BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum UKM Flamboyan 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Usaha UKM Flamboyan adalah salah satu usaha kecil menengah yang bergerak dalam industri rumah tangga. Usaha ini sudah berumur 13 tahun dan sudah memiliki izin usaha dari pemerintah. UKM Flamboyan didirikan oleh Ibu Sonya Yahya sejak tahun 1998 dan memiliki 7 (Tujuh) orang karyawan. Modal awal yang dikeluarkan Rp. 350.000 untuk menyediakan bahan baku dan alat/mesin. Produk awalnya adalah aneka macam kerajinan
tangan seperti, kerawang, toples hias, seiringan dengan
waktu lama-kelamaan pada tahun 2003 munculah inovasi baru untuk mengelola hasil pertanian menjadi produk unggulan seperti keripik pisang, stik jagung, abon ikan dan lain sebagainya. Pada saat awal berdiri, usaha tersebut hanya memasarkan produknya ditempat warung ke warung dan sekitar usaha. Oleh karena itu masyarakatnya terbatas pada masyarakat setempat. Kemudian pemasaranya berkembang, mulai dari berbagai macam produk, rasa, kualitas, dan mutu yang dimiliki usaha membuat masyarakat dari berbagai tempat mulai mengetahui keberadaan produk Flamboyan. Hal ini tanpa memakai promosi khusus, hanya promosi secara lisan dilakukan oleh para pelanggan usaha. Saat ini UKM Flamboyan telah memasarkan produknya diberbagai tempat, yaitu Supermarket, Gelael, Pia Saronde, Virgo, Karsa Utama, hingga sampai keluar Gorontalo seperti, Jakarta, Makasar, Bandung. UKM Flamboyan mempunyai kendala pada awal membangun seperti kekurangan modal, sumberdaya manusaia dan peralatan. Dengan keterbatasan modal, mereka tidak mampu untuk dapat mengembangkan usahanya. Namun sekarang hal itu tidak menjadi masalah, karena mereka bekerja sama dengan dinasdinas pemerintahan seperti BUMN, Pegadaian, Diperindag, untuk mendapatkan
pinjaman dana dengan bunga yang rendah. Perusahaan ini juga sering mendapatkan bantuan alat/mesin dari dinas P2H Perikanan, selain itu adapun dari dinas pertanian yang memberikan bantuan berupa mesin/alat meskipun bantuan yang diterima kadang alat/mesinnya bagus adapun mesinnya rusak dan tidak bisa dipakai lagi, ini juga merupakan keluhan dari usaha. Dalam proses produksinya, usaha ini masih menggunakan peralatan tradisional, diantaranya serutan yang digunakan untuk memotong pisang dalam bentuk tipis. Untuk mempermudah proses produksi, UKM Flamboyan bekerja sama dengan para petani diantaranya petani pisang yang ada di Provinsi Gorontalo seperti petani yang ada di Kabupaten Gorut, Tolinggula, dan Paguyaman untuk mensuplai bahan baku yang digunakan untuk membuat produk keripik pisang. Ibu Sonya membuat produk olahan yaitu produk makanan yang salah satunya berbahan baku keripik pisang yang menghasilkan empat macam produk dan cita rasa yang berbeda dari pisang yaitu keripik pisang keju, keripik pisang gula merah, keripik pisang cokelat dan keripik pisang balado. Dari ke empat macam produk ini yang sering kali diproduksi yaitu keripik pisang keju, karena banyaknya permintaan untuk produk tersebut. Sedangkan yang lainnya diproduksi apabila ada permintaan atau pesanan.
4.1.2. Lokasi Usaha Sejak awal berdirinya usaha sampai sekarang, lokasi usaha terletak di Kota Gorontalo, Jalan Taman Pendidikan Nomor 3 (tiga), Kelurahan Moodu dengan nomor telepon 0435 834120. Seluruh aktifitas usaha dilakukan dilokasi tersebut. Lokasi usaha tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan dekat dengan pemasaran dan bisa dijangkau oleh pelanggan ataupun yang berhubungan dengan usaha. Luas tanah usaha yang dimiliki adalah 406 area atau 4,06 m2 luas dan bangunan usaha 108 area atau 1,08 m2 digunakan untuk produksi, dan luas tanah lainya digunakan untuk tempat tinggal keluarga dan counter penjualan. Ruang produksi digunakan untuk melakukan aktifitas produksi, melalui tahap pengupasan pisang,
pemotongan, penggorengan, penaburan bumbu, hingga sampai tahap pengemasan produk ke dalam plastik dan memberi merek.
4.1.3. Visi, Misi, dan Tujuan Usaha Adanya visi, misi dan tujuan usaha merupakan syarat wajib bagi sebuah perusahan atau organisasi. Setiap perusahaan memiliki visi, misi dan tujuan yang berbeda, semua tergantung tujuan yang akan dicapai oleh masing-masing perusahaan. UKM Flamboyan saat ini belum memiliki visi, misi, dan tujuan usaha yang tepat. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pengembangan UKM Flamboyan, maka dari itu UKM Flamboyan dapat bisa menerapkan visi, misi dan tujuan usaha ini yaitu sebagai berikut:
a. Visi Menjadi industri rumah tangga yang unggul dan menjamin serta bisa meberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat
b. Misi Memberikan layanan dan citra terbaik kepada pelanggan, menjadikan berbagai macam produk yang berkualitas, mengembangkan tempat produksi serta menyediakan tempat pelajaran teknik pengolahan produk bagi masyarakat.
c. Tujuan Untuk memuaskan kebutuhan konsumen dengan pembuatan barang dan jasa yang berkualitas dan bisa mengembangkan kualitas sumberdaya manusia dalam teknik pengolahan.
4.1.4. Struktur Organisasi Struktur organisasi UKM Flamboyan menggambarkan suatu hubungan tanggungjawab dan wewenang yang ada pada UKM ini. Gambaran struktur organisasi UKM Flamboyan dapat dilihat pada Gambar 2. KETUA Sonya Yahya
WAKIL KETUA Vivi Suaib
SEKRETARIS Nova Daud
SEKSI PRODUKSI Dewi Susilawati
BENDAHARA Indra Luneto
SEKSI BAHAN BAKU Since Usman
SEKSI PEMASARAN Yulianti Ibrahim
Gambar 2 : Struktur Organisasi UKM Flamboyan Sumber : UKM Flamboyan (2012)
Ketua pada UKM Flamboyan adalah pengelola utama yang bertanggung jawab terhadap setiap keputusan yang diambil dan berwenang untuk menetapkan kebijakan seluruh aktivitas dalam usaha keripik pisang, mulai dari berhubungan dengan pemasok, proses produksi hingga sampai pemasaran. Kondisi UKM Flamboyan yang masih berskala kecil menyebabkan kebutuhan terhadap tenaga kerja juga cenderung kecil. Jika permintaan lebih banyak maka jumlah pekerja yang dibutuhkan lebih banyak dalam memproduksi keripik pisang. Pekerja tersebut biasanya berasal dari tetangga sekitar rumah pemilik usaha keripik pisang. Tambahan pekerja tersebut terutama dibutuhkan dalam proses produksi, diantaranya pekerja untuk bagian pengupasan, pengirisan, penggorengan dan pengemasan.
Adanya hubungan yang bersifat kekeluargaan antar pemilik dengan pekerja menyebabkan pembagian tugas dalam usaha keripik pisang ini bersifat dinamis, hal ini cenderung disesuaikan dengan kebutuhan yang ada, sehingga tidak hanya terpaku pada pembagian tugas yang ada. Jadi bagian pengadaan bahan baku dapat membantu bagian seksi produksi jika diperlukan dan juga sebaliknya.
4.2. Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada didalam organisasi UKM Flamboyan. Analisis faktor internal dalam pengembangan usaha keripik pisang merupakan proses identifikasi terhadap faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dari dalam UKM Flamboyan yang terdiri dari sumberdaya manusia, keuangan, produksi, dan pemasaran. Aspek-aspek ini saling mempengaruhi satu sama lain dan saling mendukung dengan aktifitas UKM Flamboyan berikut ini adalah penjelasannya. Lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui tingkat daya saing perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan. Faktor internal perusahaan spenuhnya dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang diketahuinya dapat diperbaiki.
