perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA
Analisis data pada penelitian ini meliputi : (i) perilaku argumen pada perubahan struktur klausa bahasa Indonesia, (ii) pelesapan argumen pada penggabungan klausa bahasa Indonesia, dan (iii) pelesapan argumen dalam bahasa Indonesia jika dilihat dari teori Dixon. A. Perilaku Argumen pada Perubahan Struktur Klausa Bahasa Indonesia Seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah, perubahan struktur klausa sering dibutuhkan untuk melesapkan sebuah unsur yang berkoreferensial pada penggabungan klausa. Perubahan struktur klausa tersebut akan berpengaruh pada argumen, baik berupa pergeseran dari inti menjadi bukan inti ataupun sebaliknya maupun kemunculan argumen yang sebelumnya tidak ada. Tentu saja pengaruh perubahan struktur klausa pada argumen tersebut akan mempengaruhi argumen pada penggabungan klausanya.
Berdasarkan hal itu,
penting untuk diketahui mengenai argumen dan pergeserannya pada perubahan struktur klausa. Pergeseran argumen yang dimaksud di sini adalah pergeseran dari unsur inti menjadi unsur bukan inti ataupun sebaliknya. Oleh karenanya, pembahasan dalam sub-bab ini akan dibagi menjadi dua yang meliputi : (1) perbedaan argumen inti, oblik, dan adjunct dan (2) pergeseran argumen pada perubahan struktur klausa bahasa Indonesia. commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Perbedaan Argumen Inti, Oblik, dan Adjunct dalam Bahasa Indonesia Argumen inti, oblik, dan adjunct adalah pelengkap predikat. Masingmasing
pelengkap
predikat
tersebut
memiliki
ciri
tersendiri
untuk
membedakannya. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa argumen inti adalah unsur pelengkap predikat yang kehadirannya selalu dituntut predikat, sedangkan kehadiran oblik hanya dituntut predikat tertentu dan kehadiran adjunct tidak dituntut predikat. Perbedaan antara argumen inti, oblik, dan adjunct ini dapat diperhatikan dari beberapa aspek. Forker dalam penelitiannya berjudul A Canonical Approach to the Argument/Adjunct Distinction mengungkapkan berbagai aspek untuk membedakan antara argumen dan adjunct (2014:28). Aspek-aspek tersebut dapat diterapkan untuk membedakan antara argumen inti, oblik, dan adjunct dalam bahasa Indonesia. Dari beberapa aspek yang disebutkan oleh Forker, ada tiga aspek yang secara jelas dapat membedakan antara argumen inti, oblik, dan adjunct dalam bahasa Indonesia, yaitu berdasarkan kewajiban hadirnya, berdasarkan pemarkahnya, dan berdasarkan letaknya. Berdasarkan kewajiban hadirnya sebuah unsur, argumen inti dalam bahasa Indonesia wajib hadir karena argumen merupakan unsur pelengkap yang dituntut predikat. Apabila predikat dalam sebuah klausa tidak dilengkapi dengan salah satu atau kedua argumen inti, maka klausa tersebut tidak lengkap, baik secara semantis maupun sintaksis. Dalam bahasa Indonesia, yang dimaksud argumen inti adalah subjek dan objek. Adapun kehadiran oblik tergantung dari predikat atau verba itu sendiri. Hanya verba-verba tertentu saja yang menuntut hadirnya oblik. Hal ini commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dapat dicontohkan unsur keterangan di Solo pada klausa saya tinggal di Solo. Walaupun biasanya sama-sama berupa keterangan, oblik berbeda dengan adjunct. Unsur keterangan yang tergolong adjunct kehadirannya tidak diwajibkan atau bersifat opsional (boleh hadir atau tidak hadir). Hal ini dapat diperhatikan pada data (1) dan (2) berikut ini. (1)
Mereka melepas alas kaki di kaki tangga terakhir. (022/Solopos/ 2 November 2015)
(2)
Mia meletakkan majalah Cosmopolitan edisi bulan lalu di kursi kosong di sebelah kanannya. (119/Sunshine Become You/2012:209)
Unsur-unsur pelengkap predikat pada data (1) dan (2) dapat dianalisis sebagai berikut. (1)
(2)
Mereka
melepas
alas kaki
di kaki tangga terakhir
argumen
predikat
argumen
keterangan (adjunct)
Mia
meletakkan majalah
di kursi kosong di
Cosmopolitan edisi sebelah kanannya bulan lalu argumen predikat
argumen
keterangan (oblik)
Pada data (1) predikat melepas menuntut adanya dua argumen inti yaitu argumen mereka dan argumen alas kaki. Begitu juga dengan predikat meletakkan pada data (2) yang menuntut adanya dua argumen inti, yaitu argumen Mia dan argumen majalah Cosmopolitan edisi bulan lalu. Jika salah satu argumen inti commit to user tersebut dihilangkan, maka data (1) dan data (2) bukan merupakan kalimat yang
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak utuh karena verba melepas dan verba meletakkan merupakan verba transitif yang membutuhkan dua argumen. Adapun kehadiran keterangan di kaki tangga terakhir pada data (1) bersifat opsional karena kehadirannya tidak mempengaruhi kalimat baik secara sintaksis maupun semantis. Hal ini berbeda dengan keterangan di kursi kosong di samping kanannya pada data (2) jika dilihat dari kewajiban hadirnya. Keterangan di kursi kosong di samping kanannya pada data (2) wajib hadir karena predikat meletakkan menuntut adanya keterangan tempat tersebut. Jika keterangan pada data (2) dihilangkan, maka data (2) bukan merupakan kalimat yang utuh. Keterangan di kaki tangga terakhir pada data (1) yang kehadirannya bersifat opsional merupakan disebut adjunct sedangkan keterangan di kursi kosong di samping kanannya pada data (2) yang kehadirannya bersifat wajib pada verba tertentu, seperti verba meletakkan, disebut oblik. Berdasarkan pemarkahnya, argumen inti dalam bahasa Indonesia biasanya berupa nomina atau pronomina yang tidak bermarkah. Adapun oblik dan adjunct yang berupa nomina dalam bahasa Indonesia dimarkahi dengan hadirnya preposisi. Perbedaan pemarkahan antara argumen inti dengan oblik dan adjunct dapat dilihat pada data berikut. (3)
Alex Hirano menutup ponsel. (094/Sunshine Becomes You/ 2012:27)
(4)
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Sukoharjo. (035/Solopos/ 16 November 2015)
(5)
Warga tak lagi mengharapkan bantuan dana dari pemerintah. (073/Kompas/ 30 November 2015) commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Unsur-unsur kalimat pada data (3), (4), dan (5) dapat dianalisis sebagai berikut. (3)
(4)
Alex Hirano
menutup
ponsel
nomina
verba
nomina
argumen
predikat
argumen
Hal tersebut
diungkapkan
oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Sukoharjo
(5)
nomina
verba
nomina
argumen
predikat
oblik
Warga
tak lagi
bantuan dana
mengharapkan
dari pemerintah
nomina
verba
nomina
nomina
argumen
predikat
argumen
adjunct
Dari data (3), (4), dan (5) dapat diperhatikan perbedaan beberapa pelengkap predikat ketika semua unsurnya berupa nomina jika dilihat pemarkahnya. Data (3) menunjukkan dua pelengkap predikat berupa nomina Alex Hirano dan ponsel yang keduanya merupakan argumen dari kalimat tersebut. Baik nomina Alex Hirano maupun ponsel pada kalimat tersebut tidak dimarkahi oleh preposisi jadi kedua nomina tersebut merupakan argumen inti. Hal ini berbeda commit to user dengan nomina Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Sukoharjo pada data (5) yang 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan oblik dan nomina pemerintah pada data (5) yang merupakan adjunct. Walau keduanya merupakan nomina, namun kedua nomina tersebut bukan termasuk argumen karena dimarkahi oleh preposisi oleh dan dari. Dengan demikian, tidak semua nomina dalam bahasa Indonesia adalah argumen. Jika sebuah nomina didahului oleh preposisi, maka nomina tersebut bukan lagi sebagai argumen. Berdasarkan jaraknya dari predikat, argumen terletak lebih dekat dengan predikat dibandingkan dengan oblik dan adjunct. Argumen subjek terletak tepat sebelum predikat dan argumen objek terletak tepat setelah predikat. Adapun jarak oblik dengan predikat tergantung oleh predikatnya. Jika predikatnya merupakan verba transitif, maka oblik terletak setelah objek. Akan tetapi jika predikatnya merupakan verba intransitif, maka oblik terletak tepat setelah predikat. Hal ini berlaku juga untuk jarak adjunct dan predikat yang letaknya tergantung verbanya. Mengenai perbedaan letak argumen inti, oblik, dan adjunct dapat diperhatikan lagi data (2), (3), (4), dan (5). Argumen-argumen subjek Alex Hirano, Ray, hal itu, dan warga terletak tepat sebelum predikat sedangkan argumenargumen objek ponsel dan bantuan dana terletak tepat setelah predikat. Adapun oblik di kursi kosong di sebelah kanannya pada data (2) terletak setelah objek majalah Cosmopolitan karena verba meletakkan merupakan verba transitif sedangkan pada oblik oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Sukoharjo pada data (4) terletak setelah predikat karena predikat disampaikan merupakan verba intransitif. Hal ini berlaku pula pada unsur adjunct dari pemerintah pada data (5) yang terletak setelah objek sedangkan adjunct yang terletak setelah predikat dapat commit to user dicontohkan dengan unsur ke sungai pada klausa ia jatuh ke sungai. 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan deskripsi di atas, perbedaan antara argumen inti, oblik, dan adjunct dapat disimpulkan secara singkat pada tabel berikut. Tabel 2 Perbedaan Argumen Inti, Oblik, dan Adjunct Unsur yang Argumen Inti
Oblik
Adjunct
Kewajiban hadir
+
+/-
-
Pemarkah
-
+
+
Jarak dari predikat
+
+/-
+/-
Dibedakan Unsur Pembeda
2. Pergeseran Argumen pada Perubahan Struktur Klausa Bahasa Indonesia Pergeseran sebuah argumen sering terjadi sebagai akibat adanya perubahan struktur klausa. Perubahan struktur klausa ini bisa merupakan perubahan aktifpasif, kausatif, maupun aplikatif. Dalam bahasa Indonesia, masing-masing perubahan struktur memiliki pengaruhnya yang berbeda pada argumen. Berikut adalah pembahasan dari perubahan struktur klausa tersebut. a.
Pergeseran argumen pada perubahan struktur aktif-pasif Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang klausa transitifnya memiliki tata ururtan SPO (subjek, predikat, objek) atau SVO (subjek, verba, objek) dengan predikat atau verba sebagai unsur utama klausa. Pada kalimat aktif transitif, subjek yang berperan sebagai pelaku aktivitas berada sebelum predikat dan objek sebagai commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penerima atau penderita dari aktivitas terletak setelah predikat. Hal ini dapat diperhatikan dalam data (6a) berikut. (6) a. Maftuh menggiring bola itu. (063/Kompas/ 9 November 2015) Data (6a) menunjukkan kalimat aktif transitif dengan urutan SPO. Subjek Maftuh yang merupakan pelaku aktivitas terletak di depan verba aktif menggiring. Objek bola itu yang dikenai pekerjaan oleh Maftuh terletak setelah verba aktif menggiring. Dalam bahasa Indonesia, verba aktif biasanya ditandai dengan prefiks me-. Urutan antara subjek dan objek ini berbeda pada kalimat pasif, seperti yang dapat dilihat pada data (7) yang diubah menjadi kalimat pasif berikut. (6) b. Bola itu digiring oleh Maftuh Data (6b) menunjukkan adanya perubahan kalimat aktif menjadi kalimat pasif yang ditandai dengan verba aktif menggiring menjadi verba pasif digiring. Objek bola itu yang pada data (6a) terletak setelah predikat menjadi sebelum predikat dan subjek Maftuh yang pada data (6b) terletak di depan predikat menjadi setelah predikat. Perubahan klausa atau kalimat dari aktif menjadi pasif dinamakan pemasifan. Pemasifan seperti contoh data (6) tersebut sesuai dengan rumusan Dixon mengenai pemasifan. Rumusan pemasifan tersebut adalah sebagai berikut. commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a.
Adanya perubahan struktur dari aktif transitif menjadi turunan pasif intransitif.
b.
Argumen objek pada struktur aktif transitif mengalami pergeseran menjadi argumen subjek yang merupakan satusatunya unsur inti pada struktur pasif intransitifnya.
c.
Argumen agen pada struktur aktif transitif menjadi fungsi periferal yang dimarkahi oleh hadirnya preposisi pada struktur pasif intransitif atau dilesapkan.
d.
Adanya pemarkah formal yang biasanya berupa afiks pada verbanya.
Rumusan pemasifan Dixon tersebut dapat diterapkan pada proses pemasifan berikut ini.
(7a) Teralis baja menyekat salah satu ruang penyimpanan itu.
(7b) Salah satu ruang penyimpanan itu disekat oleh teralis baja. (074/Kompas/ 30 November 2015)
Data (7b) merupakan bentuk kalimat pasif dari kalimat aktif (7a). Unsur-unsur pada kedua kalimat tersebut dapat dianalisis sebagai berikut.
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Teralis baja
menyekat
salah satu ruang
(7a) penyimpanan itu. argumen agen
predikat
argumen objek
agen
verba
pasien
Fungsi Peran
Salah satu ruangan
disekat
oleh teralis baja
predikat
keterangan
(7b) penyimpanan itu argumen subjek Fungsi (adjunct) pasien
verba
agen
Peran
Dari uraian unsur-unsur data (7a) dan (7b) tersebut dapat dilihat bahwa pada pemasifan dari struktur aktif (7a) menjadi struktur pasif (7b) terjadi adanya pergeseran argumen. Perubahan klausa dan pergeseran argumen pada proses pemasifan data (7) dapat dijelaskan sebagai berikut. a.
Data (7a) yang merupakan kalimat aktif transitif menjadi bentuk turunan (7b) yang merupakan kalimat pasif intransitif. Kalimat (7a) memiliki dua argumen inti, yaitu argumen agen teralis baja dan argumen objek salah satu ruang penyimpanan itu. Akan tetapi, pada bentuk turunan commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(7b), hanya ada satu argumen inti, yaitu argumen subjek salah satu ruang penyimpanan. b.
Argumen objek salah satu ruang penyimpanan itu pada (7a) bergeser menjadi argumen subjek yang merupakan satu-satunya unsur inti pada data kalimat pasif (7b).
c.
Argumen agen teralis baja pada kalimat aktif (7a) bergeser menjadi unsur bukan inti pada kalimat pasif (7b) dengan ditandai dengan adanya preposisi oleh.
d.
Proses pemasifan dari (7a) menjadi (7b) ditandai dengan adanya perubahan afiks pada verba menyekat menjadi disekat.
Rumusan pemasifan Dixon juga dapat diterapkan pada proses pemasifan data berikut.
(8a) Preman menembaki mereka.
