44
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Hasil Penelitian 1. Profil Kepala Sekolah Bapak Drs. Lili Kusmaya adalah pimpinan kepala SMAN 10 Cipondoh Kota Tangerang yang ke- 4 (empat) beliau lahir di Bandung, 30 Juni 1962, sekarang berdomisili di perumahan Cipondoh Kota Tangerang. Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana (S1) IKIP Bandung Jurusan Pendidikan Sejarah pada tahun 1987. Karier beliau sebagai guru ketika beliau diangkat menjadi guru pada tahun 1989 di SMAN 3 Ciledug Kota Tangerang. Drs. Lili Kusmaya merupakan seorang yang memiliki kemampuan dalam memimpin khususnya di bidang pendidikan, maka pada tahun 2004/2005 beliau diangkat menjadi kepala sekolah di SMAN 9 Pinang Kota Tangerang, walaupun pada saat itu beliau belum mendapatkan surat keputusan (SK) dari pemerintah sebagai kepala sekolah. Drs. Lili Kusmaya mendapatkan (SK) kepala sekolah (No. 421/KEP.128-BKD/2008 pada tanggal 2 Juli 2008). Pada tahun 2008 ini pula beliau di pindah tugaskan untuk menjadi kepala sekolah di SMAN 10 Cipondoh Kota Tangerang sampai sekarang, dengan nomor kartu pegawai (E. 566243) dan pangkat / golongan sebagai Pembina / IV.a.
45
2. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 10 Cipondoh Kota Tangerang SMAN 10 Cipondoh Kota Tangerang berdiri di atas tanah seluas 5600 m2 dengan luas bangunan 1584 m2. Bangunan utama 2 lantai yang dilengkapi sarana dan prasaran sesuai dengan kebutuhan pendidikan, yang mana bangunan tersebut terdiri dari beberapa ruangan yaitu: 12 Ruang Belajar, 3 Ruang Laboratorium, 1 Ruang Perpustakaan,1 Ruang Guru, 1 Ruang BP/BK, 1 Ruang TU, 1 Ruang Kepsek. SMAN 10 ini berlokasi di JL. KH Hasyim Ashari Kp. Sasak Cipondoh Kota Tangerang BATEN. SMAN 10 memiliki SK Pendirian Sekolah dari Wali Kota Tangerang dengan nomor 420/Kep.74.A- P&K/2003, dan Nomor Statistik Sekolah: (301287102062). Adapun jenjang akreditasinya yaitu TERAKREDITASI “A”, pada tanggal 14 desember 2007. Pada awal berdirinya SMAN 10 masih berada (numpang) di SMAN 2 Kota Tangerang pada tahun 2003 / 2004. Pada tahun 2004 / 2005 SMAN 10 memiliki gedung sendiri yang berolakasi di Cipondoh Kota Tangerang. Dimana pada saat itu pimpinannya yang pertama adalah bapak Drs. Jusdi. Setelah pindah dari SMAN 2 pada tahun 2004 /2005 SMAN 10 dipimpin oleh Drs. H. Sudiyono. Sejak SMAN 10 Memiliki gedung sendiri di Cipondoh Kota Tangerang telah terjadi tiga (3) kali pergantian kepala sekolah yaitu: Pertama, Drs. H. Sudiyono (2004 - 2006), kedua, Drs. H. Tatang M. H. M.Si (2006 - 2008), ketiga, Drs. Lili Kusmaya (2008 - 2010).
3. Visi dan Misi SMAN 10 Cipondoh Kota Tangerang a. Visi Menciptakan pribadi unggul, menguasai IT, berwawasan global yang dilandasi dengan akhlak yang mulia. b. Misi 1. Mengupayakan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi 2. Meningkatkan kemampuan penguasaan TOEFEL Bahasa Inggris 3. Mengantarkan siswa/i ke perguruan tingggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) favorit
46
4. Mengupayakan terbentuknya masyarakat sekolah yang religius dengan kemampuan baca dan tulis al-Qura'an. 5. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu baik secara moral maupun social sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan SDM.
