29
BAB IV METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,yaitu rasional, empiris dan sistimatis. Data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Metode penelitian akan diuraikan mengenai rancangan penelitian, lokasi penelitian, ruang lingkup penelitian, penentuan sumber data, variable penelitian, instrumen penelitian dan analisis data. 4.1. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu pengawasan pimpinan, disiplin dan kompetensi pegawai, sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja pegawai. Dalam penelitian ini akan diukur dan dianalisis ada tidaknya pengaruh variabel pengawasan pimpinan, disiplin dan kompetensi pegawai pada kinerja pegawai. Sedangkan data yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada pegawai yang ada di Inspektorat. Teknik pengolahan data dan analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Untuk melakukan analisis data dengan teknik tersebut, sebelumnya perlu dilakukan berbagai macam uji yang terdapat dalam uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, heteroskedastisitas dan multikolinearitas. Terakhir akan dilakukan interprestasi atas hasil uji tersebut untuk selanjutnya diberikan kesimpulan mengenai hasil secara keseluruhan. 29
30
4.2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah pada Inspektorat Pemerintah Kabupaten Tabanan. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan karena dari hasil pemetaan kapabilitas APIP oleh BPKP tahun 2010 s/d 2011 yang menunjukkan Inspektorat Kabupaten Tabanan masih berada di level 1. Hasil tersebut menunjukkan masih rendahnya kinerja Inspektorat Kabupaten Tabanan. 4.3. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah pada pegawai Inspektorat Pemerintah Kabupaten Tabanan. 4.4. Penentuan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer yang diambil dari responden, yang dikumpulkan menggunakan kuesioner. 4.4.1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai Inspektorat Kabupaten Tabanan, yaitu sebanyak 85 orang. 4.4.2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2012). Sampling method yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2012). Kriteria yang digunakan
31
dalam penentuan sampel pada penelitian ini adalah PNS Inspektorat yang terlibat langsung dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pembinaan laporan keuangan SKPD, yaitu sebanyak 35 orang. Pertimbangan yang dipakai dalam penentuan sampel adalah : 1)
Pegawai yang terlibat langsung dalam pelaksanaan pengawasan dan pembinaan laporan keuangan SKPD, yaitu pegawai yang ada di bawah Inspektur Pembantu (Irban).
2)
Pegawai yang bestatus Pegawai Negeri Sipil.
Berdasarkan kriteria penentuan sampel diatas diperoleh sampel sebagai berikut : Total Populasi
: 85 orang
Tidak memenuhi kriteria 1
: (45) orang
Tidak memenuhi kriteria 2
: ( 5) orang
Total sampel
: 35 orang
4.5. Variabel Penelitian Variabel penelitian akan menguraikan identifikasi variabel dan definisi operasional variabel. Identifikasi variabel akan menjelaskan variabel yang digunakan pada penlitian ini. 4.5.1 Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variable independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel independen penelitian ini adalah pengawasan pimpinan, disiplin dan kompetensi pegawai yang selanjutnya disimbulkan dengan X1, X2, X3. Variabel dependennya adalah kinerja pegawai yang selanjutnya disimbulkan dengan Y.
32
4.5.2 Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel yang dianalisis sesuai dengan masalah utama dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1)
Pengawasan pimpinan adalah kemampuan pimpinan dalam melakukan pembinaan terhadap kerja bawahan, pemeriksaan terhadap pekerjaan bawahan, sarana pengawasan dan tindakan pembinaan. Variabel pengawasan pimpinan menggunakan 2 indikator yaitu pembinaan pada bawahan dan pemeriksaan hasil pekerjaan dari bawahan. Pernyataan terdiri dari 5 item, indikator yang digunakan diadopsi dari penelitian Aryasa (2009).
2)
Disiplin Pegawai Disiplin pegawai adalah sikap ketaatan dan pengendalian diri yang rasional, sadar penuh untuk melaksanakan segala ketentuan, peraturan perundanganundangan sesuai dengan tanggung jawabnya kerjanya atau output kerjanya. Variabel disiplin pegawai menggunakan 2 indikator yaitu disiplin waktu dan disiplin pada aturan. Pernyataan terdiri dari 8 item, indikator yang digunakan diadopsi dari penelitian Aryasa (2009).
3)
Kompetensi Pegawai Kompetensi adalah Karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya (Togatorop,2011). Indikator yang digunakan untuk mengukur adalah keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitude). Pernyataan terdiri dari 9 item, indikator yang digunakan diadopsi dari penelitian Siwantara (2009) dan Manik (2010).
33
4)
Kinerja pegawai Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dalam melaksana tugas yang dibebankan kepadanya. Kinerja mengacu pada sesuatu yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan, dalam hal ini meliputi hasil yang dicapai kerja tersebut. Kinerja (job performance) di definisikan sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh atasan langsung, teman sebaya, dirinya sendiri dan bawahan langsung (Kalbers dan Fogarty,1995). Dalam penelitian ini digunakan evaluasi terhadap diri sendiri (self rating). Keuntungan dari self rating atau self appraisal menurut Berry dan Houston (1993) adalah individu dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya sendiri, sehingga tahu kebutuhan yang harus dikembangkannya yang mungkin berbeda dari penilaian supervisor. Bobele (1997) mengemukakan bahwa pengukuran kinerja melalui evaluasi terhadap diri sendiri dapat memperkuat perilaku karyawan menuju arah yang benar dalam bekerja. Variabel kinerja pegawai menggunakan 3 indikator yaitu hasil kerja pegawai, efisiensi dan tanggung jawab pegawai.
