenam tentang “Saya mengalami kesulitan berkomunikasi dalam rekan kerja diperusahaan ini”, jawaban responden terbanyak adalah menjawab Setuju sebanyak 29 orang atau sebesar 72,5 %. Tabel 4.4 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Kerja No. 1 2 3 4
Pernyataan Saya merasa nyaman dengan kebersihan lingkungan dikantor saya. Saya mendapat dukungan layanan yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan saya. Saya mengalami kesulitan memperoleh bahanbahan habis pakai (seperti kertas,bulpoint) yang saya butuhkan dalam pekerjaan saya. Apabila penerangan didalam ruangan pekerjaan memadai
STS
TS
KS
S
SS
f
%
F
%
F
%
f
%
0
0
7
17.5
22
55.0
11
27.5
4.10
0
0
14
35.0
14
35.0
12
30.0
3.95
0
0
17
42.5
12
30.0
11
27.5
3.85
0
0
11
27.5
19
47.5
10
25.0
3.98
Rerata
Sumber : data primer diolah 2015 Keterangan : SS = Sangat Setuju KS = Kurang Setuju STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju Berdasarkan tabel 4.4 diatas maka dapat dijelaskan beberapa pendapat responden terhadap faktor Lingkungan kerja sebagai berikut :
51
1. Pada pertanyaan pertama tentang “Saya merasa nyaman dengan kebersihan lingkungan dikantor saya.”, jawaban responden terbanyak adalah menjawab Setuju sebanyak 22 orang atau sebesar 55,0 %. 2. Pada pertanyaan kedua tentang “Saya mendapat dukungan layanan yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan saya.”, jawaban responden terbanyak adalah menjawab Setuju sebanyak 14 orang atau sebesar 35,0 %. 3. Pada pertanyaan ketiga tentang “ Saya mengalami kesulitan memperoleh bahan-bahan habis pakai (seperti kertas,bulpoint) yang saya butuhkan dalam pekerjaan saya..”, jawaban responden terbanyak adalah menjawab Kurang Setuju sebanyak 17 orang atau sebesar 42,5 %. 4. Pada pertanyaan keempat tentang “ Apabila penerangan didalam ruangan pekerjaan memadai”, jawaban responden terbanyak adalah menjawab Kurang Setuju sebanyak 19 orang atau sebesar 47,5 %. 4.3.
Uji Validitas dan Reliabilitas
4.3.1.
Uji Validitas Uji
validitas
dilakukan
dengan
mengkorelasikan
masing-masing
pernyataan dengan jumlah skor masing-masing variabel. Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Oleh karena itu penulis menguji tingkat validitas kuisioner yang disebarkan kepada para responden. Hasil Uji validitas digunakan dengan bantuan Program SPSS, masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
52
Tabel 4.5. Uji validitas variabel Stres Kerja (X1) No. Item Item - Total Pertanyaan Correlation X1.1 0,587 X1.2 0,816 X1.3 0,732 X1.4 0,599 X1.5 0,720 X1.6 0,588 Sumber : lampiran
Corrected Item Total Correlation 0,358 0,679 0,578 0,482 0,535 0,410
r tabel
Keterangan
0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan pada tabel 4.5 untuk variabel Stres kerja terdiri dari 6 pertanyaan, dimana semua item pertanyaan pada variabel ini mempunyai nilai korelasi lebih besar dari 0,300 maka dapat disimpulkan semua instrumen penelitian ini adalah valid. Tabel 4.6. Uji validitas variabel Lingkungan kerja(X2) No. Item Item - Total Pertanyaan Correlation X2.1 0,636 X2.2 0,890 X2.3 0,851 X2.4 0,775 Sumber : lampiran
Corrected Item Total Correlation 0,422 0,773 0,695 0,599
r tabel
Keterangan
0,300 0,300 0,300 0,300
Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan pada tabel 4.6 untuk variabel Lingkungan kerja terdiri dari 4 pertanyaan, dimana semua item pertanyaan pada variabel ini mempunyai nilai korelasi lebih besar dari 0,300 maka dapat disimpulkan semua instrumen penelitian ini adalah valid.
