BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI AKIDAH DALAM WAYANG SANTRI LAKON “MURID MURTAD” OLEH DALANG KI ENTHUS SUSMONO (Sebuah Model Kajian Hermeneutika) A. Analisis Nilai-Nilai dalam Wayang Santri Lakon “Murid Murtad” Pada awalnya perkembangan Islam di Nusantara, para penyebar Islam khususnya Walisongo yaitu Sunan Kalijaga menggunakan media wayang untuk mendukukung kegiatan dakwahnya. Sunan kalijaga berhasil dalam berdakwah melalui kesenian wayang, Sunan Kalijaga memasukkan unsur baru kedalam pewayangan. ia membuat “pakem pewayangan” yang baru bernafaskan Islam, seperti Jamus Kalimasada atau menyelipkan ajaran Islam kedalam pakem pewayangan yang asli. dengan cara tersebut maka masyarakat dapat dengan mudah menerima ajaran-ajaran Islam dengan perlahan.1 Setiap pementasan yang dilakukan oleh Dalang Ki Enthus Susmono, bukan semata-mata hanya untuk hiburan masyarakat sekitar. Melainkan dengan pementasan Wayang Santri tersebut diharapkan akan menghasilkan atsar atau bekas terhadap penonton, sehingga dapat dijadikan pembelajaran dan menjadikannya manusia yang lebih baik lagi. Sebenarnya banyak sekali nilai-nilai yang terdapat didalam pementasan Wayang Santri ini, akan tetapi dengan melalui video tersebut, penulis 1
Sri Mulyono. Wayang: Asal Usul Filsafat dan Masa Depannya (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1976), hlm. 245
85
86
hanya mengambil nilai-nilai akidah yang terkandung dalam wayang santri lakon “Murid Murtad” Dengan ini penulis menggaris bawahi dalam video Wayang Santri lakon “Murid Murtad” tersebut, bahwa keimanan adalah merupakan sebuah keteguhan hati terhadap sesuatu yang diyakini atau dipercayainya. Keimanan seseorang sangat mudah goyah. Terkadang keimanan seseorang akan mudahnya turun tetapi butuh perjuangan yang sangat kuat untuk meningkatkan keimanan kita kepada Yang Maha Kuasa. Maka dari itu setiap seseorang itu wajib menjaga keimanan yang selama ini masih tertanam didalam hati. pepatah mengatakan “Lebih sulit menjaga yang kita miliki, dari pada mencari sesuatu yang kita inginkan” karena dengan pepatah terebut menggambarkan bahwa yang kita miliki itu sulit dijaga, karena sewaktu-waktu akan menghilang pada diri kita. Na’udzubillah. Maka dari itu, sebagai seorang Muslim senantiasa memelihara dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Jika tidak “dipupuk dan disiram” dengan beramal sholeh dan dekat dengan orang-orang sholeh keimanan seseorang bisa luntur dan bahkan menjadikannya luntur. Didalam wayang santri lakon murid murtad ini, penulis juga menemukan nilai-nilai lain yang terkandung didalam pementasan tersebut, diantara lain: a. Nilai Akhlak Nilai akhlak merupakan sasaran paling penting, selain akidah dan syariah. Akhlak merupakan perwujudan dari hablumminannas seorang
87
muslim. Baik buruknya seorang muslim bisa terlihat dari akhlaknya, maka dari itu sebagai makhluk ciptaan allah SWT tidak boleh menyombongkan diri. contoh perilaku akhlak yang ada didalm pementasan wayang santri tersebut, diantara lain: Kiai Ma‟ruf menjelaskan manusia tentang manusia yang tidak boleh sombong dengan apa yang dimiliknya. Pada pementasan ini, Kiai Ma‟ruf berkata pada Lupit dan Slentheng: Aku dadi kelingan, manungsa kie saka tembungan man dan nusia. Man kuwe barang, nusia kuwe sing kedodogan lali lan salah. senajan nyong Kiai, ora mrina lan ora makruh diomong tai ora papa. suka moni diarani tai tetapi sejatine wong bersih, timbangane katone wong bersih jebule jerone isine tai”.2 “Sudah jangan ribut terus. Saya jadi teringat, kalau sejatinya manusia itu dari kata man dan nusia. Man yang berarti barang/ orang sedangkan nusia yang berarti tempatnya orang salah. walaupun saya seorang Kiai, tapi saya tidak marah/ peduli jika saya dipanggil dengan sebutan kotor/ tidak baik tetapi sejatinya saya adalah orang baik, dari pada dipanggil dengan sebutan/ panggilan baik akan tetapi perbuatan atau hatinya kotor”. Pada kutipan diatas, Ki Enthus Susmono memberikan gambaran kepada kita semua agar kita tidak bangga dengan apa yang dimiliki oleh kita, jabatan/ kedudukan, nama besar, harta, kesuksesan, wajah tampan/ cantik jika belum mengimbangi dengan apa yang diucapkan dan perbuatan. b. Nilai Syari‟ah Syari‟ah merupakan wujud nyata dari ketundukan seorangmuslim kepada Tuhannya . Syari‟ah dibagi menjadi dua bidang yaitu ibadah
