BAB IV METODE PENELITIAN
4.1
Rancangan dan Objek Penelitian Rancangan penelitian adalah suatu rencana kerja terstruktur mengenai
hubungan–hubungan antar variabel yang disusun sedemikian rupa sehingga hasil penelitian mampu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Rancangan penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yang menguji pengaruh variable independen terhadap variable dependen.
Variable yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kepemimpinan transformasional, motivasi kerja, dan kinerja karyawan. Sedangkan obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Pengaruh Kepemimpinan transformasional terhadap motivasi Kerja Karyawan dan kinerja karyawan pada PT. Pratama, Benoa Bali.
4.2.
Variabel Penelitian
4.2.1. Identifikasi Variabel Berdasarkan pokok masalah dan hipotesis yang diajukan, maka variabelvariabel dalam analisis ini dapat diidentifikasikan sebagai variabel terikat (dependen), variabel bebas (independen) dan variabel moderasi. 1. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi karyawan (Y1) dan kinerja karyawan (Y2). 2. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2008). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah adalah kepemimpinan transformasional (X1) 57
58
4.2.2. Definisi Operasional Variabel Guna memperjelas variabel-variabel yang dianalisis, perlu dijelaskan definisi operasional untuk masing-masing variable. Definisi operasional variabel merupakan langkah menghubungkan konsep teori dengan studi empiris agar kesalahan dalam mengartikan variabel yang dianalisis tidak terjadi. Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari variable kepemimpinan transformasional, motivasi kerja, dan kinerja karyawan sebagai berikut.
1.
Kepemimpinan Transformasional (X1) Kepemimpinan transformasikonal dicirikan sebagai pemimpin yang
berfokus pada pencapaian perubahan nilai-nilai, kepercayaan, sikap, perilaku, dan kebutuhan bawahan menuju perubahan yang lebih baik di masa depan. Indikator kepemimpinan transformasional dikutip dari kuesioner yang dikembangkan oleh Behling and James (1996), yang terdiri dari 8 (delapan) item indikator/pernyataan yakni meliputi : 1. Percaya dengan pemimpin dalam organisasi (X1.1) 2. Yakin pimpinan dapat menangani masalah dalam pekerjaan (X1.2) 3. Merasa bahwa saya sedang bekerja untuk alasan yang lebih besar daripada sekedar mencari uang untuk hidup (X1.3) 4. Percaya dengan pemimpin meskipun ketika ada ketidak beresan dalam organisasi (X1.4) 5. Percaya dengan kemampuan pimpinan untuk membuat keputusan dalam pekerjaan (X1.5) 6. Mengagumi pemimpin pada organisasi ini (X1.6)
59
7. Menemukan pimpinan organisasi seperti yang ada sekarang (X1.7) 8. Percaya terhadap keputusan yang dibuat pemimpin (X1.8)
2. Motivasi Karyawan (Y1) Motivasi kerja merupakan adalah dorongan, upaya dan keinginan yang ada dalam diri karyawan yang mengaktifkan, memberi daya, serta mengarahkan perilaku dalam melaksanakan tugas-tugas dalam lingkup pekerjaannya. Indikator yang dipergunakan untuk mengukur variabel motivasi karyawan diambil dari kuesioner yang dikembangkan oleh Mitchell and Pravin (1976) dalam Fuad (2004), dengan item indikator/pernyataan yakni meliputi : 1) Menyenangi pekerjaan yang sekarang (Y1.1) 2) Pekerjaan memberi kesempatan meningkatkan keterampilan (Y1.2) 3) Pekerjaan memberikan kesempatan menunjukkan prestasi (Y1.3) 4) Akan tetap melakukan pekerjaan ini karena menyenangkan (Y1.4) 5) Bersemangat dalam bekerja karena imbalan yang diberikan sesuai dengan
yang diharapkan (Y1.5) 6) Pekerjaan memiliki lingkungan kerja yang baik (Y1.6) 7) Kebijakan perusahaan memotivasi untuk meningkatkan semangat dalam
bekerja (Y1.7)
3.
Kinerja Karyawan (Y2) Kinerja karyawan merupakan penilaian didasarkan nilai kinerja karyawan
yang dihasilkan dalam penilaian kinerjanya. Penilaian prestasi kerja disini merangkum nilai baik dari sisi kemampuan karyawan terhadap penyelesaian
60
pekerjaannya, pemahaman kerja, nilai kerja sama dengan sesama teman kerja, dan kemandirian kerja. Item - item yang dipergunakan untuk mengukur variabel kinerja karyawan diambil dari kuesioner yang dikembangkan oleh Tsui et. al. (1997), yang terdiri dari 7 (tujuh) item pernyataan yakni meliputi : 1.
Kuantitas kerja melebihi rata-rata karyawan lain (Y2.1)
2.
Mampu untuk bekerja secara efektif dan efisien (Y2.2)
3.
Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan (Y2.3)
4.
Bekerja dengan lebih keras dari pada pada yang seharusnya (Y2.4)
5.
Mampu mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan (Y2.5)
6.
Memahami tugas yang diberikan oleh perusahaan (Y2.6)
7.
Selalu melaksanakan pekerjaan dengan tepat waktu (Y2.7)
4.3.
Prosedur Pengumpulan Data
4.3.1. Jenis data Secara lebih rinci jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Data kuantitatif Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka dan dapat dihitung dengan satuan tertentu (Sugiyono, 2008). Data kuantitatif dalam penelitian ini seperti; data jumlah karyawan, jumlah pendapatan, jumlah kunjungan wisatawan serta data persepsi responden yang diukur dengan menggunakan skala Likert 5 level.
61
2) Data kualitatif Data kualitatif adalah data yang merupakan keterangan-keterangan yang tidak dapat dinyatakan dalam satuan angka (Sugiyono, 2008). Adapun jenis data kualitatif yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah; prosedur/sistem pelayanan kepada pengunjung (tamu), struktur organiasasi dan dokumen lain yang diperlukan.
4.3.2 Sumber Data Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Data Primer, diperoleh secara langsung dari responden, baik dengan melakukan observasi, wawancara, atau menyebarkan kuesioner. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada responden yang ada pada perusahaan. 2) Data Sekunder, diperoleh dan dihimpun oleh pihak lain sehingga perlu diolah kembali. Data sekunder dalam penelitian ini
meliputi
jumlah
karyawan, struktur organisasi, dan informasi lain yang diperlukan dalam penelitian.
4.3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2008), populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan. Guna memberi kepastian mengenai sumber data maka penting untuk menetapkan prosedur dalam penentuan sampel. Penentuan sample yang dipergunakan dalam
62
penelitian ini adalah sampel jenuh, yaitu semua populasi diambil sebagai sampel (kecuali direksi). Dengan demikian, dari jumlah karyawan PT. Pandawa sebanyak 66 orang, 62 karyawan ditetapkan sebagai sampel. Berdasarkan kondisi tersebut maka pengambilan sample dilakukan dengan mengambil semua karyawan pada masing-masing
departemen . Adapun jumlah karyawan berdasarkan masing-
masing departemen seperti pada Tabel 4.1. berikut. Tabel 4.1 Karyawan PT. Pandawa
No 1 2 3 4 5 6
Nama Departement (PT. Pandawa) Direksi Handling Guest Adventures Marine Restaurant Security Jumlah
Jumlah Karyawan (orang) 4 5 6 21 22 8 66
Sumber : PT. Pandawa, Tahun 2013.
4.4. Metode Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode sebagai berikut. 1) Kuisioner, teknik pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan tertulis secara terstruktur kepada responden penelitian berkaitan dengan berbagai variabel yang diteliti. 2) Wawancara, dengan melakukan tanya jawab langsung kepada responden untuk memperoleh data yang lebih akurat dan lengkap menyangkut penjelasan lebih lanjut dari kuisioner yang telah dibagikan.
63
4.5.
Instrumen Penelitian Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner.
