perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di CV. Yani’s Gallery Kotagede Yogyakarta. Gallery ini terletak di desa Pelemwulung 105 Banguntapan Kabupaten Bantul. Letak Desa Pelem Wulung sangat strategis, tidak jauh dari jalan Kemasan meskipun tempatnya dikelilingi sawah dan rumah penduduk, yang penting dapat digunakan untuk memproduksi seni kerajinan perak dan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. Lokasi industri CV. Yani’s Gallery memiliki luas tanah 797 m2, luas bangunannya sesuai dengan luas tanah. Ruang kantor terdiri dari empat bagian dan work shopnya empat ruangan. Terdiri dari ruang pimpinan, ruang administrasi, ruang penyotiran barang, dan ruang tunggu. Ruang produksi terdiri dari ruang kerja tanduk, ruang kerja perak, ruang finishing, dan ruang kerja koper. CV. Yani’s Gallery tidak memiliki ruang kerja elektroplating. Hal ini dikarenakan limbah dari bahan kimia dapat mencemari lingkungan sekitar. Sedangkan lingkungan tempat produksi CV. Yani’s Gallery merupakan daerah yang tanahnya subur. B. Latar Belakang Berdirinya Seni Kerajinan Perak Teknik Filigri di CV. Yani’s Gallery Kotagede Yogyakarta Daerah Kotagede Yogyakarta sejak dulu terkenal dengan seni kerajinan perak. CV. Yani’s Gallery berdiri sejak tahun 1983 dan melaksanakan kegiatan produksi di Desa Pelemwulung 105 Banguntapan kabupaten Bantul. Sebelum CV.Yani’s Gallery memproduksi seni kerajinan dari perak, CV. Yani’s Gallery membuat seni kerajinan penyu pada tahun 1978 sampai tahun 1980. Pada tahun 1980 penyu mulai dilindungi oleh pemerintah, sehingga Bapak Mulyani Praptosarjono selaku pimpinan CV. Yani’s Gallery menggunakan media tanduk sebagai subtitusi bahan baku untuk pengganti penyu. Dari perkembangan yang ada terjadi lompatan menjadi perusahaan kecil menembus pasar ekspor di
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 Amerika, Kanada,dan Eropa dari tahun 1980-1990. Pada tahun 1993 sampai 1996 terjadi penurunan permintaan dari pelanggan sehingga pada tahun 1993-1998 diantisipasi dengan membuka 18 outlet di Jakarta. Akan tetapi pada tahun 1998 ternyata di Indonesia terjadi krisis moneter yaitu perang prestasi antara perusahaan besar dan perusahaan kecil sehingga pada tahun 1998 CV. Yani’s Gallery mengalami penurunan pemasukan. Sebagai dampak dari kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998, pada tahun 2002-2003 ada kebijakan menutup seluruh outlet yang ada di Jakarta, baik yang ada di Pasar Raya, Pasar Senayan maupun Pondok Indah Mall. Sejumlah 150 orang pengrajin perak terpaksa di PHK dan diberikan hak-hak mereka. Pada tahun 2006 kewenangan diberikan oleh Mulyani kepada putranya yang bernama Ardyanto Wisnuwibowo, SE untuk memimpin perusahaan. Pada tahun 2006 sampai sampai saat ini CV. Yani’s Gallery memiliki 60 orang tenaga kerja tetap yang terbagi menjadi 5 orang untuk bagian administrasi dan 54 orang produksi serta 1 orang tenaga keamanaan. Sampai sekarang masih tetap memproduksi berbagai seni kerajinan perak dengan berbagai macam teknik. CV. Yani’s Gallery adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang industri kerajinan perak dan hasil produksi berupa perhiasan dan souvenir berbahan dasar perak. Bahan dasar perak dapat juga dibuat dengan berbagai macam teknik, akan tetapi juga dapat dikombinasikan dengan tanduk. Teknik filigri sebenarnya sudah ada sejak dahulu dan bukan berasal asli dari Kotagede Yogyakarta. Filigri berasal dari berbagai macam daerah bahkan dari berbagai negara. Di negara Filipina dan di India sampai saat ini masih konsisten memproduksi seni kerajinan teknik filigri. Akan tetapi di Indonesia pada saat ini filigri seolah-olah berasal dari Kotagede Yogyakarta. Hal ini dikarenakan regenerasi di berbagai daerah tidak berjalan. Pada awal berdirinya perusahaan, di sepanjang Jalan Kemasan hanya terdapat lima outlet kerajinan perak. Pada saat ini sudah terdapat 56 outlet kerajinan perak. Akan tetapi CV.Yani’s Gallery tidak tertarik untuk mendirikan outlet di sepanjang Jalan Kemasan. Menurut Mulyani, bisnis CV. Yani’s Gallery lebih mudah apabila fokus terhadap apa yang akan dikerjakan dibandingkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 tersebar tetapi tidak fokus. Fokus pemasaran perusahaan CV. Yani’s Gallery lebih menekankan pada pengeksporan hasil kerajinan ke berbagai negara tetangga. Karena secara umum hasil pemasaran produk perak adalah 90% pembeli merupakan turis mancanegara dan 10% turis lokal. Pada saat ini, CV. Yani’s Gallery mempunyai galeri dan resto di Magelang. Sebagian hasil karya filigri terutama sampel hasil karya seni di tempatkan di gallery yang berada di Magelang.
Gambar 4.1 Display Kerajjinan Perak Teknik Filigri (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013)
Gambar 4.2 Hiasan Dinding (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 C. Proses Pembuatan Seni Kerajinan Perak Teknik Filigri di CV. Yani’s Gallery Kotagede Yogyakarta Setiap pembuatan kerajinan pada dasarnya pengrajin tidak terlepas dari adanya pemilihan bahan dan penggunaan peralatan, demikian juga dalam pembuatan seni kerajinan perak teknik filigri, selain menguasai peralatan dibutuhkan juga keahlian dalam menggunakan peralatan. Bahan dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan seni kerajinan perak teknik filigri lebih jelasnya akan dijelaskan satu persatu seperti berikut ini.
1. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan seni kerajinan perak teknik filigri. Bahan merupakan benda atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan perak teknik filigri meliputi: a. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan seni kerajinan perak teknik filigri adalah kawat tembaga yang berukuran 0,6 mm atau 0,8 mm, merupakan bahan yang mudah didapat dan harganya lebih murah daripada perak.
Gambar 4.3 Kawat Tembaga (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 b. Bahan Tambahan 1) Perak Perak digunakan untuk campuran patri agar dapat mempermudah peleburan dan dapat menyatukan ornamen-ornamen di dalamnya yang terbuat dari tembaga dengan cara dipanaskan menggunakan gas LPG.
Gambar 4.4 Perak Murni (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 2) Kuningan Kuningan dengan ukuran ketebalan 0,3 mm digunakan untuk campuran patri, titik leburnya lebih mudah menyebar sehingga tekstur warna peraknya dapat masuk kedalam sela-sela ornamen dan tidak menimbulkan gumpalan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Gambar 4.5 Kuningan (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 3) Pijer/borak Pijer/borak digunakan untuk campuran dalam mematri agar patri cepat melebur secara rata dan dapat menyatukan antara obyek yang dipatri supaya kuat dan tidak mudah lepas lagi.
Gambar 4.6 Pijer (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
4) Air Kegunaan air untuk mencampur antara patri dan pijer/borak agar mempermudah leleh dalam proses pematrian. Selain untuk mencampur patri juga digunakan untuk mencuci setelah dipatri.
Gambar 4.7 Air (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 5) Oli Dalam proses pembuatan filigri oli digunakan sebagai pelicin pada saat proses penyerutan kawat bahan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Gambar 4.8 Oli (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 6) Bensin Bensin adalah bahan bakar yang ditempatkan di dalam tabung untuk proses pematrian menggunakan gembosan.
Gambar 4.9 Bensin (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
c. Bahan Finishing 1) HCl ( Hidrolium Clorida) HCl merupakan bahan kimia yang keras. Jika terkena tangan, HCl dapat melepuhkan tangan. HCl dapat digunakan sebagai pencuci karya filigri yang sudah dipatri. Untuk menurunkan kadar HCl, HCl dicampur dengan air yang banya. Hal itu dilakukan dengan tujuan supaya karya filigri tidak rusak. HCl dengan campuran air tersebut bisa mengangkat kerak-kerak bekas pembakaran dalam prosen pematrian.
Gambar 4.10 HCl (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 2) Buah lerak Buah lerak dapat digunakan untuk mencuci hasil kerajinan perak teknik filigri. Buah lerak juga dapat berbusa dan dapat digunakan sebagai pengganti sabun.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Gambar 4.11 Buah Lerak (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 2. Peralatan Peralatan yang dipakai dalam pembuatan karya kerajinan perak di CV. Yani’s Gallery. Peralatan adalah suatu media pembuat atau perantara yang dapat digunakan untuk membentuk barang atau produk menjadi barang jadi. Peralatan yang digunakan adalah: a. Pensil dan kertas Pensil dan kertas digunakan untuk membuat desain gambar untuk merancang bentuk apa yang akan dibuat. b. Gembosan Gembosan adalah alat yang digunakan untuk mematri, gembosan menggunakan bahan bakar bensin, cara menggunakannya diinjak-injak dengan salah satu kaki.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
Gambar 4.12 Gembosan (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) c. Rolling Mill Rolling Mill merupakan alat yang digunakan untuk membuat ukuran kawat menjadi kecil dan pipih sesuai ukuran yang diinginkan. Tujuan dari rolling mill adalah mengurangi patri yang ada di dalamnya dan memberikan warna yang lebih baik. Alat ini cara pemakaiannya cukup mudah, dengan tenaga listrik mesin rolling mill dapat beputar kemudian bahan tersebut dapat dimasukkan ke dalam rolling mill. Bagian kiri rolling mill digunakan untuk membentuk kawat yang semula masih dalam bentuk balok, dirolling mill dapat berubah menjadi kawatan sesuai ukuran. Bagian sebelah kanan digunakan untuk menekan bahan agar kawat menjadi pipih, bahan tersebut digunakan untuk membuat bingkai/odho-odho.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Gambar 4.13 Rolling Mill (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) d. Pinset Pinset digunakan untuk alat bantu saat mematri, menjepit benda yang dipatri dan membantu menjepit patri diletakkan di atas bagian yang akan disambung. Juga dapat digunakan untuk membentuk kawatan menjadi ornamen.
Gambar 4.14 Pinset (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
e. Tang Tang yang digunakan ada tiga macam. Ketiga tang tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. 1) Tang Bundar Tang bundar digunakan untuk membentuk bagian yang melingkar.
Gambar 4.15 Tang Bundar (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 2) Tang potong Tang potong digunakan untuk memotong kawat tembaga yang akan digunakan untuk pola dan ornamen.
Gambar 4.16 Tang Potong (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 3) Tang pipih Tang pipih digunakan untuk menarik kawat saat mencanai dan dapat digunakan untuk membengkokkan kawat.
Gambar 4.17 Tang Pipih (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 4) Gas LPG Gas LPG merupakan bahan bakar untuk melebur bahan yang akan digunakan untuk membuat karya filigri.
Gambar 4.18 Gas LPG (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 5) Korek api Korek api digunakan untuk menyalakan alat gembosan dan gas LPG, saat mematri dan memanasi bahan.
Gambar 4.19 Korek Api (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 6) Kowi Kowi adalah sebuah wadah kecil yang terbuat dari grabah digunakan sebagai tempat melebur bahan baku yang akan digunakan untuk membuat patri dan membuat bahan karya seni filigri.
Gambar 4.20 Kowi (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 7) Canai Canai adalah serutan untuk mengecilkan ukuran kawat dari bahan tembaga maupun perak sampai sesuai dengan ukuran yang akan dibutuhkan untuk membuat ornamen.
Gambar 4.21 Canai (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 8) Sikat Kawat Sikat kawat digunakan untuk menyikat hasil karya filigri yang sudah dipatri untuk menghilangkan kotoran bekas patrian yang terselip di sela-sela ornamen.
Gambar 4.22 Sikat Kawat (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 9) Bor Tangan Bor tangan untuk memudahkan dalam proses menampar/memilin benang kawat agar menjadi pilinan yang rapi dan sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
Gambar 4.23 Bor Tangan (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 10) Bandul Bandul adalah beban berat untuk proses penamparan/memilin, supaya seimbang.
Gambar 4.24 Bandul (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 11) Baskom Baskom adalah tempat untuk air campuran HCl dan air untuk mencuci saat finishing.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 12) Plat Plat hanya digunakan sebagai mal/blak, pengrajin di CV. Yani’s Gallery menyebutnya ikal-ikalan. Plat yang digunakan bisa terbuat dari tembaga/kuningan.
Gambar 4.25 Plat (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) D. Proses Pembuatan Seni Kerajinan Perak Teknik Filigri Dalam proses pembuatan seni kerajinan perak teknik filigri secara umum terdapat beberapa proses, yaitu: 1. Pembuatan Desain Desain adalah rancangan dari suatu obyek yang digunakan untuk memudahkan dalam membuat obyek seni kerajinan perak. Pembuatan desain diawali dengan menyiapkan meja kerja yang digunakan untuk alas menggambar dan kertas sesuai dengan obyek gambar yang akan dibuat atau sesuai dengan desain pesanan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Gambar 4.26 Contoh Desain Plat (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 2. Menyiapkan Alat dan Bahan Alat dan bahan yang akan digunakan dipersiapkan di tempat bengkel perak. Alat yang digunakan untuk membuat teknik filigri hampir semua secara manual.
Gambar 4.27 Ruang Perak (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 3. Pembuatan Patri Patri merupakan campuran dari perak dan tembaga yang digunakan sebagai bahan baku untuk menghubungkan satu ornamen dengan ornamen lainnya. Ada dua jenis patri, yaitu patri plat dan patri tabur.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 Jika menggunakan patri plat maka titik leburnya akan lebih rendah. Tetapi jika dicampur dengan kuningan titik leburnya akan semakin rendah lagi. Patri tabur tembaga memakai
bahan perak, kuningan, dan tembaga.
Perbandingannya perak 5 gram, tembaga 8 gram dan kuningan 2 gram. Sedangkan patri plat perak menggunakan bahan perak dan kuningan. Perbandingannya kuningan 3 gram dan perak 10 gram.
Gambar 4.28 Peleburan (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) Patri plat dalam proses pembuatanya setelah semua bahan perak dan kuningan dilebur kemudian dirolling mill sampai tipis. Sebelum menggunakan patri plat, patri dipotong–potong kecil terlebih dahulu.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
Gambar 4.29 Patri Plat (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) Patri tabur prosesnya sama seperti patri plat, tapi bedanya patri tabur setelah dalam proses peleburan bahan tersebut dikikir dengan menggunakan kikir dibantu dengan alat tanggem supaya mudah dalam pengikiran.
Gambar 4.30 Patri Tabur (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 4. Perakitan Filigri Menurut Mulyani, prinsip dari filigri ada dua, yaitu: Bagian luar menggunakan odho-odho (bingkai), bagian dalam ornamen dibuat dari kawat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 yang lebih tipis kemudian dua kawat dipilin dari ukuran 0,27 setela dipilin dirolling mill. ornamen ada dua macam yaitu krawangan dan unter. Krawangan adalah kawat yang sudah dipilin dan dipres/diplepet dibentuk melingkar dengan cara dililitkan berulang-ulang sampai membentuk sebuah ornamen yang cukup dapat dimasukkan kedalam bingkai/kerangka. Unter adalah bentuk ornamen dari kawat yang sudah dipilin dan dipres kemudian dililitkan dua kali putaran, dibengkokkan dan disisakan kawat ½ cm untuk tangkai, lalu dipotong. Kerajinan perak teknik filigri dalam tahap pembuatanya ada beberapa tahap diantaranya adalah: a.
Tahap Pembuatan Bingkai. Tahap pembuatan bingkai dalam bahasa bengkel yang ada di Yani’s Gallery bernama odho-odho. Bahan yang digunakan untuk membuat bingkai adalah kawat yang berukuran 0,8 mm kemudian dimasukkan ke dalam rolling mill untuk ditekan.
Gambar 4.31 Memlepet (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) Cara menekan dengan cara dikelilingkan untuk membuat pola yang berbentuk kelopak dengan menggunakan ikal-ikalan, agar ukuran kelopak bunga sama.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
Gambar 4.32 Membuat Bingkai (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) Bahan dikelilingkan sampai diperoleh bidang kosong yang berbentuk kelopak, kemudian dipatri di titik pertemuan. Setelah dipatri dilekatkan di atas kertas dengan lem agar tidak mudah lepas.
Gambar 4.33 Kelopak Kosong (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
b.
Tahap Pengisian Bingkai Sebelum melakukan pengisian bingkai membuat kawat isian dahulu ukuran kawat 0,3 mm dengan cara menyerut menggunakan alat canai yang dijepit pada tanggem, atau dengan cara seperti gambar di bawah ini.
Gambar 4.34 Menyanai/Menyerut (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) Selesai menyerut dua kawat dipilin/ditampar dengan menggunakan bor tangan yang diputar dan dikaitkan dengan bandul agar seimbang.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
Gambar 4.35 Memilin Kawat (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) Kemudian hasil yang didapat setelah dipilin seperti di gambar 4.36 di bawah ini.
Gambar 4.36 Kawat pilinan (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Setelah dalam bentuk pilinan kemudian dirolling mill menjadi pipih. diisikan pada bidang kosong dengan ornamen-ornamen yang sesuai. Usahakan bidang kosong terisi penuh oleh ornamen-ornamen. Ornamen-ornamen dalam bahasa pengrajin disebut isian, isian terdiri dari dua jenis pertama dinamakan unter, yang kedua dinamakan krawang. Unter dan krawang dipadukan menjadi rangkaian ornamen dalam sebuah karya seni filigri.
c.
Gambar 4.37 Proses Pengisian (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) Tahap Pematrian Pematrian teknik filigri ini berbeda dengan karya kerajinan perak yang lain. Dalam teknik filigri bahan yang digunakan untuk mematri adalah patri tabur. Dari semua komponen bidang yang sudah terisi penuh kemudian ditaburi dengan patri tabur pada permukaan bidangnya lalu dipanasi dengan api, maka semua permukaan akan menjadi terpatri dengan baik. Pastikan permukaan sebaliknya sudah terpatri dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
Gambar 4.38 Pematrian Patri Tabur (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) d. Tahap pembersihan Setelah dipatri dengan baik, kemudian dibersihkan menggunakan: 1) Obat godog (campuran HCl dan air) agar menghilangkan hitam karena lengas bekas kertas dan bekas borak setelah dibakar. 2) Buah lerak yang digunakan untuk mencuci perak dengan cara disikat menggunakan sikat kawat yang lembut, agar bekas pembakaran yang ada disela-sela ornamen bersih. 3) Kemudian direbus di dalam air yang dicampur dengan tawas, sehingga warna akan menjadi bersih. e. Finishing Dalam tahap finishing ada dua cara, sangling dan pelapisan. Untuk tahap sangling alat yang digunakan adalah: 1) Sangling adalah bekas kikir yang sudah dipoles dengan halus dan digunakan sebagai sangling dengan cara diskrap dan digosokgosokkan. 2) Kulit sapi digunakan untuk menggosok-gosokkan sangling dan batu hijau agar sangling tetap bersih dan dapat mengkilapkan karya filigri. 3) Batu hijau yang sudah di gosokkan ke permukaan kulit, kemudian di skrapkan pada karya filigri tersebut. hasilnya akan menjadi mengkilap dan bersih.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Gambar 4.39 Alat Sangling (Dokumentasi oleh: Estia Ruhananingtyas, 2013)
Gambar 4.40 Menyangling (Dokumentasi oleh: Estia Ruhananingtyas, 2013) Untuk tahap pelapisan dapat menggunakan elektro plating, yaitu proses pelapisan logam, dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke material logam yang hendak dilapis. Dalam dunia industri, elektroplating digunakan untuk menghasilkan sifat logam yang lebih menguntungkan dari pada logam aslinya (logam saat sebelum di plating dengan sesudah plating) yang dikenal dengan 3 aspek penting dari electroplating yakni meningkatkan sifat teknis/ mekanis, melindungi logam dari korosi dan memperindah tampilan. Pengrajin perak di Kotagede banyak yang menggunakan elektro plating, secara biaya pengeluarannya bisa dihemat dengan cara menggantinya dengan tembaga yang kemudian diplating dengan perak. Langkah-langkah teknik elektroplating: 1)
Menyediakan serbuk perak.
2)
Rebus portas/potasium di dalam bejana (kalau di pasaran sering disebut gelas kristal) yang telah diisi air sampai benar-benar larut.
3)
Campurkan
serbuk
perak
tersebut,
aduk-aduk
pake
lidi
(yang
penting bukan besi) sampai rata, tahap ini adalah membuat larutan sepuh perak. 4)
Menyiapkan satu liter air di gelas kristal, masukkan potasium, jika sudah mencair masukkan serbuk perak tadi, aduk hingga rata dan simpan. Tahap ini membuat larutan untuk plating warna perak.
5)
Mempersiapkan perhiasan yang mau diplating. Karena tujuannya memplating warna perak, maka yang diplating sebaiknya logam yang lebih murah dari pada perak.
Ada beberapa hal yang mesti di perhatikan, yaitu: 1) Larutan harus steril Steril maksudnya tidak ada zat asing yang ikut larut di dalam larutan elektrolit baik saat pencampuran maupun terkontimasi pada saat proses plating berlangsung. 2) Karya filigri dipastikan halus Halus maksudnya kondisi karya filigri yang mesti melalui kondisi finishing yang prima dengan cara-cara yang tidak asal tapi kombinasi antara skill dan ketelitian.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 3) Larutan harus benar-benar bersih Bersih itu tidak hanya terbebas dari kotoran (semisal, pijer atau tawas) tapi juga terbebas dari sabun. Hampir semua tukang plating untuk perhiasan menuntut standar tinggi mempunyai mesin getar ultrasonic. Supaya obat polish yang tersembunyi diselasela bisa turun semua. Jika masih ada yang menempel akan mengotori obat (cairan) plating menjadi kotor dan jika cairan yang dipake adalah rodium sering membuat hasil plating kurang bercahaya karena cairan kotor. 5. Bentuk-bentuk Hasil Karya Kerajinan Perak Teknik Filigri CV. Yani’s Gallery Kotagede Yogjakarta Berdasarkan cara pembuatannya, hasil karya kerajinan perak terbagi menjadi tiga jenis, yaitu a) Perak buatan tangan (Handmade) yang terdiri dari Filigree dan Solid Silver, b) Perak buatan mesin (Machinery), dan c) Perak cetakan (Casting). Kerajinan perak buatan tangan (Handmade) murni dibuat dengan tangan, tanpa mengandalkan mesin. Dari proses awal hingga akhir dikerjakan dengan tangan. Kerajinan inilah yang merupakan cikal bakal industri perak di Kotagede Yogyakarta dan bahkan sampai sekarangpun kerajinan perak di Kotagede masih didominasi kerajinan buatan tangan (handmade). Perak buatan mesin (Machinery) ini sering dijadikan alternatif produksi kerajinan perak terutama untuk permintaan produk dengan kuantitas besar dan waktu yang terbatas. Sebenarnya sistem pembuatan perak cetak/casting ini ada beberapa tehnik. Dari yang menggunakan peralatan sederhana sampai penggunaan mesin casting sentrifugal yang lumayan mahal harganya dan biasanya produk perhiasan yang ada di pasaran dibuat denganmesin casting sentrifugal. Perak cetakan (Casting) juga merupakan sistem produksi massal seperti casting. Hanya saja di sini digunakan mesin sebagai ganti mesin casting. Produk-produk yang dibuat dengan mesin biasanya adalah kalung dan gelang rantai. CV. Yani’s Gallery sendiri memproduksi karya kerajinan perak buatan tangan dalam bentuk filigri. Seni kerajinan teknik filigri yang dihasilkan di CV.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 Yani’s Gallery adalah dalam bentuk asesoris seperti bross, liontin, hiasan dinding, miniatur, tempat perhiasan, gelang, dan giwang sebagai berikut: a.
Bros
1
2
4 3 Gambar 4.41 Bros (1. Bros Bunga, 2. Bros Kupu-kupu, 3. Bros Apel, 4. Bros Kucing) (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 b. Liontin
1
2
3 Gambar 4.42 Liontin (1. Liontin Bintang, 2. Liontin Bunga, 3. Liontin Kucing) (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) c. Hiasan dinding
Gambar 4.43 Hiasan Dinding Wayang (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
d. Miniatur
Gambar 4.44 Miniatur Mobil (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) e. Tempat Perhiasan
Gambar 4.45 Tempat Perhiasan (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 f. Gelang Tangan
Gambar 4.46 Gelang Tangan (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) g. Giwang
Gambar 4.47 Giwang (Dokumentasi oleh: Fatimah Resti Sukasih, 2013) 6. Kendala/Hambatan
dalam
Pelaksanaan
Proses
Pembuatan
Seni
Kerajinan Perak dengan Teknik Filigri di CV. Yani’s Gallery Kotagede Yogjakarta. CV. Yani’s Gallery dalam proses pembuatan seni kerajinan perak teknik filigri dengan menggunakan dua bahan baku yaitu tembaga dan perak, kedua bahan baku tersebut saling membutuhkan, meskipun harga perak selalu naik turun dan harga tembaga tetap stabil. Proses pembuatan karya seni perak teknik filigri di CV. Yani’s Gallery ada beberapa hambatan-hambatan:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 a. Mulai dari bahan baku perak, semakin lama harga perak semakin tinggi. Maka dari itu dalam proses pembuatan karya seni perak teknik filigri ini tidak murni sepenuhnya menggunakan perak akan tetapi menggunakan bahan baku tembaga. Sebenernya tergantung dari permintaan konsumen, jika konsumen berani memesan dengan bahan baku perak murni maka dari pihak CV. Yani’s Gallery tidak segan-segan memproduksi kaya tersebut. b. Karya seni teknik filigri dalam proses pembuatannya mengalami tahap finishing, dalam tahap finishing karya filigri jika menggunakan bahan baku tembaga,
proses
finishingnya menggunakan teknik
(penyepuhan). Sedangkan di
elektroplating
CV. Yani’s Gallery sendiri tidak
menyediakan ruang atau tempat untuk tahap finishing elekroplating. c. Bahan baku perak yang mahal dan permintaan konsumen yang turun dapat menghambat produksi karya seni perak teknik filigri di CV. Yani’s Gallery Kotagede Yogyakarta. Bahkan sudah lama CV. Yani’s Gallery tidak memproduksi karya seni perak teknik filigri.