perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM Penelitian ini mempelajari tiga kasus tunggal berupa intervensi logoterapi medical ministry untuk memperbaiki depresi dan kualitas hidup pasien HIV/AIDS dengan studi kualitatif. Terdapat tiga kasus HIV/AIDS yang menjalani terapi ARV di klinik VCT RSUD dr.Moewardi Surakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah pasien HIV/AIDS yang mengalami gangguan depresi sedang sampai berat. Data juga diperoleh dari keluarga yang tinggal serumah dan dari catatan medis subjek. Karakteristik subjek dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 3. Karakteristik Subjek Penelitian Variabel
Kasus I
Kasus II
Kasus III
Inisial
Tn. L
Tn. M
Ny. P
Usia
41 th
25 th
40th
Sex
L
L
P
Alamat
Surakarta
Boyolali
Karanganyar
Agama
Islam
Islam
Islam
Suku
Jawa
Jawa
Jawa
Pendidikan
STM
SMA
SD
Pekerjaan
Teknisi
Karyawan
Pedagang
Diagnosa WHO
Std IV
Std IV
Std I
Tgl diagnose
30-12-2013
3-6-2014
13-3-2014
Mulai ARV
27-1-2014
3-6-2014
10-6-2014
Komorbid
Depresi Berat
Depresi Berat
Depresi Sedang
Mulai logoterapi
8-6-2014
7-6-2014
14-6-2014
Terminasi logoterapi
26-7-2014
26-7-2014
26-7-2014
Sistem Bayar
BPJS commit to user BPJS
30
Umum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
B. GAMBARAN KASUS
a. Kasus I 1) Riwayat Hidup dan KeluargaSubjek I Seorang laki-laki, umur
41 tahun, STM, suku Jawa, belum menikah,
bekerja sebagai teknisi mesin tempat bermain pasar malam berpindahpindahkota, anak ke 2 dari 4 bersaudara, ayahmeninggal 7 tahun yang lalu, tinggal di sebuah rumah kontrakan di Solo bersama ibu kandung, 2 orang adiknyalaki-laki (adik kandung) dan perempuan (adik angkat)dan 2 orang keponakanlaki-laki anak dari kakak perempuannya. Ibu berjualan di warungmakan sebuah kafe di Solo. Keadaan sosial ekonomi menengah. 2) Riwayat Perjalanan Penyakit Tn. L lahir spontan, normal, ditolong bidan. Riwayat tumbuh kembang sama seperti anak seusianya. Tn. L menyelesaikan pendidikan STM dengan prestasi cukup. Saat sekolah di STM sudah mulai mengenal rokok, alkohol, dan narkoba karena pengaruh lingkungan dan temantemannya.Pernah ditangkap polisi karena kasus narkoba diduga sebagai pengedar namun tidak terbukti dan berhasil bebas. Tidak pernah menggunakan narkoba suntik. Setelah lulus STM bekerja sebagai teknisi mesin di arena permainan pasar malam yang berpindah-pindah dari satu kota ke kota yang lain. Orang tua kurang setuju bila Tn L bekerja di luar kota namun karena berkeras terpaksa mengijinkan dengan selalu menasehati untuk berhati-hati dalam pergaulan dan berkata bisa jaga diri. Mulai mengenal dan melakukan hubungan seks di luar nikah setelah bekerja meskipun itu jarang karena harus keluar uang. Kurang lebih satu setengah tahun yang lalu berpacaran dengan seorang wanita yang bekerja di sebuah karaoke. Selama pacaranjugamelakukan hubungan seks dengan pacarnya, berniat untuk serius dengan pacarnyadan berencana akan menikah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Kurang lebih satu setengah tahun yang lalu saat bekerja di kota Bawen,mulai jatuh sakit dengan keluhan diare berulang yang disertai berak darah dan sariawan di sana berobat beberapa kali ke dokter dan sempat dirawat di rumah sakit, sempat membaik namun kambuh lagi dan kondisi yang semakin lemah dan berat badan yang turun drastisdan akhirnya pulang ke rumahnya di Solo. Di Solo berobat ke sebuah rumah sakit swasta dan dianjurkan untuk test HIV dan hasilnya (+). Dirujuk dan dirawat di RSUD dr. Moewardi Surakarta dengan diagnosa HIV(+) stadium 4. Telah empat kali ke luar masuk rumah sakit karena kondisi fisiknya yang sering memburuk dengan CD4 yang sangat rendah ( 12 sel/mm3 )meskipun obat ARV secara teraturselalu minum. Saat dirawat yang ketiga kalinya Tn L mendengar kabar pacarnya sakit dan akhirnya meninggal dunia. 3) Stresor pada subjek I Stresor terberat setelah terdiagnosa HIV(+) bagi Tn.L adalah kedaan fisiknya yang menurun drastis,sangat kurus,lemas, lemah, tak kunjung membaik, mual, ingin muntah sehingga asupan makanan dan minuman sangat sedikit,dan sering diare.Meskipun obat ARV dari klinik VCT RSUD dr. Moewardi Surakartasudah teratur diminum.Tn.Lsangat malu dan takut bila sakitnya diketahui orang lain karena menurutnya HIV/AIDS adalah penyakit menular yang
memalukan dan harus
dijauhi.Masyarakat dan tetangga sangat rendah memandang penyakit tersebut. 4) Depresi dan Kualitas Hidup subjek I Mengetahui dirinya terdiagnosa HIV (+) Tn.L merasabahwa kematian sangat dekat dengannya, sangat sedih, putus asa, merasa lebih baik menyusul ayahnya yang sudah meninggal dan sering menangisi nasibnya seorang diri. Tn L merasa bahwa semua itu ujian dan teguran dari Tuhan karena kesalahannya di masa lalu,dia merasa sangat bersalah dan merasa tak berguna karena saat ini sudah tidak bekerja, merasa menjadi beban commitsebelumnya to user berat bagi ibunya, sedangkan telah sering meninggalkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
