BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Produk Pembiayaan Warung Mikro Di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan a. Sejarah Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah
sekaligus berkah pasca krisis
ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi
dan
merekapitalisasi
sebagian
bank-bank
di
Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang 53
54
Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi
Perbankan
Syariah.
serta
membentuk
Pembentukan
tim
Tim ini
Pengembangan
bertujuan
untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
55
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. Untuk melebarkan sayapnya ke daerah maka berdirilah BSM Cabang Pekalongan yang mulai beroperasi pada tanggal 3 juli 2000. Dengan manajemen yang sudah terpisah dari Bank Mandiri, BSM senantiasa berinovasi dengan meluncurkan berbagai produk berbasis teknologi mutakhir, seperti BSM Mobile Banking GPRS, BSM Net Banking, BSM Poling Fund, BSM Griya Prima, Tabungan Berencana
56
BSM, BSM Network Financing, serta kerja sama dengan jaringan ATM Bank Mandiri, ATM BCA, ATM Bersama, dan ATM Prima. b. Lokasi Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan Untuk menunjang kelengkapan data dalam penelitian, penulis membuat data perusahaan dan lokasi bank syariah mandiri cabang pekalongan, yaitu sebagai berikut: Nama perusahaan
:PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan.
Alamat
:Jl. KH. Wahid Hasyim No. 11 A Pekalongan.
Alamat kantor pusat
:Gedung Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta 10340.
Telepon
: (0285) 434911, 434912
Fax
: (0285) 434894.
Situs website
: www.syariahmandiri.co.id
Tanggal berdiri
: 3 Juli 2000
Jenis usaha
: Perbankan
c. Visi Dan Misi Bank Syariah Mandiri Pemahaman dan penguasaan manajemen atau pengurus terhadap pola syariah sangatlah menentukan sejauhmana penerapan prinsip syariah yang diterapkan. Penguasaan yang penting adalah terhadap visi, misi dan cara operasionalisasi pada syariah, visi dan misi akan menentukan sejauhmana konsistensi bank syariah mandiri dalam menerapkan pola syariah berhadapan dengan sistem dalam cara pikir
57
konvensional dari masyarakat dan para pengusaha. Adapun visi dan misi bank syariah mandiri yaitu sebagai berikut:
Visi “ Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha”
Misi 1.
Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan diatas rata-rata industri yang berkesinambungan.
2.
Megutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.
3.
Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
4.
Meningkatkan
kepedulian
terhadap
masyarakat
dan
lingkungan. 5.
Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.43
d. Nilai-nilai Perusahaan Untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Perusahaan, PT Bank Syariah Mandiri (BSM) merumuskan Nilai-nilai Utama (Shared Values) Perusahaan yang disebut BSM Shared Values melalui Surat Edaran Direksi No. 10/001/UMM tanggal 30 Januari 2008 tentang Visi, Misi dan BSM Shared Values “ETHIC”. Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi tersebut, insan-insan BSM perlu menyumbangkan (share) untuk BSM melalui nilai-nilai yang relatif seragam. Nilai-nilai ini 43
Wawancara dengan Bapak Supri selaku staf bagian SDI dan Umum, pada hari Kamis, 15 Oktober 2015 pukul 09.30 WIB.
58
disebut BSM Shared Values. Shared values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC” (Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity dan Customer Focus), dengan 10 perilaku utama, sebagai berikut: 1. Excellence : Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan. 2. Teamwork
:
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. 3. Humanity
:
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius. 4. Integrity : Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji. 5. Customer Focus: Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan. Sedangkan 10 (sepuluh) Perilaku Utama, yaitu: a.
Prudence: Menjaga amanah dan melakukan perbaikan proses terus menerus.
b.
Competence: Meningkatkan keahlian sesuai tugas yang diberikan dan tuntutan profesi bankir.
c.
Trusted & Trust: Mengembangkan perilaku dapat dipercaya dan percaya.
59
d.
Contribution: Memberikan kontribusi positif dan optimal.
e.
Social & Environment care: Memiliki kepedulian yang tulus terhadap lingkungan dan sosial.
f.
Inclusivity: Mengembangkan perilaku mengayomi.
g.
Honesty: Jujur
h.
Good Governance: Melaksanakan tata kelola yang baik.
i.
Innovation: Mengembangkan proses, layanan, dan produk untuk melampaui harapan nasabah.
j.
Service Excellence: Memberikan layanan terbaik yang melampaui harapan nasabah.44
44
http://www.syariahmandiri.co.id, diakses tanggal 21 Januari 2016, pukul 12.20 WIB.
60
e. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan
Kepala cabang
PKP
........................................................ Resa Permansyah
Manajer BFO
Manajer operasional
Officer gadai
Kepala Warmik
Layla Nahdi
Anita Damayanti
Laila Fadhillah
Danang Wibowo
Account officer M. Faris Hamam FOS Rizal Legina
Verivi kator M. Riza
Head Teller Marti n
BO OFFICER Ika Pramis B
Admin pembiayaan Eli & brahim
CSO Illiya & Mia
1. Brian 2. Prisci Teller PP Siti Khodijah
Teller KLS Stikes Hamid Teller PP RSU Pekajangan
Pelaksana gadai M. Syaifudin
PMM Andhika
Office Boy Sholeh
SFE Teller cabang Sarah
SDI& umum Supri
AAM Nunik
Driver Joko
Pelaksana D&C Yusuf
Massenger Yama
Security Aminudin, Kisworo
APM Dian & Rahmi
61
f. Produk-Produk Bank Syariah Mandiri Produk-produk pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan terdiri atas produk funding dan landing, yaitu sebagai berikut:45 1.
Funding Produk funding yang ada di Bank Syariah mandiri cabang Pekalongan, antara lain : a.
Simpana dengan menggunakan prinsip wadiah 1) Giro Bank Syariah Mandiri Giro
Bank
Syariah
Mandiri
adalah
sarana
penyimpanan dana yang disediakan bagi nasabah dalam bentuk mata uang rupiah maupun valas. 2) Tabungan Bank Syariah Mandiri Simpatik Tabungan Bank Syariah Mandiri Simpatik adalah tabungan yang penarikaannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang telah disepakati. 3) TabunganKu Tabunganku adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung dan mensejahterakan masyarakat.
45
Data-data yang diakses melalui situs website: www.banksyariahmandiri.com, pada tanggal 21 Januari 2016.
62
b.
Simpanan dengan menggunakan prinsip mudharabah 1) Tabungan Bank Syariah Mandiri Tabungan Bank Syariah Mandiri adalah tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan penyetorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam buka kas di konter BSM atau melalui ATM. 2) Tabungan Bank Syariah Mandiri Mabrur Tabungan Bank Syariah Mandiri Mabrur adalah tabungan bagi umat Islam yang berencana menunaikan ibadah haji dan umroh. 3) Tabungan Bank Syariah Mandiri Qurban Tabungan Bank Syariah Mandiri Qurban adalah tabungan bagi umat Islam yang berencana melaksanakan qurban. 4) Tabungan Bank Syariah Mandiri Investasi Cendekia Tabungan Bank Syariah Mandiri Investasi Cendekia adalah
tabungan
berjangka
untuk
keperluan
uang
pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi. 5) Tabungan Berencana BSM Tabungan Berencana BSM adalah tabungan berjangka yang memberikan nishbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan.
63
6) Deposito Bank Syariah Mandiri Deposito Bank Syariah Mandiri adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah. 7) Deposito bank syariah mandiri valas Deposito bank syariah mandiri valas adalah deposito yang disediakan bagi nasabah dalam bentuk mata uang valas. 2.
Financing Produk-produk financing yang ada di bank syariah mandiri cabang Pekalongan, antara lain: a.
Pembiayaan Murabahah BSM Pembiayaan
Murabahah
BSM
adalah
pembiayaan
berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati. b.
Pembiayaan Mudharabah BSM Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.
64
c.
Pembiayaan Musyarakah BSM Pembiayaan khusus untuk modal kerja, di mana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.
d.
Pembiayaan Mudharabah Muqayadah Off Balance Sheet Pembiayaan Mudharabah Muqayadah Off Balance Sheet adalah pembiayaan untuk investor yang bersedia sebagai penjamin atas pembiayaan yang diberikan oleh Bank kepada Pelaksana Usaha sesuai arahan/batasan yang ditetapkan investor. Jaminan tersebut berupa simpanannya di bank dalam bentuk investasi Terikat.
e.
BSM Implan BSM Implan adalah Pemberian fasilitas pembiayaan konsumer kepada sejumlah karyawan (kolektif) dengan rekomendasi perusahaan/instansi (approve company), di mana pembayaran
angsurannya
dikoordinasi
oleh
perusahaan/instansi melalui pemotongan gaji langsung f.