53
Tabel 4.7. Uji validitas variabel Kinerja karyawan (Y) No. Item Item - Total Pertanyaan Correlation Y.1 0,726 Y.2 0,521 Y.3 0,610 Y.4 0,755 Y.5 0,750 Y.6 0,744 Y.7 0,740 Y.8 0,636 Sumber : lampiran
Corrected Item Total Correlation 0,598 0,394 0,449 0,650 0,654 0,651 0,642 0,528
r tabel
Keterangan
0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan pada tabel 4.8 untuk variabel Kinerja karyawan terdiri dari 8 pertanyaan, dimana semua item pertanyaan pada variabel ini mempunyai nilai korelasi lebih besar dari 0,300 maka dapat disimpulkan semua instrumen penelitian ini adalah valid. 4.3.2. Uji Reliabilitas Suatu reliabilitas mengarah pada ketepatan suatu alat ukur, dimana tingkat reliabilitas akan memperlihatkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan dan dipercaya sehingga hasil pengukurannya tetap konsisten walaupun dilakukan beberapa kali terhadap gejala yang sama terhadap alat ukur yang sama pula. Sedangkan untuk mengetahui instrumen dikatakan reliabel, diukur dengan menggunakan Cronbach Alpha. Suatu alat pengukuran dapat dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien Cronbach Alpha 0,6 . Dari hasil perhitungan dengan program SPSS diperoleh nilai koefisien Alpha Cronbach selengkapnya tersaji pada tabel 4.8 berikut ini :
54
Tabel 4.8. Hasil perhitungan koefisien Alpha Cronbach. No
Variabel
1 Stres kerja (X1) 2 Lingkungan kerja (X2) 3 Kinerja karyawan (Y) Sumber : Lampiran
Koefisien Alpha Cronbach 0,756 0,803 0,837
rtabel
Keterangan
0,600 0,600 0,600
Reliabel Reliabel Reliabel
Jadi dapat disimpulkan bahwa reliabilitas dari konstruk atau Stres kerja, Lingkungan kerja dan Kinerja karyawan adalah tinggi. 4.4
Analisis Regresi Linier Berganda Dalam analisis ini menggunakan model Analisis Regresi
berganda
berguna untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh diantara variabel bebas dan variabel terikat, hasil tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.9. Hasil Perhitungan dengan Program SPSS Variabel bebas
Koefisien Regresi Stres Kerja 0,363 Lingkungan kerja 1,203 Variabel terikat : Kinerja karyawan(Y) Konstanta : 5,233 Koefisien Korelasi ( R ) = 0,822 Koefisien determinasi ( R2 ) = 0,676 Ajusted R2 = 0,659 ttabel = 2,026 Sumber : Lampiran
Std. Error 0,173 0,170
thitung
r parsial
2,101 7,064
0,326 0,758
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas , diperoleh regresi Linier berganda sebagai berkut :
persamaan
55
Y = 5,233+ 0,363 X1 + 1,203 X2 Berdasarkan persamaan tersebut diatas, maka dapat dijelaskan melalui penjelasan sebagai berikut : b0 = Konstanta = 5,233 Konstanta sebesar 5,233 memiliki arti bahwa Kinerja karyawan (Y) sebesar 5,233 satuan
dengan asumsi bahwa Stres kerja (X1), dan
Lingkungan
kerja(X2), adalah konstan.
b1 = Koefisien regresi untuk X1 = 0,363 Ini menunjukkan besarnya kontribusi Stres kerja (X1) terhadap perubahan Kinerja karyawan, artinya apabila variabel Stres kerja menurun 1 satuan maka Kinerja karyawan akan naik sebesar 0,363 satuan dengan asumsi variabel bebas lain adalah konstan atau sama dengan 0. b2 = Koefisien regresi untuk X2 = 1,203 Ini
menunjukkan
besarnya kontribusi variabel Lingkungan(X2)
terhadap Kinerja karyawan, artinya apabila variabel Lingkungan kerja membaik atau meningkat 1 satuan, maka Kinerja karyawan akan naik sebesar 1,203 satuan dengan asumsi variabel bebas lain adalah konstan. 4.4.1 Koefisien Determinasi dan Korelasi berganda Nilai R2 (koefisien determinasi) = 0,676 dan Ajusted R2 = 0,659, nilai ini menunjukkan kemampuan variabel bebas dalam mempengaruhi/menjelaskan variabel terikat adalah sebesar 0,676. Ini berarti derajat ketelitian dari model mampu menjelaskan hubungan antara variasi variabel Stres kerja dan Lingkungan
56
kerja dengan variabel Kinerja karyawan hingga sebesar 67,6%. Sedangkan sisanya sebesar 32,4% dijelaskan oleh factor atau variabel lain. Sedangkan besarnya koefisien korelasi berganda ( R ) = 0,822 ini berarti menunjukkan bahwa hubungan keeratan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah Sangat kuat. 4.5
Pengujian Hipotesis
4.5.1
Uji F Untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel
terikat secara Simultan (serempak) digunakan uji F. Sedangkan untuk menghitung nilai F dengan program SPSS tersaji pada tabel 4.10 berikut ini : Tabel 4.10. Analisis Varian ( ANOVA ) Sumber Jumlah Varian Kuadrat Regresi 439,191 Sisa 210,184 Total 649,375 Sumber : Lampiran
df
Kuadrat Tengah
F hitung
F tabel
2 37 39
219,596 5,681
38,657
3,252
Adapun langkah – langkah pengujian uji F adalah sebagai berikut : a. Ho : 1 = 2 = 0 Secara Simultan tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat. HI : 1 2 0 Secara Simultan ada satu atau lebih variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat.
