PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK DAN PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Sensus Pada Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di KPP Pratama Tasikmalaya) INFLUENCE OF TAX AUDIT AND THE IMPLEMENTATION OF THE SELF ASSESSMENT SYSTEM TO TAX COMPLIANCE (Census On Corporate Taxpayers Registered in KPP Pratama Tasikmalaya) Yuli Sri Mulyani Jalan Panyingkiran 2 No. 28, Indihiang, Tasikmalaya (
[email protected]) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi (Jalan Siliwangi No. 24 Tasikmalaya)
ABSTRAK Pemeriksaan pajak merupakan instrumen menentukan kepatuhan wajib pajak baik secara formal maupun material yang tujuan utamanya adalah untuk menguji kepatuhan dan meningkatkan Tax Compliance. Dalam Self Assessment System, wajib pajak di percaya untuk menghitung, memperhitungkan sendiri, membayar, melaporkan kewajiban perpajakannya ke Direktorat Jenderal Pajak. Kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pemahaman terhadap sistem pemungutan pajak, kualitas pelayanan, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, dan persepsi wajib pajak terhadap sanksi perpajakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemeriksaan pajak dan pelaksanaan self assessment system terhadap kepatuhan wajib pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Tasikmalaya. Jumlah sampel yang digunakan adalah 40 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitianini menunjukkan bahwa secara simultan dan secara parsial pemeriksaan pajak dan pelaksanaan self assessment system berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Kata kunci : Pemeriksaan Pajak, Pelaksanaan Self Assessment System, Kepatuhan Wajib Pajak
1
ABSTRACT A tax audit tax compliance instrument determines whether formal or material whose primary purpose is to test and improve compliance Tax Compliance. In the Self Assessment System, a taxpayer in the trust to calculate, account for itself, pay, report their tax liabilities to tax authorities. Tax compliance can be influenced by several factors, namely the understanding of the tax collection system, quality of service, education level, income level, and perceptions of the taxpayers tax penalties. The purpose of this study was to determine the effect of tax audits and the implementation of self-assessment system to tax compliance. The population in this study is the registered corporate taxpayers in KPP Pratama Tasikmalaya. The samples used were 40 companies. The analytical method used is multiple regression analysis. Results of penelitianini showed that simultaneous and partially examination and implementation of self-assessment tax system influence on tax compliance. Keywords : Tax Audit, Impelementation Of The Self Assessment System, Tax Compliance.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kontribusi pajak dalam
mendanai pengeluaran negara yang terus meningkat
membutuhkan dukungan berupa pemeriksaan pajak dan pelaksanaan self assessment system. Kedua dukungan itu akan membantu wajib pajak menuju kepada kepatuhan dalam perpajakan untuk memenuhi kewajibannya secara jujur dan bertanggung jawab. Sehingga pada akhirnya pendanaan negara dari pajak bisa terserap dengan maksimal. Pemeriksaan pajak merupakan upaya Direktorat Jenderal Pajak untuk menjalankan fungsi pengawasan yang telah diamanatkan oleh UU perpajakan. Pemeriksaan pajak merupakan instrument menentukan kepatuhan wajib pajak baik secara formal maupun material yang tujuan utamanya adalah untuk menguji kepatuhan dan meningkatkan Tax Compliance. Suatu hal yang ideal apabila pemeriksaan dapat dilakukan terhadap semua wajib pajak terdaftar. Pemeriksaan pajak pada dasaranya diarahkan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Mengingat jumlah wajib pajak biasanya jauh lebih banyak dibandingkan dengan petugas pemeriksa yang ada, maka pemeriksaan mustahil dilakukan terhadap semua Wajib Pajak.