Pembiayaan Edukasi BSM Produk pembiayaan Edukasi BSM adalah salah satu upaya BSM untuk memberikan kemudahan dan keringanan kepada calon Mahasiswa dalam mendapatkan dana pendidikan yang dibutuhkan.
65
g.
Pembiayaan Dana Berputar Pembiayaan Dana Berputar adalah fasilitas pembiayaan modal kerja menggunakan prinsip Musyarakah dengan tujuan untuk kebutuhan arus kas (cash flow) yang cepat, pembiayaan ini memberikan pinjaman (plafond) kepada nasabah dan dapat ditarik atau dilunasi selama periode pembiayaan.
h.
Pembiayaan Gadai Emas Pembiayaan Gadai Emas adalah pembiayaan dengan penyerahan barang/harta dari nasabah kepada Bank sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang.
i.
Pembiayaan BSM Warung Mikro Pembiayaan BSM warung mikro adalah sebuah produk pembiayaan Bank Syariah Mandiri dengan prinsip syariah kepada calon nasabah baik perorangan atau badan hukum khususnya pada sektor Usaha Mikro Kecil (UMK) dan golongan berpenghasilan tetap (PNS, TNI, POLRI, Karyawan tetap)
untuk
membiayai
kebutuhan
usahanya
melalui
pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna, pembiayaan madya dan utama j.
Pembiayaan BSM Pensiunan. Pembiayaan ini digunakan bagi para pensiunan yang ingin mengambil pembiayaan dengan cara pembayaran langsung dipotongkan dari uang pensiun yang dibayarkan.
66
Bank Syariah juga bisa untuk pengambilan pinjaman dengan jaminan SK pensiun yang dimiliki. k.
Pembiayaan BSM Resi Gudang. Pembiayaan atau kredit dengan jaminan utama komiditi yang diperdagangkan, dimana komoditi tersebut berada di suatu gedang atau tempat yang terkontrol secara independen
l.
Pembiayaan Talangan Haji Pembiayaan Talangan Haji BSM adalah pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi haji dan pada saat pelunasan BPIH.
m. Pembiayaan Umrah Produk pembiayaan umrah BSM adalah salah satu upaya untuk memberikan kemudahan dan keringanan kepada calon nasabah dalam memenuhi kebutuhan perjalanan umrah yang selama ini belum terakomodir melalui pembiayaan secara syariah. n.
Pembiayaan Griya BSM Optima Pembiayaan Griya BSM Optima adalah pembiayaan untuk pembelian rumah tinggal (konsumer) yang telah bersertifikat, baik baru maupun bekas di lingkungan developer maupun non developer, dan memungkinkan bagi Nasabah untuk menambah fasilitas pembiayaannya guna pemenuhan
67
kebutuhan konsumer lainnya sepanjang debt to service ratio dan coverage atas agunannya masih meng-cover total pembiayaannya. 3.
Produk Jasa a.
Transfer 1) Western Union Money Transfer Western
Union
Money
Transfer
adalah
jasa
pengiriman dan penerimaan uang secara cepat (real time online) yang dilakukan lintas negara atau dalam satu negara (domestik). 2) Transfer valas BSM Terdiri dari: a) Transfer Keluar Transfer Keluar yaitu pengiriman dari nasabah BSM ke nasabah bank lain baik dalam maupun luar negeri. b) Transfer masuk Transfer masuk yaitu pengiriman valas dari nasabah bank lain dalam negeri maupun luar negeri ke nasabah BSM. 3) Transfer dalam kota (LLG) Transfer dalam kota (LLG) adalah jasa pemindahan dana antar bank dalam satu wilayah kliring lokal.
68
4) Kliring Kliring adalah sarana perhitungan tentang piutang antara para peserta secara terpusat dari satu pusat dengan saling menyerahkan surat-surat berharga dengan surat-surat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan. Jasa kliring meliputi: (a) Intercity clearing (b) Inkaso 5) BSM SUHC (Saudi Umrah dan Haji) BSM SUHC (Saudi Umrah dan Haji) adalah kartu prabayar dalam mata uang Saudi Arabiyah Riyal untuk memenuhi kebutuhan uang bagi jamaah haji, umrah ataupun keperluan bisnis. 6) Sentra Bayar Sentra
Bayar
adalah
layanan
bank
penerima
pembayaran tagihan pelanggan. 7) BSM SMS Banking BSM perbankan
SMS bagi
Banking nasabah
adalah yang
fasilitas
memudahkan
layanan dalam
melakukan berbagai transaksi dengan fasilitas sms kepada pihak yang dituju.
69
8) BSM Electronic Payroll BSM Electronic Payroll adalah pembayaran gaji karyawan instansi melalui teknologi terkini secara mudah, aman, dan flexibel. 9) Pajak Online Pajak Online adalah layanan bank dalam membayar kewajiban bank secara otomatis dengan mendebet rekening secara tunai. 10) BSM RTGS BSM RTGS adalah salah satu cara pengiriman dana dengan cara cepat dimana penerima pengiriman uang dalam hitungan menit. 11) BSM Card BSM Card adalah sarana untuk melakukan transaksi penarikan dan pemindahbukuan dengan menggunakan fasilitas ATM.
2. Akad Murabahah Al Wakalah Dalam Pembiayaan Warung Mikro Di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan Akad murabahah pada pembiayaan warung mikro adalah perjanjian antara Bank Syariah Mandiri dan nasabah mikro, dimana Bank membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian Bank Syariah Mandiri menjualnya kembali kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga
70
perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati bersama antara Bank Syariah Mandiri dan nasabah. Tahapan dalam pembiayaan murabahah, bersamaan atau setelah ditandatanganinya akad murabahah, ditambahkan akad wakalah sebagai akad pelengkap yaitu akad pemberian kuasa dari pihak bank kepada nasabah untuk membeli komoditi/barang-barang tertentu yang diinginkan oleh nasabah terkait dengan permohonan fasilitas murabahah tersebut sesuai dengan kesepakatan didalam pejanjian pembiayaan. Artinya bank menunjuk nasabah sebagai wakilnya untuk membeli komoditas atau barang yang dimaksud untuk dan atas nama bank. Dan perjanjian pemberian kuasa ditandatangani kedua belah pihak. Pada tahapan ini Nasabah berjanji akan membeli komoditi dari Bank Syariah dengan menggunakan wa’ad (janji). Lalu Bank mewakilkan pembelian komoditi tersebut kepada nasabah menggunakan akad wakalah.46 Dengan
akad
wakalah
itu,
nasabah
pergi
ke
supplier/dealer/developer untuk membeli komoditas untuk dan atas nama Bank. Dalam kapasitas ini, nasabah hanyalah sebagai trustee/wakil sedangkan kepemilikan dan risiko komoditas atau barang tersebut berada di tangan bank. Pemberian kuasa tersebut dapat diperjanjikan pula
46
Wawancara dengan Bapak Danang, Kepala Warung Mikro SO Kedungwuni, Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan, pada tanggal 03 maret 2016
71
sekaligus di dalam akad murabahah sehingga perjanjan pemberian kuasa tersebut tidak terpisah dari akad murabahah.47 Sebagai bukti nasabah sebagai wakil bank syariah adalah nasabah menerima uang dan bank syariah menyerahkan uang, maka nasabah menandatangani Tanda Terima Uang Nasabah (TATUNA) atau wa’ad atau surat sanggup dan sejenisnya sebesar uang yang diterima. Berikut mekanisme pembiayaan warung mikro dengan akad murabahah al wakalah di Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan48: Gambar 4.2 Mekanisme pembiayaan warung mikro dengan akad murabahah al wakalah
Negosiasi & Persyaratan
BANK
1
Akad Murabahah & Wakalah 3
2a
Akad Wakalah & Wa’ad Nasabah
6
Bayar Angsuran 2b
SUPPLIER/ PEMASOK
4
Beli Barang
Kirim barang
NASABAH 5
47
Terima barang
Nurul Ichsan Hasan, Perbankan Syariah Sebuah Pengantar, (Jakarta : Referensi GP Press Group, 2014), hlm. 237 48 Wawancara dengan Ibu Dian Hidayah S, APM Mikro, Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan, pada tanggal 15 Oktober 2015
72
Keterangan : 1. Bank Syariah Mandiri dan nasabah melakukan negosiasi untuk melakukan transaksi pembiayaan warung mikro dengan akad murabahah al wakalah. a) Nasabah mengajukan berkas-berkas b) Nasabah melakukan negosiasi yang dituangkan dalam FPPM atau FAP c) Nasabah
membuat
RAB
terkait
objek
pembiayaan
dan
dirundingkan dengan bank untuk meminta persetujuan Bank sebelum
bank
mengeluarkan
Surat
Penawaran
Pemberian
