41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian akan dijelaskan dalam beberapa bagian yaitu mengenai pelaksanaan peer dan self assessment, peer dan self assessment dalam mengungkap kemampuan kinerja siswa, kemampuan siswa melaksanakan peer dan self assessment. A. Pelaksanaan Peer dan Self Assessment Pelaksanaan peer dan self assessment untuk menilai kinerja siswa pada praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit mengacu pada kriteria-kriteria yang terdapat pada rubrik pelaksanaan peer dan self assessment seperti terlihat pada Lampiran B.1. halaman 94. Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan lembar peer dan self assessment serta pengolahan angket, maka dapat dijelaskan ketercapaian pelaksanaan peer dan self assessment pada masing-masing tahapannya sebagai berikut: 1.
Tahap Pemotivasian serta Pelatihan Peer dan Self Assessment Tahap pemotivasian dan pelatihan merupakan tahap awal penerapan peer dan
self assessment. Pada tahap ini, siswa diberi informasi mengenai pengertian, tujuan, manfaat pelaksanaan peer dan self assessment, proses dan waktu pelaksanaan praktikum menggunakan peer dan self assessment dengan pola A, B dan C, serta aspek-aspek kinerja yang akan dinilai yaitu aspek persiapan praktikum, pelaksanaan
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
42
praktikum menggunakan peer dan self assessment, dan aspek kebersihan setelah praktikum. Semua informasi tersebut diberikan pada saat pemotivasian serta pelatihan peer dan self assessment dengan maksud agar siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti pelaksanaan praktikum menggunakan peer dan self assessment serta tidak bingung pada saat pelaksanaannya. Hasil temuan di lapangan yang menunjukkan keterlaksanaan kriteria pemotivasian serta pelatihan peer dan self assessment disajikan pada Gambar 4.1. 100
100 90,5
100 Jumlah Siswa (%)
100 85,7
80 60 40 20 0 Kriteria -kriteria Kehadiran siswa Peer dan Self Assessment Siswa mengetahui tujuan Peer dan Self Assessment Peer dan Self Assessment Siswa mengetahui manfaat Peer dan Self Assessment Siswa mengerti praktikum dengan pola A, B, dan C Peerdan danSelf SelfAssessment Assessment Siswa mengetahui waktu untuk pelaksanaan Peer
Gambar 4.1 Grafik Ketercapaian Kriteria pada Tahap Pemotivasian serta Pelatihan
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
43
Gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa seluruh siswa (100%) mengetahui tujuan peer dan self assessment dan hampir seluruh siswa (90,5%) mengetahui manfaat pelaksanaan peer dan self assessment. Tujuan dan manfaat dapat diterima siswa dengan baik karena kondisi siswa yang masih fokus dan berkonsentrasi pada saat dijelaskannya materi tersebut. Berdasarkan ketercapaian pada kriteria tujuan dan manfaat dapat dikategorikan bahwa siswa termotivasi dan siap untuk mengikuti pelaksanaan peer dan self assessment pada praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Komponen keempat dan kelima pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa (85,7%) mengerti praktikum dengan pola A, B, C serta seluruh siswa (100%) juga mengetahui waktu yang disediakan untuk praktikum menggunakan peer dan self assessment. Ketercapaian pada kelima komponen kriteria pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa siswa mendapatkan bekal yang baik pada tahap pemotivasian dan pelatihan. 2.