2
Kinerja pemeriksaan pajak yang juga mencerminkan tingkat kepatuhan pajak masyarakat menunjukkan kecendrungan yang semakin meningkat. Dalam upaya untuk peningkatan kepatuhan wajib pajak ini, maka pemeriksaan sebagai salah satu sarananya. Analisa mengenai jumlah tambahan penerima pajak dari aktifitas pemeriksaan menunjukan rasio yang semakin meningkat yang diharapkan merupakan gambaran keberhasilan pemeriksaan pajak untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak sekaligus meningkatkan penerimaan negara. Pemeriksaan pajak adalah suatu
keniscayaan yang harus diterima oleh wajib pajak
sebagai penyeimbang dari pelaksanaan Self Assessment System. Tujuan pemeriksaan sebagai penguji tingkat kepatuhan wajib pajak adalah hal yang seharusnya, tetapi perilaku pemeriksa yang melampaui batas akan tetap mempertahankan tanggapan pemeriksaan sebagai hantu perpajakan. Diawali dengan reformasi perpajakan yang pertama, perubahan mendasar pada ketentuan perundang-undangan perpajakan dilakukan di Indonesia. Selain itu perubahan lain yang tak kalah pentingnya mewarnai reformasi perpajakan adalah diterapkannya sistem pemungutan pajak Self Assessment System sebagai pengganti Official Assessment System. Upaya untuk mendapatkan penerimaan pajak yang optimal dengan sistem pemungutan pajak Self Assessment System, tidak hanya mengandalkan pemerintah tetapi juga diperlukan sikap bijak dari para wajib pajak, yaitu kesadaran dan kepatuhan diri terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan. Dengan begitu pelaksanaan Self Assessment System dapat berjalan dengan baik. Dalam Self Assessment System, wajib pajak di percaya untuk menghitung, memperhitungkan sendiri, membayar, melaporkan kewajiban perpajakannya ke Direktorat Jenderal Pajak. Agar Self Assessment System ini dapat berjalan dengan baik maka pemerintah harus menjalankannya dengan baik. Hal yang demikian ini disebabkan karena didalam perpajakan yang menganut Self Assessment System maka besar kemungkinan wajib pajak akan melakukan berbagai hal yang mungkin dilakukan tanpa sepengetahuan petugas wajib pajak. Hal inilah yang membuat pemeriksaan diadakan yaitu untuk menguji kejujuran wajib pajak itu sendiri. Umumnya di setiap negara masyarakat memiliki kecenderungan untuk meloloskan diri dari pembayaran pajak, membayar pajak adalah suatu aktifitas yang tidak bisa lepas dari kondisi
3
behavior wajib pajak, faktor yang bersifat emosional akan selalu menyertai pemenuhan kewajiban perpajakan. Tingkat kepatuhan membayar pajak di Jawa Barat masih memprihatinkan. Menurut Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, disela pembukaan Pekan Panutan Penyerahan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Kepatuhan, rata-rata wajib pajak, baik wajib pajak perorangan dan wajib pajak badan hanya 45 persen. Di Jawa Barat, target perolehan pajak tahun ini dipatok Rp. 15,656 triliun, lebih besar 27 persen dibandingkan perolehan tahun lalu. Jumlah wajib pajak perorangan di Jawa Barat sebanyak 1,2 juta orang dan wajib pajak badan 90 ribu perusahaan. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wilayah Jawa Barat I, Adjat Djatnika membenarkan, belum separuh wajib pajak di Jawa Barat yang membayar pajak, dilihat dari yang sudah terdaftar dan yang memasukkan laporan SPT baru 45 persen. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia dinilai masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan oleh adanya rasa keengganan dan ketidakinginan para wajib pajak dalam melaporkan kewajiban pajaknya secara benar. Kondisi ini makin diperparah dengan tingkat kesadaran wajib pajak akan pengetahuan peraturan perpajakan yang juga masih sangat rendah. Hal ini menjadi suatu kendala dan potensi besar yang harus disikapi oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai instansi pemerintah yang bertanggung jawab dan mencari penanggulangannya dalam menangani perpajakan. Kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1) Pemahaman terhadap sistem pemungutan pajak (self assessment system) 2) Kualitas pelayanan 3) Tingkat pendidikan 4) Tingkat penghasilan 5) Persepsi wajib pajak terhadap sanksi perpajakan 1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pemeriksaan pajak, pelaksanaan self assessment system dan tingkat kepatuhan wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Tasikmalaya. 2. Untuk mengetahui pengaruh
pemeriksaan pajak secara parsial terhadap tingkat
kepatuhan wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Tasikmalaya.