2
Arsip Pementasan Wayang Santri Lakon “Murid Murtad” Tegal. 19 September 2011
88
dan muamalah. Ibadah adalah cara manusia berhubungn dengan Tuhan. Dalam hal ini yang berkaitan dengan ibadah adalah dengan adanya rukun islam. Sedangkan muamalah adalah ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan kehidupan sosial manusia seperti warisan, hukum, keluarga, jual beli, pendidikan, kesehatan, sosial dan lain-lain. Di zaman sekarang pementasan wayang bukanlah sebagai upacara sakral yang biasa dilakukan zaman dahulu, melainkan pementasan wayang santri menjadi hiburan bagi masayarakat sekitar. Begitu pula dengan pementasan wayang santri, wayang santri hanya akan melakukan pementasan jika ada yang mau menanggap atau ada momenmomen tertentu, misalnya Halal Bi Halal, pernikahan, Isra‟ Mi‟roj, sunatan, dan lain sebagainya. Pada momen-momen tertentu Ki Enthus Susmono selalu menyisipkan mater-materi yang terdapat didalam pementasan tersebut. Dalam wayang santri lakon “murid murtad” ada adegan yang mana mempunyai nilai-nilai syari‟ah diantaranya nilai ibadah dimana Kiai Ma;ruf memberikan nasehat kepada kedua muridnya yaitu Lupit dan Slentheng: “Lupit, Slentheng kanggo gambaran, angger wong toli matine dalam keadaan ora nyembah karo Gusti Allah, kuwi mbesuk angel ditulungi, didongakena ya kangelan. Kena kanggo pedoman kita, kuncine surga kuwe Miftahul Jannah, Laa Illaha Illallah Muhammadar Rasulallah. Wong dene dalan sing maring surga kie amal sholeh. Muga-mugaha singa arane sholat karo amal sholeh mlaku bareng, kaya dene amben mesti ana longane, angger amben
89
sing langka longane berarti amben bodol. Sholate nyong bisa bodol, Fawailul lil Mushollin, Alladhinahum Ansholaatihim Saahun”.3 “Lupit dan slentheng, itu dapat dijadikan pedoman buat kita. jika seseorang meninggal tapi tidak dijalan yang diridhoi oleh Allah, maka kelak akan susah diberi nasehat, apalagi dido‟akan agar mau bertaubat. perlu dingat kunci surga itu Miftahul Jannah, Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. yang mengantarkan jalan menuju surga adalah amal baik. Semoga sholat dan amal yang baik berjalan bersama-sama, seperti ranjang pasti ada kolong dibawahnya. jika ada ranjang yang tidak punya kolong dibawahnya pasti itu ranjang rusak. Sholat ita bisa rusak, seperti dijelaskan pada Al-Qur‟an Surat Al-Ma‟un ayat 4 dan 5, yaitu celakalah bagi orang-orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai pada shalatnya”. Dan dalam pementasan wayang santri lakon “murid murtad” tersebut, Ki Enthus Susmono juga menyisipkan nilai-nilai Syari‟ah dalam bidang muamalah. Ketika Sugeng menahan laju ketika Slentheng ingin bertemu dengan Kampala. Slentheng pun diajak untuk berperang melawan Sugeng, peperangan tersebut dimenangkan oleh Slentheng. Setelah Sugeng tak berdaya lagi, Slentheng dengan baik hati mengajak Sugeng untuk kembali kepada jalan
yang diridhoi oleh Allah SWT, setelah
mempertimbangkan penawaran Slentheng akhirnya Sugeng mau mengikuti ajakan Slentheng yaitu kembali pada ajaran yang diridhoi oleh allah SWT dan meninggalkan ajaran Kampala yang dulu ia jalani. B. Nilai-Nilai Pendidikan Akidah dalam Wayang Santri Lakon “Murid Murtad” sebuah Kajian Hermeneutika Setiap Pementasan wayang santri yang di lakukan oleh dalang Ki Enthus Susmono selalu menyisipkan nilai-nilai pendidikan Islam untuk
3
Ibid.
90
masyarakat. Karena dengan menggunakan wayang lah Ki Enthus Susmono memberikan pelajaran dan pendidikan terhadap masyarakat sehingga sangat mudah diterima di ingat oleh semua kalangan, baik orang tua, remaja, maupun anak-anak. Banyak sekali ajaran-ajaran yang terdapat dalam pementasan tersebut, meliputi ajaran akidah, amaliah, maupun syariat. Nilai Akidah dalam Wayang Santri inilah sangatlah penting bagi pembelajaran kita. Karena akidah merupakan benteng bagi diri kita. Akidah dalam Islam bersifat I‟tiqad bathaniyah (keyakinan yang bersifat bathiniyah). Akidah
merupakan keyakinan yang ada di
dalam hati setiap manusia.
