BAB IV INSTALASI PERANGKAT MSAN PADA KABINET F01D500 4.1
Multi Service Acces Network (MSAN) 4.1.1
Topologi Jaringan MSAN
Gambar 4.1 Topologi Jaringan MSAN MSAN merupakan perangkat access network yang melayani multi services, seperti ADSL, SHDSL, E1, POTS, Ethernet. Topologi MSAN sendiri merupakan biasanya stacking (bertingkat) atau master slave architecture yang berarti node slave digunakan sebagai perpanjangan tangan dari master. Jika node master tidak cukup maka akan digunakan slave untuk menambah kapasitas master. Dengan demikian dengan sebuah platform jaringan akses ini MSAN mampu mengakomodasi kebutuhan umum untuk memberikan layanan broadband dan narrowband dalam jaringan PSTN dan NGN.
30 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.2
Perangkat Dalam MSAN 1. Softswitch (MGC) : berfungsi untuk mengontrol semua sesi layanan dan komunikasi, mengatur interaksi elemen-elemen jaringan yang lain, dan menjembatani jaringan dengan karakteristik yang berbeda, yakni termasuk PSTN, SS7, dan jaringan IP. 2. SBC (Session border controller) : merupakan sistem komputer yang mengontrol Voice over Internet Protocol (VoIP), video conferencing dan bentuk koneksi media lainnya. SBC memilik pengaruh yang cukup besar, dimana sistem ini dapat mengatur berbagai hal mulai dari kualitas panggilan (call quality) sampai dengan keamanan dan monitoring proses komunikasi untuk sistem pengaturan (regulatory system). 3. Metro-E : merupakan Teknologi IP optik berbasis Synchronous Digital Hierarchy atau Ethernet. Dapat mengakomodasi layanan berupa voice, data, high speed internet access dan video dengan Kecepatan tinggi hingga Gigabit Ethernet/1000Mbps. 4. Radius (Remote Authentication Dial-In User Service) : Layanan Pengguna Putar-nomor Pengalihan Jarak Jauh adalah sebuah protokol keamanan komputer yang digunakan untuk melakukan autentikasi, otorisasi, dan pendaftaran akun pengguna secara terpusat untuk mengakses jaringan. RADIUS didefinisikan di dalam RFC 2865 dan RFC 2866, yang pada awalnya digunakan untuk melakukan autentikasi terhadap akses jaringan secara jarak jauh dengan menggunakan koneksi dial-up. RADIUS, kini telah diimplementasikan untuk melakukan autentikasi terhadap akses jaringan secara jarak jauh dengan menggunakan koneksi selain dial-up, seperti halnya Virtual Private Networking (VPN), access point nirkabel, switch Ethernet, dan perangkat lainnya. 5. BRAS (broadband remote access server) : berfungsi sebagai router di sentral yang dilengkapi dengan kemampuan untuk melakukan agregasi output DSLAM, memberikan sesi-sesi PPP atau IP/ATM dari user, 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/
menjalankan kebijakan QoS (quality of service) dan meneruskan trafik ke backbone Internet. 6. MSAN (MG) : menggunakan protocol H.248 untuk mengatur Media Hubungan dan Mewujudkannya kedalam jaringan PSTN dan Jaringan IP.
H.248
adalah
sebuah
gateway
control
protocol.
ITU-T
mendefinisikan H.248 sebagai Layer Aplikasi antara MGC dan MG (dikenal juga sebagai MeGaCo). 4.2
Struktur Perangkat MSAN 4.2.1
Kabinet F01D500 1. Kalkulasi Power F01D500 terdiri dari 1 unit HABD Master + 1 unit HABF dengan total daya 552 W + 657 W = 1209 W.
