BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian FKIP UKSW Salatiga merupakan salah satu Universitas swasta di Salatiga yang terletak di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga Jawa Tengah 50711 Telp. (0298) 321212. FKIP UKSW Salatiga didirikan pada tahun 1956. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa FKIP Bimbingan Konseling yang berjumlah 57 mahasiswa pada angkatan 2012. Berikut data mahasiswa yang digunakan untuk penelitian. Tabel 4.1. Rincian Mahasiswa No
Angkatan
Jumlah Subyek Penelitian
1
2012
57 57 Mahasiswa
Jumlah
Berdasarkan table 4.1 maka dapat diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang dijadikan subyek sebanyak 57 mahasiswa program studi Bimbingan Konseling di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pada angkatan 2012. 4.2 Pengumpulan Data Sebelum penulis melakukan pengumpulan data, terlebih dahulu membuat surat ijin penelitian yang dikeluarkan dekan FKIP UKSW Salatiga. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program studi Bimbingan Konseling angkatan 2012 di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
47
sebanyak 57 mahasiswa. Sampel diambil adalah sampel total. Pengisian instrumen penelitian dilakukan pada saat jam perkuliahan berlangsung dengan meminta waktu untuk pengisian skala. Sebelum melakukan pembagian instrumen, penulis melakukan salam perkenalan dengan menyebutkan nama penulis, saat ini penulis merupakan mahasiswa UKSW FKIP Bimbingan Konseling angkatan 2009. Kemudian penulis menjelaskan bahwa pemberian skala pengambilan keputusan dan kemandirian belajar ini dalam rangka penyelesaian tugas akhir kuliah penulisan skripsi dengan meminta untuk mengisi skala yang dibagikan tersebut. Setelah memperkenalkan diri, penulis kemudian menjelaskan prosedur pengisian skala pengambilan keputusan dan skala kemandirian belajar mahasiswa dengan memberikan jawaban sesuai dengan keadaan diri mahasiswa tersebut. Dan setelah itu penulis membagikan skala kepada seluruh mahasiswa yang dijadikan subjek penelitian yaitu mahasiswa progam studi Bimbingan Konseling pada angkatan 2012 UKSW Salatiga. Sebelum dikerjakan oleh mahasiswa, penulis memandu mahasiswa untuk mengisi terlebih data diri. Penulis mengingatkan untuk membaca petunjuk pengisian skala pengambilan keputusan dan skala kemandirian belajar, setelah mahasiswa membaca petunjuk dan menulis data diri maka mahasiswa dipersilahkan untuk mengerjakan. Setelah selesai skala pengambilan keputusan dan skala kemandirian belajar mahasiswa dikerjakan mahasiswa, maka penulis mengingatkan kembali untuk mengecek apakah pertanyaan pada skala yang dibagikan sudah
48
terjawab semua atau belum. Setelah pengisian skala selesai penulis meminta kepada mahasiswa agar mengumpulkan kembali, setelah semua terkumpul, penulis mohon pamit undur diri, dan barulah penulis melakukan analisis terhadap instrumen yang sudah diisi oleh mahasiswa progam studi Bimbingan Konseling pada angkatan 2012 UKSW Salatiga. 4.3 Analisis Deskriptif Untuk membuat kategorisasi variabel pengambilan keputusan digunakan rumus sebagai berikut: Lebar interval = Pada masing-masing item pengambilan keputusan, skor tertinggi 4 dan skor terendah adalah 1. Untuk membuat kategori variabel pengambilan keputusan, dibagi dalam lima kategori, yaitu Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Sedang (S), Tinggi (T), dan Sangat Tinggi (ST). Skor maksimal yang diperoleh adalah 27 x 4 = 108 dan skor minimal 27 x 1 = 27, sehingga diperoleh lebar interval sebagai berikut : (108-27) : 5 = 16,2 Tabel 4.3.1 Pengambilan Keputusan
Kategori
Range
Frekuensi
Prosentase (%)
Sangat Rendah
27 - 42
0
0%
Rendah
43 - 58
0
0%
Sedang
59 - 74
2
3,50 %
Tinggi
75 - 90
44
77,20 %
49
Sangat Tinggi
91-108
TOTAL
11
19,30 %
57
100%
Berdasarkan tabel 4.3.1 sebagian besar mahasiswa program studi Bimbingan Konseling angkatan 2012 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga memiliki pengambilan keputusan pada kategori Tinggi dengan prosentase 77,20 %, pengambilan keputusan pada kategori sangat tinggi prosentasenya sebanyak 19.30 % dan pengambilan keputusan pada kategori sedang prosentasenya sebanyak 3,50 %. Untuk membuat kategorisasi variabel kemandirian belajar mahasiswa digunakan
rumus
sebagai
berikut:
Lebar
interval
=
Pada masing-masing item kemandirian belajar mahasiswa, skor tertinggi 4 dan skor terendah adalah 1. Untuk membuat kategori variabel kemandirian belajar mahasiswa, dibagi dalam lima kategori, yaitu Sangat rendah (SR), Rendah (R), Sedang (S), Tinggi (T), dan Sangat Tinggi (ST). Skor maksimal yang diperoleh adalah 53 x 4= 212 dan skor minimal 53 x 1= 53, sehingga diperoleh lebar interval sebagai berikut : (212 – 53) : 5= 31.8
50
Tabel 4.3.2 Kemandirian Belajar Mahasiswa Taraf Kategori
Range
Frekuensi
Prosentase (%)
Sangat Rendah
52 - 83
0
0%
Rendah
84 - 114
0
0%
Sedang
115 -145
8
14,03 %
Tinggi
146 - 176
39
68,42 %
Sangat Tinggi
177 - 212
10
17,55 %
57
100 %
TOTAL
Berdasarkan tabel 4.3.2 sebagian besar mahasiswa program studi Bimbingan Konseling angkatan 2012 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang berjumlah 57 mahasiswa. Kemandirian belajar mahasiswa pada kategori Tinggi dengan prosentase sebanyak 68,42 %, kemandirian belajar mahasiswa pada kategori sangat tinggi prosentasenya sebanyak 17,55%, dan kemandirian belajar mahasiswa pada kategori sedang prosentasenya sebanyak 14,03 %. 4.4 Analisis Korelasi Untuk mengetahui hasil korelasi antara penentuan pemilihan program studi dengan kemandirian belajar maka pengolahan data digunakan teknik analisis Kendall Tau dengan bantuan SPSS for widiws 16.0 dari hasil perhitungan atau pengolahan secara statistik.