4
3. Untuk mengetahui pengaruh
pelaksanaan self assessment system secara parsial
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Tasikmalaya. 4. Untuk menetahui bagaimana pengaruh pemeriksaan pajak dan pelaksanaan self assessment system terhadap kepatuhan wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Tasikmalaya.
II. Metode Penelitian 2.1
Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini mencakup pemeriksaan pajak, pelaksanaan self assessment
system, serta kepatuhan wajib pajak badan. Pengertian badan menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, organisasi massa, organisasi social politik, atau organisasi lainnnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. Dalam penelitian ini yang menjadi subjeknya adalah wajib pajak badan berbentuk PT dan CV yang terdaftar di KPP Pratama Tasikmalaya. Wajib pajak badan tersebut merupakan wajib pajak yang memiliki kewajiban sebagai pembayar pajak atas penghasilannya. 2.2
Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan
survey. Penelitian deskriptif adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Moh.Nazir, 2003:63). Sedangkan penelitian sensus adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau daerah. Metode ini membedah dan mengikuti secara mengenal masalah-masalah untuk mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung. 5
2.3
Operasionalisasi Variabel Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:58). Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga variabel dengan judul
“Pengaruh
Pemeriksaan Pajak dan Pelaksanaan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Tingkat Wajib Pajak”. Ketiga variabel tersebut terdiri dari dua variabel independen dan satu variabel dependen yang didefinisikan sebagai berikut : 1. Variabel Independen (Independent Variable) Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2010:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah : a. Pemeriksaan Pajak (X1) b. Pelaksanaan Self Assessment System (X2) 2. Variabel Dependen (Dependent Variable) Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2010:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kepatuhan wajib pajak badan (Y). Variabel ini mengukur seberapa besar tingkat kepatuhan yang dimiliki wajib pajak badan atas pemenuhan kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan. 2.4
Jenis Data Penelitian ini diperoleh data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang
diperoleh dengan cara peninjauan langsung terhadap suatu objek penelitian dan hasil wawancara dengan pihak perusahaan terkait. Juga diperoleh hasil pengumpulan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan topik penelitian. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak luar perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data ini diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu mencari literaturliteratur yang berhubungan dengan topik penelitian. 2.5
Populasi Sasaran Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah 30 wajib pajak badan yang terdiri
dari wajib pajak badan PT berjumlah 12 dan CV berjumlah 18 yang berada di Kota Tasikmalaya. 6
2.6
Penentuan Sampel Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode survey, maka
diambil sampel yang dapat mewakili populasi tersebut. Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi yang banyak, maka harus dilakukan teknik pengambilan yang tepat. Untuk menentukan sampel yang akan diteliti terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dimana penelitian ini tidak dilakukan pada seluruh populasi, tetapi terfokus pada target. Menurut Sugiyono (2010: 86) purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dimana pengambilan sampel dalam hal ini terbatas pada jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan, entah karena mereka adalah satu-satunya yang memilikinya atau memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan peneliti. Perusahaan yang menjadi sampel dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. PT dan CV yang berada di Kota Tasikmalaya. 2. PT dan CV yang berada di Kota Tasikmalaya yang sudah diperiksa KPP Pratama Tasikmalaya. Tabel 3.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik No
Karakteristik Sampel
Jumlah
1
Subjek dalam penelitian ini adalah PT dan CV yang berada di
319
Kota Tasikmalaya 2
PT dan CV yang berada di Kota Tasikmalaya yang belum
(279)
diperiksa KPP Pratama Tasikmalaya Jumlah Sampel
2.7
40
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, dimana ada dua variabel bebas (independent
variable) yaitu Pemeriksaan Pajak (X1) dan Pelaksanaa Self Assessment (X2) dan ada satu variabel terikat (dependent variable) yaitu Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Y). Analisis regresi linier digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel
7
independen sebagai factor predictor dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu lebih variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat, yaitu untuk mengetahui pengaruh pemeriksaan pajak dan pelaksanaan self assessment system terhadap kepatuhan wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Tasikmalaya. Rumus:
