BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BPR sudah mulai terbentuk pada masa kolonial Belanda, dengan terbentuknya Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, dan Bank Dagang Desa. Berawal dari keinginan untuk membantu para petani, pegawai, dan buruh untuk melepaskan diri dari jerat pelepas uang (rentenir) yang memberikan kredit dengan bunga tinggi, lembaga perkreditan rakyat mulai didirikan. Selanjutnya, pasca kemerdekaan Indonesia, terbentuklah lembaga keuangan kecil dan lembaga keuangan di pedesaan seperti Bank Pasar, Bank Karya Produksi Desa (BKPD). Pada awal 1970-an dibentuk Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP) oleh pemerintah daerah. Bank-bank pasar tersebut kemudian berdasarkan Pakto 1988 dikukuhkan menjadi BPR. Bank-bank yang didirikan antara 1950 - 1970 didaftarkan sebagai Perseroan Terbatas (PT), CV, Koperasi, Maskapai Andil Indonesia (MAI), Yayasan, dan perkumpulan. Pada masa tersebut, berdiri beberapa lembaga keuangan yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah seperti Bank Karya Produksi Desa (BKPD) di Jawa Barat, Badan Kredit Kecamatan (BKK) di Jawa Tengah, Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK) di Jawa Timur, Lumbung Pitih Nagari (LPN) di Sumatera Barat dan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali.
65
Pada Oktober 1988 pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi perbankan, yang dikenal sebagai Pakto 88 yang antara lain memberi kemudahan bagi pendirian BPR. Sejak itu BPR di Indonesia tumbuh dengan subur. PASCAPAKTO 1988, sebagai kelanjutan Pakto 1988, pemerintah mengeluarkan beberapa paket ketentuan di bidang Perbankan yang merupakan penyempurnaan ketentuan sebelumnya. Sejalan dengan itu, Pemerintah menyempurnakan Undang Undang No.14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan dengan mengeluarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Undang-Undang tersebut disempurnakan lebih lanjut dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Dalam Undang-Undang ini secara tegas dikemukakan bahwa jenis bank di Indonesia, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. 4.1.2 Sejarah Singkat PT. BPR Danatama Indonesia PT. BPR Danatama Indonesia berkedudukan di Kota Bekasi, mula-mula didirikan dengan nama PT. BPR Pundi Rindang Mekar berdasarkan akta Notaris No 53 tanggal 25 Agustus 1993 yang dibuat dihadapan Hanny Siti Tanara Marah Djani SH,Notaris di Karawang, akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman RI dengan surat keputusan No C2-4589.HT.01.01.Thn 94 tanggal 11 Maret 1994. Serta diumumkan dalam Berita Negara RI No 78 tanggal 30 September 1994. Perseroan ini memperoleh izin usaha sebagai Bank Perkreditan Rakyat dari Menteri Keuangan RI pada tanggal 12 Juli 1994 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-193/KM-17/1994. Pada tanggal 30 September 66
2003 melakukan Perubahan Nama dari PT BPR Pundi Rindang Mekar menjadi PT BPR Danatama Indonesia dengan akta Notaris No 150 tanggal 30 September 2003 danmendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No.C.09500 HT.01.04 tahun 2004 tanggal 19 April 2004 Dengan akta Notaris No 58 tanggal 29 Nopember 2005 dan mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No C.33190 HT.01.04 tahun 2005, melakukan menambahan modal disetor sebesar Rp. 1.000.000.000,- ( satu milyar rupiah ). Sejak tahun 1997 kepemilikannya diambil alih oleh Millennium Danatama Group (sebuah induk usaha yang mempunyai lebih dari 20 anak perusahaan di berbagai sektor bisnis baik di Indonesia maupun di manca negara) dengan menanam modal investor menjadi Rp. 8.000.000.000 milyar. Seiring dengan perkembangannya PT. BPR Danatama Indonesia telah memiliki tiga kantor cabang yang didirikan dalam kurun waktu 6 tahun, kantor cabang pertama dibuka pada tanggal 28 Juli 2008 yang terletak di Jl. Kwitang Raya No.1 Senen-Jakarta Pusat, Kantor Cabang kedua dibuka pada tanggal 21 Januari 2010 yang terletak Jl. Millennium Blok A11 No.16 Cikupa-Tangerang dan Kantor Cabang ketiga dibuka pada tanggal 2 Juli 2012 Yang terletak di Perum Taman Kenari Blok E1 No.17 Jl.Pangeran Sogiri Tanah Baru Bogor Utara.
67
4.1.3 Visi dan Misi PT BPR Danatama Indonesia 1.
Visi PT BPR Danatama Indonesia “Untuk menjadi BPR terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.”
2.
Misi PT. BPR Danatama Indonesia adalah : a. Membantu Program Pemerintah khususnya membantu pengusaha mikro dalam memajukan usahnya dan membantu dalam segi permodalan. b. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industry yang terkait.