Pembiayaan (SP3) 2. Bank syariah Mandiri melakukan pesanan barang kepada supplier sesuai yang dikehendaki bank. Dalam pembelian atau pengadaan barang ini, Bank dapat mewakilkan secara tertulis kepada nasabah untuk dan atas nama bank dalam bentuk akad wakalah (kuasa) disertai wa’ad (janji) nasabah untuk membeli barang sesuai RAB dan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam akad wakalah. Sebagai bukti nasabah sebagai wakil bank syariah adalah nasabah menerima uang dan bank syariah menyerahkan uang, maka nasabah menandatangani Tanda Terima Uang Nasabah (TATUNA) atau wa’ad atau surat sanggup dan sejenisnya sebesar uang yang diterima
73
3. Bank Syariah Mandiri menjual barang atau komoditi kepada nasabah berdasarkan pada harga yang telah disepakati bersama antara BSM dan Nasabah 4. Barang yang dibeli dikirimkan ke nasabah 5. Nasabah menerima barang dan dokumen-dokumen atas barang tersebut. Pada tahap ini juga Nasabah memberitahukan kepada bank bahwa
nasabah
telah
membeli
barang
dengan
menyebutkan
spesifikasinya dan harga belinya sekaliguus nasabah menyerahkan bukti pembelian, faktur, kwitansi atau tanda pembayaran lainnya kepada Bank 6. Nasabah melakukan pembayaran secara angsuran kepada Bank Syariah Mandiri Pembiayaan warung mikro BSM adalah sebuah produk pembiayaan Bank Syariah Mandiri dengan prinsip syariah kepada calon nasabah baik perorangan atau badan hukum khususnya pada sektor Usaha Mikro Kecil (UMK) dan golongan berpenghasilan tetap (PNS, TNI, POLRI, Karyawan tetap) untuk membiayai kebutuhan usahanya melalui pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna, pembiayaan madya dan utama.49 Target pasar pembiayaan warung mikro adalah golongan wirausaha atau badan usaha yang berpenghasilan tidak tetap (Non-Golbertap) dan Golongan Berpenghasilan Tetap (Golbertap) yang membutuhkan pembiayaan, namun tidak terjangkau oleh tim pembiayaan 49
Wawancara dengan Bapak Danang Wibowo, Kepala Warung Mandiri cabang Pekalongan, pada tanggal 15 Oktober 2015
Mikro, Bank Syariah
74
konsumer baik karena keterbatasan personil, kebijakan risk acceptance criteria maupun kendala lain. Dengan kebijakan tersebut, Bank semakin memperluas akses pembiayaan nasabah mikro dengan masuk ke niche market yang selama ini tidak terjangkau oleh pembiayaan konsumer. Pemberian pembiayaan kepada segmen mikro mempunyai keuntungan antara lain sebagai berikut: 1) Mendiversifikasi penyebaran risiko karena pemberian pembiayaan tidak terkonsentrasi kepada satu kelompok. 2) Kemungkinan bank memperoleh pendapatan margin/bagi hasil yang memadai karena tingkat margin pembiayaan bagi segmen mikro relatif lebih tinggi margin pembiayaan komersial. Gambar 4.3 Segmentasi dan Target Market pembiayaan warung mikro
Peruntukan Pembiayaan
Produktif
Segmentasi Berdasarkan Demografi
Segmentasi Berdasarkan Geografis
Wirausaha
Pasar tradisional/ Modern Mikro Retail
Multiguna
Golbertap
Cluster Supply Chain
75
Berdasarkan produk pembiayaan segmen mikro, penyaluran pembiayaan yang dilakukan melalui produk warung mikro dengan fitur pembiayaan sebagai berikut50: 1. Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM Madya) a. Peruntukan Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM Madya) ini diberikan kepada perorangan atau badan usaha baik
bagi
golongan
berpenghasilan tetap maupun golongan berpenghasilan tidak tetap. b. Limit Pembiayaan Minimal Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) c. Skim pembiayaan Murabahah d. Jangka waktu Maksimal 36 bulan atau 3 tahun e. Agunan 1) Agunan yang diserahkan a) Agunan Utama yaitu objek yang dibiayai pembiayaan b) Agunan Tambahan yaitu agunan berupa harta tetap, baik bergerak maupun tidak bergerak.
50
Wawancara dengan Wahyudi sutrisno, Cluster Manager, Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan, pada tanggal 17 maret 2016
76
2) Nilai Likuidasi Agunan Total nilai likuidasi agunan yang berupa harta tetap baik tidak bergerak atau bergerak minimal sebesar 100% dari limit pembiayaan 3) Jenis Agunan yang diterima a) Agunan berupa tanah dan bangunan harus berstatus kepemilikan SHM atau SHGB b) Agunan berupa kendaraan bermotor dengan ketentuan yaitu umur ekonomis mobil niaga ditambah jangka waktu pembiayaan adalah maksimal 5 tahun dan harus bermerek Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Nissan, Hino, Isuzu, Suzuki, dan Mercedes Benz. 4) Penilaian dan pengecekan agunan Asisten Analis Mikro (AAM) wajib meyakini kebenaran dan keaslian agunan dan legalitas kepemilikan agunan yang akan diserahkan oleh calon nasabah. a) Cara penilaian dilakukan sebagai berikut: (1) Agunan berupa tanah dan bangunan berdasarkan nilai pasar wajar atau NJOP tahun terakhir (NJOP = Nilai Jual Objek Pajak) tahun terakhir. (2) Agunan berupa kendaraan bermotor berdasarkan nilai/harga pasar wajar dengan melampirkan minimal 3 harga pembanding untuk jenis barang yang sama.
77
b) Cara pengecekan agunan dilakukan sebagai berikut: (1) Agunan dalam bentuk tanah dan bangunan harus dilakukan
pengecekan
melalui
BPN
dan
dapat
dilaksanakan oleh notaris. (2) Agunan dalam bentuk kendaraan bermotor harus dilakukan pengecekan BPKB di kantor Kepolisian setempat. 5) Pengikatan agunan Pengikatan agunan dilakukan dengan cara: 1) Agunan berupa tanah dan bangunan dengan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) notariil disertai kuasa jual 2) Agunan berupa kendaraan bermotor dengan kuasa jual notariil f. Asuransi 1) Asuransi jiwa pembiayaan dipersyaratkan minimal sebesar limit dan jangka waktu pembiayaan 2) Asuransi agunan dipersyaratkan minimal sebesar nilai obyek agunan dan jangka waktu pembiayaan (agunan utama dan/atau agunan tambahan) g. Self Financing Minimal sebesar 15 % dari kebutuhan pembiayaan nasabah
78
h. Biaya 1) Biaya Administrasi yaitu minimal 1% dari plafond pembiayaan 2) Biaya materai
: atas beban bank
3) Premi asuransi
: atas beban nasabah
4) Biaya blokir BPKB
: atas beban nasabah
5)
: atas beban nasabah
Biaya notaris
6) Keterangan biaya-biaya: a) Biaya yang digunakan harus sudah dilunasi selambatlambatnya saat penandatanganan akad pembiayaan b) Biaya-biaya yang telah disetor/dibayar setelah perjanjian pembiayaan ditandatangani tidak dapat ditarik kembali oleh sebab atau dalam keadaan bagaimanapun juga i. Ketentuan lain 1) Calon nasabah wajib membuka tabungan 2) Pencairan, penarikan, dan pembayaran pembiayaan dilakukan melaui tabungan/giro milik nasabah di Bank 3) Denda keterlambatan pembayaran angsuran pembiayaan (pokok dan margin) setara 0,00069 x jumlah tunggakan per hari j. Pencairan Pembiayaan Pencairan pembiayaan dilakukan sekaligus dan dipindahkan pada rekening tabungan/giro milik nasabah di Bank
79
k. Angsuran pembiayaan 1) Angsuran pembiayaan dapat dilakukan harian, mingguan, atau bulanan yang terdiri atas angsuran pokok dan margin 2) Besarnya angsuran disesuaikan dengan kemampuan dan lamanya jangka waktu pembiayaan dengan rasio hutang terhadap pendapatan atau Debt to Service Ratio (DSR) maksimal 40% 3) Pembayaran angsuran pembiayaan pertama dilakukan satu bulan sejak tanggal pencairan pembiayaan l. Pelunasan sebelum jatuh tempo pembiayaan 1) Bila pembiayaan dilunasi sebelum jatuh tempo oleh nasabah maka pelunasan sisa pinjaman akan diperhitungkan dengan ketentuan yang berlaku di Bank 2) Bila tanggal pelunasan tidak sama dengan tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran harian, mingguan, bulanan, perhitungan sesuai ketentuan Bank yang berlaku 3) Pelunasan sebagian diperkenankan dengan perhitungan sesuai ketentuan Bank yang berlaku 2. Pembiayaan Usaha Mikro Utama (PUM Utama) a. Peruntukan Pembiayaan Usaha Mikro Utama (PUM Utama) ini diberikan kepada perorangan atau badan usaha baik bagi golongan berpenghasilan tetap maupun golongan berpenghasilan tidak tetap.