Tahap Pelaksanaan Praktikum Menggunakan Peer dan Self Assessment
Pada tahap ini siswa melaksanakan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan menggunakan lembar peer assessment terlebih dahulu dan setelah praktikum diikuti dengan pengisian lembar self assessment. Praktikum dilakukan sebanyak tiga kali putaran. Pada saat melakukan praktikum, kinerja siswa juga dinilai oleh beberapa observer. Adanya observer diperlukan sebagai pembanding terhadap penilaian yang dilakukan oleh siswa baik terhadap peer assessment maupun self assessment. Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
44
Keterlaksanaan kriteria pada tahap pelaksanaan praktikum menggunakan peer dan self assessment dapat dilihat pada Gambar 4.2. 95,2
92,9
100 81
85,7
76,2
83,4
Jumlah Siswa (%)
80 60 40 20 0 Kriteria -kriteria Siswa mengerti maksud kriteria penilaian pada lembar Peer dan SelfSelf Peer dan Assessment Peerdan danSelf SelfAssessment Assessment Siswa bersikap jujur pada pelaksanaan Peer Siswa percaya diri pada pelaksanaan Peer dan Self Assessment Peer dan Self Assessment Peer dan Self Assessment Siswa bersikap objektif pada pelaksanaan Peer dan Self Assessment Siswa merasa leluasa pada pelaksanaan Peer dan Self Assessment Peer dan Self Assessment Peer dan Self Konsenterasi siswa tidak terganggu dengan pelaksanaan Peer dan Self Assessment
Gambar 4.2 Grafik Ketercapaian Kriteria pada Tahap Pelaksanaan Praktikum Menggunakan Peer dan Self Assessment Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan praktikum menggunakan peer dan self assessment berjalan lancar dan kondusif. Hal ini dapat dibuktikan pada saat pelaksanaan praktikum tidak terjadi keributan dan tidak ada seorang siswapun yang
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
45
bertanya mengenai kriteria penilaian yang ada pada lembar peer dan self assessment, padahal peneliti sudah memberikan keleluasaan kepada siswa untuk bertanya jika ada kriteria yang tidak dimengerti pada lembar peer dan self assessment. Selain itu, siswa mengumpulkan lembar peer dan self assessment tepat waktu. Namun berdasarkan hasil angket ditemukan 19% siswa tidak mengerti dengan kriteria penilaian pada lembar peer dan self assessment. Ternyata setelah dilakukan wawancara terhadap siswa ditemukan bahwa ada siswa yang bingung untuk menchecklist ya atau tidak pada angket, karena kriteria yang tidak mengerti siswa bukan semua kriteria tapi hanya beberapa saja. Hal ini menjadi indikasi bahwa bahasa yang digunakan dalam angket untuk pertanyaan tersebut belum dapat dimengerti dengan baik oleh siswa. Selain itu pada hasil angket juga terungkap bahwa ada siswa yang merasa tidak leluasa (23,8%) dalam melakukan peer dan self assessment. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena praktikum menggunakan peer dan self assessment merupakan praktikum yang pertama kali dilakukan siswa, sehingga beberapa siswa belum terbiasa ketika harus menilai kinerja temannya dan dirinya sendiri pada saat kegiatan praktikum dan ditambah lagi rasa grogi karena diawasi secara teliti oleh observer yang berada di dekat mereka. Hal tersebut senada dengan hasil wawancara yang menyatakan grogi saat melakukan peer dan self assessment : “Kalau diperhatiin jadi gak bisa gerak bebas, takut salah, sehingga hal yang sudah ada dipikiran pas mau melakukannya jadi buyar pak”
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
46
Ketika melakukan peer dan self assessment siswa dilatih agar bisa jujur, percaya diri dan objektif dalam mengisi lembar peer dan self assessment. Berdasarkan Gambar 4.2 di atas ditemukan bahwa hampir seluruh siswa bersikap jujur (92,5%), percaya diri (85,7%) dan objektif (95,2%) dalam mengisi lembar peer dan self assessment. 3.