Gambar 4.2 MSAN Kabinet Outdoor F01D500 Keterangan : IL = 1209 W / 48 V = 25.2 A (Load Max) Ic = 15A (Pengisian battery 0.1C10). Perkiraan penggunaan sekitar 75 Ah (2 Banks). 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/
I = (IL + Ic) x (1 + 20%) = (25.2 A + 15 A) x (1 + 0.2) = 40.2 x 1.2 = 48.3 A Input AC 1 Phase untuk Power system DC (Rectifier): IAC = IDC OUT x 58V / 176V = 48.3 A x 58V / 176V = 15.92 A = 16 A Jadi, untuk D500 diperlukan AC 1 phase dengan MCB 16 A. 2. Spesifikasi
Gambar 4.3 Kabinet F01D500 Keterangan : HABD
: the master service shelf
HABF
: the extended service shelf
ODF
: optical distribution frame
MDF
: main distribution frame
GEPS4845
: the power system
the transmission unit is optional 1 U = 44.45 mm 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.1 Item dan Spesifikasi Kabinet F01D500
Door status sensor
Exchange side terminal block
Cable side terminal block
Gambar 4.4 Kabinet Outdoor MDF
Gambar 4.5 Pairs Cable Side Strip & GDT Protective Unit 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.6 Indoor MDF. 1 blok MDF = 128 Port 4.2.2
Shelf 1. HABD Shelf
Gambar 4.7 HABD Self Keterangan :
HABD Shelf menyediakan 18 Slots, dan terdapat Fan pada bagian atas.
HABD Shelf menyediakan 12 slots untuk service board, 4 slot untuk control board, dan 2 slot untuk PWX
PWX di konfigurasi pada slot 0 & 1
Broadband control Board di konfigurasi pada slot 2 & 3
Narrowband control board di konfigurasi pada slot 4 & 5
Service board dikonfigurasi pada slot 6-17 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
TSSB board di konfigurasi pada slot 17
HABD Front Access Shelf Tabel 4.2 Item dan Spesifikasi HABD Shelf
F a n tra y
0
S L T F
S L T F
S L T F
S L T F
S e r v ic e b o a r d
S L T F
S e r v ic e b o a r d
S L T F
S e r v ic e b o a r d
S L T F
S e r v ic e b o a r d
S L T F
S e r v ic e b o a r d
S L T F
S e r v ic e b o a r d
S e r v ic e b o a r d
S L T F
S e r v ic e b o a r d
S L T F
S e r v ic e b o a r d
F ille r p a n e l
E 1 T F
S e r v ic e b o a r d
S e r v ic e b o a r d
F ille r p a n e l
H L A F
S e r v ic e b o a r d
H L A F
N a r r o w b a n d c o n t r o l b o aFr idl l e r p a n e l
H L A F
N a rro w b a n d c o n tro l b o a rd
H L A F
B ro a d b a n d c o n tro l b o a rd
E F T F
B ro a d b a n d c o n tro l b o a rd
S e c o n d a r y p o w e r s u p p ly b o a r d
S e c o n d a r y p o w e r s u p p ly b o a r d
P o w e r in te r fa c e b o a r d F ille r p a n e l
H W C F
17
S L T F
Gambar 4.8 HABD Shelf Layout
Keterangan :
untuk service board yang berbeda kita menggunakan transfer board yang berbeda. SLTF digunakan pada modul2 seperti A32, ASL, RATF digunakan pada modul CSRB.
HLAF pada HABD shelf digunakan untuk Koneksi ke HLEF pada HABF shelf. Agar supaya pada HABF tidak perlu di konfigurasi Broadband kontrol board, 2 kiri untuk slot 18-27 dan 2 kanan 2835.
HWCF pada HABD, meyediakan test port atau environment Monitoring serial port, clock input port dan Highway port untuk koneksi ke subtended HABD or HABF shelf
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
E1TF transfer Board sebagai extended dari E1 signaling dari Narrowband control Board
EFTF Front Access FE transfer Board, berfungsi sebagai uplink port dari Broadband Control Board
-48V
BGND PWRIO-1 (-48V)
+ 5V GND
RNG1
PWRIO-1 (+5V/RNG)
+ 5V
RNG2 - 5V
PWRIO-2 (-5V/RNG)
Gambar 4.9 HABD Shelf Power Port Tabel 4.3 Koneksi HABD Shelf Power Port
37 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. HABF Shelf
Service board Service board Service board Service board Service board Service board Service board Service board Service board Service board Service board Service board Service board Service board Service board Service board Service board Service board Power interface board
Transfer board Transfer board Transfer board Transfer board Transfer board Transfer board Transfer board Transfer board Transfer board Transfer board Transfer board Transfer board Transfer board Transfer board Transfer board Transfer board Transfer board Transfer board
Filler panel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
HH L L EE FF
HHH WL L TEE FF F
35 18
Gambar 4.10 HABF Shelf Keterangan :
The HABF shelf menyediakan 18 service Slot yaitu dari slot 18-35
Semua slot bisa di gunakan untuk Broadband dan Narrowband Service board.
