Bab IV Analisis dan Pembahasan
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Data keterlambatan proyek Dalam pelaksanaannya, pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1 mengalami keterlambatan. Keterlambatan tersebut dapat diketahui dari hasil evaluasi data kurva S, dimana terdapat penyimpangan cukup besar antara rencana dengan realisasi. Menurut data kurva S rencana, sampai bulan Januari 2017, harusnya 75.80% pekerjaan terselesaikan. Namun realisasinya, baru 20.07% pekerjaan yang terselesaikan. Maka, dapat dihitung sampai bulan Januari 2017 progress pekerjaan minus 55.73%. 4.2. Kuesioner tahap pertama Kuesioner tahap pertama adalah kuesioner validasi awal terhadap para pakar pada Proyek Pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1 Jakarta. Yang menjadi pakar adalah para pimpinan atau senior Proyek Pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1 Jakarta yang sudah terlibat di dunia konstruksi gedung. Tujuan dari pelaksanaan kuesioner tahap pertama adalah untuk melihat tanggapan pakar mengenai variabel yang ditemukan peneliti melalui studi literatur. Para pakar memberi komentar dan masukan mengenai variabel dari literatur agar relevan dan dapat digunakan untuk penelitian yang akan digunakan. Berikut ini adalah data pakar pada kuesioner tahap pertama: Tabel 4.1 Data Pakar No.
Jabatan
Pendidikan Terakhir
Pengalaman Kerja
1
Project Manager
S1
24
th
2
Structural Manager
S1
26
th
3
MEP Manager
S1
30
th
4
Planning and Method Engineer
S2
4.5
th
5
Supervisor
S1
5
th
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Pada tahap ini para pakar memberikan tanggapan, perbaikan beserta masukan terhadap 9 variabel independen beserta 91 indikator penelitian yang diajukan oleh penulis. Setelah kuesioner terkumpul, lalu dilakukan perbaikan atas yakni indikator maupun variabel yang tidak disetujui oleh pakar akan dibuang dan tidak dipergunakan pada pengumpulan data tahap kedua yaitu kuesioner tahap kedua kepada responden yakni jajaran staff PT. Acset Indonusa, Tbk yang bekerja di proyek Pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1 Jakarta. Berikut adalah tabel validasi awal pakar penelitian keterlambatan Pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1 Jakarta.
IV-2 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Tahap I Variabel X Variabel Faktor bahan (Material)
Faktor tenaga kerja (Man Power)
Kode
Indikator
Pakar 1 √
Pakar 2 x
Pakar 3 x
Pakar 4 √
Pakar 5 x
Kesimpulan
X11
Kekurangan bahan konstrusi
X12 X13
Perubahan material pada bentuk, fungsi, dan spesifikasi Kualitas material yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi
√
x
√
√
√
Ya
x
x
x
x
x
Tidak
X14
Kesulitan dalam memperoleh harga resmi dari pemasok material
x
x
x
x
x
Tidak
X15
Keterlambatan pemutusan Owner tentang material yang akan digunakan
√
√
√
√
√
Ya
X16
Keterlambatan keluarnya hasil uji / test material
x
x
√
√
x
Tidak
X17
Keterlambatan pengiriman material
x
x
x
√
x
Tidak
X18
Kerusakan material di tempat penyimpanan
x
x
x
x
x
Tidak
X19
Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan
x
√
√
√
√
Ya
X110
Kelangkaan karena kekhususan
x
√
√
√
√
Ya
X111
Ketidaktepatan waktu pemesanan
x
√
√
√
√
Ya
X112
Kenaikan harga material
x
x
x
x
x
Tidak
X113
Terjadi pencurian material
x
x
√
x
x
Tidak
X114
Kesulitan dalam pemasangan material tertentu
x
√
√
√
x
Ya
X21
Kekurangan tenaga kerja
√
√
x
√
√
Ya
X22 X23
Kemampuan tenaga kerja terkait produktivitas
√
√
√
√
x
Ya
Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja
x
x
√
x
x
Tidak
X24
Kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja
x
x
x
x
x
Tidak
X25
√
√
√
√
x
Ya
X26
Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pihak yang terlibat di dalam proyek Pengalaman personel kontraktor yang tidak mencukupi
√
√
√
x
x
Ya
X27
Kualifikasi personel tidak sesuai di bidangnya
√
√
x
x
√
Ya
Tidak
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-3 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Tahap I Variabel X (Lanjutan) Variabel
Faktor tenaga kerja (Man Power)
Faktor peralatan (Equipment)
Faktor keuangan (Financing)
Kode
Indikator
Pakar 1 x
Pakar 2 √
Pakar 3 x
Pakar 4 √
Pakar 5 x
Kesimpulan
X28
Instruksi kerja tidak jelas
X29
Pemogokan
x
x
x
√
√
Tidak
X210
Kesalahan dalam menginterpretasikan gambar dan spesifikasi
x
√
√
√
√
Ya
X211
Ketidakmampuan tim proyek kontraktor dalam menentukan atau menerapkan metode pelaksanaan
√
√
x
√
√
Ya
X212
Kerja lembur yang berlebihan
x
x
x
x
x
Tidak
X213
Kurangnya program pelatihan yang berkaitan dengan bidang yang ditangani
x
√
√
√
x
Ya
X31
Kerusakan peralatan
x
x
√
√
x
Tidak
X32 X33
Kekurangan peralatan
√
√
√
√
√
Ya
Kemampuan mandor atau operator yang kurang
√
√
√
√
x
Ya
X34
Keterlambatan pengiriman peralatan
x
x
√
√
x
Tidak
X35
kualitas peralatan yang digunakan
x
x
√
√
x
Tidak
X36
Penggunaan peralatan yang tidak efisien
x
√
√
√
√
Ya
X37
Kesalahan manajemen peralatan
x
x
√
√
√
Ya
X41
Ketersedian keuangan selama pelaksanaan
√
x
x
√
x
Ya
X42 X43
Keterlambatan proses pembayaran oleh Owner
√
x
√
√
√
Ya
Tidak adanya uang intensif untuk kontraktor, apabila waktu penyelesaian lebih cepat dari jadwal
x
√
x
x
x
Tidak
X44
Sistem pembayaran pemilik ke kontraktor yang tidak sesuai kontrak akibat alasan tertentu
x
x
√
√
√
Ya
X45
Modal kontraktor tidak mencukupi
√
x
x
x
x
Tidak
Tidak
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-4 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Tahap I Variabel X (Lanjutan) Variabel Faktor keuangan (Financing)
Faktor lingkungan (Environment)
Faktor perubahan (Change)
Pakar 1
Pakar 2
Pakar 3
Pakar 4
Pakar 5
Kesimpulan
√
x
√
√
√
Ya
X47
Keterlambatan pembayaran kontraktor ke supplier dan tenaga kerja, sehingga mereka memilih untuk memutuskan hubungan kerja Situasi perekonomian nasional
x
x
x
x
x
Tidak
X48
Inflasi mata uang
x
x
√
x
x
Tidak
X49
Fluktuasi harga barang atau material
x
x
√
√
x
Tidak
X51
Faktor sosial dan budaya
x
x
x
x
√
Tidak
X52 X53
Praktik penipuan dan suap
x
x
√
x
√
Tidak
Pengaruh udara panas pada aktivitas konstruksi
x
x
√
x
x
Tidak
X54
Pengaruh hujan pada aktivitas konstruksi
x
x
√
√
√
Ya
X55
Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan proyek
x
x
x
x
√
Tidak
X56
Lokasi proyek yang sulit dijangkau (akses/jalan masuk ke lokasi)
x
x
x
x
x
Tidak
X57
Permasalahan dengan tetangga sekitar
x
x
x
√
x
Tidak
X61
Perubahan desain yang terlalu signifikan (perubahan lebih dari 50% dari desain sebelumnya)
√
√
√
√
x
Ya
X62 X63
Terjadi perubahan desain oleh Owner saat pelaksanaan
√
√
√
√
√
Ya
Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana
√
x
√
√
√
Ya
X64
Ketidakmatangan desain dari Owner
√
√
√
√
√
Ya
X65
Perubahan metode kerja oleh kontraktor
x
√
x
x
√
Tidak
X66
Kesalahan dalam penyelidikan tanah
x
x
x
x
√
Tidak
X67
Kondisi permukaan air bawah tanah di lapangan
x
x
x
x
√
Tidak
X68
Masalah geologi di lokasi
x
x
x
x
√
Tidak
Kode X46
Indikator
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-5 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Tahap I Variabel X (Lanjutan) Variabel Faktor perubahan (Change) Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation) Faktor kontrak (Contractual Relationship)
Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques)
Kode X69
Indikator
Pakar 1
Pakar 2
Pakar 3
Pakar 4
Pakar 5
Kesimpulan
x
√
x
x
√
Tidak
X610
Kesalahan yang terjadi selama proses konstrusi oleh kontraktor yang mengakibatkan perubahan desain Perubahan atas pekerjaan yang telah selesai (rework)
√
√
√
√
x
Ya
X71
Perolehan ijin dari Pemerintah
√
x
√
√
x
Ya
X72 X73
Peraturan baru yang membutuhkan waktu untuk diimplementasikan
x
x
√
√
x
Tidak
Birokrasi yang berbelit-belit dalam operasi proyek
x
√
x
√
x
Tidak
X81
Kurangnya pemahaman isi kontrak
x
√
√
√
√
Ya
X82 X83
Ketidaksepahaman aturan pembuatan kerja
x
x
√
x
x
Tidak
Perubahan lingkup kerja pada saar pelaksanaan
√
√
√
√
x
Ya
X84
Rendahnya pengontrolan dokumen
x
√
√
x
x
Tidak
X85
Konflik antara kontraktor dan konsultan
x
x
√
√
x
Tidak
X86
Tidak adanya kerja sama antara kontraktor dengan Owner
√
√
x
√
√
Ya
X87
Keterlambatan Owner dalam pembuatan keputusan
√
√
√
√
√
Ya
X88
Negosiasi dan perijinan pada kontrak
x
x
√
√
x
Tidak
X89
Perselisihan pekerjaan antara bagian-bagian yang berbeda dalam proyek
x
√
√
√
x
Ya
X810
Komunikasi yang kurang antara Owner dengan perencana pada perencanaan
√
√
√
√
√
Ya
X811
Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek
x
x
√
x
√
Tidak
X812
Organisasi yang jelek pada kontraktor dan konsultan
√
√
x
√
x
Ya
X813
Penyampaian informasi yang kurang lengkap
x
√
√
√
√
Ya
√
x
x
√
√
Ya
√
x
√
x
√
Ya
X91
Kontrol kontraktor utama terhadap subkontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika konstruksi sedang X92 berjalan (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-6 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Tahap I Variabel X (Lanjutan) Pakar 1 √
Pakar 2 √
Pakar 3 x
Pakar 4 √
Pakar 5 x
Perencanaan schedule pekerjaan yang kurang baik oleh kontraktor
x
√
x
√
√
Ya
X95
Kurangnya komitmen akan komitmen QA/QC
√
√
√
√
√
Ya
X96
Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam lokasi proyek
x
√
x
x
x
Tidak
X97
Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk mendukung pelaksanaan konstruksi
√
√
x
√
√
Ya
X98
Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Utama (Pekerjaan Penggalian/Penimbunan, Pekerjaan Pondasi)
√
√
√
√
x
Ya
Variabel
Kode
Indikator
Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques)
X93
Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek
X94
Kesimpulan Ya
X99
Teknologi yang tertinggal
x
x
√
x
x
Tidak
X910
Penerapan teknologi baru/khusus yang belum dikenal dengan baik
x
√
√
√
x
Ya
X911
Adanya pekerjaan tambah
√
√
√
√
√
Ya
X912
Tidak memenuhi perencanaan awal proyek
√
x
x
√
x
Tidak
X913
Persiapan dan ijin Shop Drawing
√
√
√
√
√
Ya
X914
Telatnya pengajuan perubahan desain
x
√
√
√
√
Ya
X915
Menunggu ijin untuk kontrol material
x
x
x
√
√
Tidak
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-7 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Dari rekapitulasi tersebut terdapat 44 indikator yang dieliminasi menurut para pakar dan tidak masuk dalam penyebaran kuesioner tahap dua, sehingga untuk selanjutnya indikator yang dipakai ada 47 indikator untuk variabel independen (X), dengan kode yang telah disesuaikan, serta ditambah 1 indikator untuk variabel dependen (Y). Tabel 4.3 Indikator yang Digunakan pada Kuesioner II Variabel X Kategori Faktor bahan (Material)
Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff & Labor
Kode X11
Perubahan material pada bentuk, fungsi, dan spesifikasi
X12 X13
Keterlambatan pemutusan Owner tentang material yang akan digunakan Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan
X14
Kelangkaan karena kekhususan
X15
Ketidaktepatan waktu pemesanan
X16
Kesulitan dalam pemasangan material tertentu
X21
Kekurangan tenaga kerja
X22
Kemampuan tenaga kerja terkait produktivitas
X23 X24
Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pihak yang terlibat di dalam proyek Pengalaman personel kontraktor yang tidak mencukupi
X25
Kualifikasi personel tidak sesuai di bidangnya
X26
Kesalahan dalam menginterpretasikan gambar dan spesifikasi
X27
X29
Ketidakmampuan tim proyek kontraktor dalam menerapkan metode pelaksanaan Kurangnya program pelatihan yang berkaitan dengan bidang yang ditangani Kemampuan mandor atau operator yang kurang
X210 X31
Penggunaan peralatan yang tidak efisien Kekurangan peralatan
X32
Kesalahan manajemen peralatan
X41
Keterlambatan proses pembayaran oleh Owner
X42
Sistem pembayaran pemilik ke kontraktor yang tidak sesuai kontrak akibat alasan tertentu
X43
X51
Keterlambatan pembayaran kontraktor ke supplier dan tenaga kerja, sehingga mereka memilih untuk memutuskan hubungan kerja Pengaruh hujan pada aktivitas konstruksi
X61
Perubahan desain yang terlalu signifikan
X62
Terjadi perubahan desain oleh Owner saat pelaksanaan
X63
Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana
X64
Ketidakmatangan desain dari Owner
X28
Faktor peralatan (Equipment) Faktor keuangan (Financing)
Faktor lingkungan (Environment) Faktor perubahan (Change) serta Design & Method
Indikator
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-8 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.3 Indikator yang Digunakan pada Kuesioner II Variabel X (Lanjutan) Kategori
Kode
Faktor perubahan (Change) serta Design & Method
X65
Adanya rework
X66
Penerapan teknologi baru/khusus yang belum dikenal dengan baik
X67 X71
Ketidakmampuan tim proyek kontraktor dalam menentukan metode pelaksanaan Perolehan ijin dari Pemerintah
X81
Kurangnya pemahaman isi kontrak
X82
Perubahan lingkup kerja pada saat pelaksanaan
X83 X84
Tidak adanya kerja sama antara kontraktor dengan Owner Keterlambatan Owner dalam pembuatan keputusan
X85
Perselisihan pekerjaan antara bagian-bagian yang berbeda dalam proyek Adanya pekerjaan tambah
Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation) Faktor kontrak (Contractual Relationship)
X86
Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques)
Indikator
X87
Komunikasi yang kurang antara Owner dengan perencana pada perencanaan
X88
Organisasi yang jelek pada kontraktor dan konsultan
X89
Penyampaian informasi yang kurang lengkap
X91
Kontrol kontraktor utama terhadap subkontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan
X92
Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika konstruksi sedang berjalan
X93
Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek
X94
Perencanaan schedule pekerjaan yang kurang baik oleh kontraktor
X95
Kurangnya komitmen akan komitmen QA/QC
X96
Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk mendukung pelaksanaan konstruksi
X97
Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan di Jalur Kritis (Pekerjaan Penggalian/Penimbunan, Pekerjaan Pondasi) Persiapan dan ijin Shop Drawing
X98
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Tabel 4.4 Indikator yang Digunakan pada Kuesioner II Variabel Y Kategori Keterlambatan
Kode Y1
Indikator Bagaimana kinerja waktu pekerjaan yang anda kerjakan?
