BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang sedang menyusun skripsi berjumlah 66 orang mahasiswa, dari 66 orang mahasiswa hanya 61 orang mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61) Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Total
Frekuensi 0 1 60 0 0 61
(%) 0% 1,64 % 98,36 % 0% 0% 100%
Berdasarkan tabel 4.1 tingkat stres mahasiswa
pada kategori Sedang
(98,36%) Sehingga jumlah populasi penelitian ini adalah 61 orang mahasiswa. Perbedaan Coping Stres PFC dan EFC dapat dilihat pada tabael 4.2 berikut: Tabel 4.2 Variabel Coping Stres (N = 61) Sampel 39 22 N = 61
EFC 63,93% -
PFC 36, 07% 100%
Berdasarkan tabel 4.2 total sampel 61 orang mahasiswa dengan variabel EFC sebesar 63,93% dan PFC sebesar 36,07%.
36
Deskripsi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, IPK dan usia dapat dillihat pada tabel 4.3, 4.4 dan 4.5. Tabel 4.3 Deskripsi Subjek Penelitian Dilihat Dari Jenis Kelamin ( N = 61 ) Jenis Kelamin Perempuan Laki – laki Total
Jumlah Subjek 37 24 61
Prosentase ( % ) 60,65% 39,35% 100%
Berdasarkan tabel 4.3 sebagian besar berjenis kelamin Perempuan ( 60,65%) Tabel 4.4 Deskripsi Subjek Penelitian Dilihat Dari IPK ( N = 61 ) Kategori Range CumLaude (CL) 3,51 – 4,00 Sangat 2,77– 3,50 Memuaskan(SM) Memuaskan (M) 2,00 – 2,76 Tidak < 2,00 Memuaskan(TM) Total
Frekuensi 8 48
(%) 13,12 % 78,68%
5 0
8,20% 0%
61
100 %
Berdasarkan tabel 4.4 sebagian besar nilai IPK responden berada pada kategori Sangat Memuaskan (IPK 2,77 – 3,50 = 78,68%). Tabel 4.5 Deskripsi Responden Dilihat Dari Usia ( N = 61 ) Usia 20 21 22 23 24 25 26 Total
Frekuensi 11 17 22 8 1 1 1 61
Prosentase ( % ) 18,03% 27.87% 36,07% 13.11% 1,64% 1,64% 1,64% 100%
Berdasarkan tabel 4.5 sebagian besar responden mempunyai Usia 22 tahun = 36.07% 37
4.2. Pengumpulan Data Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Kristen Satya Wacana untuk dibawa kepada Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Pada tanggal 21 Maret 2013, surat izin tersebut diserahkan kepada Dekan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Berdasarkan surat izin tersebut, Dekan memberi izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian. Proses pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 21 Maret 2013 sampai 25 Maret 2013 dilakukan dengan menyebar Skala Coping Stress kepada 61 orang mahasiswa Bimbingan dan Konseling khususnya angkatan 2009 yang sedang menyusun skripsi. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Jadwal Penelitian Hari Kamis Jumat Sabtu Senin
Tanggal 21 Maret 2013 22 Maret 2013 23 Maret 2013 22 Maret 2013 Total
Jumlah Mahasiswa 20 15 15 11 61
Pelaksanaan pengumpulan data dilaksanakan secara klasikal sesuai jadwal yang direncanakan peneliti. Proses pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 21 Maret 2013 sampai 25 Maret 2013 dilakukan dengan menyebar Skala Coping Stress kepada 61
orang mahasiswa Bimbingan dan Konseling khususnya
angkatan 2009 yang sedang menyusun skripsi. Peneliti meminta mahasiswa untuk
38
mengisi identitas diri yang terdiri : nama, jenis kelamin, usia, IPK pada kolom yang telah disediakan pada Skala Coping Stress. Setelah pengisian Skala Coping Stress, mahasiswa diminta mengisi sendiri Skala Coping Stress secara jujur dan peneliti menunggui mahasiswa sampai selesai. Setelah selesai, peneliti menutup dengan ucapan terimakasih kepada mahasiswa atas kesediannya mengisi Skala Coping Stress, dan tidak lupa peneliti mengecek semua lembar jawaban dan soal yang telah di isi oleh mahasiswa. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kesalahan dalam pengisian Skala Coping Stress.