Tabel 4.4 Item dan Spesifikasi HABF Shelf
38
Gambar 4.11 Front access frames connection between master & slave in one outdoor cabinet 4.2.3
Board 1. PVMD
Gambar 4.12 Narrowband Control board PVMD 39 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Keterangan :
The PVMD board adalah packet voice processing board, yaitu untuk mengatur Narrowband service board dan Proses dari V5 dan H.248 Protocol
Terdapat 1 x GE Optical, 1 x FE Modular port SFP
Uplink juga bisa 1 x FE RJ45
Working Mode Alone dan Integrated
H.248 Compatible dengan Brand yang berbeda.
Bekerja Active Standby jika ada 2 control board, dan Load sharing untuk Voice Channel.
4 E1 Port (E1TF Front Access Shelf & E1TB Rear access Shelf)
HW port (HWCF HWTF Front Access Shelf & HWCB HWTB Rear access Shelf)
Subboard : H602ETCM = 64Voice Channel, H601ETCA Voice Channel, H602ETCA
=192
= 256 Voice Channel, H601ETCB
= 384 Voice Channel, H602ETCB = 512 Voice Channel. 2. IPMD
RUN ALM
0 1
ETH
COM
3
L I N K A C TL I N K
2
A C TL I N K A C T L I N K A C T
ACT
IP M D RST
Gambar 4.13 Broadband Control Board IPMD 40 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Keterangan :
The H601IPMD board adalah IP service processing board
Forward Layanan VoIP dari PVMD
Terdapat 4x GE/FE Optical Modular
Uplink Board to Metro-Ethernet Network
Bekerja pada Layer 2 dan Layer 3
Bekerja Active dan Standby jika ada 2 board
3. Board A32
RUN BSY
A32
Gambar 4.14 Board A32 Keterangan :
A32 Board adalah sebuah board dengan 32 channel Analog Service.
Menyediakan 32 Service Port
Board A32 di kontrol oleh Narrowband Control Board.
Versi A32 : CC0HASL, CC0NASL, CC0RASL
41 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Compatilble dengan VoIP dari H.248 Protocol untuk narrowband Service.
Disediakan untuk layanan telepon rumah pada umumnya.
Pada Live Test di STO Majapahit Semarang dengan jaringan Tembaga Eksisting (mampu support sampai jarak 9KM) dengan semua layanan POTS secara Normal.
4. Board ASL
RUN
ASL
Gambar 4.15 Board ASL Keterangan :
ASL board adalah 16-Channel Analog service board, yang terdiri dari 16 service port
Narrowband Service Board
Compatible dengan H.248 Protocol for Narrowband Service
Disiapkan untuk Layanan Payphone Atau Wartel
Support Live Network jarak sampai 9 KM dengan Kondisi service berfungsi secara normal 42 http://digilib.mercubuana.ac.id/
5. CSRB
Gambar 4.16 Board CSRB Keterangan :
32 X Combo service board, POTS dan ADSL2+ dengan built-in Splitter.
Support Triple-Play Service (IPTV, VoBB & High Speed Internet)
Compatible dengan H.248 Protocol for Narrowband Service
Narrowband dan Broadband Service Board Transfer Board : Backplane : RATB, Front Access : RATF
43 http://digilib.mercubuana.ac.id/
6. DSL
RUN
DSL
Gambar 4.17 DSL Board Keterangan :
DSL Board adalah sebuah 8-channel digital service board. Board ini menyediakan 8 2B+D port untuk akses digital Subscriber.
Standard Layanan ISDN-BRA.
Board ini menyediakan Remote Power Supply pada terminal pelanggan.