rumah dan kurang memperhatikan ibu dan adik-adiknya, dan berpikir bagaimana dia dapat membahagiakan ibunya yang selama dia sakit sangat sabar merawatnya dan hanya ibunya satu-satunya anggota keluarga yang tahu tentang sakitnya. Tn.L memutuskan untuk tetap menutup rapat rahasia sakitnya sampai kapanpun meskipun kepada keluarga serumah yang lain. Sering menyendiri dan menghindari semua kegiatan dengan tetangga, teman dan saudara. Subjek mendapat psikofarmakoterapi Fluoxetin 20 mg pada pagi hari dan Clobazam 10 mg malam hari. 5) Intervensi Logoterapi medical ministry untuk memperbaiki depresi dan kualitas hidupsubjek I Intervensi logoterapi medical ministry untuk depresi berat yang dialami Tn. L dimulai saat masih dirawat di RSUD dr. Moewardi. Tahap Awal : Sesi 1 Membina hubungan terapeutik Pertamakali penulis mengunjungi di bangsal tampak Tn L yang sangat kurus terbaring lemah terpasang infus didampingi ibu kandungnya. Pertama mereka tampak heran dengan kehadiran penulis karena biasanya selain dokter spesialis penyakit dalam dan petugas klinik VCT tidak ada lagi yang mengunjunginya
namun denganmemperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud kedatangan penulis mereka
dengan cepat dapat
menerima kehadiran penulis dan menyambut baik rencana intervensi logoterapi untuk membantu memperbaikidepresi yang dialaminya. Tampak dari sambutan mereka bahwa mereka sangat senang dengan dukungan dan perhatian dari bagian psikiatri. Kunjungan kedua penulis memberikan penjelasan tentang psikoterapi logoterapi medical ministryyang akan diberikan karena depresi yang dialami. Mendengar penjelasan dari penulis Tn.L sangat senang dan bersedia menjalani psikoterapi yang akan diberikan. ….. dokter mau datang dan berkenan memberi terapi untuk kekuatan mental saya untuk membantu membuat saya merasa tenang….maturnuwun… saya merasa ada yang peduli……bu commit to user doktersilakan saja …
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Meskipun keadaan fisiknya lemah,Tn L bersedia mengisi kuesioner data demografi,BDI, WHO QoL
BREF, VAS, dan Informed Consent
penelitian yang ditinggal dan diserahkan pada pertemuan selanjutnya.
Tahap Pertengahan ( Sesi 2-5) Terdiri 4 sesi, sesi 2 sebanyak dua kali pertemuan di bangsal rumah sakit dan di rumah Tn.L dan tiga sesi selanjutnya masing-masing sesi 2 kali pertemuan semuanya dilakukan di rumah Tn L. Sesi 2 dan 3 penulis berusaha menggali masalah yang dihadapi dengan memberi kesempatan Tn L menceritakan semua masalahnya setelah terdiagnosa HIV (+).Tn L tampak sangat senang dengan pertemuan yang dilakukan dan terlihat sangat membutuhkan dukungan terutama keluarga karena kondisi fisiknya yang sangat lemah. Tiap hari sendirian di rumah, subuh ibunya harus pergi ke pasar dan langsung menuju warung makannya hingga sore hari baru pulang. Adik-adik dan keponakannya semua pergi bekerja. Tn.L sangat sedih dengan keadaan ini dia ingin ibunya bisa menungguinya karena badannya yang sangat lemah untuk jalan sangat berat. Keadaan ini sudah berlangsung hampir satu tahun ini. ……kenapa begini sakit saya bu dokter hampir tiap dua bulan mesti opname di rumah sakit tambah lemah, lemas, mual, sering diare dan harus tambah darah …padahal obat tidak pernah lupa saya minum…..bila sendiri selalu timbul kesedihan saya….sering merasa lebih baik menyusul bapak yang sudah meninggal….saya merasa tak ada manfaatnya saya hidup…sakit saya ini merupakan aib bagi saya dan keluaga.. …..yang saya butuhkan support dan dari keluarga …tiap hari saya sendiri di rumah…sering ibu saya tidak kerja karena harus menunggu saya di rumah…saya merasa paling sengsara…. Sesi 4 Teknik medical ministry Bersama-sama
mendiskusikan
bagaimana
menghadapi
semua
masalah yang dialami dengan carayang tepat disini penulis tetap memberikan penguatan bahwa sakit yang dihadapi saat ini adalah suatu kenyatan yang harus dihadapi dengan: commit to user To take a stand
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Dalam hidup ini seringkali ditemukan berbagai pengalaman tragis tak dapat dihindarkan, kita tak dapat mengelak.Kita diarahkan untuk dapat mengambil sikap yang tepat dan positif dengan menerima dengan ikhlas, tabah dan kuat dalam menghadapinya. …..tiap hari saya berusaha tetap kuat dokter....dengan masukan dari dokter ternyata sabar harus tetap dan terus dipertahankan meski kadang turun…..semoga saya bisa selalu memperbaharui kesabaran saya….sebelumnya menurut saya sabar ada batasnya tidak bisa terus menerus…ternyata saat itulah kesabaran sedang turun dan perlu terus diperkuat lagi..dengan mengingat bahwa nikmat kesempatan bertahan dalam sakit dan untuk selalu memperbaiki hati dan diri saya….ikhlas.. saya mencoba memaknai kata itu…terus saya coba ternyata membuat hati longgar dan nyaman….terimakasih juga kepada ibu saya yang menjaga dan merawat saya dengan penuh kesabaran…. Attitudinal value Mendalami nilai-nilai bersikap yang tepat dan positif. Mensyukuri bahwa masih diberi kekuatan dan kesempatan bertahan melawan sakitnya. Memulai untuk mau membuka diri dengan menjalin komunikasi