(8b) Mereka ditembaki oleh preman
(8c) Mereka ditembaki. (068/Kompas/ 30 November 2015)
Data (8c) adalah bentuk kalimat pasif dari kalimat aktif (8a) yang mengalami perubahan menjadi bentuk (8b) sebelum menjadi commit to user bahwa unsur preman merupakan data (8c). Perlu dicatat sebelumnya
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penambahan dari penulis untuk memudahkan penjelasan proses pemasifan tersebut. Unsur-unsur pada data (8a) dan (8b) dapat diuraikan sebagai berikut. (8a)
Preman
menembaki
mereka
Fungsi
argumen agen
predikat
argumen objek
Peran
agen
verba
pasien
(8b)
Mereka
ditembaki
oleh preman
Fungsi
argumen
predikat
adjunct
verba
agen
subjek Peran
pasien
Dari uraian unsur-unsur data (8a) dan (8b) tersebut dapat dilihat bahwa pada pemasifan dari kalimat aktif (8a) menjadi kalimat pasif (8b) terjadi adanya pergeseran argumen. Perubahan klausa dan pergeseran argumen pada proses pemasifan data (7) dapat dijelaskan sebagai berikut. a.
Data (8a) yang merupakan kalimat aktif transitif menjadi bentuk turunan (8b) yang merupakan kalimat pasif intransitif. Kalimat (8a) memiliki dua argumen inti, yaitu argumen agen preman dan argumen objek mereka. Akan tetapi, pada bentuk turunan (8b) hanya ada satu argumen inti, yaitu commit argumentosubjek user mereka.
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b.
Argumen objek mereka pada kalimat aktif (8a) bergeser menjadi argumen subjek yang merupakan satu-satunya argumen inti pada data kalimat pasif (8b).
c.
Argumen agen preman pada kalimat aktif (8a) bergeser menjadi unsur bukan inti pada kalimat pasif (8b) yang ditandai dengan lesapnya unsur tersebut, seperti yang terlihat pada data (8c). Jika tidak dihilangkan, argumen agen preman akan menjadi unsur bukan inti yang ditandai dengan adanya preposisi oleh menjadi oleh preman.
d.
Proses pemasifan dari (8a) menjadi (8b) ditandai dengan adanya perubahan afiks pada verba menembaki menjadi verba ditembaki.
Selain struktur pasif pada data (7) dan (8), bahasa Indonesia memiliki struktur pasif yang lain. Unsur-unsur pada pemasifan struktur ini tetap menjadi unsur inti walaupun terjadi pergeseran argumen. Struktur pasif yang dimaksud adalah sebagai berikut.
(9a) Saya memilih pakaiannya.
(9b) Pakaiannya saya pilih. (067/Kompas/ 30 November 2015)
Data (9b) merupakan bentuk pasif dari kalimat aktif (9a). Unsur-unsur pada kalimat (9a) dan (9b) dapat dianalisis sebagai berikut.
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(9a)
Saya
memilih
pakaiannya
Fungsi
argumen agen
predikat
argumen objek
Peran
agen
verba
pasien
(9b)
Pakaiannya
saya
pilih
Fungsi
argumen objek
argumen agen
predikat
Peran
pasien
agen
verba
Dari uraian unsur-unsur (9a) dan (9b) tersebut dapat dilihat bahwa pada pemasifan dari kalimat aktif (9a) menjadi kalimat pasif (9b) tidak ada pergeseran dari argumen inti menjadi unsur bukan inti. Hal ini tidak sesuai dengan rumusan Dixon yang dapat dijelaskan sebagai berikut. a.
Data (9a) yang merupakan kalimat aktif transitif tidak berubah menjadi bentuk turunan intransitif, melainkan berbentuk pasif transitif data (9b). Baik kalimat (9a) maupun (9b) sama-sama memiliki dua argumen, yaitu argumen agen saya dan argumen objek pakaiannya.
b.
Argumen objek pakaiannya pada kalimat aktif (9a) tetap menjadi argumen objek pada bentuk pasif (9b).
c.
Argumen agen saya pada kalimat aktif (9a) tetap menjadi argumen agen pada bentuk pasif (9b). commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari data (7) dan (8), dapat disimpulkan bahwa proses pemasifan menyebabkan bergesernya argumen. Pergeseran argumen pada proses pemasifan ini terjadi baik pada argumen agen maupun argumen objeknya. Argumen objek bergeser menjadi argumen subjek sedangkan argumen agen yang merupakan unsur inti bergeser menjadi unsur bukan inti. Adapun proses pemasifan pada bentuk pasif (9) merupakan pengecualian karena tidak ada pergeseran argumen pada proses pemasifannya. b.
Pergeseran argumen pada perubahan klausa kausatif Berbeda dengan pemasifan yang mengurangi jumlah argumen, perubahan dari struktur nonkausatif menjadi kausatif justru menambah jumlah argumen. Hal ini merupakan akibat dari munculnya argumen baru sebagai penyebab kejadian atau causer pada bentuk kausatif yang sebelumnya tidak ada. Pada proses pembentukan struktur kausatif secara morfologi, perubahan-perubahan yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut. a.
Perubahan klausa dari bentuk intransitif menjadi bentuk transitif.
b.
Perubahan verba dari klausa nonkausatif yang merupakan verba dasar menjadi verba berimbuhan afiks yang memiliki arti “membuat jadi” yang menunjukan hubungan sebab akibat.
commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c.
Munculnya argumen baru sebagai penyebab kejadian atau causer. Argumen baru tersebut menjadi argumen agen pada bentuk klausa kausatifnya.
d.
Adanya pergeseran argumen dari subjek yang merupakan satu-satunya argumen pada klausa intransitif menjadi argumen objek.
Perubahan dari struktur nonkausatif menjadi kausatif secara morfologi dapat dilihat pada data berikut.
(10a) Tangannya patah.
(10b) Kau mematahkan tangannya. (095/Sunshine Becomes You/2012:48)
Kalimat (10a) merupakan bentuk nonkausatif dari data kausatif (10b). Dari perubahan kalimat (10a) menjadi kalimat (10b) dapat dilihat bahwa : a.
Kalimat nonkausatif (10a) yang merupakan kalimat intransitif berubah menjadi kalimat transitif pada bentuk kausatif (10b).
b.
Predikat patah pada kalimat (10a) mendapat akhiran –kan menjadi mematahkan pada (10b) yang memiliki arti “membuat jadi patah”. commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c.
Munculnya argumen baru sebagai causer yang menjadi argumen agen, pada bentuk kausatif (10b), yaitu argumen kau.
d.
Terjadi pergeseran argumen tangannya. Pada (10a) argumen tangannya
merupakan argumen subjek yang
kemudian bergeser menjadi argumen objek pada bentuk kausatif (10b). Pembentukan
kausatif
secara
morfologi
juga
dapat
diperhatikan pada data berikut.
(11a) Balekambang padat.
(11b) Fans memadati Balekambang. (003/Solopos/ 2 November 2015)
Data (11a) merupakan bentuk nonkausatif dari data kausatif (11b). Dari perubahan kalimat (11a) menjadi (11b) dapat dilihat bahwa : a. Kalimat nonkausatif (11a) yang merupakan kalimat intransitif berubah menjadi kalimat transitif pada bentuk kausatif (11b). b. Predikat padat pada kalimat (11a) mendapat imbuhan akhiran –i menjadi memadati pada (11b) yang memiliki arti to user “membuat commit jadi padat”.
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Munculnya argumen baru sebagai causer yang menjadi argumen agen pada bentuk kausatif (11b), yaitu argumen fans d. Terjadi pergeseran unsur argumen Balekambang. Pada (11a) argumen Balekambang merupakan argumen subjek yang kemudian bergeser menjadi argumen objek pada bentuk kausatif (11b). Pembentukan
kausatif
secara
morfologi
dengan
verba
berawalan per- dapat dilihat pada data berikut.
(12a) Liburan mereka singkat
(12b) Mereka mempersingkat liburan mereka. (103/Sunshine Becomes You/ 2012:71)
Kalimat (12a) merupakan bentuk nonkausatif dari data kausatif (12b). Dari perubahan kalimat (12a) menjadi data (12b) dapat dilihat bahwa : a.
Kalimat nonkausatif (12a) yang merupakan kalimat intransitif berubah menjadi kalimat transitif pada bentuk kausatif (12b).
b.
Predikat singkat pada kalimat (12a) mendapat imbuhan per- menjadi mempersingkat pada data (12b) yang commit to userjadi lebih singkat”. memiliki arti “membuat
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c.
Munculnya argumen baru sebagai causer yang menjadi argumen agen pada bentuk kausatif (12b), yaitu argumen mereka.
d.
Terjadi pergeseran argumen liburan mereka. Pada (12a) argumen liburan mereka merupakan argumen subjek yang kemudian bergeser menjadi argumen objek pada bentuk kausatif (12b).
Pembentukan kausatif secara morfologi dengan imbuhan per— kan dapat dilihat pada data berikut. (13a) Pelicans malu.
(13b) Mereka mempermalukan Pelicans. (026/Solopos/ 2 November 2015)
Kalimat (13a) merupakan bentuk nonkausatif dari data kausatif (13b). Dari perubahan struktur kalimat (13a) menjadi (13b) dapat dilihat bahwa : a.
Kalimat nonkausatif (13a) yang merupakan kalimat intransitif berubah menajdi kalimat transitif pada bentuk kausatif (13b).
b.
Predikat malu pada kalimat (13a) mendapat imbuhan per—kan menjadi mempermalukan pada data (13b) yang memiliki arti “membuat jadi malu”. commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c.
Munculnya argumen baru sebagai causer yang menjadi argumen agen pada bentuk kausatif (13b), yaitu argumen mereka.
d.
Terjadi pergeseran argumen Pelicans. Pada (13a) argumen Pelicans merupakan argumen subjek yang kemudian bergeser menjadi argumen objek pada bentuk kausatif (13b).
Pembentukan kausatif secara morfologi dengan imbukan per—i dapat dilihat pada data berikut.
(14a) Drainase sudah baik.
(14b) Pemerintah sudah memperbaiki drainase. (034/Solopos/ 16 November 2015)
Bentuk (14a) merupakan bentuk nonkausatif dari data kausatif (14b). Dari perubahan kalimat (14a) menjadi data (14b) dapat dilihat bahwa : a.
Kalimat nonkausatif (14a) yang merupakan kalimat intransitif berubah menjadi kalimat transitif pada bentuk kausatif (14b).
b.
Predikat baik pada kalimat (14a) mendapat imbuhan per--i menjadi verba memperbaiki pada data (14b) yang memiliki arti “membuat jadi lebih baik”. commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c.
Munculnya argumen baru sebagai causer yang menjadi argumen agen pada bentuk kausatif (14b), yaitu argumen pemerintah.
d.
Terjadi pergeseran argumen drainase. Pada (14a) argumen drainase merupakan argumen subjek yang kemudian bergeser menjadi argumen objek pada bentuk kausatif (14b).
c.
Pergeseran argumen pada perubahan struktur klausa aplikatif Selain pemasifan dan akusatif, perubahan struktur klausa yang berpengaruh pada kedudukan argumen juga terjadi pada perubahan struktur klausa aplikatif. Berbeda dengan akusatif yang berpengaruh pada bertambahnya jumlah argumen dengan munculnya argumen agen, perubahan struktur klausa aplikatif mempengaruhi kedudukan argumen objek dan oblik. Pengaruh perubahan struktur klausa aplikatif ini memberikan pengaruh yang berbeda terhadap klausa intransitif dan klausa transitif. Pada klausa intransitif, perubahan struktur klausa aplikatif berpengaruh pada bergesernya kedudukan argumen subjek menjadi argumen agen dan bertambahnya jumlah argumen inti akibat bergesernya oblik atau adjunct menjadi argumen objek. Hal ini dapat diperhatikan pada data berikut.
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(15a) Ia berkencan dengan tokoh publik.
(15b) Ia mengencani tokoh publik. (044/Solopos/ 16 November 2015)
Data (15) merupakan proses perubahan struktur aplikatif dari kalimat (15a) menjadi (15b). Unsur-unsur pada kalimat (15a) dan (15b) dapat dianalisis sebagai berikut. (15a)
Ia
berkencan
dengan tokoh publik
argumen subjek
verba
oblik
(agen)
(15b)
(pasien)
Ia
mengencani
tokoh publik
argumen agen
verba
argumen objek
(agen)
(pasien)
Dari analisis unsur-unsur tersebut dapat dilihat bahwa terjadi pergeseran argumen pada perubahan struktur aplikatif benefaktif dari (15a) menjadi (15b). Perubahan-perubahan yang terjadi pada perubahan struktur klausa (15a) menjadi (15b) dapat dijelaskan sebagai berikut.
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a.
Kalimat (15a)
merupakan kalimat intransitif
yang
kemudian mengalami perubahan menjadi kalimat transitif pada bentuk (15b). b.
Argumen subjek ia pada (15a) mengalami pergeseran menjadi argumen agen pada (15b).
c.
Adjunct dengan tokoh publik pada (15a) mengalami pergeseran menjadi argumen objek tokoh publik pada bentuk aplikatif (15b) dengan hilangnya preposisi dengan.
d.
Predikat berkencan pada (15a) mengalami perubahan menjadi mengencani pada bentuk aplikatif (15b)
Bertambahnya jumlah argumen inti juga terjadi pada klausa intransitif yang mengalami perubahan aplikatif pada data berikut.
(16a) Din Syamsudin berkunjung ke Jepang.
(16b) Din Syamsudin mengunjungi Jepang. (059/Kompas/ 9 November 2015)
Kalimat (16a) merupakan bentuk kalimat sebelum mengalami perubahan aplikatif. Unsur-unsur kalimat (16a) dan (16b) dapat dianalisis sebagai berikut. (16a)
Din Syamsudin
berkunjung
ke Jepang
argumen subjek
verba
oblik
(agen) commit to user
(pasien)
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(16b)
Din Syamsudin
mengunjungi
Jepang
argumen agen
verba
argumen objek
(agen)
(pasien)
Dari uraian unsur-unsur kalimat (16a) dan (16b) tersebut dapat dilihat bahwa pada pembentukan aplikatif dari kalimat (16a) menjadi data (16b) terjadi adanya pertambahan jumlah argumen dan pergeseran argumen. Proses pembentukan aplikatif dan perubahanperubahan yang terjadi dapat diuraikan sebagai berikut. a.
Kalimat (16a)
merupakan kalimat intransitif
yang
kemudian mengalami perubahan menjadi kalimat transitif pada (16b). b.
Argumen subjek Din Syamsudin mengalami pergeseran menjadi argumen agen pada bentuk aplikatif (16b).
c.
Oblik ke Jepang pada (16a) mengalami pergeseran menjadi argumen objek pada bentuk aplikatif (16b) dengan hilangnya preposisi ke.
d.
Predikat berkunjung pada (16a) menjadi mengunjungi pada bentuk aplikatif (16b).
Pada klausa transitif, perubahan struktur klausa hanya berpengaruh pada bergesernya kedudukan argumen objek dengan to user oblik atau adjunct. commit Pergeseran kedudukan argumen dapat dilihat
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam perubahan struktur klausa aplikatif dengan relasi alat pada klausa transitif sebagai berikut.