4.2.1. Sumberdaya Manusia Dalam Usaha UKM Flamboyan merupakan pengelolaan berbagai macam produk dari hasil pertanian. Dalam pengelolaan produk, UKM Flamboyan memiliki karyawan sebanyak tujuh (7) orang yang berasal dari warga sekitar Kota Gorontalo. Pengusaha dan karyawan memiliki tanggung jawab atas tugasnya masing-masing mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, dan pemasaran sehingga keharmonisan diantara pekerja dengan pemilik mudah terjalin. Berikut ini adalah Tabel 2 tentang kualifikasi dan jumlah tenaga kerja di UKM Flamboyan.
Tabel 3. Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja UKM Flamboyan
No
Kualifikasi
Jumlah Karyawan
1
Lulusan SD
0
2
Lulusan SMP
2
3
Lulusan SMA/SMK
3
4
Mahasiswa
1
5
Lulusan Sarjana
1
Jumlah
7
Sumber : UKM Flamboyan Tahun 2012
Budaya kerja dilingkungan usaha cukup kondusif. Hal ini terlihat adanya budaya rasa kebersamaan yang tinggi antara pengusaha dan karyawan. Apabila ada karyawan yang berhalangan dan tidak masuk kerja, maka karyawan yang lain tidak keberatan menggantikan tugasnya dan ini merupakan hambatan bagi UKM Flamboyan karena untuk melengkapi permintaan pesanan produk jadi ikut terlambat sampai ke tangan pelanggan. Jika terdapat pesanan keripik pisang dalam jumlah yang cukup besar, usaha ini mendapatkan kesulitan karena karyawannya kurang sehingga pesanan tidak tepat waktu untuk diantarkan, masalah seperti ini sangat berpengaruh terhadap kelemahan UKM Flamboyan. Pemilik merupakan pengelola utama yang bertanggung jawab terhadap setiap keputusan yang diambil dan berwenang untuk menetapkan kebijakan seluruh aktivitas usaha keripik pisang dan pengolahan produk lainnya mulai dari halhal yang berhubungan dengan pemasok, proses produksi hingga pengemasan produk. Hampir semua aktivitas dalam usaha keripik pisang harus ditangani juga oleh pemilik, seperti keputusan untuk memproduksi atau tidak memproduksi terletak pada pemilik usaha keripik pisang tersebut, sehingga menyebabkan sulit berkembangnya UKM Flamboyan. Karena usaha ini menjadi hanya tergantung pada satu orang yaitu tergantung pada pemilik.
Kondisi jumlah tenaga kerja yang relatif sedikit di tambah lagi jika karyawanya tidak masuk, hal ini menyebabkan peran ganda akan dilakukan oleh seorang pekerja. Waktu yang digunakan dalam pekerjaan cenderung tidak pasti sesuai dengan kondisi pesanan produk keripik pisang. Usaha ini sudah cukup lama dijalankan, selain itu usaha ini dari sejak awal berdirinya membutuhkan keterampilan khusus seperti ketelitian dalam pemilihan bahan baku yang baik. Jadi keterampilan tenaga kerja dalam usaha keripik pisang ini sudah tidak diragukan lagi salah satunya pemilik dan tenaga kerja tetap. UKM Flamboyan selalu mengikuti diklat penyuluhan yang berkaitan dengan usaha, selain itu UKM Flamboyan mendapatkan piagam penghargaan untuk memengkan perlombaan antar usaha kecil dan menengah.
4.2.2. Sumberdaya Keuangan Modal merupakan bagian terpenting dalam usaha. Sejak awal usaha ini berdiri modal usaha berasal dari modal milik sendiri oleh UKM Flamboyan. Biaya investasi atau modal awal yang dikeluarkan oleh usaha kecil keripik pisang Flamboyan ini adalah Rp.350.000. Namun ingin dikembangkan lagi dengan melengkapi pengadaan bahan baku, kemasan produk dan alat-alat produksi yang lebih bagus maka UKM Flamboyan telah meminjam uang di Bank sebesar
Rp.50.000.000 selama 4 tahun.
Hal ini sangat berpengaruh positif bagi usaha, karena usaha harus memikirkan pengembangan dari usaha, melengkapi kekurangan dari usaha, karena produk dan permintaan sangat berpengaruh terhadap pelayanan konsumen. Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang yang profesional, mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengendalikan apabila terjadi penyimpangan. Demikian pula dengan stuktur organisasi yang dipilih harus sesuai dengan bentuk dan tujuan UKM Flamboyan. Dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-biaya yang akan dikeluarkan dan seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan.
4.2.3. Sumberdaya Produksi Pada proses produksi, UKM Flamboyan ini dalam memproduksi keripik pisang menggunakan peralatan yang masih sedarhana. Hal ini dapat dilihat dari peralatan yang digunakan dalam proses produksi diantaranya alat pengiris pisang yang digunakan masih sangat sederhana yaitu berupa alat iris yang biasa digunakan di rumah tangga untuk pada umumnya, wajan besar untuk menggoreng, serokan untuk menyaring minyak goreng pada keripik pisang yang telah masak, kompor gas, oven pemanas, dan mesin press yaitu untuk menutup plastik kemasan keripik pisang. Dalam proses produksi keripik pisang pada usaha ini menghabiskan waktu yang cukup lama dalam satu kali produksinya yaitu sekitar 9-10 jam. Hal ini dikarenakan proses pengolahannya tidak mudah dan sumberdaya manusia yang ada masih kurang. Dalam proses pembuatan keripik pisang ini hal yang diutamakan adalah kebersihan dan kelayakan untuk dikonsumai dari dari produk yang dihasilkan. Dimana keripik pisang yang dihasilkan tidak menggunakan bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan, seperti bahan-bahan pengawet dan pewarna. Sistem produksi yang dijalankan pada proses produksi keripik pisang adalah sistem produksi harian dan sesuai permintaan pasar. Dalam melaksanakan proses produksi ini pengusaha selalu melaksanakan pencatatan tentang jumlah produk/usaha yang dihasilkan selain itu membuat standar tertulis untuk kegiatan operasi produksi. Kegiatan proses produksi/operasi saat ini berjalan dengan lancar adapun kadang terjadinya kerusakan pada mesin dan faktor alam yang bisa menghambat pada proses produksi. Untuk menjaga kualitas produk, pengusaha sudah berpengalaman dalam mengawasi proses produksi, mulai dari kebersihan para pekerja dan alat-alat produksi. Bahkan untuk menjaga agar ukuran dan berat produk harus seragam.
Diagram alur pengolahan keripik pisang di UKM Flamboyan dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini. Buah Pisang Tanduk
Pengupasan
Perendaman
Pengirisan Penaburan Bumbu
Penirisan
Pengemasan dan Penimbangan Berat Isi
Produk Keripik Pisang
Penggorengan
Gambar 3. Proses Pengolahan Keripik Pisang di UKM Flamboyan Sumber: UKM Flamboyan (2012)
Fasilitas produksi untuk menunjang dalam proses produksi UKM Flamboyan memiliki fasilitas penunjang, diantaranya, ruang pengelolaan produksi dan pengemasan, penyimpanan bahan baku, fasilitas angkutan, dan ruang pemasaran. Adapun hambatan yang dihadapi oleh usaha adalah tidak tersedianya klinik kemasan di Kota Gorontalo, fasilitas angkutan masih menggunakan mobil pribadi dan hal ini tidak menjadi hambatan bagi usaha.