Dengan hati seseorang akan mempercayai dan menyakini akan suatu hal tersebut. Dibidang akidah, pembahasannya tidak tertuju pada yang diimani saja, akan tetapi materi yang disampaikan dalam wayang santri tersebut menerangkan sesuatu perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT, yaitu syirik (menyekutukan/ menduakan Allah dengan yang lain). Setiap manusia memiliki fithrah mengakui kebenaraan (bertuhan), indera untuk mencari kebenaran, akal untuk menguji kebenaran dan memerlukan wahyu untuk menjadi pedoman menentukan mana yang benar dan mana yang tidak. Tentang Tuhan misalnya, setiap manusia memiliki fithrah untuk bertuhan, dengan indera dan akal dia bisa membuktikan adanya Tuhan, tetapi hanya wahyulah yang mennjukkkan kepadanya siapa Tuhan yang sebenarnya.4
4
cet-13
Yunahar Ilyas. Kuliah Akidah Islam (Yogayakarta: LPPI Yogyakarta, 2010)., hlm.2-3.
91
Dalam wayang santri lakon “murid murtad”, telah menyisipkan yang berkaitan dengan syirik. Dengan penyampaiannya itu yang dilakukannya adanya adegan yang dilakukan salah satu lakon “murid murtad”, yaitu Warja (mengenakan baju hijau dan berambut gondrong) yang sedang berkumpul dengan Supri (mengenakan baju kotak-kotak dengan peci hitam dikepalanya) dan Sugeng (mengenakan baju berwarna coklat dengan penutup kepala topi hansip).
Warja bertanya kepada Supri, “kenapa kamu mau menjadi pengikut Kampala dan mau menyembah pohon Sidagurih?”. Supri pun menjawab, “karena saya dijanjikan kaya oleh Kampala, tetapi sampai sekarang belum kaya juga”. “Memang pekarjaan kamu apa?”, tanya Warja. “tukang becak”. Jawab Supri. Warja pun berkata “ya sudah, semoga saja kamu dapat mendapatkan harta yang banyak”. Setelah Warja menanyakan pada Supri, dengan jeda beberapa menit Warja langsung bertanya pada Sugeng, “kenapa kamu juga mau menjadi pengikut Kampala?”. “Saya juga dijanjikan jadi kaya raya oleh raja Kampala,” jawab Sugeng dengan nada yang tidak jelas yang dikarenakan sumbing.5 Pada adegan tersebut menunjukkan bahwa iman seseorang sangatlah mudah tergoyah dan terpengaruhi oleh sesuatu apapun. Apalagi dengan
5
Arsip Pementasan Wayang Santri Lakon “Murid Murtad” Tegal. 19 September 2011
92
keadaan sekarang banyak sekali orang-orang yang rela menjual keimanannya dengan uang demi sesuap nasi. Maka agar keimanan kita tidak terpengaruhi, hendaklah setiap orang memperbanyak beribadah kepada Allah SWT, supaya rasa kepercayaan kita terhadap Allah SWT semakin kuat dan iman yang ada di hati kita tidak mudah goyah. Dengan adegan tersebut menunjukkan bahwa pengikut-pengikut Suga Kampala melakukan pesugihan. Pesugihan berasal dari kata sugih yang artinya kaya. pesugihan berarti sesuatu yang menyebabkan seseorang menjadi kaya dengan arti sebab akibat dari kekuatan gaib atau roh halus yang mempunyai unsur tahayul. Adapun tahayul merupakan sebangsa syetan atau jin yang dijadikan alat atau kawan oleh seseorang untuk membantu bekerja mencari harta kekayaan.6 Banyak sekali fenomena yang ada di masyarakat sekitar kita dengan melakukan pesugihan, banyak sekali orang-orang yang mempercayai bahwa ia akan menjadi kaya raya tanpa dibarengi dengan usaha. Biasanya dengan syarat-syarat tertentu yang harus mereka lakukan agar perjanjian yang dilakukan antara manusia dengan makhluk gaib ini bisa tercapai. Misalnya dengan melakukan ritual atau sesajen yang harus dipenuhi oleh pemuja kepada sang makhluk gaib, atau biasanya dengan meminta tumbal yang akan dijadikannya korban. Di samping itu juga didalam wayang santri lakon “murid murtad” tersebut juga ada adegan lain dimana Kampala yang murtad karena tidak mau 6
Umar Hasyim, Syetan: Sebagai Tertuduh dalam masalah Sihir, Tahayul, Perdukunan dan Azimat (Surabaya: Bina Ilmu, 1991), hlm 119.