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
4.3. Kuesioner tahap kedua Setelah dilakukan penyesuaian dengan hasil validasi terhadap para pakar, maka dilakukan pengumpulan data tahap kedua. Dimana pada tahap ini, pengumpulan data IV-9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Kuesioner dapat dilihat pada lampiran penelitian ini. Responden dalam penelitian ini adalah staff yang bekerja di PT. Acset Indonusa, Tbk selaku main contractor pada Proyek Pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1 Jakarta. Responden diminta untuk mengisi kuesioner mengenai tingkat pengaruh suatu peristiwa terhadap keterlambatan pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1, Jakarta. Sehingga dapat diperoleh bagaimana penilaian terhadap penyebab terjadinya keterlambatan pada Proyek Pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1 Jakarta. Penjelasan data responden akan disajikan sebagai berikut. 4.3.1. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasaran jenis kelamin dapat dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut. Tabel 4.5 Distribusi Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Laki-Laki (L) Perempuan (P) Jumlah
Frekuensi 42 8 50
Prosentase (%) 84 16 100
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 42 orang atau sebesar 84%, sedangkan responden paling sedikit berjenis kelamin perempuan sebanyak 8 orang dengan prosentase sebesar 16%. Berikut adalah distribusi jenis kelamin responden menggunakan gambar pie chart:
IV-10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
JENIS KELAMIN Perempuan (P) 16%
Laki-Laki (L) 84%
Gambar 4.1 Pie Chart Distribusi Data Jenis Kelamin Responden (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
4.3.2. Distribusi frekuensi berdasarkan kelompok usia responden Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasaran kelompok usia responden dapat dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut. Tabel 4.6 Distribusi Kelompok Usia Responden Kelompok Usia ≤ 20 th 21 - 25 th 26 - 30 th 31 - 35 th 36 - 40 th 41 - 45 th 46 - 50 th > 50 th Jumlah
Frekuensi 1 21 11 4 5 2 5 1 50
Prosentase (%) 2 42 22 8 10 4 10 2 100
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Dari tabel pengelompokan usia di atas, diperoleh hasil bahwa sebagian besar distribusi responden berdasarkan usia berada pada usia 21-25 tahun yaitu sebanyak 21 orang dengan prosentase 42%. Kemudian untuk usia 26-30 tahun ada sebanyak 11 orang dengan prosentase 22%. Untuk usia 36-40 tahun dan 46-50 tahun, masing-masing sebanyak 5 orang dengan prosentase 10%. Untuk usia 31-35 tahun ada sebanyak 4 orang dengan prosentase 8%. Untuk usia 41-45 tahun ada sebanyak 2 orang dengan IV-11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
prosentase 4%. Dan jumlah paling sedikit sebanyak 1 orang adalah responden dengan usia ≤ 20 th dan > 50 th dengan prosentase sebesar 2%. Berikut adalah distribusi kelompok usia responden menggunakan gambar pie chart. KELOMPOK USIA 46 - 50 th 10%
≤ 20 th 2%
> 50 th 2%
41 - 45 th 4% 36 - 40 th 10%
21 - 25 th 42%
31 - 35 th 8%
26 - 30 th 22%
Gambar 4.2 Pie Chart Distribusi Data Kelompok Usia Responden (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
4.3.3. Distribusi Frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir responden Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasaran pendidikan terakhir responden dapat dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut. Tabel 4.7 Distribusi Pendidikan Terakhir Responden Pendidikan SMK D3 S1 S2 Jumlah
Frekuensi 10 6 31 3 50
Prosentase (%) 20 12 62 6 100
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhirnya rata-rata berpendidikan S1 yaitu sebanyak 31 orang dengan prosentase 62%. Sedangkan responden dengan pendidikan SMK, D3, dan S2 masing-masing sebanyak 10, 6, dan 3 orang dengan prosentase 20%, 12%, dan 6%. IV-12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Berikut adalah distribusi pendidikan terakhir responden menggunakan gambar pie chart. PENDIDIKAN TERAKHIR S2 6% SMK 20% D3 12% S1 62%
Gambar 4.3 Pie Chart Distribusi Data Pendidikan Terakhir Responden (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
4.3.4. Distribusi frekuensi berdasarkan jabatan responden Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasaran jabatan responden dapat dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut. Tabel 4.8 Distribusi Jabatan Responden Jabatan Cost Enginering Drafter Drawing Checker Engineer Kepala Logistik Koordinator Drafter MEP Manager Planning & Method Engineer Quality Control Site Manager Supervisor Jumlah
Frekuensi 1 7 4 13 1 1 1 3 6 5 8 50
Prosentase (%) 2 14 8 26 2 2 2 6 12 10 16 100
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar distribusi responden berdasarkan jabatan responden berada pada posisi Engineer yaitu sebanyak 13 orang dengan prosentase 26%. Berikut adalah distribusi jabatan responden dengan menggunakan gambar bar chart. JABATAN RESPONDEN 14 12 10 8 6 4 2 0
Gambar 4.4 Bar Chart Distribusi Data Jabatan Responden (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
4.3.5. Distribusi frekuensi berdasarkan lama kerja responden Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasaran lama kerja responden dapat dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut. Tabel 4.9 Distribusi Lama Kerja Responden Lama Kerja
Frekuensi
1 s/d 5 th 6 s/d 10 th 11 s/d 15 th 16 s/d 20 th 21 s/d 25 th 26 s/d 30 th Jumlah
32 5 4 3 3 3 50
Prosentase (%) 64 10 8 6 6 6 100
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar distribusi responden berdasarkan lama kerja responden, paling banyak adalah pada rentang 1 s/d 5 tahun yaitu dengan 32 orang dengan prosentase sebesar 64%.berada pada posisi Engineer yaitu sebanyak 13 orang dengan prosentase 26%. Berikut adalah distribusi lama kerja responden dengan menggunakan gambar pie chart. LAMA KERJA 21 s/d 25 th 6% 16 s/d 20 th
26 s/d 30 th 6%
6% 11 s/d 15 th 8% 6 s/d 10 th 10%
1 s/d 5 th 64%
Gambar 4.5 Bar Chart Distribusi Data Lama Kerja Responden (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
4.4. Analisis statistik deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009: 147 dalam Windyastuti, 2013). Analisis ini memiliki kegunaan untuk menyajikan karakteristik tertentu suatu data dari sampel tertentu. Analisis ini memungkinkan peneliti mengetahui secara tepat gambaran sekilas dan ringkas dari data yang didapat (Galuh, 2011). Dengan menggunakan program SPSS versi 24, didapat nilai sum, mean, median, mode, standard deviation, dll. Melalui analisis statitistik deskriptif akan diperoleh gambaran
IV-15 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
sekilas mengenai sub faktor-faktor penyebab keterlambatan yang memiliki skala tertinggi pada proyek yang dilihat dari skor total tertinggi pada masing-masing variabel. Hasil analisis deskriptif akan disajikan dalam masing-masing variabel. Berikut ini adalah tabulasi hasil analisis deskriptif variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) untuk faktor-faktor penyebab keterlambatan pada Proyek Pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1 Jakarta. Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Variabel X dan Y Variabel Faktor bahan (Material)
Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff & Labor
Faktor peralatan (Equipment) Faktor keuangan (Financing) Faktor lingkungan (Environment) Faktor perubahan (Change) serta Design & Method
Indikator X11 X12 X13 X14 X15 X16 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X210 X31 X32 X41 X42 X43
N Valid Missing 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Sum
3.038 3.521 3.154 3.155 2.858 3.400 3.421 3.154 3.667 2.858 3.154 3.155 3.154 3.155 3.421 3.154 2.590 2.985 2.400 3.521 2.458
2.696 3.447 2.833 3.234 2.727 3.030 3.158 2.998 3.641 2.608 2.781 2.842 2.891 3.180 3.160 2.921 2.616 2.806 2.324 3.476 2.279
2.696 3.063 2.833 3.234 2.727 3.030 3.158 2.998 4.706 2.608 2.781 3.608 2.891 2.255 3.160 3.798 2.616 2.806 3.695 3.063 2.970
0.975 0.942 0.960 0.956 0.965 0.945 0.960 0.964 0.930 0.937 0.962 0.963 0.944 0.960 0.960 0.963 0.966 0.965 0.951 0.946 0.960
151.889 176.027 157.718 157.729 142.915 169.995 171.067 157.719 183.344 142.910 157.722 157.726 157.709 157.728 171.058 157.718 129.504 149.270 119.988 176.040 122.889
X51
50
0
2.985
3.217
2.291
0.956
149.268
X61 X62 X63 X64 X65 X66 X67
50 50 50 50 50 50 50
0 0 0 0 0 0 0