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah di tentukan dalam suatu kegiatan belajar mengajar haruslah ditunjang dengan beberapa unsure yang saling berkaitan di antaranya guru, karyawan, dan siswa.
a. Guru Guru adalah pendidik, yang menjadi panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. 1 Oleh karena itu peran dan fungsinya sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Di SMAN 10 jumlah guru seluruhnya 50 orang baik laki-laki maupun perempuan yang terbagi atas guru pagi hari dan siang hari dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda dan lulusan perguruan tinggi.
b. Karyawan Mengenai karyawan yang bekerja di SMAN 10 terdiri dari 12 orang yang bekerja sesuai dengan kemampuannya. Keadaan karyawan tersebut sangat membantu dalam menyelesaikan hal-hal yang berkenaan dengan tugas administrasi dan operasional yang di perlukan siswa dan guru. Data tentang karyawan di SMAN 10 Cipondoh Kota Tangerang dapat di lihat pada tabel berikut:
1
37.
E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2008), h.
47
Tabel 1.4 Data Karyawan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Karyawan Semi Syarif Nani Handriyani Fahruroji Abdul Aziz Johny Sumanto, SE Selamet Triyadi Vivi Rosmaladewi, A.Md Engkos Kosasih Satijan Paino Anjar Wawan Lesmana
Jabatan Kord. Pelaks. TU Staf TU Staf TU Staf TU Staf TU Staf TU Staf TU Pesuruh Pesuruh Pesuruh Keamanan Keamanan
c. Siswa Untuk Jumlah siswa SMA Negeri 10 Cipondoh Kota Tangerang Tahun 2009-2010 berjumlah 938 siswa, dengan perincian diantaranya kelas X, XI, dan XII. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.5 Data Siswa JML. SMA
SMA
KELAS X
KELAS XI
KELAS XII
KELAS
L
P
JML
L
P
JML
L
P
JML
X, XI, XII
170
185
355
-
-
-
-
-
-
355
PROG.
-
-
-
-
-
-
-
BHS.
-
-
-
-
-
-
-
IPA
56
96
152
54
106
160
312
IPS
57
49
106
95
70
165
271 938
48
d. Keadaan Sarana dan Prasarana Dalam suatu lembaga pendidikan formal maupun nonformal, sarana dan prasarana berperan penting dalam proses belajar mengajar, karena sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer bagi lembaga pendidikan, bahkan sarana dan prasarana merupakan salah satu dari komponen proses belajar mengajar yang turut menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Berikut ini adalah keadaan sarana dan prasarana di SMAN 10 Cipondoh Kota Tangerang yang dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.6 Keadaan Sarana dan Prasarana No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Ruangan Ruang Belajar Ruang Guru Ruang Kepala Sekolah Ruang Tata Usaha Ruang Perpustakaan Ruang Serba Guna Ruang BK / BP Ruang UKS / PMR Ruang Kesenian Ruang OSIS / Pramuka Ruang Laboratorium Ruang Komputer Ruang Ibadah / Masjid Pos Satpam Kantin / Koperasi Sekolah WC Guru / Kepala Sekolah WC Siswa
Jumlah 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 4 8
Ket. Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
49 e. Struktur Organisasi
50
B. Analisis Data Untuk memudahkan menganalisis data hasil penelitian, maka setiap data yang di kumpulkan melalui angket diolah ke dalam distribusi frekuensi prosentase. Setiap item pernyataan dibuatkan satu tabulasi yang sesuai dengan teknik analisa data sehingga dapat di tarik kesimpulan masalah yang di teliti. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.7 1. Kepala sekolah mampu menyusun perencanaan sekolah dengan baik No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
1.
Sangat setuju
25
50
2.
Setuju
23
46
3.
Ragu-ragu
2
4
4.
Tidak setuju
0
0
5.
Sangat tidak setuju
0
0
50
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 25 responden (50%), adapun
yang menjawab
setuju 23 responden (46%), dan yang menjawab ragu-ragu 2 responden (4%), sedangkan yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju (0%). Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kepala sekolah sangat mampu dalam menyusun perencanaan sekolah yang ia pimpin dengan baik. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara dengan WAKASEK, dimana kepala sekolah dalam menjalankan perencanaan sekolah terkait dengan visi dan misi selalu melalui musyawarah.