4.1.4
Struktur Organisasi Sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Peseroan di pimpin oleh direksi
dibawah pengawasan Dewan Komisaris. Angota Direksi dan Dewan Komisaris dipilih serta diangkat oleh rapat umum pemegang saham (RUPS) bedasarkan akta pernyataan keputusan rapat no. 98 tanggal 19 Mei 2011 dibuat dihadapan Desman, SH., M. Hum., M.M Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah seperti pada gambar 4.1.
68
Sumber PT. BPR Danatama Indonesia 2011
Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT BPR Danatama Indonesia
Struktur organisasi PT. BPR Danatama Indonesia disesuaikan dengan kebutuhan fungsional dalam menghadapi pelaksanaan kegiatan-kegiatannya. PT BPR Danatama Indonesia dipimpin oleh seorang Direktur Utama. Adapun pembagian tanggung jawab dan pekerjaan dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
69
1. RUPS RUPS mempunyai kewenangan antara lain mengenai : a. Keputusan struktur organisasi, misalnya perubahan anggaran dasar modal. b. Mengangkat dan memberhentikan anggota Direksi dan Dewan Komisaris c. Menetapkan gaji, tunjangan lain kepada Direksi dan Dewan Komisaris d. Persetujuan transaksi yang mengandung benturan kepentingan e. Anggota Dewan komisaris diangkat dan diberhentikan melalui keputusan RUPS. 2. Dewan Komisaris Tugas dan kewajiban : a. Melakukan pengawasan atas kebijaksanaan direksi dalam menjalankan BPR b. Memberikan nasihat kepada Direksi. c. Meminta penjelasan atau pertanggungjawaban kepada direksi serta meminta langkah-langkah perbaikan apabila terjadi penyimpangan dari rencana kerja d. Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha BPR
70
3. Direksi Tugas dan kewajiban : a. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan BPR dalam mencapai maksud dan tujuannya. b. Wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku c. Membuat dan memelihara daftar pemegang saham, risalah RUPS, dan risalah rapat Direksi. d. Menyusun rencana kerja tahunan BPR e. Melaksanakan rencana kerja tahunan secara tepat guna, sehingga sasaran target (khusunya penghimpunan dana dan penyaluran kredit) dapat terealisir dengan baik dan terpenuhi f. Melakukan pembinaan dan pengawasan secara langsung terhadap jajaran bawahannya guna melakukan tugas-tugas rutinitas sehari-hari yang berhubungan dengan pencapaian target penghimpunan dana serta upaya pengembangan dan pemeliharaan kredit secara sehat dikantor pusat dan kantor cabang sebagaimana yang ditargetkan g. Mengawasi ketaatan BPR terhadap ketentuan perundang-unadangan dan peraturan yang berlaku.
71
4. Manager Operasional Tugas dan Kewajiban a. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan operasional harian untuk menjamin efektivitas dan efisiensi. b. Bertanggung jawab terhadap standar kualitas yang tinggi dalam bidang pemrosesan transaksi, administrasi kredit, dan administrasi umum. c. Bertanggung jawab terhadap perlindungan bank dari tindakan penyelewengan dan kesalahan proses transaksi. d. Bertanggung jawab atas aktivitas proses transaksi sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ada. e. Membuat Pedoman Operasional yang akan diterapkan dikantor pusat dan kantor cabang yang ada sebagai petunjuk pelaksanan operasional BPR f. Tunduk dan taat kepada semua ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta ketentuan peraturan internal di BPR g. Mengkoordinir pelaksanaan kerja di jajaran bagian operasional sehariharinya. h. Mengawasi tugas-tugas pencatatan data, penyajian laporan-laporan. 5. Pembukuan Tugas dan kewajiban a. Memeriksa keabsahan semua slip yang diajukan admin untuk pencatatan transaksi 72
b. Membuat dan melaporkan laporan keuangan baik laporan harian, bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan kepada pihak intern maupun kepada pihak ekstern. c. Mencetak semua jenis laporan keuangan 6. Kredit Tugas dan kewajiban a. Melakukan pengecekan syarat-syarat administrasi yang diajukan debitur dalam permohonan kredit b. Memberikan keterangan atas informasi yang diperlukan nasabah baik mengenai prosedur dan persyaratan pengajuan kredit c. Menangani administrasi pencairan kredit d. Menangani administrasi rekening kredit e. Mengawasi kolektibilitas kredit 7. Staff SID Tugas dan kewajiban a. Melakukan pengentrian data dari system kredit ke system SID BPR b. Bertanggung jawab atas pelaporan bulanan SID c. Melakukan cek identitas debitur untuk keperluan analisa pengajuan pinjaman kredit d. Menjaga kerahasiaan informasi debitur dari pihak-pihak yg tidak berkepentingan
73
8.
Customer Sevice Tugas dan kewajiban a. Bertanggung jawab terjaganya pelayanan yang optimal bagi nasabah yang datang maupun melalui telepon/surat. b. Bertanggung jawab atas pelayanan produk tabungan dan deposito
9. Pimpinan Cabang Tugas dan Kewajiban a. Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas yang menyangkut di Kantor Cabang. b. Bertanggung jawab atas penetapan dan pencapaian target dana, kredit, feebased, dan peningkatan penggunaan fitur produk. c. Bertanggung jawab atas terselenggaranya Good Corporate Governance. d. Mengawasi tugas-tugas pencatatan data, penyajian laporan-laporan. e. Bertanggung jawab atas peningkatan peran bisnis yang berorientasi pada profit yang optimal. f.