Tahap Pengkomunikasian Hasil
Pada tahap ini, pengkomunikasian hasil dilakukan secara tertulis dan lisan. Hasil yang dikomunikasikan merupakan evaluasi kinerja setiap siswa terhadap masing-masing aspek kinerja yang ada pada lembar peer dan self assessment. Hal ini dilakukan agar siswa merasa dihargai setiap usahanya dan dapat meningkatkan kinerjanya dalam kegiatan praktikum selanjutnya. Hasil yang dikomunikasikan pertama kali yaitu secara tertulis dengan cara siswa diberi lembar hasil peer assessment yang telah diisi oleh temannya, hasil lembar self assessment yang telah diisi oleh dirinya sendiri serta hasil penilaian observer. Langkah selanjutnya guru mengkomunikasikan hasil secara lisan dengan menjelaskan maksud aspek kinerja dan mengevaluasi setiap tahapan
praktikum
berdasarkan peer dan self assessment serta mendiskusikannya dengan siswa secara langsung. Ketika diskusi berlangsung ada beberapa siswa melakukan sanggahan karena merasa dirinya lebih baik dari penilaian yang dilakukan oleh observer. Misalnya pada aspek kinerja 13c “Membersihkan gelas kimia dengan air keran” siswa mengatakan bahwa mereka telah membersihkan gelas kimia dengan air yang ada pada botol semprot, namun menurut observer hal itu adalah keliru karena air yang ada Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
47
pada botol semprot bukanlah air keran melainkan aquades. Setelah dijelaskan mengenai kekeliruan tersebut kepada siswa, akhirnya siswa bisa menerimanya. Oleh karena itu, pengkomunikasian hasil secara lisan perlu dilakukan agar bisa menjembatani perbedaan penilaian yang ada. 4.
Tahap Feedback Pada tahap ini siswa diberi umpan balik (feedback) dengan harapan mereka
dapat memperbaiki proses belajar khususnya pada kegiatan praktikum selanjutnya. Adanya perubahan proses belajar siswa ke arah yang lebih baik akan memberikan dampak positif kepada siswa terhadap hasil belajarnya. Melalui penerapan peer dan self assessment siswa mendapatkan feedback secara langsung maupun tidak langsung. Feedback langsung bisa dilihat pada siswa yang melakukan peer assessment terhadap kinerja temannya. Jika pekerjaan teman yang dinilainya baik maka secara langsung ia mendapat tambahan ilmu, sedangkan jika pekerjaan yang dinilainya kurang baik maka secara langsung juga ia mendapat masukan terhadap dirinya agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Feedback tidak langsungnya diterima oleh siswa yang melakukan praktikum, dimana ia mendapat kritik dan saran setelah praktikum berakhir dari teman yang melakukan peer assessment terhadap pekerjaannya. Adanya feedback langsung dan tidak langsung memberikan kemudahan kepada siswa untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan mereka dalam melakukan kegiatan praktikum. Hal ini berdampak terhadap peningkatan motivasi dan persiapan belajar mereka ke depannya khususnya pada kegiatan praktikum. Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
48
Pada tahap ini, siswa juga dilibatkan dalam memberikan kritik dan saran terhadap pelaksanaan peer dan self assessment dengan harapan agar ke depannya pelaksanaan peer dan self assessment dapat berjalan lebih baik dari yang sudah dilakukan saat ini. Kebanyakan siswa mengkritik terhadap tahap pemotivasian dan pelatihan yang menurut siswa kurang terutama dalam memberikan penjelasanpenjelasan seperti pola praktikum A, B dan C, waktu yang digunakan serta kriteria penilaian. Saran yang diberikan kebanyakan siswa yaitu praktikum menggunakan peer dan self assessment sebaiknya lebih sering dilaksanakan ke depannya agar siswa menjadi lebih terbiasa dalam kegiatan seperti ini. Pada akhirnya meskipun tidak sempurna dalam tahap pemotivasian dan pelatihan, namun secara keseluruhan penerapan peer dan self assessment ini berjalan dengan lancar. Keterlaksanaan kriteria pada tahap pemberian feedback ini dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
49
Jumlah Siswa (%)
100
95,2
95,2 85,7
81
80 60 40 20 0 Kriteria-kriteria Siswa mengetahui kelebihan dan kekurangan kinerjanya dalam praktikum Siswa merasa termotivasi untuk belajar lebih giat khususnya pada praktikum Siswa akan lebih mempersiapkan diri untuk praktikum selanjutnya Siswa berusaha untuk menampilkan kinerja terbaik untuk praktikum selanjutnya
Gambar 4.3 Grafik Ketercapaian Kriteria pada Tahap Feedback Gambar 4.3 diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa (95,2%) mengetahui kemampuannya yaitu kelebihan dan kekurangannya dalam melakukan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Hal ini senada dengan hasil wawancara berikut: “Ya, soalnya sama kaya yang tadi pak, kan kita tuh menilai kinerja kita sendiri, dan teman yang lain juga menilai kinerja kita, jadi teman kita bisa beri masukan ke kita pak tentang kekurangan kinerja kita pas beres praktikumnya.”