dengan KDS (Kelompok Dukungan Sebaya) di wilayah Solo yang disarankan oleh klinik VCT yang berhasil bertahan dan telah terlatih untuk bertukar pikiran dan informasi, saling memberi dukungan dan semangat. …..sekarang saya sering menelpon KDS saya bila kondisi fisik saya menurun…selalu mereka menyemangati saya: ” ya mas L yang kuat ya.. saya dulu lebih berat dari anda Alhamdulillah bisa bertahan….semangat ya….obat diminum terus jangan sampai lupa”…. ……ternyata sebenarnya banyak di sana yang senasib dengan saya bahkan lebih berat masalah yang mereka hadapi…tapi mereka bisabertahan…bahkan sekarang banyak yang aktif menjadi anggota LSM sebagai KDS...... Mencoba memulai menggapai makna lewat ibadah meski kecil dan ringan yang dia bisa. Berusaha menanamkan dalam hatinya bahwa semua kejadian atas kehendakNya dan kepadaNya menjadi satu-satunya tempat memohon pertolongan dan pengampunan. ……ya dokter saya mencoba sebisa saya tiap mendengar adzan berusaha ucap dzikir sederhana meski kondisi saya hanya dengan tiduran..alhamdulillah dihati menjadi tenang….saya cobabaca dan ucapkan commit to user asmaulhusna dari buku kecil yang dokter beri….makasih dokter…..sering
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
saat saya sendiri di rumah ucapan-ucapan dzikir mulai saya biasakan....ucapan dzikir menyebut namaNya menjadi kekuatan tak terduga…..alhamdulillah.. Meaning in suffering Mampu mengungkap adanya makna dibalik masalah yang dihadapi terkait sakitnya saat ini. Sejak sakit dan tinggal kembali bersama ibu dan adik-adiknya, Tn. L merasakan apa yang selama ini sering dia tinggalkan dan kurang dia perhatikan ternyata merupakan harta yang tak ternilai dan sangat dia butuhkan, serta menjadi tempat berlindung yang nyaman apapun kondisi dia. Sakit menjadikan dia sadar dapat menjadi penebus kesalahandan menjadikannya lebih baik dan lebih baik lagi bila dia tetap bersabar,bersyukur dan tetap berusaha memperbaiki diri. …setelah beberapa kali pertemuan dan diskusi dengan dokter ……sakit saya ini harusnya menjadikan saya semakin sadar… bahwa Tuhan memberi kesempatan pada saya untuk memperbaiki diri dan …semoga sakit ini menjadi penebus kesalahan saya yang dulu,,,,semoga semua dapat menghapus……..saya ingin menjadi diri saya yang baru……. Sesi 5 Menemukan makna hidup(meaning of life) Penulis memberikan suatu pandangan dan masukan bahwa hidup bermakna tetap dapat tercapai dalam kondisi menyedihkan sekalipun, dengan pemahaman diri, bertindak positif, pengakraban hubungan dengan orang-orang terdekat seperti ibu,adik,keponakan, saudara dan tetangga. Penghayatan nilai-nilai bersikap dan pencerahan akan makna spiritulaitas dan ibadah. Mendorong Tn,L berlatih dan membiasakan dalam aktifitas sehari-hari dan coba merasakan manfaatnya. ……. bagaimanapun kematian tetap menjadi rahasia Tuhan: ada yang sehat saat ini tiba-tiba meninggal dengan cara yang tak kita sangka…sebaliknya ada yang sakit begitu berat namun dapat diberi panjang umur dengan caraNya…..kemampuan saya berusaha dan berdoa…Makna hidup ada di hidup itu sendiri meskipun sepertinya kesempatan itu mungkin sangat kecil saya berusaha mencapainya…..semampu saya…terimakasih bu dokter…
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Tahap Akhir ( Terminasi ) Sesi 6: Evaluasi dan terminasi Setelah melalui 5 sesi logoterapi sebanyak 13 kali pertemuan dan pemahaman Tn.L terhadap tujuan logoterapi dirasa cukup, bersama-sama mencoba mengevaluasi dan mengonfirmasi yang sudah dibahas dan dipelajari. Penguatan terhadap perilaku baru Tn.L dalam pikiran dan perilaku positif mulai dari yang kecil, dari diri sendiri dan orang-orang terdekat, mulai sekarang dan seterusnya. Evaluasi terhadap stresor, depresi dan kualitas hidup dinilai dengan BDI, WHOQoL BREF, dan VAS oleh subjek I. HRSD dan VASoleh penulis dan keseluruhan penilaian keluargadengan VAS, ketiga penilaian dikonversidengan skala yang sama 0-10. Terdapat kesesuaian penilaian dari subjek I, observer, dan ibu subjek I, terjadi penurunan persepsi subjek I terhadap penurunan depresi, dan perbaikan kualitas hidup.
commit to user
stresor yang dihadapi,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Grafik 1.Perbandingan stresor sebelum dan sesudah logoterapi Subjek I
12 10 8 6
biologis psikologis
4
psikososial 2 0
. Grafik 2.Perbandingan Depresi sebelum dan sesudah logoterapi Subjek I
12 10 8 6 4 2 0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Grafik 3. Perbandingan Kualitas Hidup sebelum dan sesudah logoterapi Subjek I
9 8 7 6 5
fisik
4
psikologis
3
sosial
2
spiritual
1 0
b. Kasus II
1) Riwayat Hidup dan Keluarga Subjek II Seorang laki-laki, umur 25 tahun, Islam, SMA, suku Jawa, karyawan koperasi di luar kota kurang lebih 2 tahun ini.Sebelumnya bekerja di pabrik tekstil selama 1 tahun di kota yang lain, belum menikah, anak pertama dari 4 bersaudara adik ke 3 meninggal saat berumur 2 ½ tahun.Tinggal di Boyolali bersama kedua orang tuanya yang bekerja jual beli
emas di pasar setempat, kedaan sosial ekonomi menengah.
