BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1
Profil Responden Bagian ini akan membahas karakteristik responden. Karakteristik dasar responden yang ditanyakan adalah jenis kelamin, pendidikan formal terakhir, usia, jenis pekerjaan dan alas an mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah.
4.1.1 Jenis Kelamin Berdasarkan hasil kuesioner, perbandingan anatara responden wanita dan pria tidak terlalu jauh. Dari 135 responden sebanyak 72 orang (53%) adalah wanita dan pria sebanyak 63 orang (47%). Hasil ini menunjukan bahwa yang lebih banyak berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah adalah wanita. Hal ini merupakan sesuatu yang biasa karena wanita menyukai jalanjalan untuk mencari tahu sesuatu atau refreshing dari kegiatan sehari-hari.
Sumber: output pengolahan Ms.Excel Gambar 4.1 Jenis Kelamin Responden 49
4.1.2 Pendidikan Formal Untuk pendidikan formal responden, dari 135 reponden peringkat terbanyak ditempati oleh SMU dengan jumlah 62 orang (46%) lalu SMP sebanyak 36 orang (27%) disusul dengan Sarjana 14 orang (10%), Diploma 12 orang (9%), S2/S3 7 orang (5%) dan terakhir dari berpendidikan SD sebanyak 4 orang (3%). Responden dengan pendidikan formal dominan SMP dan SMU bisa dikarenakan ingin menambah wawasan atau menjadikan Taman Mini Indonesia Indah sebagai tempat alternative rekreasi dari aktivitas disekolah atau sehari-hari tanpa harus mengeluarkan uang yang banyak.
Sumber: output pengolahan Ms.Excel Gambar 4.2 Pendidikan Formal Responden
50
4.1.3 Usia Gambar 4.3 menunjukan dari responden yang berjumlah 135 orang pengunjung Taman Mini Indonesia Indah, usia ≤ 20 tahun sebanyak 49 orang (36%), usia 21-30 tahun sebanyak 39 orang (29%), usia 31-41 tahun sebanyak 28 orang (21%), usia 41-50 tahun sebanyak 18 orang (13%) dan usia ≥ 51 tahun sebanyak 1 orang (1%). Dari hasil ini, menunjukkan jumlah responden yang lebih banyak berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah berusia ≤ 20 tahun. Hal ini dikarenakan pengunjung yang datang ke Taman Mini Indonesia Indah dominan pelajar/mahasiswa akan tetapi pengunjung dengan rentang usia 21 – 30 tahun juga banyak ditemui di Taman Mini Indonesia Indah karena Taman Mini Indonesia Indah merupakan salah satu tempat rekreasi yang tempatnya strategis sehingga banyak pengunjung menjadikan Taman Mini Indonesia Indah sebagai alternative rekreasi yang berada di wilayah Jakarta timur
Sumber: output pengolahan Ms.Excel Gambar 4.3 Usia Responden 51
4.1.4 Jenis Pekerjaan Berdasarkan hasil kuesioner yang didapat, dari 135 responden pengunjung Taman Mini Indonesia Indah, sebanyak sebanyak 72 orang (53%) merupakan palajar/mahasiswa, kemudian disusul oleh responden yang berpropesi sebagai pegawai swasta sebanyak 31 orang (23%), Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 16 orang (12%), wirausaha sebanyak 9 orang (7%), ibu rumah tangga sebanyak 4 orang (3%), dan lain-lain sebanyak 3 orang (2%). Dari data ini menunjukkan bahwa pelajar/mahasiswa lebih banyak berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah.
Sumber: output pengolahan Ms.Excel Gambar 4.4 Jenis Pekerjaan Responden
52
4.1.5 Alasan mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah Sebanyak 49 orang dari 135 responden menjawab Taman Mini Indonesia Indah sebagai tempat alternative rekreasi dengan presentase 36%. Kemudian responden sebanyak 29 orang menjadikan Taman Mini Indonesia Indah untuk menambah wawasan/sarana pembelajaran dengan presentase 21%. Berikutnya, tempat yang strategis menjadi salah satu alasan, dari 135 jumlah responden sebanyak 25 orang dengan presentase sebesar 18% melakukan kunjungan ke Taman Mini Indonesia Indah. Responden yang menjawab tugas sekolah/kampus/instasi pendidikan sebanyak 20 orang (15%) dan berkunjung dengan berbagai alas an lain-lain sebanyak 14 orang (10%).