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
50
Data lain yang ditemukan pada angket adalah 85,7% merasa lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan lebih mempersiapkan diri untuk praktikum ke depannya. Hal ini dapat terjadi dikarenakan siswa mengerti kelebihan dan kekurangan mereka pada kegiatan praktikum yang sudah dilakukan, sehingga motivasi dan semangat untuk lebih mempersiapkan diri dalam praktikum selanjutnya juga ikut terpacu. Senada dengan hasil wawancara berikut ini : “Ya pak. Saya termotivasi untuk meningkatkan kinerja saya kedepannya.” “Ya pak, soalnya setelah tahu kekurangan saya, kedepannya saya akan lebih mempersiapkan diri untuk belajar dengan baik.” 5.
Tahap Pemanfaatan Hasil Hasil yang diperoleh dari penerapan peer dan self assessment diharapkan
dapat mengungkap kinerja siswa. Hasil penilaian peer dan self assessment ini hanya digunakan sebagai penilaian formatif sebagai saran untuk peningkatan belajar selanjutnya. Penerapan peer dan self assessment sebagai penilaian formatif senada dengan Zulharman (2007) yang menyatakan bahwa penerapan peer dan self assessment sebagai penilaian sumatif banyak menimbulkan perdebatan mengenai validitas dan realibilitasnya sehingga lebih cocok digunakan sebagai penilaian formatif. Jika melihat data pada angket, ditemukan bahwa hampir seluruh siswa (90,5%) menyatakan bahwa mereka setuju peer dan self assessment digunakan untuk menilai kinerja siswa dalam kegiatan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
51
B. Peer dan Self Assessment dalam Mengungkap Kemampuan Kinerja Siswa Penerapan peer dan self assessment diharapkan mampu mengungkap kinerja siswa dalam melakukan praktikum. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan peer dan self assessment mampu mengungkap kinerja siswa dalam praktikum, maka hasil penilaian yang dilakukan siswa dibandingkan dengan penilaian yang dilakukan observer. Perbandingan antara penilaian siswa (peer dan self assessment) dengan penilaian observer dapat dikategorikan menjadi lima kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Hasil perbandingan kemampuan kinerja siswa berdasarkan penilaian siswa (peer dan self assessment) dengan penilaian observer disajikan dalam Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
Tabel 4.1 Kemampuan Kinerja Siswa Berdasarkan Peer Assessment dan Observer No.
Kategori
1 2 3 4 5
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Jumlah Siswa (%) Observer Peer Assessment 81,0 71,5 14,3 23,8 4,7 4,7 -
Selisih (%)* 9,5 - 9,5 0 -
Keterangan: * : % Jumlah siswa menurut observer - % Jumlah siswa menurut peer assessment
Tabel 4.2 Kemampuan Kinerja Siswa Berdasarkan Self Assessment dan Observer No.
Kategori
1 2
Sangat Baik Baik
Jumlah Siswa (%) Observer Self Assessment 81 81 14,3 14,3
Selisih (%)* 0 0
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
52
No.
