BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Profil Perusahaan PT Indosiar Visual Mandiri adalah salah satu dari sederetan televisi swasta nasional di Indonesia yang terbilang sukses menjadi stasiun televisi terkemuka dengan tayangan berkualitas yang bersumber pada in-house production, kreativitas dan sumber daya manusia yang handal. Didirikan pada tahun 1991 dan mulai beroperasi dengan menayangkan siaran perdana pada tanggal 11 Januari 1995. Perseroan merupakan televisi dari 4 televisi yang sudah ada pada masa itu. Kehadiran perseroan telah memberikan pencerahan bagi industri pertelevisian Indonesia lewat serangkaian terobosan dan inovasi baru yang
mengutamakan
kepuasan
stakeholders
serta
kepedulian
terhadap
lingkungan sekitar. Tidak heran jika dalam kurun waktu 5 tahun kemudian perseroan mampu mensejajarkan diri bahkan memimpin dalam perolehan rating dan share pemirsa. Perseroan sejak dahulu dikenal terdepan dalam menyajikan programprogram produksi sendiri baik dalam bentuk drama, non drama maupun pemberitaan. Didukung sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman di bidangnya, sehingga setiap tahunnya perseroan memperoleh penghargaan bertaraf nasional maupun internasional. Penghargaan terkini yang diperoleh
44
45
adalah “Asian Television Awards 2005” untuk program “Misa Malam Natal” dan “The Bells – A Chrismast Concert”. Agar program yang ditayangkan perseroan dapat dinikmati oleh seluruh pemirsa hingga pelosok tanah air, perseroan telah memiliki 34 stasiun relai pada akhir tahun tahun 2005 dengan jangkauan siaran mencapai 80% dari total penduduk Indonesia. Saat ini perseroan sedang membangun stasiun pemancar baru di Jakarta dengan tinggi kurang lebih 400m untuk meningkatkan kualitas penerimaan siaran di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya yang terganggu akibat perkembangan pembangunan gedung-gedung tinggi yang sangat cepat selama 5 tahun terakhir. Dalam tiap aksi korporasinya sejak awal berdiri, perseroan selalu menempatkan kepuasan stakeholders sebagai prioritas utama, khususnya dalam hal memberikan nilai tambah bagi para pemegan saham dan investor. Aksi korporasi
restrukturisasi
perseroan
yang
ditempuh
akhir
tahun
2004
memungkinkan pemegang saham perseroan memiliki saham baru perusahaan induk PT Indosiar Karya Media yang berpeluang lebih besar dalam melakukan diservikasi usaha. Konsistensi upaya perseroan dalam memberikan nilai tambah bagi pemegang sahamnya selama 5 tahun berturut-turut membawa perseroan kembali meraih penghargaan “The Value Creator Award” dari majalah SWA Sembada di akhir tahun 2005. Kesuksesan dalam mengarungi kancah pertelevisian tidak membuat perseroan lupa pada misi sosial yang diembannya. Kegiatan “Peduli Kasih” dan
46
“Kita Peduli” yang digalakkan dengan mengumpulkan dana dari para pemirsa secara sukarela adalah saru bentuk kepedulian perseroan terhadap penderitaan rakyat kecil. Penyaluran dana dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab. Perseroan juga turut berperan aktif membantu program pemerintah mencerdaskan
kehidupan
bangsa
khusunya
dalam
mengarahkan
dan
menyalurkan kreativitas seni melalui pendidikan broadcast yang diselenggarakan oleh Akademi Teknologi Komunikasi dan Informasi ( ATKI ) yang berada dibawah naungan Yayasan Indosiar. 4.1.1 Komposisi Pegawai PT. INDOSIAR VISUAL MANDIRI PT. Indosiar Visual Mandiri menyadari akan pentingnya sumber daya manusia terhadap keberhasilan perusahaan. Untuk meningkatkan tingkat profesionalitas para karyawan, perusahaan menciptakan program pendidikan dan pelatihan serta program kesejahteraan sebagai pola dasar pengembangan sumber daya manusia yang ada. Oleh karena itu, Indosiar member kesempatan kepada seluruh karyawannya untuk dapat mempelajari bidang yang diminati, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada para karyawannya untuk mempelajari dan berlatih berbagai peralatan studio sehingga memiliki keterampilan penggunaan berbagai sarana untuk tujuan penyiaran. Pada acara-acara tertentu, seperti hari Kartini dan Hari Ibu, seluruh penyelenggaraan penyiaran diserahkan pada karyawan wanita. Hal ini adalah salah satu contoh dari kepercayaan dan kesempatan yang diberikan Indosiar kepada para karyawannya. Tujuan utama yang tersirat adalah
47
memotivasi seluruh diri masing-masing. Beberapa pelatihan dan kunjungan kerja yang menyangkut pengembangan wawasan dan keterampilan profesi juga sering dilakukan, baik dalam maupun luar negeri ( Malaysia, Hongkong, Singapura ). Selain itu perusahaan juga membuka kesempatan bagi para penyandang cacat sebagai karyawan tetap. Hingga saat ini tercatat 42 orang penyandang cacat yang bekerja di bidang keahlian masing-masing. Misalnya untuk operator telepon terdapat 7 orang tuna netra dari 10 karyawan yang ada. Untuk itu, menteri tenaga kerja telah memberikan piagam penghargaan atas kepedulian perusahaan dalam memperkerjakan tenaga kerja penyandang cacat karena telah jauh melebihi ketentuan yang ditetapkan sesuai keputusan No. 205 Tahun 1999 pasal 4. Walaupun saat ini PT. Indosiar Visual Mandiri belum memiliki Serikat Pekerja ( KKB ) bagi para karyawan perusahaan telah menyediakan berbagai sarana dan tunjangan yang dapat dinikmati oleh para karyawan nya, antara lain : 1. Fasilitas Kerohanian 2. Program Naik Haji 3. Pengobatan dan Perawatan Kesehatan 4. Tunjangan Hari Kerja 5. Bonus Prestasi 6. Program Dana Pensiun 7. Jamsostek 8. Fasilitas Kendaraan Dinas ( untuk sebagian karyawannya ) 9. Program Kepemilikan Kendaraan Bermotor 10. Fasilitas Kantin 11. Fasilitas Olah Raga 12. Perpusatakaan
48
13. Kenaikan Gaji Tahunan 14. Tunjangan Jabatan 15. Koperasi Karyawan Sampai saat ini, perusahan memiliki karyawan sebanyak 1.725 dimana semuanya berwarga Negara Indonesia. Lebih dari 60% karyawan tersebut telah bekerja semenjak perusahaan memulai kegiatan operasionalnya. Hal ini membuktikan adanya kesuksesan manajemen perusahaan. 4.1.2 Prestasi dan Penghargaan PT. Indosiar Visual Mandiri Karena keberhasilan di bidang usaha media pertelevisian, maka PT. Indosiar Visual Mandiri mendapatkan beberapa penghargaan dari tahun ke tahun. Penghargaan-penghargaan tersebut menjadi suatu kebanggaan yang berarti bagi kalangan perusahaan, sekaligus digunakan sebagai acuan dan motivasi untuk menciptakan program yang lebih baik dan berkualitas di masa mendatang. Prestasi dan penghargaan yang diperoleh PT. Indosiar Visual Mandiri sangat beragam, dari mulai penghargaan dalam kategori program berita, majalah tv, bincang tv, tayangan khusus, kuis, music, olah raga, anak-anak, sinetron ramadhan. Adapun pihak-pihak yang memberikan penghargaan kepada Indosiar adalah IJTI Awards, Panasonic Awards, Asian Television Awards, Majelis Ulama Indonesia ( MUI ), Mark Plus & Co dan Majalah Swa Sembada, Klarifikasi Perusahaan Jakarta Barat, Museum Rekor Indonesia ( MURI ), Gubernur Propinsi DKI Jakarta, Departemen Pendidikan Indonesia, Universitas Indonesia, Jamsostek, Kementrian Kebudayaan dan Pariswisata RI, Bursa Efek Jakarta ( BEJ ), Majalah Investor, dan Sony Music Entertainment Indonesia.