51
Tabel 1.8 2. Kepala sekolah dapat menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan sekolah No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
1.
Sangat setuju
23
46
2.
Setuju
21
42
3.
Ragu-ragu
6
12
4.
Tidak setuju
0
0
5.
Sangat tidak setuju
0
0
50
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa reponden yang menjawab sangat setuju sebanyak 23 responden (46%), kemudian 21 responden (42%) menjawab setuju, dan yang menjawab ragu-ragu 6 responden (12%), sedangkan yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada (0%). Hal ini menunjukkan bahwa Kepala SMAN 10 Cipondoh Kota Tangerang mampu menggerakan bawahannya untuk mencapai tujuan sekolah yang ia pimpin.
Tabel 1.9 3. Kepala sekolah telah melakukan kepemimpinan sesuai dengan harapan bawahan No 1.
Alternatif jawaban Sangat setuju
Frekuensi
Presentase(%)
18
36
52
2.
Setuju
17
34
3.
Ragu-ragu
13
26
4.
Tidak setuju
2
4
5.
Sangat tidak setuju
0
0
50
100
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa 18 responden (36%) menjawab sangat setuju, 17 responden (34%) menjawab setuju, sedangkan 13 responden (26%) menjawab ragu-ragu, 2 responden (4%) menjawab tidak setuju, dan yang menjawab sangat tidak setuju (0%). Maka dapat di simpulkan bahwa kepala sekolah selaku pimpinan para bawahannya telah melakukan kepemimpinan sesuai dengan harapan bawahannya.
Tabel 2.0 4. Kepala sekolah tidak otoriter dalam memimpin No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
17
34
2.
Setuju
25
50
3.
Ragu-ragu
5
10
4.
Tidak setuju
3
6
5.
Sangat tidak setuju
0
0
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa 17 responden (34%) menjawab sangat setuju, dan 25 responden (50%) menjawab setuju, kemudian yang menjawab ragu-ragu 5 responden (10%), sedangkan yang menjawab tidak
53
setuju 3 responden (6%), dan 0 responden (0%) yang menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah tidak otoriter dalam memimpin, hal ini dapat dilihat dari banyaknya responden yang menjawab setuju bahwa pimpinan mereka (kepala sekolah) tidak otoriter dalam memimpin.
Tabel 2.1 5. Kepala sekolah tidak membahas hasil pengawasan kepada bawahan yang bersangkutan No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
0
0
2.
Setuju
4
8
3.
Ragu-ragu
10
20
4.
Tidak setuju
30
60
5.
Sangat tidak setuju
6
12
50
100
Jumlah
Dari tabel di atas, dapat di simpulkan bahwa kepala sekolah mampu bekerjasama baik dengan bawahan maupun dengan masyarakat. Hal ini dapat di lihat dari jawaban responden yang menjawab tentang pernyataan bahwa kepala sekolah tidak mampu bekerjasama dengan bawahan dan masyarakat. Dimana yang menjawab sangat setuju 0%, setuju 8%, raguragu 20%, tidak setuju 60%, dan sangat tidak setuju 12%. Hal ini juga sesuai dengan wawancara peneliti dengan wakil kepala sekolah terkait upaya kepala sekolah mengatasi masalah-masalah / hambatan-hambatan yang di hadapinya. Dimana kepala sekolah mampu bekerjasama baik
54
dengan bawahan maupun masyarakat, hal ini bisa di lihat dari cara kepala sekolah menyelesaikan permasalahan / hambatan tersebut. Jika masalah tersebut bersifat intern, beliau memanggil orang tersebut untuk di klarifikasi, sedangkan yang sifatnya umum di selesaikan di forum rapat, adapun yang sifatnya khusus beliau selesaikan secara face to face. Hal ini menandakan bahwa kepala sekolah mampu bekerja sama baik dengan bawahan maupun dengan masyarakat.
Tabel 2.2 6. Kepala sekolah mampu berkomunikasi dengan baik terhadap para bawahan dalam pengambilan keputusan No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
13
26
2.
Setuju
26
52
3.
Ragu-ragu
8
16
4.
Tidak setuju
3
6
5.
