BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia. Perusahaan ini merupakan jenis perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri styrofoam. Sepanjang perjalanan waktu, terdapat suatu masalah antara dua pemegang saham yang menyebabkan salah satu dari pemegang saham mengundurkan diri dan meninggalkan PT Citra Profoam Indonesia yang pada saat itu sedang berada pada kondisi tidak baik. Hingga akhirnya pemegang saham yang satunya mengalami depresi hingga terkena penyakit stroke. Sebelum perusahaan tersebut jatuh, keluarga dari pemegang saham yang mengalami depresi berkeinginan untuk bangkit membangun dan membesarkan perusahaan ini. Akhirnya melalui berbagai proses, diputuskan untuk tetap melanjutkan perusahaan di bidang industri styrofoam namun diganti dengan nama yang berbeda. Pada tahun 2008 perusahaan ini resmi diperbarui dengan nama PT. Citra Profoam Nusantara yang dikelola oleh anak menantu dari pemegang saham. Tahun demi tahun perusahaan dapat bangkit dan berkembang pesat hingga saat ini dengan memiliki beberapa customer di berbagai wilayah. Awalnya perusahaan hanya mampu memproduksi styrofoam dalam bentuk
45
46
balok, lembaran, box, dan sudut. Tetapi sekarang dengan berkembangnya perusahaan mampu memproduksi berbagai macam styrofoam dengan aplikasi dan bentuk lain sesuai dengan permintaan dan pesanan dari para customer. PT Citra Profoam Nusantara berada di daerah industri yaitu jalan raya Driyorejo no.3 desa Cangkir, kecamatan Driyorejo kabupaten Gresik. Keberadaan perusahaan sangat menguntungkan bagi masyarakat sekitarnya karena banyak tenaga kerja yang diserap dalam produksi. Lokasi yang strategis merupakan hal yang sangat menentukan dalam perkembangan kemajuan suatu perusahaan.
4.1.2.Struktur Organisasi Suatu organisasi merupakan hubungan struktural antara berbagai faktor dalam perusahaan, antara fungsi – fungsi dari orang – orang dalam hubungannya satu dengan yang lainnya dalam melaksanakan fungsi usaha. Jadi dalam arti yang lebih luas merupakan hubungan struktural antara berbagai faktor dalam perusahaan yang merupakan pedoman untuk melaksanakan tugas manajerial dari suatu perusahaan. Struktur organisasi sangat penting bagi suatu perusahaan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil, karena dengan dibentuknya struktur organisasi setiap orang yang terlibat dalam aktifitas perusahaan dapat saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga dengan adanya penetapan struktur organisasi yang tepat maka
47
wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan serta bawahan akan dapat diketahui dengan jelas. Struktur
organisasi
berarti
merupakan
peraturan
menetapkan
kerjasama antar orang – orang, yang digambarkan dalam bagian yang saling berhubungan untuk menjalin kerjasama yang serasi sesuai dengan batas wewenang dan tanggung jawab masing – masing maka organisasi yang dibentuk haruslah kokoh dan sempurna. Dengan demikian jelaslah bahwa betapa pentingnya struktur organisasi yang baik, teratur, dimana pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab, agar segala kegiatan usahanya dapat terlaksana dengan sempurna. Jadi struktur organisasi yang dibentuk dapat dipergunakan untuk melengkapi tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Bentuk organisasi PT Citra Profoam Nusantara adalah garis lini (line organization) yaitu struktur organisasi yang menggambarkan arus kekuasaan dan tanggung jawab dari tingkat manajemen pusat (top management) sampai dengan karyawan level bawah dimana ini hanya mengenal satu pimpinan sebagai sumber kewenangan yang memberikan perintah atau instruksi dan bawahan bertugas sebagai pelaksana untuk mencapai tujuan perusahaan. Fungsi garis berkaitan langsung dengan tujuan organisasi, dimana arus ini mengalir dari atas ke bawah sedangkan tanggung jawab berjalan dari bawah ke atas. Alasan PT Citra Profoam Nusantara memilih struktur organisasi bentuk garis lini agar hubungan individu dari top management