49
4.1.3 Struktur Organisasi PT. Indosiar Visual Mandiri memiliki struktur organisasi yang sifatnya “Top to Bottom” yang dikendalikan oleh Presiden Komisaris Utama yaitu Eko Santoso Soepardjo yang dibantu oleh 6 komisaris yaitu Amir Effendi Siregar, Teuku Iskandar, Benny Setiawan Santoso, Mohamad Jusuf Hamka, Hartono Saputra Jaya Nyoto dan Andru B. Subowo. Keenam komisaris tersebut membawahi direktur utama/direktur produksi yaitu Handoko. Direktur utama dibantu oleh 3 direktur lain ( Piong P. Darma sebagai Direktur Accounting & Finance, Harry Pramono sebagai Direktur Program, Marketing & Sales dan Nurhadi Purwosaputro sebagai Direktur Perseroan ) bawahi 7 departement yaitu
Corporate Secretary Department, Information
Technology Department, General & Technical Department, Finance & Accounting Department, Sales Marketing & Programme Department, News Department dan Production Department. Masing-masing dari department tersebut mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Corporate Secretary Department Departement ini bertugas mendata dan memberikan input secara penuh atas segala hal yang berkaitan dengan acara-acara yang akan ditayangkan oleh indosiar, serta menangani administrasi perusahaan, termasuk dalam hal surat menyurat. Corporate Secretary membawahi 5 sections yaitu : a. Public Relations Section
50
Bertugas menciptakan image positif perusahaan kepada masyarakat luas, menjadi komunikator perusahaan, menjadi juru bicara ( spoken person ) perusahaan sehubungan dengan kebijakan-kebijakan yang dijalankan, menginformasikan acara-acara dan kegiatan-kegiatan perusahaan kepada publik, melaksanakan kegiatan internal dan eksternal perusahaan. b. Investor & Government Relations Bertugas menangani segala hal yang berkaitan dengan saham-saham perusahaan dan menjalin hubungan dengan pemerintah, seperti mengikuti rapat-rapat yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintahan, menerima kunjungan pejabat sipil maupun militer, mengurus perizinan dll. c. Cencorship Board Section Bertugas melakukan sensor terhadap materi program yang ditayangkan oleh Indosiar. d. Research Development Section Bertugas melakukan riset terhadap section sesuai dengan kebutuhan program acara-acara. e. Legal Section Bertugas mengumpulkan materi program yang ada dan memproses materi tersebut menjadi suatu program. 2. Information Technology Department Bertugas menangani segala hal yang berkaitan dengan teknologi informasi yang diperlukan perusahaan, baik department maupun sections yang ada. 3. General & Technical Department
51
General & Technical Department membawahi 3 sections yaitu: a. Engineering Transmission Section Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang bersifat teknis dan segala jaringan transmisi yang ada didalam atau diluar gedung Indosiar. b. Production Service Section Bertugas merancang suatu acara yang akan diproduksi dan ditayangkan oleh Indosiar. c. HRD & General Affair Section Bertugas bertanggung jawab atas perekrutan dan pengalokasian Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang dipekerjakan di Indosiar. Selain itu, section ini juga menangani masalah internal yang dihadapi oleh karyawan dan juga bekerja sama dengan public relations dalam pelaksanaan kegiatan internal bagi karyawan. 4. Finance & Accounting Department Divisi ini membawahi 2 sections yaitu: a. Finance & Tresury Section Bertugas bertanggung jawab atas pengendalian uang di Indosiar. b. Accounting Sections Memantau kondisi keuangan di indosiar dan mencatat segala hal yang berkenaan dengan pengeluaran dan pemasukan di Indosiar. 5. Sales Marketing & Program Divisi ini membawahi 2 sections yaitu: a. Program Section
52
Bertanggung jawab atas penyusunan program dan jadwal penayangan acara yang akan ditayangkan selama kurun waktu tertentu. b. Sales Section Mempromosikan apa saja yang dimiliki indosiar yang dapat digunakan oleh perusahaan, organisasi atau individu yang ingin menggunakan jasa indosiar, termasuk pula didalamnya prosedur pemasangan iklan kepada biro iklan. Disamping itu, juga turut mengatur kunjungan biro iklan dan mengikuti marketing gathering. 6. News Department Mengelola bahan berita menjadi berita yang siap ditayangkan.Semua pemberitaan yang muncul di indosiar merupakan hasil dari sidang redaksi, dimana penanggung jawab adalah pimpinan redaksi. 7. Production Department Department produksi bertugas dan bertanggung jawab atas produksi acara yang ditayangkan. 4.1.4 Struktur Organisasi Public Relations PT. Indosiar Visual Mandiri Public Relations Section PT. Indosiar Visual Mandiri pada awal nya berada dibawah Department External Affairs ( 1995 ). Kemudian pada saat terjadi krisis moneter pada tahun 1997 terjadi pemisahan dari department external affair menjadi press relations community dibawah Direktur Utama. Dan sejak tahun 2001 berubah menjadi Public Relations dibawah Corporate Secretary.
53
Sampai saat ini Public Relations Section PT. Indosiar Visual Mandiri masih berada dibawah Corporate Secretary yang dipimpin oleh seorang section head, yakni Gufron Sakaril. Namun demikian dalam kinerjanya public relations dapat leluasa dengan menjalin hubungan dengan petinggi perusahaan. Public Relations mempunyai peranan yang sangat penting di PT. Indosiar Visual Mandiri, karena sebagai perusahaan media yang banyak berhubungan dengan publik terutama para pemirsa, Indosiar harus mampu menjaga citra perusahaan dimata masyarakat. Untuk itu, Indosiar membutuhkan mediator dalam berhubungan dengan publik nya.
54
PRESIDENT DIRECTOR
CORPORATE SECRETARY & LEGAL AFFAIRS
LEGAL AFFAIRS
CORPORATE SECRETARY
PUBLIC RELATIONS GUFRON SAKARIL
MEDIA RELATIONS
GOVERNMENT & COMMUNITY TARUNA
MARGARETA
EFFENDY
Gambar: Bagan Struktur Organisasi Public Relations
55
4.2 Hasil Penelitian Penelitian mengenai Strategi Public Relations dalam Mensosialisasikan Budaya Kerja di PT.Indosiar Daan Mogot Jakarta Barat, dilakukan di PT Indosiar, yang berlokasi di Jl. Damai No.11 Daan Mogot Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam (in depth interview) kepada nara sumber. Wawancara tersebut dilakukan dengan 1 key informan dan 2 informan, yakni : 1. Bapak Gufron Sakaril selaku Head Division divisi Public Relations PT.Indosiar, yang menjadi key informan. 2. Bapak Juanda selaku staff divisi Corporate Secretary PT. Indosiar, yang menjadi informan. 3. Bapak Susyanto selaku Security PT. Indosiar, yang menjadi informan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada nara sumber dimulai dari pertanyaan yang bersifat umum lalu bertahap ke pertanyaan yang bersifat khusus. Ketika proses wawancara berjalan, pertanyaan-pertanyaan yang menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya berkembang dengan sendirinya, ketika jawaban-jawaban dari nara sumber pun mulai berkembang dan tidak terpaku hanya pada pertanyaan utama saja. Divisi public relations menggunakan empat (4) langkah proses kerja PR berdasarkan teori Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom atau disebut “Fourstep Problem-Solving Process”. Berikut hasil penelitian yang diperoleh peneliti mengenai Strategi Public Relations Dalam Mensosialisasikan
56
Budaya Kerja di PT.Indosiar Daan Mogot Jakarta Barat. Berikut adalah penjelasannya : 4.2.1 Pembatasan Masalah Public Relations (Defining the Problems for opportunity) Tahap pertama dari kegiatan Public Relations adalah pembatasan masalah. Dimana dalam pembatasan masalah ini Public Relations harus melibatkan pengetahuan, pemantauan dan penyelidikan mengenai pendapat, sikap-sikap, perilaku dari mereka yang terkait dan terpengaruh oleh kebijakan dan tindakan dari suatu organisasi. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi pendapat, sikap dan perilaku masyarakat atau karyawan terhadap PT. Indosiar Visual Mandiri adalah sebuah budaya kerja yang ada pada perusahaan, karena budaya kerja adalah suatu pedoman bagi seluruh tindak dan perilaku yang dilakukan oleh seluruh karyawan perusahaan. Dan yang terjadi setelah proses akuisisi adalah perubahan budaya kerja di PT. Indosiar Visual Mandiri sehingga menimbulkan polemik didalam perusahaan. Hal itu dijelaskan oleh Bapak Gufron Sakaril, selaku Head Division Public Relations PT. Indosiar sebagai berikut:
“penerapan budaya kerja disini bisa dibilang cukup baik, seluruh karyawan dari mulai top hingga low management memahami dan menjalankan pesan yang terkandung pada budaya kerja yang kita miliki saat ini”56 56
Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014
57
Pernyataan dari Bapak Gufron Sakaril tersebut turut diperkuat oleh penjelasan dari staff divisi corporate secretary yaitu Bapak Juanda sebagai berikut :
“ya, saya paham betul apa makna dari budaya kerja yang ada disini. Semua dilakukan dengan baik agar seluruh teman-teman karyawan bisa paham dengan budaya kerja yang diterapkan perusahaan”57 Selain Bapak Gufron Sakaril dan Bapak Juanda, Bapak Susyanto yang bertindak sebagai informan juga berpendapat: “selama saya bekerja disini 13 tahun, budaya kerjanya sudah cukup baik. Saya tidak merasa ada kekurangan dengan budaya kerja perusahaan”58
Dengan keterangan yang dipaparkan diatas, maka bisa dikatakan bahwa perusahaan sudah bekerja dengan baik untuk memberi penjelasan pada karyawan mengenai arti penting dari budaya kerja yang diterapkan perusahaan. Pada tahun 2011 terjadi proses akuisisi yang dilakukan oleh pihak SCTV pada PT. Indosiar yang ternyata memberikan dampak serta perubahan pada sistem yang ada di perusahaan. Hal ini yang coba dipaparkan oleh Bapak Gufron selaku Head Division perusahaan.