Sangat tidak setuju
0
0
50
100
Jumlah
Dari tabel di atas, manunjukkan bahwa 13 responden (26%), menjawab sangat setuju, kemudian 26 responden (52%), sedangkan 8 responden (16%) menjawab ragu-ragu, dan yang menjawab tidak setuju 3 responden (6%), adapun yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kepala sekolah
55
memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik terhadap para bawahannya dalam pengambilan keputusan. Hal ini di perkuat dari hasil wawancara dengan WAKASEK, yang menyatakan bahwa kepala sekolah selalu mensejajarkan posisinya dengan para guru, dan staf dalam memimpin organisasinya. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya kepala sekolah melakukan komunikasi antarpribadi yang baik. Beliau selalu menjaga hubungan yang baik dengan menanamkan rasa kekeluargaan melalui komunikasi yang di jalin dengan baik pula, sehingga tercipta sikap saling menghargai satu dan yang lainnya. Tabel 2.3
7. Kepala sekolah mampu menggerakkan pegawai TU untuk memberi pelayanan yang lebih baik No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
23
46
2.
Setuju
21
42
3.
Ragu-ragu
3
6
4.
Tidak setuju
3
6
5.
Sangat tidak setuju
0
0
50
100
Jumlah
Dari tabel di atas, sebagian besar para responden mengatakan sangat setuju bahwa kepala sekolah mampu menggerakkan pegawai TU untuk memberi pelayanan yang lebih baik sebanyak 23 responden (46%). Dan yang menjawab setuju 21 responden (42%), sedangkan yang menjawab
56
ragu-ragu 3 responden (6%), dan yang menjawab tidak setuju 3 responden (6%), adapun yang menjawab sangat tidak setuju 0 responden (0%). Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kepala sekolah memiliki kemampuan lebih dalam menggerakkan pegawai TU untuk memberi pelayanan yang lebih baik.
Tabel 2.4 8. Kepala sekolah tidak mampu mengarahkan bawahan untuk bekerja lebih baik No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
0
0
2.
Setuju
7
14
3.
Ragu-ragu
8
16
4.
Tidak setuju
30
60
5.
Sangat tidak setuju
5
10
50
100
Jumlah
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa yang menjawab sangat setuju 0 responden (0%), dan yang menjawab setuju 7 responden (14%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu 8 responden (16%), dan yang menjawab tidak setuju sangat banyak yaitu 30 responden (60%), dan 5 responden (10%) menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kepala sekolah mampu mengarahkan bawahannya untuk bekerja lebih baik. Hal ini dapat di lihat dari banyaknya responden yang menjawab tidak setuju akan pernyataan bahwa kepala sekolah tidak mampu mengarahkan bawahannya untuk bekerja lebih baik.
57
Tabel 2.5 9. Kepala sekolah menjadi panutan bagi bawahan No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
19
38
2.
Setuju
20
40
3.
Ragu-ragu
10
20
4.
Tidak setuju
1
2
5.
Sangat tidak setuju
0
0
50
100
Jumlah
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa 19 responden (38%) menjawab sangat setuju, dan yang setuju 20 responden (40%), kemudian yang menjawab ragu-ragu 10 responden (20%), sedangkan yang menjawab tidak setuju 1 responden (2%), dan 0 responden (0%) yang menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kepala sekolah telah menjadi panutan bagi bahawannya.
Tabel 2.6 10. Kepala sekolah memberi penghargaan bagi bawahan yang berprestasi No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
21
42
2.
Setuju
23
46
3.
Ragu-ragu
5
10
58
4.
Tidak setuju
1
2
5.
Sangat tidak setuju
0
0
50
100
Jumlah
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa 21 responden (42%) menjawab sangat setuju, dan 23 responden (46%) menjawab setuju, sedangkan yang menjawab ragu-ragu 5 responden (10%), dan yang menjawab tidak setuju 1 responden (2%), dan 0 responden (0%) yang menjawab sangat tidak setuju. Hal ini dapat di simpulkan bahwa kepala sekolah suka memberikan penghargaan bagi bawahannya yang berprestasi. Terkait dengan kepala sekolah suka memberikan perhargaan atau apresiasi kepada bawahannya yang berprestasi. Hal ini diperkuat dari wawancara dengan WAKASEK, bahwa kepala sekolah dalam menghargai bawahannya yang memiliki kinerja yang tinggi atau berprestasi beliau selalu memberikan apresiasi ataupun penghargaan yang tinggi kepada para bawahannya.