93
menyembah Allah SWT, namun bersikeras akan tetap menyembah pohon Sidagurih yang dihuni oleh makhluk ghaib. Dalam adegan ini, menjelaskan: “Kampala kuwe murtad lantaran ora gelem menyembah marang Gusti Allah, dasare gugup pengen sugih, pengen kesusu keselak muluk akhire perbuatane malak”. (Kampala merupakan murid murtad karena tidak mau menyembah kepada Allah SWT, karena tidak sabar dan ingin cepat kaya, akhirnya melakukan perbuatan yang tidak baik dan dibenci oleh Allah SWT, yaitu menyembah pohon Sidagurih) Mencermati bahasa yang digunakan oleh Ki Enthus Susmono tersebut bahwa “... dasare gugup pengen sugih, pengen kesusu keselak muluk akhire perbuatane malak”, jika dikaitkan dengan fenomena-fenomena kehidupan manusia yang tidak luput dari sebuah masalah kehidupan duniawi diantaranya masalah ekonomi. Terkadang masyarakat mengambil langkahlangkah keputusan yang praktis dan cepat tidak lagi melihat unsur dilarang atau diperbolehkan atau mengabaikan masalah hukum agama. Terlebih lagi manusia menapikan semua itu dengan lebih mementingkan sifat memuaskan hati dengan kata lain yang penting bahagia semua tercapai dengan cepat dan menghalalkan berbagai macam cara yang ditempuhnya. Terkadang yang haram dan dilarang dianggap sah halal ditempuh menurutnya. Dengan melihat fenomena-fenomena tersebut itu dijadikan ajang bagi orang nakal untuk menipu orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan mereka. Dan mereka pun juga rela belajar tentang penerawangan agar dapat dikatakan orang sakti/ hebat. Sehingga banyak sekali di zaman sekarang, orang-orang yang melakukan praktek yang sangat dilarang oleh agama. Dengan desakan beberapa faktor yang dialaminya, terkadang
94
membuat jalan pikiran manusia sangat sempit dan keimanan yang sangat mudah tergoyahkan. Seperti melakukan perbuatan-perbuatan yang sangat merugikan orang lain dan menghalalkan segala perbuatan, dengan bertujuan agar apa yang mereka butuhkan terpenuhi. Sedangkan konteks dizaman sekarang sangatlah banyak sekali perbuatan-perbuatan yang berdalih syirik tetapi kita sebagai manusia tidak menyadarinya. Contohnya, zaman sekarang orang-orang mengenal adanya peramal atau dukun. Tetapi pada zaman dahulu pun, manusia sudah mengenal adanya dukun atau sering disebut juga dengan ahli nujum yang meramalkan masa datang. Sampai sekarang pun, istilah peramal selalu melekat didalam telinga masyarakat kita dengan kebanyakan orang yang ternyata masih banyak yang mempercayainya. Apalagi mencari rizki terlampau sulit, dunia kesehatan yang teramat mahal biayanya membuat masyarakat untuk mencari alternatif pngobatan yang akhirnya mengarah kepada pengobatan, petuah rizki, jodoh, meramal nasib kepada jalur paranormal melalui jalur ghaib, melalui media ramal, jampi, ruat, mereka percaya paranormal dapat menyembuhkan, mengabulkan, menerawang dan dapat menyelesaikan masalah mereka. Misalnya, untuk mengetahui nasib kita esok, ada fasilitas REG RAMAL kirim ke nomor tertentu. Untuk mengetahui jodoh kita ketik REG JODOH kirim ke nomor sekian. Padahal kegiatan tersebut juga mengandung hal kesyirikan. Kegiatan kesyirikn juga terkadang menempel pada adat istiadat yang berlaku di masyarakat kita. Kita sering melihat berita agar para nelayan
95