Kuesioner merupakan angket tertutup yang terdiri dari berbagai item pertanyaan yang nantinya dijawab oleh responden. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Menurut Sugiyono (2009:132), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka persepsi setiap item instrument diberi skor, sebagai berikut. Jawaban STS diberi skor 1, berarti sangat tidak setuju Jawaban TS diberi skor 2, berarti tidak setuju Jawaban CS diberi skor 3, berarti cukup setuju Jawaban S diberi skor 4, berarti setuju Jawaban SS diberi skor 5, berarti sangat setuju
Tabel 4.2 berikut memperlihatkan rincian item–item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur masing–masing variabel. Tabel. 4.2 Variabel, Indikator dan Item Penelitian Variabel Kepemimpinan transformasional
Sumber Behling and James (1996),
1. Percaya dengan pemimpin dalam organisasi (X1.1) 2. Yakin pimpinan dapat menangani masalah dalam pekerjaan (X1.2) 3. Merasa bahwa saya sedang bekerja untuk alasan yang lebih besar daripada sekedar mencari uang untuk hidup (X1.3) 4. Percaya dengan pemimpin meskipun ketika ada ketidak beresan dalam organisasi (X1.4) 5. Percaya dengan kemampuan pimpinan untuk membuat keputusan dalam pekerjaan (X1.5) 6. Mengagumi pemimpin pada organisasi ini (X1.6) 7. Menemukan pimpinan organisasi seperti yang ada sekarang (X1.7) 8. Percaya terhadap keputusan yang dibuat pemimpin (X1.8)
64
Motivasi Kerja
Mitchell and Pravin (1976) dalam Fuad (2004)
1. Menyenangi pekerjaan yang sekarang (Y1.1) 2. Pekerjaan memberi kesempatan meningkatkan 3. 4. 5. 6. 7.
Kinerja Karyawan
Tsui et. al. (1997)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
4.6.
keterampilan (Y1.2) Pekerjaan memberikan kesempatan menunjukkan prestasi (Y1.3) Akan tetap melakukan pekerjaan ini karena menyenangkan (Y1.4) Bersemangat dalam bekerja karena imbalan yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan (Y1.5) Pekerjaan memiliki lingkungan kerja yang baik (Y1.6) Kebijakan perusahaan memotivasi untuk meningkatkan semangat dalam bekerja (Y1.7) Kuantitas kerja melebihi rata-rata karyawan lain (Y2.1) Mampu untuk bekerja secara efektif dan efisien (Y2.2) Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan (Y2.3) Bekerja dengan lebih keras dari pada pada yang seharusnya (Y2.4) Mampu mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan (Y2.5) Memahami tugas yang diberikan oleh perusahaan (Y2.6) Selalu melaksanakan pekerjaan dengan tepat waktu (Y2.7)
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji validitas dipergunakan untuk mengetahui apakah instrument –
instrument yang digunakan sudah valid. Untuk melakukan uji terhadap validitas instrument digunakan koefesien korelasi product moment dengan cut off (r > o,3). Apabila nilai korelasi ( r ) > 0,3 maka instrument penelitian dikatakan valid, demikian pula sebaliknya. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana instrumen yang digunakan tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Sedangkan uji reliabilitas, lebih menyangkut tentang ketepatan suatu alat ukur apabila digunakan lebih dari sekali. Reliabilitas menunjukkan sejahu mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, dengan kata lain reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur
65
gejala yang sama. Menurut Nunnaly dalam Ghozali (2006), pengujian statistik dengan menggunakan teknik statistik Cronbach Alpha, instrumen penelitian dikatakan reliabel untuk mengukur variabel bila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6, demikian pula sebaliknya. Terdapat tiga kategori reliabilitas mengacu pada nilai croanbach’s alpha, yaitu: 1) Croanbach’s alpha 0,8 – 1,0 : reliabilitas baik 2) Croanbach’s alpha 0,6 – 0,79 : reliabilitas diterima 3) Croanbach’s alpha < 0,6 : reliabilitas buruk Hasil uji reliabilitas terhadap 30 sampel dengan menggunakan kuesioner menunjukkan semua variabel memiliki nilai croanbach alpha diatas 0,6, dengan demikian semua variabel dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas disajikan pada tabel berikut. Tabel. 4.3. Uji Reliabilitas Instrumen No
Variabel
Croanbach alpha
1
Kepemimpinan (X)
0,895
2
Motivasi kerja (Y1)
0,910
3
Kepuasan Kerja (Y2)
0,893
Sumber: lampiran
Demikian pula, hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua item pernyataan dalam kuesioner dinyatakan valid karena memiliki nilai korelasi product momment di atas 0,3. Hasil tersebut ditunjukkan pada tabel berikut.