Board ini berkomunikasi dengan Narrowband control Board Tabel 4.5 Port Pada DSL Board
44 http://digilib.mercubuana.ac.id/
7. TSSB Board
LTI
ISDN
MTI
RUN
TSSB
Gambar 4.18 TSSB Board Keterangan :
Subscriber Test Board
Circuit dan Loop line test for Analog Subscriber
Menyediakan Manual Test untuk Ports (untuk tes Subscriber kabel)
Test Analog dan telepon Sets
45 http://digilib.mercubuana.ac.id/
8. H602 PWX
VIN (RUN) VA0
VB0 VC0 FAIL ON POWER OFF ON ALM OFF
PWX
Gambar 4.19 H602 PWX Keterangan :
PWX board adalah secondary power board
Pada umumnya 1 shelf di konfigurasi 2 PWX sebagai backup dan load balancing
Berfungsi sebagai : DC Output, Proteksi dengan pembatasan Arus., Proteksi dari over-temperature, Audible dan Visual-alarm
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2.4
Kabel 1. Pengenalan Kabel
Gambar 4.20 Kabel Keterangan : (1) Power Cable warna: biru (-48V), Hitam (GND) (2) Local Maintenance Cable serial port Cable (3) Grounding Cable Hijau-Kuning (4) Network Cable
Gambar 4.21 Subscriber Cable Front Access and Rear Access 47 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Keterangan : (1) 32 Channel Rear Access Cable (2) 16 Channel Rear Access Cable (3) 32 Channel Front Access Cable (4) 16 Channel Front Access Cable 2. Kabel Optik
Gambar 4.22 Kabel Optic Keterangan : (1) Single Mode LC/PC (2) Single Mode SC/PC (3) SC/PC Connector (4) LC/PC Connector (5) FC/PC Connector (6) MTRJ/PC Connector (7) ST/PC Connector
48 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2.5
EMU (Environment Minitoring Unit)
Gambar 4.23 Environment Monitoring Unit & Sensor Box 4.2.6
Battery Blue cable(-48V)
1
2
3
4 Black cable(GND) Blue cable(-48V)
5
6
7 Back 8 Black cable(GND)
Left
Right Front
Gambar 4.24 Battery
49 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.3
Instalasi Perangkat MSAN Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam proses instalasi adalah : 1. Instalasi Listrik MSAN membutuhkan listrik sebesar 220 V AC yang telah disediakan oleh PLN melalui Box KWH. Koneksi dari Box KWH kearah MSAN menggunakan kabel NYY 2 x 2.5 yang dikoneksikan ke MCB 16 A didalam Box ACPDB MSAN F01D500.
(1)
(2)
(3) Gambar 4.25 Instalasi Listrik pada MSAN Keterangan : (1) KWH Meter (2) Kabel NYY 2 x 2.5 (3) Box ACPDB MSAN F01D500 50 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Instalasi Kabinet Instalasi kabinet dilakukan dengan tujuan untuk mendirikan kabinet diatas pondasi yang telah disiapkan. Instalasi ini membutuhkan 6 buah dinabolt dan 1 buah Bor Listrik.
(1)
(2)
(3) Gambar 4.26 Instalasi Kabinet
Keterangan : (1) Kabinet F01D500 (2) Bor Listrik (3) Dinabolt
51 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Instalasi Battery Manfaat dipasangnya battery didalam MSAN adalah untuk membackup listrik ketika listrik dari PLN padam. Hal utama dalam instalasi battery adalah menghubungkan kabel power dari battery ke rectifier. Spesifikasi battery yang digunakan adalah 12 V/75 Ah. Battery dipasang sebanyak 2 bank yang mana perbanknya berjumlah 4 cell dan masing – masing dirangkai seri. 1
Bluecable(-48V)
2
3
4 Blackcable(GND) 5
Bluecable(-48V)
6
7 Back 8
Left
Right Front
Blackcable(GND)
(1)
(2) Gambar 4.27 Instalasi Battery
Keterangan : (1) Layout Rangkaian Seri Pada Battery (2) Battery 75 Ah
52 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Instalasi Rectifier Rectifier berfungsi untuk merubah tegangan AC 220 V menjadi tegangan DC -52 V. Tegangan tersebut dialirkan ke perangkat melalui kabel power dari rectifier ke MSAN, kabel yang dikoneksikan berjumlah 2 buah untuk dihubungkan ke frame master dan slave.