selamat, mereka persembahkan kepala kerbau diarungkan ketengah laut agar pencarian korban kapal tenggelam, dilarungkanlah seekor ayam jago yang masih setengah hidup kelaut. Ketika mengadakan hari islam yaitu dengan istilah dalam memperingati rabu pungkasan, didalam masyarakat pun membuang kepala kerbau ke tengah-tengah laut bertujuan sebagai bentuk aplikasi dalam rasa syukur kepada Tuhan YME. Dalam Al-Qur‟an surat Al-an‟am ayat 82 Allah berfirman yang artinya:
ٓو نَّل ِنز َنٍم َن و َنيُُن ۟اوم َن نَن ْمىم َن ْمه ِن ُن ٓو ۟اوم ِن َنًَُن ُنىم ِن ُن ْمه ٍمىم ُن ۟ا نَن ِن َن منَن ُن ُنىم ْمٱَن ْمي ُنٍم َن ُنىم ُّمي ْم َن ُنذ َنٌم “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), merekalah yang mendapatkan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan petunjuk” Didalam hadis
مدخمم:حذثُام كيعملالمثُامسفياٌمعٍميخاسقم ٍمخهيفةم عٍمطاسقم ٍمش ابمعٍمسهًاٌملالم ميشمسجالٌمعهىمل وملذمعكف ومعهىمصُىمن ىم لان وم،سجممونجُةمفيمر ابم دخممسجممونُاسم م:م لان ومنآلخشم،مفأ ىمفم مم،ملذومشي ام:مفمان ومالحذ ًام،مالم ًشمعهيُاموني وم حذم الملذومشي ام: م:مفمالمسهًاٌم،مفمذوم ر ا امفذخممونُاسم،م شمر ابم:مفمالم، ملذوم ن م ر ا ام:مفمان وم،لذومشي ام م دخمم زومونُاسمفيمر ابم(يصُفمو يمشي ة(م،ف زومدخممونجُةمفيمر ابم Artinya: “Suatu hari Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ada seorang yang masuk neraka karena lalat dan seorang lainnya yang masuk juga karena lalat”. Maka para sahabat bertanya, “Bagaimana bisa begitu wahai Rasulallah?” Maka Nabi Muhammad SAW menjelaskan, “Dua orang lelaki lewat pada suatu kaumyang memiliki berhala yang tidak boleh dilewati tanpa berkorban sesuatu. Maka kaum itu bertanya pada lelaki yang pertama, “Sembihlah kurban!” Lelaki itu terus menjawab, “Aku tidak punya sesuatu untuk dikorbankan”. maka kata kaum tersebut. “berkorbanlah walau hanya dengan seekor lalat!” Maka lelaki itu melakukannya dan ia bisa lewat dengan
96
selamat, tetapi ia masuk neraka. Maka hal yang sama terjadi pada lelaki yang kedua, saat diminta berkurban ia menjawab. “Aku tidak akan berkurban kepada sesuatu pun selain Allah „Azza wa Jalla”, maka lelaki yang kedua ini dipenggal kepalanya oleh mereka dan ia masuk surga.” (HR. Abu Syu‟aibah, Hadis ini bisa dikaitkan didalam hadis syu‟bul iman Al-baihaqi juz 15 hal 392). Tabarruk (mengambil berkah) kepada pohon, batu, kalung, tempattempat bersejarah/ bekas, kubur, dan lain sebagainya. Maka meminta berkah, mengharap dan menyakininya dalam perkara-perkara itu termasuk syirik. Karena ia bergantung kepada selain Allah didalam mendapatkan berkah. Tetapi bagaimana dengan mengobati dengan mengambil manfaat ayat alqur‟an? Apakah itu juga dikatakan syirik? Masih banyak sekali masyarakat di Indonesia yang masih percaya kepada paranormal pada umumnya lebih memilih paranormal yang dalam prakteknya menggunakan ayat-ayat Al-Qur‟an. Pilihan mereka sangat beralasan, karena bagi masyarakat tradisional Islam Indonesia. Perbedaan antara praktek paranormal yang musyrik atau tidak terletak pada praktek yang dilakukannya. Apakah menggunakan ayat al-Qur‟an ataukah dengan mantramantra atau jampi-jampi yang tidak jelas artinya. Mengenai praktek yang menjamur dikehidupan manusia khususnya dalam umat Islam, terdapat banyak pendapat dikalangan Ulama. Menurut Ibnu Taimiyah, selama tidak bertentangan dengan unsur syirik dan dendam, penipuan, pembunuhan fitnah juga mungkin akidah umat maka tidak dilarang dalam Islam dan sebaliknya apabila mengarah kepada pengobatan/ penyembuhan, menolong orang dengan cara syar‟i dengan syarat-syarat tertentu, maka hal tersebut dibolehkan.