4.2.4. Pemasaran UKM Flamboyan memproduksi produk dengan kualitas yang baik dan usaha ini juga menetapkan harga yang menguntungkan. Selain itu didukung oleh merek, kemasan yang inovatif, berbagai macam produk yang berbeda, maka volume dan nilai penjualan dapat terus meningkat dari waktu ke waktu. Berikut ini adalah aspek pemasaran UKM Flamboyan yang berhubungan dengan bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, distribusi dan promosi dari produk keripik pisang. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik UKM Flamboyan strategi pemasaran yang dilakukan yaitu:
4.2.4.1. Produk UKM Flamboyan selalu berusaha untuk mempertahankan strategi mutu produk dan pelayanan. Dimana strategi produk dilakukan melalui penawaran barang yang berkualitas. Strategi pelayanan yaitu dengan cara membina hubungan baik dengan distributor dan konsumen melalui peningkatan pelayanan kepada distributor dan konsumen, yaitu dengan cara memberi jaminan berupa pengembalian barang kembali atau penggantian terhadap barang yang diterima dalam keadaan rusak baik kemasan maupun isi dari keripik pisang. Hambatan dalam masalah produk ini terdapat 3 faktor adalah rasa dan kerenyahan serta bentuk irisan yang tidak pecah/rusak hal ini di karenakan karena alat-alat dan penggorengan yang ada masih secara manual, hal ini sangat berpengaruh terhadap permintaan dari konsumen. UKM Flamboyan memproduksi keripik pisang dengan ukuran 100-200 gram perbungkus produk yang ditawarkan adalah pisang alami dan terdapat beberapa macam rasa. Rasa manis, pedas, coklat, gula merah, dan keju yang ditabuskan pada kering pisang setelah digoreng. Produk keripik pisang yang dihasilkan tidak menggunakan bahan pengawet. Produk keripik pisang, mempunyai tingkat kadaluarsa selama 3 bulan. Hal tersebut diperoleh hanya berdasarkan dari pengujian yang dilakukan pemilik yang mampunyai kemasan yang bagus. Untuk mendapatkan produk yang berkualitas UKM Flamboyan bisa bertahan lama. Dalam mendapatkan kemasan pengusaha memesannya di Jakarta, dengan pesanan 200 Kg sekitar Rp. 9.000.000,-
4.2.4.2. Harga UKM Flamboyan menetapkan harga dengan mempertimbangkan biaya produksi, biaya non produksi, dan persentase merek. semakin meningkatnya biaya produksi menyebabkan harga jual produk keripik pisang ini relatif mahal dibandingkan dengan produk keripik pisang lain dipasaran. Harga jual yang
ditetapkan oleh pemilik usaha keripik pisang merupakan harga untuk distributor. Adapun harga yang diterima konsumen ditentukan oleh distributor, sehingga harga keripik pisang untuk konsumen dapat berbeda pada distributor yang berbeda. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, penjualan produk keripik pisang dari usaha kecil ini harga yang diterima konsumen di konter pemasaran UKM Flamboyan produknya seharga Rp.10.000 - Rp.20.000 perbungkus tergantung ukuran, jenis produk, dan berat produknya. Produk keripik pisang UKM Flamboyan selalu diminati oleh konsumen, harga produk yang dibeli oleh konsumen secara langsung dan tidak langsung, harga yang ditentukan sama harganya dengan ditawarkan oleh UKM Flamboyan kecuali pemasaran produk keripik pisang UKM Flamboyan sudah berada di toko lain dan harganya naik sebesar Rp 13.000-23.000 tergantung dari berat ukuran produknya. Produk yang selalu diminati oleh konsumen adalah keripik pisang keju, karena dilihat dari bentuk yang unik, rasa yang pas, dan kandungan gizinya terjamin. Hal ini berdampak positif bagi UKM Flamboyan. Berikut ini adalah Tabel 3 yang menggambarkan berbagai jenis produk keripik pisang, ukuran, dan harga, di UKM Flamboyan.
Tabel 3. Produk, Ukuran, Harga Keripik Pisang di UKM Flamboyan No
Produk Keripik Pisang
Ukuran Berat Isi
Harga
1.
Keripik Keju
100-200 gram
Rp. 10.000-20.000
2.
Keripik Coklat
100-150 gram
Rp. 10.000-15.000
3.
Keripik Balado
200 gram
Rp. 10.000
4.
Keripik Manis
250 gram
Rp. 10.000
5.
Keripik Gula Merah
200 gram
Rp. 10.000
Sumber : UKM Flamboyan tahun 2012
4.2.4.3. Distribusi
Saluran distribusi yang digunakan oleh UKM ini melalui dua cara, yaitu: penjualan secara langsung kepada konsumen dan penjualan kepada distributor kemudian ke konsumen. Distribusi yang dilakukan oleh usaha sangat baik, karena pengusaha selalu berusaha menjangkau dan melakukan pendekatan terhadap konsumen. Dari situasi dan kesempatan yang ada UKM Flamboyan selalu melakukan pencatatan tentang pelanggan dan daya belinya, mereka melakukan pencatatan tentang jumlah penjualan, pemasaran produk, waktu penjualan, dan selalu memikirkan tentang permintaan pasar dimasa yang akan datang terhadap produknya. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh UKM Flamboyan didukung oleh fasilitas transportasi yang baik. Sistem pemasaran yang dilakukan oleh usaha ini yaitu dengan penjualan secara langsung. Tempat penjualan yang sama memesan adalah Pia Saronde, Gelael. Makro, Mawar, Ramayana dan lain-lain. Produk keripik pisang yang lebih banyak dipesan adalah keripik pisang keju, dan keripik balado, konsumen yang membeli biasanya dari luar daerah karena produk sudah dikenal oleh sebagian masyarakat Kota Gorontalo. Kebanyakan mereka membeli untuk dijadikan ole-ole khas daerah Gorontalo, produk ini pun sering dipamerankan diluar daerah. Jumlah pesanan dan permintaan terhadap produk keripik pisang cukup stabil dan kontinu.
4.2.4.4. Promosi UKM Flamboyan saat ini masih melakukan kegiatan promosi secara konvensional. Kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan pertama kali oleh Ibu Sonya Yahya adalah promosi produk secara lisan dengan mendatangi pembeli ke rumah masing-masing tapi sekarang usaha ini sering melakukan promosi dengan cara mengikuti lomba gelar produk olahan, dengan promosi seperti ini masyarakat lebih mengenal dan mengetahui produk yang dihasilkan oleh UKM Flamboyan. Konsumen merupakan sasaran utama dalam menghadapi persaingan karena konsumen sangat berpengaruh terhadap perkembangan usaha. Oleh karena itu UKM Flamboyan selalu memperbaiki kekurangan terhadap produk dan selalu berinovasi.
Promosi yang dilakukan oleh UKM Flamboyan pada awalnya berdiri sampai saat ini masih belum memanfaatkan promosi melalui media masa seperti, promosi lewat internet, televisi, dan saluran radio hal ini dikarenakan belum mengetahui cara bergabung dan menyalurkan promosi melalui media masa yang ada karena pengusaha juga melihat produk yang diusahakannya masih dalam produk sederhana maka dari itu UKM Flamboyan masih menggunakan promosi konvensional. Solusi yang ada perlunya UKM Flamboyan mempertahankan promosi saat ini dan memanfaatkan promosi lewat internet dan radio melalui spot iklan yang ada di Kota Gorontalo. Spot iklan merupakan bentuk iklan yang paling banyak digunakan dalam promosi melalui media radio.
4.3. Analisis Faktor Eksternal Usaha Analisis
faktor
eksternal
pada
UKM
Flamboyan
dilakukan
untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi kecenderungan yang berada di luar kontrol usaha kecil keripik pisang. Analisis terfokus pada faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi usaha kecil keripik pisang, sehingga memudahkan usaha ini untuk menentukan strategi-strategi dalam meraih peluang dan menghindari ancaman. Menurut Kotler dan Kevin (2007), pada umumnya pengamatan faktor eksternal yang dilakukan dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman dari luar perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dalam situasi global yang selalu berubah secara cepat seperti lingkungan makro yang terdiri dari, lingkungan ekonomi, teknologi, politik/hukum, dan sosial budaya selanjutnya lingkungan makro, yang terdiri dari pelanggan, dan pesaing.