(1)
(2) Gambar 4.28 Instalasi Rectifier Keterrangan : (1) Rectifier Pada MSAN (2) Rectifier
53 http://digilib.mercubuana.ac.id/
5. Instalasi Module Instalasi module adalah hanya memasukkan module service dimana selain module service sudah terpasang dalam packaging awal. Instalasi modul service didasari data pelanggan dari pihak Telkom. Berdasarkan Tabel 4.6 (Lampiran) jumlah module service yang diinstal sebanyak 4 module CSRB dan 1 Module A32.
RUN BSY
A32
Gambar 4.29 Instalasi Module CSRB dan A32 6. Instalasi Patch Cord Sebelum instalasi patch cord, OTB sudah terkoneksi ke OLT. Penentuan koneksi yaitu dengan mengukur port genap di OTB dengan OPM. Power optic yang harus terbaca oleh OPM antara -5db sampai -20db. Instalasi patch cord bertujuan untuk mengkoneksikan MSAN ke OTB (Optical Terminal Box), yang mana OTB sudah terhubung ke OLT. Patch cord dengan tipe single mode (1330nm) dihubungkan dari module IPMD dengan konektor LC ke OTB dengan konektor FC sepanjang 2 meter.
54 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.30 Instalasi Patch Cord 4.4
Uji Perangkat MSAN Agar proses instalasi menjadi sempurna perlu dilakukan suatu proses yaitu pengujian. Uji perangkat MSAN dilakukan untuk memastikan suatu perangkat berfungsi dengan baik atau tidak. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam uji perangkat MSAN, yaitu : 1. Pengecekan Pada Kabinet Memastikan kabinet terpasang dengan baik, kokoh dan kuat diatas pondasi. Pengecekan dilihat pada 6 buah dinabolt yang terpasang. 2. Pengecekan listrik Pengecekan listrik dibutuhkan suatu alat yaitu multimeter. Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC. Sebuah multimeter merupakan perangkat genggam yang berguna untuk menemukan kesalahan dan pekerjaan 55 http://digilib.mercubuana.ac.id/
lapangan, maupun perangkat yang dapat mengukur dengan derajat ketepatan yang sangat tinggi.
Gambar 4.31 Multimeter Pengukuran tegangan diukur pada output KWH ke MCB 16 A didalam Box ACPDB MSAN F01D500. Hasil pengukuran harus bernilai 220 V, toleransi sekitar (-/+) 10% x 220 V. Akibat dari jatuh tegangan melebihi toleransi akan menyebabkan perangkat MSAN rusak. 3. Pengecekan Battery Bagian dalam pengecekan ini adalah terhubungnya 4 cell battery dalam 2 bank pada setiap kabelnya. Battery terpasang pada kabinet dengan skema yang baik dan rapih. Sebelumnya, dilakukan pengukuran oleh multimeter pada battery dengan output -12 V pada setiap cell battery. Koneksi kabel dari battery ke rectifier terhubung dengan baik. Sumber energi pada battery disupplai dari rectifier. 4. Pengecekan Rectifier Output pada rectifier terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : (1) Output ke perangkat MSAN sebesar -52 V (2) Output ke battery sebesar -48 V Hasil pengukuran oleh multimeter pada output masing-masing bernilai sesuai nilai yang disebutkan diatas. 56 http://digilib.mercubuana.ac.id/
5. Pengecekan Module Pada bagian ini, pengecekan dilihat indikator lampu pada semua module menyala atau tidak. Jika lampu pada semua module menyala maka module tersebut berfungsi dengan baik dan sebaliknya. Selain itu, terdapat indikator lampu alarm, fungsi ini kebalikan dari indikator pada semua modul. 6. Pengecekan Patch Cord Pengecekan patch cord dibutuhkan suatu alat yaitu OPM (Optical Power Meter ). OPM adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur kekuatan dalam sinyal optic. Istilah ini biasanya mengacu pada perangkat untuk menguji daya rata-rata dalam sistem serat optic.
Gambar 4.32 Optical Power Meter Pengukuran dilakukan pada dua sisi yaitu : (1) Output dari OLT ke OTB sekitar -5db sampai -20db (2) Output dari OTB ke IPMD sebesar -5db Hasil pengukuran sesuai dengan nilai yang disebutkan diatas. Selain itu, untuk cek koneksi dari OTB ke IPMD dilihat indikator pada IPMD. Jika indikator menyala maka perangkat tersebut sudah terkoneksi dan sebaliknya.
57 http://digilib.mercubuana.ac.id/