BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas data keadaan awal Fisika siswa dari nilai ulangan harian pada materi sub pokok bahasan Suhu dan Pemuaian, yang sekaligus sebagai data kemampuan awal Fisika siswa. Nilai tes akhir untuk mengetahui kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Kalor di SMAN 1 Wangon kelas X semester 2 Tahun Pelajaran 2008/2009.
1. Data Kemampuan Awal Fisika Siswa Berdasarkan data yang terkumpul mengenai kemampuan awal siswa kelompok eksperimen diperoleh nilai terendah 58 dan nilai tertinggi 81, dengan nilai rata-rata 66,89 dan simpangan baku
6,25. Sedangkan siswa kelompok
kontrol diperoleh nilai terendah 58 dan nilai tertinggi 77, dengan nilai rata-rata 66,32 dan simpangan baku 4,54. Deskripsi data Kemampuan awal Fisika siswa dapat ditunjukan pada tabel 4.1 sedang data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13. Tabel 4.1a. Deskripsi Data Kemampuan Awal Fisika Siswa Kelas
Eksperimen
Kontrol
Data
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Nilai
81
58
77
58
Tabel 4.1b. Deskripsi Data Kemampuan Awal Fisika Siswa Kelas
Eksperimen
Kontrol
Nilai Rata-rata
66,89
66,32
Simpangan Baku
6,25
4,54
Data
69
70
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal Fisika Siswa Kelompok Eksperimen Kelas
Frekuensi
Titik
Frekuensi
Interval
Mutlak
Tengah
Relatif (%)
1
58-62
9
60,0
23,68
2
63-67
15
65,5
39,47
3
68-72
6
70,0
15,80
4
73-77
5
75,0
13,16
5
78-82
3
80,0
7,89
NO
Jumlah
38
100,00
Nilai kemampuan awal Fisika siswa kelas X semester 2 kelompok eksperimen memiliki rentang antara 58 sampai 82. Dengan deskripsi datanya dapat dilihat dalam tabel histogram berikut:
Gambar 4.1. Histogram Kemampuan Awal Fisika Siswa Kelompok Eksperimen
71
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal Fisika Siswa Kelompok Kontrol Kelas
Frekuensi
Titik
Frekuensi
Interval
Mutlak
Tengah
Relatif (%)
1
58-61
7
59,5
18,42
2
62-65
10
63,5
26,32
3
66-69
13
67,5
34,21
4
70-73
5
71,5
13,16
5
74-77
3
75,5
7,89
NO
Jumlah
38
100,00
Kemampuan awal Fisika siswa kelas X semester 2 kelompok kontrol memiliki rentang antara 58 sampai 77. Dengan deskripsi datanya dapat dilihat dalam tabel histogram berikut:
Gambar 4.2. Histogram Kemampuan Awal Fisika Siswa Kelompok Kontrol
72
2. Data Nilai Kemampun Kognitif Fisika Siswa Berdasarkan data yang terkumpul mengenai nilai kemampuan kognitif Fisika siswa untuk kelompok eksperimen diperoleh nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 92, dengan nilai rata-rata 74,53dan simpangan baku 7,23. Sedangkan untuk kelompok kontrol diperoleh nilai terendah 56 dan nilai tertinggi 88, dengan nilai rata-rata dan simpangan baku adalah 71,84 dan 8,50. Deskripsi data kemampuan kognitif Fisika siswa dapat ditunjukan pada table 4.4 sedang data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21.
Tabel 4.4a. Deskripsi Data Nilai Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Kelas
Eksperimen
Kontrol
Data
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Nilai
92
60
88
56
Tabel 4.4b. Deskripsi Data Nilai Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Kelas
Eksperimen
Kontrol
Harga Rata-rata
74,53
71,84
Simpangan Baku
7,23
8,50
Data
Distribusi frekuensi nilai kemampuan kognitif Fisika siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel 4.5 dan 4.6. untuk memperjelas distribusi frekuensi nilai kemampuan kognitif Fisika siswa tersebut, disajikan histogram pada gambar 4.3 dan 4.6.