4.3.1. Lingkungan Makro 4.3.1.1. Ekonomi Perekonomian Kota Gorontalo merupakan salah satu bentuk perekonomian wilayah yang relatif stabil. Pertumbuhan Kota Gorontalo yang menunjukan PDRB atas dasar harga konstan 2000 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Tahun sebelumnya pada Tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kota Gorontalo sebesar 7,68 persen sedangkan pada Tahun 2010 pertumbuhan ekonomi di Kota Gorontalo sebesar 7,60 persen naiknya pertumbuhan ekonomi menunjukan pertumbuhan ekonomi di Kota Gorontalo yang semakin cepat dan stabil. Relatif stabinya pertumbuhan ekonomi Kota Gorontalo antara lain didukung oleh iklim investasi di berbagai sektor yang kondusif sehingga banyak swasta yang menanamkan modal baik dari skala kecil, menengah, maupun besar seperti banyaknya toko, dan perumahan di Kota Gorontalo (BPS Kota Gorontalo, 2011). Menurut BPS Kota Gorontalo (2011), pada tahun 2011 terakhir nilai PDRB ADHB Kota Gorontalo meningkat hingga enam kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2000 yang sebesar 315.202 juta rupiah, kondisi ini menunjukan bahwa perekonomian di wilayah ini lebih baik. Sementara nilai PDRB ADHK pada Tahun 2011 sebesar 648.717.47 juta rupiah atau naik dua kali lipat. Kenaikan ini kenaikan ini menunjukan semakin tumbuhnya perekonomian Kota Gorontalo selama kurun waktu dua tahun terakhir. Iklim dan kondisi keamanan yang baik sebagai faktor yang mendorong tumbuhnya perekonomian di wilayah ini. Sektor industri pengolahan sub sektor industri migas dan non migas. Namun industri migas di Kota Gorontalo industri migas belum ada. Hingga saat ini industri non migas kegiatan usahanya meliputi industri besar, sedang, kecil, dan kerajinan rumah tangga. Pada Tahun 2011 pertumbuhan industri pengolahan mencapai 5.40 persen dan lebih rendah jika dibanding dengan Tahun 2010 yang sebesar 7,17 persen. Adanya industri yang tutup di Kota Gorontalo menjadi sektor ini tumbuh melambat. Sementara untuk kontribusinya pembentukan PDRB, industri pengolahn mampu
memberikan peranan sebesar 6,24 persen atau sedikit dibandingkan pada tahun sebelumnya sebesar 6,73 persen (BPS Kota Gorontalo, 2011).
4.3.1.2. Teknologi Teknologi yang terus berkembang dapat mempengaruhi strategi usaha dalam memproduksi dan memasarkan produknya. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang antara lain teknologi di dalam bidang produksi, informasi, komunikasi dan transportasi. Usaha ini dapat menggunakan teknologi tradisional maupun teknologi modern. Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi dapat menjadi peluang bagi UKM Flamboyan untuk mempromosikan dan memasarkan produknya. Adanya alat komunikasi seperti telepon dan Hp dapat mempercepat proses komunikasi antara prosdusen dengan pembeli dan pemasok. Kota Gorontalo merupakan tempat tersediannya bebagai macam teknologi salah satunya media informasi seperti internet, radio, televisi dan lainya yang dapat digunakan oleh usaha untuk mempromosikan produk dalam jangkauan yang luas, sedangkan perkembangan teknologi di bidang transportasi seperti jasa pengiriman juga memberikan peluang bagi usaha untuk memudahkan kegiatan pendistribusian barang baik dari pihak pemasok ke usaha maupun pihak usaha ke pihak pembeli. Namun saat ini UKM Flamboyan belum mamanfaatkan peluang ini untuk mempromosikan produk dalam jangkauan yang luas, hal ini perlunya UKM Flamboyan mencoba menggunakan perkembangan teknologi media informasi yang ada. Teknologi dalam memproduksi keripik pisang saat ini sudah mulai berkembang karena para industri besar sudah memanfaatkan alat mesin yang medern. Tapi hal ini cukup dirasakan oleh para industri kecil keripik pisang salah satunya UKM Flamboyan yang memiliki modal yang cukup dan masih menggunakan cara manual dalam memproduksi produk keripik pisang selain itu pengusaha harus bersaing secara sehat dengan pengusaha lain yang mengusahakan keripik pisang. Selain teknologi
pengolahan UKM Flamboyan ingin memiliki tempat produksi yang lebih luas dan memiliki alat perlengkapan yang lengkap, saat ini UKM Flamboyan masih menggunakan alat yang manual seperti parut pengiris pisang, tempat oven pemanas yang pengantar panasnya dari kompor gas, dan peralatan lainnya dan hal ini UKM Flamboyan masih belum ada rencana untuk menggantikannya.
4.3.1.3. Politik dan Hukum Pemerintah Kota Gorontalo saat ini telah mengeluarkan kebijakan dukungan khususnya dalam hal perizinan usaha, kemudahan berinvestasi, dan pemberian latihan dan pengembangan UKM sehingga peningkatan perekonomian masyarakat dalam mencapai masyarakat yang sejahtera dan berkualitas. Hal ini merupakan peluang bagi UKM Flamboyan untuk bisa mengembangan usaha keripik pisang dengan dukungan pemerintah yang ada. Selain itu, meningkatnya UKM yang dilakoni masyarakat, akan semakin menunjang pertumbuhan dan perkembangan sektor rill yang ada, disamping stabilitas keamanan yang menjadi faktor pendukung utama. Kondisi politik dan kurang stabilnya di Kota Gorontalo, masyarakat mudah terpancing dan melakukan tindakan merugikan kepentingan usaha. UKM Flamboyan tempat berlangsungnya kegiatan
produksi
yang
berlokasi
dilingkungan
masyarakat,
membutuhkan
pendekatan kepada masyarakat disekitar lingkungan usaha dan hal ini perlu untuk menjaga keamanan usaha demi kelangsungan pengembangan UKM Flamboyan. Melalui berbagai kebijakan pemerintah, sistem ekonomi pembangunan kesejahteraan UKM terkadang memunculkan citra yang kurang baik terhadap pemerintah dan UKM yang ada di Kota Gorontalo. Selain itu pemerintah dianggap kurang mengayomi atau melindungi, memberikan rasa aman dan menjamin kesejahteraan UKM di Kota Gorontalo hal ini dijelaskan oleh pengusaha UKM Flamboyan, dan ini berdampak negatif terhadap perkembangan UKM Flamboyan karena pelayanan pemerintah hanya sebatas memberikan penyuluhan, bantuan. Dapat dilihat dari segi positifnya UKM Flamboyan ini telah diberi dukungan dengan
kebijakan-kebijakan yang ada, berupa diberikan surat izin usaha perdagangan, surat izin tempat usaha dan dilindungi oleh kebijakan hukum, selain itu diberikan berupa alat-alat produksi. Beberapa kebijakan pemerintah Kota Gorontalo yang mengatur keberadaan UKM dalam lingkungan industri misalnya pada aspek hukum, masalah kelengkapan dan keabsahan, mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting, karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dipegang oleh UKM apabila dikemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan kesempurnaan dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan dokumen tersebut. UKM Flamboyan telah memiliki izin usaha sesuai dengan PERDA (Peraturan daerah) yang berlaku di Provinsi Gorontalo dan telah memiliki kelengkapan persyaratan untuk suatu usaha antara lain : a. Surat izin usaha perdagangan dengan nomor 581/PM.03/12/PK/IV/2008, dengan jenis usaha industry pengolahan pangan dengan nama penanggung jawab. b. Tanda daftar industri dengan nomor : 535/P3M.2/81/IV/2008 yang memiliki jenis badan usaha yakni industri pengolahan pangan c. Surat izin usaha perdagangan dari pemerintah Kota Gorontalo dengan nomor : 0243/KPPT/12/PM/2009 d. Surat izin tempat usaha dengan nomor : 316 Tahun 2009 Tujuan diadakannya kebijakan-kebijakan tersebut tidak lain adalah agar terciptanya iklim yang kondusif bagi berkembangnya usaha pengolahan keripik pisang yang sebagian besar masih berupa industri konvensional yang berskala rumah tangga.
4.3.1.4. Sosial Budaya Faktor sosial budaya dapat mempengaruhi suatu usaha karena selalu terjadi perubahan sebagai akibat dari upaya individu ataupun sekelompok orang untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui pengendalian dan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Dewasa ini meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan memberikan kesempatan kepada produk hasil pengolahan keripik pisang ataupun hasil pengolahan buah pisang lainnya untuk masuk dalam persaingan sebagai makanan ringan dengan nilai gizi tinggi tentunya dengan jaminan keamanan untuk dikonsumsi. Adanya pola pikir masyarakat bahwa mengonsumsi makanan asing lebih bergengsi membuat keberadaan makanan lokal terancam. Pola konsumsi masyarakat di Gorontalo telah bergeser dari bahan makanan hewani ke bahan makanan nabati, ini terjadi karena masyarakat yang ada berusaha menghindari makanan kadar kolesterol tinggi, setelah diketahui adanya korelasi positif antara penyakit jantung koroner cengan kadar kolesterol yang tinggi di dalam serum darah. Bahan makanan nabati cenderung semakin diminati. Selain itu juga meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi makanan yang sehat tanpa bahan pengawet dengan nilai gizi yang tinggi semakin meningkatkan permintaan masyarakat terhadap produk makanan ringan seperti keripik pisang. Hal ini merupakan peluang bagi UKM Flamboyan dalam memperbesar usahanya dengan memproduksi keripik pisang dalam satuan yang banyak.
4.3.2. Lingkungan Mikro Lingkungan mikro berkenaan dengan faktor-faktor dalam situasi persaingan yang harus dihadapi usaha kecil dan menengah dan mempengaruhi dalam aktivitas. Lingkungan ini memberikan tantangan bagi UKM Flamboyan saat usaha harus berjuang memasarkan produk dengan cara yang menguntungkan. Lingkungan mikro yang harus dihadapi UKM Flamboyan adalah :
4.3.2.1. Pelanggan Pelanggan merupakan peluang bagi usaha untuk memperkuat daya beli terhadap produk yang berkualitas. Pemahaman terhadap tentang profil pelanggan sekarang dan pembeli potensial akan sangat membatu pengusaha dalam merumuskan strateginya. Profil pelanggan terdiri dari, variabel geografis, demografis, dan perilaku pembeli. Secara geografis kegiatan pemasaran keripik pisang UKM Flamboyan diarahkan untuk pemasarannya didalam negeri. Hingga saat sekarang ini semua produk keripik pisang dipasarkan untuk memenuhi permintaan pelanggan dari daerah Kota Gorontalo dan sekitarnya. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi usaha keripik pisang untuk memasarkannya keluar negeri pada masa yang akan datang. Pertumbuhan pembelanjaan sekarang ini, seperti di Karsa Utama, Gelael, Makro, Mawar, dan lain-lain. Hal ini membuka peluang pasaranya yang lebih luas bagi UKM Flamboyan. Berdasarkan demografis, UKM Flamboyan melayani konsumen yang berminat terhadap produknya. Produk yang dihasilkan oleh usaha berkualitas dan para pelanggan bebas memilih yang baik mereka suka dan tidak terkait dengan satu penjual saja. Hal ini merupakan ancaman karena kemungkinan pelanggan akan beralih ketangan produsen lain. Selain itu pelanggan memiliki informasi harga produk keripik pisang yang ada dipemasaran, sehingga ini merupakan ancaman lain bagi UKM Flamboyan untuk menetapkan harga sedikit lebih tinggi dibandingkan
pengusaha lainnya. Tetapi tinggi harga jual diberangi dengan kualitasnya yang lebih baik, sehingga pelanggan dapat memilih produk keripik pisang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.
4.3.2.2. Pesaing Persaingan diantara pesaing saat ini produk keripik pisang cukup ketat. Jumlah UKM yang memulai beroperasi juga semakin banyak dari segi usaha pengolahan buah pisang. Jumlah usaha yang mengelola produk keripik pisang di Kota Gorontalo terdapat tiga usaha yaitu: Flamboyan, Bogenfil, dan Qalifah. Pesaing diluar usaha yang menghasilkan produk yang sama merupakan ancaman bagi UKM Flamboyan karena akan bisa menghambat proses produksi dan pemasaran produk sampai ketangan konsumen. Hambatan untuk masuk keindustri rumah tangga yang mengelola keripik pisang ini tidak tinggi. Hal ini dikarenakan tidak dipergunakan modal awal yang cukup tinggi apabila ingin memproduksi keripik pisang. Selain itu tingginya nilai tambah dan tingkat laba dari komoditi keripik pisang membuat banyak para pengusaha, baik berskala kecil maupun menengah keatas berminat untuk ikut serta berkecimpung didalam industri rumah tangga tersebut.
4.3.2.3. Pemasok Bahan baku yang menjadi bahan utama untuk memproduksi keripik pisang di UKM Flamboyan adalah buah pisang tanduk. Faktor penghambat dalam memproduksi keripik pisang ini adalah terbatasnya pisang tanduk di Kota Gorontalo. Pada awalnya UKM Flamboyan berinovasi membuat produk keripik pisang dan saat itu tidak mendapatkan kendala dalam memasukan bahan baku didalam usaha, karena ada petani yang langsung menjual buah pisang tanduknya ke usaha, semakin berkembangnya keripik pisang di UKM Flamboyan dengan bermacam rasa, renyah
dan laku dipasaran selain itu mudah bikin membuat para pesaing ingin mencobaya. Sehingga saat ini dalam pasokan bahan baku dalam UKM Flamboyan semakin berkurang dan hal ini merupakan ancaman yang akan dihadapi oleh UKM Flamboyan. Harga pisang tanduk yang sering di beli ke petani sebesar Rp.10.00013.000/ 1 sisir pisang tergantung dari bentuk, besarnya pisang tanduk. Bahan baku buah pisang tanduk yang digunakan oleh UKM Flamboyan berasal dari pemasok Kabupeten Gorontalo Utara, Tolinggula, dan Paguyaman untuk membeli bahan baku. Solusi dalam pengembangan ini adalah dengan membangun hubungan dengan pemasok yang ada di sekitar Kota Gorontalo, seperti di Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango dan sekitarnya, hal ini akan mempercepat dan hemat pembiayaanya dalam memasukan bahan baku sapai ke dalam usaha. UKM Flamboyan bisa mengambil solusi untuk bekerja sama dengan petani yang ada disekitar, dimana petani menjalani kemitraan dengan pungusaha. Petani bisa memanfaatkan halaman sekitar, kebunnya dengan membudidayakan tanaman pisang tanduk dan hasilnya akan dibelih oleh pengusaha. Selain itu keuntungannya sangat bermanfaat bagi pengusaha maupun petani dan bisa mengembangkan ekonomi di masyarakat.
4.4. Formulasi dan Pemilihan Strategi 4.4.1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Berdasarkan peninjauan ke lapangan UKM Flamboyan sesuai dengan metode yang digunakan. Tahap pertama adalah tahap pengumpulan data maka yang pertama, dapat diketahui lingkungan internalnya yang menjadi kekuatan dan kelemahan, ke dua lingkungan eksternalnya terdiri dari ancaman dan, peluang dilokasi penelitian.
a. Faktor kekuatan UKM Flamboyan Faktor kekuatan merupakan bagian dari faktor strategis internal, faktor tersebut dianggap sebagai kekuatan yang akan mempengaruhi pengembangan UKM Flamboyan. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan harus digunakan
semaksimal mungkin dalam upaya untuk mencapai tujuan pengembangan UKM Flamboyan. Faktor-faktor tersebut terdiri dari: 1. Motivasi untuk memajukan UKM Flamboyan UKM Flamboyan ini selalu memberikan motivasi untuk memajukan usahanya dalam memproduksi dan pemasarannya. Dengan menciptakan produk yang berkualitas, rasa yang berbeda, bentuk dan ukuran, bermerk, kemasan yang baik akan menambah daya tarik terhadap konsumen. 2. Keunggulan produk UKM Flamboyan memiliki keunggulan produk yang berkualitas. Dari segi keunggulannya memiliki kerenyahan, kemasan yang baik dan berbeda dari pesaing, rasa produk yang berfariasi, memiliki Depkes RI, dan memiliki label serta tertera masa berlaku produk. Kualitas merupakan alat penting untuk menentukan posisi perusahaan. Selain itu keunggulan dari UKM Flamboyan ini adalah sebagai motivator bagi UKM lain dan sebagai ikon UKM di Kota Gorontalo untuk memecahkan masaalah yang ada, mulai dari produksi sampai ke pemasaran dan ini merupakan kekuatan dari UKM Flamboyan. 3. Bersikap jujur dan ramah terhadap pelanggan Bersikap jujur dan ramah terhadap pelanggan merupakan kekuatan yang dimiliki oleh UKM Flamboyan karena dengan pelayanan bersikap jujur dan ramah terhadap pelanggan akan membawa hubungan baik dan keharmonisan pengusaha dengan pelanggan. Dengan cara ini UKM Flamboyan mendapatkan pelanggan baru selain itu, mendapatkan saran dan kritik positif dari konsumen terhadap kualitas produknya.
4. Modal sendiri, tidak tergantung dari pemerintah UKM Flamboyan dari sejak awalnya berdiri sampai sekarang usaha ini selalu menggunakan modalnya sendiri dan tidak tergantung dari pemerintah, ini merupakan kekuatan yang baik dari UKM Flamboyan karena usaha ini selalu memutar modalnya sendiri untuk agar bisa berkembang dan bisa mendapatkan
tujuan usaha ini. Usaha Flamboyan ini pernah juga telah meminjam di Bank sebesar Rp. 50.000.000,- secara kredit selama 4 tahun demi untuk melengkapi sarana produksi yang ada di dalam usaha. 5. Lokasi perusahaan strategis Lokasi yang strategis merupakan kekuatan dari UKM Flamboyan karena usaha ini terletak dipusat Kota Gorontalo, Jalan Akper, Kelurahan Moodu. Akses dengan jalan raya yang cukup dekat didukung dengan fasilitas yang ada seperti jalan beraspal, listrik, telepon, air, dan market. Lokasi usaha yang terletak di Kota Gorontalo memudahkan usaha keripik pisanng ini dalam hal pemasaran. Masyarakat Kota Gorontalo dan sekitarnya, umumnya belum mengenal produk ini karena daya jangkau jaringan pemasaran produk keripik pisang ini masih cenderung rendah. 6. Memiliki pelanggan tetap Memiliki pelanggan tetap merupakan dampak yang positif bagi UKM Flamboyan karena mengetahui kelebihan dari produk dan ini merupakan kekuatan yang dimiliki oleh UKM Flamboyan. Usaha ini juga telah menerapkan berbagai macam cara agar produknya ini cepat sampai ke tangan konsumen sebelum ketahanan produnya dalam jangka waktu habis. Penerapannya adalah dengan selalu mengikuti kegiatan perlombaan produk antar UKM yang dibuat oleh pemerintah berupa mengikuti pameran-pameran sehingga UKM Flamboyan mendapatkan beberapa penghargaan yang baik dan pelayanan yang baik dari usaha terhadap pelanggan. Berkembangnya UKM Flamboyan dengan menujukan kemampuannya sehingga usaha ini memiliki beberapa pelanggan tetap seperti, dari Pemerintah, Pia Saronde, Teman, dan lain sebagainya.
b. Faktor kelemahan UKM Flamboyan Faktor kelemahan merupakan bagian dari faktor strategis internal dalam pengembangan UKM Flamboyan, Faktor-faktor ini menjadi kelemahan harus diminimalisasi dalam upaya untuk mencapai tujuan pengembangan usaha. Faktorfaktor tersebut terdiri dari: 1. Belum tercapainya misi dan tujuan usaha UKM Flamboyan memiliki misi dan tujuan usaha, usaha ini memberikan yang terbaik tapi masih saja belum tercapai misi dan tujuannya karena usaha ini pertama masih kurang memiliki modal yang cukup kuat karena selain melengkapi sarana produksi usaha Flamboyan ini juga harus menutupi hutang di Bank dan sekarang ini persaingan yang ada semakin ketat, kedua kekurangan sumberdaya manusia untuk memproduksi produk yang masih kurang hal ini mempengaruhi terhadap permintaan produk dan akan terjadinya keterlambatan permintaan pesanan, dan ketiga peralatan/mesin yang digunakan masih yang sederhana (tradisional) ini sangat mempengaruhi terhadap kualitas produk yang berupa irisan kripiknya yang tipis, bentuk ukuran keripik, keripik yang renyah, warna tekstur, penaburan bumbu yang pas, kemasannya, dan bentuk labelnya. Usaha ini tidak menggunakan mesin yang modern. 2. Pemasaran produk masih di Kota Gorontalo UKM Flamboyan pemasarannya masih disebagian pertokoan Kota Gorontalo. Adapun masalah yang dihadapi dalam memasarkan produk adalah ketersediaan tempat pemasaran contohnya di Hypermart. Karena di mol ini masih kurang menerima produk lokal dari UKM dan banyak syaratnya untuk memasukan produk. Padahal dilihat dari segi pengunjung ataupun konsumen ditempat tersebut banyak peluangnya, tapi hal ini tidak menjadi hambatan bagi usaha, mereka mencoba memasarkan keluar daerah, seperti Jakarta, Makasar, dan Bandung walaupun pemasaran masih menunggu permintaan. 3. Terbatasnya tenaga kerja produksi dan pemasaran
Terbatasnya tenaga kerja sangat mempengaruhi permintaan terhadap produk. UKM Flamboyan ini masih memiliki karyawan yang berjumlah enam orang dan sering kali karyawanya berhalangan dan tidak masuk kerja, biasanya karyawan yang hadir terdapat satu atau tiga orang, sehingga dalam proses produksi pemilik juga ikut berperan dalam memproduksi, dan ini merupakan kelemahan dari usaha. Banyaknya permintaan dari pelanggan terhadap produk keripik pisang, usaha ini selalu mendapat kendala dalam segi tenaga kerja yang kurang dalam memproduksi, sehingganya dalam memenuhi permintaan sering terhambat. Dalam memproduksi produk sebanyak yang ada dalam seminggu mencapai 126 produk keripik pisang yang terselesaikan tergantung dari kondisi sumberdaya yang ada. 4. Masih menggunakan kemasan sederhana dan memakai alat-alat tradisional Usaha ini masih menggunakan kemasan dan alat-alat yang sederhana dalam memproduksi, kemasan yang digunakan adalah plastik yang dipesan di Jakarta. Sedangkan alat untuk memproduksi masih memakai pisau, kompor gas dan sebaginya. Dilihat dari bentuk plastik kemasanya cukup baik dan menarik, pada kemasan hanya tercantum merek ole-ole Gorontalo, keripik pisang, Flamb, komposisi, produksi, alamat, nomor telepon, tanggal kadaluarsa, tercantum Depkes RI, dan masih tertera label kertas yang mudah rusak. Penampilan kemasan masih sangat sederhana dan secara keseluruhan kemasan keripik pisang tersebut cukup menarik bagi konsumen untuk membelinya. 5. Kekurangan modal Usaha keripik pisang ini sering sekali kekurangan modal untuk mengembangan usahanya. Kekurangan modal usaha akan mempengaruhi lajunya pertumbuhan usaha kecil keripik pisang didunia persaingan untuk berkembang lebih luas. Hal ini harus diperhatikan oleh UKM Flamboyan dalam mengantisipasi kelemahan dalam usaha.
c. Faktor peluang UKM Flamboyan Faktor peluang merupakan bagian dari faktor strategis eksternal, faktorfaktor tersebut dianggap sebagai suatu potensi yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan UKM Flamboyan. Potensi tersebut harus dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, peluang tersebut terdiri dari: 1. Tingkat konsumsi keripik pisang semakin meningkat Di Provinsi Gorontalo tingkat keinginan konsumen untuk mengonsumsi keripik pisang semakin meningkat karena dilihat kondisi yang ada kebanyakan dari masyarakat ingin membeli produk olahan dari pisang untuk konsumsi pada waktu bersantai, kegiatan berlomba, dan sebagainya. Hal ini perlunya UKM Flamboyan memperhatikan tingkat keinginan yang ada dengan memanfaatkan tingkat keinginan terhadap produk dalam mempromosikan produk diberbagai wilayah setempat untuk mendapatkan tempat pemasaran yang baru. 2. Perkembangan teknologi proses produksi dan komunikasi Perkembangan teknologi dan komunikasi di Indonesia semakin berkembang karena adanya mesin produksi yang lebih modern dan dijual, adanya perkembangan teknologi informasi melalui telepon, internet, radio, dan komunikasi lewat televisi yang sering dimanfaatkan oleh pengusaha untuk mempromosikan produk. Ini merupakan peluang bagi UKM Flamboyan dalam menjalankan bisnisnya. 3. Kebijakan pemerintah mendukung UKM Flamboyan Kebijakan pemerintah untuk mendukung UKM di Kota Gorontalo sering dimanfaatkan oleh UKM Flamboyan, seperti kebijakan pemberian surat izin usaha, tempat usaha, tanda daftar industri, surat izin usaha perdagangan, dan bantuan alat produksi. Selain itu pemerintah juga selalu menyediakan tempattempat pameran, pembinaan, dan penyuluhan. 4. Banyaknya permintaan dari pelanggan terhadap produk Banyaknya permintaan produk keripik pisang di Kota Gorontalo merupakan peluang bagi UKM Flamboyan. Selain itu usaha ini selalu mendapatkan
permintaan dari konsumen dengan permintaan yang banyak untuk dijual kembali ke luar daerah dan sebagainya. Karena menurut pembeli atau konsumen yang ada, pelayanannya bagus, dan kualitas produknya berkualitas, enak dan cukup memuaskan. 5. Kemungkinan dapat diekspor ke luar Gorontalo Kemungkinan produk ini bisa diekspor diluar Gorontalo dan bisa tersebar luasnya pemasaranya, karena dengan situasi yang ada banyaknya permintaan akan bisa berkembangnya usaha dan bisa mendapatkan lokasi pasar yang baru. UKM Flamboyan dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dengan menyalurkan produk ke luar Kota Gorontalo.