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan : Y
= variabel terikat (Kepatuhan Wajib Pajak Badan)
X1 = variabel bebas (Pemeriksaan Pajak)) X2 = variabel bebas (Pelaksanaan Self Assessment) a
= konstanta
b1, b2 = koefisien regresi IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam perhitungannya penulis menggunakan SPSS 17, dari hasil yang diperoleh maka dapat dibentuk persamaan regresi variabel x1 dan x2 terhadap y sebagai berikut : Dimana :
Y = 20,898 + 0,183X1 + 0,306X2
Y
= Kepatuhan Wajib Pajak Badan
X1
= Pemeriksaan Pajak
X2
= Pelaksanaan Self Assessment System
Nilai konstanta (a) sebesar 20,898 menunjukkan nilai rata – rata kepatuhan wajib pajak badan apabila pemeriksaan pajak tidak baik. Kemudian nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0,183 menunjukkan setiap peningkatan dalam pemeriksaan pajak mengakibatkan peningkatan kepatuhan wajib pajak badan sebesar 0,183. Kemudian nilai koefisien regresi (b2) sebesar 306 menunjukkan peningkatan dalam pelaksanaan self assessment system mengakibatkan peningkatan kepatuhan wajib pajak badan sebesar 0,306. Dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa koefisien regresi memiliki tanda positif, artinya semakin tinggi pemeriksaan pajak dan pelaksanaan self assessment system diduga akan semakin tinggi pula kepatuhan wajib pajak badan. 8
4.1.1 Hasil Analisis Korelasi Untuk mengetahui keeratan hubungan antara pemeriksaan pajak dan pelaksanaan self assessment system dengan kepatuhan wajib pajak badan, maka dapat dicai dengan menggunakan analisis korelasi Product Pearson Moment. Korelasi ini digunakan karena teknik statistic ini paling sesuai dengan jenis data skala penelitian yaitu interval. Hasil perhitungan variabel x dan y digunakan analisis korelasi dengan bantuan SPSS 17. Hasilnya menunjukkan terdapat hubungan (korelasi) yang positif antara X1 terhadap Y sebesar 0,440. Begitu pula terdapat hubungan positif antara X2 dengan Y sebesar 0,495. 4.1.2 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilaii koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R Square. Dari output SPSS dapat dketahui nilai R Square sebesar 0,273, artinya variabel indepedenden dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 27,3%, sedangkan sisanya sebesar 72,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. 4.1.3Hasil Pengujian Hipotesis 4.1.3.1Hasil Nilai Uji-t Untuk mengetahui pengaruh secaara parsial variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan dengan uji-t. Nilai
(uji dua arah) dengan jumlah sampel (n) = 40 jumlah variabel (k) = 2; taraf
signifikan α = 5%; degree of freedom (df) = 40-k-1 = 40-2-1 = 37 diperoleh sebesar 2,026. Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh
untuk pemeriksaan pajak (X1) sebesar
3,012. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai t tabel dengan α = 5% dan (df) = n-k-1 = 40 – 2 – 1 = 37, untuk pengujian dua sisi diperoleh nilai t tabel sebesar 2,026, maka t hitung > t tabel, maka Ho2 ditolak, dengan kata lain pemeriksaan pajak mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh
untuk pelaksanaan self assessment
system (X2) sebesar 2,227. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai t tabel dengan α = 5% dan (df) = n-k-1 = 40 – 2 – 1 = 37, untuk pengujian dua sisi diperoleh nilai t tabel sebesar 2,026, maka t hitung > t tabel, maka Ho3 ditolak, dengan kata lain pelaksanaan slef assessment system mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
9
4.1.3.2 Hasil Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Nilai
dibandingkan dengan nilai
(uji dua arah )
berdasarkan tingkat signifikansi (α) = 5% dan derajat kebebasan pembilang = k dan derajat kebebasan penyebut = n-k-1. Kriteria pengujian hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut : H0 =
>
maka H0 ditolak
Ha =
>
maka Ha ditolak
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS dapat dilihat nilai
hasil pengolahan data
sebesar 6,946 dan Ftabel (uji dua arah) sebesar 3,25 dengan tingkat signifikansi 0,003. Karena probabilitas signifikansi < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kepatuhan wajib pajak badan atau dapat dikatakan bahwa Ha diterima yaitu pemeriksaan pajak dan pelaksanaan self assessment system berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pemeriksaan pajak dan pelaksanaan self assessmet system terhadap kepatuhan wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Tasikmalaya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan pajak sudah dikategorikan baik. Hal ini terlihat dari klasifikasi penilaian untuk setiap indikator pemeriksaan pajak menunjukkan nilai yang baik. Pelaksanaan self assessment system sudah dikategorikan baik juga. Hal ini terlihat dari klasifikasi penilaian untuk setiap indikator pelaksanaan self assessment system menunjukkan nilai yang baik. Tingkat kepatuhan wajib pajak badan sudah dikategorikan sangat baik. Hal ini dapat terlihat dari klasifikasi penilaian untuk setiap indikator kepatuhan wajib pajak badan menunjukkan nilai yang sangat baik.
