27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian TK Tunas Harapan merupakan salah satu TK yang berada di kecamatan Tilango tepatnya di Desa Tualango. TK ini memiliki visi yaitu mewujudkan sekolah yang berwawasan IPTEK, IMTAQ, mandiri, kreatif dan disiplin. Serta memiliki misi yaitu sekolah merupakan pengembangan prestasi dan kreatif siswa yang di dukung oleh pemanfaatan sarana dan prasarana untuk mencapai individu berkualitas, cerdas dan bermoral. Dari visi dan misi tersebut jelaslah bahwa TK Tunas Harapan menjalankan pendidikan yang berkualitas sehingga menghasilkan anak didik yang berkualitas juga. Didalam menjalankan program pendidikan TK Tunas Harapan memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai serta di dukung oleh tenaga pendidik yang berkualitas baik karena memang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan profesi yang ditekuninya. Untuk lebih jelasnya akan terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Keadaan Tenaga Pendidik No
Tingkat Pendidikan SPG
Nama
1
Hj. Murtin Usman
2
Hajira Panu
3
Yusni Ibrahim, S.Pd
4
Arsia Utiarahman, S.Pd
Status PNS
SPG
PNS
S1
Non PNS (GTT)
S1 BK
Non PNS (GHD)
Sumber Data : Data Primer TK Tunas Harapan 27
28
Tabel 2. Keadaan Peserta Didik T.P 2013/2014 Keadaan Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
No
Kelompok
Jumlah
1
A
9
13
22
2
B
6
12
18
Sumber Data : Data Primer TK Tunas Harapan Tabel 3. Keadaan Sarana dan Prasarana No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama
Jumlah
Meja Guru 3 Bh Kursi Guru 3 Bh Kursi Tamu 1 Set Papan Tulis 3 Bh Lemari 3 Bh Meja Anak 40 Bh Kursi Anak 40 Bh Tempat Makanan 1 Bh Tempat Tas 1 Bh Tempat Sepatu 2 Bh Ayam 2 Bh Timbangan 1 Bh Enjot-enjotan 4 Bh Titian 1 Bh Sudut Keluarga Sudut Kebudayaan Sudut Pembangunan Sudut Alam Sekitar Sudut Keagamaan Bola Dunia 1 Bh Tanjakan 1 Bh Sumber Data : Data Primer TK Tunas Harapan
Ket Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Baik Baik
4.2 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diperoleh dari tindakan pada siklus I dan siklus II. Hasil penelitian berupa lembar observasi pengamatan aktivitas guru dan anak
29
pada setiap siklus. Lembar aktivitas guru digunakan untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Lembar pengamatan anak digunakan untuk mengetahui bagaimana aktivitas anak selama mengikuti proses pembelajaran. 4.2.1 Hasil Analisis Data Observasi Awal Sebelum melakukan tindakan pada siklus 1 peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal untuk memperoleh deskripsi data anak yang telah memiliki kemampuan untuk mandiri dalam hal ini mandiri belajar. Dari hasil pengamatan peneliti pada tahap observasi awal diperoleh sebanyak 6 orang anak atau sebesar 33,3 % yang telah mandiri. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut maka peneliti melaksanakan tindakan penelitian yang dilaksanakan dalam 2 siklus. 4.2.2 Hasil Analisis Data Siklus I Siklus I/I (pertemuan pertama) dilakukan pada hari Senin, 2 Desember 2013. Anak yang hadir dalam kegiatan belajar mengajar adalah 18 anak. Tahapan yang dilakukan pada siklus I/I adalah sebagai berikut. 4.2.2.1 Perencanan Hal-hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah menganalisis data yang telah diperoleh pada studi pendahuluan yaitu tentang permasalahan yang menjadi hambatan dalam kemandirian anak. Hambatan tersebut adalah orang tua dan guru membimbing anak. Sedangkan hambatan yang berasal dari murid adalah kurangnya latihan dalam melakukan tugas tanpa bantuan orang lain. Data tersebut selanjutnya digunakan untuk bahan pertimbangan menyusun Rencana