97
Ki Enthus Susmono merupakan dalang edan karena Ki Enthus Susmono terkenal dengan nyeleneh dalam memainkan wayang-wayangnya. Dengan mengeluarkan kata kotor dan bahasa Tegalan yang sebagai khas dalam penggunaan bahasa verbalnya. Dengan mengucapkan kata kotor yang dilontarkannya, itu selalu membuming di kalangan masyarakat sekitar, terutama dikalangan anak-anak yang mudah meniru. Setelah ada pementasan Ki enthus Susmono, dengan metode yang disampaikannya hampir semua kalangan, baik orang abangan baik yang suka minum-minuman, judi itu hampir semuanya menerima apa yang di sampaikannya dalam wayang tersebut. Karena target yang di sampaikannya itu bukan hanya buat yang mau belajar tentang agama, setidaknya dengan Ki Entus
Susmono
dapat
memberikan
atsar
bagi
yang
menonton
pewayangannya. Dengan kreasi yang dilakukannya merubah wayang golek dengan sebutan “wayang santri” yang beracuan kepada tokoh-tokoh fiktif seperti menciptakan tokoh Teletubbies, Upin Ipin, Superman, dan lain-lain. Ternyata membuat masyarakat gemar dan menyukai akan penampilannya, sehingga akan timbul perasaan suka dengan kebudayaan terutama ingin belajar terutama mengenai pewayangan. Disamping itu juga Ki Enthus Susmono tidak ingin dikatakan seperti penceramah yang laiinya. Yang ketika memberikan dakwah kepada masyarakat akan membuat sang pendengar akan merasa ngantuk dan jenuh. Dengan menyelipkan humoran yang dilontarkannya dan sholawat yang didesain olehnya. Sehingga akan memberi warna tersendiri didalam
98
pementasan tersebut. Sholawat yang diselipkan di tengah-tengah pementasan tersebut itu sholawat Bahar „arudh, yang berbunyi: Hasbunallah wa niqmal waqil niqmal maula wa niqman nasir, mutafa’ illun mutafa’ illun hajabat humma hajabat humma. (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaikbaik Pelindumg. Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik Penolong). , Berbeda dengan model komunikasinya para dalang yang lainnya. Dengan bermodalkan pengetahuan agama yang baik dan imajinatif yang tinggi dalam mengkombinasikan alat musik. Sehingga Ki Enthus Susmono menjadikan wayangnya sebagai ujung tombak didalam penyampaian dakwahnya kepada masyarakat Tegal dan sekitarnya. Dan mampu menyajikan lagu-lagu yang khas dan menarik sesuai dengan lakon yng bersangkutan, seperti:
Ayo maju ... Maju terus ... Pantang mundur ... Maju sampai titik darah penghabisan ... Lagu yang lainnya: Goneng alas Guntilwulung Raja Jin Suga Kampala Menggoda jiwa yang lagi bingung ... bingung ... bingung ... bingung Mengajaknya untuk bergabung Sehingga jadi penyembah kayu Sidagurih Untuk menjadi kaya dan berlimpah harta benda Dengan cerita dan tokoh-tokoh Murid Murtad tersebut, penulis akan mengaitkan dengan cerita Nabi Muhammad SAW yang dahulu menyebarkan agama Islam pada orang-orang yang kuat dengan tradisi yang melekat pada
99
zaman tersebut. Dalam karakter Kiai Ma‟ruf sebagai seorang pemimpin didalam cerita disimbolkan sebagai Nabi Muhammad karena Nabi Muhammad bukan hanya sebagai seorang pemimpin bagi umatnya yang di zaman dahulu masih menyembah berhala.yang masih melakukan ritual keberhalaan baik itu menyembah benda-benda yang dianggap bisa membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan sahwat mereka. Banyak versi yang menyebutkan bahwa nabi muhammad adalah seorang pemimpin seorang yang bijaksana dan selalu peka terhadap keadaan masyarakat sekitar. Dimana pada zaman dahulu banyak sekali orang-orang yang menyembah berhala baik itu lewat patung, matahari, bulan, dll. Dan orang-orang pun yang hidup masih yang banyak yang menindas Lupit disimbolkan sebagai salah satu sahabat yang pernah menjadi Khulafa‟ur Rasyidin yaitu Abu bakarr Ash-Shidiq. Meskipun Lupit salah satu murid Kiai Ma‟ruf, namun Lupit menjadi santri kepercayaan Kiai Ma‟ruf. Ia memiliki sifat yang hampir mirip dengan salah satu sahabat nabi Muhammad yaitu Abu bakar Ash-Shidiq. Abu bakar dikenal sebagai sebagai pribadi yang lemah lembut, santun, dan murah hati. Abu Bakar juga dikenal sebagai pribadi yang tegas. Salah satu ketegasan Abu bakar yaitu ketika Fuja‟ah telah menghianati amanah, menipu abu bakar dan dan kaum muslimin beserta kaum muslimin dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Jarang sekali orang marah seperti marahnya orang yang tertipu lebih-lebih penipuan yang mengakibatkan penipuann dan penumpuhan darah. Demikian juga dengan adegan Lupit, ketika Lupit mengajak Suga Kampala untuk kembali kepada jalan yang diridhoi oleh Allah SWT, ia malah di iming-imingi dengan Suga