4.521 3.667 2.755 3.755 3.858 3.421 2.985
5.225 3.956 2.574 3.858 4.176 3.132 2.854
5.225 3.956 3.428 3.858 3.176a 3.132 2.854
0.863 0.947 0.966 0.939 0.943 0.960 0.965
226.034 183.355 137.748 187.746 192.916 171.050 149.260
IV-16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Variabel X dan Y (Lanjutan) Variabel
Indikator
Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation)
X71
X81 X82 X83 X84 X85 X86 X87 X88 X89 X91 Faktor waktu dan X9 2 kontrol (Schedulling and Controlling X93 techniques) X94 X95 X96 X97 X98 Keterlambatan Y1 (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017) Faktor kontrak (Contractual Relationship)
N Valid Missing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Sum
50
0
2.521
2.957
2.957
0.955
126.049
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.421 2.458 3.437 3.858 3.421 3.590 4.117 3.154 2.985 2.858 3.154 2.859 3.154 3.421 2.858 3.154 3.154 2.985
3.070 2.614 3.631 3.782 3.451 3.796 4.001 2.895 3.245 2.569 3.257 3.148 3.257 3.734 3.116 2.839 2.973 2.854
3.070 2.614 3.631 4.824 3.848 3.017 5.051 3.769 2.406 2.569 4.272 3.148 4.272 2.904 4.061 2.839 2.973 2.854
0.956 0.961 0.951 0.922 0.960 0.942 0.909 0.962 0.949 0.963 0.948 0.957 0.947 0.953 0.955 0.948 0.964 0.962
171.058 122.884 171.833 192.919 171.065 179.487 205.858 157.709 149.272 142.907 157.723 142.926 157.716 171.056 142.922 157.707 157.713 149.254
Dari Tabel 4.10, masing-masing penjelasannya adalah sebagai berikut. Untuk faktor bahan (material), sub faktor atau indikator yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X12 yaitu “Keterlambatan pemutusan Owner tentang material yang akan digunakan” dengan skor total 176.027, mean 3.521, median 3.447, dan mode 3.063. Untuk Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff & Labor, sub faktor atau indikator yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X23 yaitu “Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pihak yang terlibat di dalam proyek” dengan skor total 183.344, mean 3.667, median 3.641, dan mode 4.706. Untuk Faktor peralatan (Equipment), sub faktor atau indikator yang paling berpengaruh IV-17 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
terhadap keterlambatan adalah indikator X32 yaitu “Kesalahan manajemen peralatan” dengan skor total 149.270, mean 2.985, median 2.806, dan mode 2.806. Untuk Faktor keuangan (Financing), sub faktor atau indikator yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X42 yaitu “Sistem pembayaran pemilik ke kontraktor yang tidak sesuai kontrak akibat alasan tertentu” dengan skor total 176.040, mean 3.521, median 3.476, dan mode 3063. Untuk Faktor lingkungan (Environment), sub faktor atau indikator yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X51 yaitu “Pengaruh hujan pada aktivitas konstruksi” dengan skor total 149.268, mean 2.985, median 3.217, dan mode 2.291. Untuk Faktor perubahan (Change) serta Design & Method, sub faktor atau indikator yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X61 yaitu “Perubahan desain yang terlalu signifikan” dengan skor total 226.034, mean 4.521, median 5.225, dan mode 5.225. Untuk Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation), sub faktor atau indikator yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X71 yaitu “Perolehan ijin dari Pemerintah” dengan skor total 126.049, mean 2.521, median 2.957, dan mode 2.957. Untuk Faktor kontrak (Contractual Relationship), sub faktor atau indikator yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X87 yaitu “Komunikasi yang kurang antara Owner dengan perencana pada perencanaan” dengan skor total 205.858, mean 4.117, median 4.001, dan mode 5.051. Untuk Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques), sub faktor atau indikator yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X94 IV-18 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
yaitu “Kurangnya komitmen akan komitmen QA/QC” dengan skor total 171.056, mean 3.421, median 3.734, dan mode 2.904. 4.5. Uji instrumen penelitian Keabsahan atau kesahihan suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan dua macam pengujian yaitu test of validity (uji validitas atau kesahihan) dan test of reliability (uji kehandalan). Adapun uji instrumen pada penelitian kali ini menggunakan SPSS Versi 24. 4.5.1. Uji validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner atau skala, apakah item-item pada kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur (Duwi, 2010). Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikasi koefisien korelasi pada taraf signifikasi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkolerasi signifikan terhadap skor total. Pada software SPSS versi 24 teknik pengujian yang sering digunakan untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson dan Corrected Item–Total Correlation. Pada penelitian ini penulis menggunakan Teknik Corrected Item–Total Correlation. Outputnya yaitu data dikatakan valid apabila nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel. R tabel ada pada lampiran. Tabel 4.11 Uji Validitas Instrumen Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
(N=50)
r Tabel Kesimpulan
X11
150.84422
335.089
0.308
0.892
0.279
Valid
X12
150.36146
334.200
0.347
0.892
0.279
Valid
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-19 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.11 Uji Validitas Instrumen (Lanjutan) Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
(N=50)
r Tabel Kesimpulan
X13
150.72764
331.886
0.407
0.891
0.279
Valid
X14
150.72742
341.324
0.135
0.894
0.279
Tidak Valid
X15
151.02370
326.132
0.573
0.888
0.279
Valid
X16
150.48210
332.407
0.398
0.891
0.279
Valid
X21
150.46066
335.031
0.315
0.892
0.279
Valid
X22
150.72762
328.713
0.497
0.889
0.279
Valid
X23
150.21512
336.358
0.287
0.892
0.279
Valid
X24
151.02380
338.242
0.229
0.893
0.279
Tidak Valid
X25
150.72756
331.546
0.416
0.891
0.279
Valid
X26
150.72748
329.520
0.474
0.890
0.279
Valid
X27
150.72782
327.363
0.549
0.889
0.279
Valid
X28
150.72744
325.748
0.587
0.888
0.279
Valid
X29
150.46084
332.675
0.383
0.891
0.279
Valid
X210
150.72764
331.207
0.425
0.890
0.279
Valid
X31
151.29192
341.082
0.140
0.894
0.279
Tidak Valid
X32
150.89660
332.950
0.373
0.891
0.279
Valid
X41
151.48224
340.050
0.173
0.894
0.279
Tidak Valid
X42
150.36120
333.090
0.377
0.891
0.279
Valid
X43
151.42422
338.041
0.228
0.893
0.279
Tidak Valid
X51
150.89664
340.832
0.150
0.894
0.279
Tidak Valid
X61
149.36132
332.758
0.430
0.891
0.279
Valid
X62
150.21490
332.833
0.385
0.891
0.279
Valid
X63
151.12704
330.008
0.458
0.890
0.279
Valid
X64
150.12708
333.104
0.380
0.891
0.279
Valid
X65
150.02368
332.690
0.391
0.891
0.279
Valid
X66
150.46100
326.979
0.551
0.889
0.279
Valid
X67
150.89680
339.610
0.182
0.894
0.279
Tidak Valid
X71
151.36102
333.350
0.366
0.891
0.279
Valid
X81
150.46084
333.765
0.353
0.891
0.279
Valid
X82
151.42432
338.485
0.215
0.893
0.279
Tidak Valid
X83
150.44534
335.074
0.317
0.892
0.279
Valid
X84
150.02362
335.227
0.324
0.892
0.279
Valid
X85
150.46070
333.398
0.362
0.891
0.279
Valid
X86
150.29226
334.533
0.337
0.892
0.279
Valid
X87
149.76484
335.137
0.332
0.892
0.279
Valid
X88
150.72782
334.995
0.315
0.892
0.279
Valid
X89
150.89656
334.334
0.339
0.892
0.279
Valid
X91
151.02386
335.907
0.289
0.892
0.279
Valid
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.11 Uji Validitas Instrumen (Lanjutan) Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
(N=50)
r Tabel Kesimpulan
X92
150.72754
330.832
0.444
0.890
0.279
Valid
X93
151.02348
332.561
0.388
0.891
0.279
Valid
X94
150.72768
333.504
0.365
0.891
0.279
Valid
X95
150.46088
335.479
0.305
0.892
0.279
Valid
X96
151.02356
335.221
0.311
0.892
0.279
Valid
X97
150.72786
330.033
0.467
0.890
0.279
Valid
X98
150.72774
324.840
0.612
0.888
0.279
Valid
Y1
150.89692
328.351
0.509
0.889
0.279
Valid
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Dari tabel di atas didapat nilai rtabel pada 50 responden adalah 0,279. Berdasarkan hasil output di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 8 indikator variabel independen yaitu X14, X24, X31, X41, X43, X51, X67, X82 yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation kurang dari nilai rtabel , maka dapat dikatakan jika kedelapan indikator variabel independen tersebut tidak valid dan dapat dieliminasi. Setelah indikator variabel yang tidak valid dieliminasi, maka dilakukan uji validitas sekali lagi untuk data yang telah valid. Tabel 4.12 Uji Validitas Instrumen Kedua Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