Tabel 2.7 11. Kepala sekolah mampu mendokumentasikan kegiatan organisasi dengan baik No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
14
28
2.
Setuju
31
62
3.
Ragu-ragu
3
6
4.
Tidak setuju
2
4
59
5.
Sangat tidak setuju Jumlah
0
0
50
100
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju 14 responden (28%), dan 31 reponden (62%) menjawab setuju, kemudian yang menjawab ragu-ragu 3 responden (6%), sedangkan 2 responden (4%) menjawab tidak setuju, dan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada (0%). Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah memiliki kemampuan dalam mendokumentasikan kegiatankegiatan organisasi dengan baik.
Tabel 2.8 12. Kepala sekolah mampu mengelola kurikulum berdasarkan ketentuanketentuan yang telah di tetapkan No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
23
46
2.
Setuju
23
44
3.
Ragu-ragu
3
6
4.
Tidak setuju
2
4
5.
Sangat tidak setuju
0
0
50
100
Jumlah
Dari tebel di atas, menunjukkan bahwa kepala sekolah telah mampu mengelola kurikulum dengan baik berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah di tetapkan. Hal ini dapat di lihat dari jawaban responden yang
60
menyatakan sangat setuju sebanyak 23 responden (46%), setuju 22 responden (44%), ragu-ragu 3 responden (6%), tidak setuju 2 responden (4%), dan sangat tidak setuju 0 responden (0%).
Tabel 2.9 13. Kepala sekolah mampu mengelola keuangan sekolah secara trasparan No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
14
28
2.
Setuju
12
24
3.
Ragu-ragu
15
30
4.
Tidak setuju
9
18
5.
Sangat tidak setuju
0
0
50
100
Jumlah
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa 14 responden (28%), menjawab sangat setuju, dan yang menjawab setuju 12 responden (24%), kemudian yang menjawab ragu-ragu 15 reponden (30%), sedangkan yang menjawab tidak setuju 9 responden (18%), dan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kepala sekolah belum maksimal dalam mengelola keuangan sekolah secara transparan.
61
Tabel 3.0 14. Kepala sekolah tidak mengurusi sarana prasarana sekolah No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
8
16
2.
Setuju
14
28
3.
Ragu-ragu
8
16
4.
Tidak setuju
16
32
5.
Sangat tidak setuju
4
8
50
100
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju 8 responden (16%), dan 14 responden (28%) menjawab setuju, kemudian yang menjawab ragu-ragu 8 responden (16%), sedangkan responden yang menjawab tidak setuju 16 responden (32%), dan 4 responden (8%) menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kepala sekolah masih mampu mengurusi sarana prasarana sekolah, hal ini dapat di lihat dari banyaknya responden yang menjawab tidak setuju akan pernyataan bahwa kepala sekolah tidak mengurusi sarana dan prasarana sekolah.
Tabel 3.1 15. Kepala sekolah mampu memberikan saran dan kritik yang membangun ketika mengadakan pengawasan kepada bawahan No 1.
Alternatif jawaban Sangat setuju
Frekuensi
Presentase(%)
20
40
62
2.
Setuju
22
44
3.
Ragu-ragu
5
10
4.
Tidak setuju
2
4
5.
Sangat tidak setuju
0
0
50
100
Jumlah
Dari tabel di atas, dapat di lihat bahwa responden yang menjawab sangat setuju 20 responden (40%), dan 22 responden (44%) menjawab setuju, kemudian 5 responden (10%) menjawab ragu-ragu, sedangkan yang menjawab tidak setuju 2 responden (4%), dan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kepala sekolah memiliki kemampuan dalam memberikan saran dan kritik yang membangun ketika mengadakan pengawasan kepada bawahannya.
Tabel 3.2 16. Kepala sekolah tidak membahas hasil pengawasan kepada bawahan yang bersangkutan No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
1
2
2.
Setuju
16
32
3.