Kategori
3 4 5
Cukup Kurang Kurang Sekali
Jumlah Siswa (%) Observer Self Assessment 4,7 4,7 -
Selisih (%)* 0 -
Keterangan: * : % Jumlah siswa menurut observer - % Jumlah siswa menurut self assessment
Hasil perbandingan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 agar lebih jelas maka disajikan dalam bentuk diagram seperti tampak pada Gambar 4.4 dan 4.5.
90 80
81 71,5
Jumlah Sisa (%)
70 60 50 40 23,8
30
14,3
20
4,7 4,7
10
0
0
0
0
0 Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali
Kategori Kemampuan Kinerja Peer assessment
Observer
Gambar 4.4 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa Berdasarkan Peer Assessment dan Observer
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Jumlah Siswa (%)
53
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
81 81
14,3 14,3 4,7 4,7
Sangat baik
Baik
Cukup
0
0
Kurang
0
0
Kurang sekali
Kategori Kemampuan Kinerja Self assessment
Observer
Gambar 4.5 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa Berdasarkan Self Assessment dan Observer Pada Gambar 4.4 terlihat adanya sedikit perbedaan penilaian kinerja antara penilaian yang dilakukan oleh siswa (peer assessment) dengan penilaian observer. Perbedaan yang terjadi antara peer assessment yang dilakukan siswa dengan penilain observer tidak terlalu menjadi kendala, sebab selisihnya masih kurang dari 10% (Zulharman, 2007). Fakta lain yang dapat diamati dari Gambar 4.4 dan 4.5 yaitu adanya kecenderungan penilaian oleh siswa (peer dan self assessment) terhadap penilaian observer. Kecenderungan penilaian oleh siswa (peer dan self assessment) terhadap penilaian observer dapat ditentukan dengan menghitung jumlah kriteria kinerja yang dilakukan oleh setiap siswa berdasarkan lembar peer dan self assessment serta penilaian observer, lalu membandingkan penilaian siswa (peer dan self
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
54
assessment) terhadap penilaian observer, maka diperolehlah hasil penilaiannya yaitu penilaian siswa lebih dari, kurang dari atau sama dengan penilaian observer. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui persentase jumlah siswa yang menilai dirinya lebih dari, kurang dari, dan sama dengan observer yang ditunjukkan pada Gambar 4.6 dan 4.7.
23,8 Peer Assessment > penilaian Observer 42,9
Peer Assessment = penilaian Observer Peer Assessment < penilaian Observer
33,3
Gambar 4.6 Grafik Kecenderungan Peer Assessment terhadap Penilaian Observer
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
55
23,8
Self Assessment > penilaian Observer 42,9
Self Assessment = penilaian Observer Self Assessment < penilaian Observer
33,3
Gambar 4.7 Grafik Kecenderungan Self Assessment terhadap Penilaian Observer
Berdasarkan Gambar 4.6 dan 4.7 terlihat bahwa 42,9% baik peer dan self assessment cenderung menilai lebih besar daripada penilaian observer, sedangkan 23,8% baik peer dan self assessment cenderung menilai lebih rendah daripada penilaian observer. Disamping itu ditemukan juga sebanyak 33,3% menunjukkan adanya kesesuaian antara penilaian siswa (peer dan self assessment) terhadap penilaian observer. Adanya kesamaan antara penilaian siswa dan observer memperlihatkan peer dan self assessment ini dapat digunakan untuk mengungkap kemampuan kinerja siswa dalam praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peer dan self assessment mampu mengungkap kemampuan kinerja siswa dalam praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Hasil tersebut mengacu pada kriteria-kriteria kinerja pada praktikum
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
56
larutan elektrolit dan nonelektrolit yang dijadikan tolok ukur penilaian. Ada tiga aspek kinerja yang dikembangkan dalam penelitian ini. Aspek kinerja tersebut yaitu aspek kinerja persiapan praktikum, aspek kinerja melaksanakan praktikum, dan aspek kinerja kebersihan setelah praktikum. Selanjutnya setiap aspek kinerja tersebut dijelaskan secara rinci berikut ini. 1.