”iya pada tahun 2011 kita ada proses akuisisi, proses seperti itu pasti ada dampak yang ditimbulkan ya. Tapi untuk hal budaya 57
Hasil Wawancara dengan Bapak Juanda, Staff Divisi Corporate Secretary pada tanggal 26 Januari 2014 58 Hasil Wawancara dengan Bapak Susyanto, Security PT. Indosiar pada tanggal 4 Februari 2014
58
kerja itu sendiri tidak banyak berubah, namun memang ada perubahan yang dilakukan. Perubahan itu juga tetap dilakukan atas dasar untuk kemajuan perusahaan, tidak asal main ubah saja. Perubahan itu juga melalui proses pertimbangan panjang yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait”59 Keterangan dari Bapak Gufron Sakaril ini juga diperkuat oleh bapak Juanda yang dikatakannya sebagai berikut:
“kalau untuk akuisisi serta perubahan budaya kerja itu sendiri saya memang tahu ya, tapi tetap keputusan saat itu untuk mengubah memang didasarkan untuk kebaikan perusahaan. Seluruh karyawan juga sepertinya tidak ada masalah dengan hal ini”60
Bapak Susyanto juga mengutarakan pendapat sebagai berikut: “pada saat ada isu akuisisi itu saya tahu, tapi mungkin tidak terlalu banyak karena pasti yang tahu lebih banyak itu pihak manajemen yang di dalam kantor”61 Proses akuisisi memang menimbulkan dampak yang signifikan bagi perusahaan, tetapi akuisisi itu sendiri dilakukan bukan karena alasan yang mainmain. Akuisisi dilakukan juga untuk kebaikan perusahaan, walaupun pada perjalanannya perusahaan akan tahu bahwa pasti ada hal yang harus disesuaikan karena akuisisi tersebut. Hal ini ternyata terasa pada keutuhan budaya kerja yang ada di perusahaan, budaya kerja yang sebelumnya sudah dianut perusahaan kini harus
59
Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 60 Hasil Wawancara dengan Bapak Juanda, Staff Divisi Corporate Secretary pada tanggal 26 Januari 2014 61 Hasil Wawancara dengan Bapak Susyanto, Security PT. Indosiar pada tanggal 4 Februari 2014
59
berubah seiring dengan adanya proses akuisisi tersebut. Narasumber saya menjelaskannya pada pernyataan sebagai berikut: “singkat nya begini ya, dulu itu budaya kerja kita adalah kebersamaan, kekeluargaan dan IVM ( Inovasi, Visioner dan Modern ) lalu berubah ditambahkan kedisiplinan, hak dan kewajiban dan IDKM ( Inovasi, Dedikasi, Kooperatif dan Modern ). Tidak terlalu banyak yangberubah memang, tapi saya yakin perubahan itu pasti akan memberikan dampak yang positif”62 Perubahan budaya kerja yang dilakukan pasti memiliki resiko bagi perusahaan yang melakukannya, disini public relations perusahaan tersebut dituntut untuk mampu mengkomunikasikan perubahan tersebut dengan tepat. Perubahan juga pasti menimbulkan sebuah dampak, baik yang langsung dirasakan atau yang tidak langsung. Bapak Gufron Sakaril coba menjelaskannya: “sejauh ini dampak yang kita rasakan cukup baik, karena dalam budaya kerja yang baru terdapat penambahan point bukan pengurangan point dari budaya itu sendiri, misal salah satu nya yaitu kedisiplinan. Hal itu cukup efektif untuk menanamkan sifat disiplin waktu bagi setiap karyawan yang bekerja disini”63 Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Bapak Juanda yang mengatakan: “Dampak yang ditimbulkan oleh perubahan itu saya rasa cukup besar untuk kedepannya, disitu ada point kedisiplian, hak dan kewajiban. Kata yang sederhana namun kita yang membaca dan memaknai nya menjadi lebih dewasa lagi dalam melakukan setiap tugas dan pekerjaan. Tetapi banyak juga teman saya yang dipindahtugaskan jadi saya harus beradaptasi lagi dengan orangorang baru”64
62
Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 63 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 64 Hasil Wawancara dengan Bapak Juanda, Staff Divisi Corporate Secretary pada tanggal 26 Januari 2014
60
Bapak Susyanto juga mengutarakan pendapatnya mengenai dampak dari perubahan budaya kerja. Beliau mengatakan: “sekarang jadi lebih ketat, disiplin semakin tinggi, perusahaan juga terlihat lebih maju. Saya juga merasa lebih sejahtera bekerja disini”65 Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa perubahan yang terjadi di dalam PT. Indosiar dalam hal budaya kerja tidak menurunkan kinerja karyawan atau perusahaan, tetapi malah memberikan dampak yang positif bagi perusahaan. Hal itu juga dipengaruhi oleh kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh divisi public relations perusahaan yang menganggap harus ada sosialisasi yang baik untuk hal ini karena jika tidak dilakukan dengan baik maka hal ini akan berubah menjadi masalah baru yang harus diselesaikan. Bapak Gufron Sakaril coba menerangkannya dalam pernyataan sebagai berikut: “iya pasti, menurut saya hal ini adalah hal yang sangat penting. Ini perlu disosialisasikan kepada seluruh karyawan dari mulai level yang paling bawah hingga atas. Karena dengan memahami budaya kerja dengan baik, maka karyawan akan memiliki acuan dalam bekerja. Jika sudah memiliki acuan yang baik, maka kesalahan dalam bekerja akan dapat di minimalisir”66 Pernyataan dari Bapak Gufron itu juga hampir sama dengan Bapak Juanda selaku staff: “oh jelas harus, budaya kerja itu suatu hal yang sangat penting di perusahaan. Jadi kalau ada perubahan ya harus disosialisasikan”67
65
Hasil Wawancara dengan Bapak Susyanto, Security PT. Indosiar pada tanggal 4 Februari 2014 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 67 Hasil Wawancara dengan Bapak Juanda, Staff Divisi Corporate Secretary pada tanggal 26 Januari 2014 66
61
Bapak Susyanto juga setuju dengan yang lainnya, pendapat beliau adalah sebagai berikut: “harus ada sosialisasi, agar karyawan tahu semua bahwa budaya kerja sudah berubah”68 Sebuah program tidak begitu saja dijalankan oleh sebuah divisi public relations, divisi ini akan terlebih dahulu melakukan serangkaian riset yang akan memperkuat alasan mengapa program tersebut layak untuk dijalankan. Peneliti mencoba untuk mengetahui apakah ada riset yang dilakukan oleh divisi public relations perusahaan. Hal ini yang kemudian dikemukakan oleh narasumber yaitu bapak Gufron Sakaril dalam pendapatnya sebagai berikut: “ya kita melakukan riset, tetapi memang riset yang sederhana saja tidak menggunakan kuisioner. Tapi kita lebih banyak melalui diskusi, rapat tatap muka masing-masing department”69 Pernyataan Bapak Gufron selaku narasumber juga diperkuat oleh Bapak Juanda selaku informan dalam penelitian ini, beliau mengatakan: “waktu itu kita di ajak diskusi dan ditanyakan mengenai sosialisasi yang seperti apa yang baiknya harus dilakukan”70 Riset juga memiliki berbagai metode yang bisa digunakan, Bapak Gufron Sakaril juga menerangkan bagaimana metode riset yang digunakan: “seperti yang saya bilang tadi, tekniknya hanya sederhana saja saja melalui rapat diskusi dan tatap muka”71 68
Hasil Wawancara dengan Bapak Susyanto, Security PT. Indosiar pada tanggal 4 Februari 2014 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 70 Hasil Wawancara dengan Bapak Juanda, Staff Divisi Corporate Secretary pada tanggal 26 Januari 2014 69
62