X11
128.95558
280.657
X12
128.47282
X13
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
(N=50)
0.336
0.898
0.279
Valid
280.048
0.370
0.897
0.279
Valid
128.83900
279.390
0.383
0.897
0.279
Valid
X15
129.13506
273.947
0.555
0.894
0.279
Valid
X16
128.59346
279.861
0.375
0.897
0.279
Valid
X21
128.57202
280.499
0.348
0.897
0.279
Valid
X22
128.83898
274.925
0.524
0.895
0.279
Valid
X23
128.32648
281.895
0.315
0.898
0.279
Valid
X25
128.83892
278.198
0.420
0.896
0.279
Valid
X26
128.83884
276.837
0.463
0.896
0.279
Valid
X27
128.83918
273.962
0.568
0.894
0.279
Valid
X28
128.83880
273.357
0.577
0.894
0.279
Valid
r Tabel Kesimpulan
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-21 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.12 Uji Validitas Instrumen Kedua (Lanjutan) Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
(N=50)
r Tabel Kesimpulan
X29
128.57220
278.732
0.404
0.897
0.279
Valid
X210
128.83900
276.857
0.462
0.896
0.279
Valid
X32
129.00796
280.218
0.355
0.897
0.279
Valid
X42
128.47256
280.519
0.353
0.897
0.279
Valid
X61
127.47268
280.657
0.387
0.897
0.279
Valid
X62
128.32626
281.374
0.325
0.898
0.279
Valid
X63
129.23840
276.423
0.474
0.896
0.279
Valid
X64
128.23844
280.823
0.346
0.897
0.279
Valid
X65
128.13504
278.839
0.408
0.897
0.279
Valid
X66
128.57236
274.277
0.547
0.894
0.279
Valid
X71
129.47238
280.444
0.351
0.897
0.279
Valid
X81
128.57220
279.962
0.366
0.897
0.279
Valid
X83
128.55670
280.805
0.342
0.897
0.279
Valid
X84
128.13498
281.362
0.336
0.898
0.279
Valid
X85
128.57206
279.908
0.367
0.897
0.279
Valid
X86
128.40362
280.857
0.344
0.897
0.279
Valid
X87
127.87620
280.025
0.386
0.897
0.279
Valid
X88
128.83918
280.630
0.343
0.897
0.279
Valid
X89
129.00792
281.284
0.327
0.898
0.279
Valid
X91
129.13522
282.136
0.295
0.898
0.279
Valid
X92
128.83890
277.395
0.453
0.896
0.279
Valid
X93
129.13484
278.980
0.398
0.897
0.279
Valid
X94
128.83904
280.856
0.342
0.897
0.279
Valid
X95
128.57224
281.591
0.316
0.898
0.279
Valid
X96
129.13492
282.560
0.284
0.898
0.279
Valid
X97
128.83922
276.829
0.472
0.896
0.279
Valid
X98
128.83910
271.455
0.636
0.893
0.279
Valid
Y1
129.00828
275.489
0.507
0.895
0.279
Valid
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Berdasarkan hasil output di atas, dapat dilihat bahwa seluruh indikator memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih dari nilai rtabel , maka dapat dikatakan jika seluruh indikator valid dan tidak ada yang dieliminasi. 4.5.2. Uji reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang IV-22 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
(Duwi Priyatno, 2010:97). Ada beberapa metode pengujian reliabilitas, salah satunya yang akan dipakai pada penelitian ini adalah metode Cronbach’s Alpha. Menurut Sekaran (1992) dalam Duwi (2010), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Pada penelitian ini, setelah diuji validitasnya maka item-item yang gugur dibuang dan item yang tidak gugur dimasukkan ke dalam uji reliabilitas. Maka yang akan dihitung ada sebanyak 40 indikator (N of Item = 40), karena 8 indikator telah digugurkan. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Instrumen Cronbach's Alpha 0.899
N of Items 40
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Hasil uji reliabilitas didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.899. Karena nilai di atas 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen dalam penelitian ini reliabel. 4.6. Uji asumsi klasik Uji asumsi klasik dilakukan karena pada penelitian ini menggunakan alat analisis model regresi berganda. Tujuan pengujian asumsi klasik adalah memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias, dan konsisten. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas data, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. 4.6.1. Uji normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Dalam pembahasan ini, digunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut. IV-23 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.14 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
50 0.0000000
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
0.59939187 0.114 0.114 -0.062 0.114
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
0.102
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Dari output di atas, dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2 tailed) adalah sebesar 0.102. Karena signifikansi variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 4.6.2. Uji multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Pada pembahasan ini, dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) pada model regresi. Menurut Santoso (2001, dalam Duwi Priyatno, 2010:81), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel independen lainnya. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas
Model 1
Collinearity Statistics
Kesimpulan
Tolerance
VIF
Faktor bahan (Material)
0.429
2.331
Tidak ada Multikolinearitas
Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff & Labor
0.370
2.706
Tidak ada Multikolinearitas
Faktor peralatan (Equipment)
0.803
1.246
Tidak ada Multikolinearitas
Faktor keuangan (Financing)
0.811
1.234
Tidak ada Multikolinearitas
(Constant)
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-24 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas (Lanjutan) Collinearity Statistics
Model 1
Kesimpulan
Tolerance
VIF
Faktor perubahan (Change) serta Design & Method
0.334
2.993
Tidak ada Multikolinearitas
Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation)
0.790
1.266
Tidak ada Multikolinearitas
Faktor kontrak (Contractual Relationship)
0.499
2.002
Tidak ada Multikolinearitas
Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques)
0.344
2.908
Tidak ada Multikolinearitas
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Dari output tersebut di atas, dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk semua variabel adalah kurang dari 5. Maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah multikolinearitas. 4.6.3. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Pada pembahasan ini dilakukan uji heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji Spearman’s rho, yaitu mengkorelasikan nilai residual (Unstandardized residual) dengan masing-masing variabel independen. Jika signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas. Tabel 4.16 Uji Heteroskedastisitas Spearman’s rho Unstandardized Residual
Variabel Correlation Coefficient
Faktor bahan (Material)
Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff & Labor
Faktor peralatan (Equipment)
Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
-0.048 0.743 50 -0.010 0.947 50 0.004 0.978 50
Kesimpulan Tidak ada Heteroskedastisitas Tidak ada Heteroskedastisitas Tidak ada Heteroskedastisitas
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-25 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.16 Uji Heteroskedastisitas Spearman’s rho (Lanjutkan) Unstandardized Residual
Variabel
Faktor keuangan (Financing)
Faktor perubahan (Change) serta Design & Method Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation) Faktor kontrak (Contractual Relationship) Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques)
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
0.023 0.875 50 -0.062 0.667 50 -0.024 0.868 50 -0.060 0.679 50 0.010 0.943 50
Kesimpulan Tidak ada Heteroskedastisitas Tidak ada Heteroskedastisitas Tidak ada Heteroskedastisitas Tidak ada Heteroskedastisitas Tidak ada Heteroskedastisitas
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Dari hasil korelasi di atas, dapat diketahui korelasi antara masing-masing variabel independen dengan Unstandardized residual menghasilkan nilai signifikansi korelasi lebih dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas. 4.7. Analisis regresi linier berganda Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel independen. Analisis ini digunakan dan dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel faktor penyebab keterlambatan proyek: Faktor bahan, Faktor tenaga kerja, Faktor peralatan, Faktor keuangan, Faktor perubahan, Faktor hubungan dengan pemerintah, Faktor kontrak, dan Faktor waktu dan kontrol terhadap adanya Keterlambatan proyek. Hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 24 adalah sebagai berikut.