100
Kampala akan diberi kenikmatan dunia, tetapi ia dengan tegasnya menolak bujukan Kampala. Bukan hanya ketegasan yang dimiliki Abu Bakar, sejatinya Abu Bakar sejatinya adalah seorang pemberani terutama dalam membela kebenaran, begitu juga dengan Lupit yang memiiki sifat pemberani untuk menegakkan agama Islam. Dimana Abu bakar seperti Mikail, diturunkan Tu.han untuk membawa sifat pemaaf kepada hambanya. dari kalangan Nabi-nabi seperti Ibrohim. Ia sangat lemah lembut terhadap masyarakatnya. Oleh masyarakatnya sendiri ia dibawa dan ditempatkannya ke dalam api. Sedangkan Umar bin Khattab dalam malaikat contohnya seperti jibril, diturunkan untuk membawa kemurkaan dari Allah dan bencana terhadap musuh-musuhnya.7 Lakon Murid Murtad bukan hanya memiliki lakon yang protagonis, akan tetapi ada yang antagonis. Didalam lakon antagonis yang ada didalam cerita ini salah satunya adalah Suga Kampala. Suga Kampala merupakan tokoh utama yang berperilaku jahat, sombong, dan angkuh. Suga Kampala didalam cerita ini disimbolkan dengan Abu Jahal. Abu Jahal merupakan salah seorang pemimpin penduduk Mekkah, yang terkenal dengan permusuhannya terhadap kaum Muslim. Abu jahal suka mengolok-olok Nabi Muhammad SAW, karena Abu Jahal tidak suka dengan ajaran yang di bawa oleh Nabi dan Abu Jahal merupakan orang yang nomor satu memusuhi Nabi Muhammad. Sesuai dengan tradisi pada zaman Quraisy yang memiliki sifat-sifat yang tidak baik seperti
7
Muhammad husain haikal diterjemah oleh bahasa arab oleh Ali Audah. Sejarah Hidup muhammad (Bandung: Pustaka Jaya, 1980), hlm 288. cet-IV
101
berjudi, menyembah berhala, mabok-mabokan, dll. Abu jahal di ibaratkan dengan Suga kampala yang memiliki sifat sombong, arogan, keras, dan selalu mengelak dengan kebenaran. Pada zaman Nabi Muhammad memang banyak orang-orang yang tertipu akan dengan kemusrikan sehingga mereka menyembah dan meminta segala sesuatu pada hal yang menganggapnya mempunyai kekuatan dan kekuasaan. Tetapi pada zaman sekarang bukan hanya lagi tertipu untuk menyembah pohon, walaupun sebagian masyarakat sekarang masih ada yang seperti cerita lakon Murid Murtad, tetapi hakikatnya pada zaman sekarang lebih tepatnya mereka menyembah dengan syahwat, nafsu, dan wanita. Karena pada zaman sekarang mereka lebih memprioritaskan dan mendewakan nafsu birahi mereka. Maka dari itu pohon yang ada dicerita tersebut diibaratkan dengan nafsu, wanita, dan syahwat.
َنح َّلذثَنَُن َن وح ِنذ ْمُُن َنض ْم ٍمذ َن ْمخ َن َنشََنا ُنع َنا َند ُن ْمُُنُُن َن يٍّي َني ْمُ َن َّلذو ِند ْمُِنأ َن ْم ٍمسأَنََّل ُن َن َنم اص ْم ُنذ ْمُُن ْمان ُن َنا ِنمَنانَن َن َّلذثَنُِني َني ْم ُنذ ْمون َن ِن صهَّلىانهَّل ُن َنيهَن ْمي ِن َن َنسهَّل َنًيَنمُن نُن ُنفَن َنز َنكشْم تُن ُنفَنأ َن ْم َنكاَِني ىفَنمِنيهَنهَن ُن َنًا ُن ْم ِنكي َنكمَنانَن َن ْمي ًا َنس ِنً ْمي ُن ُن ِنً ْمُ َنش ُنس ِنالنهَّل ِن َن صهَّلىانهَّل ُن َنيهَن ْمي ِن َن َنسهَّل َنًيَنمُن ُنٱَنتَن َنخ َّل فُن َنيهَنىأ ُن َّلي ِنيان ِّش شْم َنك َن ون َّل ْم َن َن ْمون َنخفِنيَّلةَنلَنانَن ُنم ك َنس ِنً ْمي ُن َنش ُنس َنالنهَّل ِن َن اس ُنس َنالنهَّل ِنأَنتُن ْم ِنش ُنكأ ُن َّلي ُن َنك ِنً ْمُ َن ْمي ِنذ َنكمَنانَنَُن َني ْمًأ َن َنيا ِنََّل ُن ْمً َنال َن ْمي ُن ُنذ ََن َن ْمً ًا َن َناللَن َنًشًو َن َنال َنح َنجشًو ْمن ُنيَن َن ْمش ُن هَن َنم ُنش َن َنال َن ثَنًُا َن نَن ِنك ْمُي َنُنشو ُن ََن ِنأ َن ْمع َنًانِن ِن ْمً َن ون َّل ْم َن ُن ْمون َنخفِنيَّلةُن َن ْمَيُنصْم ِن َن أ َن َنح ُنذ ُن ْمً َن صااِن ًًافَن َني ِن ص ْم َني مُن ْم َن ٌة ِني ْمُ َن َن َن وتِن ِنفَنيَن ْم ُنش ُنك َن Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Al Habhab berkata; telah menceritakan kepadaku Abdul Wahid bin Zaid telah menceritakan kepada kami 'Ubadah bin Nusa dari Syaddad bin Aus sesungguhnya dia menangis, lalu ditanyakan kepadanya, "Apa yang membuat anda menangis?" lalu dia menjawab, "Saya sangat takut kepada umatku tertimpa kesyirikan dan syahwat yang tersembunyi." (Syaddad bin Aus Radliyallahu'anhu) berkata; saya berkata; "Wahai Rasulullah, apakah
