perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data LQ45 merupakan salah satu indeks saham pada Bursa Efek Indonesia, dipilihnya LQ45 sebagai sample pada penelitian ini karena indeks LQ45 merupakan kumpulan perusahaan perusahan yang tingkat likuiditasnya dan kapitalisasinya tinggi dan aktif diperdagangkan di pasar modal Indonesia, sehingga untuk melihat pengaruhnya dalam reaksi pasar dapat lebih akurat. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan merupakan semua sahamsaham yang tergabung dalam LQ45 periode Februari-Juli 2013. Metode yang dilakukan untuk pengambilan sampel adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Berdasarkan data LQ45 periode Februari-Juli 2013, data perusahaan yang sesuai dengan kriteria dan diambil untuk sampel penelitian ini adalah sebanyak 37 perusahaan. Sedangkan 8 perusaahan lainnya tidak memenuhi kriteria sampel penelitian ini dikarenakan pada periode penelitian, perusahaan-perusahan tersebut melakukan pengumuman deviden, berikut daftar perusahaan yang menjadi sampel dari penelitian ini :
Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian No
Nama Emiten
Kode
1 PT Astra Agro Lestari Tbk
AALI
2 PT Adaro Energy Tbk commit to user
ADRO
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 PT Aneka Tambang Tbk
ANTM
4 PT Astra International Tbk
ASII
5 PT AKR Corporindo Tbk
AKRA
6 PT Bank Central Asia Tbk
BBCA
7 PT Bank Negara Indonesia Tbk
BBNI
8 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
BBRI
9 PT Bank Tabungan Negara Tbk
BBTN
10 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
BDMN
11 PT. Bhakti Investama Tbk
BHIT
12 PT. Sentul City Tbk
BKSL
13 PT Bank Mandiri Tbk
BMRI
14 Global Mediacom Tbk
BMTR
15 PT Bumi Resources Tbk
BUMI
16 PT. BW Plantations Tbk
BWPT
17 PT XL Axiata
EXCL
18 PT Gudang Garam Tbk
GGRM
19 Garuda Indonesia Tbk
GIAA
20 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
ICBP
21 Indomobil Sukses Makmur
IMAS
22 PT International Nickel Indonesia Tbk
INCO
23 PT Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF
24 PT Indika Energy Tbk
INDY
25 PT Indo Tambangraya Megah Tbk
ITMG
26 PT Jasa Marga Tbk
JSMR
27 PT Lippo Karawaci Tbk
LPKR
28 Malindo Feedmill Tbk
MAIN
29 Mitra Adi Perkasa Tbk
MAPI
30 Media Nusantara Citra Tbk
MNCN
31 PT Perusahaan Gas Negara Tbk
PGAS
32 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
PTBA
33 Semen Cibinong Tbk
SMCB
34 PT Semen Gresik Tbk commit to user 35 Surya Semesta Internusa
SMGR
52
SSIA
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
TLKM
37 PT United Tractors Tbk Sumber : data diolah, 2014 (www.saham.us)
UNTR
Berikut 8 perusahaan yang dalam periode penelitian tidak memenuhi kriteria dalam pengambilan sample penelitian ini, yaitu: Tabel 4.2 Daftar Emiten yang Tidak Memenuhi Kriteria Sampel No
Nama Emiten
Kode
1
PT Alam Sutera Realty Tbk
ASRI
2
PT. Bumi Serpong Damai Tbk
BSDE
3
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
CPIN
4
PT Harum Energy
HRUM
5
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
INTP
6
PT Kalbe Farma Tbk
KLBF
7
PT Unilever Indonesia Tbk
UNVR
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk Sumber : data diolah, 2014 8
LSIP
Keterangan Pengumuman Deviden Pengumuman Deviden Pengumuman Deviden Pengumuman Deviden Pengumuman Deviden Pengumuman Deviden Pengumuman Deviden Pengumuman Deviden
B. Analisis Data Analisis
data
terhadap
data
mentah
dilakukan
dengan
cara
membandingkan data Average Abnormal Return dan Trading Volume activity sebelum pengumuman kenaikan BBM dengan Average Abnormal Return dan Trading Volume Activity setelah pengumuman kenaikan BBM. commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berikut adalah tabel Average Abnormal Return (AAR) dan
Trading
Volume Activity (TVA) pada periode pengamatan 17-28 Juni 2013 : Tabel 4.3 Rata-Rata Variabel AAR dan TVA Pada Periode Pengamatan Tanggal