(17a) Mia mencengkeram pinggiran nampan dengan tangannya.
(17b) Mia mencengkeramkan tangannya ke pinggiran nampan. (097/Sunshine Becomes You/2012:50) Kalimat (17a) merupakan bentuk kalimat sebelum mengalami perubahan aplikatif. Unsur-unsur dari kalimat (17a) menjadi (17b) dapat dianalisis sebagai berikut. (17a)
Mia
mencengke-
pinggiran
dengan
ram
nampan
tangannya
verba
argumen
adjunct
subjek
objek
(pasien)
(agen)
(pasien)
argumen
(17b)
Mia
mencengkeramkan
tangan-
ke
nya
pinggiran nampan
argumen
verba
argumen
adjunct
subjek
objek
(pasien)
(agen)
(pasien)
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari analisis unsur-unsur kalimat (17a) dan (17b) tersebut dapat dilihat bahwa pada pembentukan aplikatif kalimat (17a) menjadi data (17b) terjadi adanya pergeseran argumen. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat diuraikan sebagai berikut. a.
Argumen objek pinggiran nampan pada kalimat (17a) yang merupakan unsur inti bergeser menjadi adjunct ke pinggiran nampan pada bentuk aplikatif (17b) yang merupakan unsur bukan inti.
b.
Adjunct dengan tangannya pada kalimat (17a) bergeser menjadi argumen objek tangannya pada data (17b) dengan hilangnya preposisi dengan.
c.
Predikat
mencengkeram
pada
(17a)
menjadi
mencengkeramkan pada bentuk aplikatif (17b). Pergeseran argumen objek dan oblik atau adjunct juga terjadi pada kalimat transitif yang mengalami perubahan aplikatif dengan relasi lokatif pada data berikut.
(18a) Mia menuang kopi ke cangkir Paolo. (110/Sunshine Becomes You/2012:113)
(18b) Mia menuangi cangkir Paolo dengan kopi.
Data (18a) merupakan bentuk kalimat sebelum mengalami perubahan aplikatif dan (18b) to adalah commit user bentuk klausa setelah mengalami
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perubahan aplikatif. Unsur-unsur kalimat (18a) dan (18b) dapat dianalisis sebagai berikut. (18a)
Mia
menuang
kopi
ke cangkir Paolo
argumen
(18b)
argumen
adjunct
agen
objek
(pasien)
(agen)
(pasien)
Mia
verba
menuangi
cangkir
dengan kopi
Paolo Fungsi
argumen
verba
argumen
adjunct
agen
objek
(pasien)
(agen)
(pasien)
Dari analisis unsur-unsur kalimat (18a) dan (18b) tersebut terlihat bahwa pada pembentukan aplikatif dari (18a) menjadi (18c) terjadi pergeseran dari unsur bukan inti menjadi unsur inti dan sebaliknya.
Perubahan-perubahan
yang
terjadi
pada
proses
pembentukan aplikatif pada data (18) dapat dijelaskan sebagai berikut. a.
Argumen objek kopi pada (18a) yang merupakan unsur inti bergeser menjadi adjunct dengan kopi pada bentuk aplikatif (16b) dengan adanya preposisis dengan. commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b.
Adjunct ke cangkir Paolo pada (18a) bergeser menjadi argumen objek pada bentuk aplikatif (18b) dengan hilangnya preposisi ke.
c.
Predikat menuang pada (18a) menjadi menuangi pada bentuk aplikatif (18b) dengan adanya imbuhan –i.
Pengaruh yang berbeda ditunjukkan pada klausa transitif yang mengalami perubahan struktur klausa aplikatif dengan relasi benefaktif, seperti yang ditunjukkan pada data berikut. (19a) Mia membawa beberapa potong sandwich untuk Alex Hirano
(19b) Mia membawakan Alex Hirano beberapa potong sandwich. (100/ Sunshine Becomes You/2012:57)
Kalimat
(19a)
merupakan
bentuk
kalimat
mengalami
perubahan aplikatif. Unsur-unsur kalimat (19a) dan (19b) dapat dianalisis sebagai berikut. (19a)
Mia
membawa
beberapa
untuk Alex
potong
Hirano
sandwich argumen
verba
argumen
adjunct
subjek
objek
(pasien)
(agen)
(pasien)
commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(19b)
Mia
membawakan
Alex
beberapa
Hirano
potong sandwich
Fungsi argumen
verba
argumen
argumen
subjek
objek
objek tak
(agen)
langsung
langsung
(pasien)
(pasien)
Dari uraian unsur-unsur kalimat (19a) dan (19b) tersebut dapat dilihat bahwa terjadi adanya pergeseran argumen pada pembentukan aplikatif dari (19a) menjadi (19b). Perubahan-perubahan yang terjadi pada proses pembentukan aplikatif data (19) dapat dijelaskan sebagai berikut. a.
Argumen objek langsung beberapa potong sandwich pada (19a) bergeser menjadi objek tidak langsung pada (19b).
b.
Adjunct untuk Alex Hirano pada kalimat (19a) bergeser menjadi argumen objek langsung Alex Hirano pada (19b) dengan hilangnya preposisi untuk.
c.
Predikat membawa pada (19a) menjadi membawakan pada bentuk aplikatif (19b).
commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pelesapan Argumen pada Penggabungan Klausa Bahasa Indonesia Salah satu penyebab adanya unsur yang lesap dalam sebuah kalimat adalah karena adanya unsur yang sama dan berkoreferensial. Unsur-unsur yang saling berkoreferensial ini sering muncul pada penggabungan klausa. Dalam bahasa Indonesia, penggabungan klausa ini dibagi menjadi dua, yaitu hubungan koordinasi dan hubungan subordinasi. Hubungan antarklausa koordinasi biasanya ditandai dengan konjungsi koordinasi, diantaranya yaitu konjungsi dan, serta, atau, tetapi, padahal, dan sebagainya. Adapun hubungan antarklausa subordinasi biasanya ditandai dengan konjungsi subordinasi, diantaranya yaitu konjungsi setelah, sebelum, sampai, sehingga, jika, agar, karena, dan sebagainya. Pembahasan mengenai pelesapan argumen pada penggabungan klausa dalam penelitian ini akan dikaitkan dengan perubahan struktur klausa terhadap pelesapan argumennya yang terjadi pada penggabungan klausa. Seperti yang sudah dibahas pada sub-bab sebelumnya, masing-masing perubahan struktur klausa, baik aktif-pasif, kausatif, maupun aplikatif, menyebabkan terjadi pergeseran argumen. Jika pergeseran argumen ini terjadi pada argumen yang berkoreferensial, hal ini akan mempengaruhi pelesapan argumennya. Pengaruh tersebut
bisa
berupa
penambahan,
pergeseran,
maupun
penghilangan
kekoreferensialan. Pengaruh ini bisa saja sama ataupun berbeda terhadap penggabungan klausa koordinasi dan subordinasi. Sebelum membahas perubahan struktur klausa pada pelesapan argumen, akan dibahas terlebih dahulu pelesapan argumen pada penggabungan klausa tanpa perubahan struktur klausa sebagai perbandingan antara pelesapan argumen tanpa commit to user
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perubahan struktur klausa dengan pelesapan argumen yang klausanya mengalami perubahan struktur. Oleh karena itu, pembahasan pada sub-bab ini akan dibagi menjadi empat, yaitu : (1) pelesapan argumen pada penggabungan klausa tanpa perubahan struktur klausa, (2) pelesapan argumen pada penggabungan klausa dengan perubahan struktur klausa aktif-pasif, (3) pelesapan argumen pada penggabungan klausa dengan perubahan struktur klausa kausatif, dan (4) pelesapan argumen pada penggabungan klausa dengan perubahan struktur klausa aplikatif. 1. Pelesapan Argumen pada Penggabungan Klausa Tanpa Perubahan Struktur Klausa Pada bahasa Indonesia, pelesapan argumen yang dapat langsung dilakukan tanpa perubahan struktur klausa biasanya terjadi pada kekoreferensialan argumen yang menduduki fungsi yang sama atau kekoreferensialannya tidak melibatkan argumen objek. Pelesapan argumen tanpa perubahan struktur klausa ini dapat terjadi baik pada penggabungan klausa koordinasi maupun subordinasi. a. Pelesapan
Argumen
Tanpa
Perubahan
Struktur
Klausa
pada
Penggabungan Klausa Koordinasi Pelesapan argumen pada penggabungan klausa koordinasi tanpa perubahan struktur klausa dapat diperhatikan pada data berikut. (20) Ia memang cerdas dan Ø bisa cepat belajar. (089/Sunshine Becomes You/2012:15) Data (20) merupakan penggabungan klausa koordinasi dengan hubungan koordinasi commit penjumlahan to useryang terdiri dari dua klausa, yaitu
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(i) ia memang cerdas dan (ii) ia bisa cepat belajar. Pada data (20), masing-masing klausa hanya memiliki satu argumen, yaitu argumen subjek ia. Kekoreferensialan pada data (20) terjadi antara argumen subjek ia pada klausa (i) dengan argumen subjek ia pada klausa (ii). Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi koordinasi dan, maka salah satu dari argumen ia bisa dilesapkan. Pada data (20), argumen ia yang lesap merupakan argumen pada klausa (ii). Pelesapan pada data (20) dilakukan tanpa adanya perubahan struktur klausa. Pelesapan argumen yang terjadi tanpa adanya perubahan struktur klausa pada penggabungan klausa koordinasi juga dapat diperhatikan pada data (21) berikut. (21) Gembus pun membantu Koplo lalu Ø mencari bantuan guru. (002/Solopos/ 2 November 2015) Data (21) merupakan penggabungan klausa koordinasi dengan hubungan koordinasi urutan yang terdiri dari dua klausa, yaitu (i) Gembus pun membantu Koplo dan (ii) Gembus mencari bantuan guru. Klausa (i) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen Gembus dan argumen objek Koplo dan klausa (ii) juga memiliki dua argumen, yaitu argumen agen Gembus dan argumen objek bantuan guru. Kekoreferensialan argumen pada data (21) terjadi antara argumen agen klausa (i) dan argumen agen klausa (ii), yaitu Gembus. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan, maka salah satu dari commit to user argumen agen Gembus dapat dilesapkan. Pada data (21), argumen 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gembus yang lesap adalah argumen pada klausa (ii). Pelesapan salah satu argumen Gembus pada data (21) dilakukan tanpa adanya perubahan struktur klausa. Pada bahasa Indonesia, pelesapan argumen biasanya terjadi pada kekoreferensialan argumen yang sama, seperti yang sudah dijelaskan pada data (20) dan data (21). Hal ini termasuk pada penggabungan klausa dengan dua kekoreferensialan seperti pada data (22) berikut. (22) Semua orang membaca Ø dan Ø mendengar ulasan awal yang positif. (140/Sunshine Becomes You/2012:406) Data (22) merupakan penggabungan klausa koordinasi dengan hubungan koordinasi penjumlahan yang terdiri dari dua klausa, yaitu (i) semua orang membaca ulasan awal yang positif dan (ii) semua orang mendengar ulasan awal yang positif. Klausa (i) dan (ii) sama-sama memiliki dua argumen yang menduduki fungsi yang sama, yaitu argumen agen semua orang dan argumen objek ulasan awal yang positif. Kekoreferensialan argumen pada data (22) terjadi antara argumen agen klausa (i) dengan (ii), yaitu argumen semua orang dan argumen objek klausa (i) dengan (ii), yaitu argumen ulasan awal yang positif. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi dan maka salah satu dari argumen semua orang dan ulasan awal yang postif bisa dilesapkan. Pada data (22) argumen agen semua orang yang lesap adalah commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
argumen pada klausa (ii) dan argumen objek ulasan awal yang positif yang lesap adalah argumen pada klausa (i). Pelesapan salah satu argumen agen dan argumen objek pada data (22) terjadi tanpa perubahan stuktur klausa. b. Pelesapan Argumen Tanpa Perubahan Struktur Klausa pada Penggabungan Klausa Subordinasi Seperti
halnya
pada
penggabungan
klausa
koordinasi,
pelesapan argumen pada penggabungan klausa subordinasi biasanya terjadi pada kekoreferensialan pada argumen yang berkedudukan fungsi yang sama. Penggabungan klausa subordinasi dengan kekoreferensialan
argumen
yang
berkedudukan
sama
dapat
diperhatikan pada data berikut. (23) Setelah Ø menarik napas panjang beberapa kali, ia membuka tutup tabung obatnya. (137/Sunshine Becomes You/2012:371) Data (23) merupakan penggabungan klausa subordinasi dengan hubungan subordinasi waktu yang terdiri dari dua klausa, yaitu (i) ia menarik napas panjang beberapa kali dan (ii) ia membuka tutup tabung obatnya. Klausa (i) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen ia dan argumen objek napas panjang dan klausa (ii) juga memiliki dua argumen, yaitu argumen agen ia dan argumen objek tutup tabung obatnya. Kekoreferensialan argumen pada data
(23)
terjadi antara argumen agen klausa (i) dengan argumen objek klausa (ii), yaitu argumen ia. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan commit to user dan mendapat konjungsi setelah, maka salah satu dari argumen ia bisa 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilesapkan. Pada data (23), argumen yang lesap adalah argumen pada klausa (i). Pelesapan argumen ia pada data (23) terjadi tanpa adanya perubahan struktur klausa. Pelesapan argumen pada penggabungan klausa subordinasi tanpa perubahan struktur klausa juga dapat diperhatikan pada (24) berikut. (24) Ia keluar sambil Ø membawa tas tangan dan gaun. (125/Sunshine Becomes You/2012:267)
Data (24) merupakan penggabungan klausa subordinasi dengan hubungan subordinasi waktu yang terdiri dari dua klausa, yaitu (i) ia keluar dan (ii) ia membawa tas tangan dan gaun. Klausa (i) hanya memiliki satu argumen, yaitu argumen subjek ia sedangkan klausa (ii) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen ia dan argumen objek tas tangan dan gaun. Kekoreferensialan argumen pada data (24) terjadi antara argumen subjek ia pada klausa (i) dengan argumen agen ia klausa (ii). Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi sambil, maka salah satu dari argumen ia bisa dilesapkan. Pada data (24), argumen yang lesap adalah argumen pada klausa (ii). Pelesapan argumen ia pada data (24) bisa langsung dilakukan tanpa perubahan struktur klausa.
commit to user
70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pelesapan Argumen pada Penggabungan Klausa dengan Perubahan Struktur Klausa Aktif-Pasif Dalam bahasa Indonesia, perubahan struktur klausa aktif-pasif sering ditemukan pada pelesapan argumen yang kekoreferensialannya melibatkan argumen objek. Pelesapan argumen pada penggabungan klausa dengan perubahan struktur klausa aktif-pasif akan dijelaskan pada penggabungan klausa koordinasi dan subordinasi berikut ini. a.