Aspek Kinerja Persiapan Praktikum Pada aspek kinerja persiapan praktikum ini terdapat lima kriteria kinerja yang
dinilai. Berdasarkan penilaian siswa (peer dan self assessment) dan penilaian observer, diperoleh data kinerja siswa pada aspek ini seperti yang tertuang pada Gambar 4.8 dan 4.9.
Jumlah Siswa (%)
100 100 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
85,7 71,4
76,2
85,7
85,7
90,5
Memeriksa Memeriksa Mengecek Mencuci kelengkapan kelengkapan kondisi gelas kimia alat bahan lampu,baterai dan kabel
90,5 85,7
Membilas gelas kimia dengan aquades
Aspek Kinerja Peer Assessment
Observer
Gambar 4.8 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa pada Tahap Persiapan Praktikum Berdasarkan Peer Assessment dan Penilaian Observer
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
57
Jumlah Siswa (%)
100 100 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
85,7
81
90,5
85,7
76,2
71,4
Memeriksa kelengkapan alat
90,5 85,7
Memeriksa Mengecek Mencuci gelas kelengkapan kondisi kimia bahan lampu,baterai dan kabel
Membilas gelas kimia dengan aquades
Aspek Kinerja Self assessment
Observer
Gambar 4.9 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa pada Tahap Persiapan Praktikum Berdasarkan Self Assessment dan Penilaian Observer Berdasarkan Gambar 4.8 dan 4.9 terlihat bahwa penilaian beberapa aspek kinerja siswa menurut peer maupun self assessment terhadap penilaian observer menunjukkan nilai yang berbeda. Adanya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa siswa yang tidak melakukan aspek kinerja pada tahap persiapan praktikum. Namun perbedaan yang terlihat dari Gambar 4.8 dan 4.9 relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa aspek kinerja siswa pada tahap persiapan praktikum dapat terungkap melalui peer dan self assessment.
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
58
2.
Aspek Kinerja Melakukan Praktikum Aspek selanjutnya yang menjadi kriteria penilaian adalah kemampuan
melakukan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Pada aspek ini terdapat 11 kriteria kinerja. Hasil penilaian ini ditunjukkan pada Gambar 4.10 dan 4.11.
90,5 85,7
Membersihkan gelas kimia dengan air keran
95,2 95,2
Mengeringkan elektroda karbon dengan tisu
Aspek Kinerja
Membersihkan elektroda karbon dengan aquades
71,4 81
Mengamati nyala lampu
100 100
Mencelupkan elektroda karbon ke dalam larutan uji sampai 3/4 bagian
100 100
Menuangkan larutan sampai tanda batas
81
61,9
85,7 81
Menuangkan larutan tidak berceceran
81
Memeriksa rangkaian alat
95,2
Masing-masing elektroda dijepit dengan penjepit buaya
100 100
Menempatkan lampu pada dudukan lampu
100 100
Menghubungkan baterai dengan kabel
100 100 0
Observer
20
40
60
80
Jumlah Siswa (%) Peer Assessment
Gambar 4.10 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa pada Tahap Pelaksanaan Praktikum Berdasarkan Peer Assessment dan Penilaian Observer
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
100
59
Membersihkan gelas kimia dengan air keran
76,2
90,5 95,2 100
Mengeringkan elektroda karbon dengan tisu
Aspek Kinerja
Membersihkan elektroda karbon dengan aquades
76,2 85,7
Mengamati nyala lampu
100 100
Mencelupkan elektroda karbon ke dalam larutan uji sampai 3/4 bagian
100 100
Menuangkan larutan sampai tanda batas
81
52,4
85,7 81
Menuangkan larutan tidak berceceran
76,2 76,2
Memeriksa rangkaian alat Masing-masing elektroda dijepit dengan penjepit buaya
100 100
Menempatkan lampu pada dudukan lampu
100 100
Menghubungkan baterai dengan kabel
100 100 0
20
40
60
80
100
Jumlah Siswa (%) Observer
Self Assessment
Gambar 4.11 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa pada Tahap Pelaksanaan Praktikum Berdasarkan Self Assessment dan Penilaian Observer Gambar 4.10 dan 4.11 di atas menunjukkan bahwa hampir seluruh kriteria kinerja memiliki kesesuaian baik peer assessment terhadap penilaian observer maupun self assessment terhadap penilaian observer. Selain itu, kedua gambar di atas juga menunjukkan beberapa aspek kinerja yang tidak sesuai antara peer assessment Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
60