80
b. Limit Pembiayaan Di atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) c. Skim pembiayaan Murabahah d. Jangka waktu Maksimal 48 bulan atau 4 tahun e. Agunan 1) Agunan yang diserahkan a) Agunan Utama yaitu objek yang dibiayai pembiayaan b) Agunan Tambahan yaitu agunan berupa harta tetap, baik bergerak maupun tidak bergerak. 2) Nilai Likuidasi Agunan Total nilai likuidasi agunan minimal sebesar 100% dari limit pembiayaan 3) Jenis Agunan yang diterima a) Agunan berupa tanah dan bangunan harus berstatus kepemilikan SHM atau SHGB b) Agunan berupa kendaraan bermotor dengan ketentuan yaitu umur ekonomis mobil niaga ditambah jangka waktu pembiayaan adalah maksimal 5 tahun dan harus bermerek Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Nissan, Hino, Isuzu, Suzuki, dan Mercedes Benz.
81
4) Penilaian dan pengecekan agunan Asisten Analis Mikro wajib meyakini kebenaran dan keaslian agunan dan legalitas kepemilikan agunan yang akan diserahkan oleh calon nasabah.51 a) Cara penilaian dilakukan sebagai berikut: (1) Agunan berupa tanah dan bangunan berdasarkan nilai pasar wajar atau NJOP tahun terakhir (NJOP = Nilai Jual Objek Pajak (2) Agunan
berupa
kendaraan
bermotor
berdasarkan
nilai/harga pasar wajar dengan melampirkan minimal 3 harga pembanding untuk jenis barang yang sama. b) Cara pengecekan agunan dilakukan sebagai berikut: (1) Agunan dalam bentuk tanah dan bangunan harus dilakukan
pengecekan
melalui
BPN
dan
dapat
dilaksanakan oleh notaris. (2) Agunan dalam bentuk kendaraan bermotor harus dilakukan pengecekan BPKB di kantor Kepolisian setempat. 5) Pengikatan agunan Pengikatan agunan dilakukan dengan cara: a) Pengikatan barang tidak bergerak berupa tanah dan bangunan dengan Surat Hak Tanggungan (SHT) 51
Wawancara dengan Ibu Nunik S, AAM Warung Mikro, Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan, pada tanggal 18 maret 2016
82
b) Pengikatan barang bergerak (kendaraan bermotor) dengan kuasa jual notariil. f. Asuransi 1) Asuransi jiwa pembiayaan dipersyaratkan minimal sebesar limit dan jangka waktu pembiayaan, premi asuransi akan dibebankan kepada nasabah 2) Asuransi agunan dipersyaratkan minimal sebesar nilai obyek agunan dan jangka waktu pembiayaan (agunan utama dan/atau agunan tambahan) g. Self Financing Minimal sebesar 15 % dari kebutuhan pembiayaan nasabah h. Biaya 1) Biaya Administrasi yaitu minimal 1% dari plafond pembiayaan 2) Biaya materai
: atas beban bank
3) Premi asuransi jiwa
: atas beban nasabah
4) Biaya blokir BPKB
: atas beban nasabah
5)
: atas beban nasabah
Biaya notaris
6) Keterangan biaya-biaya: a) Biaya yang digunakan harus sudah dilunasi selambatlambatnya saat penandatanganan akad pembiayaan b) Biaya-biaya yang telah disetor/dibayar setelah perjanjian pembiayaan ditandatangani tidak dapat ditarik kembali oleh sebab atau dalam keadaan bagaimanapun juga
83
i. Ketentuan lain 1) Calon nasabah wajib membuka tabungan 2) Pencairan, penarikan, dan pembayaran pembiayaan dilakukan melaui tabungan/giro milik nasabah di Bank 3) Denda keterlambatan pembayaran angsuran pembiayaan (pokok dan margin) setara 0,00069 x jumlah tunggakan per hari j. Pencairan Pembiayaan Pencairan pembiayaan dilakukan sekaligus dan dipindahkan pada rekening tabungan/giro milik nasabah di Bank k. Angsuran pembiayaan 1) Angsuran pembiayaan dapat dilakukan harian, mingguan, atau bulanan yang terdiri atas angsuran pokok dan margin 2) Besarnya angsuran disesuaikan dengan kemampuan dan lamanya jangka waktu pembiayaan dengan rasio hutang terhadap pendapatan atau Debt to Service Ratio (DSR) maksimal 40% 3) Pembayaran angsuran pembiayaan pertama dilakukan satu bulan sejak tanggal pencairan pembiayaan l. Pelunasan sebelum jatuh tempo pembiayaan 1) Bila pembiayaan dilunasi sebelum jatuh tempo oleh nasabah maka pelunasan sisa pinjaman akan diperhitungkan dengan ketentuan yang berlaku di Bank
84
2) Bila tanggal pelunasan tidak sama dengan tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran harian, mingguan, bulanan, perhitungan sesuai ketentuan Bank yang berlaku 3) Pelunasan sebagian diperkenankan dengan perhitungan sesuai ketentuan Bank yang berlaku Adapun Persyaratan pemohon dan Dokumen atau syarat-syarat Pemohon atau calon nasabah mikro yang harus dipenuhi agar pembiayaan warung mikro ini dapat dilaksanakan untuk pengajuan Pembiayaan adalah sebagai berikut52 : 1.
Syarat Pemohon a. Perorangan Non-Golbertap 1) Usaha telah berjalan minimal 2 tahun 2) Rumah atau tempat tinggal milik sendiri atau milik keluarga 3) Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan maksimal usia 65 tahun saat pembiayaan lunas 4) Hasil BI checking nasabah
termasuk dalam kategori
pembiayaan lancar atau belum memiliki fasilitas di Bank b. Perorangan Golbertap 1) Status Kepegawaian tetap dengan masa dinas minimal 1 tahun 2) Usia minimal 21 tahun pada saat pengajuan dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo fasilitas pembiayaan
52
Wawancara dengan Bapak Andhika, PMM Warung Mikro, Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan, pada tanggal 04 maret 2016
85
3) Memiliki rencana usaha dan peruntukan pembiayaan yang jelas, tercatat dan terdokumentasi 4) Hasil BI checking nasabah
termasuk dalam kategori
pembiayaan lancar atau belum memiliki fasilitas di Bank c. Badan Usaha 1) Perseroan Terbatas a) Usaha telah berjalan minimal 2 tahun b) Akta pendirian/anggaran dasar dibuat otentik c) Telah disahkan Menteri Kehakiman & HAM d) Telah didaftarkan pada Departemen Perindustrian & Perdagangan e) Telah diumumkan dalam tambahan Berita Negara RI f) Harus memperoleh persetujuan Dewan Komisaris atau RPUS g) Memiliki rencana usaha dan peruntukan pembiayaan yang jelas, tercatat dan terdokumentasi h) Hasil BI checking pemilik dan/atau anggota pengurus serta institusi termasuk dalam kategori pembiayaan lancar 2) Koperasi a) Usaha telah berjalan minimal 2 tahun b) Akta Pendirian/Anggaran Dasar telah disahkan oleh Kanwil Departemen Koperasi setempat
86
c) Akta Pendirian koperasi telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI d) Memiliki rencana usaha peruntukan pembiayaan yang jelas, tercatat dan terdokumentasi e) Hasil BI checking pemilik dan/atau anggota pengurus serta institusi termasuk dalam kategori pembiayaan lancar 2.