Pelesapan Argumen dengan Perubahan Struktur Klausa Aktif-Pasif pada Penggabungan Klausa Koordinasi Data yang menunjukkan kekoreferensialan argumen yang membutuhkan perubahan struktur aktif-pasif pada penggabungan klausa koordinasi dapat diperhatikan berikut ini. (25) Ponselku hilang atau Ø dicuri orang yang lewat tadi. (117/Sunshine Becomes You/ 2012:187) Data (25) merupakan pelesapan argumen yang terjadi pada penggabungan klausa koordinasi yang salah satu klausanya mengalami proses pemasifan. Sebelum mengalami pemasifan dan pelesapan argumen, bentuk lengkap data (25) ditunjukkan pada (25a). (25a) Ponselku hilang atau orang yang lewat tadi mencuri ponselku.
Kalimat (25a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) ponselku hilang dan (ii) orang yang lewat tadi mencuri ponselku. Klausa (i) hanya memiliki satu argumen, yaituto argumen subjek ponselku sedangkan commit user
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
klausa (ii) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen orang yang lewat dan argumen objek ponselku. Kekoreferensialan argumen pada (25a) terjadi antara argumen subjek klausa (i) dan argumen objek klausa (ii), yaitu argumen ponselku. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi koordinasi atau maka salah satu dari argumen ponselku bisa dilesapkan. Namun pelesapan argumen ponselku secara langsung pada (25a) menyebabkan kalimatnya tidak berterima, seperti yang terlihat pada (25b) (25b) *Ponselku hilang atau orang yang lewat tadi mencuri Ø. Kalimat (25b) menunjukkan bahwa kekoreferensialan antara argumen subjek ponselku pada klausa (i) dengan argumen objek ponselku pada klausa (ii) tidak bisa dilesapkan secara langsung karena menyebabkan kalimatnya tidak berterima. Perubahan struktur klausa perlu dilakukan pada kalimat (25a) agar salah satu argumen yang berkoreferensial bisa dilesapkan. Perubahan struktur klausa aktif-pasif ini dilakukan pada klausa (ii). Proses perubahan struktur klausa pada klausa (ii) dapat digambarkan sebagai berikut. (25c) Orang yang lewat mencuri ponselku.
(25d) Ponselku dicuri orang yang lewat.
commit to user
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Klausa (25c) merupakan klausa (ii) dari penggabungan klausa (25a). Pergeseran argumen pada perubahan struktur klausa (25c) menjadi (25d) dapat dianalisis sebagai berikut. (25c)
Orang yang
mencuri
ponselku
verba
argumen objek
lewat tadi argumen agen (agen)
(25d)
(pasien)
Ponselku
dicuri
orang yang lewat
argumen subjek
verba
adjunct
(pasien)
(agen)
Dari analisis unsur-unsur klausa (25c) dan (25d) terlihat bahwa terjadi pergeseran argumen pada proses pemasifan tersebut. Perubahan klausa dan pergeseran argumen pada pemasifan (25c) menjadi (25d) dapat dijelaskan sebagai berikut. a.
Klausa (25c) yang merupakan klausa aktif transitif menjadi bentuk turunan data (25d) yang merupakan kalimat pasif intransitif. Klausa (25c) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen orang yang lewat tadi dan argumen objek ponselku sedangkan klausa (25d) hanya memiliki satu argumen, yaitu argumen subjek ponselku. commit to user
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b.
Argumen objek ponselku pada (25c) bergeser menjadi argumen subjek pada (25d).
c.
Argumen agen orang yang lewat tadi pada (25c) bergeser menjadi adjunct.
d.
Predikat mencuri pada (25c) yang merupakan verba aktif yang ditandai dengan prefiks me- menjadi verba pasif pada (25d) yang ditandai dengan prefiks di-.
Kembali lagi pada kalimat (25a), jika klausa (ii) sudah mengalami perubahan struktur aktif-pasif seperti yang digambarkan oleh (25c) dan (25d), maka pelesapan salah satu argumen yang berkoreferensial tersebut dapat dilakukan, seperti yang terlihat pada data (25). Akan tetapi, pemasifan tersebut juga menyebabkan pergeseran kekoreferensialan argumennya. Jika pada bentuk (25a), sebelum
salah
satu
klausanya
mengalami
pemasifan,
kekoreferensialan terjadi antara argumen subjek dengan argumen objek, pada bentuk pasifnya kekoreferensialan terjadi pada argumen subjek dengan argumen subjek. Proses pelesapan argumen pada data (25) ini dapat digambarkan pada bagan 2 berikut ini.
commit to user
74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan 2 Proses pelesapan argumen pada penggabungan klausa koordinasi dengan perubahan struktur klausa aktif-pasif Ponselku hilang atau orang yang lewat tadi mencuri ponselku.
*Ponselku hilang atau orang yang lewat tadi mencuri Ø.
Ponselku hilang atau ponselku dicuri orang yang lewat tadi.
Ponselku hilang atau Ø dicuri orang yang lewat tadi.
Selain pada kekoreferensialan antara argumen subjek dengan argumen, pemasifan juga terjadi pada kekoreferensialan antara argumen objek dengan argumen objek, seperti pada data berikut ini. (26) Gol itu diawali dengan umpan terobosan dari Daniel Pajero dan Ø diselesaikan Acacer. (064/Kompas/ 9 November 2015) Data (26) merupakan contoh pelesapan argumen yang terjadi pada penggabungan klausa koordinasi yang kedua klausanya mengalami proses pemasifan. Sebelum mengalami proses pemasifan commit to user dan pelesapan argumen, bentuk dari data (26) ditunjukkan pada (26a). 75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(26a) Umpan terobosan dari Daniel Pajero mengawali gol itu dan Acacer menyelesaikan gol itu.
Kalimat (26a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) umpan terobosan dari Daniel Pajero mengawali gol itu dan (ii) Acacer menyelesaikan gol itu. Klausa (i) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen umpan terobosan dari Daniel Pajero dan argumen objek gol itu begitu pula dengan klausa (ii) yang juga memiliki dua argumen, yaitu argumen agen Acacer dan argumen objek gol itu. Kekoreferensialan argumen pada (26a) terjadi antara argumen objek klausa (i) dan argumen objek klausa (ii), yaitu argumen gol itu. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi koordinasi dan maka salah satu dari argumen gol itu bisa dilesapkan. Namun pelesapan argumen gol itu secara langsung pada (26a) menyebabkan kalimatnya tidak berterima, seperti yang terlihat pada (26b). (26b) *Umpan terobosan dari Daniel Pajero mengawali gol itu dan Acacer menyelesaikan Ø.
Kalimat (26b) menunjukkan bahwa kekoreferensialan antara argumen objek gol itu pada klausa (i) dan klausa (ii) tidak bisa dilesapkan secara langsung. Perubahan struktur klausa perlu dilakukan pada kedua klausa (26a) sehingga terjadi pergeseran argumen agar salah satu argumen yang berkoreferensial bisa dilesapkan. Proses perubahan struktur klausa (i) dapat digambarkan dari perubahan commit to user klausa dari (26c) menjadi (26d) berikut ini. 76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(26c) Umpan terobosan dari Daniel Pajero mengawali gol itu.
(26d) Gol itu diawali dengan umpan terobosan dari Daniel Pajero.
Klausa (26c) merupakan klausa (i) dari penggabungan klausa (26a). Unsur-unsur klausa (26c) dan (26d) dapat dianalisis sebagai berikut. (26c)
Umpan
mengawali
gol itu
verba
argumen objek
terobosan dari Daniel Pajero argumen agen (agen)
(26d)
Gol itu
(pasien)
diawali
dengan umpan terobosan dari Daniel Pajero
Fungsi
argumen subjek (pasien)
verba
oblik (agen)
Dari analisis unsur-unsur klausa (26c) dan (26d) terlihat bahwa terjadi pergeseran argumen pada pemasifan tersebut. Perubahan klausa commit to user
77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan pergeseran argumen pada proses pemasifan (26c) menjadi (26d) dapat dijelaskan sebagai berikut. a.
Klausa (26c) yang merupakan klausa aktif transitif menjadi bentuk turunan data (26d) yang merupakan kalimat pasif intransitif. Klausa (26c) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen umpan terobosan dari Daniel Pajero dan argumen objek gol itu sedangkan klausa (26d) hanya memiliki satu argumen, yaitu argumen subjek gol itu.
b.
Argumen objek gol itu pada (26c) bergeser menjadi argumen subjek pada (26d)
c.
Argumen agen umpan terobosan dari Daniel Pajero pada (26c) bergeser menjadi oblik pada klausa (26d) yang ditandai dengan adanya preposisi dengan.
d.
Predikat mengawali pada (26c) yang merupakan verba aktif dengan adanya prefiks me- menjadi verba pasif diawali pada (26d) yang ditandai dengan prefiks di-.
Selain klausa (i) yang mengalami perubahan struktur klausa seperti yang sudah dianalisis dari (26c) menjadi (26d), perubahan struktur klausa juga terjadi pada klausa (ii) dari bentuk (26a). Perubahan struktur klausa (ii) dari (26a) dapat digambar sebagai berikut. commit to user
78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(26e) Acacer menyelesaikan gol itu.
(26f) Gol itu diselesaikan Acacer.
Klausa (26e) merupakan klausa (ii) dari penggabungan klausa (26a). Pergeseran argumen pada perubahan struktur klausa (26e) menjadi (26f) dapat dianalisis sebagai berikut. (26e)
Acacer
menyelesaikan
gol itu
argumen agen
verba
argumen objek
(agen)
(26f)
(pasien)
Gol itu
diselesaikan
Acacer
argumen subjek
verba
oblik
(pasien)
(agen)
Dari analisis unsur-unsur (26e) da (26f) terlihat bahwa terjadi pergeseran argumen pada proses pemasifan tersebut. Perubahan klausa dan pergeseran argumen pada proses pemasifan (26e) menjadi (26f) dapat dijelaskan sebagai berikut. a.
Klausa (26e) yang merupakan klausa aktif transitif menjadi bentuk turunan (26f) yang merupakan klausa commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
intransitif. Klausa (26e) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen Acacer dan argumen objek gol itu. Adapun klausa (26f) hanya memiliki satu argumen, yaitu argumen subjek gol itu b.
Argumen objek gol itu pada (26e) bergeser menjadi argumen subjek pada (26f).
c.
Argumen agen Acacer pada (26e) bergeser menjadi oblik.
d.
Predikat menyelesaikan pada (26e) merupakan verba aktif yang ditandai dengan prefiks me- menjadi verba pasif diselesaikan pada (26f) yang ditandai dengan prefiks di-.
Kembali pada struktur kalimat (26a), setelah kedua klausanya mengalami pemasifan, maka pelesapan salah satu argumen yang berkoreferensial tersebut dapat dilakukan, seperti yang terlihat pada data (26). Akan tetapi, pemasifan pada data (26) juga mengakibatkan pergeseran
kekoreferensialan
argumen.
Sebelum
pemasifan,
kekoreferensialan argumen terjadi antara argumen objek dengan argumen objek sedangkan
kekoreferensialan
argumen
setelah
pemasifan terjadi antara argumen subjek dengan argumen subjek. Proses pelesapan argumen pada data (26) ini dapat digambarkan pada bagan 3 di bawah ini.
commit to user
80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan 3 Proses pelesapan argumen pada penggabungan klausa koordinasi dengan perubahan struktur klausa aktif-pasif
Umpan terobosan dari Daniel Pajero mengawali gol itu dan Acacer menyelesaikan gol itu.
*Umpan terobosan dari Daniel Pajero mengawali gol itu dan Acacer menyelesaikan Ø.
Gol itu diawali dengan umpan terobosan dari Daniel Pajero dan gol itu diselesaikan Acacer.
Gol itu diawali dengan umpan terobosan dari Daniel Pajero dan Ø diselesaikan Acacer.
Pelesapan argumen pada penggabungan klausa yang klausanya mengalami proses pemasifan, baik pada data (25) maupun (26), keduanya melibatkan argumen objek. Proses pemasifan menggeser argumen objek menjadi argumen subjek agar pelesapan argumen bisa dilesapkan. Namun pemasifan pada data (25) dan (26) juga berpengaruh pada kekoreferensialan argumennya. Pada data (25), kekoreferensialan argumen sebelum klausanya mengalami pemasifan terjadi antara argumen subjek dengan argumen objek. Adapun setelah mengalami pemasifan, kekoreferensialan pada data (25) bergeser commit to user menjadi antara argumen subjek dengan argumen subjek. Pergeseran
81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kekoreferensialan ini juga terjadi pada data (26) yang sebelum mengalami pemasifan, kekoreferensialan argumennya terjadi antara argumen objek dengan argumen objek. Adapun setelah mengalami pemasifan, kekoreferensialan argumen pada data (26) bergeser menjadi antara argumen subjek dengan argumen subjek. b.
Pelesapan Argumen dengan Perubahan Struktur Klausa Aktif-Pasif pada Penggabungan Klausa Subordinasi Pelesapan argumen pada penggabungan klausa subordinasi dengan perubahan klausa aktif-pasif dapat dilihat pada data (29) berikut. (27) AC Milan gagal meraih empat kemenangan beruntun di Liga Italia setelah Ø ditahan imbang oleh Atlanta. (062/Kompas/ 9 November 2015) Data (27) merupakan pelesapan argumen yang terjadi pada penggabungan klausa subordinasi dengan perubahan aktif-pasif pada salah satu klausanya. Bentuk data (27) sebelum mengalami perubahan struktur aktif-pasif dan pelesapan argumen ditunjukkan pada (27a) berikut ini. (27a) AC Milan gagal meraih empat kemenangan beruntun di Liga Italia setelah Atlanta menahan imbang AC Milan.
Kalimat (27a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) AC Milan gagal meraih empat kemenangan beruntun di Liga Italia dan (i) Atlanta menahan imbang AC Milan. Klausa (i) memiliki dua argumen, yaitu commit to user
82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
argumen agen AC Milan dan argumen objek empat kemenangan beruntun, begitu pula klausa (ii) yang memiliki dua argumen, yaitu argumen
agen
Atlanta
dan
argumen
objek
AC
Milan.
Kekoreferensialan argumen pada (27a) terjadi antara argumen agen pada klausa (i) dengan argumen objek pada klausa (ii), yaitu argumen AC Milan. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi setelah, maka salah satu dari argumen AC Milan bisa dilesapkan. Namun pelesapan salah satu argumen AC Milan tidak bisa dilakukan secara langsung tanpa pemasifan. Apabila pelesapan argumen dilakukan secara langsung, maka pelesapannya tidak berterima, seperti yang ditunjukkan pada (27b) berikut. (27b) *AC Milan gagal meraih empat kemenangan beruntun di Liga Italia setelah Atlanta menahan imbang Ø.
Kalimat (27b) menunjukkan bahwa kekoreferensialan antara argumen agen dengan argumen objek pada bentuk (27a) tidak bisa dilakukan secara langsung. Proses pemasifan harus dilakukan pada klausa (27a) agar pelesapan argumennya berterima. Seperti yang terlihat pada data (27), klausa (ii) mengalami proses pemasifan. Proses pemasifan pada klausa (ii) tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
(27c) Atlanta menahan imbang AC Milan.
(27d) AC Milan ditahan commit to userimbang oleh Atlanta.