Pernyataan terdiri dari 10 item,
indikator yang digunakan diadopsi dari penelitian Aryasa (2009). 4.6. Instrumen Penelitian Penelitian kuntitatif akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti, dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian tergantung pada jumlah variabel yang akan diteliti. Setiap instrumen mempunyai skala, dan dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan
34
untuk mengukur sikap,pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator tersebut kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen. Data yang diperoleh dari skala likert tersebut adalah berupa data interval (Sugiyono, 2012). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan disusun mengacu pada definisi operasional yang telah ditetapkan. Kuesioner pengawasan pimpinan dan disiplin pegawai diperoleh dari penelitian Aryasa (2009), kuesioner kompetensi diperoleh dari penelitian Manik (2010) dan Siwantara (2009) ,yang dimodifikasi (bentuk dan jumlahnya) agar sesuai dengan kebutuhan penelitian ini. Pengujian instrumen dilakukan sebagai syarat agar teknik analisis data dapat berjalan dengan baik dan semestinya. Pengujian instrumen data terdiri dari: 1)
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu alat ukur, dalam hal ini kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner tersebut mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Sugiyono,2012). Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment pearson dengan level signifikansi 0,05 (5%) dengan nilai kritisnya. Jika nilai signifikansi hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 (5%), maka instrument dapat dinyatakan valid.
35
2)
Uji Reabilitas Uji reabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya untuk mengukur obyek yang akan diukur, dan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrument apabila instrument tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu obyek atau responden (Sugiyono, 2012). Item pertanyaan dinyatakan reliable jika nilai conchbach’s alpha diatas 0,6. Semakin besar nilai α maka semakin besar reliabilitasnya.
4.7. Analisis Data Analisis data dilakukan setelah data dari responden terkumpul. Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Analisis data akan menyajikan uji asumsi klasik dan perumusan model penelitian yaitu analisis regresi linier berganda. 4.7.1. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan syarat yang harus terpenuhi sebelum dilakukannya analisis regresi. Uji ini terdiri dari berbagai macam tahap, yaitu: 1)
Uji Normalitas: Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang dibuat berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
36
memiliki distribusi residual yang normal atau mendekati normal (Ghozali, 2007). 2)
Uji Heteroskedastisitas: Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,2011). Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan uji glejser yaitu dengan cara meregresi nilai absolut residual dari model yang diestimasi terhadap variable independen. Kriterianya apabila output koefisien parameter untuk variable independen tidak ada yang signifikan secara statistic,
maka
disimpulkan
bahwa
model
regresi
tidak
terdapat
heteroskedastisitas (Ghozali,2011). 3)
Uji Multikolinieritas: Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Multikolinieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya, (2) variance inflation factor (VIF). Cut off yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥10 (Ghozali, 2011).
4.7.2. Perumusan Model Regresi Dari konsep penelitian yang disajikan pada gambar 3.2 ditentukan model regresi linier berganda (Ghozali, 2011) sebagai berikut : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ɛ
37
Keterangan : Y = Variabel efektivitas kinerja pegawai X1 = Variabel pengawasan pimpinan X2 = Variabel disiplin pegawai X3 = Variabel kompetensi pegawai α = Konstan ɛ = Error Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran mengenai pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Ghozali,2011). Pada regresi linear berganda, pembuktian hipotesis penelitian dapat digunakan dengan menggunakan beberapa pengujian sebagai berikut : 1) Koefisien determinasi (R2) Koefisien determinasi (adjusted R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang lebih kecil berarti kemampuan variable independen dalam menjelaskan variasi variable dependen amat terbatas, namun apabila nilai R2 mendekati satu berarti variable independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable independen. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variable independen ditambahkan kedalam model (Ghozali,2011). 2) Uji kelayakan model Uji kelayakan model (model fit) dilakukan dengan uji F (F test). Uji ini untuk mengetahui apakah model penelitian layak atau tidak untuk digunakan memprediksi hubungan antar variable yang diuji. Analisis dilakukan dengan
38
melihat nilai F hitung dengan tingkat signifikansinya. Nilai signifikansi (sig) dengan alpha (α = 5%). Jika ρ ≤ α (5%) maka model dinyatakan layak. 3) Uji hipotesis Uji hipotesis menggunakan uji t (t-test).Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel dependen (Ghozali,2011). Analisis dilakukan dengan melihat tingkat signifikansi (sig) dengan alpha (α = 5%). Jika nilai signifikansi (sig) ≤ α (5%) maka hipotesis yang disajikan diterima, artinya terdapat pengaruh variabel independen pada variabel dependen.