Syarat Dokumen a. Perorangan Non-Golbertap 1) Melampirkan bukti diri berupa KTP, KK, serta Surat Nikah (bagi yang menikah) 2) Surat keterangan Usaha dari RT/RW khusus pedagang pasar, cukup melampirkan fotokopi surat keterangan dari pengelola pasar setempat 3) Fotokopi NPWP 4) Fotokopi rekening tabungan selama 3 bulan terakhir b. Perorangan Golbertap 1) Bukti diri berupa KTP, KK, serta Surat Nikah (bagi yang menikah) 2) Asli slip gaji bulan terakhir 3) Fotokopi SK dengan menunjukan aslinya atau surat keterangan dari Manager Personalia perusahaan tempat kerja anggota bahwa anggota masih tercatat sebagai karyawan tetap dan masih aktif
87
4) Fotokopi rekening tabungan 3 bulan terakhir 5) Surat Keterangan Usaha dari RT/RW, Desa/Kelurahan dan/atau Dinas terkait dengan usaha yang bersangkutan 6) Fotokoppi NPWP c. Badan Usaha 1) Perseroan Terbatas (PT) a) Anggaran dasar berikut perubahan terakhir b) SIUP, TDP, dan NPWP c) Pengumuman dalam Tambahan Lembar Berita Negara RI (TLNRI) d) Surat persetujuan Komisaris e) KTP/SIM/Pasport Pengurus f) Surat Keterangan Domisili Perusahaan g) Rekening Koran 6 bulan terakhir 2) Koperasi a) Anggaran dasar berikut perubahan terakhir b) SIUP, TDP, dan NPWP c) Pengumuman dalam Tambahan Lembar Berita Negara RI (TLNRI) d) KTP/SIM/Pasport Pengurus e) Surat Keterangan Domisili Perusahaan f) Rekening Koran 6 bulan terakhir
88
3) CV dan Firma a) Anggaran Dasar berikut perubahan terakhir b) SIUP, TDP, dan NPWP c) Pengumuman dalam Tambahan Lembar Berita Negara RI (TLNRI) d) Surat Keterangan Domisili Perusahaan e) Rekening koran 6 bulan terakhir Pembiayaan Warung Mikro mengharuskan nasabah memberikan agunan dalam pembiayaannya. Agunan yang diberikan oleh nasabah kepada bank dapat berupa kendaraan bermotor, tanah yang dikuasai (yang memiliki nilai materiil). Pada hakikatnya Agunan adalah Hak dan kekuasaan atas benda berwujud dan/atau benda tidak berwujud yang diserahkan oleh calon nasabah dan/atau pihak ketiga sebagai pemilik agunan kepada Bank guna menjamin pelunasan hutang calon nasabah, apabila pembiayaan yang diterimanya tidak dapat dilunasi sesuai waktu yang diperjanjikan dalam perjanjian pembiayaan/addendum. Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan menetapkan beberapa kriteria untuk agunan pembiayaan warung mikro, agar Bank tidak dirugikan maka agunan harus mempunyai persyaratan ekonomis dan yuridis, sebagai berikut:53
53
Wawancara dengan Ibu Nunik S, AAM Warung Mikro, Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan, pada tanggal 17 maret 2016
89
1.
Syarat Ekonomis a. Harus mempunyai nilai ekonomis b. Dapat diperjualbelikan secara bebas c. Nilai ekonomis atau nilai pasar harus lebih besar dari pembiayaannya d. Mudah dipasarkan dan biaya pencairannya relatif murah e. Bernilai relatif konstan atau cenderung meningkat f. Kondisi dan lokasinya strategis (untuk benda tetap) g. Tidak cepat rusak h. Manfaat ekonomisnya lebih lama dari jangka waktu pembiayaan yang diberikan
2.
Syarat Yuridis a. Agunan sebaiknya milik calon nasabah pembiayaan sendiri b. Tidak dalam sengketa c. Ada bukti pemilikan atau penguasaan d. Belum dijaminkan kepada pihak lain Semua agunan yang diserahkan calon nasabah disertakan dengan
bukti kepemilikan agunan dan dokumen terkait yaitu: a) Fotokopi sertifikat dan IMB atau BPKB b) Fotokopi bukti setoran PBB terakhir c) Denah lokasi rumah tinggal atau jaminan Penetapan kriteria barang agunan oleh Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan bertujuan agar kalau barang agunan akan dijual kembali dapat
90
dilakukan dengan waktu yang relatif cepat. Sedangkan untuk biaya-biaya yang timbul atas pengurusan serta pengikatan agunan menjadi beban nasabah. Dalam mengantisipasi terjadinya kerugian, BSM juga mengharuskan agar nasabah melakukan asuransi. Jenis asuransi pada pembiayaan Warung Mikro meliputi Asuransi Jiwa, asuransi kebakaran untuk objek yang dibiayai dan asuransi kendaraan. Berikut prosedur yang harus dipenuhi oleh calon nasabah yang akan mengajukan pembiayaan warung mikro di Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan meliputi:54 a.
Permohonan pembiayaan Dalam permohonan pembiayaan nasabah melakukan pengajuan berkas-berkas yang diajukan oleh nasabah melalui Pelaksana Marketing Mikro (PMM). Bank Syariah Mandiri telah menentukan beberapa dokumen-dokumen yang harus dilengapi baik perorangan atau badan usaha sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh BSM sebagaimana pada pembahasan di atas. Setelah berkas diterima oleh PMM, nasabah mengisi Formulir Permohonan Pembiayaan Mikro (FPPM) secara lengkap dan benar sekaligus mencantumkan dengan jelas: 1) Jumlah Pembiayaan 2) Jenis pembiayaan
54
Wawancara dengan Bapak Danang, Kepala Warung Mikro, Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan, pada tanggal 14 maret 2016
91
3) Obyek atau kebutuhan pembiayaan 4) Jangka waktu pembiayaan 5) Data pribadi dan keluarga 6) Data usaha dan lama usaha 7) Data keuangan dan kekayaan 8) Data agunan b.
Investigasi dan skoring Proses ini merupakan proses collecting data dan penggalian informasi yang dilakukan Asisten Analis Mikro (AAM) meliputi Customer Profile, Bussines Profile, dan Characteristic Business, track record nasabah, agunan dan manageable risk untuk memperoleh informasi yang relevan. Proses ini dilakukan melalui 80% mitigasi risiko. Pada tahap tersebut inisiasi yang dilakukan adalah mapping, collection data, separating (relevan atau tidak), Screening (wajar atau tidak) dan verifikasi data. Sumber dan cara yang biasa dilakukan AAM untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk verifikasi dokumen, Jaminan, dan kelayakan usaha adalah sebagai berikut: 1. BI Checking 2. Informasi antar Bank 3. Bank to bank information intern Bank Syariah Mandiri 4. Data internal dapat dilakukan baik on desk maupun melalui Interview atau OTS (On The Spot).
92
Setelah tahap ini dilakukan AAM membuat dan mencetak Laporan Hasil Investigasi (LHI) dan hasil skoring. c.
Analisa dan Evaluasi Setelah proses skoring selesai AAM melakukan analis pada tahapan selanjutnya yaitu penetapan struktur dan tipe pembiayaan yang meliputi: 1) Identitas pemohon 2) Jumlah dan kegunaan pembiayaan 3) Sumber pembiayaan 4) Jenis, Jangka waktu dan jadwal angsuran pembiayaan 5) Margin, Penalty, Agunan, Asuransi 6) Ketentuan dan syarat pembiayan lainnya Selanjutnya AAM membuat Laporan Penilaian Agunan (LPA) sekaligus membuat Nota Analisa Pembiayaan (NAP) untuk diajukan ke Komite Pemutus Pembiayaan yang isinya sebagai berikut: 1) Identifikasi Pemohon dan usahanya 2) Analisis dan evaluasi pembiayaan 3) Perhitungan kebutuhan pembiayaan 4) Rekomendasi pejabat pemeriksa
d.
Keputusan atau persetujuan komite pembiayaan Setelah analis melakukan analisis kelayakan pembiayaan yang diajukan dan NAP telah disetujui dan ditandatangani oleh pemutus komite pembiayaan maka permohonan pemohon disetujui oleh BSM.
93
Selanjutnya AAM mengisi Compliance Self assesment (CSA), dan apabila hasil CSA sudah lengkap maka Komite pembiayaan juga menandatangani CSA. Tahap berikutnya AAM membuat dan menyerahkan Surat Penawaran Pemberian Pembiayaan (SP3) kepada nasabah, dan nasabah wajibmengembalikan SP3 tersebut dengan melengkapi persyaratan: 1) Menyerahkan Dokumen Agunan Asli untuk dilakukan Pengikatan 2) Menyerahkan
asli
dokumen
pendukung
lainnya
yang
dipersyaratkan dalam SP3 untuk pengecekan 3) Membuka rekening tabungan apabila nasabah belum memiliki tabungan e.
Akad dan Pencairan Pembiayaan Penandatanganan akad dilakukan setelah pembiayaan disetujui oleh BSM dan biaya-biaya yang timbul akibat pembiayaan telah dibayar nasabah. Dalam hal ini akad yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri dalam pembiayaan warung mikro adalah akad murabahah dan akad wakalah sebagai pelengkapnya. Sedangkan pencairan pembiayaan dilakukan secara sekaligus langsung dikreditkan ke rekening nasabah dengan bukti Tanda Terima Uang Nasabah (TATUNA).