IV-26 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda Unstandardized Coefficients Std. B Error -1.333 0.767
Model 1
(Constant)
Standardized Coefficients
t
Sig.
Kesimpulan
Beta -1.737
0.090 Berpengaruh signifikan Tidak berpengaruh signifikan Berpengaruh signifikan Tidak berpengaruh signifikan Tidak berpengaruh signifikan
Faktor bahan (Material)
0.840
0.254
0.491
3.304
0.002
Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff & Labor
-0.373
0.279
-0.214
-1.338
0.188
Faktor peralatan (Equipment)
0.443
0.108
0.444
4.091
0.000
Faktor keuangan (Financing)
-0.032
0.110
-0.032
-0.294
0.770
-0.121
0.313
-0.065
-0.387
0.700
0.282
0.110
0.280
2.556
0.014
Berpengaruh signifikan
0.790
0.268
0.405
2.945
0.005
Berpengaruh signifikan
-0.450
0.313
-0.238
-1.435
0.159
Tidak berpengaruh signifikan
Faktor perubahan (Change) serta Design & Method Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation) Faktor kontrak (Contractual Relationship) Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques)
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 24 dapat disusun model regresi sebagai berikut. Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9
…….............
(4.1) Y’ = (-1.333) + 0.840 X1 + (-0.373) X2 + 0.443 X3 + (-0.032) X4 + (-0.121) X6 + 0.282 X7 + 0.790 X8 + (-0.450) X9 Keterangan: Y’
= Variabel dependen (Keterlambatan pelaksanaan proyek)
a
= konstanta
b1,b2,….., b9
= koefisien regresi (nilai peningkatan maupun penurunan)
X1, X2, …, X9 = Variabel independen (Faktor-Faktor keterlambatan pelaksanaan proyek) IV-27 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
4.8. Uji hipotesis 4.8.1. Koefisien determinasi (R2) Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2, …., Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit pun prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikit pun variasi variabel dependen (Duwi Prayitno, 2010 : 66). Begitu pula sebaliknya apabila nilai R2 sama dengan 1. Hasil analisis determinasi dengan menggunakan software SPSS dapat dilihat pada output Model Summary dari hasil analisis regresi linier berganda. Berikut hasil analisis determinasi. Tabel 4.18 Koefisien Determinasi (R2) Model 1
R 0.782
R Square 0.612
Adjusted R Square 0.536
Std. Error of the Estimate 0.65526
DurbinWatson 1.926
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Berdasarkan hasil di atas, diperoleh koefisien determinasi R2 (R Square) sebesar 0.612 atau 61.2%. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel independen: Faktor bahan, Faktor tenaga kerja, Faktor peralatan, Faktor keuangan, Faktor perubahan, Faktor hubungan dengan pemerintah, Faktor kontrak, dan Faktor waktu dan kontrol terhadap variabel dependen (keterlambatan proyek) sebesar 61.2%. sedangkan sisanya sebesar 38.8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
IV-28 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan. Sedangkan Standard Error of the Estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan model regresi dalam memprediksikan nilai Y. 4.8.2. Uji koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara serentak atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F dalam software SPSS dapat dilihat pada output ANOVA dari hasil analisis regresi linier berganda. Dikatakan signifikan apabila nilai probabilitas atau Sig. kurang dari 0.05 dan nilai Fhitung lebih dari Ftabel. Hasil uji F dengan menggunakan SPSS 24 adalah sebagai berikut. Tabel 4.19 Uji F Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 27.739 17.604 45.344
df 8 41 49
Mean Square 3.467 0.429
F 8.076
Sig. 0.000
Kesimpulan Berpengaruh signifikan
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Cara menentukan Ftabel adalah sebagai berikut: Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df1 adalah jumlah variabel dikurangi 1 atau 9-1=8, dan df2 adalah n-k-1 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen) atau 50-8-1=41, maka hasil diperoleh untuk Ftabel sebesar 2.174 (Lihat pada lampiran). Atau dapat dicari di Microsoft Excel dengan cara pada cell kosong ketik =finv(0.005,8,41) lalu tekan enter (Duwi, 2010). Dari data di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 8.076 > Ftabel sebesar 2.174 dengan probabilitas sebesar 0.000 < 0.05. Artinya terdapat pengaruh signifikan yang sangat kuat antara Faktor bahan (X1), Faktor tenaga kerja (X2), Faktor peralatan (X3), Faktor keuangan (X4), Faktor perubahan (X5), Faktor hubungan dengan pemerintah (X6), IV-29 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Faktor kontrak (X7), dan Faktor waktu dan kontrol (X8) secara bersama-sama terhadap Keterlambatan proyek (Y). 4.8.2. Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1, X2, …., Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Pengujian koefisien Regresi secara Parsial diawali dengan menentukan hipotesis. 1. Untuk variabel bahan (material) H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor bahan dengan keterlambatan proyek. Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor bahan dengan keterlambatan proyek. 2. Untuk variabel tenaga kerja (man power) H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor tenaga kerja dengan keterlambatan proyek. Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor tenaga kerja dengan keterlambatan proyek. 3. Untuk variabel peralatan (equipment) H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor peralatan dengan keterlambatan proyek. Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor peralatan dengan keterlambatan proyek. 4. Untuk variabel keuangan (financing) H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor keuangan dengan keterlambatan proyek. Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor keuangan dengan keterlambatan proyek. IV-30 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
5. Untuk variabel perubahan (change) serta design and method H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor perubahan (change) serta design and method dengan keterlambatan proyek. Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor perubahan (change) serta design and method dengan keterlambatan proyek. 6. Untuk variabel hubungan dengan pemerintah (government relation) H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor hubungan dengan pemerintah dengan keterlambatan proyek. Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor hubungan dengan pemerintah dengan keterlambatan proyek. 7. Untuk variabel kontrak (contractual relationship) H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor kontrak dengan keterlambatan proyek. Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor kontrak dengan keterlambatan proyek. 8. Untuk variabel waktu dan kontrol (scheduling and controlling techcniques) H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor waktu dan kontrol dengan keterlambatan proyek. Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor waktu dan kontrol dengan keterlambatan proyek. Kemudian menentukan t
tabel
dengan langkah sebagai berikut: tabel distribusi t dicari
pada α = 5% :2 = 2.5% (uji 2 sisi), dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 = 50-8-1 = 41 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi 0.025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2.020 (Lihat pada lampiran) atau dapat dicari di Microsoft Excel dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0.05,41) lalu tekan enter (Duwi, 2010). IV-31 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: - H0 diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel - H0 ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel Hasil perhitungan dengan software SPSS 24 diperoleh hasil seperti yang tertera pada Tabel 4.17. Penjelasannya adalah sebagai berikut. Faktor bahan (material) mempunyai nilai t
hitung
sebesar 3.304 > t
tabel
sebesar 2.020
dengan nilai probabilitas sebesar 0.002 < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti faktor material berpengaruh signifikan positif terhadap Keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi masalah material yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek tinggi pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor bahan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek. Faktor tenaga kerja, dalam hal ini staff dan para pekerja mempunyai nilai t hitung sebesar -1.338 > - t
tabel
sebesar -2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.188 > 0.05, maka H0
diterima yang berarti faktor tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap Keterlambatan proyek. Hal tersebut menunjukkan tenaga kerja bukan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek (bukan faktor yang mempengaruhi). Faktor Peralatan mempunyai nilai t
hitung
sebesar 4.091 > t
tabel
sebesar 2.020 dengan
nilai probabilitas sebesar 0.000 < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti faktor peralatan berpengaruh signifikan positif terhadap Keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi masalah yang berhubungan dengan peralatan yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek menjadi tinggi pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor peralatan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek.
IV-32 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Faktor keuangan mempunyai nilai t
hitung
sebesar -0.294 > -t
tabel
sebesar -2.020 dengan
nilai probabilitas sebesar 0.770 > 0.05, maka H0 diterima yang berarti faktor keuangan tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut menunjukkan masalah keuangan bukan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek. Faktor perubahan serta desain dan method mempunyai nilai t tabel
hitung
sebesar -0.387 > -t
sebesar 2.-020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.700 > 0.05, maka H0 diterima
yang berarti faktor perubahan serta desain dan method tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut menunjukkan masalah perubahan serta desain dan method bukan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek. Faktor hubungan dengan pemerintah mempunyai nilai t
hitung
sebesar 2.556 > t
tabel
sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.014 < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti faktor hubungan dengan pemerintah berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi masalah yang berhubungan dengan pemerintah yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek menjadi tinggi pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor hubungan dengan pemerintah merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek. Faktor kontrak mempunyai nilai t hitung sebesar 2.945 > t tabel sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.005 < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti faktor kontrak berpengaruh signifikan positif terhadap Keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi masalah kontraktual yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek menjadi tinggi pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor kontrak merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek.
IV-33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Faktor waktu dan kontrol mempunyai nilai t hitung sebesar -1.435 > -t tabel sebesar -2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.159 > 0.05, maka H0 diterima yang berarti faktor waktu dan kontrol tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap Keterlambatan proyek. Hal tersebut menunjukkan masalah waktu dan kontrol tidak dianggap sebagai faktor penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek. 4.8.3. Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t) kedua (Trial) Uji t kedua ini dilakukan untuk melihat konsistensi dari variabel independen yang berpengaruh signifikan pada variabel dependennya. Adapun hasil selengkapnya sebagai berikut. Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Uji t Kedua (Trial) Unstandardized Coefficients Std. B Error -1.823 0.778
Model 1
(Constant) Faktor bahan (Material) Faktor peralatan (Equipment) Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation) Faktor kontrak (Contractual Relationship)
Standardized Coefficients
t
Sig.
-2.343
0.024
Kesimpulan
Beta
0.601
0.218
0.351
2.759
0.008
0.325
0.106
0.326
3.070
0.004
0.190
0.112
0.188
1.692
0.097
0.412
0.234
0.211
1.758
0.086
Berpengaruh signifikan Berpengaruh signifikan Tidak berpengaruh signifikan Tidak berpengaruh signifikan
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Hasil pengujian Uji t pada tahap kedua ini menunjukkan bahwa keempat variabel bebas yang sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan proyek, hanya dua variabel bebas yang bersifat konsisten, yaitu faktor bahan (material) dan faktor peralatan (equipment), sedangkan variabel bebas yang lain tidak menunjukkan konsistensinya. Hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa pada tahap kedua ini tidak lebih baik dibandingkan pada pengujian yang pertama.
IV-34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
4.9. Pembahasan hasil penelitian Dari analisis data, diperoleh hasil sebagai berikut. 1. Faktor bahan berpengaruh terhadap keterlambatan proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor bahan berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai t sebesar 3.304 > t
tabel
hitung
sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.002 < 0.05,
yang berarti faktor bahan berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi masalah kesulitan bahan yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek menjadi tinggi pula. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor bahan merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi adanya keterlambatan proyek. 2. Faktor tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap keterlambatan proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai t hitung sebesar -1.338 > -t tabel sebesar -2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.188 > 0.05, yang berarti faktor tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan proyek. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor tenaga kerja bukan merupakan faktor yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek. 3. Faktor peralatan berpengaruh terhadap keterlambatan proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor peralatan berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai t sebesar 4.091 > t
tabel
hitung
sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000 < 0.05,
yang berarti faktor peralatan berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi masalah kesulitan yang berhubungan dengan IV-35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
peralatan yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek menjadi tinggi pula. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor peralatan merupakan faktor yang penting yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek. 4. Faktor keuangan tidak berpengaruh terhadap keterlambatan proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor keuangan tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai t hitung sebesar -0.294 >- t tabel sebesar -2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.770 > 0.05. Hal tersebut menunjukkan masalah keuangan bukan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor keuangan bukan merupakan faktor yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek. 5. Faktor perubahan serta desain dan method tidak berpengaruh terhadap keterlambatan proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor perubahan serta desain dan method tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai t
hitung
sebesar -0.387 > -t
tabel
sebesar -2.020 dengan nilai
probabilitas sebesar 0.700 > 0.05. Hal tersebut menunjukkan masalah perubahan serta desain dan method bukan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor perubahan serta desain dan method bukan merupakan faktor yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek. 6. Faktor hubungan dengan pemerintah berpengaruh terhadap keterlambatan proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor peralatan berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai t
hitung
IV-36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
sebesar 2.556 > t
tabel
sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.014 < 0.05,
yang berarti faktor hubungan dengan pemerintah berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi masalah hubungan dengan pemerintah yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek menjadi tinggi pula. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor hubungan dengan pemerintah merupakan faktor yang penting yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek. 7. Faktor kontrak berpengaruh terhadap keterlambatan proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kontrak berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai t sebesar 2.945 > t
tabel
hitung
sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.005 < 0.05,
yang berarti faktor kontraktual berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi masalah kontraktual yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek menjadi tinggi pula. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kontrak merupakan faktor yang penting yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek. 8. Faktor waktu dan kontrol tidak berpengaruh terhadap keterlambatan proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor waktu dan kontrol tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai t hitung sebesar -1.435 > -t tabel sebesar -2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.159 > 0.05. Hal tersebut menunjukkan masalah waktu dan kontrol bukan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor waktu dan kontrol bukan merupakan faktor yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek.
IV-37 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
4.10. Validasi akhir pakar hasil penelitian Validasi akhir pakar hasil penelitian digunakan untuk mengetahui bagaimana pendapat dan tanggapan para pakar mengenai variabel yang diperoleh. Hasil penelitian mengenai penyebab keterlambatan pada proyek Thamrin Nine Phase 1 dikembalikan lagi kepada 5 responden pakar untuk dimintai pendapatnya. Berikut ini tabulasi dari pendapat para pakar perihal variabel-variabel penyebab keterlambatan proyek pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1 Jakarta.
IV-38 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.21 Validasi Akhir Pakar Hasil Penelitian Faktor kontrak (Contractual Variabel
Faktor bahan (Material)
Faktor hubungan dengan pemerintah Faktor peralatan (Equipment) (Government Relation)
Relationship) Komunikasi yang kurang antara Keterlambatan pemutusan Owner Sub Variabel / Indikator
Owner dengan perencana pada
Kesalahan manajemen peralatan
Perolehan ijin dari pemerintah
tentang material yang akan digunakan perencanaan Pakar 1
Sangat lumrah terjadi dikarenakan
Salah satu faktor yang menghambat
Kesalahan manajemen peralatan
Proses perijinan untuk hal- hal
kurang spesifiknya / kurang
peroses pelaksanaan di lapangan
terjadi karena berbagai hal,
tertentu pada pemerintah cenderung
matangnya perencanaan dan biasanya
adalah kurangnya komunikasi antara
diantaranya adalah kurang tepatnya
membutuhkan waktu yang lumayan
terkait dengan harga dan ketersediaan
owner dengan perencana, yang
penggunaan peralatan yang digunakan
lama karena pelayanan perijinan tidak
bahan/material di pasaran sehingga
mengakibatkan desain pekerjaan yang
terhadap pekerjaan yang akan
hanya melayani satu pihak, tp juga
mencari alternatif material lain, yang
berubah-ubah, dan mengakibatkan
dilaksanakan. Hal ini mengakibatkan
melayani bermacam-macam perijinan
mengakibatkan terhambatnya
terlambatnya pekerjaan. Apalagi jika
terlambatnya pekerjaan karena alat
dari masyarakat. Baiknya pengajuan
pekerjaan karena belum ada kepastian
suatu desain sudah dilaksanakan di
tidak sesuai dengan kapasitas yang
ijin dilakukan tidak secara mendadak.
mengenai material yang akan
lapangan dan tiba-tiba owner tidak
dibutuhkan di lapangan.
digunakan tersebut.