Sebuah penemuan atau hasil yang diperoleh dari riset itu dapat memberikan kita gambaran mengenai pantas atau tidaknya sebuah program itu dijalankan. Karena apabila respon terhadap program tersebut sangat kurang maka Public Relations dapat mencoba sesuatu yang lain. Hasil riset yang dilakukan juga akan mendasari sebuah program akan dijalankan dan berhasil atau tidak. Bapak Gufron Sakaril menjelaskan alasannya sebagai berikut: “iya pasti hasil tersebut yang mendorong kita melakukan sosialisasi budaya kerja, karena hasil riset dari team adalah program sosialisasi harus diadakan agar pembentukan budaya kerja yang baru dapat optimal”72 Pada tahap pembatasan masalah ini divisi public relations melakukan survey dan juga rapat diskusi yang menghasilkan keputusan bahwa budaya kerja yang baru harus disosialisasikan. Dengan hasil keputusan tersebut maka divisi public relations akan membuat sebuah perencanaan untuk melakukan sosialisasi budaya kerja perusahaan. 4.2.2 Perencanaan dan Pemrograman (Planning and Programming) Berdasarkan hasil dari pengumpulan data kegiatan survey, maka dibuatlah suatu strategi dan perencanaan program.Perencanaan merupakan bagian penting dalam sebuah strategi, oleh karena itu perencanaan harus dilakukan secara matang agar dapat memperoleh hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Namun yang menjadi tujuan dari kegiatan sosialisasi budaya kerja 71
Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 72 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014
63
yang dilakukan public relations PT. Indosiar, tidak hanya melakukan sosialisasi saja tetapi juga berusaha menanamkan makna dari budaya kerja itu sendiri. Maka dari itu disusun lah sebuah perencanaan dengan baik, hingga meliputi orang yang akan bertanggung jawab pada program juga harus ditentukan dengan cermat agar persentase keberhasilannya tinggi. Bapak Gufron menerangkannya dalam pernyataan sebagai berikut: “saya sendiri yang bertanggung jawab pada perencanaan program ini, saya yakin saya bisa melakukannya, saya juga punya team yang bagus dan baik untuk program ini. Semua sudah saya perhitungkan”73
Sebuah program pasti memiliki tujuan atau goal yang ingin dicapai. Tujuan tersebut yang akan menjadi pedoman selama program tersebut dilaksanakan nanti. Bapak Gufron Sakaril menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dari program ini adalah: “tujuan utamanya pasti untuk mengenalkan budaya kerja perusahaan yang baru kepada seluruh karyawan tanpa terkecuali serta memberikan penjelasan dengan baik dan mudah dipahami agar seluruh karyawan dapat menerima budaya yang baru”74
Bapak Juanda juga mengutarakan pendapat yang serupa: “tujuannya sudah pasti agar seluruh karyawan tahu sama budaya kerja yang baru, jadi karyawan memiliki pedoman baru yang sudah ditetapkan oleh perusahaan”75 73
Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 74 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 75 Hasil Wawancara dengan Bapak Juanda, Staff Divisi Corporate Secretary pada tanggal 26 Januari 2014
64
Bapak Susyanto memiliki pendapat sebagai berikut: “harus disosialisasikan, tujuannya sudah pasti agar karyawan semua pada tahu. Agar karyawan juga bisa bekerja sesuai arahan budaya kerja yang baru”76
Dalam sebuah sosialisasi juga sangat penting menentukan siapa saja khalayak yang akan kita capai. Sebuah perencanaan yang baik memiliki tujuan yang jelas serta target khalayak yang akan dicapai. Bapak Gufron menerangkan siapa saya yang menjadi khalayak sosialisasi budaya kerja yang akan dia lakukan dalam keterangan sebagai berikut: “khalayaknya tentu saja seluruh karyawan perusahaan, karena mereka semua adalah bagian dari kami yang harus mengetahui perkembangan apa yang ada diperusahaan tempat mereka bekerja”77 Dalam perencanaan juga harus ditetapkan mengenai pesan apa saja yang akan disampaikan agar para khalayak mudah dan cepat memahami maksud dari program sosialisaisi ini diadakan, Bapak Gufron menerangkannya dalam keterangan sebagai berikut: “yang disampaikan sudah pasti mengenai budaya kerja yang baru, agar para karyawan tersebut bisa paham dengan budaya kerja kita yang baru”78
76
Hasil Wawancara dengan Bapak Susyanto, Security PT. Indosiar pada tanggal 4 Februari 2014 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 78 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 77
65
Tahap selanjutnya dalam perencanaan adalah menentukan media apa saja yang efektif untuk digunakan dalam mendukung keberhasilan dari program sosialisasi budaya kerja yang akan dilakukan. Peneliti mencoba menggali hal tersebut yang kemudian diungkap oleh Bapak Gufron Sakaril selaku narasumber utama dalam pernyataan sebagai berikut : “rencana saya,kita melakukan sosialisasi budaya kerja ini sih menggunakan seluruh fasilitas media yang kita punya ya, ada media cetak dan ada media elektronik. Khususnya yang kita gunakan itu media internalnya, kita punya mading, web perusahaan dan buku peraturan. Karena intensitas sosialisasi yang tinggi juga mempengaruhi pesan yang disampaikan agar dapat diterima dengan baik”79
Sebuah strategi dalam sebuah program merupakan sesuatu yang sangat penting, hal ini akan mempengaruhi tingkat keberhasilan sebuah program. Strategi yang digunakan juga harus mempertimbangkan hal-hal yang kiranya akan efektif untuk digunakan. Bapak gufron sakaril menerangkan strategi yang disusun untuk menjalankan program sosialisasi ini dalam keterangan sebagai berikut: “strateginya adalah kita mensosialisasikan dengan menggunakan berbagai macam media mulai tatap muka, media cetak dan elektronik terutama yang pasti media internal”80
Bapak Juanda juga mengatakan bahwa perlu strategi khusus untuk melaksanakan program sosialisasi ini. Beliau berpendapat: 79
Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 80 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014
66
“menurut saya perlu pake strategi, itulah gunanya seorang humas yang ahli dalam berkomunikasi. Kalau tidak pake strategi juga pesan nya nanti tidak sampai”81
Dalam sebuah strategi maka akan tersusun beberapa macam kegiatan yang akan digunakan sebagai wadah untuk mensosialisasikan budaya kerja yang baru. Kegiatan tersebut yang akan menjadi perantara antara karyawan dengan divisi public relations yang mencoba menyampaikan pesan kepada khalayaknya. Bapak Gufron menjelaskan apa saja kegiatan yang akan dia lakukan dalam pernyataan sebagai berikut : “kalau untuk kegiatan sih biasanya kita mengadakan rapat dan yang utama itu kita mengadakan gathering untuk seluruh karyawan, disitu kita bisa efektif menjangkau langsung para karyawan untuk menyampaikan pesan yang kita mau. Dan saya rasa itu cukup efektif, karena acara gathering juga bisa meningkatkan rasa kebersamaan”82
Sebuah program yang sudah tersusun rapi dalam perencanaan juga harus memiliki waktu yang pasti untuk dijalankan dan waktu yang pasti kapan program tersebut akan selesai. Hal ini akan membantu nanti dalam tahap pengevaluasian program. Bapak Gufron menerangkan kapan dan berapa lama program tersebut akan dia laksanakan pada pernyataan ini :
81
Hasil Wawancara dengan Bapak Juanda, Staff Divisi Corporate Secretary pada tanggal 26 Januari 2014 82 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014
67
“Program tersebut akan saya jalankan ya sekitar sebulan lebih , mungkin 2 bulan pastinya”83
Tahap perencanaan adalah tahapan yang sangat penting, tahap ini akan menentukan bagaimana, siapa dan dengan apa program sosialisasi budaya kerja akan dijalankan. Pada tahap ini divisi public relations sudah merencanakan dan menyusun seluruh strategi yang digunakan, penanggung jawab program juga sudah ditentukan. Tahap selanjutnya dari perencanaan adalah tahap taking action ( pelaksanaan ), pada tahapan ini seluruh strategi yang sudah disusun oleh divisi public relations akan mulai dilaksanakan.