94
f.
Pembayaran Angsuran 1) Pembayaran angsuran melalui pendebetan nasabah (Automatic grab Fund). Pembayaran angsuran melalui pendebetan nasabah harus disertai Surat Kuasa Pendebetan tabungan. 2) Pembayaran angsuran Tunai melalui Penagihan PMM, yaitu PMM melakukan penagihan kepada nasabah yang bersangkutan untuk melakukan pembayaran sebesar kewajiban angsurannya dengan disertai PMM membawa slip bukti setoran angsuran (rangkap 2) masing-masing untuk nasabah dan teller. 3) Pembayaran Angsuran tunai ke teller Untuk lebih jelasnya, Prosedur pembiayaan warung mikro ini akan
disajikan dalam gambar berikut ini: Gambar 4.4 Prosedur Pembiayaan Warung Mikro BSM cabang Pekalongan Investigasi dan Skoring
LHI
FPPM Analisa dan Evaluasi Permohonan Pembiayaan
NAP & LPA
Penetapan Struktur dan Tipe Pembiayaan NAP Persetujuan Komite Pembiayaan
Akad dan Pencairan
Pembayaran angsuran
95
3. Metode Perhitungan Margin Dan Pola Pembayaran Angsuran Dengan Akad Murabahah Pada Pembiayaan Warung Mikro Di BSM Cabang Pekalongan Produk Pembiayaan Warung Mikro menggunakan akad murabahah yaitu akad jual beli barang dengan menyatakan harga asal (perolehan) dan keuntungan (margin) yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Seperti pembiayaan yang lain, pembiayaan murabahah pada warung mikro juga menetapkan margin dan biaya administrasi sebagai keuntungan bank dalam akad murabahah. Margin berpedoman pada ketentuan divisi usaha mikro Bank Syariah Mandiri Pusat dan kemudian dinegosiasikan dengan nasabah. Sehingga margin yang ditetapkan adalah hasil keputusan dan kesepakatan antara pihak BSM dengan nasabah. Produk pembiayaan warung mikro dengan akad murabahah menggunakan perhitungan margin secara annuitas. Margin diperoleh dari selisih harga beli dari supplier dengan harga jual kepada nasabah untuk mempermudah perhitungan. Secara teknis55, margin keuntungan adalah persentase tertentu yang ditetapkan per tahun, perhitungan margin keuntungan secara harian, maka jumlah hari dalam setahun ditetapkan 360 hari, perhitungan margin keuntungan secara bulanan, maka setahun ditetapkan 12 bulan. BSM cabang pekalongan telah menetapkan price atau margin pembiayaan warung mikro berdasarkan ketentuan kantor pusat PT Bank Syariah Mandiri Micro Banking Group dan disesuaikan dengan 55
Adiwarman karim, Bank Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 279
96
plafond pembiayaan yang diajukan nasabah mikro dan dinegosiasikan dengan nasabah. Adapun price pembiayaan warung mikro yaitu sebagai berikut:56 Tabel 4.1 Price/margin pembiayaan warung mikro BSM Jenis
Keterangan
Price 2016
Price 2015
Produk Produk
Plafon >Rp 15 Juta – Setara 22% eff. Setara 24% eff
Madya
Rp 50 Juta
p.a
p. a
Plafon >Rp 50 Juta – Setara 20% eff. Setara 22% eff Produk
Rp 100 Juta
Utama
Plafon >Rp 100 Juta - Setara 19% eff. Setara 20% eff Rp 200 Juta
p.a
p.a
p. a
p. a
Sumber : Data Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan
Dari tabel di atas dapat didapatkan tingkat margin annuitas pada periode 2016 ini lebih rendah dari margin tahun sebelumnya 2015 yaitu berkisar 20% - 24%. Ini membuktikan bahwa dalam penetapan margin oleh Bank Syariah Mandiri pusat dapat berubah karena dipengaruhi faktor kebutuhan bank syariah atas kenyataan pengembalian, inflasi, suku bunga yang berlaku, kebijakan moneter dan suku bunga di luar negeri, sekaligus kemampuan pasar barang-barang murabahah dan angka keuntungan yang 56
Wawancara dengan Ibu Dian Hidayah S, APM Mikro, Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan, pada tanggal 15 Oktober 2015
97
diperkirakan dari barang-barang. Namun margin yang telah ditetapkan dan disetujui dalam suatu akad pembiayaan murabahah oleh BSM dan nasabah untuk jangka waktu tertentu tidak dapat berubah oleh atau karena apapun. Bank syariah Mandiri telah menetapkan angka standar penentuan margin untuk perhitungan baik annuitas ataupun flat (merata tetap) yaitu sebesar 1.79 (satu koma tujuh sembilan). Artinya untuk mengetahui seberapa presentase margin flat atau annuitas dapat digunakan angka ketetapan tersebut. Contoh: Tingkat margin annuitas untuk pembiayaan plafond < Rp 50 juta adalah eq. 22% eff.p.a, maka untuk menentukan margin flatnya dengan rumus: = Tingkat margin annuitas Angka ketetapan = 22 % 1.79 = 12.3% Jadi dapat diartikan margin annuitas untuk pembiayaan plafond < Rp 50 Juta adalah eq. 22% eff. p. a atau eq 12.3% flat. p. a. Sedangkan untuk pembayaran jual beli menggunakan akad murabahah pada pembiayaan warung mikro dapat dilakukan dengan cara angsuran. Perhitungan angsuran pembiayaan warung mikro BSM dengan akad murabahah menggunakan metode angsuran annuitas yaitu cara pengembalian pembiayaan dengan pembayaran angsuran harga pokok dan margin
keuntungan
secara
tetap.
Dalam
perhitungan
ini
akan
98
menghasilkan pola angsuran dengan harga pokok yang semakin membesar dan margin keuntungan yang semakin mengecil atau menurun. Sebelum melakukan perhitungan angsuran, lakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen yang dibutuhkan yang meliputi: a.
Plafon pembiayaan
b.
Tingkat margin pembiayaan
c.
Jenis perhitungan margin
d.
Jangka waktu pembiayaan Berikut cara perhitungan angsuran dengan metode angsuran annuitas
yaitu: 1.
Formula Annuitas cara pertama : margin bank = pokok pembiayaan x margin annuitas x jangka waktu Total pembiayaan = Pokok pembiayaan + margin bank Angsuran perbulan = Total pembiayaan : jangka waktu Cara kedua :
AM
i (1 + i)n (1 + i)n - 1 = OS x m
AP
= AT – AM
OSn
= OSn-1
AT
: Angsuran Total
OS : Outstanding Pembiayaan
P
: Pokok Pembiayaan
AP : Angsuran pokok
AM
: Angsuran Margin
i
AT
= Px
AP
: margin
99
2.
Formula Flat Cara pertama : margin bank = pokok pembiayaan x margin flat x jangka waktu Total pembiayaan = Pokok pembiayaan + margin bank Angsuran perbulan = Total pembiayaan : jangka waktu Cara kedua : AP
= P : n
AM
= P x m
n
: jangka waktu (bulan)
m
: margin% Tabel 4.2
Angsuran Warung Mikro Juta 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000 35.000.000 40.000.000 45.000.000 50.000.000 55.000.000 60.000.000 65.000.000 70.000.000 75.000.000 80.000.000 85.000.000 90.000.000
1 TAHUN 1.403.916 1.871.888 2.339.859 2.807.831 3.275.803 3.743.775 4.211.747 4.679.719 5.094.898 5.558.070 6.021.243 6.484.415 6.947.588 7.410.760 7.873.933 8.337.106
2 TAHUN
3 TAHUN
4 TAHUN
778.172 1.037.563 1.296.954 1.556.345 1.815.735 2.075.126 2.334.517 2.593.908 2.799.269 3.053.748 3.308.227 3.562.706 3.817.185 4.071.664 4.326.143 4.580.622
572.857 763.809 954.761 1.145.714 1.336.666 1.527.618 1.718.570 1.909.523 2.043.997 2.229.815 2.415.633 2.601.451 2.787.269 2.973.087 3.158.905 3.344.723
1.673.670 1.825.822 1.977.974 2.130.125 2.282.277 2.434.429 2.586.581 2.738.733
100
95.000.000 100.000.000 110.000.000 120.000.000 130.000.000 140.000.000 150.000.000 160.000.000 170.000.000 180.000.000 190.000.000 200.000.000
8.800.278 4.835.101 3.530.540 9.263.451 5.089.580 3.716.358 10.137.224 5.544.948 4.032.162 11.058.789 6.049.034 4.389.722 11.980.355 6.553.120 4.765.283 12.901.921 7.057.206 5.131.843 13.823.487 7.561.293 5.498.403 14.745.053 8.065.379 5.864.963 15.666.618 8.569.465 6.231.523 16.588.184 9.073.551 6.598.084 17.509.750 9.577.637 6.964.644 18.431.316 10.081.723 7.331.204 " Untuk Peradaban Mulia "
2.890.884 3.043.036 3.289.013 3.588.014 3.887.015 4.186.017 4.485.018 4.784.019 5.083.020 5.382.021 5.681.022 5.980.024
Syarat Pengajuan: 1 Copy KTP : Suami + Istri 2 Copy Surat Nikah + Kartu Keluarga 3 CopyJaminan 0856-432-700-60 Adhika *Syarat dan ketentuan berlaku Bank Syariah Mandiri KC Pekalongan Jl. Wahid Hasyim No .11a Pekalongan Sumber : Data Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan
B. Pembahasan 1. Analisis Akad Murabahah Al Wakalah Dalam Pembiayaan Warung Mikro Di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan Sesuai dengan paparan pada hasil penelitian di atas, jual beli murabahah adalah jual beli barang dengan harga asal (perolehan) ditambah keuntungan (margin) yang disepakati kedua pihak. Dalam praktek perbankan, skim murabahah yang dilakukan di Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan menggunakan 2 metode yaitu :
101
a.