Sumber: output pengolahan Ms.Excel Gambar 4.5 Alasan mengunjungi TMII
53
4.2
Uji Validitas Dan Reliabitas Variabel 4.2.1 Hasil Uji Validitas Variabel Uji validitas menggunakan model Factor Analysis. Yang perlu diperhatikan dalam uji ini adalah Nilai Standardize Loading Factor (SLF) pada table Anti Image dan Nilai Extraction pada table Communalities. Pertanyaan akan dianggap valid apabila memiliki nilai SLF dan extraction lebih besar dari 0,5. Hasil pengujian untuk masing – masing variabel adalah sebagai berikut:
1. Variabel Kualitas Pelayanan Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kualitas Layanan
Indikator
Standardize Loading Factor (SLF)
Nilai Kesimpulan R
Layan1
0,563
0,50
VALID
Layan2
0,717
0,50
VALID
Layan3
0,619
0,50
VALID
Layan4
0,561
0,50
VALID
54
Layan5
0,610
0,50
VALID
Layan6
0,553
0,50
VALID
Layan7
0,624
0,50
VALID
Layan8
0,468
0,50
TIDAK VALID
Layan9
0,748
0,50
VALID
Layan10
0,691
0,50
VALID
Layan11
0,643
0,50
VALID
Layan12
0,634
0,50
VALID
Layan13
0,597
0,50
VALID
Layan14
0,739
0,50
VALID
Layan15
0,756
0,50
VALID
Sumber: Hasil pengolahan SPSS Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari uji validitas dengan analisis faktor konfirmatori terdapat indikator yang tidak valid dengan nilai standardized factor loading < 0,50 yaitu: indikator respon petugas pelayanan terhadap saran pengunjung yang mempunyai nilai 0,468. Indikator yang tidak valid tidak akan digunakan dalam penelitian ini.
55
2. Variabel Emotional Reaction Table 4.2 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Emotional Reaction Standaridize Nilai Indikator Loading R Factor
Kesimpulan
Emosi1
0,564
0,50
VALID
Emosi2
0,735
0,50
VALID
Emosi3
0,736
0,50
VALID
Emosi4
0,859
0,50
VALID
Emosi5
0,600
0,50
VALID
Emosi6
0,696
0,50
VALID
Sumber: Hasil pengolahan SPSS Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa dari uji validitas dengan analisis faktor konfirmatori terdapat indikator dengan nilai standardized factor loading > 0,50 yaitu: Emosi1 – Emosi6, sehingga sudah bisa dikatakan valid.
56
3. Variabel Re-visit Intention Table 4.3 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Revisit Intention
Indikator
Standaridize Loading Factor
Intensi1
0,608
0,50
VALID
Intensi2
0,811
0,50
VALID
Intensi3
0,864
0,50
VALID
Nilai R
Kesimpulan
Sumber: Hasil pengolahan SPSS Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa dari uji validitas dengan analisis faktor konfirmatori terdapat indikator dengan nilai standardized factor loading > 0,50 yaitu: Intensi1 – Intensi3, sehingga semuanya sudah dapat dikatakan valid.
57
4. Variabel Willingness To Recommendation Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Willingness to Recommendation Standaridize Nilai Kesimpulan Indikator Loading R Factor WTR1
0,847
0,50
VALID
WTR2
0,837
0,50
VALID
WTR3
0,646
0,50
VALID
Sumber: Hasil pengolahan SPSS Dari 3 indikator dalam variabel willingness to recommendation semuanya mempunyai nilai standardized factor loading > 0,50 sehingga semuanya akan dipakai dalam penelitian selanjutnya.