66
Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel
Pernyataan
Korelasi
Saya percaya dengan pemimpin dalam organisasi Saya yakin pimpinan dapat menangani masalah dalam pekerjaan Saya merasa bahwa saya sedang bekerja untuk alasan yang lebih besar daripada sekedar mencari uang untuk hidup Saya percaya dengan pemimpin meskipun ketika ada ketidak beresan dalam organisasi Saya percaya dengan kemampuan pimpinan untuk membuat keputusan dalam pekerjaan Saya mengagumi pemimpin pada organisasi ini Sukar menemukan pimpinan organisasi seperti yang ada sekarang Saya percaya terhadap keputusan yang dibuat pemimpin
0,727 0,622
Kepemimpinan (X1) X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
0,832 0,787 0,716 0,736 0,831 0,815
Motivasi Kerja (Y1) Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17
Saya menyenangi pekerjaan yang sekarang Pekerjaan saya memberi kesempatan meningkatkan keterampilan Pekerjaan saya memberikan kesempatan menunjukkan prestasi Saya akan tetap melakukan pekerjaan ini karena menyenangkan Saya bersemangat dalam bekerja karena imbalan yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan Pekerjaan saya memiliki lingkungan kerja yang baik Kebijakan perusahaan memotivasi saya untuk meningkatkan semangat dalam bekerja
0,853 0,737
Kuantitas kerja saya melebihi rata-rata karyawan lain Saya mampu untuk bekerja secara efektif dan efisien Saya mampu menyelesaikan tugas yang diberikan Saya bekerja lebih keras dari pada pada yang seharusnya Saya mampu mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan Saya memahami tugas yang diberikan oleh perusahaan Saya selalu melaksanakan pekerjaan dengan tepat waktu
0,728 0,805 0,746 0,794 0,861
0,839 0,829 0,818 0,857 0,762
Kinerja (Y2) Y21 Y22 Y23 Y24 Y25 Y26 Y27
0,797 0,776
Sumber: Lampiran
4.7. Teknik Analisis Data 4.7.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
67
berlaku untuk umum (Sugiyono, 2010). Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dan tanggapan responden terhadap item-item pertanyaan pada kuesioner. Pada teknik analisis ini seluruh item yang diteliti dideskripsikan dengan menggunakan nilai rata-rata dan persentase dari skor jawaban responden.
4.7.2. Uji Asumsi Klasik Sebelum model regresi linier berganda digunakan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang bertujuan agar analisis regresi linier dapat diinterprestasikan dengan akurat. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heterokedastisitas. 1) Uji normalitas Uji ini dilakukan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Santoso (2004) kenormalan suatu data dapat dilihat dan diamati dari kurva p-plot, yaitu jika data menyebar di sekitar garis diagonal maka data dapat dikategorikan berdistribusi normal. Apabila p-plot menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka distribusi data dapat dikatakan berdistribusi normal. 2) Uji multikolinieritas Istilah multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier diantara variabel-variabel bebas (independen) dalam model regresi. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terjadi problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
68
independen.
Pedoman
suatu
model
regresi
yang
bebas
problem
multikolinearitas adalah jika mempunyai nilai VIF (varians inflation factor) kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 10 persen (Ghozali, 2005). 3) Uji heterokedastisitas Heterokedastisitas menunjukkan bahwa variasi (varians) dari residual variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Uji ini dapat dianalisis melalui uji glejser dengan cara meregresikan nilai absolut residual dari variabel terikat terhadap semua variabel bebas (Ghozali, 2005). Jika tingkat signifikansi berada di atas 0,05 maka model regresi ini bebas dari problem heterokedastisitas.