AAR
TVA
17 Juni 2013
0.0030251
0.0013078
18 Juni 2013
0.0024648
0.0017264
19 Juni 2013
-0.0008896
0.0014175
20 Juni 2013
0.0078761
0.0017631
21 Juni 2013
-0.0006698
0.0027385
24 Juni 2013
-0.0025031
0.0014857
25 Juni 2013
0.0112760
0.0017754
26 Juni 2013
-0.0129145
0.0021968
27 Juni 2013
-0.0086398
0.0019436
28 Juni 2013
-0.0148787
0.0021057
Sumber :
AAR : Lampiran 4, TVA : Lampiran 5 dan 6, Data diolah (2014)
Pada umumnya pengumuman kenaikan BBM merupakan kabar buruk (bad news) bagi dunia usaha. Pengaruh kenaikan BBM terhadap reaksi pasar dapat dilihat melalui abnormal returnnya. Abnormal return yang positif berarti menunjukkan bahwa suatu peristiwa memberikan berita baik (good news) bagi pelaku pasar (investor), sebaliknya abnormal return yang negatif menunjukkan bahwa suatu peristiwa mengindikasikan berita buruk (bad news) bagi pelaku pasar (investor). Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa bahwa rata-rata abnormal return pada (H-3), (H-1), (H+1), (H+3), (H+4), (H+5) negatif. Hal ini berarti bahwa commit to user return yang sesungguhnya terjadi tidak sesuai dengan return yang diharapkan
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga mengindikasikan adanya berita buruk (bad news). Pada (H-5), (H4), (H-2), (H+2) menunjukkan rata-rata abnormal return positif yang berarti bahwa return yang sesungguhnya terjadi lebih besar dari return yang diharapkan sehingga mengindikasikan adanya berita baik (good news). Pada pengamatan data mentah (raw data) pada sekitar terjadinya kenaikan BBM, mengindikasikan adanya bad news. Perubahan average abnormal return dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 0,015 0,01 0,005 0 h-5 h-4 h-3 h-2 h-1 h+1 h+2 h+3 h+4 h+5
AAR
-0,005 -0,01 -0,015 -0,02
Gambar 4.1 Perubahan Average Abnormal Return
Fluktuasi average abnormal return yang terlihat pada gambar diatas, nilai average abnormal return tertinggi terjadi pada H+2 dan nilai terendah average abnormal return terjadi pada H+5. Sedangkan untuk Trading Volume Activity dari tabel tersebut dapat kita lihat terdapat reaksi pasar sebelum dan sesudah kenaikan BBM, terjadi pelonjakan tajam Trading Volume Activity dari H-2 ke H-1, kemudian commit to user mengalami penurunan pada H+1, hal ini menunjukkan respon pasar terhadap
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kenaikan BBM, berikut perubahan Trading Volume Activity yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini : 0,003 0,0025 0,002 0,0015
TVA
0,001 0,0005 0 h-5
h-4
h-3
h-2
h-1 h+1 h+2 h+3 h+4 h+5
Gambar 4.2 Perubahan Trading Volume Activity
Dari Gambar diatas terlihat terjadi penurunan trading volume activity yang tajam dari H-1 ke H+1 kemudian cenderung meningkat setelahnya. Pada sekitar tanggal terjadinya kenaikan BBM terjadi penurunan aktivitas perdagangan saham.
C. Pengujian Normalitas Data Sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut, dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu agar tidak melanggar asumsi dasar dari alat statistik yang digunakan. Karena penelitian ini menggunakan alat analisis uji beda untuk sampel yang berhubungan (paired samplest-test) untuk pengujian hipotesis, maka asumsi yang dipergunakan adalah data terdistribusi secara normal. Untuk mendeteksi normalitas data dari masing masing variabel, dipergunakan uji normalitas data (Kolmogorov–Smirnov test) dan Shapiro-Wilk. commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Langkah awal untuk melakukan uji ini adalah terlebih dahulu menentukan hipotesanya, sebagai berikut : Hipotesis : H0 : Data terdistribusi normal H1: Data tidak terdistribusi normal Jika hasil pengolahan data menghasilkan probabilitas signifikansi dibawah 5% (0,05) berarti H0 ditolak atau data dari variabel tersebut tidak terdistribusi secara normal.