Sebelumnya ayah bekerja sebagai sopir minibus antar desa dan setelah lanjut usia memutuskan beralih ke jual beli emas. 2) Riwayat Perjalanan Penyakit Subjek II Tn.M lahir spontan, ditolong bidan, merupakan anak yang sangat diharapkan karena delapan tahun usia pernikahan orang tuanya belum commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
dikaruniai anak. Riwayat tumbuh kembang Tn M sama seperti anak seusianya. Tn M menyelesaikan pendidikan SMA dengan prestasi baik. Saat sekolah di SMA sudah mulai mengenal dan mengkonsumsi rokok dan alkohol meski sangat jarang karena pengaruh teman-temannya bila ada keramaian. Setamat SMA Tn. M tidak melanjutkan studi karena merasa kurang mampu berpikir berat, dan memutuskan untuk bekerja membantu orang tuanya jual beli emas untuk dapat membantu pendidikan adik-adiknya. Merasa sering tidak cocok dengan ayahnya Tn. M memutuskan bekerja ke luar kota. Satu tahun bekerja Tn.M mengalami kecelakaan dan terpaksa berhenti bekerja. Selama menanti dan mencari pekerjaan baru itulah Tn.M dipaksa teman-teman satu kost menggunakan narkoba suntik dengan jarum bergantian. Tn.M juga mengaku mulai melakukan hubungan seks di luar nikah dengan wanita penghibur beberapa kali. Tn. M kemudian bekerja di kota Tegal sebagai karyawan koperasi, di sinilah dia merasa cocok dan nyaman dengan pekerjaan tersebut. Pertama kali mengeluh sering sakit setelah bekerja di kota Tegal selama dua tahun, kurang lebih dua bulan yang laludengan keluhan batuk, kedua kaki sakit dan lemah, lidah putih sariawan, BB turun drastis. Saat itu Tn. M di rawat di rumah sakit terdekat dan didiagnosa dengan TB paru
dan anemia
dirujuk ke BKPM Surakarta dan dari sana akhirnya di rujuk dan dirawat di RSUD dr. Moewardi Surakarta, tgl 19-5-2014 test darah HIV(+). Diagnosa WHO HIV(+) Stadium 4 . 3) Stresor pada Subjek II Stresor terberat bagi Tn.M adalah menghadapi keadaan fisiknya yang lemah dan terus bertambah lemah membuat dia merasa semakin terpuruk, sebagai anak sulung laki-laki yang baru dua tahun ini merasakan senangnya dapat bekerja di bidang yang sangat ia senangi.Diagnosa HIV(+) bagi Tn.M dan keluarga sangat memalukan dan merasa bahwa itu merupakan penyakit yang sangat berat dan menakutkan dan sangat dekat commit dengan kematian.Stigma danto user diskriminasi masyarakat sangat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
mempengaruhisikap dan perasaannya. Tn.M sangat takut bila teman-teman dan tetangganya mengetahui sakitnya. 4) Depresi, dan Kualitas Hidup Subjek II Saat mengetahui dirinya terdiagnosa HIV(+) Tn Msangat kaget dan tak percaya, merasa malu, sedih, dan takut karena menganggap penyakit itu sangat memalukan, sangat dekat dengan kematian dantakut akan dijauhi keluarga, tetangga dan teman-temannya jika mereka mengetahui tentang sakitnya.Tn M merasa kemalangan selalu datang menyertai dirinya dan merasa sangat sedih bagaimana dengan nasib pekerjaannya dan masa depannya. Tn M dan keluarga memutuskan untuk menutup rapat-rapat keadaan sakitnya dan tidak akan memberitahukan kepada siapapun termasuk saudara-saudara dekat mereka. Hanya empat orang yang mengetahui yaitu Tn. M, ayah, ibu dan adik tertuanya. Tn M merasa berat dengan pengobatan ARV yang harus dijalani dengan jadwal minum yang harus tepat tiap hari dan efek samping yang tidak nyaman terutama mual sehingga makan dan minum sagat berkurang sehingga asupan nutrisi dan cairan sangat kurang sehingga kualitas hidupnya sangat menurun. Tn. M sering diam, selalu menyendiri di kamar tidak bersemangat dan hanya merasa nyaman dengan ibunya yang sangat sabar
dan
selalu
berusaha
menyemangatinya.
Subjek
mendapat
psikofarmakoterapi Fluoxetin 20 mg pada pagi hari dan Clobazam 10 mg malam hari.
5) Intervensi Logoterapi medical ministry untuk memperbaiki Depresi dan Kualitas Hidup subjek II Tahap Awal: Membangun hubungan terapeutik(Sesi 1). Pertamakali penulis mengunjungi di bangsal tampak Tn M dengan perawakan tinggi kurus, dan pucattampak gelisah duduk - tidur di atas tempat
tidur,terpasang
infus
dan
kanul
commit to user
oksigen
terkesankurang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
memperhatikan kehadiran penulis,didampingi ibu dan ayahkandungnya menyuapkan makan siangnya. Setelah memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan penulis ibu kandung Tn Mdengan cepat dapat menerima kehadiran penulis dan menyetujui rencana intervensi logoterapi untuk membantu memperbaiki depresi dan kualitas hidupanaknya, sementara ayahnyadiam menghindar ke luar kamar. Melalui ibu Tn M yang sangat perhatian dan sangat ingin putranya dapat menjalani pengobatan dengan baik dan nyaman, penulis berusaha menjelaskan bahwa
bagian psikiatri sangat peduli dan
menginginkan Tn M dapat menjalani masa-masa sulitnya dengan ikhlas dan tegar.Sedikit demi sedikit Tn Mtampak mulai tenang dan mendengarkan penjelasan penulis tentang apa dan bagaimana psikoterapi logoterapi dan bersedia memberikan no HP nya kepada penulis dan mengijinkan
penulis berkunjung ke rumahnyasepulang dari
rumah
sakit.Saat itu Tn. M telah menjalani perawatan hari ke 19 rawat bersama bagian penyakit dalam, bagian penyakit paru dan akhirnya dikonsultasikan ke bagian psikiatri.