73
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Kelompok Eksperimen Kelas
Frekuensi
Titik
Frekuensi
Interval
Mutlak
Tengah
Relatif (%)
1
60-66
5
63,0
13,16
2
67-73
14
70,0
36,84
3
74-80
13
77,0
34,21
4
81-87
4
84,0
10,53
5
88-94
2
91,0
5,26
NO
Jumlah
38
100,00
Nilai tes akhir Fisika kelompok eksperimen yang diberi pembelajaran melalui model direct instruction disertai tugas kelompok memiliki rentang antara 60 sampai 94. Untuk deskripsi datanya dapat dilihat pada histogram berikut ini:
Gambar 4.3. Histogram Nilai Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Kelompok Eksperimen
74
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Kelompok Kontrol Kelas
Frekuensi
Titik
Frekuensi
Interval
Mutlak
Tengah
Relatif (%)
1
56-62
4
59,0
10,53
2
63-69
13
66,0
32,21
3
70-76
11
73,0
8,94
4
77-83
5
80,0
13,16
5
84-90
5
87,0
7,89
NO
Jumlah
38
100,00
Nilai tes akhir Fisika siswa kelompok kontrol yang diberi pembelajaran melalui model direct instruction disertai tugas individu memiliki rentang antara 56 sampai 90. Untuk deskripsi datanya dapat dilihat pada histogram berikut ini:
Gambar 4.4. Histogram Nilai Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Kelompok Kontrol B. Uji Kesamaan Kemampuan Awal Fisika Siswa Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi dua jalan (2 x 2). Prasyarat analisis yang harus dipenuhi untuk menggunakan
75
anava adalah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen yang dapat diketahui dengan melakukan uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas dengan teknik uji Lilliefors dan uji homogenitas dengan uji Bartlett. Kemudian
untuk mengetahui kesamaan keadaan awal Fisika siswa diketahui
dengan melakukan uji-t dua ekor. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal. Hasil uji normalitas dengan metode Lilliefors diperoleh dengan harga statistik Uji Lo untuk tingkat signifikansi 0.05 pada masing-masing kelas yakni sebagai berikut: Tabel 4.7. Harga Statistik Uji Beserta Harga Kritik Pada Uji Normalitas Kelompok
Statistik Uji Lo
Harga Kritik
1. Eksperimen
0,1391
0,1437
2. Kontrol
0,1189
0,1437
Dari Tabel 4.5 di atas tampak bahwa harga ststistik uji Lo dari masingmasing kelompok tidak melebihi harga kritiknya. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa Ho diterima. Ini berarti bahwa sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak homogen. Uji homogen dengan uji Bartlett diperoleh harga x2hitung = 3,6930. Sedangkan untuk n = 2 pada taraf signifikansi 5 % harga x21-1/2α = 3,84, karena x2hitung < x21-1/2α , maka diperoleh keputusan uji bahwa Ho diterima, hal ini menunjukan bahwa sampel berasal populasi yang homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran16. 3. Uji-t Dua Ekor Uji kesamaan keadaan awal Fisika siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan uji-t dua ekor yang sebelumnya telah diuji dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Dari pengujian data diperoleh harga thitung = 0,4618 harga ttabel pada taraf signifikansi 5 % untuk n = 76 dengan
76
db
=
38
+
38
–
2
=
74
adalah
1,99.
Karena
=1,995, dengan demikian dapat diperoleh keputusan uji bahwa H0 diterima, hal ini menunjukan bahwa keadaan awal Fisika siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17.
C. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Analisis Variansi Anava Dua Jalan Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian yang berupa kemampuan awal Fisika siswa dan nilai kemampuan kognitif Fisika siswa dianalisis dengan Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Jumlah Sel Tak Sama. Dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hasil ANAVA tersebut didapatkan harga-harga seperti yang terangkum dalam tabel berikut: Tabel 4.8. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Jumlah Sel Tak Sama Sumber variansi
JK
db
RK
F
P
A (Baris)
210,9576
1
210,9576
6,99
<0,05
B (Kolom)
2411,0268
1
2411,0268
79,87
>0,05
Interaksi (AB)
26,8040
1
26,8040
0,89
>0,05
Ralat
2173,45
72
30,1868
-
-
Total
4822,2408
75
-
-
-
Efek Utama
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 23.
Berdasarkan dari Tabel 4.8. analisis variansi dua jalan diperoleh hasilhasil sebagai berikut: a. Hipotesi 1. Fa = 6,99 ; F0.05;1,72 = 3,98 (db = 1, p= 0,05) Karena Fa > F0.05;1,72 , maka H01 ditolak, yang berarti H11 diterima.
77
b. Hipotesis 2. Fb =79,87; F0.05;1;72 = 3,98 (db = 1, p= 0,05) Karena Fb > F0.05;1,72 , maka H02 ditolak, yang berarti H12 diterima. c. Hipotesis 3. Fab = 0,89 ; F0,05;1;72 = 3,98 (db = 1, p= 0,05) Karena Fab < F0,05;1;72 dengan demikian maka H03 diterima, yang berarti H13 ditolak.
Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan yang terdiri dari dua efek utama dan interaksi dapat disimpulkan bahwa: a. Efek utama Efek utama yang berupa baris (model pembelajaran) perhitungan yang ditunjukan dengan harga uji Fa = 6,99 > F0.05;1,72 = 3,98 pada taraf signifikansi 5 %, yang berarti faktor A (model pembelajaran) mempunyai pengaruh terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Kalor. Efek utama yang berupa kolom (kemampuan awal Fisika siswa) perhitungan yang ditunjukan dengan harga uji Fb = 79,87 > F0.05;1;72 = 3,98 pada taraf signifikansi 5 % yang berarti bahwa faktor B (keadaan awal) mempunyai pengaruh terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Kalor. b. Interaksi Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukan dengan harga statistik uji Fab = 0,89 < F0,05;1;72 = 3,98 pada taraf signifikansi 5 %, yang berarti bahwa tidak ada interaksi antara pengaruh faktor A (model pembelajaran) dan B (kemampuan siswa.
awal Fisika siswa) terhadap kemampuan kognitif Fisika
78
2. Uji Lanjut Anava Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan ketiga masalah di atas maka dilakukan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe, yang rangkuman analisisnya sebagai berikut: Table 4.9. Rangkuman Komparasi Ganda
Komparasi
Statisti
Rerata
k Uji
Ganda 1
2
Harga kritik
(F)
0,01
0,05
4,53
7,00
3,98
P
Kesimpulan
< 0,05 (Signifikan)
77,57
7,00
3,98
< 0,05 (Signifikan)
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 24. Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat disimpulkan hasil uji coba beda rerata yaitu: a. FA12 = 4,53 > F0,05;1;72 = 3,98 H0 maka ditolak, yang berarti ada perbedaan rerata
yang signifikan antara baris A1 (penggunaan model pembelajaran
direct instruction melalui metode demonstasi disertai tugas kelompok) dan baris A1 (penggunaan model pembelajaran direct instruction dengan metode demonstrasi disertai tugas individu). b. FB12 = 77,57 > F0,05;1;72 = 3,98 H0 maka ditolak, yang berarti ada perbedaan rerata yang signifikan antara baris B1 (kemampuan awal Fisika siswa kategori tinggi) dan baris B1 (kemampuan awal Fisika siswa kategori rendah).