83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Klausa (27c) merupakan klausa (ii) dari penggabungan klausa (27a). Pergeseran argumen pada pemasifan (27c) menjadi (27d) dapat dianalisis sebagai berikut. (27c)
Atlanta
menahan
AC milan
imbang argumen agen
verba
(agen)
(27d)
AC Milan
argumen objek (pasien)
ditahan
oleh Atlanta
imbang argumen subjek (pasien)
verba
adjunct (agen)
Analisis unsur-unsur klausa (27c) dan (27d) di atas menunjukkan bahwa terjadi pergeseran argumen pada proses pemasifan klausa (ii). Perubahan klausa dan pergeseran argumen pada pemasifan (27c) menjadi (27d) dapat dijelaskan sebagai berikut. a.
Klausa (27c) yang merupakan klausa aktif transitif menjadi bentuk turunan (27d) yang merupakan klausa pasif intransitif. Klausa (27c) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen Atlanta dan argumen objek AC Milan commit to user
84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sedangkan klausa (27d) hanya memiliki satu argumen, yaitu argumen subjek AC Milan. b.
Argumen objek AC Milan pada (27c) bergeser menjadi argumen subjek pada (27d).
c.
Argumen agen Atlanta pada (27c) bergeser menjadi adjunct pada (27d) dengan ditandai adanya preposisi oleh.
d.
Predikat menahan imbang pada (27c) yang merupakan verba aktif yang ditandai dengan prefiks me- menjadi verba pasif ditahan imbang pada (27d) yang ditandai dengan prefiks di-.
Kembali pada bentuk (27a), jika klausa (ii) sudah mengalami proses pemasifan, maka pelesapan salah satu argumen yang berkoreferensial tersebut dapat dilakukan, seperti yang terlihat pada data (27). Proses pelesapan argumen pada data (27) ini dapat digambarkan pada bagan 4 di bawah ini.
commit to user
85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan 4 Proses pelesapan argumen pada penggabungan klausa subordinasi dengan perubahan struktur klausa aktif-pasif AC Milan gagal meraih empat kemenangan beruntun di Liga Italia setelah Atlanta menahan imbang AC Milan.
*AC Milan gagal meraih empat kemenangan beruntun di Liga Italia setelah Atlanta menahan imbang Ø.
AC Milan gagal meraih empat kemenangan beruntun di Liga Italia setelah AC Milan ditahan imbang oleh Atlanta.
AC Milan gagal meraih empat kemenangan beruntun di Liga Italia setelah Ø ditahan imbang oleh Atlanta.
Pelesapan argumen pada penggabungan klausa subordinasi dengan perubahan klausa aktif-pasif juga dapat dilihat pada data (28) berikut. (28) Jika Ø sudah ditugasi oleh pimpinan DPR, pihaknya akan memulai proses seleksi pada pertengahan November. (056/Kompas/ 9 November 2015) Data (28) merupakan pelesapan argumen yang terjadi pada penggabungan klausa subordinasi yang salah satu klausanya commit toBentuk user data (28) sebelum mengalami mengalami proses pemasifan.
86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
proses pemasifan dan pelesapan argumen ditunjukkan pada (28a) berikut ini. (28a) Jika pimpinan DPR sudah menugasi pihaknya, pihaknya akan memulai proses seleksi pada pertengahan November.
Kalimat (28a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) pimpinan DPR sudah menugasi pihaknya dan (ii) pihaknya akan memulai proses seleksi pada pertengahan November. Klausa (i) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen pimpinan DPR dan argumen objek pihaknya, begitu pula klausa (ii) yang memiliki dua argumen, yaitu argumen agen pihaknya dan argumen objek proses seleksi. Kekoreferensialan argumen pada (28a) terjadi antara argumen objek pada klausa (i) dengan argumen agen pada klausa (ii), yaitu argumen pihaknya. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi jika, maka salah satu dari argumen pihaknya bisa dilesapkan. Namun pelesapan argumen pihaknya pada (28a) tidak bisa dilakukan secara langsung tanpa pemasifan. Apabila pelesapan argumen dilakukan secara langsung, maka pelesapannya tidak berterima, seperti yang ditunjukkan pada (28b) berikut. (28b) *Jika pimpinan DPR sudah menugasi Ø, pihaknya akan memulai proses seleksi pada pertengahan November.
Kalimat (28b) menunjukkan bahwa kekoreferensialan antara argumen agen dengan argumen objek pada bentuk (28a) tidak bisa commit to user dilakukan secara langsung. Proses pemasifan harus dilakukan pada 87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
salah satu klausanya agar pelesapan argumennya berterima. seperti yang terlihat pada data (28), klausa (i) mengalami proses pemasifan. Proses pemasifan pada klausa (i) tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
(28c) Pimpinan DPR sudah menugasi pihaknya
(28d) Pihaknya sudah ditugasi oleh pimpinan DPR.
Klausa (28c) merupakan klausa (i) dari penggabungan klausa (28a). Unsur-unsur klausa (28c) dan (28d) dapat dianalisis sebagai berikut. (28c)
Pimpinan
sudah
DPR
menugasi
argumen agen
verba
(agen)
(28d)
Fungsi
Pihaknya
argumen subjek (pasien)
pihaknya
argumen objek (pasien)
sudah
oleh pimpinan
ditugasi
DPR
verba
oblik (agen)
commit to user
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisis unsur-unsur klausa (28c) dan (28d) di atas menunjukkan bahwa terjadi pergesran argumen pada proses pemasifan klausa (i). Perubahan klausa dan pergeseran argumen pada pemasifan (28c) menjadi (28d) dapat dijelaskan sebagai berikut. a.
Klausa (28c) yang merupakan klausa aktif transitif menjadi bentuk turunan (28d) yang merupakan klausa pasif intransitif. Klausa (28c) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen pimpinan DPR dan argumen objek pihaknya sedangkan klausa (28d) hanya memiliki satu argumen, yaitu argumen subjek pihaknya.
b.
Argumen objek pihaknya pada klausa (28c) bergeser menjadi argumen subjek pada (28d).
c.
Argumen agen Atlanta pada (28c) bergeser menjadi oblik pada (30d) dengan ditandai adanya preposisi oleh.
d.
Predikat sudah menugasi pada (28c) yang merupakan verba aktif yang ditandai dengan prefiks me- menjadi verba pasif sudah ditugasi pada (28d) yang ditandai dengan prefiks di-.
Kembali pada bentuk (28a), jika klausa (i) sudah mengalami proses pemasifan, maka pelesapan salah satu argumen yang berkoreferensial tersebut dapat dilakukan, seperti yang terlihat pada data (28). Proses pelesapan argumen pada data (28) ini dapat digambarkan pada bagan 5 di bawah ini. commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan 5 Proses pelesapan argumen pada penggabungan klausa subordinasi dengan perubahan struktur klausa aktif-pasif Jika pimpinan DPR sudah menugasi pihaknya, pihaknya akan memulai proses seleksi pada pertengahan November.
*Jika pimpinan DPR sudah menugasi Ø, pihaknya akan memulai proses seleksi pada pertengahan November.
Jika pihaknya sudah ditugasi oleh pimpinan DPR, pihaknya akan memulai proses seleksi pada pertengahan November.
Jika Ø sudah ditugasi oleh pimpinan DPR, pihaknya akan memulai proses seleksi pada pertengahan November.
Baik pada data (27) maupun (28), pelesapan argumen terjadi pada kekoreferensialan argumen yang melibatkan argumen objek. Pengaruh yang sama juga ditunjukkan pada data (25) dan (26). Pada data-data
tersebut,
pemasifan
berpengaruh
besar
terhadap
keberterimaan pelesapan argumennya. Hal ini berbeda jika pemasifan terjadi pada kekoreferensialan argumen yang tidak melibatkan argumen objek. Pemasifan pada penggabungan klausa
yang
kekoreferensialannya tidak melibatkan argumen objek dapat dilihat commit to user pada data (29) berikut.
90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(29) Gudang itu dicek oleh personel KPU Sragen saat Ø menimbang surat suara Pilgub 2013 yang tidak terpakai. (027/Solopos/ 2 November 2015)
Data (29) merupakan pelesapan argumen yang terjadi pada penggabungan klausa subordinasi yang salah satu klausanya mengalami proses pemasifan. Bentuk data (29) sebelum mengalami proses pemasifan dan pelesapan argumen ditunjukkan pada (29a) berikut ini. (29a) Personel KPU Sragen mengecek gudang itu saat personel KPU Sragen menimbang surat suara Pilgub 2013 yang tidak terpakai.
Kalimat (29a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) personel KPU Sragen mengecek gudang itu dan (ii) pesonel KPU Sragen menumbang surat suara Pilgub 2013 yang tidak terpakai. Klausa (i) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen personel KPU Sragen dan argumen objek gudang itu, begitu pula dengan klausa (ii) yang memiliki dua argumen, yaitu argumen agen personel KPU Sragen dan argumen objek surat suara Pilgub 2013 yang tidak terpakai. Kekoreferensialan argumen pada (29a) terjadi antara argumen agen klausa (i) dengan argumen agen klausa (ii), yaitu argumen personel KPU Sragen. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi setelah, maka salah satu argumen personel KPU Sragen bisa dilesapkan. Berbeda dengan data-data (25), (26), (27), dan (28) yang argumennya tidak dapat dilesapkan secara langsung tanpa pemasifan, commit to user
91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
argumen personel KPU Sragen pada (29a) ini dapat dilesapkan secara langsung tanpa pemasifan. Pelesapan argumen pada (29a) dapat dilihat pada (29b) berikut ini. (29b) Personel KPU Sragen mengecek gudang itu saat Ø menimbang surat suara Pilgub 2013 yang tidak terpakai.
Kalimat (29b) menunjukkan bahwa kekoreferensialan antara argumen agen dengan argumen agen bisa dilakukan tanpa pemasifan. Pemasifan pada kekoreferensialan argumen yang tidak melibatkan argumen objek pada data (29) memberi pengaruh yang berbeda dengan pemasifan yang terjadi pada kekoreferensialan argumen yang melibatkan argumen objek, seperti pada data (25), (26), (27), dan (28). 3. Pelesapan Argumen Pada Penggabungan Klausa dengan Perubahan Struktur Klausa Kausatif Perubahan kausatif pada sebuah klausa menyebabkan munculnya argumen baru sebagai causer. Pada klausa intransitif, perubahan kausatif menyebabkan dua perubahan argumen, yaitu bertambahnya argumen agen dan bergesernya argumen subjek menjadi argumen objek. Selain berpengaruh pada argumennya, perubahan klausa kausatif pada klausa intransitif juga berpengaruh pada perubahan klausanya, yaitu berubahnya klausa intransitif menjadi klausa transitif. Pada penggabungan klausa, pengaruh perubahan struktur klausa kausatif tersebut juga berpengaruh pada pelesapan argumen yang berkoreferensial. Pembahasan mengenai pelesapan argumen pada penggabungan klausa dengan perubahan struktur kausatif ini toakan commit userdibagi menjadi dua, yaitu : (a)
92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pelesapan argumen pada penggabungan klausa koordinasi dengan perubahan struktur klausa kausatif dan (b) pelesapan argumen pada penggabungan klausa subordinasi dengan perubahan struktur klausa kausatif. a.
Pelesapan Argumen pada Penggabungan Klausa Koordinasi dengan Perubahan Struktur Klausa Kausatif Pelesapan argumen pada penggabungan klausa koordinasi yang mengalami perubahan klausa kausatif dapat diperhatikan pada data (30) berikut ini. (30) Pihaknya melempem dan Ø membatalkan pelaksanaannya. (017/Solopos/ 2 November 2015)
Data (30) merupakan pelesapan argumen yang terjadi pada penggabungan klausa koordinasi dengan perubahan kausatif pada salah satu klausanya. Bentuk data (30) sebelum klausanya mengalami perubahan struktur kausatif dan pelesapan argumen ditunjukkan pada (30a) berikut. (30a) Pihaknya melempem dan pelaksanaannya batal. Penggabungan klausa (30a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) pihaknya melempem dan (ii) pelaksanaannya batal. Klausa (i) hanya memiliki satu argumen, yaitu argumen subjek pihaknya begitu pula dengan klausa (ii) yang hanya memiliki satu argumen, yaitu argumen subjek pelaksanaannya. Pada penggabungan klausa (30a) tidak ada argumen yang berkoreferensial. Hal ini berbeda apabila salah satu klausanya mengalamicommit perubahan struktur kausatif. Klausa (ii) dari to user
93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
data (30) mengalami perubahan struktur kausatif. Perubahan struktur kausatif pada klausa (ii) tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
(30b) Pelaksanaannya batal.
(30c) Pihaknya membatalkan pelaksanaannya.
Klausa (30b) merupakan klausa (ii) dari (30a) sedangkan (30c) adalah klausa (30b) yang telah mengalami perubahan kausatif. Perubahan struktur klausa dari bentuk nonkausatif (30b) menjadi bentuk kausatif (30c) mengakibatkan : a.
Klausa (30b) yang merupakan klausa intransitif berubah menjadi klausa transitif (30c).
b.
Predikat batal pada klausa (30b) mendapat akhiran –kan menjadi verba membatalkan pada klausa (30c) yang berarti “membuat jadi batal”.
c.
Munculnya argumen baru yang merupakan causer pada bentuk kausatif (30c) yang menjadi argumen agen, yaitu argumen pihaknya.
d.
Pergeseran argumen terjadi pada argumen pelaksanaanya. Pada klausa (30b) argumen pelaksanaannya merupakan argumen subjek yang bergeser menjadi argumen objek commit to user
94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada klausa (30c) karena munculnya argumen agen pihaknya. Setelah klausa (ii) dari struktur (30a) mengalami perubahan struktur kausatif, seperti yang digambarkan pada proses perubahan klausa (30b) menjadi (30c), maka muncul kekoreferensialan argumen yang sebelumnya tidak ada. Kekoreferensialan argumen yang muncul adalah antara argumen subjek pihaknya pada klausa (i) dan argumen agen pihaknya pada klausa (ii). Salah satu dari argumen pihaknya tersebut kemudian dapat dilesapkan, seperti yang terlihat pada data (30). Proses pelesapan argumen pada data (30) ini dapat digambarkan pada bagan 6 di bawah ini. Bagan 6 Proses pelesapan argumen pada penggabungan klausa koordinasi dengan perubahan struktur klausa kausatif Pihaknya melempem dan pelaksanaannya batal.