Tahap Pertengahan ( Sesi 2-5) Terbagi dalam empat sesi kesemuanya dilakukan di rumah Tn M di Boyolali. Pada sesi 2 dan 3 dengan menjelaskan kmbali bahwa penulis dari bagian psikiatri sangat peduli dan bisa mengerti betapa berat beban yang harus dihadapi dan ingin membantu masalah kejiwaannya berkenaan dengan sakitnya, dengan tetap memegang etika kerelaan dan kerahasiaan pasien, perlahan Tn. M bersedia terbuka mengungkapkan perasaan dan masalah yang dihadapi, kepada
ibunya Tn M belum dapat terbuka terkesan
berusaha menyembunyikan perasaan dan masalahnya karena tidak mau membebani sang ibu. Masalah terberat bagi Tn. M saat ini adalah kondisi fisiknya yang belum membaik, batuk dan sariawan berkepanjangan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
menyertai, obat ARV yang harus diminum memberikan rasa tidak nyaman dan mual sehingga makanan sangat sedikit yang bisa masuk. Terbayang oleh Tn.M bagaimana kelanjutan pekerjaannya yang sangat dia senangi, ada rasa bersalah dengan masa lalunya.Saat jeda mencari pekerjaan Tn.M merasa ditipu temannya dipaksa menggunakan narkoba suntik dan mengenal seks bebas. …..Mereka memegangi kedua tangan saya dan menyuntikkan obat itu ke tangan saya….pernah juga saya melakukan hubungan badan dengan perempuan penghibur……semua memang salah saya….bisa tidak ya dokter....saya bekerja lagi di Tegal dan melanjutkan pengobatan di sana….masih mungkinkah saya bisa menikah dan mebangun sebuah keluarga…..? Rasa
bersalah dan rasa malu dengan teman-teman dan tetangga bila
mereka mengetahui apa sakitnya. Rasa bersalah kepada orang tua dan kedua adik yang sangat disayanginya. Terbayang dalam pikirannya masa depannya yang suram dengan kondisi sakitnya dan kemungkinan apakah dia dapat menikah dan membangun sebuah keluarga. Sesi 4 Teknik medical ministry To Take a Stand Bersama-sama mendiskusikan bagaimana menghadapi semua masalah yang dialami dengan cara yang tepat dengan tetap memberikan penguatan bahwasakit yang dihadapi saat ini adalah suatu kenyataan yang harus dihadapi dan tidak ada cara lain kecuali mengambil sikap yang tepat dan positif terhadap keadaan sakitnya adalah menerima dengan ikhlas, tabah, kuat, dan selalu bersemangat. ……Terimakasih dokter atas masukan, penenang dan semangatnya saya berusaha bertekad untuk menerima dengan ikhlas, tabah dan kuat karena ini yang terjadi dan harus saya hadapi mau tidak mau…semua memang telah terjadi….dengan penjelasan dari dokter langkah terbaik adalah saya akan berobat terus agar dapat terjaga kondisi saya sehingga dapat kembali bekerja di Tegal dan harapan saya suatu saat saya dapat menikah dan mempunyai sebuah keluarga…….
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Attitudinal value Memberikan masukan kepada Tn. M untuk mencoba menggali pengalaman orang lain (KDS)yang mengalami penderitaan yang sama dan telah berhasil mengatasinya, makna apa yang diperolehnya dan membandingkan dengan kondisinya saat ini. Membiasakan diri berpikir positif dan menerapkannya dalam perilaku dan aktifitas sehari-hari yaitu mendalami nilai-nilai bersikap akan sangat bermanfaat bagi diri kita sendiri. Saat ini HIV/AIDS dapat dikelola dengan pengobatan ARV sehingga harapan untuk memperbaiki keadaan sakitnya tetap ada dengan tekad yang kuat dan disiplin waktu minum obat. Sehingga ARV adalah sahabatnya dan harapan untuk dapat bekerja kembali akan tetap ada dan pengobatan dapat berlanjut seterusnya di manapun dia bekerja karena hampir di tiap kota ada klinik VCT sehingga akses untuk
mendapatkan ARV tetap
mudah. …….melihat dan mendengar kisah sesama penderita yang dokter perlihatkan dan saat bertemu di klinik VCT sedikit banyak dapat membuka mata hati dan pikiran saya bahwa saya tidak sendiri.. begitu banyak mereka di sana dan mereka dapat bertahan meskipun banyak dan berat sekali masalah yang mereka hadapi….paling tidak hati saya tergerak mudah-mudahan dapat seperti mereka untuk tetap tersenyum menghadapi semua…….. Meaning in suffering Dalam penderitaan yang dialami dan dihadapi saat ini terkait sakitnya penulis berupaya mendorong Tn.M untuk mampu mengungkap adanya makna dibalik masalah saat ini. Dengan merenung dan berpikir positif akan dapat mengungkap makna dibalik penderitaannya. Sakitnya telah sedikit banyak memberikan pembelajaran sehingga kita dapat terus memperbaiki diri. Dapat lebih dekat dengan keluarga dan lebih menyadari betapa besar arti keluarga dalam kondisi yang sulit sekalipun.Lebih dapat merasakan betapa kuasa Sang Pencipta dibanding kita sebagai hamba yang kecil dan lemah dan sudah tepat hanya kepadaNya tempat bergantung commit to user selemah apapun kondisi kita.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
……Saya berusaha untuk dapat lebih mendalami dan merasakan makna atau arti dibalik sakit saya …selama saya sakit ibu,bapak, dan adik-adik sangat mendukung… dan merawat saya dengan sabar ini membuat saya sadarbetapa mereka sangat berarti buat saya apalagi dalam keadaan sakit ini….ini merupakan anugerah buat saya entah bagaimana bila mereka menjauh dan meninggalkan saya…sakit menjadikan saya dapat mendalami arti diri saya untuk saya sendiri dan keluarga saya….Sakit ini bagi saya juga merupakan teguran untuk saya untuk lebih baik dan bisa menjadi penghapus kesalahan yang lalu……kesempatan saya untuk lebih mendekat padaNya….. Sesi 5. Menemukan Makna Hidup (Meaning of Life) Membantu Tn. M terhadap
diri
mengembangkan pemahaman yang lebih dalam
sendiri
dan
nilai-nilai
yang
terkandung
di
dalamnya.Membantu menerapkan teknik berfikir dan bertindak positif untuk mendapatkan hidup bermakna, memberikan pilihan dalam pencarian makna hidup dengan pengakraban hubungan. Mendorongnya untuk memahami benar-benar empat ragam nilai (creative value, experiental value, attitudinal value, hopeful value). Memberikan pencerahan tentang nilai spiritual dan ibadah, dapat menemukan makna hidup yang sebenarnya selama kita masih diberi kesempatan meskipun kecil kelihatannya. ……dari semua informasi yang saya terima bahwa HIV/AIDS dapat diberikan pengobatan ARV untuk menekan virus dan memperbaiki ketahanan fisik saya… saya sangat berharap pengobatan ini dapat saya jalani…bahwa ARV dapat mudah diperoleh dimanapun nanti saya bekerja….…..hidup saya tetap berarti apapun keadaan saya selama saya selalu berfikir positif dan mempraktekkan langsung dikeseharian saya sekecil apapun hal itu….. …..terimakasih Alqur`an yang diberikan kepada saya dokter, saya coba sedikit namun rutin untuk membaca dengan artinya itupun dapat menjadi obat hati…semoga saya bisa tetap ajeg….bila keadaan lemah cukup dengan dzikir ringan …….sebisanya…
Tahap Akhir ( Terminasi ) Setelah melalui 5 sesi logoterapi sebanyak 12 kali pertemuan dan commit tujuan to user logoterapi cukup, bersama-sama pemahaman subjek II terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
mencoba mengevaluasi dan mengonfirmasi yang sudah dipelajari. Penguatan terhadap perilaku baru subjek II dalam pikiran dan perilaku positif mulai dari hal kecil, dari diri sendiri,keluarga, tetangga dan temanteman sekarang dan seterusnya. Bertekad untuk menjalani terapi ARV dengan sadar untuk kepentingan kesehatan dirinya untuk dapat kembali bekerja dan harapan dapat menikah dan membahagiakan orang tua dan adik-adik tercinta. Sesi 6 membahas dan mengevaluasi apa yang telah didiskusikan bersama dalam logoterapi medical ministrydan memintasubjek II mengisi kembali kuesioner BDI, WHOQOL BREF dan VASsebagai perbandingan setelah logoterapidan juga penilaian dari keluarga dalam hal ini ibu kandung dengan VAS.Penilaian penulis dengan HRSD dan VAS. Keseluruhan evaluasi dikonversikan dalam skala yang sama 0-10. Terdapat kesesuaian penilaian stresor, depresi dan kualitas hidup pada Tn. Mdari subjek IIsendiri, observer, dan ibu subjek II, terjadi penurunan persepsi subjek II terhadap stresor yang dihadapi, penurunan depresi, dan perbaikan kualitas hidup terutama dimensi psikologis, sosial dan spiritual.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Grafik 4. Perbandingan stresor sebelum dan sesudah logoterapi subjek II
12 10 8 6
biolgis psikologis
4
sosial
2 0
Grafik 5. Perbandingan depresi sebelum dan sesudah logoterapi subjek II
12
10
8
6
4
2
0 pre-subjek
pos-subjek pre-observer pos-observer pre-keluarga pos-keluarga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Grafik 6. Perbandingan Kualitas Hidup sebelum dan sesudah Logoterapi subjek II
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
fisik psikologis sosial spiritual
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
c. Kasus III
1) Riwayat Hidup dan Keluarga Subjek III Seorang wanita, umur 40 tahun, Islam, SD, suku Jawa, Ibu Rumah Tangga, anak tunggal, janda matisuaminya meninggal karena HIV/AIDS 2 bulan yang lalu, mempunyai 2 orang anak perempuan,anak pertama umur 20 tahun mahasiswi semester 4 sebuah PTS dan anak kedua umur 17 tahun siswa kelas 2 SMK, tinggal di Karanganyar bersama kedua anaknya,saat ini Ny. P meneruskan usahasuaminya berjualan sayurandi pasar, saat suami masih hidup Ny. Pmembuka kios di rumah berjualan sayur keadaan sosial ekonomi cukup. 2) Riwayat Perjalanan Penyakit subjek III Ny P lahir spontan, ditolong bidan,riwayat tumbuh kembang Ny P sama dengan anak seusianya. Ketika suami dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Surakarta dan terdiagnosa HIV/AIDS stadium 4, Ny. P dianjurkan menjalani pemeriksaan laboratorium test HIV di VCT rumah sakit tersebut dan ternyata hasilnya HIV (+).Tidak ada keluhan fisik pada Ny,P. Tidak ada riwayat penyalahgunaan zat dan hubungan seks tidak aman kecuali dengan suaminya. Ny.P sama sekali tidak mengetahui bila suaminya berperilaku seks menyimpang atau jajan di luar. Selama menikah perilaku suami sangat keras dan sering menyakiti secara fisik kepada istrinya bahkan di depan anak dan para pembeli yang sedang belanja di kiosnya. Kata-kata kasar dan kotor sering sekali dilontarkan ke istrinya, anak-anakpun tidak pernah merasa nyaman bila ada ayahnya di rumah. Sering suaminya memanggil tukang pijat laki-laki datang ke rumah dan berperilaku genit layaknya seorang wanita. Pernah Ny.P melihat mereka tidur satu tempat tidur.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
3) Stresorpada Subjek III Stresor terberat bagi Ny. P adalah mengetahui dirinya menderita sakit yang merupakan aib dan sangat memalukan dan itu akibat perbuatan suaminya. Ny.P sangat bingung dan sedih menghadapi reaksi kedua anaknya, keluarga, tetangga dan teman-temannya di pasar.Teman-teman sesama pedagang di pasar sering membicarakan keadaan Ny.P, semuanya tidak mengenakkan di telinga dan perasaannya.Keadaan fisik Ny.P sangat baik tidak ada keluhan yangberarti. 4) Depresi dan Kualitas Hidup subjek III Ny. P sangat terpukul, sedih dan marah karena merasa tidak pernah berbuat yang tidak-tidak . Ny. P merasa sebagai orang bodoh, orang yang tidak pernah beruntung dengan kekurangan pada fisik dan selama menikah tidak pernah merasakan kebahagiaan karena selalu direndahkan dan dilecehkan oleh suami dan mertuanya, selalu merasa tertekan dengan sikap suami yang sangat keras dan kasar terhadap istri dan anak-anaknya.Ny P tidak pernah membantah dan melawan suami, selalu menutupi masalah rumah tangganya di depan keluarga dan tetangga. Anak-anakpun melalui hari-hari mereka penuh dengan ketakutan bila ada ayahnya di rumah karena tidak pernah ada yang benar, semua serba salah. Di luar rumah sifat suami sangat berbeda jauh dengan sifatnya di rumah.Di depan tetangga dan langganansangat halus tutur katanya, rajin ke masjid dan sangat pemurah mau membantu siapapun yang dia sukai. Kepada anak dan istri sangat perhitungan dan pelit seperlunya saja, Ny P dan anak-anak tidak pernah jajan karena takut dan tidak pernah diberi uang lebih. Anakanak menganggap bahwa saat hidup ayah membuat susah dan saat meninggal meninggalkan masalah dengan mewariskan sakit memalukan pada ibu mereka.Subjek mendapat psikofarmakoterapi Fluoxetin 10 mg pada pagi hari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
5) Intervensi Logoterapi medical ministry untuk memperbaiki depresi dan kualitas hidup subjek III
Tahap Awal: Membangun hubungan terapeutik(Sesi 1). Pertamakali penulis bertemu di klinik VCT saat Ny P kontrol untuk mendapatkan obat ARV yang hampir habis. Saat disapa dan ditanyakan kabarnya
Ny P
pengobatan
menangis
karena
sakit
menceritakan yang
kesedihannya
disebabkan
menjalani
suaminya.
Setelah
memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud penulis, Ny P
mau
menerima kehadiran penulis dan menyambut baik rencana intervensi logoterapi
untuk
membantu
memperbaiki
depresi
dan
kualitas
hidupnya.Ny P bersedia mengisi kuesioner BDI, WHOQoL BREF dan VAS dibantu anaknya di rumah.
Tahap Pertengahan ( Sesi 2-5) Tahap pertengahan terdiri empat sesi,penulismengunjungi subjek III di rumahnya di Karanganyar sebanyak 4 kali pertemuan. Sesi 2 dan 3: Mempergunakan bahasa jawa yang kental Ny P dapat menceritakan semua kejadian dan masalah yang dihadapi setelah terdignosa HIV(+) dengan terbuka. Ny. P mengungkapkan bahwa pada awalnya dia sama sekali tidak memahami apa dan bagaimana sakitnya. Anak sulungnya mengatakan bahwa penyakitnya itu sebagai aib dan memalukan dalam pandangan masyarakat,sehingga jangan sampai anggota keluarga yang lain dan tetangga mengetahui. Selama bulan pertama setelah kematian suaminya Ny. P hanya berdiam diri di rumah dan tidak mau berjualan di pasar.Sering menangis bila sendirian, merasa menjadi orang paling malang karena mempunyai suami yang selalu menyakiti dirinya dan anak-anak dan meninggal dengan mewariskan sakit yang sangat memalukan keluarga. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Anak-anak berusaha menyadarkan sang ibu bahwa dengan menyibukkan diri akan dapat mengurangi kesedihan dan akan dapat terhibur. Beberapa minggu kemudian Ny P mulai mencoba berjualan di pasar dan mau menjalani pengobatan di VCT RSUD Dr. Moewardi meski masih terasa berat di hati karena secara fisik dia merasa sehat.
Sesi 4 (medical ministry): Bersama-sama berdiskusi bagaimana menghadapi semua masalah yang dialami dengan cara yang tepat dengan tetap memberikan penguatan bahwa sakit yang dihadapi saat ini adalah suatu kenyatan yang harus disikapi dengan:
To take a stand Mengambil sikap yang tepatdengan menerima dengan ikhlas, tabah,kuat dan tetap bersyukur karena diberi fisik yang kuat dan demi kebahagiaan anak-anak yang dicintai dan tentunya sangat membutuhkannya. ……..saya ini orang bodoh, jelek dokter…tapi saya tidak pernah berbuat macam-macam saya tidak pernah membantah terhadap suami dan selalu menutupimasalah keluarga saya kepada ibu saya dan sekarang… saya malah tertular penyakit dari suami saya… …sekarang ada dokter yang mau datang dan berbagi rasa dengan saya membuat saya nyaman…..awalnya saya tidak tahu apa-apatentang sakit saya ini…anak saya yang mengatakan kalau sakit saya itu penyakit yang merupakan aib dan sangat memalukan…namun dokter tetap mau datang dan tidak malu bertemu saya membuat saya tidak minder lagi ….kenyataan ini menyadarkan saya untuk sabar, ikhlas dan kuat menerimanya…. . Attitudinal value Mendalami nilai-nilai bersikap yang tepat dan positif. Mau menjalin komunikasi dengan KDS (Kelompok Dukungan Sebaya) untuk bertukar informasi dan saling memberi dukungan dan semangat. Menggali pengalaman dari sesama Odha wanita dengan berbagai macam pengalaman dan kisah mengharukan dan memilukan namun mereka tetap commit to user dapat bertahan dan bersemangat untuk menjalani pengobatan ARV dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
semua karena anak-anak yang masih sangat membutuhkan mereka. Mensyukuri bahwa masih diberi kekuatan dan kesempatan bertahan melawan sakitnya. Mencoba memulai menggapai makna lewat ibadah yang dia bisa.
berusaha menanamkan dalam hatinya bahwa semua
kejadian atas kehendakNya dan kepadaNya menjadi satu-satunya tempat memohon pertolongan. ……Ternyata banyak ibu-ibu di sini yangseperti saya…mereka mempunyai masalah yang sangat berat dan rumit, lebih dari yang saya alami ..tapi mereka begitu kuat….. saya ingin dapat berbagi dan menghibur mereka…mereka semua berjuang demi anak mereka….…..Bulan puasa ini Alhamdulillah dapat dengan lancar saya jalani dan semua justru semakin membuat saya makin nyaman dan merasa sehat…keluhan perut yang biasa ada dapat hilang sama sekali…….. Meaning in suffering Mampu mengungkap adanya makna dibalik masalah yang dihadapi terkait sakitnya saat ini. Merasa lebih dekat kepada Penciptanya dan ini menjadiannya lebih nyaman. Penderitaan yang dialami saat ini menjadikannya menjadi seorang ibu yang lebih kuat dan mandiri berbekal kebiasaan bekerja keras membantu suami berdagang sebelum suaminya meninggal, menjadi lebih dekat dengan kedua anaknya yang saat ini masih sangat membutuhkannya. ……sepertinya banyak sekali hikmah yang dapat saya rasakan dibalik penderitaan yang saya alami…..saya merasa menjadi lebih kuat, mandiri dan lebih longgar dari beban perasaan dan derita masa lalu yang tidak bahagia….meskipun bukan itu keinginan saya…bagaimanapun suami saya adalah bapak dari anak-anak saya………… …………..bagaimanapun kami tetap mendoakannya….mengirim amalan untuknya dan tetap baik dengan seluruh keluarga besar kami….pandangan dan pergaulan saya bertambah luas…….bisa mengenal bermacam-macam orang dengan kisah hidup yang menarik untuk diambil pelajaran dan teladan……Alhamdulillah..
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Sesi 5 Menemukan makna hidup (meaning of life) Penulis memberikan suatu pandangan dan masukan bahwa hidup bermakna tetap dapat tercapai dalam situasi dan kondisi menyedihkan sekalipun, dengan pengakraban hubungan dengan anak,ibu, saudara dan tetangga. Dapat tetap bekerja dengan lancar untuk mencari rizki untuk kedua anaknya. Pencerahan akan makna spiritulaitas dan ibadah. …..Alhamdulillah dokter saya lebih tersadar untuk menyukuri yang saya dapat sampai saat ini terutama anugerah 2 putri saya …saya bertekadmenjalani pegobatan rutin yang saya niatkan untuk tetap sehat dan dapat mengasuh dan mendampingi mereka hinggatercapai semua citacita mereka…... Bagi saya kebahagiaan dan keberhasilan mereka adalah segalanya….dan itu menjadi makna yang tak ada bandingnya…… Tahap Akhir ( Terminasi ) Sesi 6 yaitu evaluasi dan terminasi. Setelah melalui 5 sesi logoterapi sebanyak 5 kali pertemuan dan pemahaman subjek III terhadap tujuan logoterapi
telahtercapai, bersama-sama mencoba mengevaluasi dan
mengonfirmasi yang sudah dipelajari. Penguatan terhadap perilaku baru dalam pikiran dan perilaku positif mulai dari hal kecil, dari diri sendiri, sekarang dan seterusnya. Bertekad untuk menjalani terapi ARV dengan sadar untuk kepentingan kesehatan dirinya agar dapat lebih lama mendampingi anak-anak tercinta. Keseluruhan sesi dapat dilakukan dengan tepat sesuai jumlah sesi yang direncanakan 6 sesi dalam 6 kali pertemuan. Evaluasi setelah logoterapi terhadap stresor, depresi dan kualitas hidup dinilai dengan BDI,WHOQoL BREF dan VAS oleh subjek III dengan dibantu putri sulungnya, HRSDdan VAS oleh penulis dan penilaian keluarga anak sulungnyadengan skala VAS , ketiganya dikonversi dalam skala yang sama 0-10. Terdapat kesesuaian penilaian dari subjek III, observer, dan anak sulung subjek , terjadi penurunan persepsi subjek III
terhadap stresor yang
dihadapi, penurunan depresi, dan perbaikan kualitas hidup pada semua commit to user dimensi: fisik,psikologis,sosial dan spiritual.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Grafik 7. Perbandingan Stresor sebelum dan sesudah Logoterapi Subjek III
8 7 6 5 4
biologis
3
psikologis
2
psikososial
1 0
Grafik 8. Perbandingan Depresi sebelum dan sesudah Logoterapi Subjek III
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 pre-subjek
pos-subjek
pre-observer pos-observer pre-keluarga pos-keluarga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Grafik 9. Perbandingan Kualitas Hidup sebelum dan sesudah Logoterapi Subjek III
9 8 7 6 fisik
5
psikologis
4
sosial
3
spiritual
2 1 0 pre-subjek
pos-subjek pre-observer pos-obrever pre-keluarga pos-keluarga
commit to user