Bab IV Kondisi Sumber Daya Manusia Dephan RI Saat Ini
IV.1 Kualitas Layanan SDM Dephan Saat Ini Kehidupan disuatu organisasi tidak terlepas dari keterikatan pada sistem-sistem dengan sistem-sistem kehidupan lainnya seperti kehidupan pemerintah, kehidupan bangsa, kehidupan sosial masyarakat dan kehidupan keluarga, demikian juga dengan Departemen Pertahanan sebagai sistem memiliki sejumlah komponen yang saling terkait dan terikat antara komponen yang satu dengan yang lainnya sehingga menimbulkan keterikatan dengan kehidupan sistem-sistem yang lain seperti pimpinan, staf dan angotanya.
Secara empirik peneliti menemukan kualitas layanan dan kuantitas layanan meliputi empat profil sebagai berikut : Tabel IV.1. Profil Kualitas dan Kuantitas Layanan
Tinggi
Rendah
Tinggi Kualitas Layanan
Tinggi Kualitas Layanan
Rendah kuantitas Layanan
Tinggi Kuantitas Layanan
(Profil III)
(Profil IV)
Rendah Kualitas Layanan
Rendah Kualitas Layanan
Rendah Kuantitas Layanan
Tinggi Kuantitas Layanan
(Profil I )
(Profil II)
Rendah
Tinggi
IV.2 Hubungan Kualitas dan Kuantitas Layanan SDM Dengan membandingkan kualitas dan kuantitas layanan SDM tersebut, secara empirik didapatkan pada profil layanan SDM sebagai berikut : Profil I
Menunjukan prilaku kehadiran rendah atau secara kuantitas rendah, dan kualitas layanan juga rendah. Mereka ini tidak memberikan makna apa-apa bagi lembaganya dan pengembangan dirinya atau termasuk pada pegawai yang tidak mempunyai kemauan
juga
tidak memiliki kemampuan hal ini menggambarkan SDM yang
47
sangat rendah (profil I ini relatif kecil jumlahnya) dan sangat sulit untuk dibina.
Profil II
Menunjukan prilaku rajin dalam kehadiran atau secara kuantitas tinggi, namun kualitas layanan rendah. Mereka ini rajin hadir, sibuk dalam melaksanakan tugas namun kurang memberikan makna yang berarti atau termasuk tipe pegawai yang memiliki kemauan yang tinggi tetapi kurang memiliki kemampuan. (Profil II ini banyak dijumpai dalam kondisi pegawai saat ini) Untuk mengatasi masalah diatas, salah satunya adalah melalui Lembaga
pendidikan
karena
diklat
bertujuan
unuk
mengembangkan kualitas sumber daya manusia secara terarah dan terpadu, sehingga diharapkan hasil diklatnya ada perubahan yaitu memiliki kemampuan pelayanan yang lebih baik.
Profil III
Menunjukan kuantitas kehadiran rendah, tetapi kualitas layanan tinggi. Keberadaan mereka tersebut bermakna bagi lembaganya, namun
karena
berbagai
macam
alasan
mereka
kurang
kehadirannya, karena mereka merasa dikucilkan, kurang harmonis dengan pimpinannya atau mereka punya alasan-alasan ekonomi dll, atau dapat digolongkan pegawai yang kurang kemauan tapi memiliki kemampuan. (Profil III ini relatif jumlahnya sedikit), tipe pegawai ini bisa dibina melalui suatu pendekatan karena termasuk orang yang memiliki kemampuan tetapi tidak digunakan secara fisikologis pegawai tersebut terasingkan.
Profil IV
Menunjukan profil layanan yang ideal. Prilaku mereka menunjukan rajin dalam kehadiran, Berdisiplin, memahami dan melaksanakan tugas secara profesional, mempunyai rasa tanggung jawab, kreatif, inovatif dan berdedikasi.
Kehadiran dan layanannya bermakna
bagi lembaganya atau termasuk
pegawai yang mempunyai
kemauan dan memiliki kamauan. (Profil IV ini banyak dijumpai )
48
Tuntutan profil layanan SDM yang keempat ini selalu menunjukan personil produktifitas yang tinggi. Mengisyaratkan bahwa lembaga–lembaga pendidikan perlu berkiprah untuk lebih menunjukan penyelenggaraan pendidikan yang profesional.