Bank Syariah Mandiri mewakilkan kepada nasabah untuk dan atas nama BSM untuk membeli barang yang dibutuhkan nasabah sebagaimana yang telah ditentukan dalam akad pembiayaan. Bank Syariah Mandiri akan memberikan pembelian barang yang selanjutnya disebut Dana kepada nasabah atau wakil yang akan digunakan untuk pembelian barang. Dengan diterimanya dana, maka nasabah atau wakil akan menandatangani Tanda Bukti Penerimaan Uang (TATUNA) sebagai bukti diterimanya Dana oleh nasabah atau wakil. Kemudian bank akan membayarkan pembelian barang dimaksud
ke
rekening
penjual/pemasok
melalui
rekening
nasabah/wakil yang ada pada BSM. Dan nasabah berkewajiban mengembalikan sejumlah dana tersebut seluruhnya ditambah margin keuntungan yang telah disepakati bersama antara BSM dan nasabah. Bank memperoleh keuntungan berupa selisih harga beli dari pemasok dengan harga jual bank kepada nasabah. Harga beli sama dengan sejumlah dana yang diberikan BSM kepada nasabah sedangkan harag jual sama dengan dana yang harus dikembalikan nasabah kepada BSM. Sehingga harga jual sama dengan sejumlah dana yang diberikan kepada nasabah ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati bersama. Bukan suatu hal yang salah apabila bank syariah mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang, tetapi pada saat bank syariah mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang, akad yang
102
digunakan adalah akad wakalah, karena bank syariah meminta nasabah untuk bertindak sebagai wakil dalam membeli barang dan bank syariah menyerahkan uang kepada nasabah sebesar harga barang (uang yang dibutuhkan untuk membeli barang). b.
Bank membelikan sendiri barang yang dibutuhkan nasabah. Metode yang kedua ini bank langsung membeli barang dari pemasok dengan catatatn harus dipastikan betul oleh bank bahwa barang yang akan dibeli dari pemasok itu harus benar-benar sesuai dengan spesifikasi barang yang sebelumnya telah disepakati oleh BSM dan nasabah. Selanjutnya bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan tingkat harga tertentu yaitu harga perolehan ditambah margin yang telah disepakati dan kemudian nasabah melakukan pembayaran secara angsuran selama jangka waktu yang twlah ditentukan. Dari kedua metode tersebut, pada pembiayaan warung mikro
dengan akad murabahah di BSM menggunakan metode pertama dengan salah satu alasannya Bank Syariah Mandiri meminimalisir risiko terkait spesifikasi barang yang diperlukan nasabah. Hal ini penting untuk menjamin agar barang yang dibeli benar-benar sesuai dengan kehendak nasabah. Dengan pemberian kuasa ini pihak nasabah dapat melakukan pembelian barang sesuai spesifikasi yang dibutuhkan, sehingga tidak ada alasan pembatalan atau penolakan setelah barang dibeli. Secara konseptual, murabahah merupakan skim yang cukup ideal untuk memenuhi kebutuhan nasabah dalam pengadaan barang baik untuk
103
keperluan investasi maupun modal kerja. Ideal karena dapat dijadikan solusi bagi mereka yang ingin terhindar dari praktek riba dalam mengembangkan bisnis. Kendati demikian, praktek murabahah dalam dunia perbankan yang berjalan selama ini masih perlu diperhatikan karena ada beberapa hal yang masih kurang selaras dengan prinsip syariah sebagaimana dijelaskan berikut ini : 1.
Banyak bank syariah yang melakukan transaksi murabahah dan menyerahkan uang kepada nasabah (bukan barang) dengan alasan bank syariah memberi kuasa kepada nasabah untuk membeli barangnya sendiri. Hal ini merupakan salah satu alasan masyarakat yang mengatakan bank syariah tidak ada bedanya dengan bank konvensional. Pada hakikatnya57, karakteristik bank syariah adalah titik pandang terhadap uang, dimana uang bagi bank syariah hanya sebagai alat pembayaran bukan sebagai komoditi yang diperdagangkan. Apabila transaksi murabahah dengan diwakilkan ini yang diserahkan adalah uang dan bank syariah mengakui hutang nasabah sebesar harga jual barang, hal ini tidak berbeda dengan bank konvensional dalam melakukan transaksi pembiayaan konsumtif (consumer financing), dimana bank menyerahkan uang untuk pembelian barang dan hutang nasabah sebesar harga barang ditambah dengan bunga.
57
Wiroso, Jual beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), hlm. 43
104
Dampak lain dari wakil adalah pengakuan piutang bank syariah kepada nasabah (hutang nasabah kepada bank), pada saat bank syariah mewakilkan dan menyerahkan uang kepada nasabah, maka hutang nasabah kepada bank adalah sebesar uang yang diterima. Hal ini berbeda dengan transaksi murabahah dimana dalam transaksi
jual
beli
murabahah
setelah
akad
murabahah
ditandatangani, maka yang terhutang oleh nasabah adalah sebesar harga jual, yaitu harga perolehan barang ditambah dengan keuntungan yang disepakati. 2.
Akad pembiayaan secara notariil antara pihak bank selaku penjual dan nasabah selaku pembeli di tandatangani dan disahkan sebelum obyek jual beli (barang) dimiliki secara sah dan sempurna oleh pihak bank, sehingga dari perspektif syariah akad tersebut sebenarnya tidak sah. Bahkan jika ditelaah lebih lanjut, akad tersebut tidak lebih dari sekedar janji untuk melakukan transaksi jual beli pada waktu yang akan datang. Hal ini dibuktikan dengan adanya permintaan dari pihak bank agar nasabah selaku wakil/pembeli menyampaikan kwitansi atau bukti pembayaran pembelian barang setelah dropping dana dilakukan atau dikreditkan ke rekening nasabah. Tetapi sungguh ironis, kendati barang yang diperjualbelikan belum ada, akad pembiayaan yang ditandatangani dan sisahkan menegaskan seakan-akan transaksi sudah dilakukan.