setuju atau berubah pikiran, terpaksa harus membongkarnya
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-39 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.21 Validasi Akhir Pakar Hasil Penelitian (Lanjutan) Faktor kontrak (Contractual Variabel
Faktor bahan (Material)
Faktor hubungan dengan pemerintah Faktor peralatan (Equipment) (Government Relation)
Relationship) Komunikasi yang kurang antara Keterlambatan pemutusan Owner Sub Variabel / Indikator
Owner dengan perencana pada
Kesalahan manajemen peralatan
Perolehan ijin dari pemerintah
tentang material yang akan digunakan perencanaan Pakar 2
Hal ini terjadi karena material yang
Pentingnya komunikasi antara owner
Peralatan yang digunakan harus sesuai
Perolehan ijin dari pemerintah sangat
ada dalam spesifikasi dan perencanaan
dengan konsultan perencana bertujuan
dengan spesifikasi dalam kontrak dan
penting untuk diperhatikan, karena
tidak lagi dikehendaki oleh pihak
untuk mendapatkan desain yang
kebutuhan di lapangan. Pemilihan
menyangkut proses pelaksanaan
owner, sehingga pihak owner ingin
terbaik dan bisa dengan tepat dan
peralatan yang tepat merupakan
pekerjaan. Jika ijin belum didapatkan,
mengganti material tersebut dengan
tanpa halangan jika diaplikasikan ke
langkah awal yang sangat
maka pekerjaan belum bisa
material yang lebih baik dan sesuai
lapangan. Jika desain dari konsultan
mempengaruhi kelangsungan
dilaksanakan. Sebaiknya menjalin
dengan keinginannya. Untuk
perencana tidak sejalan dengan
pekerjaan di lapangan. Dan untuk
hubungan baik dengan pemerintah
menghindari hal seperti ini, sebaiknya
keinginan owner, maka akan muncul
perawatan peralataan, sebaiknya rutin
dan melakukan konsultasi dengan
owner dan perencana mematangkan
kendala di lapangan yang
dilakukan dan dilakukan penggantian
pihak perijinan jauh-jauh hari sebelum
material apa dan spesifikasi apa saja
mengakibatkan keterlambatan pada
spare part jika sudah tidak layak.
dilakukan pekerjaan di lapangan.
yang harus digunakan, dan bila
proses pelaksanaan.
material tertentu akan diganti atau dirubah sebaiknya sesegera mungkin.
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-40 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.21 Validasi Akhir Pakar Hasil Penelitian (Lanjutan) Faktor kontrak (Contractual Variabel
Faktor bahan (Material)
Faktor hubungan dengan pemerintah Faktor peralatan (Equipment) (Government Relation)
Relationship) Komunikasi yang kurang antara Keterlambatan pemutusan Owner Sub Variabel / Indikator
Owner dengan perencana pada
Kesalahan manajemen peralatan
Perolehan ijin dari pemerintah
tentang material yang akan digunakan perencanaan Pakar 3
Keterlambatan pemutusan owner bisa
Komunikasi antara owner dengan
Kesalahan manajemen peralatan juga
Perijinan dari pemerintah setempat
terjadi karena dari pihak pemilik
perencana berkaitan dengan desain.
berpengaruh terhadap keterlambatan
memiliki andil dalam durasi proyek.
pekerjaan (owner)menginginkan
Apabila tidak terjalin komunikasi
proyek. Kualitas alat yang digunakan
Semakin dipersulit proses perijinan
material lain dengan alasan material
yang baik, akan muncul perubahan-
harus dicermati secara teliti supaya
maka laju pekerjaan konstruksi akan
yang sebelumnya memiliki metode
perubahan desain yang akan menjadi
circle time alat tersebut maksimal. Di
terhambat. Karena pekerjaan tersebut
kerja yang sulit atau membutuhkan
penyebab dari keterlambatan
samping penggunaan alat, metode
dikerjakan setelah mendapat ijin dari
perawatan yang mahal sehingga
pelaksanaan proyek
pengerjaan yang diterapkan harus
pemerintah setempat.
mencari alternatif material lain, yang
linier dengan alat yang ada
mengakibatkan penundaan atau bahkan pembongkaran pekerjaan bila pekerjaan telah dilaksanakan.
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-41 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.21 Validasi Akhir Pakar Hasil Penelitian (Lanjutan) Faktor kontrak (Contractual Variabel
Faktor bahan (Material)
Faktor hubungan dengan pemerintah Faktor peralatan (Equipment) (Government Relation)
Relationship) Komunikasi yang kurang antara Keterlambatan pemutusan Owner Sub Variabel / Indikator
Owner dengan perencana pada
Kesalahan manajemen peralatan
Perolehan ijin dari pemerintah
tentang material yang akan digunakan perencanaan Pakar 4
Kasus ini kerap terjadi di lapangan.
Adanya kesalahpahaman antara owner
Kesalahan manajemen peralatan
Faktor ini dapat menyebabkan
Perencanaan pengadaan material baik
dengan konsultan perencana dalam
menyebabkan keterlambatan pada
keterlambatan pekerjaan karena
schedule maupun volumenya hingga
merencanakan proyek. Keinginan dari
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
beberapa masalah di lapangan terjadi
pengiriman sampai ke proyek harus
owner yang sering berubah-ubah
Beberapa hal yang harus diperhatikan
karena tersendatnya ijin dari
diatur dengan baik. Apabila belum
mengakibatkan perubahan rancangan
dalam manajemen peralatan antara
pemerintah. Misalnya ijin ke satpol
ada keputusan dari owner mengenai
pada bangunan. Hal ini membuat
lain: performa mesin, kesehatan
PP karena menggunakan fasilitas
material apa yang akan digunakan,
penyedia jasa kebingungan karena
mesin, pemeliharaan dan reparasi
umum untuk kegiatan proyek, ijin ke
otomatis pengadaan material belum
informasi perubahan desain yang
yang terencana, dan keselamatan kerja
kepolisian untuk pengamanan dan
bisa dilakukan sehingga menyebabkan
tidak pasti dan tidak jelas, sehingga
& keamanan. Manajemen peralatan
kelancaran proses pelaksanaan
keterlambatan pekerjaan di lapangan.
pekerjaan di lapangan menjadi
yang baik akan mengurangi risiko dari
pembangunan. Semua dokumen
tertunda.
keterlambatan.
perijinan tersebut harus lengkap saat serah terima gedung dari kontraktor kepada owner sebagai pemilik gedung.
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-42 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.21 Validasi Akhir Pakar Hasil Penelitian (Lanjutan) Faktor kontrak (Contractual Variabel
Faktor bahan (Material)
Faktor hubungan dengan pemerintah Faktor peralatan (Equipment) (Government Relation)
Relationship) Komunikasi yang kurang antara Keterlambatan pemutusan Owner Sub Variabel / Indikator
Owner dengan perencana pada
Kesalahan manajemen peralatan
Perolehan ijin dari pemerintah
tentang material yang akan digunakan perencanaan Pakar 5
Keterlambatan pemutusan oleh owner
Desain perencanaan yang belum
Permasalahan pokok dalam
Intinya, harus ada hubungan yang
disebabkan oleh kurang jelasnya
matang ditambah dengan kurangnya
manajemen peralatan mancakup:
baik dengan pemerintah setempat,
pembahasan mengenai perencanaan
koordinasi antara pihak owner dengan
pemilihan alat (tipe dan ukuran alat,
agar birokrasinya tidak dipersulit, agar
sehingga membuat owner lambat
perencana dalam hal perencanaan
efisiensi alat), pengoperasian /
ke depannya pekerjaan di lapangan
dalam pengambilan keputusan
menjadi pemicu adanya perubahan,
penggunaan alat, rencana
dapat segera dikerjakan. Karena
yang mengakibatkan banyaknya
pemeliharaan dan perbaikan alat serta
beberapa pekerjaan di lapangan
rework, sehingga biaya dan waktu
penggantian komponen peralatan.
membutuhkan ijin dari pemerintah.
menjadi membengkak. Teamwork
Untuk menghindari adanya penundaan
yang baik harus dibangun owner dan
pekerjaan di lapangan maka peralatan
konsultan terutama sejak fase desain.
harus disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tipe pekerjaannya. Tentunya hal ini didukung dengan manajemen tenaga kerja dan manajemen material yang baik.
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
IV-43 http://digilib.mercubuana.ac.id/