4.2.3 Aksi dan Komunikasi ( Taking Action ) Kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh divisi public relations bersifat mengenalkan sesuatu kepada seseorang atau kelompok ataupun organisasi melalui sebuah media yang dilakukan PT. Indosiar adalah Mading, Rapat Diskusi . Dalam kegiatan sosialisasi tersebut public relations bisa saja mengikutsertakan divisi lain yang juga cukup punya keterkaitan dengan bidang informasi. Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi, waktu dan tempat akan disesuaikan dengan jadwal dari direksi atau nara sumber. Hal ini dikarenakan dalam setiap kegiatan yang dilakukan, direksi menjadi komunikatornya. Namun sebagai alternatifnya, ada pihak-pihak yang diperbolehkan mewakili perusahaan,
83
Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014
68
tentu saja harus memperhitungkan kapabilitas dari pejabat yang ditunjuk agar menguasai informasi yang akan disampaikan kepada media. Pihak-pihak tersebut biasanya masih terdapat didalam divisi Public Relations. Dalam sosialisasi ini ada pihak yang ikut serta berkontribusi dalam pelaksanaannya seperti yang disebutkan oleh Bapak Gufron Sakaril Berikut ini: “ya pasti dari public relations, namun kadang ada team dari HRD yang ikut berkontribusi. Walaupun sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari divisi public relations, tapi divisi HRD tetap punya andil dalam hal ini”84
Bapak Juanda menyebutkan pihak yang menjalankan program sosialisasi budaya kerja yaitu: “waktu itu setahu saya yang jalanin program sosialisasi itu dari team nya public relations”85
Pendapat Bapak Juanda juga hampir sama dengan yang dikatakan oleh Bapak Susyanto: “yang menjalankan sosialisasinya waktu itu dari divisi Pak Gufron”86 Dalam perencanaan sudah dikemukakan oleh narasumber mengenai waktu yang akan digunakan dalam pelaksanaan program ini, pada tahap ini
84
Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 85 Hasil Wawancara dengan Bapak Juanda, Staff Divisi Corporate Secretary pada tanggal 26 Januari 2014 86 Hasil Wawancara dengan Bapak Susyanto, Security PT. Indosiar pada tanggal 4 Februari 2014
69
narasumber juga kembali mengungkapkan bahwa waktu yang digunakan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya: “seperti yang sudah kita rencanakan setelah disetujui bahwa akan ada perubahan dalam budaya kerja, kita langsung mensosialisasikannya. Jangka waktu yang kita gunakan 2 bulan”87 Pendapat dari Bapak Gufron Sakaril juga didukung oleh pernyataan Bapak Juanda yang mengatakan: “menurut saya mungkin 2 bulan cukup ya, asalkan dilakukan dengan terus-menerus dan sesuai dengan sasaran”88
Berbeda dengan informan lain, Bapak Susyanto beranggapan bahwa: “kalau untuk sosialisasi seperti itu saya rasa 1 bulan penuh cukup”89 Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penanggung jawab kegiatan juga sangat berperan penting. Karena seseorang yang memiliki pengaruh positif pada perusahaan dan karyawan akan lebih mudah untuk menjangkau seluruh khalayak yang ingin dicapai tanpa terbatasi dan mengalami kesulitan. Pengaruh positifnya pun akan lebih mudah diterima oleh khalayak sehingga pesan akan lebih cepat tersampaikan. Bapak Gufron Sakaril menerangkan posisinya sebagai penanggung jawab program sosialisasi budaya kerja ini dalam pernyataan sebagai berikut : “itu saya sendiri, saat membuat perencanaan kegiatan ini saya menjadi leader atau penanggung jawab nya. Dan pada saat 87
Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 88 Hasil Wawancara dengan Bapak Juanda, Staff Divisi Corporate Secretary pada tanggal 26 Januari 2014 89 Hasil Wawancara dengan Bapak Susyanto, Security PT. Indosiar pada tanggal 4 Februari 2014
70
pelaksanaan saya juga yang kembali menempati posisi sebagai penanggung jawab program sosialisasi ini”90
Bapak Juanda yang bertugas sebagai staff juga mengatakan hal yang serupa: “waktu itu setahu saya yang tanggung jawab atas program sosialisasi itu dari teamnya public relations”91 Narasumber yang juga sekaligus sebagai penanggung jawab program sosialisasi budaya kerja pada saat itu juga sangat yakin akan media yang sudah ia rencanakan untuk digunakan pada saat pelaksanaan program. Hal ini ia terangkan pada pernyataan sebagai berikut : “kita banyak menggunakan mading, web, intramail dan juga diskusi tatap muka dengan perwakilan dari masing-masing department untuk lebih mengenalkannya secara langsung”92 Keterangan dari narasumber tersebut didukung oleh pernyataan Bapak Juanda yang mengatakan sebagai berikut: “yang saya lihat dan saya yakini pada saat ini, mading diseluruh tempat dalam perusahaan isinya adalah pengumuman soal ini. Selain itu juga web indosiardan juga via email”93 Bapak Susyanto juga mengutarakan pendapatnya sebagai berikut: 90
Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 91 Hasil Wawancara dengan Bapak Juanda, Staff Divisi Corporate Secretary pada tanggal 26 Januari 2014 92 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 93 Hasil Wawancara dengan Bapak Juanda, Staff Divisi Corporate Secretary pada tanggal 26 Januari 2014
71
“waktu itu sosialisasinya ada di mading, karyawan banyak juga yang dapat info itu dari mading”94
Selain media, sosialisasi budaya kerja ini juga didukung oleh beberapa kegiatan yang dilakukan oleh divisi public relations. Kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai perantara yang digunakan oleh team public relations untuk menyampaikan
pesannya
kepada
khalayak.