1.
Pengujian Normalitas Data Variabel Average Abnormal Return Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Variabel Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Kenaikan BBM Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic AARafter AARbefore
df
.216 .226
Shapiro-Wilk
Sig. 5 5
Statistic
df
Sig.
.200
*
.893
5
.373
.200
*
.892
5
.365
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Output SPSS 17 (data diolah, 2014) Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi average abnormal return sesudah adalah 0,200 dan 0,373 sedangkan tingkat signifikansi average abnormal return sebelum adalah 0,200 dan 0,365 yang berarti lebih besar dari nilai probabilitas sebesar 0,05. Hasil ini berarti bahwa H0 diterima atau dapat diartikan bahwa data telah terdistribusi secara normal. commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Pengujian Normalitas Data Variabel Trading Volume Activity Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Variabel Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Kenaikan BBM Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
Df
Sig.
TVAafter
.165
5
.200
*
.955
5
.773
TVAbefore
.319
5
.105
.839
5
.161
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Output SPSS 17 (data diolah, 2014) Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi trading volume activity sesudah adalah 0,200 dan 0,773 sedangkan tingkat signifikansi trading volume activity sebelum adalah 0,200 dan 0,161 yang berarti lebih besar dari nilai probabilitas sebesar 0,05. Hasil ini berarti bahwa H0 diterima atau dapat diartikan bahwa data telah terdistribusi secara normal.
D. Pengujian Hipotesis Sebelum dilakukan pengujian, ditentukan terlebih dahulu hipotesis sebagai berikut: H0 : Tidak terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah (μ1 = μ2) H1: Terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah (μ1 ≠ μ2) H0 diterima jika sig. > dari tingkat signifikansi α ( 0,05 ), sedangkan H0 to user ditolak atau H1 diterima jika commit sig. < dari tingkat signifikansi α ( 0,05 ).
58
perpustakaan.uns.ac.id
1.
digilib.uns.ac.id
Hipotesis Pertama Hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM pada tanggal 22 Juni 2013. Setelah diketahui rata rata abnormal return (AAR) pada periode sebelum dan sesudah kenaikan BBM, selanjutnya dilakukan uji sampel berpasangan (paired samples test) dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini : Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Rata Rata Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Kenaikan BBM
Paired Samples Test Paired Differences
Mean Pair 1
AARafter – AARbefore
Std. Deviation
-.0078933400 .0101973057
95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean
Lower
.0045603737 -.0205549673
Upper .0047682873
t -1.731
Sumber : Output SPSS 17 (Data diolah, 2014) Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji beda average abnormal return sebelum dan sesudah kenaikan BBM. Dari tabel tersebut diperoleh thitung sebesar -1,731, kemudian dengan menggunakan taraf keyakinan 95 persen (α = 5 persen), hasil estimasi n-k-1 = 10-5-1 didapatkan degree of freedom (df) = 4, dengan α = 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,776. Dengan demikian thitung sebesar -1,731 lebih kecil dari ttabel sebesar 2,776 dan nilai signifikansi sebesar 0,159 yang berarti lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (H0 diterima). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan average abnormal return yang signifikan commit to user
59
Sig. (2tailed)
df 4
.159
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada periode sebelum dan sesudah peristiwa, sehingga hipotesis pertama ditolak. Tidak adanya perbedaan average abnormal return signifikan pada periode sebelum dan sesudah peristiwa dapat diartikan bahwa kenaikan BBM
tidak membawa kandungan-kandungan informasi/signalling
tentang akan adanya keuntungan di masa mendatang.
2.