58
4.2.2 Hasil Uji Reliabitas Variabel Hasil pengujian instrument dikatakan realibel apabila mempunyai nilai Alpha Cronbach > 0,6. Adapun hasil pengujian tersebut disajikan dalam table sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Pengujian Realibilitas Instrumen Penelitian
Variabel
Nilai Cronbach's Alpha
Standar Nilai
Kesimpulan
Kualitas Layanan
0,864
0,60
Reliabel
Emotional Reaction
0,606
0,60
Reliabel
Revisit Intention
0,650
0,60
Reliabel
Willingness to Recommendation
0,670
0,60
Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Berdasarkan table 4.5 variabel kualitas pelayanan, emotional reaction, revisit intention, willingness to recommendation mempunyai nilai Alpha Cronbach > 0,6. sehingga dapat dikatakan bahwa hasil survey tersebut reliable.
59
4.3
Pengolahan Data dan Uji Kecocokan Model Pengukuran
4.3.1 Uji Kecocokan Model Pengukuran a. Variabel Kualitas Pelayanan Dalam pengujian ini terdapat 10 variabel teramati tentang kualitas pelayanan yang telah diuji, dan mendapatkan hasil Chi-square = 104,41, df = 35, P-value 0,00000, dan RMSEA = 0,122.
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Program LISREL Gambar 4.6 Model Pengukuran Variabel Kualitas Pelayanan
Pada gambar 4.3 dari 14 variabel teramati yang dimasukan dalam SEM, terdapat 8 variabel teramati yang mempunyai nilai Standardize Loading Factors ≥ 0,6 yaitu layan6, layan9, layan11, layan13, layan14. Sehingga variabel teramati valid dan dapat digunakan dalam model penelitian yaitu: 60
1. Petugas TMII bersedia menolong pengunjung ketika mengalami kesulitan 2. Petugas TMII mampu menangani keluhan pengunjung 3. Petugas TMII memiliki keandalan dalam mengoperasikan wahana 4. Petugas TMII memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan tanggung jawab 5. Petugas TMII melayani pengunjung tanpa ragu-ragu
b. Variabel Emotional Reaction Dalam pengujian ini terdapat 3 variabel teramati tentang emotional reaction yang telah diuji, dan mendapatkan hasil Chi-square = 0,00, df = 0, P-value 1,00000, dan RMSEA = 0,000.
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Program LISREL Gambar 4.7 Model Pengukuran Variabel Emotional Reaction
61
Pada gambar 4.7 dari 3 variabel teramati yang dimasukan dalam SEM, terdapat 2 variabel teramati yang mempunyai nilai Standardize Loading Factors ≥ 0,6 yaitu emosi2 dan emosi3. Sehingga variabel teramati valid dan dapat digunakan dalam model penelitian yaitu: 1. Pengunjung TMII sering berkunjung ke tempat wisata lain 2. Pengunjung TMII memiliki pengalaman berkunjung ke tempat wisata lain c. Variabel Revisit Intention Dalam pengujian ini terdapat 3 variabel teramati tentang revisit intention yang telah diuji, dan mendapatkan hasil Chi-square = 0,00, df = 0, Pvalue 1,00000, dan RMSEA = 0,000.
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Program LISREL Gambar 4.8 Model Pengukuran Variabel Revisit Intention
62
Pada gambar 4.8 dari 3 variabel teramati yang dimasukan dalam SEM, terdapat 2 variabel teramati yang mempunyai nilai Standardize Loading Factors ≥ 0,6 yaitu Intensi2 dan Intensi3. Sehingga variabel teramati valid dan dapat digunakan dalam model penelitian yaitu: 1. Pengunjung TMII akan dating pada event-event yang diselenggarakan TMII 2. Pengunjung bersedia menggunakan jasa layanan baru yang ditawarkan oleh TMII d. Variabel Willingness to Recommendation Dalam pengujian ini terdapat 3 variabel teramati tentang willingness to recommendation yang telah diuji, dan mendapatkan hasil Chi-square = 0,00, df = 0, P-value 1,00000, dan RMSEA = 0,000.