30
Kegiatan Harian (RKH) yang langkah-langkahnya menggunakan pendekatan bermain sambil belajar. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan lembar observasi aktivitas anak, aktivitas guru, lembar penilaian, serta mempersiapkan materi pelajaran. 4.2.2.2 Implementasi Pembelajaran dan Observasi Siklus I Pada siklus I ini, indikator yang akan dicapai yaitu anak mampu mengerjakan tugas tanpa bantuan orang, merapikan alat belajar tanpa bantuan, dan meminta pendapat guru bila ada kesulitan. Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah menggali pengetahuan awal anak yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang jenis-jenis kegiatan yang dilakukan oleh mereka ketika di rumah. Ada yang berusaha menjawab dan ada yang masih malu-malu dan kurang berani untuk mengemukakan pendapatnya. Dari situ dapat dilihat bahwa anak masih bergantung pada orang tuanya. Setelah membahas jenis-jenis kegiatan yang dilakukan di rumah, kemudian guru mengkhususkan pada kegiatan yang dilakukan sendiri ketika di rumah maupun di sekolah, yang meliputi meliputi mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain, merapikan alat belajar tanpa bantuan dan minta pendapat guru ketika mengalami kesulitan. Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan contoh tugas yang akan diberikan kepada anak. Dari contoh tersebut anak akan meniru apa yang di contohkan oleh guru. Sambil mengamati anak yang mengerjakan tugas guru memberikan instruksi-instruksi sederhana kepada anak untuk memantau tingkat kesulitan yang dialami oleh anak. Guru berkeliling di dalam kelas untuk memberikan pujian
31
kepada anak yang bekerja baik, dan secara bergantian, guru menghampiri tiap anak untuk memperhatikan bagaimana anak tersebut menyelesaikan tugasnya. Setelah selesai mengerjakan tugas, anak memperlihatkan hasil pekerjaannya kepada guru. Sebelum jam pelajaran berakhir, guru bersama anak melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Pada akhir pembelajaran, guru tidak lupa memberikan penghargaan terhadap anak yang mengerjakan tugas tanpa bantuan, merapikan alat belajar tanpa bantuan dan minta pendapat guru ketika mengalami kesulitan. Hal tersebut bertujuan untuk memotivasi anak yang sudah menunjukkan kemandirian akan mempertahankan sikap mandirinya dan bagi yang belum menunujukkan kemandirian akan berusaha untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru tanpa bantuan orang lain pada pertemuan berikutnya. Dari hasil pengamatan guru sebagai peneliti dan pengamat kegiatan anak pada siklus I pertemuan 1 masih banyak anak yang belum menunjukkan kemandirian karena kektika diberikan tugas masih ada anak yang tidak mengerjakan tugasnya. Hal ini terjadi karena anak tersebut terbiasa di bantu oleh orang tua dalam mengerjakan semua tugas-tugasnya. Sehingga membutuhkan kesabaran dalam pembimbingan. Namun hal tersebut di atasi oleh guru dengan melakukan pembimbingan secara personal. Dengan bimbingan tesebut anak termotivasi mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, merapikan alat belajar sendiri serta bertanya ketika mereka belum paham.