4.7.3. Analisis Faktor Analisis faktor adalah salah satu analisis multivariat yang bertujuan untuk meringkas atau mereduksi variabel secara keseluruhan menjadi beberapa variabel atau dimensi baru, akan tetapi variabel atau dimensi baru yang terbentuk tetap mampu merepresentasikan variabel utama (Yamin dan Kurniawan, 2009:179). Dalam analisis faktor dikenal dua pendekatan utama, yaitu exploratory factor analysis dan confirmatory faktor analysis. Pada penelitian ini, analisis faktor yang dipergunakan adalah confirmatory factor analysis. Confirmatory factor analysis digunakan apabila faktor yang terbentuk telah ditetapkan terlebih dahulu. Analisis faktor konfirmatori merupakan bentuk analisis faktor dengan mengkonfirmasikan beberapa konstrak empirik yang diasumsikan sebagai faktor dari konstruk laten sehingga dapat diketahui faktor yang paling dominan membentuk konstruk laten tersebut.
69
4.5.4. Analisis Jalur (Path Analysis) Analisis jalur digunakan untuk menganalisa hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung, seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Model analisis jalur merupakan pola hubungan sebab akibat atau a set of hypothesized causal asymmetric relation among the variable (Riduan dan Engkos, 2007). Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2008), dalam model kausal dibedakan antara variabel eksogenus dan variabel endogenus. Variabel eksogenus adalah variabel yang keberagamannya tidak dipengaruhi oleh penyebab di dalam sistem (model), variabel ini ditetapkan sebagai variabel pemula yang memberi efek kepada variabel lain. Variabel ini tidak diperhitungkan jumlah sisanya (disturbance) meskipun sebenarnya juga mempunyai sisa/eror. Sedangkan variabel endogenus adalah variabel yang keragamannya terjelaskan oleh variabel eksogenus dan variabel endogenus lainnya dalam model. Beberapa asumsi yang mendasari analisis jalur (Path Analysis) menurut Riduwan dan Engkos (2007) adalah sebagai berikut. 1) Hubungan antar variabel adalah bersifat linier, adaptif dan bersifat normal. 2) Hanya sistem aliran kausal ke satu arah tidak ada arah kausalitas yang berbalik. 3) Varibel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval atau ratio. 4) Menggunakan sample probability sampling yaitu teknik pengambilan sample untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
70
5) Observed variables diukur tanpa kesalahan (intrumen pengukuran valid dan reliable), artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung. 6) Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti. Model path analysis yang digunakan dalam penelitian ini seperti pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Model path analysis (path model)
ε2
2
Kepemimpinan Transformasional (X1)
Kinerja Karyawan (Y2)
ε1
1
Motivasi Karyawan (Y1)
3
Langkah-langkah yang dilakukan dalam path analysis adalah, sebagai berikut : 1) Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural Struktur : Y2 = ρy2x1 + ρy2
2
………………………………………………..……… (3)
Y2 = ρy2y1 + ρy2
2
…………………………………………..…………… (4)
Y1 = ρy1x1 + ρy1
1
………………………………………..……………… (5)
2) Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi (1) Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai1 hipotesis yang diajukan.
71
(2) Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. Persamaan regresi ganda: Yl = a1 + b1 X1+ Y2 = a2 + b2 Y1+
1
…………………........................................ (6) …………………………………….…………….…… (7)
2
Keterangan : Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang distandarkan (standardized path coefficient) ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen). Khusus untuk program SPSS menu analisis regresi, koefisien path ditunjukkan oleh output yang dinamakan coefficient yang dinyatakan sebagai standardized coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen dengan variabel endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengan koefisien korelasi r sederhana. (3) Kaidah pengujian signifikan : Program SPSS a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
72
b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 > Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. 3) Menghitung koefisien jalur secara individu Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ho : ρyx1 = 0 Ha : ρyx1 > 0 Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus Schumacke (Riduwan, 2007) : tk =
k se k
; (dk
n k 1)
…………………......................................... (8)
Keterangan : Statistik se ρx1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi setelah data ordinal ditransformasikan ke interval. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur, bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : (1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. (2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 > Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, arinya signifikan. 4) Meringkas dan menyimpulkan.