Bapak
Gufron
Sakaril
menjelaskannya dalam pernyataan sebagai berikut: “kita melakukan rapat pimpinan, diskusi dengan setiap divisi lain, kita juga suka melakukan diskusi nonformal pada saat diluar jam kerja. Selain itu kita juga mengundang karyawan-karyawan yang di daerah untuk berkomunikasi langsung secara tatap muka”95
Bapak Juanda yang bertindak sebagai narasumber pembanding juga mengatakan hal yang serupa: “sering ada diskusi antara perwakilan dari setiap divisi lalu perwakilan dari divisi itu akan memberi info kepada teman-teman yang lain yang ada dalam divisinya”96
Bapak Susyanto juga coba menguraikan kegiatan sosialisasi yang dilakukan dalam pendapat sebagai berikut: “waktu itu pimpinan saya ikut rapat dan diskusi untuk sosialisasi budaya kerja yang baru ini. Saya tahu info lengkapnya dari pimpinan bagian saya”97
94
Hasil Wawancara dengan Bapak Susyanto, Security PT. Indosiar pada tanggal 4 Februari 2014 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 96 Hasil Wawancara dengan Bapak Juanda, Staff Divisi Corporate Secretary pada tanggal 26 Januari 2014 97 Hasil Wawancara dengan Bapak Susyanto, Security PT. Indosiar pada tanggal 4 Februari 2014 95
72
Dalam pelaksanaan kegiatan, tidak menutup kemungkinan terjadinya suatu problem atau kendala. Kendala tersebut ada yang timbul dari Internal perusahaan atau Eksternal perusahaan. Berdasarkan dari hasil penelitian, ada beberapa kendala yang dihadapi tim public relations PT. Indosiar, hal tersebut tentu saja mengecewakan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Gufron Sakaril sebagai berikut : “karena mereka ada yang bekerja dengan shift, dan untuk masalah media itu tidak semua karyawan sering mengakses internet. Padahal sudah disediakan, kebanyakan itu contoh bagian set/property. Dengan hal seperti itu saya akan melalui cara tatap muka. karena walaupun sudah direncanakan dengan baik pasti kendala itu muncul. Tapi kendala yang muncul hanya kendala kecil saja dan masih bisa diatasi”98
Setiap kendala yang dihadapi oleh divisi public relations pasti ada tindakan antisipasi atau tindakan penanganan langsung yang dilakukan oleh divisi public relations. Ada beberapa tindakan yang dilakukan oleh divisi public relations, dan itu yang coba dituangkan oleh narasumber Bapak Gufron Sakaril sebagai berikut: “ya kita para divisi public relations lebih mengutamakan diskusi secara langsung tatap muka kalau lewat media terasa tidak efektif. kita sudah membuat jobdesk masing-masing sebelumnya, jika ada kendala maka kita akan lihat kendala itu seperti apa dan melakukan kontak dan perbaikan melalui bagian yang bersangkutan”99 Dalam tahap taking action ( pelaksanaan kegiatan ) divisi public relations 98
sudah
melaksanakan
serangkaian
kegiatan
yang
sebelumnya
Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 99 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014
73
direncanakan seperti melakukan rapat sosialisasi, gathering karyawan dan juga memanfaatkan madding serta buku peraturan perusahaan sebagai alat media sosialisasi. Setelah seluruh rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan, divisi public relations akan mengevaluasi program yang dijalankan untuk mengukur tingkat keberhasilan yang diperoleh. 4.2.4 Evaluasi ( Evaluating ) Langkah terakhir dalam proses kerja Public Relations PT. Indosiar adalah mengevaluasi program, hal ini mencakup bagaimana hasil dari acara sosialisasi dan strategi serta taktik yang dilakukan, apakah sudah mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya dan apakah pesan yang ingin disampaikan perusahaan melalui media sudah sampai kepada sasaran khalayaknya atau tidak. Hasil di sini juga sangat terkait dengan bagaimana Tim Public Relations PT.Indosiar mengevaluasi acara sosialisasi budaya kerja yang merupakan aktifitas public relations mereka dalam mensosialisasikan budaya kerja yang baru. Setelah kegiatan sosialisasi budaya kerja selesai dilaksanakan, tim public relations PT. Indosiar melihat kegiatan tersebut berjalan dengan baik, strategi dan takti-taktik yang dilakukan pun dapat mendukung acara agar mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Bapak Gufron Sakaril selaku penanggung jawab pelaksanaan program sosialisasi budaya kerja ini: “menurut saya pribadi sekaligus mewakili rekan-rekan yang waktu itu terlibat dalam pelaksanaannya. Program sosialisasi budaya kerja ini saya katakan berjalan sesuai dengan rencana dan strategi yang sudah kita susun tetapi ada beberapa yang mungkin belum
74
sesuai misalnya ketika kita membuat mading tapi masih ada yang tidak membaca”100 Narasumber juga mencoba memberikan gambaran mengenai bagaimana respon yang timbul dari para karyawan pada program sosialisasi budaya kerja ini. Hal itu dituangkan dalam pendapat sebagai berikut: “allhamdulilah respon dari seluruh karyawan sangat baik, mereka mengerti dengan apa yang disampaikan mengenai budaya kerja ini. Walaupun memang ada beberapa penolakan-penolakan yang datang dari karyawan, biasanya sih penolakan itu terjadi karena karyawan itu misalnya dipindah tugaskan, diganti jobdesk kerjanya dan ada yang tadinya menjabat menjadi tidak menjabat. Tapi semuanya saya rasa biasa karena memang kita sudah siap dengan pro dan kontra yang akan timbul”101
Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh pendapat Bapak Juanda selaku karyawan yang saat itu merasakan program sosialisasi budaya kerja, beliau mengatakan: “saya sangat mendukung kegiatan itu, saya menyambutnya dengan positive karena yang dilakukan itu pasti untuk kemajuan perusahaan juga”102
Bapak Susyanto juga berpendapat hal sama seperti informan lainnya, beliau mengatakan: “saya dukung, sosialisasi harus dilakukan untuk hal ini agar karyawan semua jadi mengerti. Saya juga merasa setelah budaya 100
Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 101 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 102 Hasil Wawancara dengan Bapak Juanda, Staff Divisi Corporate Secretary pada tanggal 26 Januari 2014
75
kerja dan ada manajemen yang baru diperusahaan, kesejahteraan saya sebagai karyawan itu meningkat”103
Selain memberikan gambaran mengenai respon dari para khalayak, narasumber juga memberikan gambaran mengenai sejauh mana program ini mencapai sasaran khalayak yang ditentukan: “walaupun sudah 2 bulan ya kita mengerjakan program sosialisasi ini tapi menurut saya masih ada karyawan yang belum maksimal mendapatkan informasi dari kita karena kan karyawan kita ada yang di daerah-daerah misalnya dia bekerja di tower pemancar dan merka kan jarang sekali balik ke kantor, bisa hanya setahun sekali. tapi karena kita mempunyai fasilitas untuk menjangkau seluruh khalayak yang kita mau maka kita akan tetap bekerja semaksimal mungkin”104 Bapak Juanda selaku narasumber pembanding berpendapat bahwa: “yang saya ketahui sepertinya untuk seluruh karyawan disini sudah tahu ya, jadi pasti sudah terjangkau semua”105
Dalam tahap evaluasi juga diperlukan sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari program ini, apa yang diperoleh dari seluruh kegiatan sosialisasi yang sudah dilakukan. Berdasarkan hasil survey tim public relations juga bisa mengetahui program-program apa saja yang perlu di perbaiki dan inovasi apa yang nantinya akan diberikan oleh tim public relations pada program selanjutnya. Bapak Gufron mengutarakan pendapatnya:
103
Hasil Wawancara dengan Bapak Susyanto, Security PT. Indosiar pada tanggal 4 Februari 2014 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 105 Hasil Wawancara dengan Bapak Juanda, Staff Divisi Corporate Secretary pada tanggal 26 Januari 2014 104
76
“jadi kita evaluasinya adalah dengan cara mengundang atau meminta pendapat mereka dari setiap bagian atau divisi, tapi kita tidak melakukan survey secara keseluruhan padakaryawan jadi mungkin disitu yang menjadi kelemahan kita. Kita juga mengevaluasi secara rugi dan laba perusahaan, misalnya setelah muncul budaya kerja yang baru perusahaan menjadi laba”106
Tahap evaluasi ini juga memiliki jangka waktu, gunanya untuk mempersiapkan kemungkinan adanya program lanjutan apabila mendapatkan hasil yang tidak memuaskan. Berapa lamanya evaluasi ini dilakukan, Bapak Gufron memberikan pernyataannya sebagai berikut: “ya sekitar 2 minggu lah untuk proses evaluasinya”107 Setelah dilakukan metode yang digunakan untuk mengevaluasi selesai dilakukan, maka akan didapat gambaran mengenai tingkat keberhasilan program ini. Tingkat keberhasilan inilah yang nantinya akan menjadi acuan bagi divisi public relations apakah program yang mereka jalankan sudah membuahkan hasil yang memuaskan atau belum. Narasumber mengungkapkan tingkat keberhasilan program sosialisasi ini dalam pernyataan sebagai berikut: “sebenarnya dengan berjalannya waktu saya yakin budaya kerja yang baru ini akan tertanam sepenuhnya pada karyawan, tapi kalau menghitung pada jangka waktu yang kita gunakan saat itu untuk melakukan sosialisasi saya rasa 75% lah, karena ada juga yang masih butuh penjelasan lebih baik dan ada juga yang masih
106
Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 107 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014
77
melakukan penolakan karena sebab-sebab yang tadi saya sebutin tadi”108
Peneliti juga mencoba menggali hal ini kepada Bapak Juanda selaku staff disana: “menurut saya sudah berhasil, hanya tinggal konsistensinya saja karena kan ada karyawan yang baru masuk pada saat pergantian budaya itu”109
Bapak Susyanto juga merasa program sosialisasi ini sudah cukup berhasil, beliau mengatakan: “sudah berhasil sepertinya, karyawan jadi lebih disiplin, peraturan lebih jelas dan ketat, kesejahteraan karyawan juga meningkat”110
Peneliti juga berusaha menelaah pendapat dari narasumber yang pada program ini bertindak sebagai penanggung jawab program sosialisasi budaya kerja ini. Beliau mengungkapkan: “secara sempurna sih belum, kita masih memerlukan sosialisasi lagi karena kan indosiar masih ada karyawan yang baru masuk atau karyawan yang di daerah”111
108
Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014 109 Hasil Wawancara dengan Bapak Juanda, Staff Divisi Corporate Secretary pada tanggal 26 Januari 2014 110 Hasil Wawancara dengan Bapak Susyanto, Security PT. Indosiar pada tanggal 4 Februari 2014 111 Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014
78
Setiap program yang sudah dilaksanakan dan sudah dievaluasi maka akan timbul beberapa kekurangan dan kelebihan, baik itu dalam hal strategi, media yang digunakan, waktu, bahkan sumber dayanya itu sendiri. Peneliti mencoba mencari tau apa saja yang akan dilakukan oleh divisi public relations untuk memperbaiki kekurangan yang muncul dalam program sosialisasi budaya kerja ini. Bapak Gufron Sakaril menerangkan pendapatnya: “tentu saja harus ada yang diperbaiki, mungkin medianya, team sosialisasinya lebih melibatkan banyak department dan waktunya akan lebih dimaksimalkan”112
Pada tahap evaluasi, divisi public relations mengundang karyawan untuk melakukan rapat dengan agenda mengetahui apakah karyawan tersebut sudah mengerti tentang budaya kerja perusahaan yang baru. Dalam tahap ini, divisi public relations juga berusaha untuk memprediksi apa saja kekurangan yang terdapat pada program sosialisasi budaya kerja yang dijalankan. Tingkat keberhasilan yang belum sempurna menjadi acuan divisi public relations untuk terus memperbaiki kinerja team. PT. Indosiar memang merupakan sebuah perusahaan yang sangat besar serta berada diberbagai daerah diseluruh Indonesia, maka dari itu diperlukan strategi yang benar-benar matang apabila ingin melakukan sebuah program yang berkaitan dengan perusahaan. Dalam hal ini program sosialisasi adalah salah satu program yang sangat penting, karena divisi public relations mencoba untuk mensosialisasikan sesuatu yang sangat sensitif bagi perusahaan serta seluruh 112
Hasil Wawancara dengan Bapak Gufron Sakaril, Head Division Public Relations pada tanggal 25 Januari 2014
79
karyawan didalamnya. Budaya kerja itu sendiri merupakan suatu pedoman yang sangat penting untuk karyawan, hal seperti ini yang akan menjadi acuan karyawan dalam melaksanakan seluruh pekerjaannya sehingga apabila budaya kerja itu mampu dimaknai dengan baik oleh karyawannya maka perusahaan akan terus berada dalam keadaan yang stabil bahkan meningkat.