4.3. Analisis Deskriptif Deskripsi Coping Stress PFC dan EFC mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga di pilah menjadi bentuk (%) seperti tabel 4.7, tabel 4.8, tabel 4.9 dan 4.10 berikut: Tabel 4.7 Kategori variabel Coping Stress EFC ( N = 61 ) Kategori Range Skor Sangat Tinggi 31 – 40 Tinggi 21 – 30 Sedang 11 – 20 Rendah 6 – 10 Sangat Rendah 0–5 Total
Frekuensi 0 0 59 2 0 61
Prosentase (%) 0% 0% 96,72 % 3,28 % 0% 100 %
Berdasarkan tabel 4.7 variabel Coping Stress EFC pada kategori Sedang (96,72%)
39
Setelah diubah menjadi prosen kemudian dikategorikan dalam lima kategori, yakni sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Jumlah item dari skala Coping Stress item, skor maksimal 34,42 dan skor minimal 3,28. Kategori Coping Stress EFC mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga seperti tabel 4.8 berikut : Lebar Interval = Skor Maksimal – Skor Minimal X = 34,42 – 3,28
= 6,3
5 Tabel 4.8 Kategori variabel Coping Stress EFC ( N = 61 ) Kategori Range Sangat Tinggi 28,48 – 34,42 Tinggi 22,18 – 27,48 Sedang 15,88 – 21,18 Rendah 9,58 – 14,88 Sangat Rendah 3,28 – 8,58 Total
Frekuensi 2 6 15 20 18 61
Prosentase (%) 3,28 % 9,84 % 24,60 % 32,78 % 29,50% 100 %
Berdasarkan tabel 4.8 Coping Stress EFC mahasiswa pada kategori Rendah (32,78%) Tabel 4.9 Kategori variabel Coping Stress PFC ( N = 61 ) Kategori Range Skor Sangat Tinggi 31 – 40 Tinggi 21 – 30 Sedang 11 – 20 Rendah 6 – 10 Sangat Rendah 0–5 Total
Frekuensi 0 0 10 41 10 61
40
Prosentase (%) 0% 0% 16,39 % 67,22 % 16,39% 100 %
Berdasarkan tabel 4.9 variabel Coping Stress PFC pada kategori Rendah (67,22%) Jumlah item dari skala Coping Stress item, skor maksimal 24,60 dan skor minimal 1,64. Kategori Coping Stress PFC mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga seperti tabel 4.10 berikut : Lebar Interval = Skor Maksimal – Skor Minimal X = 24,60 – 1,64 5 = 4,6 Tabel 4.10 Kategori variabel Coping Stress PFC ( N = 61 ) Kategori Range Sangat Tinggi 19,84 – 24,60 Tinggi 15,24 – 18,84 Sedang 10,64 – 14,24 Rendah 6,04 – 9,64 Sangat Rendah 1,64 – 5,04 Total
Frekuensi 1 10 36 10 4 61
Prosentase (%) 1,64 % 16,39% 59,03% 16,39 % 6,55 % 100 %
Berdasarkan tabel 4.10 Coping Stress PFC mahasiswa pada kategori Sedang (59,03%).
4.4. Analisis Uji Beda Analisis Uji Beda menggunakan teknik Mann Whitney dengan bantuan program SPSS for Windows Release 11.0. hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut :
41
Tabel 4.11 Hasil Uji beda antara Coping Stress PFC Dan EFC Ranks Coping Stres
SKOR
COPING EFC
N 39
PFC
Mean Rank 20,13
Sum of Ranks 785,00
50,27
1106,00
22 61
Total
Test Statisticsa
Mann-Whitney U
SKOR 5,000
Wilcoxon W
75,000
Z
-6,422
Asymp. Sig. (2-tailed)
,000
a. Grouping Variable: COPING
*Sumber data di copy langsung dari SPSS 11.0 for windows Dari tabel 4.11 diperoleh mean rank lebih tinggi PFC sebesar 50,27 dan mean rank EFC sebesar 20,13. Dari tabel 4.11 diperoleh Asymp Sig. (2-tailed) 0,000<0,05. Dalam perhitungan menggunakan Asymp Sig. (2-tailed) karena hipotesis dalam penelitian yang dilakukan hipotesis dua arah, jika dilihat dari pada Asymp Sig. (2-tailed) 0,000<0,05 maka ada perbedaan karena memiliki taraf propabilitas lebih kecil dari 0,05 dan disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan penggunaan Coping Stress PFC dan EFC pada mahasiswa Progdi Bimbingan Konseling yang stres dalam menyusun skripsi.