102
umatmu akan melakukan kesyirikan setelah anda?." Beliau menjawab, "Ya, namun mereka tidak menyembah matahari, bulan, batu atau berhala tapi mereka melakukan riya' dengan amalan-amalan mereka dan syahwat yang tersembunyi. Pagi hari dalam keadaan puasa lalu ada syahwat yang datang hingga dia meninggalkan puasanya." (HR. Ahmad). Hadis tersebut menjelaskan bahwa pada zaman Rasulallah pun sudah mengira akan terjadinya kesirikan pada zaman sekarang, akan tetapi kesirikan tersebut berbeda halnya dengan kesirikan pada umat zaman dahulu yaitu melalui penyembahan berhala, matahari, bulan, dan bintang. Tetapi kesirikan disini, melalui kesirikan yang tersembunyi bahkan lebih sulit terdeteksi oleh kasap mata dan tidak disadari oleh diri kita. Melalui syahwat masyarakat sekarang bisa terlena akan keduniaan, sehingga manusia akan membanggakan keduniaanya. Disamping itu juga, cerita wayang santri lakon “Murid Murtad” ini juga hampir irip dengan kisah para tabi‟in pada masa dahulu, dengan cerita: Dahulu ada sebuah pohon yang disembah, selain Allah SWT. Kemudian datanglah seorang laki-laki mendatanginya dan berkata, “Aku akan menebang pohon ini!” Pada mulanya si penebang pohon ini datang untuk menebang karena takut aan murka Allah SWT. Maka iblis pun datang dengan bentuk menyerupai manusia dan menghadang si penebang pohon, “Apa yang hendak kau lakukan?” tanya iblis. “Aku hendak menebang pohon yang dijadikan sembahan selain Allah SWT,” jawab si penebang pohon. “Jika engkau tidak menyemabhnya, ia tidak akan membahyakanmu,” jawab iblis. “Aku akan tetap menebangnya,” jawab si penebang pohon.
103
Iblis terus menggoda si penebang pohon. “Adakah jalan lain yang lebih baik untukmu? jika engkau tidak menebang pohon itu maka engkau akan mendapatkan 2 dinar disetiap pagi di bawah bantalmu.” kata iblis. “Darimana engkau
mendapatkannya?”
tanya
si
penebang
pohon.
“Aku
akan
memberikannya kepadamu,” jawab iblis yang menjelma menjadi manusia itu. Kemudian laki-laki penebang pohon kembali pulang ke rumahnya dan mengurungkan niatnya untuk menebang pohon. Maka pada paginya ia mendapatkan uang 2 dinar dibawah bantalnya. Namun pada hari berikutnya, uang tersebut tidak ditemukan dibawah bantal lagi. Si penbang pohon marah dan bergegas menuju pohon yang jadi sembahan tersebut dan bermaksud menebangnya kali ini. Ditengah perjalanan, iblis muncul lagi dengan rupa asli dan menghadangnya. “Apa yang hendak engkau lakukan?” tanya iblis. “Aku hendak menebang pohon yang sembah selain Allah SWT,” jawab si penebang pohon. “engkau telah berbohong, engkau tidak akan bsa menebang pohon itu,” kata iblis lagi. Akhirnya penebang pohon tetap pergi untuk menebang pohon. Namun iblis juga tak membiarkannya, ia memukul dan mencekiknya sampai hampir mati. Lalu iblis berkata, “Tahukah engkau siapa sebenarnya aku? Aku adalah iblis. Pertama kali engkau marah dan hendak menebang pohon itu karena mencari ridho Allah SWT. Saat itu, aku tidak mampu mengahalangimu, maka aku membujukmu melalui uang 2 dinar. Saat itu egkau tidak jadi
104
menebang pohon tersebut. Maka ketika engkau marah dan hendak menebang pohon
hanya
karena
uang
2
dinar,
aku
dapat
menghalangi
dan
mengalahkanmu.” Didalam cerita tersebut mempunyai kemiripan didalam cerita tersebut, bahwasanya pada zaman tersebut ada seorang pemuda yang di utus untuk menebang pohon. Akan tetapi didalam perjalanan tersebut, si pemuda tersebut tergoda oleh iblis sehingga si pemuda mudah terkalahkan oleh sang iblis, berbeda lagi dengan Lupit sebagai lakon utama didalam cerita wayang santri lakon “Murid Murtad”. Cerita ini menggambarkan bahwa Lupit tetap bertahan dan mampu mengalahkan godaan iblis dengan perwujudan melalui Suga Kampala, Lupit menolak atas rayuan yang dilontarkan Suga Kampala. Sehingga Lupit mampu mengalahkan Suga Kampala dan bisa menebang pohon syajarotil dlolala tersebut