d. Beberapa yang menjadi ancaman di UKM Flamboyan Faktor ini merupakan bagian dari faktor eksternal, faktor tersebut dianggap sebagai ancaman yang bisa menjadi hambatan dalam pengembangan UKM Flamboyan. Faktor-faktor tersebut harus dihindari dan diusahakan upaya penanggulannya secara baik agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Faktorfaktor ancaman tersebut terdiri dari :
1. Meningkat produk olahan dari luar negeri (Impor) Meningkatnya produk olahan dari luar negeri saat ini mempengaruhi keberadaan pengembangan UKM di Provinsi Gorontalo dan Kota Gorontalo, masuknya produk olahan impor dari luar seperti keripik pisang, salai pisang, stik pisang, tepung pisang, dodol pisang, dan kemungkinan masih banyak lagi yang lainnya. Hal ini akan mengancam nasib pengolahan keripik pisang lokal di Kota Gorontalo salah satunya UKM Flamboyan. Karena produk impor itu harganya relatif murah dan motifnya bervariasi, dengan situasi yang ada supermarket yang ada di Kota Gorontalo sering kali memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan, dan ini sangat dirasakan oleh UKM Flamboyan untuk memasarkan
produknya sering terhambat karena adanya produk impor dari luar. Akibatnya, produk impor ini mengancam industri lokal dan menimbulkan kerugian serius. Perekonomian di Gorontalo saat ini semakain meningkat dari tahun ke tahun dengan banyaknya jumlah usaha dan tenaga kerja. Banyaknya usaha atau perusahaan mempengaruhi tingkat permintaan, ketersediannya bahan baku, dan akan menyebabkan persaingan antar perusahaan. Menurut BPS Provinsi Gorontalo (2012), perkembangan inflansi Gorontalo pada tahun 2011 ini menurun dibandingkan dari tahun 2010. Realisasi inflasi Gorontalo tahun 2011 sebesar 4,08 persen sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia Gorontalo pada kisaran 4,25 persen kurang lebih satu persen. Inflasi Gorontalo 2011 lebih rendah dibandingkan tahun 2010 sebesar 7,43 persen. Adapun beberapa faktor utama yang menyebabkan inflasi Gorontalo 2011 dalam kondisi yang relatif rendah dan stabil adalah sebagai berikut: a. Terjaganya pasokan bahan makanan sehingga harga komoditas bahan makanan relatif rendah sepanjang tahun. b. Faktor cuaca yang mendukung sehingga produksi bahan makanan mencukupi kebutuhan masyarakat. c. Masuknya impor (antar pulau) komoditas bahan makanan sehingga harga lokal menjadi relatif murah, Contoh: bawang merah, cabai, pisang, dan bahan makanan lainnya. d. Tidak adanya kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi (Bensin). 2. Belum tersedianya rumah klinik kemasan Tersediannya rumah klinik kemasan akan mempengaruhi produksi yang ada di UKM Flamboyan. Rumah klinik kemasan di Kota Gorontalo belum tersedia, ini merupakan hambatan bagi UKM Flamboyan karena usaha harus membeli dan memesan diluar Gorontalo selain itu biayanya sangat mahal dan pengirimannya lambat. 3. Kenaikan harga BBM
Naiknya harga BBM akan menghambat lajunya proses produksi dan pemasaran yang ada di UKM Flamboyan. Usaha ini pada bulan kemarin usaha ini mengalami hambatan begitu serius karena ketersediaan bahan bakar minyak yang dibutuhkan untuk memproduksi dan memasarkan produk pada setiap pesanan sehingga dalam mengantarkan produk pada waktunya sering keterlambatan dan usaha ini tidak bisa maksimalkan. Berjalannya waktu kondisi kenaikan harga bahan bakar minyak sudah mulai sedikit stabil dan pemasarannya mulai lancar. 4. Munculnya berbagai usaha yang sejenis Banyaknya usaha yang sejenis di Kota Gorontalo akan mempengaruhi perkembangan UKM Flamboyan. Usaha ini memproduksi produk dari hasil pertanian, pertenakan, dan perikanan. Di Provinsi Gorontalo salah satunya Kota Gorontalo banyak pengusaha atau UKM yang memproduksi produk yang sama. Adanya usaha yang mengelola produk yang sejenis akan mempengaruhi perkembangan UKM Flamboyan salah satunya dalam proses produksi dan tempat pemasaranya, karena banyaknya industri yang sama untuk meyediakan bahan baku pisang tanduk akan semakin kurang didapat, selain itu tempat pemasaranya akan semakin dikuasai oleh pesaing.
4.4.2. Matrik SWOT Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen yang ampuh apabila digunakan dengan tepat. Analisis SWOT merupakan akronim untuk kata-kata Stengths (kekuatan), Opportunities (peluang), Weaknesses (kelemahan), dan Threats (ancaman), faktor kekuatan dan kelemahan dalam tubuh organisasi termasuk satuan bisnis tertentu, serta faktor peluang dan ancaman merupakan faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi, perusahaan, ataupun bisnis. Berdasarkan data pendukung yang didapat dilapangan tentang faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal dalam pemasaran di UKM Flamboyan maka dapat disusun dalam matriks SWOT. Penyusunan alternatif-alternatif strategi pemasaran tersebut didasarkan pada kesesuaian yang logis antara unsur-unsur Strengths (kekuatan), Opportunities (peluang), Weaknesses (kelemahan), dan Threats (ancaman) yang dihadapi oleh usaha ”Flamboyan”. Hasil lengkap analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 4. Setelah itu dapat disusun empat sel strategi yaitu strategi pertumbuhan (S-O), trun over (W-O), strategi diversifikasi (S-T), dan strategi defensif (W-T).
Tabel 4 . Analisis SWOT UKM Flamboyan Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
1. Motivasi untuk memajukan UKM Flamboyan 2. Keunggulan produk 3. Bersikap jujur dan ramah terhadap pelanggan 4. Modal sendiri, tidak tergantung dari pemerintah 5. Lokasi perusahaan strategis 6. Memiliki pelanggan tetap
1. Belum tercapainya misi dan tujuan usaha 2. Pemasaran produk masih di Kota Gorontalo 3. Terbatasnya tenaga kerja produksi 4. Masih menggunakan kemasan sederhana dan alatalat tradisional 5. Kekurangan modal
Peluang (O)
Strategi (S-O)
Strategi (W-O)
1. Tingkat konsumsi keripik pisang semakin meningkat 2. Perkembangan teknologi proses produksi, komunikasi 3. Kebijakan pemerintah mendukung UKM Flamboyan 4. Banyaknya permintaan dari pelanggan terhadap produk 5. Kemungkinan dapat diekspor ke luar Gorontalo Ancaman (T)
1). Pengembangan produk sesuai keinginan pasar dan mempertahankan kualitas produk keripik pisang. (S: 1,2,3,6. – O : 1,2,3,4,5)
1). Perlu memperbaiki sistem manajemen usaha, menambah jumlah sumberdaya manusia dengan mengusahakan pengembangan dan pelatihan. (W : 1,3,. – O : 2,3,)
Strategi (S-T)
Strategi (W-T)
1. Meningkat produk olahan dari luar negeri (Impor) 2. Belum tersedianya rumah klinik kemasan 3. Kenaikan harga BBM 4. Munculnya berbagai usaha yang sejenis
1). Melakukan diferensiasi produk dan meningkatkan kualitas produk dan citra usaha untuk menciptakan keunggulan diantara pesaing (S: 1,2,3,5,6. – T : 1,2,4).