Melakukan kontrol terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan, melakukan pengawasan melekat, dan melakukan otorisasi sesuai kewenangan yang diberikan.
10. Staff Marketing Tugas dan kewajiban a. Melakukan tugas pemasaran, baik produk simpanan maupun produk pinjaman yang diberikan 74
b. Melakukan survey, baik dalam rangka menggali informasi yang sebesarnya mengenai data pengajuan debitur maupun untuk pengecekan bukti legalitas objek agunan kredit c. Mengikuti morning call yang diadakan atasannya, baik dalam rangka pembagian tugas maupun perolehan petunjuk lainnya yang diperlukan dalam menjalankan tugas dimaksud d. Memasarkan produk bank ke sentra bisnis sesuai dengan batasan dan ruang lingkup yang telah digariskan pimpinan e. Menseleksi dan menyaring kelengkapan bukti bukti aplikasi yang diajukan oleh pemohon. f. Melakukan kajian perhitungan analisa sesuai dengan prinsip 5 C’s g. Memantau perkembangan keadaan debitur. 11. Teller Tanggung jawab dan kewajiban: a. Bertanggung jawab atas transaksi tunai dan non tunai nasabah melalui loket. b. Melakukan fungsi pelayanan transaksi loket tunai dan non tunai. c. Bertanggung jawab atas isi brangkas 12. Umum Tugas dan kewajiban a. Menjaga dan memelihara kebersihan kantor
75
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang didelegasikan oleh atasan dan masing-masing
karyawan/wati,
yang
berkaitan
dengan
kegiatan
operasional kantor. c. Menjaga dan membina hubungan baik dengan para nasabah. 4.1.5 Jenis Produk PT. BPR Danatama Indonesia Jenis produk yang diberikan oleh PT BPR Danatama Indonesia terdiri dari simpanan tabungan, deposito serta produk kredit. 1.
Produk dana, merupakan suatu jenis produk yang diberikan oleh PT. BPR Danatama Indonesia dengan cara menghimpun dana atau mengumpulkan dana dari masyarakat luas. Produk dana tersebut terdiri dari:
2.
a.
Tabungan Sitampan
b.
Tabungan Siswa
c.
Tabungan Berhadiah
d.
Tabungan Premium
e.
Tabungan Impian
f.
Tabungan Ketupat
g.
Tabungan Sicerdas
h.
Deposito Berjangka
Produk kredit, merupakan suatu jenis produk yang diberikan oleh PT BPR Danatama Indonesia dengan cara menyalurkan dana atau melemparkan kembali dana yang telah disimpan melalui simpanan dari produk dana yang
76
diberikan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman. Produk kredit tersebut terdiri dari: a.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR Griya)
b.
Kredit Pemilikan Gudang (KPG Griya)
c.
Kredit Tanpa Agunan (KTA)
d.
Kredit Niaga Modal
g.
Real Cash
4.1.6 Kondisi Pendapatan dan Biaya Bank selama 3 tahun terakhir 10,000,000 9,000,000 8,000,000 7,000,000 6,000,000 Pendapatan
5,000,000
Beban 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 2010
2011
2012
Sumber : PT BPR Danatama Indonesia, 2010 s/d 2012
77
Gambar 4.2 Grafik antara Pendapatan dan Biaya selama kurun waktu tiga tahun Dari grafik diatas dapat dilihat perkembangan antara pendapatan dan beban dari tahun 2010 s/d 2012 dimana terjadi kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2010 Pendapatan bank Rp.4.067.509 diimbangi dengan beban sebesar Rp.3.827.572, sedangkan pada tahun 2011 Pendapatan bank Rp.6.527.969 diimbangi dengan beban sebesar Rp.5.788.854 dan pada 2012 Pendapatan bank Rp.9.128.136 diimbangi dengan beban sebesar Rp.7.545.784. Dari tahun ketahun pendapatan Bank terus meningkat ini terjadi karena setiap cabang berlomba-lomba dalam pencapaian target baik dalam menghimpun dana maupun menyalurkan dana sehingga dari hasil menghimpun dan menyalurkan dana ini memperoleh pendapatan yang dapat menguntungkan bank, meningkatkan pendapatan diimbangi dengan meningkatnya biaya ini terjadi guna menunjang program bank yang dibutuhkan dana baik operasional maupun non operasional guna menunjang tercapainya target yang sudah direncanakan sebelumnya.
4.2
Analisis Data dan Pembahasan 4.2.1 Gambaran Umum Responden Responden penelitian adalah sebagian karyawan yang berjumlah 20 responden terdiri dari karyawan kantor pusat dan karyawan di kantor cabang PT. BPR Danatama Indonesia. Kemudian penyebaran kuesioner kepada nasabah yang berjumlah 60 responden dilakukan di Kantor Cabang Kwitang PT. BPR Danatama Indonesia. Pengumpulan data kuesioner ini dilakukan selama bulan Mei 2013.