dengan penilaian observer maupun self assessment dengan penilaian observer terutama pada kriteria menuangkan larutan sampai tanda batas. Perbedaan tanda batas terjadi karena siswa salah dalam melakukan pengamatan terhadap tanda batas pada larutan. Bagi siswa, melakukan pengamatan tanda batas boleh dari arah mana saja asalkan angkanya kelihatan dan sesuai serta cekungan yang dilihat yaitu cekungan atas, sedangkan menurut observer menandabatasi yang benar yaitu larutan harus diletakkan di tempat yang datar, arah mata terhadap larutan harus lurus, dan melihat cekungan bawah bukan cekungan atas pada larutan. Adanya sebagian siswa yang mengalami perbedaan persepsi mengenai menuang larutan sampai tanda batas memberikan bukti yang sesuai dengan yang terungkap pada angket bahwa 19% tidak mengerti kriteria penilaian peer dan self assessment. Walaupun demikian, dari 11 kriteria kinerja yang diukur, sebagian besar menunjukkan hasil yang sama antara peer dan self assessment terhadap penilaian observer serta pada beberapa kriteria perbedaan yang terjadi relatif kecil sehingga kemampuan kinerja siswa pada tahap pelaksanaan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat terungkap melalui peer dan self assessment.
3.
Aspek Kinerja Kebersihan Setelah Praktikum Kebersihan setelah praktikum merupakan aspek terakhir yang dinilai dalam
penerapan peer dan self assessment pada praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Kriteria kinerja kebersihan yang dinilai, yaitu membersihkan meja praktikum, membuang limbah prkatikum pada tempat yang telah disediakan, mencuci Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
61
elektroda karbon dengan aquades, mengeringkan elektroda karbon dengan tisu, mencuci gelas kimia dengan air keran, mengembalikan alat pada tempatnya semula dan mengembalikan sisa bahan pada tempat semula. Hasil yang diperoleh pada aspek ini ditunjukkan pada Gambar 4.12 dan 4.13.
95,2 95,2
Membersihkan meja praktikum
90,5
Membuang limbah praktikum pada tempat yang telah disediakan
81 85,7 85,7
Aspek Kinerja
Mengembalikan sisa bahan pada tempatnya semula
100 100
Mengembalikan alat pada tempatnya semula
95,2
Mencuci gelas kimia dengan air keran
81 100 100
Mengeringkan elektroda karbon dengan tisu 76,2
Membersihkan elektroda karbon dengan aquades
76,2 0
20
40
60
80
100
Jumlah Siswa (%) Observer
Peer Assessment
Gambar 4.12 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa pada Tahap Kebersihan Setelah Praktikum Berdasarkan Peer Assessment dan Penilaian Observer
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
62
95,2 95,2
Membersihkan meja praktikum
Aspek Kinerja
Membuang limbah praktikum pada tempat yang telah disediakan
90,5 90,5
Mengembalikan sisa bahan pada tempatnya semula
85,7 85,7 100 100
Mengembalikan alat pada tempatnya semula
95,2
Mencuci gelas kimia dengan air keran
81 100 100
Mengeringkan elektroda karbon dengan tisu 76,2 76,2
Membersihkan elektroda karbon dengan aquades 0
20
40
60
80
100
Jumlah SIswa (%) Observer
Self Assessment
Gambar 4.13 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa pada Tahap Kebersihan Setelah Praktikum Berdasarkan Self Assessment dan Penilaian Observer
Gambar 4.12 dan 4.13 di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penilaian kinerja pada aspek kebersihan setelah praktikum yaitu penilaian yang dilakukan siswa menggunakan peer dan self assessment terhadap penilaian observer. Perbedaan yang cukup besar terjadi pada mencuci gelas kimia dengan air keran. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan persepsi mengenai air yang ada pada botol semprot yaitu ada siswa beranggapan bahwa air dalam botol semprot itu air keran, Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
63
padahal yang ada dalam botol semprot itu adalah aquades. Adanya perbedaan pemahaman ini juga menguatkan data pada angket yaitu 19% tidak mengetahui kriteria penilaian peer dan self assessment. Dari kriteria kinerja yang dinilai, perbedaan yang terjadi secara keseluruhan relatif kecil sehingga baik peer maupun self assessment tetap dapat mengungkap aspek kinerja kebersihan setelah praktikum.