105
Di sisi lain, dalam hal obyek jual beli yang disepakati berupa banyak item barang dengan jumlah dan variasi yang sangat banyak, biasanya nasabah juga baru dapat menyampaikan bukti pembelian barang tersebut kemudian karena tidak mungkin dana yang diperoleh dari pembiayaan bank digunakan habis seketika. Cara-cara seperti ini juga rawan menimbulkan slide streaming penggunaan dana karena sebagaimana kata orang, nota mudah dibuat, kwitansi mudah dibikin. Kondisi ini timbul akibat praktek murabahah yang dikembangkan tidak mengikuti aturan yang semestinya. Apabila diperhatikan ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1 April 2000 tentang Murabahah, ketentuan pertama, butir 9 disebutkan bahwa “Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang dibeli, jadi secara prinsip barang tersebut menjadi milik bank”. Dari ketentuan tersebut jelas bahwa akad murabahah dapat dilakukan jika barang tersebut secara prinsip telah menjadi milik bank, jadi harus ada barangnya dahulu baru dilakukan akad murabahah, tidak diperkenankan untuk melakukan akad murabahah jika tidak ada barangnya. Namun jika kita tinjau implementasinya di lapangan, pihak nasabah atau masyarakat maupun pihak bank syariah belum siap untuk melaksanakan praktek murabahah yang sesuai prinsip syariah yakni
106
pihak bank yang melakukan pembelian sendiri barang atau objek murabahah yang sesuai kehendak nasabah. Pertama, bank syariah bukanlah supplier yang bisa memenuhi pembelian banyak item barang dari nasabah, melainkan bank syariah adalah lembaga intermediary (perantara). Kedua, pembelian barang oleh bank syariah belum tentu sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan nasabah. Selain itu mayoritas karakteristik mayarakat atau nasabah mikro adalah sederhana, sensitif terhadap kemudahan dan kecepatan pelayanan dan memerlukan pembinaan serta layanan jemput bola. Melihat realitas yang ada, membuat pelayanan bank syariah paham akan karakteristik nasabah mikro tersebut, sehingga kebutuhan nasabah mikro dapat dilayani dengan mudah dan cepat dengan penggunaaan akad wakalah. Hal demikian menjadi daya tarik tersendiri bagi nasabah/calon nasabah. Sehingga produk warung mikro dengan akad murabahah al wakalah di BSM cabang Pekalongan dapat melampaui target yang ditetapkan dan perkembangan yang cukup bagus. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.5 Perkembangan Pembiayaan Warung Mikro Tahun
Jumlah Nasabah
Jumlah Pembiayaan
2010
45
2.426.000.000
2011
95
3.768.500.000
2012
99
2.806.016.723,35
107
2013
92
2.461.670.026
2014
80
800.176.001
2015
91
3.771.500.000
Maret 2016
10
1.042.000.000
Jumlah
512
17.075.862.750,35
Sumber : Data Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan
Berdasarkan tabel di atas, perkembangan pembiayaan warung mikro di BSM cabang Pekalongan mengalami fluktuatif. Pada tahun 2011 pembiayaan warung mikro BSM cabang Pekalongan mengalami peningkatan sebesar 64,37% menjadi 3,76 triliun dari 2,42 triliun pada tahun lalu. Sementara itu penurunan yang signifikan terjadi pada tahun 2014 dengan jumlah pembiayaan sebesar 800 juta, hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi indonesia dan faktor politik yaitu masa pemilihan umum kepala negara serta ketentuan plafond pembiayaan yang masih kecil atau rendah. Di sisi lain dengan meningkatnya jumlah pembiayaan pada tahun 2016 selama triwulan pertama ini, pembiayaan warung mikro dengan akad murabahah al wakalah banyak disukai dan sesuai dengan tipe karakteristik nasabah mikro yang sederhana, sensitif terhadap kemudahan, kecepatan pelayanan dan memerlukan pembinaan serta layanan jemput bola. Dalam implementasinya, pembiayaan warung mikro dengan akad murabahah al wakalah merupakan konsep baru dalam hasil penelitian penulis yaitu akad jual beli barang antara pihak BSM dan pihak nasabah
108
dimana BSM cabang pekalongan memberikan kuasa kepada nasabah dengan akad wakalah untuk melakukan pembelian sendiri barang atau objek murabahah. Hasil penelitian demikian menolak penelitan yang dilakukan oleh
Putri Indriana Dewi58 tentang implementasi akad
murabahah pada pembiayaan emas di BNI Syariah Cabang Pekalongan karena penelitian tersebut menggunakan konsep murabahah murni yaitu bank membelikan sendiri barang yang dibutuhkan nasabah. Selanjutnya hasil penelitian penulis juga menolak penelitian Vony Kartika59 tentang implementasi akad murabahah pada pembiayaan rumah syariah (Griya iB hasanah) di BNI Syariah cabang Pekalongan (atas kesesuaian Fatwa Dewan Syariah Nasional) karena hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian penulis baik dari sisi akad maupun model perhitungan angsurannya. 2. Analisis Perhitungan Angsuran dan penetapan margin keuntungan yang digunakan dalam Pembiayaan Warung Mikro Di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan Sesuai yang telah diuraikan dalam hasil penelitian poin 3, penetapan margin dan metode perhitungan angsuran pada pembiayaan warung mikro BSM dapat simulasikan dalam sebuah kasus berikut:
58
Putri Indriana Dewi, Implementasi Akad Murabahah Pada Pembiayaan Emas Di BNI Syariah Cabang Pekalongan, (TA STAIN Pekalongan, 2014) tidak dipublikasikan 59 Vony Kartika, Implementasi Akad Murabahah Pada Pembiayaan Rumah Syariah (Griya iB Hasanah) Di BNI Syariah Cabang Pekalongan (Atas Kesesuaian Fatwa Dewan Syariah Nasional), (TA STAIN Pekalongan, 2013) tidak dipublikasikan
109
Pak Bara mengajukan pembiayaan modal kerja pada Bank Syariah Mandiri bagian mikro sebesar Rp 100.000.000 untuk membeli peralatan guna mengembangkan usahanya. Setelah diteliti dan BSM menyetujui dengan tingkat margin annuitas eq. 20% eff. p. a. dan jangka waktu pembiayaan selama 1 tahun. Berapa besar angsuran tiap bulannya? Jawab : a.
Metode Annuitas AT
= Px
i (1 + i)n (1 + i)n - 1
= 100 juta x (20% / 12) {1 + (20% / 12)}12 {1 + (20% / 12)}12 – 1 = 100 juta x 0,01666 ( 1 + 0,01666 )12 ( 1 + 0,01666 )12 – 1 = 100 juta x 0,01666 ( 1,01666 )12 ( 1,01666 )12 – 1 = 100 juta x 0,01666 ( 1,21929) 1,21929 – 1 = 100 juta x 0,02031 0,21929
= 100 juta x 0,092617 = Rp 9.261.700,00 / bulan
Angsuran margin = 100 juta x (20% / 12) (bulan ke-1)
= 100 juta x 0,01666 = Rp 1.666.000,00 / bulan
Angsuran Pokok (bulan ke-1) = Rp 9.261.700,00 - Rp 1.666.000,00 = Rp 7.595.700,00 / bulan OS setelah angsuran ke-1 = 100.000.000,00 - Rp 7.595.700,00 = Rp 92.404.300,00
110
Atau margin bank = pokok pembiayaan x margin annuitas x jangka waktu = 100.000.000,00 x (20% / 1,79) x 1 tahun 12 = 100.000.000,00 x (0,93% x 12) x 1 tahun = 100.000.000,00 x 0,1116 = Rp 11.160.000,00 Total pembiayaan = Pokok pembiayaan + margin bank = 100.000.000,00 + 11.160.000,00 = Rp 111.160.000,00 Angsuran perbulan = Total pembiayaan : jangka waktu = 111.160.000,00 : 12 = 9.263.333,33 / bulan b.
Metode Flat AP
= P : n = 100.000.000,00 : 12 = Rp 8.333.333,33
AM
= P x m = 100.000.000,00 x (11,17% / 12) = 100.000.000,00 x 0,0093
AT
= Rp 930.000,00
= AP + AM = Rp 8.333.333,33 + Rp 930.000,00 = Rp 9.263.333,33
111
atau margin bank = pokok pembiayaan x margin flat x jangka waktu = 100.000.000,00 x 11,17% x 1 tahun = Rp 11.170.000,00 Total pembiayaan = Pokok pembiayaan + margin bank = 100.000.000,00 + 11.170.000,00 = Rp 111.170.000,00 Angsuran perbulan = Total pembiayaan : jangka waktu = 111.170.000,00 : 12 = Rp 9.264.166,00 Untuk lebih jelasnya, dapat lihat pada tabel angsuran di bawah ini :
112
113
Berdasarkan simulasi perhitungan pada kasus di atas dengan memperhatikan tabel tersebut, pola penetapan margin dan pembayaran angsuran yang digunakan pada pembiayaan warung mikro dengan akad murabahah al wakalah di BSM cabang Pekalongan menggunakan metode Annuitas. BSM cabang Pekalongan menggunakan metode Annuitas dengan alasan penentuan keuntungan margin yang mereka tetapkan ke nasabah lebih rendah dibanding dengan menggunakan metode flat yang kebanyakan digunakan oleh koperasi-koperasi pada umumnya. Dengan metode annuitas ini, selama jangka waktu pembiayaan, angsuran yang dibayar nasabah tetap atau tidak berubah. Angsuran tersebut terdiri dari pokok pembiayaan ditambah margin. Dalam jangka waktu pembiayaan, semakin lama jumlah pokok yang dibayarkan nasabah kepada BSM semakin besar, sedangkan margin yang dibayarkan semakin kecil atau menurun.