78
4.2.2 Menetapkan Target dari Masing-Masing Perspektif PT. BPR Danatama Indonesia menetapkan target dari masing-masing perspektif guna meningkatkan pelayanan dan kinerja bank. Penetapan target ditetapkan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang tercatat dalam SK BI No.30/12/KEP/DIR tgl 30 April 1997 dan SE BI No.30/3/UPPB Tanggal 30 April 1997 yang isinya adalah penerapan target untuk menjadi acuan kesuksesan suatu bank. Untuk lebih jelasnya tentang target dari masing-masing perspektif tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 : Target Dari Masing-Masing Perspektif Dalam Konsep Balance Scorecard Perspektif Perspektif Keuangan
Perspektif Pelanggan/Konsumen
Perspektif Proses Internal Bisnis
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Ukuran Return On Asset (ROA) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Loan to Deposit Return (LDR) Market share Kepuasan konsumen Profitabilitas konsumen Inovasi produk Proses operasi Layanan purna jual Produktivitas karyawan Retensi karyawan Kepuasan karyawan
Target 1.22% 93.52% 94.75% 50% 85% 80% 60% 10 Menit 90% Rp.15.000.000 1% 75%
Sumber: Bank Indonesia 1997
4.2.3 Penjabaran Strategi Dengan Menggunakan Konsep Balanced Scorecard Balanced Scorecard merupakan sistem pengukuran kinerja komprehensif yang meliputi aspek keuangan dan aspek non keuangan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah merancang strategi yang diperlukan sesuai goal setting theory yang diterapkan PT BPR Danatama Indonesia. Pencapaian tujuan strategi dapat 79
dilakukan dengan cara menentukan ukuran sasaran yang relevan. Ukuran sasaran tersebut terdiri dari ukuran hasil (lagging indicator) dan ukuran pemicu kinerja (leading indicator) yang dapat dijabarkan pada tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2 :Penjabaran Strategi Dengan Menggunakan Konsep Balance Scorecard
Sasaran Strategi Perspektif Keuangan: Peningkatan ROA Peningkatan Efisiensi
Peningkatan LDR
Perspektif Konsumen : - Peningkatan Kepuasan nasabah - Peningkatan Target Pasar PT BPR Danatama Indonesia - Peningkatan Pendapatan Jasa yang Ditawarkan Perspektif Bisnis Internal : Pengembangan, Peningkatan Layanan
Lagging Indicator
Leading Indicators
Meningkatnya ROA ROA Meningkatnya efisiensi dan BOPO kemampuan dalam melakukan kegiatan operasional. Meningkatnya pengembalian LDR kewajiban kepada nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit yang diberikan kepada debitur
Kepuasan nasabah Meningkatnya penguasan segmen pasar Meningkatnya laba perusahaan
Survey kepuasan nasabah Market share Profitabilitas konsumen
Peningkatan produk,efisiensi, Inovasi Produk, efektivitas, ketepatan transaksi Proses Operasi dan yang dilakukan Layanan Purna Jual
80
4.3 Interprestasi Hasil 4.3.1 Hasil Penilaian Kinerja Pada Masing-Masing Perspektif Pengukuran kinerja ini meliputi pengukuran kinerja perspektif keuangan, konsumen, proses internal bisnis, serta pembelajaran dan pertumbuhan. 4.3.1.1 Hasil Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan Pengukuran kinerja ini meliputi pengukuran kinerja perspektif keuangan, konsumen, proses internal bisnis, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran kinerja perspektif keuangan PT. BPR Danatama Indonesia dengan konsep BSC dilakukan melalui tiga tolok ukur menggunakan rasio keuangan. Hasil analisis dari perspektif ini dapat dilihat dalam tabel 4.3. Tabel 4.3 :Return on Asset (ROA) Pada PT BPR Danatama Indonesia (dalam ribuan)
Laba Sebelum Pajak Rata-Rata Aktiva % ROA Rata-Rata
Tahun 2012
Tahun 2011
Tahun 2010
1.643.116 61.899.347 3%
818.435 36.001.518 2.27% 2.11%
261.749 24.632.043 1.06%
Sumber : Data sekunder yang diolah dari laporan tahunan dalam lampiran 3
Hasil dari analisis ini adalah ROA pada PT. BPR Danatama Indonesia tahun 2010 adalah sebesar 1.06%, di tahun 2011 naik menjadi 2.27% dan tahun 2012 terus naik menjadi 3%. Dengan adanya kenaikan ROA pada tahun 2011 dan 2012 menunjukkan bahwa semakin besar mendapatkan tingkat keuntungan yang dapat dicapai PT. BPR Danatama
81
Indonesia. Kenaikan yang terus terjadi pada tahun 2011 dan 2012 ini menandakan kondisi bank dalam posisi Sehat/Baik, yaitu mengacu pada ketentuan Bank Indonesia menyatakan bahwa jika presentase ROA lebih dari 1.2% maka dalam hal ini BPR Danatama Indonesia berada dalam kondisi “Sehat/Baik.” Tabel 4.4: Rasio Efisiensi (BOPO) PT BPR Danatama Indonesia (dalam ribuan)
Biaya Operasional Pendapatan Operasional % BOPO Rata-Rata
Tahun 2012
Tahun 2011
Tahun 2010
9.587.230 10.852.987 88.33%
5.789.472 6.527.476 88.69% 90.41%
3.832.232 4.067.510 94.22%
Sumber: Data sekunder yang diolah dari laporan tahunan dalam lampiran 3
Hasil dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa BOPO pada tahun 2010 sebesar 94,22% dan menurun menjadi 88.69% tahun 2011. Kemudian pada tahun 2012 turun menjadi 88.33%. Hal ini menandakan bahwa PT. BPR Danatama Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perbaikan dalam rangka efisiensi biaya. Terbukti dengan semakin menurunnya persentase BOPO setiap tahun dengan nilai rata-rata 90.41%. Jika mengacu pada ketentuan Bank Indonesia menyatakan bahwa standar terbaik BOPO adalah kurang dari 93%, dalam hal ini PT. BPR Danatama Indonesia berada dalam posisi “Sehat/Baik.”