Pihaknya melempem pelaksanaanya.
dan
pihaknya
membatalkan
Pihaknya melempem dan Ø membatalkan pelaksanaanya.
commit to user
95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Munculnya kekoreferensialan argumen yang kemudian salah satu argumennya dilesapkan karena pengaruh perubahan struktur klausa kausatif juga terjadi pada penggabungan klausa (31) berikut ini. (31) Mia membersihkan apartemennya dan Ø menyiapkan makanan. (124/Sunshine Becomes You/ 2012:267)
Data (31) merupakan pelesapan argumen yang terjadi pada penggabungan klausa koordinasi dengan perubahan kausatif pada kedua klausanya. Bentuk data (31) sebelum mengalami perubahan struktur kausatif dan pelesapan argumen ditunjukkan pada (31a) berikut ini. (31a) Apartemennya bersih dan makanan siap. Penggabungan klausa (31a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) apartemennya besih dan (ii) makanan siap. Klausa (i) hanya memiliki satu argumen, yaitu subjek apartemennya begitu pula dengan klausa (ii) yang hanya memiliki satu argumen, yaitu argumen subjek makanannya. Pada penggabungan klausa (31a) tidak ada argumen yang saling berkoreferensial. Hal ini berbeda apabila klausanya mengalami perubahan struktur kausatif. Pada data (31), perubahan klausa terjadi baik pada klausa (i) maupun klausa (ii). Perubahan struktur klausa (i) dari bentuk nonkausatif menjadi bentuk kausatif dapat digambarkan sebagai berikut.
commit to user
96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(31b) Apartemennya bersih.
(31c) Mia membersihkan apartemennya.
Klausa (31b) merupkan klausa (i) dari (31a) sedangkan (31c) adalah klausa (31b) yang telah mengalami perubahan kausatif. Perubahan struktur klausa dari bentuk nonkausatif (31b) menjadi bentuk kausatif (31c) mengakibatkan : a.
Klausa (31b) yang merupakan klausa intransitif berubah menjadi klausa transitif (31c).
b.
Predikat bersih pada klausa (31b) mendapat akhiran –kan menjadi verba membersihkan pada klausa (31c) yang berarti “membuat jadi bersih”.
c.
Munculnya argumen baru sebagai causer yang kemudian menjadi argumen agen pada klausa (31c), yaitu argumen Mia.
d.
Pergeseran argumen terjadi pada argumen apartemennya. Pada klausa (31b), argumen apartemennya merupakan argumen subjek yang kemudian bergeser menjadi argumen objek pada klausa (31c) karena munculnya agen Mia.
Selain klausa (i) yang mengalami perubahan struktur, perubahan struktur klausa juga terjadi pada klausa (ii) dari struktur commit to user
97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kalimat (31a). Perubahan struktur klausa (ii) tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
(31d) Makanan siap.
(31e) Mia menyiapkan makanan.
Klausa (31d) merupakan klausa (ii) dari (31a) sedangkan (31e) adalah bentuk kausatif dari (31d). Perubahan struktur klausa dari bentuk
nonkausatif
(31d)
menjadi
bentuk
kausatif
(31e)
mengakibatkan : Klausa (31d) yang merupakan klausa intransitif berubah menjadi klausa transitif (31e). a. Predikat siap pada klausa (31d) mendapat akhiran –kan menjadi menyiapkan pada klausa (31e) yang berarti “membuat jadi siap”. b. Munculnya argumen baru sebagai causer yang kemudian menjadi argumen agen pada klausa (31e), yaitu argumen Mia. c. Pergeseran argumen terjadi pada argumen makanan. Pada klausa (31d), argumen makanan yang merupakan argumen subjek kemudian bergeser menjadi argumen objek pada commit user klausa (31e) karenatomunculnya argumen agen Mia.
98
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kembali pada kalimat (31a), setelah klausa (i) dan klausa (ii) dari kalimat (31a) mengalami perubahan kausatif, maka terbentuk kekoreferensialan
argumen
yang
sebelumnya
tidak
ada.
Kekoreferensialan yang muncul adalah antara argumen agen Mia pada klausa (i) dengan argumen agen Mia pada klausa (ii). Dari kekoreferensialan tersebut, salah satu argumen Mia dapat dilesapkan, seperti yang terlihat pada data (31). Proses pelesapan argumen pada data (31) ini dapat digambarkan pada bagan 7 di bawah ini. Bagan 7 Proses pelesapan argumen pada penggabungan klausa koordinasi dengan perubahan struktur klausa kausatif Apartemennya bersih dan makanan siap.
Mia membersihkan apartemen dan Mia menyiapkan makanan.
Mia membersihkan apartemen dan Ø menyiapkan makanan.
Jika pengaruh perubahan struktur klausa kausatif pada data (30) dan (31) berupa munculnya kekoreferensialan argumen baru yang pada bentuk nonkausatifnya tidak ada kekoreferensialan, reaksi yang berbeda ditunjukkan pada data (32) berikut ini. commit to user
99
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(32) Konsep kota kreatif memandirikan Ø dan Ø menyejahterakan masyarakat. (033/Solopos/ 16 November 2015) Data (32) merupakan pelesapan argumen yang terjadi pada penggabungan klausa koordinasi dengan perubahan kausatif pada kedua klausanya. Data (32) terdiri dari dua klausa, yaitu : (i) konsep kota kreatif memandirikan masyarakat dan (ii) konsep kota kreatif menyejahterakan masayarakat. Pada data (32), terdapat dua kekoreferensialan, yaitu antara argumen agen klausa (i) dan argumen agen klausa (ii), yaitu argumen konsep kota kreatif, dan antara argumen objek klausa (i) dengan argumen objek klausa (ii), yaitu argumen masyarakat. Pada data (32), baik klausa (i) maupun klausa (ii) mengalami perubahan kausatif. Bentuk data (32) sebelum mengalami perubahan struktur kausatif pada kedua klausanya dapat diperhatikan pada (32a) berikut. (32a) Masyarakat mandiri dan masyarakat sejahtera. Pada bentuk sebelum mengalami perubahan struktur kausatif hanya ada satu kekoreferensialan argumen yang terjadi antara argumen subjek masyarakat klausa (i) dan argumen subjek masyarakat klausa (ii). Proses perubahan struktur kausatif pada klausa (i) dari kalimat (32a) dapat digambarkan sebagai berikut.
commit to user
100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(32b) Masyarakat mandiri.
(32c) Konsep kota kreatif memandirikan masyarakat.
Klausa (32b) merupakan klausa (i) dari kalimat (32a) sedangkan (32c) adalah klausa (32b) yang telah mengalami perubahan kausatif. Perubahan struktur klausa dari bentuk nonkausatif (32b) menjadi bentuk kausatif (32c) mengakibatkan : a. Klausa (32b) yang merupakan kalimat intransitif berubah menjadi klausa transitif (32c). b. Predikat mandiri pada klausa (32b) mendapat akhiran –kan menjadi memandirikan pada klausa (32c) yang berarti “membuat jadi mandiri” c. Munculnya argumen baru yang merupakan causer dan kemudian menjadi argumen agen pada klausa (32c), yaitu argumen konsep kota kreatif. d. Pergeseran argumen terjadi pada argumen masyarakat. Pada klausa (32b) argumen masayrakatnya merupakan argumen subjek yang bergeser menjadi argumen objek pada klausa kausatif (32c) karena munculnya argumen agen konsep kota kreatif. commit to user
101
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain klausa (i), klausa (ii) pada kalimat (32a) juga mengalami perubahan struktur kausatif. Perubahan struktur kausatif klausa (ii) dapat digambarkan sebagai berikut.
(32d) Masyarakat sejahtera.
(32e) Konsep kota kreatif menyejahterakan masyarakat.
Klausa (32d) merupakan klausa (ii) dari (32a) sedangkan (32e) adalah klausa (32d) setelah mengalami perubahan kausatif. Perubahan struktur klausa dari bentuk nonkausatif (32d) menjadi bentuk kausatif (32e) mengakibatkan : a.
Klausa (32d) merupakan kalimat intransitif berubah menjadi klausa transitif pada (32e).
b.
Predikat sejahtera pada klausa (32d) mendapat akhiran -kan menjadi menyejahterakan pada klausa (32e) yang berarti “membuat jadi sejahtera”.
c.
Munculnya argumen baru sebagai causer yang kemudian menjadi argumen agen pada klausa (32e), yaitu argumen konsep kota kreatif.
d.
Pergeseran argumen terjadi pada argumen masyarakat. Pada klausa (32d) argumen masyarakat merupakan argumen subjek kemudian bergeser menjadi argumen commityang to user
102
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
objek pada klausa (32e) karena munculnya argumen agen konsep kota kreatif. Kembali pada kalimat (32a), setelah klausa (i) dan klausa (ii) mengalami perubahan struktur kausatif, maka kekoreferensialan argumennya menjadi dua. Dua kekoreferensialan argumen tersebut adalah antara argumen agen klausa (i) dengan argumen agen klausa (ii), yaitu argumen konsep kota kreatif, dan antara argumen objek klausa (i) dan argumen objek klausa (ii), yaitu argumen masyarakat. Salah satu argumen konsep kota kreatif dan masyarakat tersebut kemudian dilesapkan, seperti yang terlihat pada data (32). Proses perubahan struktur klausa kausatif dan pelesapan argumen pada data (32) ini dapat digambarkan pada bagan 8 di bawah ini. Bagan 8 Proses pelesapan argumen pada penggabungan klausa koordinasi dengan perubahan struktur klausa kausatif Masyarakat mandiri dan masyarakat sejahtera.
Konsep kota kreatif memandirikan masyarakat dan konsep kota kreatif menyejahterakan masyarakat.
Konsep kota kreatif memandirikan Ø dan Ø menyejahterakan masyarakat.
commit to user
103
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari pembahasan data (30) dan (31) dapat diketahui bahwa perubahan struktur klausa kausatif pada penggabungan klausa koordinasi mengakibatkan munculnya kekoreferensialan argumen yang pada bentuk nonkausatifnya tidak ada. Adapun pada data (32), perubahan struktur klausa kausatif mengakibatkan bertambahnya jumlah kekoreferensialan argumen. b.
Pelesapan Argumen pada Penggabungan Klausa Subordinasi dengan Perubahan Struktur Klausa Kausatif Pelesapan argumen pada penggabungan klausa subordinasi dengan perubahan klausa kausatif dapat dilihat pada data (33) berikut. (33) Kami akan menyelesaikan masalah ini sampai Ø tuntas. (099/Sunshine Becomes You/ 2012:53) Data (33) merupakan pelesapan argumen yang terjadi pada penggabungan klausa subordinasi dengan perubahan kausatif pada salah satu klausanya. Data (33) memiliki dua klausa , yaitu : (i) kami akan menyelesaikan masalah ini dan (ii) masalah ini tuntas. Klausa (i) pada data (33) mengalami perubahan kausatif. Sebelum mengalami perubahan struktur kausatif, bentuk dari data (33) ditunjukkan pada (33a) (33a) Masalah ini akan selesai sampai Ø tuntas. Kalimat (33a) merupakan bentuk dari data (33) sebelum klausa (i)
mengalami
perubahan
kausatif.
Pada
kalimat
(33a)
commit to user kekoreferensialan argumen antara argumen subjek masalah ini pada 104
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
klausa (i) dengan argumen subjek masalah ini pada klausa (ii). Akan tetapi, kekoreferensialan argumen ini akan mengalami pergeseran jika salah satu klausanya mengalami perubahan struktur kausatif. Seperti yang dapat dilihat bahwa klausa (ii) dari data (33) mengalami perubahan struktur kausatif. Perubahan struktur klausa kausatif pada klausa (ii) dari data (33) dapat digambarkan sebagai berikut.
(33b) Masalah ini akan selesai.
(33c) Kami akan menyelesaikan masalah ini.
Klausa (33b) merupakan klausa (i) dari bentuk (33a) sedangkan (33c) adalah bentuk kausatif dari (33b). Perubahan struktur klausa dari bentuk nonkausatif (33b) menjadi bentuk kausatif (33c) mengakibatkan : a.
Klausa (33b) yang merupakan kalimat intransitif berubah menjadi klausa transitif (33c).
b.
Predikat selesai pada klausa (33b) mendapat akhiran –kan menjadi menyelesaikan pada klausa (33c) yang berarti “membuat jadi selesai”.
c.
Munculnya argumen baru sebagai causer yang kemudian menjadi argumen agen pada klausa (33c), yaitu argumen kami.
commit to user
105
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d.
Pergeseran argumen terjadi pada argumen masalah ini. Pada klausa (33b) argumen masalah ini merupakan argumen subjek yang bergeser menjadi argumen objek pada klausa (33c) karena munculnya argumen agen kami.
Setelah klausa (i) dari struktur (33a) mengalami perubahan struktur kausatif, maka kekoreferensialan argumennya mengalami pergeseran. Kekoreferensialan pada (33a) terjadi antara argumen subjek dengan argumen subjek namun setelah klausa (i) mengalami perubahan kausatif, kekoreferensialannya menjadi antara argumen objek dengan argumen subjek, seperti yang terlihat pada data (33). Proses perubahan klausa kausatif dan pelesapan argumen pada data (33) dapat digambarkan pada bagan 9 berikut ini Bagan 9 Proses pelesapan argumen pada penggabungan klausa subordinatif dengan perubahan struktur klausa kausatif Masalah ini akan selesai sampai Ø tuntas .
Kami akan menyelesaikan masalah ini sampai masalah ini tuntas .
Kami akan menyelesaikan masalah ini sampai Ø tuntas .
commit to user
106
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pergeseran kekoreferensialan argumen karena perubahan struktur klausa akusatif juga terjadi pada penggabungan klausa subordinasi berikut ini. (34) Indonesia harus memaksimalkan persiapan Asian games meskipun Ø terhalang beberapa kendala. (085/Kompas/ 30 November 2015) Data (34) merupakan pelesapan argumen yang terjadi pada penggabungan klausa subordinasi dengan perubahan kausatif pada salah satu klausanya. Data (34) memiliki dua klausa, yaitu (i) Indonseia harus memaksimalkan persiapan Asian Games dan (ii) persiapan Asiean Games terhalang beberapa kendala. Klausa (i) pada data (34) mengalami perubahan kausatif. Sebelum mengalami perubahan kausatif dan pelesapan argumen, bentuk dari data (34) ditunjukkan pada (34a). (34a) Persiapan Asian Games maksimal meskipun Ø terhalang beberapa kendala.
Kalimat (34a) merupakan bentuk data (34) sebelum mengalami perubahan kausatif. Pada kalimat (34a), kekoreferensialan terjadi antara argumen subjek persiapan Asian Games klausa (i) dengan argumen subjek persiapan Asian Games klausa (ii). Pada data (34), klausa (i) mengalami perubahan kausatif. Proses
perubahan
struktur
klausa
kausatif
klausa
(i)
dapat
digambarkan sebagai berikut. commit to user
107
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(34b) Persiapan Asian Games maksimal.