48
sampai lower management berjalan lancar, sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat dan tepat karena masing - masing telah mempunyai tugas dan tanggung jawab yang jelas. Secara garis besar uraian tugas dan tanggung jawab dari masing – masing bagian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Dewan Komisaris a. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan perusahaan b. Menetapkan tujuan serta kebijaksanaan umum perusahaan dan menentukan strategi perusahaan dalam mencapai tujuannya c. Mengupayakan pengembangan perusahaan d. Menjalin hubungan dengan pihak luar baik pemerintah maupun swasta 2. Direktur Utama a. Menetapkan tugas, tanggung jawab dan wewenang dari semua karyawan diperusahaan b. Memberikan bimbingan dan pengarahan umum , saran – saran dan perintah kepada karyawan dalam rangka pelaksanaan tugas masing – masing karyawan c. Mengawasi jalannya perusahaan dan mengadakan perubahan – perubahan yang diperlukan sejalan dengan kebutuhan akan perkembangan perusahaan
49
d. Mengkoordinasikan kegiatan dalam organisasi agar dapat berjalan lebih efisien dan efektif sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya e. Menentukan pengambilan keputusan terakhir untuk intern perusahaan dan untuk mewakili nama perusahaan f. Mengusahakan pemecahan masalah sosial g. Mengusahakan terciptanya suasana kerja yang sehat h. Melakukan evaluasi atas anggaran yang telah disusun 3. Plant Manager a. Merencanakan, mengawasi, dan mengatur tugas – tugas yang didelegasikan kepada koordinasi produksi, pembelian, PPIC, dan personalia b. Mengatur dan memonitor kondisi serta jumlah persediaan barang jadi yang ada digudang c. Memberikan informasi kepada pimpinan tentang target penjualan yang telah dicapai d. Melakukan pengawasan dan evaluasi atas sistem kerja, khususnya yang berkaitan dengan kelancaran proses produksi e. Melakukan kontrol atas keadaan dan ketersediaan bahan baku agar tidak sampai terjadi penghentian produksi karena kurang atau tidak tersedianya barang f. Menguji ketepatan kualitas dan kuantitas bahan yang diterima dari supplier
50
g. Melakukan uji kualitas atas produk yang sedang diproses untuk memantau kondisi barang yang sedang diproduksi h. Melaporkan hasil kegiatannya pada Direktur Utama i. Melakukan pemantauan harga bahan baku di pasaran j. Melakukan pemesanan bahan baku kepada supplier dan memantau proses pengirimannya k. Menjamin kelancaran permintaan bahan baku dari bagian produksi l. Melakukan konfirmasi kepada pimpinan dalam segala aktifitasnya 4. Kepala Produksi a. Mengontrol seluruh kegiatan produksi b. Menyusun alur proses untuk setiap produksi 5. Pembelian a. Bertanggung jawab dan melaporkan segala harga dan jumlah pembelian kepada manajer operasional b. Melaporkan kepada bagian keuangan dan memeriksa seluruh ketersediaan yang masuk dan keluar dari gudang c. Compensation dan Benefit d. Melakukan pembelian dan membuat laporan pembelian 6. PPIC a. Memantau gudang / warehouse b. Mengontrol komponen – komponen produk c. Mengatur keluar masuknya produk d. Memeriksa ketersediaan produk (stok barang)
51
e. Membuat laporan persediaan 7. Warehouse a. Mengatur logistic / gudang dan inventory (persediannya) b. Menerima dan memeriksa barang datang serta menyimpannya digudang c. Membuat laporan barang keluar dan masuk d. Melakukan pencatatan dikartu stok e. Melakukan stok opname f. Mengontrol inventori 8. HRD dan Personalia a. Perumusan dan pembuatan visi – misi, nilai – nilai, budaya organisasi b. Struktur organisasi dan peraturan perusahaan c. Job Desc – Job Spes dan performance appraisal d. Rekrutmen dan Seleksi 9. Marketing Manager a. Mencari dan memperluas daerah pemasaran b. Bertugas untuk mencari order dari pelanggan – pelanggan baru c. Bertanggung jawab untuk mem-follow up pelanggan dari perusahaan agar tetap setia 10. Penjualan a. Bertanggung jawab kepada manajer diatasnya b. Menerima pesanan dari pelanggan baik malalui telephone, faximile atau pelanggan yang datang ke perusahaan