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Program LISREL Gambar 4.9 Model Pengukuran Variabel Revisit Intention 63
Pada gambar 4.9 dari 3 variabel teramati yang dimasukan dalam SEM, terdapat 2 variabel teramati yang mempunyai nilai Standardize Loading Factors ≥ 0,6 yaitu WTR1 dan WTR2. Sehingga variabel teramati valid dan dapat digunakan dalam model penelitian yaitu: 1. Pengunjung TMII menginformasikan atau menyatakan hal-hal positif kepada orang lain tentang TMII 2. Pengunjung TMII meyakinkan kepada orang lain untuk nerkunjung ke TMII 4.3.2 Uji Kecocokan Keseluruhan Model Pengukuran Setelah menemukan model secara keseluruhan, model ini kemudian akan dianalisis untuk melihat kecocokan dengan data. Setelah itu akan dihitung construct reliability dan variance extracted dari masing-masing variabel laten Langkah kedua adalah dengan menambahkan model struktural asli pada model CFA (Wijanto, 2008). Model hybrid ini kemudian diestimasi dan dianalisis untuk melihat kecocokan secara keseluruhan dan evaluasi terhadap model strukturalnya (Wijanto, 2008). Pengerjaan SEM (Structural Equation Modeling) pada penelitian ini menggunakan program LISREL 8.70 by Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom. Hasil uji kecocokan model pengukuran ditunjukan pada Tabel 4.1, dan gambar model pengukuran dapat dilihat pada Gambar 4.10 dan Tabel 4.6 64
Gambar 4.10 Model Pengukuran Konstruk Variabel Penelitian Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Program LISREL
65
Tabel 4.6 Hasil Uji Kecocokan Model Pengukuran No.
Ukuran GOF
Tingkat – Hasil Estimasi Target Kecocokan 1. Root Mean Square RMSEA ≤ 0,088 Error of 0,08 Approximation P ≥ 0,50 (RMSEA) P (Close-fit) 2. Normed Fit Index NFI ≥ 0,90 0,68 (NFI) 3. Non-Normed Fit NNFI ≥ 0,90 0,77 Index (NNFI) 4. Comparative Fit CFI ≥ 0,90 0.80 Index (CFI) 5. Incremental Fit IFI ≥ 0,90 0,81 Index (IFI) 6. Relative Fit Index RFI ≥ 0,90 0,63 (RFI) 7. Goodness of Fit GFI ≥ 0,90 0,81 Index (GFI) 8. Adjusted Goodness AGFI ≥ 0,90 0,75 of Fit Index (AGFI) Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Program LISREL
Tingkat Kecocokan Tidak Fit
Tidak Fit Tidak Fit Marginal Fit Marginal Fit Tidak Fit Marginal Fit Tidak Fit
Namun model pengukuran konstruk variabel penelitian tersebut belum fit karena mempunyai nilai RMSEA 0,088. Sesuai dengan Goodness of fit dikatakan suatu model dapat dinilai fit apabila mempunyai nilai RMSEA ≤ 0,08, sehingga diperlukan adanya modifikasi model. Berikut hasil modifikasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan Tabel 4.7
66
4.3.3 Hasil Modifikasi Model Konstruk Pengukuran
Gambar 4.11 Hasil Modifikasi Pengukuran Model Konstruk Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Program LISREL
67
Tabel 4.7 Hasil Uji Kecocokan Model Pengukuran Setelah Modifikasi No.
Ukuran GOF
Tingkat – Hasil Estimasi Target Kecocokan 1. Root Mean Square RMSEA ≤ 0,070 Error of 0,08 Approximation P ≥ 0,50 (RMSEA) P (Close-fit) 2. Normed Fit Index NFI ≥ 0,90 0,74 (NFI) 3. Non-Normed Fit NNFI ≥ 0,90 0,83 Index (NNFI) 4. Comparative Fit CFI ≥ 0,90 0.86 Index (CFI) 5. Incremental Fit IFI ≥ 0,90 0,87 Index (IFI) 6. Relative Fit Index RFI ≥ 0,90 0,68 (RFI) 7. Goodness of Fit GFI ≥ 0,90 0,85 Index (GFI) 8. Adjusted Goodness AGFI ≥ 0,90 0,79 of Fit Index (AGFI) Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Program LISREL
Tingkat Kecocokan Good Fit
Tidak Fit Marginal Fit Marginal Fit Marginal Fit Tidak Fit Marginal Fit Tidak Fit
Dari 8 item pengukuran kecocokan model (fitness measure) kesuluran item menunjukan hasil baik. Dengan melihat hasil uji kecocokan model pengukuran keseluruhan model tersebut bahwa Goodness of fit menunjukan kecocokan yang baik (good fit dan marginal fit). Maka dapat disimpulkan kecocokan keseluruhan model Goodness of fit adalah baik.