1). Melakukan riset dan mengembangkan agar produk yang dijual tidak ketinggalan dari pesaing. (W : 1,2,4. – T : 1,2,3,4)
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL
FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL
2). Memperluas wilayah pemasaran. (S: 1,2,4,5. – O : 1,2,4,5)
2). Melakukan promosi tentang keunggulan dan kualitas produk. (S: 1,2,6. – T : 1 ,4)
2). Memperbaiki kemasan produk. (W : 2,4. – O : 2,3,4,5)
2). Mengatur pengelolaan keuangan usaha. (W: 2,4,5. – T : 1,2,4)
Sumber : (Data diolah), Analisis lingkungan internal dan eksternal (2012).
Berdasarkan hasil analisis analisis SWOT pada Tabel 4, maka dapat diperoleh empat sel alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh UKM “Flamboyan” yaitu Strategi (S-O,) Stategi (W-O), Strategi (S-T) dan Strategi STRATEGI S-O
(W-T).
Strategi S-O (Stengths–Opportunities) adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi S-O bagi UKM Flamboyan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Pengembangan produk sesuai keinginan pasar dan mempertahankan kualitas produk keripik pisang. Kemampuan kualitas produk keripik pisang yang baik sangat berpengaruh terhadap permintaan dari pelanggan, untuk itu UKM Flamboyan harus mempertahankan kualitas dari keunggulan produk, dan pelayanan yang baik. Produknya tetap guri atau renyah, melainkan juga memperhatikan kesehatan pada pembelinya, dengan menggunakan minyak goreng yang rendah kolesterol salah satunya minyak goreng bimoli dan digunakan penggorengan sebanyak 3 kali setelah itu diganti dengan minyak yang baru. Untuk mempertahankan kualitas agar bisa tahan lama terhadap produk perlunya UKM Flamboyan memperhatikan kemasan produk yang akan dipakai salah satunya kemasan yang tidak rusak karena kemasan produk yang rusak seperti sobekan atau berlubang akan mempengaruhi daya tahan lama tehadap keripik pisang. Hal ini perlu dijaga agar keyakinan konsumen untuk membeli produk keripik pisang tetap berjalan dengan baik dan pemerintah juga akan mendukung UKM Flamboyan. 2. Memperluas wilayah pemasaran. Adanya motivasi untuk memajukan UKM Flamboyan, keunggulan produk, memiliki kekuatan modal yang cukup, lokasi yang strategis, didukung oleh pemerintah dan tingkat konsumsi keripik pisang serta permintaanya banyak, maka perusahaan dapat melakukan perluasan wilayah pemasaran sebagai upaya untuk menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih baik bagi usaha keripik pisang Flamboyan.
STRATEGI W-O Strategi W-O (Weaknesses- Opportunities) adalah strategi yang bertujuan memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi W-O bagi UKM Flamboyan terdiri dari: 1. Perlu memperbaiki sistem produksi manajemen usaha, menambah jumlah sumberdaya manusia dengan mengusahakan pengembangan dan pelatihan. Dengan strategi ini bertujuan membenahi struktur usaha yang telah dijalankan secara lebih baik dan terarah, karena dilihat dari kondisi usaha dari keseluruhan kegiatan manajemen pengusaha yang selalu bergerak dalam kegiatan itu, selain itu keterbatasan karyawan untuk menjalankan produksi, karyawannya semakin kurang. Hal ini menyebabkan tidak tersusun dan mengandalkan pengusaha saja. Pengusaha perlu mencari sumberdaya manusia yang ada kemauan untuk bekerja sama, setelah itu memberikan pembinaan dan pelatihan terhadap semua sumberdaya manusia yang ada didalam usaha pada setiap tugas-tugas mereka. 2. Memperbaiki kemasan produk, kemasan sebuah produk memiliki banyak fungsi diantaranya melindungi produk, daya tarik, pembeda, dan juga bisa dijadikan sebagai sarana promosi. Selain itu kemasan merupakan sumber informasi dari sebuah produk. Pada produk yang dihasilkan oleh UKM Flamboyan, khususnya produk keripik pisang dan yang dikemas dengan plastik yang tertera label dari kertas biasa yang memberikan informasi terhadap produk. Jika produk ini dijual ke wilayah yang lebih luas, tentunya akan sulit bersaing dengan produk-produk lain yang sudah memiliki kemasan yang lebih baik. Maka perlunya UKM Flamboyan memperbaiki kemasan dalam memberi label yang tidak gampang rusak.
STRATEGI S-T Strategi S-T (Stengths- Threats) adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi S-T bagi usaha kecil keripik pisang Flamboyan adalah : 1. Melakukan diferensiasi produk dan meningkatkan kualitas produk dan citra usaha untuk menciptakan keunggulan diantara pesaing. Adanya motivasi untuk memajukan usaha didukung dengan modal milik sendiri yang cukup, maka UKM Flamboyan dapat melakukan perluasan lini produk melalui deferensiasi produk untuk mengantisipasi banyak pesaing dan adanya kondisi politik yang tidak stabil bahwa mengonsumsi keripik pisang mengandung bahan-bahan yang tidak sesuai peraturan. Produk UKM Flamboyan sudah diproduksi dan diperluas dengan memproduksi beragam produk keripik pisang. Apabila produk beragam, maka akan semakin meningkat respon dan daya ingat terhadap keberadaan produk UKM Flamboyan. Kualitas dan merek yang terkenal serta cita rasa yang khas, merupakan salah satu kekuatan dari usaha yang membedakan dari pada pesaingnya. 2. Melakukan promosi tentang keunggulan dan kualitas produk. Strategi yang harus dilakukan pertama, peningkatan kegiatan promosi untuk meningkatkan volume penjualan. Peningkatan kegiatan promosi merupakan suatu tindakan yang sangat menentukan dalam peningkatan nilai penjualan, menciptakan pasaran hasil produksi dan pertumbuhan terhadap produk. Promosi yang dapat dilakukan oleh UKM Flamboyan yaitu dengan mengikuti kegiatan-kegatan pameran
yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah atau pihak swasta yang ada didalam maupun diluar Kota Gorontalo. Cara ini akan menutupi kelemahan usaha keripik pisang dalam hal kekurangan promosi yang dilakukan. Apalagi saat ini ancaman persaingan pendatang baru cukup besar maka strategi ini cukup efektif untuk mempromosikan produk.
STRATEGI W-T Strategi W-T (Weaknesses-Threats) adalah strategi yang bertujuan mengurangi kelemahan internal yang dimiliki untuk menghindari ancaman lingkungan. Strategi W-T bagi UKM “Flamboyan” adalah : 1. Melakukan riset dan mengembangkan agar produk yang dijual tidak ketinggalan dari pesaing. Keberadaan UKM Flamboyan sebagai industri rumah tangga yang menarik dan tempatnya cukup strategis selain itu mudah dimasuki mengharuskan UKM Flamboyan melakukan usaha dalam mengantisipasi keberadaan para pesaing tentang pengembangan usaha mereka. Salah satunya dengan melakukan riset dan pengembangan terhadap produk agar produk yang dijual tidak ketinggalan dari pesaing. Riset merupakan kerangka kerja yang secara detil merinci prosedur yang diperlukan untuk memperoleh informasi guna menjawab masalah riset dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Dengan adanya strategi ini UKM Flamboyan bisa menambah dan mengurangi kelemahan dan ancaman yang akan menghalangi pertumbuhan usaha. 2.
Mengatur pengelolaan keuangan usaha. Menghadapi kelemahan usaha ini khususnya permasalahan kurangnya modal UKM Flamboyan harus bisa mengatur keuangan perusahaan sebaik mungkin. UKM Flamboyan dapat melakukannya dengan cara mengalokasikan modal yang ada secara tepat sehingga usaha dapat terus berjalan. Dengan demikian diharapkan UKM Flamboyan dapat terus menjaga dan mempertahankan usahanya. Untuk bisa melakukan hal tersebut, pemilik dan pekerja yang ada di UKM Flamboyan harus bisa saling mendukung, terutama pemilik atau penanggung jawab utama untuk bisa lebih fokus terhadap usaha ini, demi kepentingan bersama dan keberlangsungan usaha.