82
Tabel 4.5 :Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) PT BPR Danatama Indonesia (dalam ribuan) Tahun 2012
Tahun 2011
Tahun 2010
Kredit yang Diberikan Total Dana Diterima % LDR Rata-Rata
Rp. 53.401.216
Rp. 32.140.206
Rp. 65.772.060 81.19%
Rp. 40.579.918 79.20%
Yang
Rp. 20.893.569 Rp. 24.568.788 85.04%
81.81% Sumber : Data sekunder yang diolah dari laporan tahunan dalam lampiran 3
Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2010 rasio LDR sebesar 85.04%. Sedangkan tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 79.20% dan tahun 2012 meningkat menjadi 81.81% dan sehingga nilai rata-rata diperoleh sebesar 81.81%. Nilai tersebut Jika mengacu pada ketentuan BI standar terbaik LDR adalah kurang dari 94.75%, maka hal ini menandakan bahwa BPR Danatama Indonesia berada pada posisi “Baik/Sehat.” 4.3.1.2 Hasil Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan Pengukuran kinerja perspektif konsumen pada PT. BPR Danatama Indonesia menggunakan tiga ukuran, yaitu market share, kepuasan konsumen, dan profitabilitas konsumen. Hasil analisis dari perspektif ini dapat dilihat dalam tabel 4.6.
83
Tabel 4.6 : Pengukuran Kinerja Perspektif Konsumen Ukuran
Tahun 2010
Market share 48.09% Kepuasan _ Konsumen Profibilitas 99,28% Konsumen Keterangan : (-) tidak ada data
Tahun 2011
Tahun 2012
RataRata
62.03% _
70.05% 99.61%
60.06% 99.61%
98,62%
97,85%
98,58%
Sumber: PT BPR Danatama Indonesia, 2010 s/d 2012
Market share menggambarkan penguasaan segmen pasar suatu perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Dari Table 4.6 dapat diketahui bahwa pencapaian market share pada tahun 2010 mencapai 48.09%, kemudian pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 62.03%, dan pada tahun 2012 kembali mengalami kenaikan sebesar 8.02% menjadi 70.05%. Kenaikan penguasaan segmen pasar tersebut terjadi karena PT. BPR Danatama Indonesia selalu berupaya memperluas pangsa pasarnya dengan cara membuka kantor cabang serta selalu berusaha meningkatkan kualitas produk dana dan produk kredit, serta mutu pelayanan yang lebih baik kepada nasabahnya. Hasil dari perhitungan dapat dilihat tabel 4.7.
84
Tabel 4.7 : Pangsa Pasar (Market Share)
BPR Danatama Indonesia BPR Swasta Jakarta % Pangsa Pasar Rata-Rata
Tahun 2012 (dalam ribuan) Rp. 58.422.239 Rp.83.398.398 70.05%
Tahun 2011 (dalam ribuan) Rp. 42.311.551 Rp.68.212.781 62.03%
Tahun 2010 (dalam ribuan) Rp. 29.745.949 Rp.61.846.297 48.09%
60.06% Sumber : Data sekunder yang diolah dari laporan tahunan dalam lampiran 3.
a.
Kepuasan konsumen Kepuasan konsumen menunjukkan sejauh mana derajat kualitas pelayanan PT. BPR Danatama Indonesia kepada nasabahnya.Hal ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada 60 responden. Hasil dari survey kepuasan konsumen adalah sebesar 99.61%, yang terdiri dari 84.65% menyatakan puas dan 14.96% menyatakan sangat puas, dengan atribut yang diukur adalah sebagai berikut: a)
Kondisi gedung
b)
Kondisi ruang dan meja kerja petugas bank
c)
Kesiapan petugas bank dalam melayani
d)
Pembukaan dan penutupan interaksi oleh petugas bank
e)
Sikap petugas bank dalam melayani
f)
Layanan informasi pada saat membuka/menutup rekening oleh petugas
g)
Penyelesaian pengaduan nasabah
h)
Layanan informasi kredit oleh petugas Loan Service
85
i)
Penanganan transaksi oleh petugas Teller Service
j)
Penampilan petugas bank secara umum
k)
Kelengkapan seragam dari petugas bank
l)
Operator telepon bank Untuk mengetahui kelayakan dan keandalan dari hasil survey
tersebut, maka dilakukan pengujian dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dengan menggunakan korelasi product moment, dihasilkan nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item Total Correlation lebih besar daripada r-tabel (rhitung > rtabel), sehingga masing-masing butir pertanyaan dalam kuisioner tersebut dinyatakan valid. Uji reliabilitas dengan menggunakan Spearmen Brown, dihasilkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,664 sehingga nilai Cronbach’s Alpha > 0,60, sehingga kuisioner dinyatakan andal. a.
Profitabilitas konsumen Profitabilitas konsumen menggambarkan seberapa besar keuntungan
yang berhasil dicapai perusahaan dari pendapatan jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Dari Table 4.6 dapat diketahui bahwa pencapaian profitabilitas konsumen pada tahun 2010 adalah sebesar 99.28%, sedangkan pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 98.62%, dan pada tahun 2012 profitabilitas konsumen mengalami penurunan menjadi 97.85%, sehingga nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 98.54%. Hasil dari perhitungan dapat dilihat tabel 4.8. 86
Tabel 4.8 : Profitabilitas Konsumen
Pendapatan Jasa Total Pendapatan Jasa % Profitabilitas Konsumen Rata-Rata
Tahun 2012 (dalam ribuan) 9.128.136 9.328.288 97.85%
Tahun 2011 (dalam ribuan) 6.527.969 6.618.993 98.62%
Tahun 2010 (dalam ribuan) 4.067.509 4.097.125 99.28%
98.58% Sumber : Data sekunder yang diolah dari laporan tahunan dalam lampiran 3
4.3.1.3 Pengukuran kinerja perspektif proses internal bisnis Proses internal bisnis merupakan rangkaian akitivitas yang digunakan oleh bankuntuk menghasilakan produk dan jasa bagi nasabahnya. Proses internal bisnis terdiri dari tiga ukuran yaitu inovasi produk, proses operasi, dan layanan purna jual. Kinerja perspektif proses internal bisnis dari PT. BPR Danatama Indonesia dapat dilihat dalam Tabel 4.9. Tabel 4.9: Pengukuran Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis Ukuran Inovasi Produk Proses Operasi Layanan Purna Jual
Tahun 2012 60.78% 5 Menit 92.45%
Tahun 2011 57.75% 7 Menit 90.87%
Tahun 2010 50.13% 10 Menit 89.81%
Rata-Rata 56.22% 7 Menit 91.04%
Sumber: PT Bank BPR Danatama Indonesia, 2010 s/d 2012
a. Inovasi produk PT. BPR Danatama Indonesia selalu berusaha melakukan inovasi terhadap produk-produknya. Pada produk dana yaitu dengan inovasi produk Tabungan Impian, deposito berjangka berhadiah dan pada produk
87
kredit yaitu dengan inovasi produk Kredit KTA (Kredit Tanpa Agunan handphone dan motor), sedangkan pada layanan dan jasa yaitu dengan layanan jemput bola, yaitu dengan mengambil angsuran maupun tabungan ke tempat nasabah, sehingga nasabah tidak perlu datang langsung ke bank apabila berhalangan. Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa inovasi produk dari PT BPR Danatama Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2010 nilai inovasi produk sebesar 50,13%, kemudian pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 57,75%, dan pada tahun 2012 kembali mengalami kenaikan menjadi 60,78%. b. Proses operasi Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk dan jasa kepada nasabahnya. Proses operasi ini ditunjukkan dengan pengukuran kecepatan transaksi pada pelayanan teller. Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa proses operasi PT. BPR Danatama Indonesia telah mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas transaksi dari 10 menit pada tahun 2010, kemudian 7 menit pada tahun 2011, hingga menjadi 5 menit pada tahun 2012. Peningkatan kecepatan transaksi tersebut mungkin disebabkan karena didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan teknologi yang semakin diperbaharui. c. Layanan purna jual Penanganan keluhan maupun pengaduan nasabah merupakan proses purnajual yang dimiliki oleh PT. BPR Danatama Indonesia. Dari tabel 4.9 88
dapat dilihat bahwa penanganan keluhan maupun pengaduan nasabah yang dilakukan oleh bank pada tahun 2010 adalah sebesar 89,81%, kemudian pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 90,87%, dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan kembali menjadi 92,45%. Penanganan keluhan maupun pengaduan nasabah yang dilakukan oleh PT. BPR Danatama Indonesia telah melampaui rata-rata sebesar 91,04% pada tahun 2011 dan 2012, hal tersebut berarti bahwa bank telah mampu menangani keluhan maupun pengaduan dari nasabah yang masuk. 4.3.1.4. Pengukuran kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif pengukuran kinerja yang terakhir adalah pembelajaran dan pertumbuhan. Dimana yang dilakukan perusahaan didalam meningkatkan pembelajaran dengan cara pengadaan training untuk beberapa bagian baik yang dilakukan didalam kantor maupun diluar kantor, pembelajaran yang dilakukan diantaranya training credit bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan admin khususnya untuk bagian admin kredit, training sistem guna menunjang pengetahuan seluruh staf akan sistem baru yang akan dipakai perusahaan guna meningkatkan jaringan, training untuk admin teller atau cs di BI guna pengetahuan dan penambahan ilmu mengenai pengenalan uang palsu dan asli serta serta perubahan pelaporan bulanan untuk tabungan dan deposito, training peningkatan mutu pelayanan dan penanganan nasabah dikhususkan bagi marketing guna meningkatkan pelayanan terhadap nasabah. Dalam perspektif ini
89
yang diukur adalah produktivitas karyawan, retensi karyawan, dan kepuasan karyawan. Hasil analisis dari perspektif ini dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10:Pengukuran Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (dalam ribuan) Ukuran Tahun 2012 Produktivitas Karyawan Rp. 25.674 Retensi Karyawan 3.13% Kepuasan Karyawan 81.26% Keterangan : (-) tidak ada data
Tahun 2011 Rp. 15.739 5.77% -
Tahun 2010 Rp. 6.087 2.33% -
Rata-Rata Rp. 15.833 3.74% 81.26%
Sumber: PT BPR Danatama Indonesia, 2010 s/d 2012
a.
Produktivitas karyawan Produktivitas karyawan menggambarkan kemampuan karyawan
dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin tinggi tingkat produktivitas karyawan, berarti menunjukkan semakin tinggi pula out put yang dihasilkan oleh karyawan. Produktivitas karyawan PT. BPR Danatama Indonesia pada tahun 2010 s/d 2012 mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, yaitu pada tahun 2010 sebesar Rp 6.087 ribu, artinya setiap karyawan memberikan bagian laba bersih kepada perusahaan sebesar Rp. 6.087 ribu. Sedangkan pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 15.739 ribu, dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi Rp 25.674 ribu. Jumlah produktivitas karyawan pada tahun 2012 lebih besar dari jumlah rata-rata produktivitas selama tiga tahun. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa karyawan telah mengalami peningkatan
90
produktivitas setiap tahun. Berikut penjelasan hasil perhitungan dalam tabel 4.11. Tabel 4.11: Produktivitas Karyawan
Laba Bersih Sebelum Pajak Jumlah Karyawan % Produktivitas Karyawan Rata-Rata
Tahun 2012 (dalam ribuan) Rp. 1.643.116 64 Rp. 25.674
Tahun 2011 (dalam ribuan) Rp. 818.435 52 Rp. 15.739
Tahun 2010 (dalam ribuan) Rp. 261.479 43 Rp. 6.087
Rp. 15.833 Sumber : Data sekunder yang diolah dari laporan tahunan dalam lampiran 3
b.
Retensi karyawan Tingkat retansi karyawan diukur melalui prosentase perputaran
karyawan. Pengukuran ini bertujuan untuk mempertahankan karyawan potensial yang dimiliki oleh perusahaan untuk tetap loyal terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Pada tahun 2010 mengalami retensi karyawan sebesar 2.33%, kemudian tahun 2011 terjadi retensi karyawan sebesar 5.77%, dan tahun 2012 retensi karyawan turun menjadi 3.13%. Data perhitungan terdapat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 : Retensi Karyawan
Total Karyawan yg Keluar Total Karyawan % Retensi Karyawan Rata-Rata
Tahun 2012
Tahun 2011
Tahun 2010
2 64 3.13%
3 52 5.77%
1 43 2.33%
3.74% Sumber :PT BPR Danatama Indonesia, 2010 s/d 2012.
91
c.
Kepuasan karyawan Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan maka digunakan
kuisioneryang berisi pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut kepuasan karyawan terhadap PT BPR Danatama indonesia. Kuesioner ini disebarkan kepada 20 responden. Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa kepuasan karyawan terhadap perusahaan adalah sebesar 81,27%, yang terdiri dari 59,55% menyatakan puas dan 21,71% menyatakan sangat puas. Untuk mengetahui kelayakan dan keandalan dari hasil survey tersebut, maka dilakukan pengujian dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dengan menggunakan korelasi product moment, dihasilkan nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item Tota Correlation lebih besar daripada r-tabel (rhitung > rtabel), sehingga masing-masing butir pertanyaan dalam kuisioner tersebut dinyatakan valid. Uji reliabilitas dengan menggunakan Spearmen Brown, dihasilkan nilai Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,882 sehingga nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 dan kuisioner dinyatakan andal.Untuk mengetahui hasil analisis data tentang pengukuran kinerja dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard pada PT. BPR Danatama Indonesia secara menyeluruh dapat dilihat pada tabel 4.13.
92
Tabel 4.13 :Hasil Pengukuran Kinerja dan Targetnya Berdasarkan Konsep Balance Scorcared pada PT BPR Danatama Indonesia Tahun 2010, 2011& 2012 (dalam ribuan) Perspektif
Ukuran
Tahun 2010
Tahun Tahun 2011 2012
Rat-rata Per Tahun
Target Per Tahun
Perspektif Keuangan
ROA BOPO LDR Market Share Kepuasan Konsumen Profitabilitas Konsumen Inovasi Produk Proses Operasi Layanan Purna Jual Produktivitas Karyawan Retensi Karyawan Kepuasan Karyawan
1.06% 94.22% 85.04% 48.09% -
2.27% 88.69% 79.20% 62.03% -
3% 88.33% 81.09% 70.05% 99.61%
2.11 90.41% 81.81% 60.06% 99.61%
1.22% 93.52% 94.75% 50% 85%
99.28%
98.62% 97.85%
98.58%
80%
50.13% 10 Menit 89.81%
57.75% 7 Menit 90.87% Rp. 15.739 5.77%
60.78% 5 Menit 92.45%
56.22% 7 Menit 91.04%
60% 10 Menit 90%
Rp. 26.674 3.13%
Rp. 15.833 3.74%
Rp. 15.000 1%
Perspektif Konsumen
Perspektif Proses Internal Bisnis Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Rp. 6.087 2.33% -
81.26% -
-
75%
4.3.1.5 Penilaian Kinerja Bank Secara Keseluruhan Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa pencapaian hasil pada perspektif keuangan terdapat tiga ukuran hasil yang sudah mampu melampaui dari target yang telah ditetapkan, yaitu pada Rasio ROA, BOPO dan LDR. Nilai ROA sebesar 2.11% mampu melampaui target 1.22% pertahun, nilai BOPO mampu lebih kecil dari target 93.52% pertahun yaitu dengan pencapaian 90,41%, dan LDR sebesar 81,81% yang lebih kecil dari target 94.75% per-tahun, artinya dengan demikian dari hasil ketiga ukuran rasio keuangan tersebut bank dalam keadaan baik sesuai dengan target 93
yang diharapkan. Pada perspektif konsumen, market share PT BPR Danatama Indonesia sebesar 60.06% telah mampu mencapai target sebesar 50% per-tahun yang telah ditetapkan. Profitabilitas konsumen juga telah melebihi target yang telah ditetapkan, yaitus ebesar 98,38% yang semula ditargetkan sebesar 80% per-tahun. Untuk tingkat kepuasan konsumen telah mampu melampaui target sebesar 85% per-tahun yaitu dengan pencapaian 99,61%. Pada perspektif proses internal bisnis terdapat satu ukuran hasil yang belum mampu mencapai target yang telah ditetapkan. Yaitu pada inovasi produk, pencapaian Inovasi produk sebesar 56.22% belum mampu melampaui target yaitu sebesar 60% per tahun. Ada dua perspektif proses internal bisnis yang sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu pada proses operasi dan layanan purna jual dimana proses operasi mencapai target 7 menit dari target yang sudah ditetapkan 10 menit, untuk layanan purna jual telah melampaui target, pencapaian sebesar 91,04% yang semula ditargetkan dapat mencapai 90% per-tahun. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,untuk tingkat produktifitas karyawan sudah mampu mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Produktivitas karyawan sebesar Rp.15.833 ribu, sudah mampu melampaui target sebesar Rp. 15.000 ribu per tahun.
94
Untuk tingkat retensi karyawan mampu melampaui target sebesar 1% pertahun yaitu dengan pencapaian 3.74%, sedangkan tingkat kepuasan karyawan sudah mencapai 81,26% di atas target 75% per-tahun yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 4.4. Pembahasan Bila dilihat dari perwujudan Visi dan Misi perusahaan berdasarkan dari perhitungan perspektif pelanggan dan konsumen PT BPR Danatama Indonesia sudah mencapai target yang telah ditetapkan oleh BI yaitu pada market share
standar
ketentuan BI 50% sedangkan standar yang dicapai oleh Bank 60.06% itu berarti Bank sudah mampu bersaing dengan bank sejenis . Pada tingkat kepuasan konsumen PT BPR Danatama Indonesia sudah mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap nasabah. Sedangkan dari segi profitabilitas konsumen PT BPR Danatama Indonesia sudah melebihi target yang ditetapkan oleh BI itu berarti bank sudah mencapi keuntungan dari pendapatan jasa yang ditawarkan terhadap konsumen. Sistem pengukuran kinerja diperusahaan sudah dapat meningkatkan efektivitas manajemen itu semua dapat dilihat dari hasil analisa dimana dari keempat perspektif yang dilakukan penelitian hampir semua mencapai target yang telah ditentukan oleh BI hanya pada perspektif proses internal bisnis, dalam inovasi produk masih harus lebih melakukan beberapa inovasi baik dalam inovasi simpanan maupun kredit guna mencapai target yang diharapkan oleh perusahaan.
95