4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi public relations dalam mensosialisasikan budaya kerja di PT. Indosiar, perusahaan menggunakan strategi yang bersifat formal dan juga menggunakan media internal yang perusahaan miliki (strategi yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan perusahaan). Dengan adanya pembahasan ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara mendalam (in-depth interview) dan data-data lain sehingga dapat memberikan gambaran mengenai strategi public relations yang terdapat dalam tahapan kegiatan yang dilakukan oleh tim public relations PT. Indosiar. Berdasarkan hasil penelitian bahwa diketahui divisi public relations yang berada dalam bagian corporate secretary berusaha memaksimalkan kinerja karyawan setelah proses akuisisi yang dilakukan oleh pihak SCTV ( Surya Citra Televisi ) yang juga secara bersamaan dengan proses akuisisi tersebut yaitu berubahnya budaya kerja perusahaan yang semula kebersamaan, kekeluargaan dan IVM ( Inovasi, Visioner dan Modern ) menjadi kekeluargaan, kebersamaan,
80
disiplin, tanggung jawab dan IDKM ( Inovasi, Dedikasi, Kooperatif dan Modern ). Dengan terjadinya perubahan tersebut, maka perusahaan memerlukan sebuah kegiatan sosialisasi untuk mengenalkan budaya kerja yang baru kepada seluruh karyawannya tanpa terkecuali. Sebagai
divisi
public
relations
yang
mempunyai
peran
untuk
menyampaikan informasi kepada seluruh khalayak perusahaan serta sebagai fungsi yang harus membina hubungan positif antara karyawan dengan perusahaan maka divisi public relations membentuk tim sosialisasi budaya kerja untuk membuat strategi dalam mensosialisasikan budaya kerja dan taktik-taktik yang mendukung strategi tersebut. Agar kegiatan sosialisasi berjalan dengan baik dengan mengimpelementasikan strategi dan taktik yang ada, maka Public Relations PT. Indosiar memerlukan perencanaan aktifitas public relations yang baik agar dapat menjangkau khalayak sasarannya. Untuk itu, mereka menerapkan empat (4) langkah proses kerja PR berdasarkan teori Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom atau disebut “Fourstep Problem-Solving Process”. Langkah Pertama yaitu Mendefinisikan Masalah (Analisis Situasi) merupakan langkah awal yang dilakukan public relations PT. Indosiar Visual Mandiri dalam proses kerja tersebut. Langkah pertama ini termasuk penyelidikan, pemeriksaan dan mengawasi pengetahuan, opini, tingkah laku, dan perbuatan yang berhubungan dan mempengaruhi tindakan serta kebijakan organisasi. Mendefinisikan masalah (analisis situasi) adalah mencari informasi apa yang terjadi saat ini. Proses akuisisi yang dilakukan oleh SCTV ( Surya Citra Televisi ) kepada PT. Indosiar Visual Mandiri pada pertengahan tahun 2011
81
ternyata menimbulkan polemik pada budaya kerja perusahaan, hal tersebut membuat perusahaan harus merubah budaya kerja yang selama ini sudah melekat diperusahaan.
Proses akuisisi dan perubahan budaya kerja tersebut juga
memaksa perusahaan harus berpikir cepat untuk segera melakukan tindakan antisipasi terkait hal tersebut. Divisi public relations selaku bagian perusahaan yang mampu menyalurkan informasi dengan baik mengusulkan diadakan sebuah program sosialisasi. Menurut hasil penelitian dalam menganalisis situasi yang terjadi, Public Relations PT. Indosiar Visual Mandiri melakukan survey secara rutin serta dengan mengadakan diskusi-diskusi dengan setiap department untuk mengetahui opini karyawan mengenai budaya kerja yang ada di perusahaan. Dengan dilakukannya survey dan diskusi juga bisa memudahkan perusahaan dalam melihat apa saja yang dibutuhkan untuk mensosialisasikan budaya kerja yang baru. Selain itu, hal ini juga dapat membantu public relations perusahaan dalam menentukan tujuan dan objektif agar lebih fokus dan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Karena budaya kerja dinilai sangat sensitive fungsinya bagi perusahaan sehingga diperlukan sebuah perencanaan yang matang agar pesan yang disampaikan dapat maksimal menjangkau seluruh target khalaknya. Hasil yang diperoleh dari kegiatan survey dan diskusi dengan perwakilan dari department yang ada diperusahaan adalah perlunya sebuah program sosialisasi mengenai perubahan budaya kerja perusahaan pasca di akuisisi oleh
82
SCTV ( Surya Citra Televisi ), karena menurut pendapat mereka bahwa sebuah perubahan dalam bentuk budaya kerja adalah sebuah perubahan besar dalam perusahaan. Perubahan budaya kerja ini akan mempengaruhi kinerja karyawan dan perusahaan apabila tidak ditangani dengan baik. Dari tahap pembatasan yang dilakukan oleh divisi public relations untuk sosialisasi budaya kerja yang baru, peneliti mendapatkan hasil bahwa divisi public relations melakukan survey dan rapat diskusi untuk memperoleh pendapat mengenai program sosialisasi budaya kerja yang akan dilakukan. Divisi public relations juga mencoba mencari pondasi mengapa program ini harus dilakukan. Namun menurut peneliti, seharusnya dalam tahap pembatasan masalah ini divisi public relations melakukan riset atau survey yang lebih dalam lagi kepada seluruh karyawan. Langkah Kedua yaitu membuat rencana dan program (strategi) dengan membuat keputusan mengenai tujuan program, publik, tindakan, strategi dan taktik. Perencanaan merupakan bagian penting dalam sebuah strategi, oleh karena itu perencanaan harus di lakukan secara matang agar dapat memperoleh hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut hasil penelitian, tujuan kegiatan sosialisasi budaya kerja yang dilakukan divisi public relations PT. Indosiar Visual Mandiri adalah untuk mengenalkan budaya kerja yang baru kepada seluruh khalayak perusahaan yang ada didalamnya tanpa terkecuali. Namun, tidak hanya mengenalkan tetapi juga berusaha untuk menanamkannya pada setiap karyawan perusahaan agar bisa dijadikan acuan dalam melaksanakan pekerjaannya.