52
c. Membina hubungan baik dengan pelanggan d. Melaksanakan strategi promosi yang telah diputuskan didalam rapat manajer e. Mencatat pemesanan barang dan membuat surat order penjualan f. Mengadakan permintaan barang ke bagian gudang g. Melakukan perubahan terhadap data pelanggan 11. Accounting Manager a. Melakukan penggalian dana eksternal guna memenuhi kebutuhan dana bagi perusahaan b. Merencanakan dan menerapkan manajemen kas yang efektif dan efisien c. Memberikan laporan pertanggungjawaban tentang penggunaan keuangan kepada pimpinan d. Bertanggung jawab atas ketelitian dan ketepatan waktu penyajian informasi keuangan e. Menganalisa bukti – bukti transaksi sebelum dilakukan pencatatan dan memastikan bahwa pencatatan telah dilakukan secara benar f. Bertanggung jawab atas terselenggaranya pencatatan akuntansi serta penyimpangan data – data pendukungnya g. Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Direktur Utama
53
Berikut gambaran struktur organisasi pada PT Citra Profoam Nusantara : Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Marketing Manager
Sales
Accounting Manager
Plant Manager
Ka. Produksi
Pembelian
PPIC
Warehouse
HRD & Personalia
54
4.2. Analisa Data Dalam melaksanakan perencanaan pajak, wajib pajak berusaha untuk meminimalkan beban pajak agar dapat mencapai tax saving. Salah satu cara untuk meminimalkan pajak adalah dengan memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan. Usaha memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan adalah usaha memaksimalkan penghasilan yang bukan objek pajak. Oleh karena itu, perlu diketahui juga penghasilan yang menjadi objek pajak, penghasilan yang dikenakan pajak final, dan penghasilan yang bukan objek pajak. Secara formal PT Citra Profoam Nusantara belum pernah melakukan tax planning terhadap penghasilan. Namun telah melaksanakan kewajiban membayar PPh pasal 21 dengan melakukan perhitungan pemotongan PPh pasal 21 sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Sehingga perlu mencoba untuk menerapkan tax planning terhadap pajak penghasilan yaitu PPh pasal 21. Setiap karyawan memperoleh gaji bulanan per tanggal 01 dengan sistem take home pay yang diberikan secara tunai dan dilampiri dengan slip perhitungan gaji. Dasar perhitungan gaji karyawan yaitu kartu absensi harian dari semua karyawan yang berjumlah 28 orang. Beberapa komponen gaji yang terdapat dalam perhitungan PPh pasal 21 di PT Citra Profoam Nusantara, diantaranya adalah:
55
1. Gaji Pokok Gaji pokok merupakan gaji bulanan yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat dan jenis pekerjaan yang tidak termasuk bonus, tunjangan, atau upah lembur. Besarnya gaji pokok ditentukan berdasarkan UMK (Upah Minimum Karyawan) yang berlaku pada periode tertentu dan ditentukan sesuai dengan kesepakatan. 2. Tunjangan Makan Tunjangan makan merupakan tunjangan tetap yang diberikan kepada para karyawan untuk mendukung produktivitas kerja dan mewujudkan asas keadilan di suatu perusahaan. Selain itu pemberian tunjangan makan ini juga dapat memicu semangat kehadiran karyawan untuk bekerja. Perusahaan memberikan tunjangan makan Rp 312.500,- per bulannya bagi karyawan pada posisi plant manager, marketing manager, dan accounting manager. Sedangkan untuk kepala produksi, pembelian, PPIC, personalia, dan sales mendapat tunjangan makan Rp 250.000,- per bulannya. 3. Tunjangan Kesehatan Sama seperti tunjangan makan, tunjangan kesehatan juga merupakan tunjangan tetap yang diberikan kepada karyawan dengan tujuan yang sama. Perusahaan memberikan tunjangan kesehatan Rp 150.000,- per bulannya bagi karyawan pada posisi plant manager, marketing manager, dan accounting manager. Sedangkan untuk kepala produksi,
56