C. Kemampuan Siswa Melaksanakan Peer dan Self Assessment Diharapkan penerapan peer dan self assessment mampu mengungkap kemampuan kinerja siswa dalam melakukan praktikum. Selain itu, penerapan peer dan self assessment juga diharapkan mampu mengungkap kemampuan siswa dalam menilai siswa lain (peer assessment) maupun dalam menilai dirinya sendiri (self assessment). Kemampuan siswa dalam melaksanakan peer dan self assessment dapat dilihat dengan cara membandingkan penilaian kinerja oleh siswa (peer dan self assessment) dengan penilaian kinerja oleh observer. Kesesuaian penilaian siswa (peer dan self assessment) dengan penilaian observer menjadi acuan kemampuan siswa dalam melakukan peer dan self assessment. Kemampuan siswa dalam melaksanakan peer dan self assessment dikategorikan menjadi siswa yang berkategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali dalam melakukan peer dan self assessment. Kategori tersebut didasarkan pada hasil kesesuaian antara peer dan self assessment terhadap penilaian observer.
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
64
Kemampuan siswa dalam melaksanakan peer dan self assessment dapat disajikan dalam Gambar 4.14 dan 4.15.
80
76,2
Jumlah Siswa (%)
70 60 50 40 23,8
30 20 10
0
0
0
0 Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali
Kategori Kemampuan Siswa
Jumlah Siswa (%)
Gambar 4.14 Grafik Kemampuan Siswa dalam Melaksanakan Peer Assessment
80 70 60 50 40 30 20 10 0
76,2
23,8
0 Sangat baik
Baik
Cukup
0 Kurang
0 Kurang sekali
Kategori Kemampuan Siswa
Gambar 4.15 Grafik Kemampuan Siswa dalam Melaksanakan Self Assessment Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
65
Berdasarkan Gambar 4.14 dan 4.15 dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam melaksanakan peer assessment maupun self assessment tergolong sangat baik, dan baik, sedangkan untuk kategori cukup, kurang dan kurang sekali tidak terdapat sama sekali siswa yang masuk dalam kedua kategori tersebut. Dari kedua kategori yang ada yaitu sangat baik dan baik, kategori yang paling besar persentase kemampuan siswanya dalam melaksanakan peer maupun self assessment adalah sangat baik , sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan peer assessment maupun self assessment pada sekolah tersebut tergolong sangat baik khususnya untuk praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Hal tersebut disebabkan karena seluruh siswa mengerti tujuan dan hampir seluruh siswa mengerti manfaat dilaksanakannya peer dan self assessment siswa dikategorikan sangat baik dalam menilai kinerja temannya maupun dirinya sendiri. Hal tersebut menjadi indikator bahwa kriteria-kriteria pada penerapan peer assessment dan self assessment telah terlaksana.
Hendra Gunawan S. ,2012 Penerapan Peer Dan Self Assessment Untuk Menilai Kinerja Siswa Sma Dalam Praktikum Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu