BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini.Berikut hasil analisis deskriptif yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
PER
30
4.02
41.90
15.1854
9.03244
PBV
30
3.49
107.41
36.6476
25.17385
CSR
30
.34
1.00
.6393
.20852
Valid N (listwise)
30
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa : 1. Jumlah sampel (N) ada 30 yang terdiri dari 10 perusahaan LQ 45 selama 3 tahun, dengan variabel yang terdiri dari : Price Earning Ratio, Price Book Value dan Corporate Social Responsibility. 2.
Price Earning Ratio (PER) adalah seberapa lama seorang investor akan menerima kembali modalnya atas investasinya disaham.
59
60
Nilai terendah (minimum) sebesar 4,02 kali,Jadi semakin kecil nilai price earning ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. kinerja tersebut terjadi pada perusahaan Timah Tbk pada tahun 2008 dengan presentase sebesar 25% dari harga saham.
Nilai tertinggi (maximum) sebesar 41,90 kali, Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai price earning ratio yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Kinerja tersebut terjadi pada perusahaan Indosat Tbk pada tahun 2010 dengan presentase sebesar 2,4% dari harga saham.
Nilai rata-rata (mean) sebesar 15,1854 dengan standar deviasi 9,03244 menunjukan bahwa tingkat penyimpangan kinerja perusahaan dalam mengembalikan modal investor sebesar 9,032%. 3.
PBV atau Price Book Value adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar harga saham perusahaan yang ada di pasar di bandingkan dengan nilai buku sahamnya. Semakin tinggi rasio ini, maka pasar semakin percaya akan prospek perusah aan tersebut. Price Book Value (PBV) memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 3,49 kali yang terjadi pada bank mandiri Indonesia Tbk pada tahun 2008 menunjukan kinerja terendah karena PBV sebesar 3,49 menunjukan
61
tingkat kepercayaan semakin rendah terhadap prospek perussahaan tersebut dengan presentase sebesar 29% dari harga saham. Nilai tertinggi (maximum) sebesar 107,41 kali yang terjadi pada perusahaan Astra Internasional Tbk pada tahun 2010 yang menunjukan kinerja terbaik karena PBV 107,41 menunjukan tingkat kepercayaan pasar semakin baik terhadap prospek perusahaan tersebut dengan presentase sebesar 9,3% dari harga saham. Nilai rata-rata (mean) sebesar 36,6476 dengan standar deviasi 25,17385 menunjukan bahwa tingkat penyimpangan kinerja perusahaan dalam mengembalikan modal investor sebesar 25,173%. 4.
Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 0,34. yang terjadi pada perusahaan Bank Mandiri Indonesia Tbk pada tahun 2008 dengan total pengungkapan sesuai standar GRI sebesar 27 item, hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan kurang menunjukan tingkat pengungkapan social perusahaan dengan baik, dengan presentase sebesar 34% dari total pengungkapan secara menyeluruh Nilai tertinggi (maximum) sebesar 1,00 kali yang terjadi pada perusahaan Aneka Tambang Tbk pada tahun 2009 dan 2010 serta perusahaan Timah Tbk pada tahun 2009 dengan total pengungkapan sesuai standar GRI sebesar 79 item, hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan tersebut telah menunjukan tingkat pengungkapan social yang
62
baik dengan presentase sebesar 100% dari total pengungkapan secara menyeluruh. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,6393 dengan standar deviasi 0,20852, untuk nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukan bahwa CSR yang diungkapkan masing-masing perusahaan sampel yang memiliki besaran yang hampir sama antar masing-masing sampel perusahaan. Berarti besarnya pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan sampel untuk tahun 2008,2009 dan 2010 relatif kecil.
B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Uji data dilakukan dengan analisa One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan menggunakan tes sebagai berikut : 1. Ho : Data residual berdistribusi normal 2. Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Pengambilan keputusan untuk menentukan data terdistribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut : 1. Nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi normal 2. Nilai Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05maka data tidak terdistribusi normal.
63
Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PER N Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
PBV
CSR
30
30
30
Mean
15.1854
36.6476
.6393
Std. Deviation
9.03244 2.51738E1
.20852
Absolute
.214
.152
.123
Positive
.214
.152
.123
Negative
-.108
-.095
-.094
1.172
.834
.672
.128
.490
.757
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Dari tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan beberapa hal seperti yang di bawah ini : a. Price Earning Ratio (PER) dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig (2tailed) sebesar 0,128 atau nilainya lebih besar 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini menunjukkan Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti data berdistrubusi normal. b. Price Book Value (PBV) dapat dilihatbahwa nilai Asymp. Sig (2tailed) sebesar
0,490 atau nilainya lebih besar 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal. Hal
64
inimenunjukkan Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti data berdistrubusi normal. c. Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,757 atau nilainya lebih besar 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal. Hal inimenunjukkan Ha diterimadan Ho ditolak, yang berarti data berdistrubusi normal. Tabel 4.3 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
30 a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .19957125
Absolute
.123
Positive
.123
Negative
-.103
Kolmogorov-Smirnov Z
.672
Asymp. Sig. (2-tailed)
.758
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil uji kolmogrov-smironov pada table 4.3 diatas menunjukan nilai kolmogrov-smirnov sebesar 6,72% dan tidak signifikansi pada 0,05
65
atau 5% Nilai p = 0,758 > 0,05 sehingga model regresi sudah memiliki distribusi normal sehingga layak digunakan. 2.
Uji Multikolonieritas Model regresi yang baik adalah terbebas dari masalah
(adanya
variabel independent yang saling berhubungan). Untuk mengetahui ada atau tidak nya multikolonieritas dengan mendasarkan pada tolerance dan VIF.Multikolonieritas dapat diketahui dengan batasan nilai tolerance 0,10 dan nilai VIF 10. Tabel 4.4 Hasil Uji multikolineritas
Coefficient Correlations Model
a
PBV
1Correlations
Covariances
PER
PBV
1.000
-.361
PER
-.361
1.000
PBV
6.745E-6
-6.793E-6
PER
-6.793E-6
5.239E-5
a. Dependent Variable: CSR
Hasil besaran korelasi antara variabel independen variabel PER yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel PBV dengan tingkat korelasi sebesar -0,361% atau sebesar 36,1%. Oleh karena ini masih dibawah 95% maka dapat dikatakan tidak terjadi multikoloniearitas.
66
Tabel 4.5 Hasil Uji multikolineritas Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.530
.083
PER
.006
.005
PBV
.000
.002
a
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
6.416
.000
.266
1.346
.190
.869
1.150
.054
.275
.786
.869
1.150
a. Dependent Variable: CSR
Dari table 4.5 diatas dapat diketahui bahwa pada bagian collinearity statistics, nilai VIF pada seluruh variabel independen lebih kecil dari 10, dimana nilai untuk variabel PER sebesar 1,150 ; variabel PBV sebesar 1,150 ; yang artinya seluruh variabel independen pada penelitian ini tidak terdapat adanya indikasi gejala multikolonieritas 3
VIF
Uji Heteroskedastisitas Heterokedastisitas adalah variasi residual tidak sama untuk semua pengamatan. Uji ini dimaksud kan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena varian gangguan berbeda antara satu observasi ke observasi lain. Uji Heterokedastisitas menunjukkan bahwa varian dari residual tidak samadari satu pengamatan kepengamatan lain.
67
Gejala
residual
yang
tidak
sama
ini
disebut
dengan
gejala
heterokedastisitas. Tabel 4.6
Berdasarkan gambar 4.6 pola scatterplot yang ditunjukan terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
68
dipakai untuk memprediksi CSR berdasarkan variabel independen PER dan PBV. 4. Uji Autokorelasi Menguji
variabel-variabel
yang
diteliti,
yaitu
apakah
terjadi
autokorelas iatau tidak, maka dapat digunakan uji Durbin Watson (DW). Diagnosis adanya autokorelasi dalam model regresi dilakukan dengan pengujian terhadap nilai Durbin Watson. Tabel 4.7 b
Model Summary
Model 1
R .290
R Square a
.084
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .016
.20683
Durbin-Watson 1.725
a. Predictors: (Constant), PBV, PER b. Dependent Variable: CSR
Dari hasil pengolahan data tabel 4.7 diatas, untuk menentukan batas bawah (dl) dan batas atas (du) kita harus melihat nilai tabel DW dengan patokan tingkat error 5%, jumlah sampel (n) 30 dan jumlah variabel independen 2 (k=2), maka pada tabel DW akan didapat nilai batas bawah (dl) = 1,284 dan nilai batas atas (du) = 1,567. Berdasarkan pengolahan data spss yang terlihat pada tabel diatas diperoleh nilai DW sampel adalah 1,725. Melalui analisis DW 4-du = 2,433, maka diketahui bahwa nilai DW dari
69
sampel 1,725 terletak diantara du (1,567) dan nilai 4-du (2,433) sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi positif pada model regresi. C. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel PER dan PBV terhadap CSRdengan analisis regresi linier berganda yang sudah dibahas sebelumnya. 1. Koefisien Determinasi Tabel 4.8 b
Model Summary
Model 1
R .290
R Square a
.084
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .016
.20683
a. Predictors: (Constant), PBV, PER b. Dependent Variable: CSR
Dari table 4.8 diatas dapat diketahui bahwa angka koefisien determinasi atau R Square adalah 0,084 atau (8,4 %) artinya pengaruh PER dan PBV terhadap CSR sebesar 8,4% atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model (Price Earning Ratio dan Price Book Value) mampu menjelaskan sebesar 8,4% variasi variabel dependen (Corporate Social Responsibility). Sedangkan sisanya yaitu (100% - 8,4% = 91,6%) dijelaskan
70
atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitianini. Angka koefisien korelasi (R) pada table 4.8 sebesar 0,290 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah rendah karena memiliki nilai koefisien korelasi dibawah 0,5. Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 0,20683. 1. Uji F Tabel 4.9 Hasil Uji Simultan (Uji F) b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
Df
Mean Square
.106
2
.053
Residual
1.155
27
.043
Total
1.261
29
F 1.238
Sig. .306
a
a. Predictors: (Constant), PBV, PER b. Dependent Variable: CSR
Dari pengujian tabel 4.9 diatas, dapat dilihat nilai F hitung 1,238 dengan probabilitas 0,306.Karena probabilitas pada kolom sig 0,306> 0,05 sedangkan pada F tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 didapat angka sebesar 3,35, maka keputusannya F
hitung<
F
tabel
(1,238 < 3,35) artinya tidak berpengaruh
signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan Price Earning Ratio dan Price Book Value secara bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility..
71
2. Uji t Tabel 4.10 Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model
B
1(Constant)
Std. Error .530
.083
PER
.006
.005
PBV
.000
.002
Coefficients Beta
t
Sig. 6.416
.000
.266
1.346
.190
.054
.275
.786
a. Dependent Variable: CSR
Untuk menguji hasil yang didapat dari persamaan regresi linear, maka dilakukan uji t. Jika statistik T Hitung< T tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.Sedangkan jika statistik T Hitung> T tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil pengujian statistik t pada tabel 4.10 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Koefisien Price Earning Ratio (PER) memiliki nilaiT hitung sebesar 1,346 < 2,0484 pada T tabel dengan signifikansi sebesar 0,190 lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak dengan kata lain Price Earning Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR).
72
2. Koefisien Price Book Value (PBV) memiliki nilai T hitung sebesar 0,275 < 2,0484 pada T tabel dengan signifikansi sebesar 0,786 lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak dengan kata lain Price Book Value tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR).
D. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Dari tabel 4.10 hasil analisa regresi linear yang dilakukan maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut : Y = α + β1X1+ β2X2+e CSR = 0,530 + 0,006 PER + 0,000 PBV Dimana : Y = Corporate Social Responsibility (CSR) X1 = Price Earning Ratio X2 = Price Book Value Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
73
1. Konstanta sebesar 0,530 artinya jika Price Earning Ratio (X1),dan Price Book Value (X2) nilai nya adalah 0, maka Corporate Social Responsibility nilainya adalah 0,530, artinya perusahaan LQ 45 mengungkapkan CSR nya rata-rata 42 points ( 53,0% x 79 points ). 2. Koefisien regresi variabel Price Earning Ratio (X1) sebesar 0,006 signifikan pada
= 5%. Arti angka 0,006 jika variabelnya tetap dan Price Earning Ratio
mengalami Penurunan sebesar 1% maka Corporate Social Responsibility (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,006, artinya PER menurun maka pengungkapan Corporate Social Responsibility naik dengan rata-rata 0,47 points ( 0,6% x 79 points ). 3. Koefisien regresi variabel Price Book Value (X2) sebesar 0,000signifikan pada
= 5%. Arti angka 0,000 jika variabelnya tetap dan Price Book Vaalue
mengalami kenaikan sebesar 1% maka Corporate Social Responsibility (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,000. Artinya PBV yang mengalami kenaikan akan mengakibatkan menurunya tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan rata-rata 0 points ( 0,0% x 79 points ).
74
E. Pembahasan 1. Pengaruh Price earning ratio terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah price earning ratio mempengaruhi pengungkapan CSR. Price earning ratio adalah salah satu pendekatan yang sering digunakan oleh analisis sekuritas untuk menilai suatu saham. Pendekatan ini mendasarkan atas ratio antara harga per lembar saham yang berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Hasil pengujian terhadap variabel price earning ratio menunjukan nilai t sebesar 1,346 dengan signifikansi sebesar 0,190 lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak dengan kata lain Price Earning Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini dikarenakan sampel di perusahaan LQ 45 kurang memadai dan masih jarang perusahaan yang melaporkan subtainability report di setiap tahunnya. 2. Pengaruh Price Book Value terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah price book value mempengaruhi pengungkapan CSR. Rasio ini menunjukan seberapa jauh sesuatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang di investasikan, semakin tinggi rasio tersebut
75
maka
semakin
berhasil
perusahaan
memberikan
keleluasaan
dalam
menentukan pengungkapan CSR. Hasil pengujian terhadap variabel price book value menunjukan nilai t sebesar 0,275 dengan signifikansi sebesar 0,786 lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak dengan kata lain Price Book Value tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini dikarenakan pengungkapan Corporate Social Responsibility cenderung masih baru diterapkan di indonesia dan masih kurang memadai tentang anggaran CSR terhadap masing-masing perusahaan sehingga masih jarang perusahaan yang melaporkan subtainability report di setiap tahunnya.