E. Pembahasan Hasil Analisis Data 1. Hipotesis Pertama H0A : αi1 = 0 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model
79
pembelajaran direct instruction melalui metode demonstrasi disertai tugas kelompok dan metode demonstrasi disertai tugas individu terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa. H1A : αi1 ≠ 0 : Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran direct instruction melalui metode demonstrasi disertai tugas kelompok dan metode demonstrasi disertai tugas individu terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa. Setelah dianalisis di mana model dan metode pembelajaran sebagai variabel bebas dan kemampuan kognitif Fisika siswa sebagai variabel terikat diperoleh Fa = 4,53. Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga tabel sehingga diperoleh Ftabel untuk taraf signifikan 5 % adalah 3,98 [Fa > F0.05;1;72] maka H0A diterima, yang berarti hipotesis yang berbunyi: “Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran direct instruction melalui metode demonstrasi disertai tugas kelompok dan metode demonstrasi disertai tugas individu terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa”, diterima. Dari Tabel 4.9 terlihat bahwa rerata kemampuan kognitif Fisika siswa dengan model pembelajaran direct instruction melalui metode demonstrasi disertai tugas kelompok lebih besar daripada model pembelajaran direct instruction melalui metode demonstrasi disertai tugas individu. Sehingga model pembelajaran direct instruction melalui metode demonstrasi disertai tugas kelompok lebih efektif dari pada model pembelajaran direct instruction melalui metode demonstrasi disertai tugas individu. Hal ini disebabkan pada kegiatan demonstrasi disertai tugas kelompok, siswa mengamati demonastrasi dan melakukan kegiatan diskusi dengan kelompok untuk memperoleh pengetahuan yang lebih banyak, sedangkan pada pembelajaran dengan metode demonstrasi disertai tugas individu siswa hanya mengamati demonstrasi dan mendapatkan pengetahuan yang terbatas.
2. Hipotesis Kedua
80
H0B : αj = 0 :
Tidak ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal Fisika siswa kategori tinggi dan kategori rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa.
H1B : αj ≠ 0 :
Ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal Fisika siswa kategori tinggi dan kategori rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa.
Setelah dianalisis di mana kemampuan awal Fisika siswa sebagai variabel bebas dan kemampuan kognitif Fisika siswa sebagai variabel terikat, diperoleh Fb = 77,57. Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga tabel sehingga didapatkan F0.05;1;76 untuk taraf signifikan 5% adalah 3,98, [Fb > F0.05;1;76] maka H0B ditolak dan H1B diterima, berarti hipotesis yang berbunyi: “ Ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal Fisika siswa kategori tinggi dan kemampuan awal Fisika kategori rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa”, diterima. Jadi pada penelitian ini sudah sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa siswa yang memmpunyai kemampuan awal Fisika kategori tinggi mendapatkan nilai kognitif Fisika yang tinggi daripada siswa yang mempunyai kemampuan awal Fisika yang rendah.
3. Hipotesis Ketiga H0AB : αij = 0 :
Tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan model pembelajaran direct instruction melalui metode pembelajaran dan kemampuan
awal Fisika siswa terhadap kemampuan
kognitif Fisika siswa. H1AB : αij = 0 :
Ada
interaksi
antara
pengaruh
penggunaan
model
pembelajaran direct instruction melalui metode pembelajaran dan kemampuan awal Fisika siswa terhadap kemampuan
81
kognitif Fisika siswa. Setelah data penelitian dianalisis di mana model pembelajaran direct instruction dan kemampuan awal Fisika siswa sebagai variabel bebas dan kemampuan kognitif Fisika siswa sebagai variabel terikat, diperoleh Fab = 0,89. Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga tabel sehingga didapatkan F0.05;1;72 untuk taraf signifikan 5 % adalah 3,98. Karena Fab < F0.05;1;72 maka H0AB diterima dan H1AB ditolak, berarti hipotesis yang berbunyi : “ Ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran direct instruction melalui metode pembelajaran dan kemampuan awal Fisika siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa”, ditolak, artinya: Tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan model pembelajaran direct instruction melalui metode pembelajaran dan kemampuan awal Fisika siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa.