BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1
Penyajian Data Penelitian Untuk memperkuat hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, penulis melakukan beberapa cara untuk mengumpulkan data yang di lakukan di Pemda Kabupaten Tangerang. Teknik – teknik pengumpulan data tersebut yaitu wawancara mendalam, observasi partisipan dan dokumentasi.
4.1.1 Wawancara Mendalam Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara mendalam dengan beberapa pihak yang berkompeten untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang peneliti buat. Objek wawancara tersebut dibagi kedalam dua kelompok, yaitu Publik Internal dan Publik Eksternal. Publik Internal yaitu Kepala Bagian Humas Pemda Kabupaten Tangerang Bapak Drs. Yeyep Syarif Anwar dan Kepala Sub Bagian Pemberitaan Bapak Abdul Munir. Dan Publik Eksternal yaitu, Bapak Wahyu Haryadi selaku wartawan surat kabar Radan Banten. Berikut ini adalah wawancara yang dilakukan oleh peneliti agar dapat membantu dalam merumuskan jalan pemecahan dari permasalahan yang ada. 55
56
a.
Publik Internal Dari wawancara pertama yang dilakukan kepada Kepala Bagian Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang Bapak Drs. Yeyep Syarif Anwar yang di lakukan di kantornya di ruang kepala bagian Humas Pemda Kabupaten Tangerang, pada tanggal 26 April 2012. Pemda Kabupaten Tangerang saat ini citranya masih baik-baik saja, menurutnya saat ini beliau tidak bisa memastikan bagaimana citra Pemda Kabupaten Tangerang, karena citra Pemda Kabupaten Tangerang saat ini tergantung dari pandangan masyarakat itu sendiri. Dan citra Pemda Kabupaten Tangerang yang diinginkan adalah memiliki citra yang positif di mata masyarakat. Dan untuk mewujudkan semua hal tersebut telah banyak dilakukan upaya untuk meningkatkan citra Pemda Kabupaten Tangerang, yaitu dengan cara membuat kegiatankegiatan sosial dan melakukan pembangunan yang langsung di terjunkan kepada masyarakat, begitu ungkap beliau. Karena Pemda Kabupaten Tangerang merupakan instansi
Pemerintahan yang
berada di wilayah kabupaten yang dijadikan sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat secara langsung. Wawancara kedua yang dilakukan dengan Bapak Abdul Munir selaku Kepala Sub Bagian Pemberitaan Humas Pemda Kabupaten Tangerang yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 2012, beliau memaparkan bahwa citra Pemda Kabupaten Tangerang saat
57
ini cukup positif, karena tidak adanya keluhan atau pernyataan yang negatif tentang Pemda Kabupaten Tangerang dari masyarakat secara langsung kepada pihak Pemda Kabupaten Tangerang itu sendiri. Citra yang diinginkan oleh Pemda Kabupaten Tangerang adalah menciptakan pandangan yang positif dari masyarakat di lingkungan Kabupaten Tangerang dan sekitarnya. Sehingga masyarakat bisa percaya dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Tangerang untuk melakukan pembangunan. Cara-cara yang dilakukan Pemda Kabupaten Tangerang untuk meningkatkan citra yaitu dengan cara membuat program-program pemerintahan
yang
bertujuan
merangkul
masyarakat
dan
menghasilkan kepercayaan. Dalam hal ini humas berperan penting untuk meningkatkan citra Pemda Kabupaten Tangerang. Karena peran humas Pemda Kabupaten Tangerang itu sendiri adalah sebagai mediator untuk melaksanakan pemberitaan, mengumpulkan dan menganalisa informasi untuk bahan kebijakan pimpinan dan mnegatur kegiatan pimpinan. Jadi humas di Pemda Kabupaten Tangerang adalah jembatan antara pemerintah dan masyarakat, ujar Bapak Yeyep Syarif Anwar. Menurut Bapak Abdul Munir, Program-program yang sudah ada saat ini di Humas Pemda Kabupaten Tangerang adalah kegiatan media monitoring, press release dan advertorial yang
58
rutin dilakukan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengontrol opini-opini masyarakat yang berkembang melalui media dan untuk mengklarifikasi apabila ada berita yang simpang siur dan perlu untuk diluruskan. Menurut Drs. Yeyep Syarif Anwar program tersebut sudah efektif untuk menstabilkan citra Pemda Kabupaten Tangerang. Sehingga tidak terjadi protes yang besar dari masyarakat. Karena setiap masalah yang muncul dapat segera di ketahui dan di carikan solusinya. Sedangkan menurut Bapak Abdul Munir Dengan melakukan kegiatan media monitoring setiap harinya kita jadi bisa memantau apa keluhan masyarakat terhadap Pemda Kabupaten Tangerang. Begitu juga dengan melakukan kegiatan press release, karena banyak respon positif yang menangapi setiap press release yang dibuat dan dengan advertorial juga program yang di buat oleh Pemda Kabupaten Tangerang menjadi lebih mudah untuk di perkenalkan kepada masyarakat. Namun bukan perkara yang mudah untuk melakukan semua kegiatan tersebut, karena ternyata ada hambatan-hambatan yang dialami selama melakukan kegiatan tersebut. Hambatan- hambatan yang dirasakan dalam melakukan kegiatan media monitoring ini yaitu apabila media massa menulis berita yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan fakta aslinya. Karena sekarang banyak media massa yang menulis beritanya tidak sesuai dengan apa yang terjadi
59
sebenarnya, kadang di lebih-lebihkan atau dikurangi. Sehingga kita tidak bisa mengetahui secara persis apa yang sebenarnya terjadi di masyarakat, ungkap Bapak Drs. Yeyep Syarif Anwar selaku Kepala Bagian Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang. Program selanjutnya yang akan di buat adalah Program yang saat ini tengah dalam proses pembuatan yaitu Majalah Suara Tiga Raksa. Dan beberapa event yang bermanfaat bagi masyarakat. Ujar bapak Abdul Munir selaku Kepala Sub Bagian Pemberitaan.
b.
Publik Eksternal Penulis
juga
melakukan
wawancara
dengan
Publik
Eksternal yaitu Bapak Wahyu Haryadi selaku Wartawan dari surat kabar Radar Banten. Menurut beliau citra Pemda Kabupaten Tangerang saat ini kurang positif di masyarakat. Karena banyaknya keluhan-keluahan masyarakat tentang pembangunan yang tidak berjalan dan di biarkan begitu saja. Persepsi Bapak Wahyu Haryadi tentang Pemda Kabupaten Tangerang yaitu sebuah instansi pemerintah yang bekerja untuk rakyat, yang di gaji dari uang rakyat. Sehingga harus bekerja sebaik-baiknya untuk mensejahterakan rakyat. Namun pada kenyataannya
sekarang
banyak
yang
menyalahgunakan
kepercayaan rakyat, sehingga rakyatnya tidak percaya lagi kepada pemerintahan. Namun Hubungan baik masih dimiliki oleh Surat
60
Kabar Radar Banten tempat beliau bekerja sebagai wartawan dengan Pemda Kabupaten Tangerang, menurut beliau Radar Banten dengan Pemda Kabupaten Tangerang mempunyai kerja sama yang sudah berjalan cukup lama. Dan Bapak Wahyu Haryadi selalu mengetahui program terbaru yang dimiliki oleh Pemda Kabupaten Tangerang karena selalu di berikan press release oleh bagian humas setiap Pemda Kabupaten Tangerang mencanangkan program baru. Maka dari itu beliau menilai program Press Release ini sangat efektif untuk membantu beliau dan rekan-rekan sesama wartawan dalam mencari berita. Humas mempunyai peran yang sangat penting untuk pihak media massa, karena mereka memberikan banyak informasi dan berita yang di butuhkan oleh para wartawan. Begitu menurut bapak Wahyu Haryadi. Dan beliau mempunyai harapan besar untuk Pemda Kabupaten Tangerang agar dapat bekerja dengan lebih baik dan menyelesaikan semua masalah pembangunan yang terbengkalai, sehingga tidak timbul protes dari masyarakat lagi untuk Pemda Kabupaten Tangerang.
61
c.
Triangulasi sumber Dari hasil wawancara yang di dapat, kemudian penulis melakukan triangulasi sumber dengan melakukan pengecekan kembali hasil wawancara yang di dapat kepada sumbernya. Apakah hasil wawancara yang di dapat sudah sesuai dengan yang di maksud atau belum, dan untuk menyamakan persepsi antara penulis dengan si narasumber yang di wawancara. Dan dari hasil triangulasi sumber tersebut, sudah di temukan adanya kesamaan persepsi antara si narasumber dengan penulis terhadap hal yang di maksudkan.
4.2
Pengolahan Terhadap Data Yang Terkumpul Tahapan selanjutnya setelah mendapatkan data-data yang terkumpul, adalah dengan melakukan pengolahan data. Dalam melakukan pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan beberapa tahap analisa. Analisa pertama yang dilakukan peneliti adalah dengan memahami kembali secara lebih mendalam mengenai masalah yang menjadi pokok penelitian. Yang menjadi pokok penelitian adalah peran humas Pemda Kabupaten Tangerang untuk meningkatkan citra melalui kegiatan media monitoring. Jika sudah memahami permasalahan yang ada, maka peneliti akan mudah untuk melakukan pengolahan data. Tahap kedua adalah dengan cara membaca dan memahami kembali draft wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada narasumber untuk di jadikan bahan pemecahan masalah. Tahap ketiga
62
yaitu peneliti menganalisa hasil wawancara. Dan tahap keempat adalah mencocokan pertanyaan dan jawaban hasil wawancara yang di peroleh oleh peneliti dan menyimpulkannya menjadi hasil penelitian sementara atau hipotesa yang masih bisa di kembangkan. Peneliti melakukan observasi partisipan di Pemda Kabupaten Tangerang, peneliti melihat bagaimana peran humas Pemda Kabupaten Tangerang. Dari hasil observasi peneliti mendapati bahwa peran humas Pemerintahan tidak terlalu menjadi center bagi Pemda Kabupaten Tangerang, tidak seperti humas pada perusahaan
swasta.
Humas
pada
pemerintahan
tugasnya
hanya
melaksanakan pemberitaan, mengumpulkan dan menganalisa informasi untuk bahan kebijakan pimpinan, melakukan perekaman, penyajian data, dan mengatur keprotokoleran kegiatan pimpinan, serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretariat daerah Kabupaten sesuai dengan bidang tugasnya. Pekerjaan PR dalam tingkatan pemerintah yang terlihat lebih kompleks adalah humas yang berada di Pemerintahan lokal, daerah atau kabupaten. Karena tingkatan ini lebih dekat dengan masyarakat, baik untuk layanan yang diberikan maupun dalam kemampuan untuk akses kepada wakil yang ada di pemerintahan. Keberhasilan suatu Pemerintah Daerah atau Kabupaten tidak hanya ditentukan dari pencapaian atas program yang ditetapkan, tetapi juga ditentukan oleh seberapa jauh masyarakat mengetahui perkembangan dan penyelenggaraan tugas Pemerintah Daerah atau Kabupaten tersebut. Dalam melakukan pelayanan yang baik kepada masyarakat, PR melakukan penyampaian informasi dan kebijakan melalui media dengan tujuan untuk meningkatkan citra.
63
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian Instansi Pemerintahan yang paling dekat dengan masyarakat adalah pemerintahan di Kabupaten. Kerena pemerintahan kabupaten marupakan kepanjangan tangan dari pemerintahan pusat yang menyalurkan pembangunan hingga ke desa-desa terpencil yang tidak bisa di cover oleh pemerintahan pusat. Dan Pemda Kabupaten Tangerang salah satunya. Tugas
Pemda
Kabupaten
Tangerang
sendiri
sebagai
instansi
pemerintahan adalah bekerja untuk kesejahteraan rakyat yaitu dengan melakukan pembangunan secara kerkelanjutan agar masyarakat dapat merasakan kesejahteraan dan pembangunan dapat merata di seluruh Indonesia. Namun pada kenyataannya, banyak terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh oknum-oknum pemerintahan, sehingga masyarakat harus menerima akibatnya yaitu pembangunan yang tidak terselesaikan dan terbengkalai selama bertahun-tahun, atau lambatnya penanggulangan terhadap masalah yang terjadi. Sehingga menimbulkan banyak kekecewaan di mata masyarakat
mengenai
kinerja
pemerintah
yang
dinilai
gagal
dalam
melaksanakan tugasnya. Seringkali terjadi demo tuntutan dari masyarakat kepada pemerintah, hal ini di karenakan masyarakat ingin mendapatkan kesejahteraan dan itu merupak haknya. Dengan timbulnya banyak kekecewaan terhadap pemerintah, secara otomatis citra pemerintahan menjadi kurang baik di mata masyarakat dan hal tersebut harus segera di tangani oleh Pemda Kabupaten Tangerang agar tidak semakin buruk citranya di mata masyarakat. Dan semua kegiatan tersebut
64
merupakan bagian dari kegian humas yaitu untuk menjaga citra. Kemudian Humas Pemda Kabupaten Tangerang pun melakukan beberapa tindakan, tindakan yang pertama yaitu melakukan kegiatan media monitoring yang bertujuan untuk mengontrol apa yang terjadi di masyarakat Kabupaten Tangerang dan mengetahui masalah apa yang terjadi mengenai Pemda Kabupaten Tangerang di masyarakat. Dari hasil Media monitoring yang dilakukan oleh Humas Pemda Kabupaten Tangerang sudah dapat disimpulkan permasalahan yang ada, dan dari pengelolaah terhadap data yang sudah dilakukan oleh peneliti, dapat diambil kesimpulan bahwa Humas Pemda Kabupaten Tangerang segera mengambil tindakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dan mengembalikan kembali citra pemerintahan yang memudar kepada Pemda Kabupaten Tangerang dengan cara mengeluarkan press release dan advertorial. Kegiatan Press Release ini adalah kegiatan Media Relations, dimana hubungan baik antara perusahaan yang diwakili oleh Bagian Humas dalam usaha melakukan kerja sama dengan media-media komunikasi massa yang ada di daerahnya, maupun diluar daerah perusahaannya. Sedangkan Sebuah advertorial atau infomercial adalah iklan yang dirancang untuk mensimulasikan konten editorial, sementara pada saat yang sama menawarkan informasi yang valid kepada calon klien. Jadi press release dan Advertorial sedikit banyak dapat membantu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan-kegiatan apa saja dan program-program kerja apa saja yang tengah dijalani oleh Pemda Kabupaten
65
Tangerang. Sehingga apabila program tersebut dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, diharapkan masyarakat dapat memberi penilaian yang positif mengenai program-program tersebut. Dan bisa berdampak baik untuk meningkatkan citra Pemda Kabupaten Tangerang.
4.3.1 Peran Humas Pemda Kabupaten Tangerang Peran humas dalam instansi pemerintah lebih kompleks, karena humas pemerintahan tidak seperti humas pada perusahaan swasta. Humas perintahan sudah mempunyai tupoksi dan alur kerja yang harus sesuai dengan tupoksi dari pemerintahan pusat. Dan tugas umum humas Pemda Kabupaten Tangerang adalah melaksanakan pemberitaan, mengumpulkan dan menganalisa informasi untuk bahan kebijakan pimpinan, melakukan perekaman, penyajian data, dan mengatur keprotokoleran kegiatan pimpinan,Serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretariat daerah Kabupaten sesuai dengan bidang tugasnya. Humas Pemda Kabupaten Tangerang juga berperan sebagai mediator apabila terjadi sengketa antara pihak internal dengan eksternal, maupun pihak eksternal dengan pihak eksternal apabila diminta dan dianggap perlu untuk ikut campur. Hal ini juga sama seperti teori yang diungkapkan oleh Dozier dan Broom dalam buku employee relations and communication media model (Ruslan, 2007:20-21).tentang peran humas dalam suatu organisasi.
66
Humas di Pemda Kabupaten Tangerang sendiri telah melakukan perannya sesuai dengan teori yang ada. a) Penasihat Ahli (Expert Prescriber) Seorang praktisi humas yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu dan mencarikan solusi dalam penyelesaian
masalah
hubungan
dengan
publiknya
(public
relationship). Humas Pemda Kabupaten Tangerang wajib membantu Bupati atau bidang lain yang membutuhkan humas Pemda Kabupaten Tangerang untuk memberikan solusi pemecahan masalah yang ada. Karena humas merupakan bidang yang menjadi penjebambatan antara instansi dengan masyarakat. b) Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator) Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, dia juga dituntut untuk mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung, dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. Seperti kegiatan media monitoring yang mencari dan mendengar keluhan masyarakat mengenai Pemda Kabupaten
67
Tangerang, setelah itu di analisis dan di pelajari untuk di carikan solusi permasalahan. Setelah mendapatkan kesimpulan dari masalah yang ada, kemudian pihak humas Pemda Kabupaten Tangerang mengeluarkan press release untuk menjelaskan kebijakan yang ada di Pemda Kabupaten Tangerang. c) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process fasilitator) Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan public relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi, baik sebagai penasihat
(adviser)
hingga
mengambil
tindakan
eksekusi
(keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi
secara
rasional
dan
profesional.
Biasanya
dalam
menghadapi suatu krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir praktisi ahli PR dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam suatu tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu. Dalam setiap permasalahan yang ada di Kabupaten Tangerang, Humas Pemda Kabupaten Tangerang di wajibkan untuk turut andil dalam mencari solusi untuk penanganan kasus walaupun di dampingi oleh staf ahli, karena setiap Pemerintahan selalu
68
mempunyai staf ahli yang susuai dengan bidang-bidangnya masingmasing. d) Teknisi Komunikasi (Communication Technician) Berbeda dengan peranan praktisi PR profesional sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai journalist in residence yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication of organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan (level), yaitu secara teknis komunikasi,
baik
arus
maupun
media
komunikasi
yang
dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi antar karyawan satu departemen dengan lainnya. Humas
Pemda
Kabupaten
Tangerang
harus
menjaga
komunikasi antara internal-internal, maupun internal-eksternal. Seperti menjaga hubungan baik dengan media massa yang menjadi bagian dari menjaga komunikasi.
4.3.2 Tujuan Pokok dan Fungsi Humas Humas adalah perantara antara pimpinan organisasi dengan publik, baik publik internal maupun publik eksternal. Tujuan humas
69
adalah untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik, di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik. Seperti itu pula yang dilakukan oleh humas Pemda Kabupaten Tangerang.
Humas
dalam
Pemda
Kabupaten
Tangerang
harus
mempunyai sikap yang baik antara sesama staff, maupun dengan publik eksternalnya.
Fungsi Humas menurut Edward L. Bernays ( Ruslan 2005 :18), antara lain sebagai berikut : 1)
Memberikan penerangan kepada publik. Humas Pemda Kabupaten Tangerang juga mempunyai tugas untuk menerangkan kepada publik mengenai apa yang terjadi di Pemda Kabupaten Tangerang.
2)
Melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik. Persuasi yang dilakukan oleh humas Pemda Kabupaten Tangerang yakni, pihak humas melakukan sosialisasi dengan masyarakat untuk
memperkenalkan
program
baru
Pemda
Kabupaten
Tangerang, dan mengajak masyarakat untuk mendukung program tersebut. 3)
Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat, atau sebaliknya.
70
Sikap yang dimaksud adalah untuk menyamakan persepsi mengenai citra Pemda Kabupaten Tangerang. Diharapkan sama, antara pandangan masyarakat dengan yang diinginkan oleh Pemda Kabupaten Tangerang.
4.3.3 Kegiatan Media Monitoring dan Pengaruhnya Terhadap Citra Kegiatan media monitoring yang dilakukan oleh humas Pemda Kabupaten Tangerang itu secara terus menerus dan berkelanjutan dilaksanakan setiap harinya. Hal itu untuk mengetahui permasalahan apa yang terjadi dalam masyarakat dan apa saja keluhan masyarakat terhadap Pemda Kabupaten Tangerang. Kegiatan media monitoring sendiri adalah kegiatan untuk memilih berita dari surat kabar dann mengunting, kemudian di jadikan sebuah klipingan berita. Dan dikumpulkan untuk di jadikan bahan evaluasi selanjutnya dalam melaksanakan kegiatan. Dari kegiatan media monitoring tersebut kita dapat mengetahui permasalahan dengan lebih cepat, sehingga bisa cepat mencari solusinya. Apabila kegiatan media monitoring tidak dijalankan dengan baik, dan keluahan-keluhan masyarakat tidak di tanggapi, tentunya hal ini akan sangat berpengaruh terhadap citra Pemda Kabupaten Tangerang yang akan menurun, dan menimbulkan citra negatif pada akhirnya. Seperti dikatakan oleh Katz (Soemirat dan Ardianto:2004) mengatakan bahwa citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang
71
sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan
mempunyai
citra
sebanyak
jumlah
orang
yang
memandangnya. Seperti itulah masyarakat akan memandang Pemda Kabupaten Tangerang apabila dinilai kurang berhasil dalam menjalankan tugasnya, maka citranya akan buruk. Dan apabila telah berhasil melakukan tugasnya, maka citra Pemda Kabupaten Tangerang akan positif di mata masyarakat. Untuk
membangun
citra
yang
positip
dari
masyarakat,
diperlukannya pengenalan lebih jauh tentang Pemda Kabupaten Tangerang kepada masyarakat, dan memperkenalkan program-program Pemda Kabupaten Tangerang itu sendiri agar masyarakat paham dengan apa yang dikerjakan dan dihasilkan oleh Pemda Kabupaten Tangerang, untuk membuat pemerintahan yang transparan. Jenis-jenis Citra menurut Ardianto (2011:63) adalah : a. Citra bayangan Citra bayangan adalah citra yang melekat pada orang atau anggotaanggota organisasi, dan citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra bayangan itu hampir selalu tidak tepat, atau tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Seperti halnya padangan yang dimiliki oleh Pemda Kabupaten Tangerang tentang citranya sendiri. Yaitu Pemda Kabupaten Tangerang menilai citranya positif di mata masyarakat. b. Citra yang berlaku
72
Citra yang berlaku adalah kebalikan dari citra bayangan atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Seperti pandangan masyarakat yang memiliki banyak kekecewaan terhadap Pemda Kabupaten Tangerang. Citra inilah yang terjadi di masyarakat. c. Citra yang diharapkan Wish image adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya, citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan dari pada citra yang ada. Memiliki citra yang positif adalah citra yang diinginkamn oleh Pemda Kabupaten Tangerang. d. Citra majemuk Banyak jumlah pegawai (individu), cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Variasi citra tersebut harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan harus ditegakkan secara keseluruhan. Seperti saat peneliti mewawancara Kepala Bagian Humas Pemda Kabupaten Tangerang dan Kepala Sub Bagian Pemberitaan. Mereka memiliki pandangan yang berbeda mengenai citra Pemda Kabupaten Tangerang.