(34c) Pemerintah Games.
memaksimalkan
persiapan
Asian
Klausa (34b) merupakan klausa (i) dari kalimat (34a) sedangkan (34c) adalah bentuk kausatif dari (34b). Perubahan struktur klausa dari bentuk nonkausatif (34b) menjadi bentuk kausatif (34c) mengakibatkan : a. Klausa (34b) yang merupakan kalimat intransitif berubah menjadi klausa transitif (34c). b. Predikat maksimal pada klausa (34b) mendapat akhiran -kan menjadi memaksimalkan pada klausa (34c) yang berarti “membuat jadi maksimal. c. Munculnya argumen baru sebagai causer yang kemudian menjadi argumen agen pada klausa (34c), yaitu argumen pemerintah. d. Pergeseran argumen terjadi pada argumen persiapan Asian Games. Pada klausa (34b) argumen persiapan Asian Games merupakan argumen subjek yang bergeser menjadi argumen objek pada klausa (34c) karena munculnya argumen agen pemerintah. commit to user
108
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah klausa (i) mengalami proses perubahan kausatif, seperti
yang
telah
dianalisis
pada
(34b)
menjadi
(34c),
kekoreferensialan argumen. Sebelum klausa (i) mengalami perubahan kausatif, kekoreferensialan terjadi antara argumen subjek klausa (i) dengan argumen subjek klausa (ii) sedangkan setelah perubahan kausatif, kekoreferensialan terjadi antara argumen objek persiapan Asian Games pada klausa (i) dengan argumen agen persiapan Asian Games klausa (ii). Proses pelesapan argumen pada data (34) ini dapat digambarkan pada bagan 10 di bawah ini. Bagan 10 Proses pelesapan argumen pada penggabungan klausa subordinasi dengan perubahan struktur klausa kausatif Persiapan Asian Games maksimal meskipun Ø terhalang beberapa kendala.
Pemerintah memaksimalkan persiapan Asian Games meskipun persiapan Asian Games terhalang beberapa kendala.
Pemerintah memaksimalkan persiapan Asian Games meskipun Ø terhalang beberapa kendala.
Dari pembahasan data (33) dan (34) tersebut dapat diketahui bahwa perubahan struktur kausatif pada penggabungan klausa subordinasi mengakibatkan bergesernya kekoreferensialan argumen commit to user
109
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang sebelumnya sudah ada. Pergeseran kekoreferensialan ini merupakan akibat dari munculnya argumen baru yang menjadi argumen agen dan bergesernya argumen subjek menjadi argumen objek. 4. Pelesapan Argumen pada Penggabungan Klausa dengan Perubahan Struktur Klausa Aplikatif Perubahan struktur aplikatif merupakan perubahan struktur klausa yang mempengaruhi hierarki argumennya. Pengaruh pada hierarki argumen ini bisa berupa kenaikan argumen dari oblik dan adjunct menjadi argumen inti ataupun penurunan argumen dari argumen inti menjadi oblik atau adjunct. Pada klausa intransitif, pengaruh perubahan klausa aplikatif pada argumennya berlawanan dengan perubahan klausa kausatif. Jika perubahan klausa kausatif berpengaruh terhadap penambahan argumen agen dan bergesernya argumen subjek menjadi argumen objek, perubahan struktur klausa aplikatif berpengaruh terhadap penambahan argumen objek dan bergesernya argumen subjek menjadi argumen agen. Adapun perubahan aplikatif pada klausa transitif, pergeseran argumen hanya terjadi pada argumen objek dengan oblik atau adjunct sedangkan argumen agen tidak mengalami pergeseran. Pembahasan mengenai pelesapan argumen pada penggabungan klausa dengan perubahan struktur aplikatif ini akan dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan penggabungan klausa koordinasi dan pada penggabungan klausa subordinasi. commit to user
110
perpustakaan.uns.ac.id
a.
digilib.uns.ac.id
Pelesapan Argumen pada Penggabungan Klausa Koordinasi dengan Perubahan Struktur Klausa Aplikatif Pelesapan argumen pada penggabungan klausa koordinasi dengan perubahan klausa aplikatif pada klausa intransitif dapat diperhatikan pada data (35) berikut ini. (35) Ia menggeleng pelan lalu Ø menduduki bangku pianonya. (088 /Sunshine Becomes You/ 2012:11) Data (35) merupakan penggabungan klausa koordinasi dengan perubahan aplikatif pada salah satu klausanya. Bentuk data (35) sebelum mengalami perubahan struktur klausa aplikatif dapat dilihat pada (35a) berikut. (35a) Ia menggeleng pelan lalu Ø duduk di bangku pianonya. Bentuk (35a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) ia menggeleng pelan dan (ii) ia duduk di bangku pianonya. Baik klausa (i) maupun klausa (ii) hanya memiliki satu argumen, yaitu argumen subjek ia. Kekoreferensialan argumen sudah ada pada penggabungan klausa (35a) meskipun belum mengalami perubahan aplikatif, yaitu antara argumen subjek ia pada klausa (i) dengan argumen subjek ia pada klausa (ii). Akan tetapi, kekoreferensialan ini akan berubah jika klausanya mengalami perubahan struktur aplikatif. Pada data (35), terlihat bahwa perubahan terjadi pada klausa (ii). Proses perubahan struktur klausa (ii) tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. commit to user
111
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(35b) Ia duduk di bangku pianonya.
(35c) Ia menduduki bangku pianonya.
Klausa (35b) merupakan klausa (ii) dari penggabungan klausa (35a). Unsur-unsur klausa (35b) dan (35c) dapat dianalisis sebagai berikut. (35b)
Ia
duduk
di bangku pianonya
argumen subjek
verba
adjunct
(agen)
(35c)
(pasien)
Ia
menduduki
bangku pianonya
argumen agen
verba
argumen objek
(agen)
(pasien)
Dari analisis unsur-unsur klausa (35b) dan klausa (35c) tersebut, terlihat bahwa terjadi pergeseran argumen pada proses perubahan struktur aplikatif. Perubahan klausa dan pergeseran argumen pada proses perubahan klausa (35b) menjadi (35c) dapat dijelaskan sebagai berikut. a.
Klausa (35b) yang merupakan klausa intransitif berubah menjadi klausa committransitif to user pada klausa (35c). Klausa (35b)
112
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memiliki satu argumen, yaitu argumen subjek ia sedangkan klausa (35c) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen ia dan argumen objek bangku pianonya. b.
Argumen subjek ia pada klausa (35b) bergeser menjadi argumen agen pada klausa (35c)
c.
Adjunct di bangku pianonya pada klausa (35b) bergeser menjadi argumen objek pada klausa (35c) dengan hilangnya preposisi di.
d.
Predikat duduk pada klausa (35b) berubah menjadi menduduki pada klausa (35c)
Setelah klausa (ii) mengalami perubahan aplikatif, seperti yang sudah dijelaskan dari proses (35b) menjadi (35c), kekoreferensialan argumennya pun bergeser. Pada bentuk (35a) yang merupakan bentuk sebelum klausanya mengalami perubahan, kekoreferensialan argumen terjadi antara argumen subjek pada klausa (i) dengan argumen subjek pada klausa (ii). Akan tetapi, setelah salah satu klausanya mengalami perubahan aplikatif, kekoreferensialan argumennya berubah menjadi antara argumen subjek klausa (i) dengan argumen agen klausa (ii). Proses pergeseran kekoreferensialan argumen pada data (35) ini dapat digambarkan pada bagan 11 sebagai berikut.
commit to user
113
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan 11 Proses pelesapan argumen pada penggabungan klausa koordinasi dengan perubahan struktur klausa aplikatif Ia menggeleng pelan lalu Ø duduk di bangku pianonya.
Ia menggeleng pelan lalu ia menduduki bangku pianonya.
Ia menggeleng pelan lalu Ø menduduki bangku pianonya.
Pergeseran kekoreferensialan argumen karena perubahan struktur klausa aplikatif juga terjadi pada penggabungan klausa koordinasi pada data (36) berikut. (36) Ia membuka mata dan Ø memandangi sekeliling kamarnya yang gelap. (098/Sunshine Becomes You/ 2012:50) Data (36) merupakan penggabungan klausa koordinasi dengan perubahan aplikatif pada salah satu klausanya. Bentuk data (36) sebelum mengalami perubahan struktur klausa aplikatif dapat dilihat pada (36a). (36a) Ia membuka mata dan Ø memandang ke sekeliling kamarnya yang gelap.
Kalimat (36a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) ia membuka mata dan (ii) ia memangdang ke sekeliling kamarnya yang gelap. commit to user Klausa (i) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen ia dan argumen 114
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
objek mata sedangkan klausa (ii) hanya memiliki satu argumen, yaitu argumen subjek ia. Pada penggabungan klausa (36a) sudah ada kekoreferensialan argumen yang terjadi antara argumen argumen agen ia pada klausa (i) dengan argumen subjek ia pada klausa (ii). Akan tetapi, kekoreferensialan ini akan berubah jika klausanya mengalami perubahan struktur aplikatif. Pada data (36), terlihat bahwa perubahan struktur klausa terjadi pada klausa (ii). Proses perubahan struktur klausa (ii) tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
(36b) Ia memandang ke sekeliling kamarnya yang gelap.
(36c) Ia memandangi sekeliling kamarnya yang gelap.
Klausa (36b) merupakan klausa (ii) dari penggabungan klausa (36a). Unsur-unsur dari klausa (36b) dan (36c) dapat dianalisis sebagai berikut.
(36b)
Ia
memandang
ke sekeliling kamarnya yang gelap
argumen subjek
verba
oblik (pasien)
(agen) commit to user
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(36c)
Ia
memandangi
sekeliling kamarnya yang gelap
Fungsi
argumen
verba
agen
argumen objek (pasien)
(agen)
Dari analisis unsur-unsur klausa (36b) dan klausa (36c) tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi pergeseran argumen pada proses perubahan struktur aplikatif. Perubahan klausa dan perubahan argumen pada proses perubahan klausa (36b) menjadi (36c) dapat dijelaskan sebagai berikut. a.
Klausa (36b) yang merupakan klausa intransitif berubah menjadi klausa transitif pada klausa (36c). Klausa (36b) memiliki satu argumen, yaitu argumen subjek ia sedangkan klausa (36c) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen ia dan argumen objek sekeliling kamarnya yang gelap.
b.
Argumen subjek ia pada klausa (36b) bergeser menjadi argumen agen pada klausa (36c)
c.
Oblik ke sekeliling kamarnya yang gelap pada klausa (36b) menjadi argumen objek pada klausa (36c) dengan hilangnya preposisi ke. commit to user
116
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d.
Predikat memandang pada klausa (36b) berubah menjadi memandangi pada klausa (36c)
Setelah klausa (ii) mengalami perubahan aplikatif, seperti yang dianalisis dari proses klausa (36b) menjadi (36c), kekoreferensialan argumennya pun bergeser. Pada kalimat (36a) yang merupakan bentuk sebelum klausanya mengalami perubahan aplikatif, kekoreferensialan argumen terjadi antara argumen agen pada klaua (i) dengan argumen subjek pada klausa (ii). Akan tetapi, setelah salah satu klausanya mengalami
perubahan
aplikatif,
kekoreferensialan
argumennya
bergeser menjadi antara argumen agen klausa (i) dengan argumen agen klausa (ii). Proses pergeseran kekoreferensialan argumen ini dapat digambarkan pada bagan 12 berikut. Bagan 12 Proses pelesapan argumen pada penggabungan klausa koordinasi dengan perubahan struktur klausa aplikatif
Ia membuka mata dan Ø memandang ke sekeliling kamarnya yang gelap.
Ia membuka mata dan Ø memandangi sekeliling kamarnya yang gelap.
Pada data (35) dan (36), klausa yang mengalami perubahan aplikatif merupakan klausa intransitif. Pengaruh yang berbeda commit to user
117
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ditunjukkan jika perubahan aplikatif terjadi pada klausa transitif, seperti yang dapat dilihat pada data (37) berikut. (37) Mia menggigit bibir dan Ø mencengkeramkan tangannya ke pinggiran nampan. (097/Sunshine Becomes You/ 2012:50)
Data (37) merupakan penggabungan klausa koordinasi yang terdiri dari dua klausa, yaitu (i) Mia menggigit bibir dan (ii) Mia mencengkeramkan tangannya ke pinggiran nampan. Klausa (i) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen Mia dan argumen objek bibir, begitu juga dengan klausa (ii) yang memiliki dua argumen, yaitu argumen agen Mia dan argumen objek tangannya. Kekoreferensialan pada data (37) terjadi antara argumen agen ia pada klausa (i) dengan argumen agen ia pada klausa (ii). Seperti yang terlihat pada data (37), klausa (ii) mengalami perubahan struktur aplikatif. Bentuk dari data (37) sebelum klausa (ii) mengalami perubahan struktur aplikatif ditunjukkan pada (37a) di bawah ini. (37a) Mia menggigit bibir dan Ø mencengkeram pinggiran nampan dengan tangannya.
Pada bentuk (37a), yang merupakan bentuk sebelum klausa (ii) mengalami perubahan struktur aplikatif, kekoreferensialan argumen tetap terjadi antara argumen agen ia pada klausa (i) dengan argumen agen ia pada klausa (ii). Meskipun terjadi pergeseran antara argumen objek dengan oblik pada klausa (ii), hal ini tidak mempengaruhi kekoreferensialan argumen pada penggabungan klausa sebelum commitbaik to user
118
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maupun sesudah mengalami perubahan struktur aplikatif. Perubahan struktur
aplikatif
klausa
transitif
tidak
berpengaruh
pada
penggabungan klausa koordinasi data (37). Pada penggabungan klausa koordinasi, pengaruh perubahan kluasa kausatif pada penggabungan klausa hanya berupa pergeseran kekoreferensialannya saja. Hal ini karena pada penggabungan klausa koordinasi, kekoreferensialan argumennya melibatkan argumen subjek yang bergeser menjadi agen. Pengaruh perubahan klausa aplikatif yang
berbeda
akan
ditemukan
apabila
kekoreferensialannya
melibatkan oblik atau adjunct yang mengalami pergeseran menjadi argumen objek atau sebaliknya. Hal ini akan dibahas pada pelesapan argumen pada penggabungan klausa subordinasi yang klausanya mengalami perubahan struktur aplikatif. b.
Pelesapan Argumen pada Penggabungan Klausa Subordinasi dengan Perubahan Struktur Klausa Aplikatif. Pelesapan argumen pada penggabungan klausa subordinasi yang klausanya mengalami perubahan struktur aplikatif dapat diperhatikan pada data berikut. (38) Pak Gubernur membukakan warga sebuah relokasi jalan supaya Ø bisa bekerja di sana. (082/Kompas/ 30 November 2015)
Data (38) merupakan penggabungan klausa subordinasi dengan perubahan aplikatif pada salah satu klausanya. Bentuk data (38) commit to user
119
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebelum mengalami perubahan struktur aplikatif dan pelesapan argumen dapat diperhatikan pada (38a). (38a) Pak Gubernur membuka sebuah relokasi jalan untuk warga supaya warga bisa bekerja di sana.
Bentuk (38a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) Pak Gubernur membuka sebuah relokasi jalan untuk warga dan (ii) warga bisa bekerja di sana. Klausa (i) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen Pak Gubernur dan argumen objek sebuah relokasi jalan sedangkan klausa (i) hanya memiliki satu argumen, yaitu argumen warga. Pada penggabungan klausa subordinasi (38a), tidak ada kekoreferensialan argumen. Namun pada penggabungan klausa (38a) ini terdapat dua unsur yang sama, adjunct klausa (i) untuk warga dengan argumen subjek warga pada klausa (ii). Apabila klausa (i) dari (38a) mengalami perubahan aplikatif, maka argumen objek dan adjunct akan mengalami pergeseran. Pergeseran argumen pada perubahan struktur klausa aplikatif tersebut dapat dianalisis sebagai berikut.