57
c. = 0,05 dengan df pembilang = 2 df penyebut = n – k – 1 = 40 – 2 – 1 = 37 c. F hitung =
Mean Square Regression 219,596 = = 38,657 Mean Square Residual 5,681
d. F tabel ( = 0,05) = 3,252 Ho ditolak jika Fhitung F tabel Ho diterima jika Fhitung < Ftabel Karena Fhitung
Ftabel atau nilai probabilitas () sebesar 0,000 <
0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa Stres kerja dan Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja karyawan sebagai variabel terikat. 4.5.2. Uji t Selanjutnya untuk mengetahui adanya pengaruh secara parsial antara Variabel Tingkat pendidikan(X1) terhadap Produktivitas kerja karyawan (Y) digunakan uji t dengan langkah – langkah sebagai berikut : a. Ho : 1 = 0 ( tidak ada pengaruh antara variabel X1, dengan variabel Y ) H1 : 1 0 ( ada pengaruh antara variabel X1 dengan variabel Y ) b.
2
= 0,05/2 = 0,025 dengan df = n – k – 1 = 40 – 2 – 1 = 37
c. thitung =
1 0,363 = = 2,101 Se ( 1 ) 0,173
d. ttabel (
= 0,025) = 2,026
2
Dari perhitungan diperoleh thitung = 2,101 sedangkan ttabel = 2,026 pada df = 37 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Karena thitung > ttabel
58
maka Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga secara parsial Stres kerja(X1) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja karyawan(Y). Sedangkan nilai koefisien determinasi (r2) parsial untuk variabel Tingkat pendidikan sebesar 0,3262 = 0.1063 berarti bahwa variabel Stres kerja mampu menjelaskan Kinerja karyawan hingga sebesar 10,63%. Sedangkan sisanya sebesar 89,37% dijelaskan oleh faktor lain. Selanjutnya untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel Lingkungan kerja(X2) terhadap Kinerja karyawan(Y) digunakan uji t dengan langkah – langkah sebagai berikut : a. Ho : 2 = 0 (tidak ada pengaruh antara varibel X2 dengan variabel Y) H1 : 2 0 (ada pengaruh antara variabel X2 dengan variabel Y) b.
= 0,025 dengan df = n – k – 1 = 40 – 2 – 1 = 37
2
c. thitung
=
d. ttabel (
2
2 1,203 = = 7,064 Se ( 2 ) 0,170 = 0,025) = 1,985
Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung = 7,064 sedangkan ttabel = 2,101 pada df = 37 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,05. Karena thitung lebih besar dari ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga secara parsial Lingkungan kerja(X2) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja karyawan. Sedangkan nilai koefisien determinasi parsial (r2) untuk variabel Lingkungan kerja sebesar 0,7582 = 0,5746 berarti bahwa variabel
59
Lingkungan kerja mampu menjelaskan Kinerja karyawan hingga sebesar 57,46%. Sedangkan sisanya sebesar 42,53% dijelaskan oleh faktor lain. Dari perhitungan koefisien korelasi parsial dan koefisien regresi yang distandarkan factor yang dominan berpengaruh terhadap Kinerja karyawan adalah lingkungan kerja, karena memiliki koefisien korelasi 0,758 yang lebih besar dari koefisien korelasi Stres kerja yang memiliki koefisien korelasi sebesar 0,326 4.6
INTEPRETASI / PEMBAHASAN Dari pengujian hipotesis secara parsial dinyatakan bahwa Stres kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan. Hasil ini menguatkan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2009). Perbedaan dengan hasil yang dilakukan oleh Wulandari adalah ada pengaruh negatif signifikan antara stres kerja dengan kinerja karyawan, sedangkan hasil penelitian adalah ada pengaruh positif signifikan antara stres kerja dengan kinerja karyawan. Stres kerja beperngaruh terhadap kinerja karyawan artinya jika semakin tinggi tingkat persaingan, terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh karyawan maka akan meningkatkan kinerja karyawan, begitu pula sebaliknya. Sedangkan hasil pengujian hipostesi berikutnya adalah Lingkungan kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan. Hasil ini menguatkan penelitian yang dilakukan oleh Lucky Wulan A (2011) yang menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang kondusif, lingkungan social yang ramah,
60
dan kondisi fisik tempat kerja yang baik maka kinerja karyawan akan meningkat.