2.
Secara Parsial pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan.
3.
Secara Parsial pelaksanaan self assessment syste berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan.
10
4.
Pemeriksaan pajak dan pelaksanaan self assessment system secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Tasikmalaya. Hal ini bisa digeneralisasikan untuk populasi secara keseluruhan sehingga pemeriksaan pajak dan pelaksanaan self assessment system dapat digunakan untuk memprediksi perubahan kepatuhan wajib pajak badan.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang dikemukakan penulis, maka penulis mencoba memberikan saran – saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Bagi KPP Pratama Tasikmalaya Pemerintah dalam hal ini melalui KPP Pratama Tasikmalaya sebaiknya memiliki inisiatif lebih untuk memberikan sosialisasi atau pengenalan dan pengawasan terhadap pelaksanaan self assessment system dan juga lebih meningkatkan kualitas pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh KPP Pratama Tasikmalaya.
2.
Bagi Wajib Pajak Wajib pajak hendaknya harus meningkatkan pemahaman tentang tahapan pemeriksaan pajak sehingga dapat menyediakan apa saja yang akan diperlukan dalam pemeriksaan pajak, selin itu wajib pajak juga harus lebih memahami konsep self assessment system dan cara menghitung pajak terutang.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi pihak yang akan melakukan penelitian yang sama, dalam melakukan penelitian di bidang perpajakan masih banyak ruang yang kosong. Disarankan untuk menambah atau mengganti variabel yang tidak diteliti oleh penulis. DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Akuntansi Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat. Bramasto, Ari. 2012. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan terhadap Efektifitas Self Assesment System. Majalah Ilmiah Unikom. Universitas Langlangbuana.
11
Direktorat Jendral Pajak. 2007. Undang-Undang Pajak Tahun 2007, http:www.pajak.go.id/ diakses tanggal 30 Juli 2013. Mardiasmo. 2010. Perpajakan, Edisi Revisi 2006. Yogyakarta: Andi Offset. Mohammad. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nurmantu, Safri. 2005. Pengantar Perpajakan: Konsep. Jakarta: Granit. Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistik Dengan SPSS. Yogyakarta: Andi. Radjijo. 2007. Pemungutan Pajak Penghasilan dengan Sistem Self Assessment bagi Wajib Pajak Badan. Jurnal Ekonomi & Kewirausahaan Volume 7 No.1. Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia, Konsep dan Aspek Formal,
Yogyakarta:
Graha Ilmu. Resmi, Siti. 2008. Perpajakan, Teori dan Kasus.Jakarta: Salemba Empat. Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:Bumi Aksara. Suandy, Erly. 2010. Perencanaan Pajak Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedelapan. Bandung: Alfabeta. Waluyo. 2009. Perpajakan Indonesia, Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat. Widodo, Widi. 2010. Moralitas, Budaya dan Kepatuhan Pajak. Jakarta: Alfabeta.
12