32
Dari hasil pengamatan dan penilaian tugas yang diberikan diketahui tidak semua anak dapat memperlihatkan sikap kemandirian. Hal ini terlihat dari tabel pengamatan bahwa anak yang dikategorikan mampu baik pada aspek mengerjakan tugas tanpa bantuan, merapikan alat belajar tanpa bantuan dan minta pendapat guru ketika mengalami kesulitan sebanyak 2 orang atau sebesar 11,1 % dari pengamatan observasi awal, katgegori kurang mampu untuk ketiga aspek penilaian sebanyak 5 orang atau sebesar 28% dan kategori tidak mampu sebanyak 5 orang atau sebesar 28%. Sehingga siklus I pertemuan 1 belum memuaskan peneliti dan perlu dilanjutkan ke pertemuan berikutnya. Pada pelaksanaan Siklus I pertemuan 2 yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 7 Desember 2013. Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah menggali pengetahuan awal anak yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang apa yang dilakukan oleh mereka ketika bangun tidur. Ada yang menjawab mandi, dan ada yang menjawab mengatur tempat tidur
dan ada anak yang tidak
melakukan apa-apa. Dari jawaban tersebut dapat dilihat bahwa anak sudah mulai melakukan hal-hal positif dan sudah menunjukkan kemandirian. Setelah membahas melakukan tanya jawab singkat dengan anak guru mulai kegiatan pembelajaran dengan tema diri sendiri dan sub tema
teman-temanku pada
kegiatan ini, hal-hal yang dinilai dari anak meliputi mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain, merapikan alat belajar tanpa bantuan dan minta pendapat guru ketika mengalami kesulitan. Sebelum anak mengerjakan tugas yang diberikan guru, guru menyampaikan bahwa yang mereka lakukan adalah menyebut nama teman berdasarkan awal huruf misalnya anak yang namanya berawal dari huruf a.
33
Selanjutnya guru memberikan tugas kepada anak meniru huruf yang ada pada lembaran tugas dengan meniru garis-garis yang ada. Sebelum meminta anak mengerjakan tugas guru memberikan contoh bagaimana cara mengerjakan tugas tersebut. Dari contoh tersebut anak akan meniru apa yang di contohkan oleh guru. Sambil mengamati anak yang mengerjakan tugas guru memberikan instruksi-instruksi sederhana kepada anak untuk memantau tingkat kesulitan yang dialami oleh anak. Guru berkeliling di dalam kelas untuk memberikan pujian kepada anak yang bekerja baik, dan secara bergantian, guru menghampiri tiap anak untuk memperhatikan bagaimana anak tersebut menyelesaikan tugasnya. Setelah selesai mengerjakan tugas, anak memperlihatkan hasil pekerjaannya kepada guru. Sebelum jam pelajaran berakhir, guru bersama anak melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Pada akhir pembelajaran, guru tidak lupa memberikan penghargaan terhadap anak yang mengerjakan tugas tanpa bantuan, merapikan alat belajar tanpa bantuan dan minta pendapat guru ketika mengalami kesulitan. Hal tersebut bertujuan untuk lebih memotivasi anak yang sudah menunjukkan kemandirian akan mempertahankan sikap mandirinya dan bagi yang belum menunujukkan kemandirian akan berusaha untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru tanpa bantuan orang lain pada pertemuan berikutnya. Dari tabel tersebut diperoleh hasil sebagai berikut : untuk kategori mampu dari ketiga aspek yang diamati hanya bertambah 9 orang atau sebesar 50%, dan untuk kategori kurang mampu 5 orang atau sebesar 28% dan kategori tidak
34
mampu sebanyak 4 orang atau 22%. Hasil tersebut masih belum memuaskan penulis karena indikator keberhasilan belum tercapai. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian yang dilakukan oleh guru pada siklus I pertemuan I dan II di peroleh hasil sebagai berikut : Tabel.4 Hasil Pengamatan Kegiatan Anak Siklus I Pertemuan I dan II Aspek Yang di Amati Kegiatan Pengamatan Siklus I
No
Pertemuan I % Pertemuan II %
1 2 Ket A B C M KM TM
A M 8 44 9 50
KM TM 5 5 28 28 5 4 28 22
B M 8 44 9 50
