BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari analisa keadaan dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada BAB III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris aktivitas Public Relation di Pertamina dengan empat teori yang sudah dijelaskan berdasar studi literatur dan opini pakar Public Relations yang dilihat dari segi hubungan tim PR (Public Relation) secara hubungan eksternal maupun internal Pertamina. Berikut kesimpulannya: 1. Menurut tabel Bauran Promosi dan Penerapannya di Pertamina, Pertamina telah melaksanakan semua bauran promosi yang ada, baik itu penjualan secara tatap muka, periklanan, promosi penjualan, pemasaran langsung, dan termasuk di dalamnya Public Relation. dalam tabel mengenai bauran promosi ditemukan bahwa tim PR Pertamina telah melakukan hal-hal yang bertujuan menjaga reputasi dan citra perusahaan yang positif bersama dengan bauran promosi yang lainya 2. Aktivitas PR (Public Relations) Pertamina berdasarkan definisi peran pokok humas (Ruslan, 2007) dapat dikatakan telah memenuhi poin-poin utama aktivitas pokok kehumasan, dikarenakan: a. Tim PR (Public Relation) Pertamina telah membuat platform komunikasi secara eksternal dan internal perusahaan.
48
b. Tim PR (Public Relation) Pertamina telah melakukan aktivitas yang bertujuan menciptakan hubungan yang baik. Seperti contoh Pers Visit Direktur ke media-media nasional. c. Tim PR (Public Relation) Pertamina telah melakukan aktivitas Backup Management dengan membantu segala acara yang berkaitan dengan komunikasi di lingkungan Pertamina. d. Tim PR (Public Relation) Pertamina telah berperan sebagai ujung tombak
pembentukan
citra
positif
perusahaan
dengan
mempublikasikan prestasi Pertamina dan aktif mengklarifikasi pemberitaan negatif.
3. Aktivitas PR (Public Relations) Pertamina telah memenuhi teori lima tahapan manajemen Humas, menurut Ruslan (2007). Menurut teori ini, humas memiliki tahapan kerja manajemen (planning – evaluating). Hampir semua tahapan PR (Public Relation) PT. Pertamina (Persero) melalui tahapan yang sama secara substansinya. Secara Planning, tim PR (Public Relation) Pertamina telah melakukan pemetaan kondisi melalui aktivitas Media Monitoring dan Survei sehingga menemukan masalah untuk direncanakan penyelesaianya. Kemudian, secara Organizing, Pertamina telah melakukan proses Mapping Stakeholders dan Mapping Communication Concept yang secara substansi sama dengan proses Organizing. Kemudian, dalam tahapan Communicating tim PR Pertamina telah melakukan dalam tahapan
49
Excecution of Strategy yang secara subtansi mewakili proses eksekusi program humas dan komunikasi antara stakeholder dengan tim PR. Kemudian tahapan terakhir, pengawasan dan penilaian juga sudah dilakukan oleh tim PR Pertamina dengan proses Evaluation and Assestment melalui monitoring, survei, dan analisis finansial. Sehingga secara kesimpulan, proses manajemen humas Pertamina sesuai dengan teori tahapan manajemen humas menurut Rosadi Ruslan.
4. Dalam teori yang telah diberikan oleh Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2006), Pertamina juga telah menggunakan tujuh alat utama Public Relation menurut kotler dan Keller. Berikut alat utama humas tersebut: a. Publication (tim PR Pertamina telah melakukan berbagai macam strategi publikasi baik Above The Line atau Below The Line seperti televisi, radio, koran, dan lain sebagainya) b. Identitas Unik (tim PR Pertamina telah menggunakan berbagai desain unik berkolaborasi dengan Brand Management melalui pembuatan logo, desain SPBU, Seragam pegawai, dan lain sebagainya) c. Event (tim PR Pertamina telah mengadakan berbagai event tematik baik di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, ataupun promosi-promosi lainya) d. News (tim PR Pertamina telah membuat sumber berita Pertamina melalui wesbsite dan media sosial maupun Pers Conference sebagai referensi berita media massa swasta dan juga melakuakn berbagai
50
aktivitas komunikasi dengan wartawan dengan mengadakan Journalist Gathering secara rutin e. Speeches (Tim PR Pertamina telah mengundang media untuk menyiarkan pidato melalui berbagai kesempatan seperti Konferensi Pers, Pertamina TV, dan membuka diskusi dengan para wartawan atau entitas terkait, dan lain sebagainya) f. Public Service Activity (Tim PR Pertamina telah melakukan pengapdian masyarakat yang diwakili dengan berbagai program CSR yang telah dilakukan) g. Sponsorship (Tim PR Pertamina telah melakukan berbagai macam sponsor kepada berbagai kegiatan swasta yang ada, termasuk kegiatan mahasiswa di kampus)
5. Pertamina telah memenuhi lima fungsi pokok Public Relation menurut pakar Humas International, Cutlip and Centre, and Canfield (1982) dikarenakan: a. Tim PR Pertamina telah menunjang aktivitas utama organisasi sebagai jembatan komunikasi Direksi kepada Stakeholder, masyarakat, dan karyawan. b. Tim PR Pertamina telah membina hubungan yang harmonis antar perusahaan
dan
publik
dengan
melakukan
berbagai
program
komunikasi melalui event, call-center, CSR, dan lain-lain.
51
c. Tim PR Pertamina telah mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat melalui monitoring media dan survei. d. Tim PR Pertamina telah melayani kebutuhan publik melalui kegiatan hearing bersama Pertamina seperti Townhall meeting dan platform komunikasi seperti call-center dan aktivasi berbagai media sosial yang populer. e. Tim PR Pertamina telah melakukan komunikasi dua arah dan mengatur arus komunikasi demi terciptanya citra positif. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas seperti sentralisasi korespondensi, arus informasi dan data pada bagian Coorporate Secretary.. B. Saran Pada pembahasan mengenai fungsi Public Relation dikatakan bahwa salah satu fungsi Public Relation adalah menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, baik itu mewakili komunikasi perusahaan dengan pihak-pihak eksternal seperti konsumen dan pemerintah, ataupun pihak internal di kalangan karyawan. Telah dijelaskan pula selama ini, komunikasi internal yang telah dilakukan oleh tim Public Relation diwakilkan dengan adanya media Bulletin dan Majalah internal Pertamina. Apa yang telah dilakukan oleh tim Public Relation dalam mengupayakan adanya komunikasi internal perusahaan antara direksi dan karyawan melalui majalah sudah dapat dikatakan baik karena media tersebut dapat mengakomodir informasi di antara direksi dan karyawan, serta sarana bertukar pendapat. Oleh
52
karena itu, dalam hal ini penulis ingin memberikan saran optimalisasi fungsi PR (Public Relation) dalam fungsinya sebagi komunikator antara direksi dan karyawan melalui penggunaan sosial media di samping penggunaan media cetak berupa bulletin dan majalah. Penggunaan sosial media ini secara maksimal diharapkan dapat menjadi pelengkap dalam melakukan komunikasi secara cepat dan akurat selain bulletin dan majalah yang terbit seminggu sekali. Hal ini didasarkan pada pentingnya peranan segala pihak di internal Pertamina agar dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan secara cepat dengan beradaptasi pada media digital saat ini yang dapat memberikan informasi secara akurat dan real-time. Oleh karena itu, peningkatan penggunaan sosial media dapat menjadi salah satu opsi alat pengembangan komunikasi internal Pertamina dan pengembangan fungsi humas sebagai media komunikator antara karyawan dan direksi.
53