Ragu-ragu
12
24
4.
Tidak setuju
17
34
5.
Sangat tidak setuju
4
8
50
100
Jumlah
63
Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat dari responden yang menjawab sangat setuju 1 responden (2%), dan 16 responden (32%) menjawab setuju, sedangkan yang menjawab ragu-ragu 12 responden (24%), dan yang menjawab tidak setuju 17 responden (34%), adapun yang menjawab sangat tidak setuju 4 responden (8%). Dengan demikian dapat di simpulkan dari banyaknya responden yang menjawab tidak setuju akan pernyataan bahwa kepala sekolah tidak membahas hasil pengawasan kepada bawahan yang bersangkutan. Maka, dengan demikian kepala sekolah membahas hasil dari pengawasannya kepada bawahan yang bersangkutan.
Tabel 3.3 17. Kepala sekolah melakukan supervisi secara rutin No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
11
22
2.
Setuju
24
48
3.
Ragu-ragu
10
20
4.
Tidak setuju
5
10
5.
Sangat tidak setuju
0
0
50
100
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat di katakan bahwa kepala sekolah telah melakukan supervisi secara rutin. Hal ini dapat di lihat dari jawaban responden yang menjawab sangat setuju sebesar (22%) dan setuju (48%), sedangkan yang ragu-ragu (10%), tidak setuju dan sangat tidak setuju (0%).
64
Tabel 3.4 18. Kepala sekolah tidak pernah mengontrol kelas untuk mengetahui keadaan kelas pada jam belajar No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
4
8
2.
Setuju
3
6
3.
Ragu-ragu
3
6
4.
Tidak setuju
26
52
5.
Sangat tidak setuju
14
28
50
100
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas yang sebagian besar para responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju dari pada jawaban raguragu, setuju dan sangat setuju bahwa kepala sekolah tidak pernah mengontrol kelas. Hal ini dapat di lihat dari jawaban responden yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 14 responden (28%), tidak setuju 26 responden (52%), ragu-ragu 3 responden (6%), setuju 3 responden (6%), dan sangat setuju 4 responden (8%). Maka, dapat di katakan bahwa tidak benar kepala sekolah tidak pernah mengontrol kelas untuk mengetahui keadaan kelas pada jam belajar.
65
Tabel 3.5
19. Kepala sekolah membantu guru dalam mengatasi masalah belajar mengajar No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
15
30
2.
Setuju
27
54
3.
Ragu-ragu
4
8
4.
Tidak setuju
4
8
5.
Sangat tidak setuju
0
0
50
100
Jumlah
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa 15 responden (30%) menjawab sangat setuju, dan 27 responden (54%) menjawab setuju, kemudian yang menjawab ragu-ragu 4 respoden (8%), sedangkan 4 responden (8%) menjawab tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju (0%). Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kepala sekolah mampu membantu guru dalam mengatasi persoalan belajar mengajar di sekolah. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara, dimana seorang kepala sekolah harus mengetahui proses, metode, prosedur dan teknik pembelajaran serta pengembangan kurikulum atau teknik evaluasi. Dengan kemampuan kepala sekolah mengetahui hal-hal tersebut, maka kepala sekolah dapat membantu guru dalam mengatasi masalah belajar mengajar.
66
Tabel 3.6
20. Kepala sekolah mampu membuat hubungan yang baik dengan masyarakat No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase(%)
1.
Sangat setuju
20
40
2.
Setuju
25
50
3.
Ragu-ragu
1
2
4.
Tidak setuju
4
8
5.
Sangat tidak setuju
0
0
50
100
Jumlah
Dari tabel di atas, dapat di simpulkan bahwa kepala sekolah telah mampu berhubungan dengan masyarakat secara baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya responden yang menjawab sangat setuju dan setuju dari pada ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Maka, dapat di katakan bahwa pimpinan (kepala sekolah) mereka memiliki hubungan yang sangat baik terhadap masyarakat sekitarnya.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan dengan langkahlangkah sebagai berikut a. Menetukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengalikan jumlah item pernyataan dengan skor tertinggi. b. Mengetahui nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
c. Menentukan kategori, yaitu dengan menggunakan rumus : 2 NS x 100% NH
2
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2005, h. 144.