Hipotesis kedua Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM pada tanggal 22 Juni 2013. Trading volume activity diperoleh dari jumlah saham yang diperdagangkan pada saat dibagi dengan jumlah saham beredar pada saat t. Setelah diketahui rata rata trading volume activity (TVA) pada periode sebelum dan sesudah kenaikan BBM, selanjutnya dilakukan uji sampel berpasangan (paired samples test) dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini : Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Rata Rata Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Kenaikan BBM Paired Samples Test Paired Differences
Mean Pair 1
TVAafter TVAbefore
Std. Deviation
.0001107800 .0005032427
95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean
Lower
.0002250570 -.0005140784
Sumber : Output SPSS 17 (Data diolah, 2014) commit to user
60
Upper .0007356384
t .492
Sig. (2tailed)
df 4
.648
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji beda rata rata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa. Dari tabel tersebut diperoleh thitung sebesar 0,492 kemudian dengan menggunakan taraf keyakinan 95 persen (α = 5 persen), hasil estimasi n-k-1 = 10-5-1 didapatkan degree of freedom (df) = 4, dengan α = 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,776. Dengan demikian thitung
sebesar 0,492 lebih kecil dari ttabel sebesar 2,776
dan nilai
signifikansi sebesar 0,648 yang berarti lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau tidak terdapat perbedaan volume perdagangan yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah peristiwa, sehingga hipotesis kedua ditolak. Rata-rata trading volume activity yang tidak berbeda secara signifikan mengindikasikan bahwa pasar tidak menganggap informasi baru yang masuk merupakan informasi penting yang mampu mempengaruhi perdagangan. Kenaikan BBM terbukti tidak mampu memberikan dampak yang signifikan bagi volume perdagangan. Rata-rata volume perdagangan saham tidak terpengaruh oleh kenaikan BBM. Investor tidak menganggap informasi baru tersebut merupakan informasi penting yang mampu mempengaruhi langkah investasi mereka.
E. Pembahasan Hasil Analisa Penelitian dengan menggunakan pendekatan event study pada peristiwa kenaikan BBM ini menunjukkan bahwa peristiwa tersebut tidak memiliki kandungan informasi yang cukup untuk mempengaruhi preferensi investor dalam keputusan investasinya. commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id
1.
digilib.uns.ac.id
Penelitian ini dilihat dari rata-rata abnormal return sebagai indikator reaksi pasar modal menunjukkan bahwa disekitar tanggal terjadinya kenaikan BBM terdapat rata-rata abnormal return yang negatif, yang menunjukkan bahwa adanya reaksi yang terhadap informasi yang mengandung kabar buruk (bad news), namun dalam perbandingan rata-rata sebelum dan sesudah tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Hal
memprediksikan
ini
bisa
dikarenakan
pengumuman
kenaikan
karena BBM
pasar ini
sudah
jauh
hari
sebelumnya dikarenakan gencarnya isu kenaikan BBM beberapa bulan sebelumnya dan adanya penundaan kenaikan BBM oleh pemerintah sesuai dengan hasil rapat paripurna DPR pada tanggal 30 Mei 2012. Tidak adanya reaksi harga atas informasi tersebut menunjukkan tidak adanya tindakan investor untuk mengambil keuntungan dari peristiwa terrsebut. 2.
Sedangkan untuk Trading Volume Activity antara sebelum dan sesudah kenaikan BBM juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Dalam
efisiensi
pasar
modal,
terutama
volume
perdagangan saham, pasar dengan volume perdagangan yang relatif kecil menyulitkan investor untuk bereaksi terhadap informasi yang terjadi yang menyebabkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara volume perdangan sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan BBM. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Tri Adi Setyawan, bahwa tidak ada reaksi pasar yang signifikan terhadap commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengumuman kenaikan BBM pada 1 Maret 2005 dan 1 Oktober 2005 dikarenakan. Menurut Setyawan dalam penelitian ini, tidak adanya reaksi pasar
yang
signifikan
memang
dikarenakan
pasar
sudah
dapat
memprediksi kenaikan tersebut. Karena pada umumya kenaikan BBM dapat diprediksi berdasarkan kenaikan harga minyak dunia. Nurwanto (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Reaksi Pasar Modal Terhadap Peristiwa Bom Bali, Bom Makassar dan Bom Marriot. Sama seperti halnya pengumuman kenaikan BBM, peristiwa terorisme tersebut mengandung bad news yang dapat mempengaruhi Pasar Modal. Dalam penelitian tersebut juga tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara Average Abnormal Return pada sebelum dan sesudah peristiwa. Meskipun terdapat reaksi negatif yang spontan pada hari pertama perdagangan. Namun pada indikator Trading Volume Activity, perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah hari peristiwa hanya ditunjukkan pada peristiwa bom bali saja, karena memang di antara 3 peristiwa tersebut Bom Bali lah yang berdampak paling besar terhadap perekonomian Indonesia
commit to user
63