83
Tujuan ini sesuai dengan teori dari Cutlip, Center dan Broom yang menyatakan bahwa tujuan dari perencanaan aktifitas public relations yaitu memberikan informasi kepada khalayak internal maupun eksternal untuk melakukan tindakan yang diinginkan. Dalam hal ini public relations berusaha untuk memberikan informasi kepada khalayak internal perusahaan yang menjadi sasaran utamanya. Pada langkah ini juga dijelaskan bagaimana divisi public relations menentukan media perantara yang akan digunakan untuk mensosialisasikan budaya kerjayang baru, divisi public relations juga mencoba merumuskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan demi menunjang suksesnya program sosialisasi budaya kerja ini. Salah satu syarat media yang baik adalah khalayak mudah untuk mengakses media tersebut, divisi public relations banyak menggunakan mading dalam proses sosialisasinya. Hal itu dikarenakan mading adalah tempat masuknya informasi mengenai perusahaan yang sangat mudah diakses oleh karyawan serta madding berada diberbagai tempat diseluruh perusahaan sehingga memungkinkan seluruh target khalayak
mampu
mengaksesnya.
Selain
mading,
perusahaan
juga
mengoptimalkan peran web perusahaan dan intramail yang digunakan untuk berkomunikasi antar karyawan. Peran web perusahaan dan intramail ini juga cukup efektif karena pada kesehariannya seluruh karyawan akan mengakses email yang mereka miliki untuk berkomunikasi dengan karyawan lainnya.
84
Peran perencanaan memang sangat penting dalam setiap program yang akan dijalankan, karena hanya dengan perencanaan yang matang maka program itu akan berhasil. Dalam hal ini divisi public relations sudah merumuskan segala perencanaannya dengan tepat. Divisi public relations juga sudah melakukan hal yang seharusnya yaitu menentukan pokok perencanaan yang berupa penanggung jawab, tujuan dari program, khalayak yang akan dituju, pesan dan media yang akan digunakan. Namun menurut peneliti, ada beberapa kelemahan yang terdapat dalam perencanaan program sosialisasi ini. Yang pertama divisi public relations kurang dalam melakukan survey pada karyawan karena hanya beberapa karyawan saja yang diundang untuk melakukan diskusi, yang kedua adalah divisi public relations kurang memprediksi apa saja kelemahan dan kelebihan media internal yang dimiliki perusahaan. Langkah Ketiga proses kerja Public Relations dari teori Cutlip, Center & Broom adalah Bertindak dan Berkomunikasi (Penerapan). Setelah merumuskan perencanaan strategi public relations untuk mensosialisasikan budaya kerja di PT. Indosiar, team public relations akan menerapkannya ke dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam kegiatan public relations yang dilakukan PT. Indosiar pada tahun 2011 sangat beragam seperti rapat, diskusi formal/non formal dan gathering. Namun yang menjadi kegiatan efektif dengan sosialisasi budaya kerja adalah diskusi dan juga gathering.
85
Konsep kegiatan public relations PT. Indosiar Visual Mandiri adalah selalu memberikan suasana yang ramah, nyaman dan bersahabat kepada karyawan, format acara tidak terlalu formal, selama kegiatan berlangsung tim public relations bersikap kooperatif terhadap karyawan dan selalu bersikap baik serta informatif selama kegiatan dilaksanakan, sehingga rekan karyawan menjadi tamu undangan yang dihargai. Dengan dilakukannya konsep kegiatan ini pesan kunci dari perusahaan sampai dengan mudah kepada khalayak sasaran. Hal ini terbukti dari hasil penelitian bahwa khalayak sasaran mampu mengerti apa pesan yang coba disampaikan melalui acara kegiatan-kegiatan tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatan, tidak menutup kemungkinan terjadinya suatu problem atau kendala. Kendala tersebut ada yang timbul dari Internal perusahaan atau Eksternal perusahaan. Berdasarkan dari hasil penelitian, ada beberapa kendala yang dihadapi Tim public relations PT. Indosiar, hal tersebut tentu saja mengecewakan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Tetapi tim public relations PT. Indosiar Visual Mandiri selalu merencanakan langkah-langkah untuk mengantisipasi masalah yang akan timbul pada pelaksanaan kegiatan. Kendala itu misalnya masih ada karyawan yang kurang merespon mengenai pemberitaan perusahaan yang ada di mading, hal tersebut membuat penyampaian informasi menjadi tertunda. Tetapi tim sosialisasi budaya kerja memiliki cara untuk mengatasinya, mereka akan memaksimalkan peran intramail sebagai alat komunikasi perusahaan sehingga kendala yang timbul mampu diatasi dengan cepat dan tepat.
86
Kesuksesan pelaksanaan acara sosialisasi budaya kerja juga tidak terlepas dari sinergi antara divisi public relations dengan divisi-divisi lain di PT. Indosiar Visual Mandiri yang membantu kesuksesan acara seperti divisi Human Resources Department ( HRD )yang dalam hasil penelitian disebutkan juga berkontribusi atas program sosialisasi budaya kerja yang baru di PT. Indosiar. Dari seluruh proses pelaksanaan kegiatan, peneliti melihat bahwa tim public relations PT. Indosiar Visual Mandiri sudah menjalankan kegiatan yang telah direncanakan dengan baik, tetapi pembagian tugas dalam tim agak kurang, hal ini dilihat pada kendala yang diungkapkan oleh informan peneliti Bapak Juanda. Tetapi secara keseluruhan tim sudah bekerja dengan baik dan kooperatif. Hal ini sesuai dengan teori dari Rosady Ruslan yang menyarankan pembentukan team work yang solid dan profesional agar program–program atau kegiatan sosialisasi Public Relations dapat berhasil. Dalam tahap ini peneliti bisa memperoleh kesimpulan bahwa seluruh kegiatan yang semula direncanakan sudah dilakukan dengan baik, seluruh pemanfaatan media juga dilakukan dengan sebaik-baiknya. Namun peneliti berpendapat bahwa seharusnya divisi public relations lebih melibatkan banyak divisi lain yang ada pada perusahaan agar mampu lebih maksimal. Langkah keempat yaitu mengevaluasi program, adalah langkah terakhir yang dilakukan dalam proses kerja Public Relations dari teori Cutlip, Center dan Broom. Berdasarkan hasil penelitian, terungkap bahwa Public Relations PT. Indosiar tidak bekerja sendiri dalam mensosialisasikan budaya kerja yang baru.
87
Divisi public relations turut bekerja sama dengan divisi HRD ( Human Resources Department ) dalam pelaksanaan program sosialisasi budaya kerja ini. Menurut hasil penelitian yang diperoleh dengan mewawancarai narasumber Bapak Gufron Sakaril, beliau mengatakan bahwa seluruh strategi yang direncanakan sudah berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. Beberapa rencana kegiatan seperti rapat, diskusi, gathering serta dalam hal pemanfaatan media berupa mading, intramail hingga buku PP ( Peraturan Perusahaan ) juga sudah dimanfaatkan dengan baik. Beliau juga mengatakan bahwa respon yang diterima divisi public relations dari karyawan cukup positif, hal ini juga dikatakan oleh Bapak Juanda dan Bapak Susyanto selaku narasumber pembanding bahwa karyawan sangat mengapresiasi tindakan sosialisasi budaya kerja yang dilakukan oleh divisi public relations. Dalam tahap evaluasi ini juga ditemukan beberapa kelemahan dari program sosialisasi budaya kerja yang dijalankan. Peneliti beranggapan bahwa divisi public relations kurang maksimal dalam melakukan survey mengenai pendapat karyawan mengenai tingkat keberhasilan program ini. Selain itu, Bapak Gufron Sakaril selaku narasumber sekaligus penanggung jawab dari program sosialisasi budaya kerja mengungkapkan bahwa masih ada kelemahan yang dirasa harus diperbaiki kedepannya. Kelemahan itu di antaranya: 1. Media seperti mading masih terasa kurang diminati oleh karyawan untuk dibaca. 2. Program sosialisasi ini seharusnya melibatkan lebih banyak department.
88
3. Waktu yang dirasa tidak maksimal karena program ini bersamaan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan yang lain. 4. Banyak karyawan yang bertugas di daerah belum mendapatkan informasi maksimal mengenai budaya kerja yang baru. Namun terlepas dari beberapa kelemahan tersebut, divisi public relations bisa dikatakan berhasil karena banyak juga karyawan yang sudah menerima pesan mengenai budaya kerja yang baru secara maksimal. Setelah sosialisasi dan penerapan budaya kerja yang baru narasumber juga mengatakan bahwa perusahaan mengalami peningakatan laba dan seluruh pekerjaan atau kegiatan perusahaan menjadi lebih terorganisir.