pembelian, PPIC, personalia, dan sales mendapat tunjangan kesehatan Rp 125.000,- per bulannya. Berikut ini adalah 4 contoh perhitungan gaji karyawan dan PPh pasal 21 pada PT Citra Profoam Nusantara sebelum tax planning : Tabel 4.1 Perhitungan PPh Pasal 21 Plant Manager Tahun 2012
Gaji pokok Tunjangan kesehatan Tunjangan makan Penghasilan bruto sebulan
Rp Rp Rp Rp
3.500.000,00 150.000,00 312.500,00 3.962.500,00
Penghasilan bruto disetahunkan Dikurangi: Biaya jabatan = Rp 47.550.000,00 PTKP (K/3)
Rp
47.550.000,00
x 5%
Rp Rp Rp
2.377.500,00 21.120.000,00 24.052.500,00
x 5%
Rp
1.202.625,00
Pajak terutang
=
Sumber : Data diolah
Rp 24.052.500,00
57
Tabel 4.2 Perhitungan PPh Pasal 21 Accounting Manager Tahun 2012 Gaji pokok Tunjangan kesehatan Tunjangan makan Penghasilan bruto sebulan
Rp Rp Rp Rp
3.250.000,00 150.000,00 312.500,00 3.712.500,00
Penghasilan bruto disetahunkan Dikurangi: Biaya jabatan = Rp 44.550.000,00 X 5% PTKP (K/1)
Rp
44.550.000,00
Rp Rp Rp
2.227.500,00 18.480.000,00 23.842.500,00
Pajak terutang
Rp
1.192.125,00
Gaji pokok Tunjangan kesehatan Tunjangan makan Penghasilan bruto sebulan
Rp Rp Rp Rp
3.000.000,00 150.000,00 312.500,00 3.462.500,00
Penghasilan bruto disetahunkan Dikurangi: Biaya jabatan = Rp 41.550.000,00 PTKP (K/2)
Rp
41.550.000,00
X 5%
Rp Rp Rp
2.077.500,00 19.800.000,00 19.672.500,00
X 5%
Rp
983.625,00
=
Rp 23.842.500,00 X 5%
Sumber : Data diolah Tabel 4.3 Perhitungan PPh Pasal 21 Marketing Manager Tahun 2012
Pajak terutang
=
Sumber : Data diolah
Rp 19.672.500,00
58
Tabel 4.4 Perhitungan PPh Pasal 21 Personalia & HRD Tahun 2012 Gaji pokok Tunjangan kesehatan Tunjangan makan Penghasilan bruto sebulan
Rp Rp Rp Rp
2.250.000,00 125.000,00 250.000,00 2.625.000,00
Penghasilan bruto disetahunkan Dikurangi: Biaya jabatan = Rp 31.500.000,00 PTKP (K/2)
Rp
31.500.000,00
x 5%
Rp Rp Rp
1.575.000,00 19.800.000,00 10.125.000,00
x 5%
Rp
506.250,00
Pajak terutang
=
Rp 10.125.000,00
Sumber : Data diolah
Dari contoh perhitungan diatas, tax planning dapat dilakukan dengan upaya penghematan pajak sebagai berikut: a. Pemberian tunjangan pajak dengan metode Gross-Up Gross-Up merupakan upaya penghematan pajak yang dilakukan perusahaan dengan memberikan tunjangan pajak bagi karyawan. Besarnya tunjangan pajak disesuaikan dengan jumlah pajak yang dipotong dari karyawan. Dibandingkan dengan tindakan pemotongan PPh pasal 21 yang ditanggung karyawan atau ditanggung oleh pemberi kerja, maka upaya perusahaan dengan memberikan tunjangan pajak kepada karyawan akan memperbesar biaya operasional perusahaan dan dengan sendirinya akan memperkecil pajak yang terutang. Dengan demikian
59
tunjangan pajak perusahaan akan semakin kecil dan akan berpengaruh terhadap pajak yang dibayar oleh perusahaan. Berikut rumus matematis gross-up PPH pasal 21: Lapisan 1: Untuk PKP 0 – 47.500.000 Tunjangan PPH = (PKP setahun – 0) x 5/95 + 0 Lapisan 2: Untuk PKP 47.500.000 – 217.500.000 Tunjangan PPH = (PKP setahun – 47.500.000) x 15/85 + 2.500.000 Lapisan 3: Untuk PKP 217.500.000 – 405.000.000 Tunjangan PPH = (PKP setahun – 217.500.000) x 25/75 + 32.500.000 Lapisan 4: Untuk PKP > 405.000.000 Tunjangan PPH = (PKP setahun – 405.000.000) x 30/70 + 95.000.000 b. Penggantian tunjangan kesehatan dengan Reimbursement Tunjangan
kesehatan
dapat
dihapus
dan
digantikan
dengan
reimbursement. Reimbursement diberikan oleh perusahaan kepada karyawan berupa penggantian dana untuk berobat karyawan yang disertai dengan bukti pembayaran maupun kwitansi. c. Penggantian tunjangan makan dengan pemberian natura atau kenikmatan Pemberian natura atau kenikmatan untuk menggantikan tunjangan makan dapat dilakukan dengan member fasilitas berupa makan dan minum secara bersama. Perusahaan harus memberikan makanan dan minuman yang layak sehingga para karyawan tidak merasa kecewa dengan menerima kebijakan baru berupa digantinya tunjangan makan menjadi disiapkan makan dan minum secara bersama pada saat jam istirahat.