67
Berdasarkan skor penilaian yang ada, maka dapat disajikan analisis deskriptif secara terperinci berdasarkan indikator, tabelnya dapat dilihat di bawah ini sebagai berikut:
Tabel 3.7 Nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan indikator Dimensi
Indikator
Nilai
Nilai Skor
Harapan
(NS)
NS x 100%
Kategori
NH
(NH) Mengadministrasi
2x5=10
Persepsi Guru
325:50
6,5 x 100%
= 6,5
10 = 65 %
Tentang Kinerja
Mengawas
3x5=15
Kepala SMA
541:50 = 10,82
Negeri 10 Cipondoh Kota Tangerang
Baik
10,82 x 100% Baik 15 = 72,13%
Memimpin
8x5=40
1624:50 = 32,48
32,48 x 100% Sangat 40 = 81,2%
baik
68
Tabel 3.8 Nilai rata-rata skor penilaian Dimensi
Nilai Harapan (NH)
20x5=100 Persepsi Guru Tentang
Nilai Skor (NS)
NS x 100% NH
3966:50
79,32 x 100%
=79,32
100
Kategori
Baik
= 79,32%
Kinerja Kepala SMAN 10 Cipondoh Kota Tangerang
Sebagaimana terlihat pada tabel 3.8 di atas, berdasarkan nilai rata-rata skor penilaian, ternyata hasil prosentase dari jumlah skor 20 (dua puluh) item pernyataan dari 3 (tiga) indikator yaitu: memimpin, mengadministrasi, dan mengawas yaitu (3966) dibagi keseluruhan responden 50 (guru) kemudian dibagi dengan nilai harapan dan dikalikan 100% hasilnya adalah sebesar 79,32%. Hal ini menunjukan bahwa persepsi guru tentang kinerja kepala SMAN 10 Cipondoh Kota Tangerang terkatagori baik.
69
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil pengumpulan data yang telah penulis laksanakan dan deskripsikan pada Bab IV, dapat di simpulkan bahwa persepsi guru tentang kinerja kepala SMAN 10 Cipondoh Kota Tangerang memiliki katagori yang baik. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menyatakan 79,32% guru memiliki penilaian dan tanggapan yang baik tentang kinerja kepala sekolahnya. Dari tabel data penghitungan hasil penelitian di atas dapat diketahui tentang kemampuan kepala sekolah yaitu: 1.
Kemampuan kepala sekolah dalam memimpin memiliki katagori yang sangat baik, dimana katagori sangat baik tersebut diperoleh dari hasil nilai skor 32,48 dibagi dengan nilai harapan 40 dan dikalikan 100% maka hasil prosentase yang di dapat sebesar 81,2%. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kepala sekolah memiliki kemampuan memimpin yang sangat baik terhadap para bawahannya.
2.
Adapun kemampuan kepala sekolah terkait dengan mengadministrasi memiliki katagori yang baik dengan hasil prosentase 65% yang diperoleh dari nilai rata-rata skor penilaian, dimana nilai skor 6,5 dibagi dengan nilai harapan 10 dan dikalikan 100% menjadi 65%. Hal ini menandakan bahwa kepala sekolah bertanggung jawab tentang pelaksanaan administrasi di sekolah.
70
3.
Kemampuan kepala sekolah dalam mengawas memiliki hasil prosentase 72,13%, hasil prosentase ini diperoleh dari penghitungan nilai skor 10,82 dibagi dengan nilai harapan 15 dan dikalikan dengan 100%. Dengan demikian kemampuan kepala sekolah dalam megawas terkatagori baik. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah telah melakukan pengawasan di lingkungan organisasinya dengan baik.