68
4.3.4 Uji Kecocokan Model Struktural Wijanto, 2008 mengatakan bahwa uji kecocokan model struktual terdiri dari uji kecocokan keseluruhan model dan analisis hubungan kausal. Hubungan kausal antar variabel ddikatakan signifikan bisa dilihat pada uji kausalitas. Hasil kecocokan keseluruhan model dapat dilihat pada Gambar 4.12 dan Tabel 4.8
Gambar 4.12. Model Struktural model ( T-values) Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Program Lisrel, 2013
69
Tabel 4.8 Hasil Uji Kecocokan Model Struktual Model Penelitian No.
Ukuran GOF
Tingkat – Hasil Estimasi Target Kecocokan 1. Root Mean Square RMSEA ≤ 0,073 Error of 0,08 Approximation P ≥ 0,50 (RMSEA) P (Close-fit) 2. Normed Fit Index NFI ≥ 0,90 0,85 (NFI) 3. Non-Normed Fit NNFI ≥ 0,90 0,91 Index (NNFI) 4. Comparative Fit CFI ≥ 0,90 0,92 Index (CFI) 5. Incremental Fit IFI ≥ 0,90 0,92 Index (IFI) 6. Relative Fit Index RFI ≥ 0,90 0,81 (RFI) 7. Goodness of Fit GFI ≥ 0,90 0,84 Index (GFI) 8. Adjusted Goodness AGFI ≥ 0,90 0,79 of Fit Index (AGFI) Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Program LISREL
Tingkat Kecocokan Good Fit
Marginal Fit Marginal Fit Good Fit Good Fit Marginal Fit Marginal Fit Tidak Fit
Dari Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai kecocokan model menunjukan nilai bagus artinya secara keseluruhan nilai kecocokan menunjukan good fit.
70
4.3.5 Pengujian Hipotesis Penelitian Setelah didapatkan model struktural dengan goodness of fit yang baik, maka langkah berikutnya adalah melakukan uji hipotesis. Pada penelitian ini ada 5 hipotesis seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dan pengujian dilakukan dengan melihat signifikansi tiap hubungan variabel. Nilai signifikansi (α) yang digunakan sebesar 0,10 atau 10% dengan nilai –t sebesar ≥ 1,67 (Wijanto, 2008). Hal tersebut mengingat proses pengumpulan data melibatkan responden yang cukup banyak dan beragam dan merupakan convenience sampling yang memiliki resiko error yang tinggi. Nilai hasil estimasi atas hubungan kausal dari model struktual yang diuji dan hasil pengujian hipotesis dengan nilai-t masing-masing hubungan dapat dilihat pada Tabel 4.9 (Keterangan: dikatakan berpengaruh apabila nilai t-values ≥ 1,96) sebagai berikut:
71
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Hipotesis H1
Stuctural Path
tKeterangan values Kualitas Pelayanan → 1,61 Data tidak Emotional Reaction mendukung hipotesis
Kesimpulan
Kualitas pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap emotional reaction H2 Kualitas Pelayanan → 1,97 Data Kualitas pelayanan Re-visit Intention mendukung berpengaruh hipotesis signifikan terhadap Re-visit Intention H3 Kualitas Pelayanan → 1,77 Data tidak Kualitas Pelayanan Wilingness to mendukung tidak berpengaruh Recommendation hipotesis terhadap Wilingness to Recommendation H4 Emotional Reaction 2,61 Data Emotional Reaction → Re-visit Intention mendukung berpengaruh hipotesis signifikan terhadap Re-visit Intention H5 Emotional Reaction 3,32 Data Emotional Reaction → Wilingness to mendukung berpengaruh Recommendation hipotesis signifikan terhadap Wilingness to Recommendation Sumber: Hasil Pengolajan Data dengan Program Lisrel Secara keseluruhan semua hipotesis dapat diterima karena mempunyai nilai t-values ≥ 1,96. 4.4 Analisis Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Kualitas Pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap Emotional Reaction, Kualitas Pelayanan berpengaruh signifikan terhadap Revisit Intention, Kualitas Pelayanan 72