51
Tabel 4.3.3 korelasi antara penentuan pemilihan program studi dengan kemandirian belajar mahasiswa
Nonparametric Correlations Correlations
PengambilanKeputusan KemandirianBelajar Kendall' PengambilanKeputusan
Correlation 1.000
s tau_b
.582
**
Coefficient Sig. (2-tailed) N KemandirianBelajar
.
.000
57
57
**
1.000
.000
.
57
57
Correlation .582 Coefficient Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan Hasil analisis di atas diperoleh hasil koefisien korelasi antara pengambilan keputusan dengan kemandirian belajar yaitu rxy=0,582** dan p=0,000 (ρ < 0,001) Berpedoman pada taraf signifikan 1% dengan tingkat kepercayaan 99% didapatkan p=0,000 (ρ < 0,001) yang artinya ada hubungan sinifikan dengan arah positif antara penentuan pemilihan program studi oleh diri sendiri dengan kemandirian belajar mahasiswa program studi Bimbingan Konseling Angkatan 2012 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dengan kategori hubungan yang sedang. Karena menurut Sugiyono (2012) koefisien
52
korelasi rxy =0,582 ** berada pada kategori sedang karena terletak pada rentang 0,40 - 0,599. Sehingga disimpulkan apabila skor penentuan pemilihan program studi oleh diri sendiri naik, maka skor kemandirian juga naik, dan sebaliknya apabila skor penentuan pemilihan program studi turun, maka skor kemandirian belajar juga turun. 4.5 Uji Hipotesis Hipotesis yang dikemukakan peneliti pada Bab II adalah sebagai berikut : Ada hubungan yang signifikan antara penentuan pemilihan program studi dengan kemandirian belajar mahasiswa program studi Bimbingan Konseling angkatan 2012 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, sehingga hipotesis yang diajukan diterima. 4.6 Pembahasan hasil penelitian Dari hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi rxy =0,582** dan p=0,000 (p<0,01), sehingga diketahui adanya hubungan yang signifikan dengan arah positif antara kemantapan pengambilan keputusan pemilihan program studi dengan kemandirian belajar mahasiswa program studi Bimbingan Konseling angkatan 2012 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Artinya jika skor penentuan pemilihan program studi naik maka skor kemandirian belajar mahasiswa naik dan sebaliknya jika skor penentuan pemilihan program studi turun maka skor kemandirian belajar juga turun.
53
Pengambilan keputusan sangat penting dalam penyelesaian tugas akademik mahasiswa. Pengambilan keputusan disini dapat diartikan sebagai pilihan yang dilakukan dengan sadar atas satu tindakan dari sejumlah kemungkinan tindakan yang ditemukan dalam rangka mendatangkan hasil yang diinginkan (Sanyotohadi, 2000). Berdasarkan pernyataan tersebut Nampak jelas bahwa setiap orang khususnya Mahasiswa hendaknya mampu membuat suatu keputusan yang baik dengan melihat kemasa depan. Apakah harus memutuskan atau tidak, dan bagaimana akibat yang akan ditimbulkan dari keputusan yang telah dibuat tersebut. Hal ini juga dapat diketahui dengan cara mengetahui aspek-aspek pengambilan keputusan menurut Harren, (dalam Pratiwi, 2009) yaitu : bertanggung jawab, mengenali diri sendiri, pertimbangan, dan pengenalan situasi yang ada. Membuat keputusan yang tepat tentu sangat berguna dalam melakukan setiap kegiatan. Menurut Chabib Thoha (1996) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar seperti faktor intern / dari dalam diri antara lain : faktor kematangan usia, dan jenis kelamin. Anak yang semakin tua usianya akan cenderung semakin mandiri. sehingga semakin usia bertambah maka mahasiswa tersebut juga sudah matang dalam pengambilan keputusan dan Mahasiswa pasti menginginkan yang terbaik setiap keputusan yang diambilnya.
54