B. SARAN Hasil dari penelitian ini di harapkan berdampak bagi peningkatan kinerja kepala sekolah untuk menjadi yang terbaik. Dimana seorang kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat mempengaruhi, meyakinkan, menggerakkan, membimbing, melindungi, membina, memberikan teladan, dan memberikan dorongan kepada bawahannya agar mereka mempunyai kemauan sesuai dengan kemampuannya dalam melakukan pekerjaannya secara maksimal demi tercapainya tujuan organisasi pendidikan yang telah di tentukan. Berdasarkan kajian ini, penulis menyarankan: 1. Kepada kepala sekolah untuk meningkatkan kembali peran dan fungsinya sebagai administrator dan supervisor dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya
selaku
pimpinan
dalam
organisasi
lembaga
pendidikan. 2. Kepala sekolah untuk meningkatkan bimbingan dan dukungannya kepada para bawahan dalam pelaksanaan tugasnya serta mempertimbangkan tingkat kesiapan dan kematangannya dalam membagi tugas, dan kepala sekolah seyogyanya mengembangkan terus menerus kemampuannya baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. 3. Kepala sekolah juga di harapkan untuk mengembangkan dan memupuk sikap saling menghargai, percaya, dan memupuk rasa persaudaraan serta menghilangkan rasa saling curiga terhadap sesama guru dan warga sekolah. Dan kepala sekolah hendaknya dapat meningkatkan kerja sama dengan para bawahannya agar dapat selalu meningkatkan kualitas kinerjanya.
71
4. Kepala sekolah selaku pimpinan di dalam organisasinya agar selalu menjaga komunikasi antarpribadi yang baik, baik itu di lingkungan internal (sekolah) dan eksternal (masyarakat) karena komunikasi antarpribadi yang baik dapat membantu keberhasilan pemimpin dalam menjalankan tugasnya sebagai penentu kebijakan.
DAFTAR PUSTAKA
Al Barry, M. Dahlan dan Pius A Partanto. Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994. Antonio, Muhammad Syafii, The Super Leader Super Manajer, Jakarta: Tazkia Multimedia & ProLM Centre, 2008. Anang27,TugasKepalaSekolah,http//www.smp5yogya.org/indo/indekl. php?utama=tugas/tugas _kepala_sekolah. Html. 27 Oktober, 2008. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. Cet. Ke-12. Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2007, Cet. Ke-9. Bush, Tonny dan Marianne Colemen, Manajemen Strategi Kepemimpinan Pendidikan. Yogjakarta: IRCiSoD, 2008, Cet. Ke-2. Echols, John M dan Hasan Shadily, Kamus Inggris – Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia, 1997. Handoko, T. Hani, Manajemen Edisi 2, Yogyakarta; BPFE, 2003, Cet. Ke-18. Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, 20006. Istiawan, Titin Dwi. Pengaruh Iklim Organisasi Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Sma Negeri 1baturetno Wonogiri, Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009. Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Pusat Bahasa, 2008. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan: komponen MKDK. Jakarta: Rineka Cipta, 2007, Cet. Ke-6. Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional, ROSDAKARYA, 2008, Cet. Ke-7.
Bandung:
PT
REMAJA
Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2007, Cet. Ke-9.
Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2007. Cet. Ke-3. Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, Cet. Ke7. Munir, Abdullah. Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008. Nurlaela, Siti. Persepsi Guru Tentang Kinerja Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Pendidikan, Skripsi Sarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Robbins, Stephen P. Prilaku Organisasi, Penerj. Hadyana Pujaatmaka, Jakarta: PT Prenhallindo, 2002. Sabri, Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Press, 2005. Shaleh, Abdul Rahman. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2005, Cet. Ke-2. Sobur, Alex. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia, 2003, Cet. Ke- I. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005. Cet. Ke-7. Sugiyono, Metode Pene;itian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2006. Suryani, Nani. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru Sma Negeri Di Kabupaten Kuningan, Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, 2006. Suwanda, Dodo. Peranan dan Tugas Kepala http://dossuwanda. wordpress.com. 7 April 2009.
Sekolah
dan
Guru,
Umiyati, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Fasilitas Sekolah Terhadap Semangat Kerja Guru di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Se Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang, Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008. Undang- undang republik Indonesia Sisdiknas. No. 20 pasal 3 tahun 2003 "Sistem Pendidikan Nasional”, Bandung: Citra Umbara, 2003.
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT. RajaGrafindo persada, 2007. Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum, ANDI Yogyakarta, 2004. Winardi, J. Manajemen Prilaku Organisasi, Jakarta: Kencana, 2007, Cet. Ke-2. Zuriyah, Nurul. metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, Cet. Ke-2.