42
4.5. Uji Hipotesis Hipotesis yang dikemukakan penulis pada Bab 2 sebagai berikut : Hipotesis: ada perbedaan yang signifikan penggunaan Coping Stress PFC dengan EFC pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang stres dalam menyusun skripsi. Hasil analisis : ada perbedaan yang signifikan penggunaan Coping Stress PFC dengan EFC pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang stres dalam menyusun skripsi, maka hipotesis diterima.
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian mengungkapkan Coping Stress PFC dan EFC mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, menggunakan teknik Mann-Whitney pada Asymp Sig. (2-tailed) 0,000<0,05 artinya ada perbedaan yang signifikan penggunaan Coping Stress PFC dengan EFC pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang stres dalam menyusun skripsi. Dan dari tabel 4.11 bisa dilihat hasil mean rank antara EFC dan PFC sebesar 20,13 dan 50,27 terlihat bahwa mean rank PFC lebih tinggi yaitu 50,27 dibandingkan EFC 20,13. Sedangkan pada Asymp Sig. (2-tailed) 0,000<0,05. Hal ini berarti mahasiswa Bimbingan dan Konseling khususnya angkatan 2009 dalam mengatasi Stres dalam penyelesaian skripsi lebih menggunakan Coping Stress PFC dari pada EFC. Coping sebagai ketegangan hidup yang berfungsi untuk mencegah, menghindari atau mengendalikan gangguan emosi. Coping yang cukup baik
43
ditandai dengan kemampuan seseorang untuk tetap berdiri sendiri untuk menghadapi krisis hidup dan mengendalikan stres yang muncul dari masa krisis tersebut. Lazarus & Folkman (1984) Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian penelitian Sinaga (2005) menyimpulkan bahwa mahasiswa yang mengalami stres akibat kesulitan dalam penyusunan skripsi sebanyak 84.3% melakukan Coping Stress dengan problem focused coping (PFC) dengan mempelajari cara yang baru dan 15,7% Coping Stress melalui emotional focused coping (EFC) bahwa perilaku yang cenderung mengatur emosi berkaitan dengan situasi kejadian. Yaitu strategi PFC lebih banyak digunakan sebesar 59,03%. Cara-cara yang dapat dilakukan adalah dengan menganalisis situasi yang menyebabkan stres untuk dapat mencari solusi dan tindakan yang dapat memperbaiki masalah, kemudian bersikap tenang, rasional, dan juga dapat dilakukan dengan cara mencari dukungan sosial untuk mendapatkan informasi tersebut. Tetapi hasil ini bertentangan dengan hasil
Munawaroh (2001) dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa strategi EFC sebesar 55,16%, strategi Coping Stress PFC yang digunakan Coping Stress melalui 41,58% mahasiswa yang menyusun skripsi dan strategi MALC sebesar 17,76%. Yaitu strategi EFC lebih banyak digunakan sebesar 32,78% terlihat bahwa mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2009 lebih cenderung mengatur respon emosi ketika menyelesaikan skripsi. Emotional-focused coping dipergunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress. Pengaturan ini dilakukan melalui perilaku individu seperti penggunaan minuman keras, bagaimana meniadakan fakta-fakta
44
yang tidak menyenangkan. Seseorang menggunakan strategi emotion-focused coping ketika dihadapkan pada masalah-masalah yang menurutnya sulit dikontrol. Strategi coping dipilih berdasarkan penilaian kognitif terhadap penilaian terhadap sumber daya, kemudian individu menetapkan strategi coping yang dirasa efektif melalui identifikasi terhadap sumber yang dimilikinya. Coping merupakan salah satu metode untuk mengurangi efek dari stres yang berkelanjutan, walaupun ada beberapa metode atau faktor lain yang dapat dilakukan.
45