tidak berpengaruh signifikan terhadap Willingness to Recommendation , Emotional Reaction berpengaruh signifikan terhadap Revisit Intention dan Emotional Reaction berpengaruh signifikan terhadap Willingness to Recommendation 4.4.1 Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Emotional Reaction Berdasarkan pada Tabel 4.9 Kualitas Pelayanan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap emotional reaction dengan nilai t-values sebesar 1,61. Artinya, kualitas pelayanan yang diberikan Taman Mini Indonesia Indah kepada para pengunjung kurang memberikan kepuasan sehingga keterlibatan emosi pada pengunjung Taman Mini Indonesia Indah rendah. 4.4.2 Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Revisit Intention Berdasarkan Tabel 4.9, diketahui bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap revisit intention dengan nilai t-values 1,97. Artinya semakin baik dan meningkatnya kualitas pelayanan yang diberikan Taman Mini Indonesia Indah maka semakin tinggi keinginan seseorang untuk melakukan kunjungan kembali. Para pengunjung akan melakukan kunjungan kembali ke Taman Mini Indonesia Indah untuk datang pada event-event yang diselenggarakan Taman Mini Indonesia 73
atau hanya sekedar mencoba menggunakan jasa layanan baru yang disediakan oleh Taman Mini Indonesia Indah. 4.4.3 Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Willingness to Recommendation Berdasarkan Tabel 4.9, diketahui bahwa kualitas pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap Willingness to Recommendation dengan nilai t-values sebesar 1,77. Artinya, kualitas pelayanan yang diberikan pihak Taman Mini Indonesia Indah belum sesuai dengan harapan atau ekspetasi pengunjung terhadap Taman Mini Indonesia Indah sehingga belum menimbulkan rasa ingin merekomendasikan kepada calon pengunjung lain. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya (Ridho Bahthiar & Pramono Hariadi 2011) yang menunjukan adanya pengaruh kepuasan pengunjung terhadap dimensi kesetiaannya yang terdiri dari niat merekomendasikan dan mengulangi kunjungan. 4.4.4 Analisis Pengaruh Emotional Reaction terhadap Revisit Intention Berdasarkan Tabel 4.9, menunjukan bahwa Emotional Reaction berpengaruh secara signifikan terhadap Revisit Intention dengan nilai t-values sebesar 2,61. Artinya, pengunjung memiliki keterkaitan reaksi emosi yang tinggi terhadap Taman Mini Indonesia 74
Indah
dan
pengunjung
ekspektasinya
sehingga
mendapatkan dapat
harapan
menimbulkan
sesuai dengan keinginan
untuk
mengunjungi kembali Taman Mini Indonesia Indah 4.4.5 Analisis Pengaruh Emotional Reaction terhadap Willingness to Recommendation Berdasarkan Tabel 4.9, diketahui bahwa Emotional Reaction berpengaruh signifikan terhadap Willingness to Recommendation dengan nilai t-values sebesar 3,32. Artinya, keterlibatan reaksi emosi yang tinggi dapat memberikan manfaat, diantaranya membentuk rekomendasi untuk berkunjung ke tempat wisata yang dimaksud. Pelanggan yang memiliki reaksi emosi dengan keterkaitan tinggi akan cenderung menyebarkan berita baik mengenai objek wisata yang pernah dikunjunginya, memberikan kritik dan saran kepada pengelola Taman
Mini
Indonesia
agar
meningkatkan
pelayanan
atau
pengelolaanya agar pengunjung Taman Miini Indonesia Indah dapat lebih meningkat.
75