KM TM 5 5 28 28 5 4 28 22
C M 8 44 9 50
KM 5 28 5 28
TM 5 28 4 22
: : Mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain : Merapikan alat belajar tanpa dibantu : Meminta pendapat guru ketika mengalami kesulitan : Mampu : Kurang Mampu : Tidak Mampu (Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5) Dari hasil pelaksanaan siklus I pertemuan 1 dan 2 maka guru melakukan
refleksi. Berdasarkan hasil pengamatan dilakukan perbaikan sebagai berikut : a. Guru memberikan instruksi sederhana yang mudah dipahami oleh anak. b. Memberikan reward yang lebih memotivasi anak. c. Anak tetap diberikan tugas yang lebih melatih kemandirian mereka. 4.2.2.3 Implementasi Pembelajaran dan Observasi Siklus II Kemandirian anak pada siklus II dapat dilihat pada proses pembelajaran yaitu pada saat pemberian tugas dan pada saat selesai mengerjakan tugas. Pada saat pemberian tugas guru akan mengamati apakah anak masih meminta bantuan
35
orang lain atau lebih meminta pendapat guru ketika mengalami kesulitan. Dan pada saat selesai mengerjakan tugas apakah anak merapikan sendiri peralatan tulis menulisnya. Lembar pengamatan masih menggunakan format pengamatan pada siklus I dengan aspek pengamatan mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain, merapikan alat tulis tanpa dibantu dan meminta pendapat guru ketika mengalami kesulitan. Pada siklus II pertemuan 1 tema diri sendiri dan sub tema pembelajaran cita-citaku. Seperti pada pelaksanaan siklus I, sebelum memulai kegiatan pembelajaran guru melakukan kontrak dengan anak-anak dimana dalam kontrak tersebut anak yang mampu menunjukkan tingkat kemandirian akan diberikan reward atau penghargaan. Setelah melakukan kontrak dengan anak guru mulai melaksanakan pembelajaran yang diawali dengan melakukan tanya jawab dengan anak tentang cita-cita mereka. Kemudian guru menyampaikan tema yaitu diri sendiri dan sub tema pembelajaran cita-citaku. Pada pembelajaran ini guru mengambil salah satu profesi yaitu pilot. Tugas yang diberikan kepada anak untuk mengamati kemandirian adalah mewarnai gambar pesawat dan melipat topi pilot. Dari hasil pengamatan kegiatan anak siklus II pertemuan I diperoleh untuk kategori mampu untuk ketiga indikator diperoleh sebanyak 13 orang atau sebesar 72 %, kategori kurang mampu 3 orang atau sebesar 17% dan kategori tidak mampu 2 orang atau sebesar 11 %. Peningkatan yang cukup signifikan namun belum memenuhi indikator keberhasilan. Untuk itu peneliti masih melakukan pengamatan siklus II pertemuan 2.
36
Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 17 desember 2013 dengan tema diri sendiri dan sub tema mainan kesukaanku. Pada pembelajaran ini guru melakukan kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup seperti halnya siklus sebelumnya. Pada siklus II pertemuan 2 guru tetap melakukan kontrak dengan anak-anak yang belum mampu mandiri dan memberikan reward kepada mereka. Pada awal kegiatan guru melakukan tanya jawab dengan anak tentang mainan apa yang disukai oleh mererka. Anak putri menjawab boneka dan masak-memasak sementara anak laki-laki menjawab mobil-mobilan. Setelah melakukan tanya jawab dengan anak guru mulai menyampaikan tujuan pembelajaran dan tema pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak tentang tugas yang mereka lakukan. Tugas yang diberikan kepada anak adalah membentuk gambar boneka dengan menarik garis tidur, garis berdiri, dan garis lengkung. Setelah gambar selesai guru meminta anak mewarnai gambar tersebut. Dari tugas yang diberikan guru melakukan pengamatan sekaligus penilaian. Dari pengamatan sangat jelas terlihat bahwa tingkat kemandirian anak mengalami peningkatan yang signifikan dimana anak yang dikategorikan mampu mandiri sebanyak 15 orang atau sebesar 83%, kurang mampu 1 orang atau sebesar 5,6% dan tidak mampu sebanyak 2 orang atau 11%. Peningkatan yang cukup memuaskan karena indikator keberhasilan telah tercapai. Dengan demikian penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian yang dilakukan oleh guru pada siklus II pertemuan I dan II di peroleh hasil sebagai berikut :
37
Tabel. 5 Hasil Pengamatan Kegiatan Anak Siklus II Pertemuan I dan II Aspek Yang di Amati No
1 2 Ket A B C M KM TM
Kegiatan Pengamatan Siklus II Pertemuan I % Pertemuan II %
A M 13 72 15 83
KM TM 3 2 17 11 1 2 6 11
B M 13 72 15 83
KM TM 3 2 17 11 1 2 6 11
C M 13 72 15 83
KM 3 17 1 6
TM 2 11 2 11
: : Mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain : Merapikan alat belajar tanpa dibantu : Meminta pendapat guru ketika mengalami kesulitan : Mampu : Kurang Mampu : Tidak Mampu (Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5)
4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan kemandirian anak mengalami peningkatan setelah dilakukan metode behavior contrac. Dengan kontrak yang dilakukan oleh guru anak menjadikan anak termotivasi untul melakukan tugasnya tanpa bantuan siapapun, anak merapikan alat belajarnya sendiri, dan meminta pendapat guru ketika mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan kegiatan anak pada setiap siklus. Pada pelaksanaan siklus I pertemuan I memang belum mengalami perubahan sikap mandiri yang signifikan dimana pada siklus I pertemuan I anak yang mengalami perubahan sikap kemandirian hanya bertambah 2 orang dari yang 6 orang pada tahap observasi sehingga pada siklus I pertemuan 1 anak yang masuk dalam kategori sudah mampu mandiri sebanyak 8 orang atau sebesar 44%, kategori kurang mampu sebanyak 5 orang atau sebesar 28% dan kategori tidak mampu 5 orang atau
38
sebesar 28%. Hal ini belum memuaskan peneliti sehingga peneliti melakukan pengamatan pada pertemuan 2. Pada pertemuan 2 hasil pengamatan telah menunjukkan peningkatan, namun tetap belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan pada penelitian dimana pada siklus I pertemuan 2 hasil pengamatan untuk aspek mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain, merapikan alat belajar tanpa dibantu dan meminta pendapat guru bila mengalami kesulitan dengan kategori mampu sebanyak 9 orang atau sebesar 50%, kategori kurang mampu 5 orang atau sebesar 28 % dan kategori tidak mampu 4 orang sebesar 22%. Dan hasil pengamatan pada pertemuan 2 ini telah menunjukkan peningkatan. Akan tetapi belum memenuhi indikator keberhasilan. Pada pelaksanaan siklus II pertemuan 1 sikap kemandirian anak semakin baik. Hal ini ditunjukan dengan bertambahnya jumlah anak yang menunjukkan kemandirian. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru pada aspek mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain, merapikan alat belajar tanpa dibantu, dan meminta pendapat guru anak yang sudah mampu sebanyak 13 orang atau sebesar 72%, kategori kurang mampu sebanyak 3 orang atau sebesar 17% dan kategori tidak mampu 2 orang atau sebesar 11%. Karena pada pertemuan 1 siklus II belum memenuhi indikator keberhasilan. Peneliti melakukan tindakan perbaikan pada pertemuan 2. Dari pelaksanaan siklus 2 pertemuan 2 indikator keberhasilan telah tercapai dimana anak yang sudah benar-benar mandiri sebanyak 15 orang atau sebesar 83%, kurang mampu 1 orang atau sebesar 5,6%
39
dan yang tidak mampu sebanyak 2 orang atau sebesar 11%. Dengan tercapainya indikator keberhasilan maka peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya. Dari hasil pengamatan siklus I dan siklus II peneliti menarik kesimpulan bahwa untuk melatih kemandirian anak usia dini kita harus melakukan latihan berulang dan memotivasi anak dengan memberikan penghargaan yang membuat anak merasa senang dan gembira. Serta meminta orang tua agar membiasakan anak melakukan suatu kegiatan sendiri namun tetap dalam pengawasan, karena anak usia dini masih dalam taraf pembelajaran.
40