60
Berikut adalah contoh penerapan tax planning PPh pasal 21 dengan menggunakan upaya penghematan pajak yang tertera di atas : Tabel 4.5 Perhitungan PPh Pasal 21 Plant Manager Tahun 2012 Gaji pokok
Rp
3.500.000,00
Penghasilan disetahunkan Tunjangan pajak Penghasilan bruto disetahunkan Dikurangi: Biaya jabatan PTKP (K/3)
Rp Rp Rp
42.000.000,00 988.421,05 42.988.421,05
Rp Rp Rp
2.100.000,00 21.120.000,00 19.768.421,05
Rp
988.421,05
Pajak terutang
=
Sumber : Data diolah
Rp 19.768.421,05
x 5%
61
Tabel 4.6 Perhitungan PPh Pasal 21 Accounting Manager Tahun 2012 Gaji pokok
Rp
3.250.000,00
Penghasilan disetahunkan Tunjangan pajak Penghasilan bruto disetahunkan Dikurangi: Biaya jabatan PTKP (K/1)
Rp Rp Rp
39.000.000,00 977.368,42 39.977.368,42
Rp Rp Rp
1.950.000,00 18.480.000,00 19.547.368,42
Pajak terutang
Rp
977.368,42
Gaji pokok
Rp
3.000.000,00
Penghasilan disetahunkan Tunjangan pajak Penghasilan bruto disetahunkan Dikurangi: Biaya jabatan PTKP (K/2)
Rp Rp Rp
36.000.000,00 757.894,74 36.757.894,74
Rp Rp Rp
1.800.000,00 19.800.000,00 15.157.894,74
Rp
757.894,74
=
Rp 19.547.368,42 x 5%
Sumber : Data diolah
Tabel 4.7 Perhitungan PPh Pasal 21 Marketing Manager Tahun 2012
Pajak terutang
=
Sumber : Data diolah
Rp 15.157.894,74
x 5%
62
Tabel 4.8 Perhitungan PPh Pasal 21 Personalia & HRD Tahun 2012 Gaji pokok
Rp
2.250.000,00
Penghasilan disetahunkan Tunjangan pajak Penghasilan bruto disetahunkan Dikurangi: Biaya jabatan PTKP (K/2)
Rp Rp Rp
27.000.000,00 307.894,74 27.307.894,74
Rp Rp Rp
1.350.000,00 19.800.000,00 6.157.894,74
Rp
307.894,74
Pajak terutang
=
Rp 6.157.894,74
x 5%
Sumber : Data diolah
Dapat disimpulkan bahwa jumlah pajak yang dibayarkan akan semakin kecil. Hal ini disebabkan tunjangan kesehatan digantikan dengan reimbursement dan tunjangan makan digantikan dengan makan dan minum bersama. Tunjangan – tunjangan tersebut bukan lagi sebagai penghasilan bagi karyawan, melainkan non objek pajak karyawan. Walaupun jumlah gaji karyawan berkurang tetapi perusahaan tetap memberikan reimbursement dan makan bersama yang bersifat non objek pajak dan jumlahnya tidak berbeda dengan tunjangan yang diberikan. Dalam gaji terdapat tunjangan pajak yang jumlahnya sesuai dengan jumlah pajak yang terutang. Bagi perusahaan, jumlah tunjangan yang diberikan perusahaan pada karyawan akan secara otomatis menambah biaya perusahaan. Semakin besar biaya perusahaan, maka semakin kecil pula pajak yang dibayarkan oleh perusahaan.