73
Maka humas Pemda Kabupaten Tangerang mengeluarkan press release dan adevrtorial untuk mengenalkan program pemerintah kepada masyarakat. sehingga masyarakat lebih paham dan mengerti. Press Release atau siaran pers menurut Soemirat dan Ardianto (2004) adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Public Relations(PR) suatu organisasi/ perusahaan yang disampaikan kepada pengelola pers/ redaksi media massa (tv, radio, media cetak, media online) untuk dipublikasikan dalam media massa tersebut. Humas Pemda Kabupaten Tangerang membuat press release kemudian menyebarkannya kepada semua media massa, tidak hanya di lingkup Kabupaten Tangerang, tapi semua media massa boleh mendapatkan press release tersebut. Sedangkan program advertorial menurut Kleppner yaitu, iklan yang digunakan untuk mempromosikan pandangan tertentu, istilah ini berasal dari advertising dan editorial. (Kleppner, 1992:509). Saat akan di gelar acara MTQ ke XI Provinsi Banten, Kabupaten Tangerang menjadi tuan rumah untuk acara tersebut, dan Bupati menghimbau agar masyarakat mendukung acara tersebut dengan mengeluarkan advertorial yang di pasang di bagian iklan-iklan pada surat kabar. Dengan cara-cara tersebut yang dilakukan humas Pemda Kabupaten Tangerang, cara ini sangat efektif untuk memberikan pengertian kepada masyarakat, sehingga berdampak meningkatnya citra Pemda Kabupaten Tangerang. Hal ini dapat di lihat dari berkurangnya
74
jumlah demo-demo yang dilakukan masyarakat terhadap Pemda Kabupaten Tangerang. Dapat kita lihat pada tabel berikut ini :
TABEL 4.3.3.1 Frekuensi Peristiwa Unjuk Rasa/Mogok Kerja menurut Sasaran Table Number of Demonstration/Labour Strike by Target 2011 BULAN 1
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER TOTAL
JUMLAH KASUS
SASARAN
2
DPRD 3
DEPNAKER 4
DLLAJ 5
PERUSH 6
POLRES 7
2 13 9 8 9 3 14 13 6 5 6 7 95
0 0 0 0 2 1 2 0 0 0 0 1 6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 12 5 8 3 0 9 7 4 2 1 4 55
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PEMDA LAINNYA 8 9
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4 2 7
2 1 2 0 4 2 3 6 2 2 1 0 25
Sumber/Source : Polisi Resort (Polres) Metro Tangerang Kabupaten
Jumlah demonstrasi kepada Pemda Kabupaten Tangerang bekurang dengan adanya kegiatan media monitoring tersebut.
4.3.4 Hambatan Yang Dialami Selama melakukan observasi dan wawancara dengan publik internal maupun eksternal, penulis menarik kesimpulan mengenai beberapa hambatan yang ada di Pemda Kabupaten Tangerang. Hambatan yang di alami oleh Humas Pemda Kabupaten Tangerang adalah staff
75
yang ada dalam humas Pemda Kabupaten Tangerang itu bukan merupakan orang-orang yang latar belakang pendidikannya dari komunikasi atau public relations. Hanya beberapa saja yang latar belakangnya dari komunikasi atau public relations. Sehingga staff-staff humas Pemda Kabupaten Tangerang itu kurang paham betul tentang peranan yang harus dimiliki oleh humas.