Tuntutan dan perlunya perbaikan-perbaikan dalam menejemen
pendidikan menuntut produktivitas dalam mengelola SDM nya, dana dan fasilitas pendidikan serta kurikulumnya.
IV.3 Tingkat Kualitas Sumber Daya Manusia Dengan memahami profil emperik sumber daya manusia dilihat dari layanannya dan keterlibatannya sumber daya manusia dari kebutuhan kompensasi yang di ditermanya Secara konseptual menunjukkan tingkat kualitas sumber daya manusia sebagai berikut : a.
Tingkat kulaitas SDM yang berpola sikap bertahan memandang bahwa gaji yang diterimanya hanya mengikat secara biologis. Jumlah gaji yang diterimana rendah mereka lebih menampilkan layanan tugas hanya
sekedarnya saja. Sumber daya yang demikian ini akan
melaksanakan tugas dan hadir hanya pada setiap upacara resmi, atau pada setiap penerimaan gaji. Hal yang demikian itu disebabkan oleh kurangnya kesadaran kerja, kurangnya rasa cinta pada tugasnya, kurang tanggung jawab dan rendahnya etos kerja yang dimiliki. Tingkatan kualitas SDM yang demikian ini tidak produktif, tidak efektif dan tidak efisien. Secara terukur pula ini menunjukkan adanya tanggung jawab rendah terhadap tugas, tidak antisifatif terhadap pekerjaannya,
tidak
memiliki
spirit,
dan
etos
kerja
yang
dipertanggungjawabkan.
b.
Tingkatan kualitas SDM yang berpola mekanistik atau berpola rutin. Tingkatan SDM yang berpola mekanistik selalu memperhitungkan secara ekonomis akan gaji yang diterimanya. Bila gaji yang diterimanya tidak mencukupi kebutuhannya, mereka akan berusaha mencari tambahan untuk menutupi kebutuhannya. Dengan tingkatan
49
SDM yang demikian banyak pegawai yang ngobyek memperoleh tambahan pendapatan. Tingkatan kualitas SDM yang demikian kurang produktif dan tidak efektif serta tidak efisien bagi lembaga. Karakteristik yang demikian disebabkan oleh adanya kebutuhan yang bersifat instrumental, dorongan egoistik, kurang memberi makna pada implementasi tugas pekerjaan.
c.
Tingkatan kualitas SDM yang berpola loyal Dalam pola ini, SDM menunjukkan layanan yang bermutu. Cintanya pada profesi dan etos kerja yang dimiliki tinggi pertimbangan ekonomis tetap ada, namun bahwa melaksanakan tugas adalah juga pengabdian kepada bangsa dan negara merupakan
pandangannya.
Tingkat kualitas yang loyal ini akan mengefektifkan dan mengoptimalkan lembaga. Pola ini disebabkan oleh :
d.
1)
Menjalankan tanggung jawab terhadap tugas
2)
Antisipatif terhadap pekerjaan
3)
Memiliki spirit dan etos kerja
4)
Memberi makna sosial terhadap tugas-tugas.
Tingkatan kualitas SDM yang berpola profesional. Tingkat komitmen SDM yang demikian terhadap profesinya tinggi. Dengan selalu menghargai profesinya, mereka berpandangan bahwa perlu ada penghargaan terhadap profesi yang dimilikinya karena profesi yang dimilikinya berprestasi kepada lembaga, kehadiran tingkatan SDM yang berpola profesional adalah tuntutan organisasi dewasa ini pandangannya yang berwawasan luas. Pola ini muncul karena adanya keseimbangan faktor tugas dan faktor pribadi.
e.
Tingkatan Kualitas SDM yang berpola agamis. Cintanya terhadap profesi dan pandangannya terhadap tugas adalah karena tuntutan-tuntutan organisasi, karena panggilan Allah semata mereka berusaha meningkatkan layanan sebaik-baiknya dan bermutu.
50
Tingkatan SDM ini sangat produktif, efisien dan efektif, pola yang demikian muncul karena faktor nilai agama yang dianut. Dari tingkatan-tingkatan kualitas SDM inilah, menunjukkan adanya tuntutan kehadiran manusia-manusia
yang berkualitas, yang
profesional, berwawasan luas dan yang mampu mengintegrasikan segala aspek untuk Rendahnya
kualitas
memecahkan permasalahan yang dihadapi. SDM
di
Dephan,
menuntut
agar
menyelenggarakan diklat dapat menghasilkan para lulusan yang berkualitas.