(38b) Pak Gubernur membuka sebuah relokasi jalan untuk warga
(38c) Pak Gubernur membukakan warga sebuah relokasi jalan.
commit to user
120
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Klausa (38b) merupakan klausa (i) dari penggabungan klausa (38a). Unsur-unsur struktur klausa (38b) dan (38c) dapat dianalisis sebagai berikut. (38b)
Pak
membuka
relokasi
untuk
jalan
warga
argumen
adjunct
agen
objek
(pasien)
(agen)
(pasien)
gubernur argumen
(38c)
Pak
verba
membukakan
warga
gubernur argumen
relokasi jalan
verba
argumen
argumen
agen
objek
objek
(agen)
(pasien)
(pasien)
Dari analisis unsur-unsur klausa (38b) dan (38c) tersebut, terlihat bahwa terjadi pergeseran argumen pada proses perubahan struktur aplikatif. Pergeseran argumen tersebut terjadi pada unsur adjunct dari klausa (38b), yaitu untuk warga yang bergeser menjadi argumen objek warga pada klausa aplikatif (38c) dengan hilangnya preposisi untuk. Setelah klausa (i) dari bentuk (38a) mengalami perubahan aplikatif,
maka
commit to user pada penggabungan
klausanya
muncul
121
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kekoreferensialan
argumen
yang
sebelumnya
tidak
ada.
Kekoreferensialan yang muncul pada penggabungan klausa (38) terjadi antara argumen objek warga pada klausa (i) dengan argumen subjek warga pada klausa (ii). Proses munculnya kekoreferensialan argumen karena pengaruh perubahan struktur klausa aplikatif pada data (38) dapat digambarkan pada bagan 13 sebagai berikut. Bagan 13 Proses pelesapan argumen pada penggabungan klausa subordinasi dengan perubahan struktur aplikatif Pak Gubernur membuka sebuah relokasi jalan untuk warga supaya warga bisa bekerja di sana.
Pak Gubernur membukakan warga sebuah relokasi jalan supaya warga bisa bekerja di sana.
Pak Gubernur membukakan warga sebuah relokasi jalan supaya Ø bisa bekerja di sana.
Munculnya kekoreferensialan argumen karena perubahan struktur klausa aplikatif juga terjadi pada penggabungan klausa subordinasi berikut ini. (39) Mia membawakan Alex Hirano beberapa potong sandwich karena Ø sudah membantunya setiap hari. (100/Sunshine Becomes You/ 2012:57) Data (39) merupakan penggabungan klausa subordinasi dengan perubahan aplikatif pada salah satu klausanya. Bentuk data (39) commit to user
122
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebelum mengalami perubahan struktur aplikatif dan pelesapan argumen dapat diperhatikan pada (39a). (39a) Mia membawa beberapa potong sandwich untuk Alex Hirano karena Alex Hirano sudah membantunya setiap hari.
Kalimat (39a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) Mia membawa beberapa potong roti untuk Alex Hirano dan (ii) Alex Hirano sudah membantunya setiap hari. Klausa (i) memiliki dua argumen, yaitu argumen agen Mia dan argumen objek beberapa potong sandwich, begitu pula dengan klausa (ii) yang memiliki dua argumen, yaitu argumen agen Alex Hirano dan argumen objek –nya(dia). Pada penggabungan
klausa
subordinasi
(39a),
tidak
terjadi
kekoreferensialan argumen namun terdapat dua unsur yang sama, yaitu adjunct untuk Alex Hirano pada klausa (i) dan argumen agen temanku pada klausa (ii). Apabila klausa (i) dari (39a) mengalami perubahan aplikatif, maka adjunct untuk Alex Hirano akan mengalami pergeseran. Perubahan aplikatif pada klausa (i) tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. (39b)
Mia membawa beberapa potong sandwich untuk Alex Hirano.
(39c) Mia membawakan Alex Hirano beberapa potong sandwich. commit to user
123
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Klausa (39b) merupakan klausa (i) dari penggabungan klausa (39a). Unsur-unsur klausa (39b) dan (39c) dapat dianalisis sebagai berikut. (39b)
Mia
beberapa
untuk
potong
Alex
sandwich
Hirano
argumen
adjunct
agen
objek
(pasien)
(agen)
(pasien)
argumen
(39c)
Mia
membawa
verba
membawakan
Alex
beberapa
Hirano
potong sandwich
argumen
verba
argumen
argumen
agen
objek
objek
(agen)
(pasien)
(pasien)
Dari analisis unsur-unsur klausa (39b) dan (39c) tersebut, terlihat bahwa terjadi pergeseran argumen pada proses perubahan struktur aplikatif. Pergeseran argumen tersebut terjadi pada unsur adjunct dari klausa (39b), yaitu untuk Alex Hirano menjadi argumen objek Alex Hirano pada klausa aplikatif (39c) dengan hilangnya preposisi untuk. commit to user
124
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah klausa (i) mengalami perubahan aplikatif, maka pada penggabungan klausanya muncul kekoreferensialan argumen yang sebelumnya tidak ada. Kekoreferensialan yang muncul pada penggabungan klausa (39) terjadi antara argumen objek temanku pada klausa (i) dengan argumen agen Alex Hirano pada klausa (ii). Proses munculnya kekoreferensialan argumen pada penggabungan klausa (39) karena
pengaruh
perubahan
struktur
klausa
aplikatif
dapat
digambarkan pada bagan 14 sebagai berikut. Bagan 14 Proses pelesapan argumen pada penggabungan klausa subordinasi dengan perubahan struktur aplikatif Mia membawa beberapa potong sandwich untuk Alex Hirano karena Alex HIrano sudah membantunya setiap hari.
Mia membawakan Alex Hirano beberapa potong sandwich karena Alex Hirano sudah membantunya setiap hari.
Mia membawakan Alex Hirano beberapa potong sandwich karena Ø sudah membantunya setiap hari.
Dari data (38) dan (39) dapat dilihat bahwa perubahan klausa aplikatif pada kedua data tersebut menyebabkan kekoreferensialan yang sebelumnya terjadi terjadi antara argumen objek dengan adjuct commit to user bergeser menjadi antara argumen objek dengan argumen objek. Hal 125
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut terjadi karena pergeseran unsur warga pada data (38) dan unsur Alex Hirano pada data (39) dari adjunct menjadi argumen objek. C. Pelesapan Argumen dalam Bahasa Indonesia Jika Dilihat dari Teori Dixon Dixon menyatakan bahwa pada semua bahasa di dunia membedakan klausa dengan verba berargumen satu (intransitif) dan klausa dengan verba berargumen dua (transitif) secara jelas. Argumen-argumen tersebut membentuk relasi gramatikal yang dapat dirumuskan secara umum. Satu-satunya argumen pada klausa dengan verba intransitif disebut argumen subjek (S). Adapun pada klausa dengan verba transtitif yang memiliki dua argumen, argumen yang mengontrol kegiatan disebut argumen agen (A) sedangkan argumen yang tidak mengontrol kegiatan disebut argumen objek (O). Dari relasi ketiga argumen ini, Dixon menggolongkan tipe-tipe bahasa menjadi tiga, yaitu (1) bahasa akusatif : bahasa yang memperlakukan argumen Snya sama dengan argumen A, (2) bahasa ergatif : bahasa yang memperlakukan argumen S-nya sama dengan argumen O, dan (3) bahasa dengan S terpilah : bahasa yang memarkahi argumen S yang mirip dengan agen (Sa) berbeda dengan argumen S yang mirip dengan O (So). Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai tanda-tanda keakusatifan dan keergatifan dalam bahasa Indonesia. Tipe bahasa S-terpilah tidak akan dibahas karena tipe bahasa ini menilik perilaku S, A, dan O pada klausa tunggal, bukan pada penggabungan klausa. Dixon menggunakan pengetesan pivot untuk mengetahui tanda-tanda commitbahasa. to user Pengetesan pivot ini dilakukan keakusatifan dan keergatifan sebuah
126
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan memperhatikan pelesapan argumen pada penggabungan klausa. Dengan ketiga argumen S, A, dan O, Dixon (1994:157-158) mengemukakan kemungkinan-kemungkinan kekoreferensialan argumen, yaitu : (a) S1 = S2, (b) S1 = O2, (c) S1 = A2, (d) O1 = S2, (e) A1 = S2, (f) O1 = O2, (g) A1 = A2, (h) O1 = A2, (i) A1 = O2, (j) O1 = O2 dan A1 = A2, dan (k) O1 = A2 dan A1 = O2. Selain mengetes dengan pivot, sub-bab ini akan mencoba meneliti tentang tanda-tanda keakusatifan dan keergatifan yang disampaikan Dixon dengan memperhatikan perubahan struktur klausa dan pergeseran argumen karena dua faktor tersebut berpengaruh terhadap pengetesan pivot yang digunakan untuk mengetahui tipe sebuah bahasa. Hal ini mengacu pada pernyataan Dixon tentang pivot feeding pada penelitiannya mengenai keergatifitasan sebagai berikut: Passive puts an underlying O NP into derived S function and demotes A (which will then often be omitted); antipassive puts an underlying A NP into derived S function and demotes O (which will then often be omitted). Language with an S/O pivot required an antipassive operation to ‘feed’ it and languages with an S/A pivot may have similiar need of a passive operation (pasif menempatkan FN O menjadi fungsi S dan menurunkan A (yang kemudian sering dilesapkan); antipasif menempatkan FN A menjadi fungsi S dan menurunkan O (yang kemudian sering dilesapkan) . Bahasa dengan S/O pivot membutuhkan antipasif untuk „memancing‟nya dan bahasa dengan S/A pivot mungkin memiliki kebutuhan yang sama dengan pasif) (Dixon, 1994:143-144). 1. Keakusatifan dalam Bahasa Indonesia Tipe bahasa akusatif adalah tipe bahasa yang memperlakukan argumen S pada klausa intransitifnya sama dengan argumen A pada klausa transitifnya atau dapat disebut S/A pivot. Dixon (1994:158) melakukan ilustrasi S/A pivot dengan kemungkinan argumen yang berkoreferensial pada bahasa Inggris sebagai berikut : commit to user
127
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a.
S1 = S2
: Bill
entered and sat down
b.
S 1 = O2
: Bill
entered and was seen by Fred
c.
S 1 = A2
: Bill
entered and saw Fred
d.
O1 = S2
: Bill
was seen by Fred and laughed
e.
A1 = S2
:
Fred saw Bill and laughed
f.
O1 = O2
:
Bill was kicked by Tom and punched by Bob
g.
A1 = A2
: Bob
h.
O1 = A2
:
Bob was kicked by Tom and punched Bill
i.
A1 = O2
:
Bob punched Bill and was kicked by Tom
j.
O1 = O2 dan A1 = A2 : Fred punched and kicked Bill
k.
O1 = A2 dan A1 = O2 : Fred punched Bill and was kicked by him
kicked Jim and punched Bill
Dari ilustrasi di atas dapat diketahui bahwa terjadi pemasifan pada beberapa kemungkinan kekoreferensialan argumen bahasa Inggris yang cenderung berjenis bahasa akusatif. Pemasifan tersebut terjadi pada kekoreferensialan argumen yang melibatkan argumen O, yaitu pada kekoreferensialan (b), (d), (f), (h), (i), (j), dan (k) sedangkan kekoreferensial argumen (a), (c), (e), dan (g) yang tidak melibatkan argumen O tidak mengalami pemasifan. Adapun dalam bahasa Indonesia, ilustrasi S/A pivot dapat dianalisis sebagai berikut. a.
S1 = S2 Penggabungan klausa dengan kekoreferensiaalan argumen S1 = S2 dapat diperhatikan pada data (42) berikut. (40) Mia bertanya sambil Ø mengerjap heran. (135/Sunshine Becomes You/2012:326) commit to user
128
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Data (40) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) Mia bertanya dan (ii) Mia mengerjap heran. Baik klausa (i) dan klausa (ii) pada data (40) hanya memiliki satu argumen, yaitu argumen subjek Mia yang saling berkoreferensial. Jika klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi sambil, maka salah satu argumen Mia dapat dilesapkan. Pelesapan salah satu argumen Mia pada data (40) dapat langsung dilakukan tanpa pemasifan. b.
S 1 = O2 Penggabungan klausa dengan kekoreferensiaalan argumen S1 = O2 dapat diperhatikan pada data (41) berikut. (41) Andri Kurniawan tewas setelah Ø dibacok oleh orang tak dikenal. (032/Solopos/ 16 November 2015)
Data (41) terdiri dari dua klausa yang salah satu klausa mengalami pemasifan. Bentuk dari data (41) sebelum mengalami perubahan klausa dan pelesapan argumen ditunjukkan pada (41a) berikut ini. (41a) Andri Kurniawan tewas setelah orang tidak dikenal membacok Andri Kurniawan.
Kalimat (41a) terdiri dari dua klausa yaitu (i) Andri Kurniawan tewas dan (ii) orang tak dikenal membacok Andri Kurniawan. Kekoreferensialan argumen pada (41a) terjadi antara argumen Andri Kurniawan pada klausa (i) yang menduduki fungsi S dengan argumen commit to user
129
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Andri Kurniawan pada klausa (ii) yang menduduki fungsi O. Apabila kedua klausa itu digabungkan dan mendapat setelah, maka salah satu argumen yang berkoreferensial bisa dilesapkan. Namun pelesapan argumen pada (41a) tidak bisa dilakukan secara langsung. Jika pelesapan argumen pada (41a) dilakukan secara langsung dilakukan kalimatnya menjadi tidak berterima. Hal ini dapat dilihat pada bentuk (41b) berikut ini. (41b) *Andri Kurniawan tewas setelah orang tak dikenal membacok Ø.
Kalimat (41b) menunjukkan bahwa kekoreferensialan argumen antara argumen S dengan argumen O pada (41a) tidak bisa dilakukan secara langsung tanpa pemasifan. Seperti yang terlihat pada data (41), klausa (ii) mengalami pemasifan sehingga salah satu argumen Andri Kurniawan bisa dilesapkan. c.
S 1 = A2 Penggabungan klausa dengan kekoreferensialan argumen S1 = A2 ditunjukkan pada data (42) berikut. (42) Aparat keamanan harus bertindak tegas dan Ø segera menangkap pelaku perusakan posko. (016/Solopos/ 2 November 2015)
Data (42) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) aparat keamanan harus bertindak tegas dan (ii) aparat keamanan segera menangkap pelaku perusakan posko. Kekoreferensialan pada data (42) terjadi commit to user
130
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
antara argumen S pada klausa (i) dengan argumen A pada klausa (ii), yaitu argumen aparat keamanan. Apabila kedua klausa tersebut digabungkan dan mendapat konjungsi dan, maka salah satu argumen yang berkoreferensial bisa dilesapkan. Pelesapan argumen pada data (42) bisa langsung dilakukan tanpa pemasifan d.
O1 = S2 Penggabungan klausa dengan kekoreferensialan argumen O1 = S2 dapat diperhatikan pada data (43) berikut. (43) Selama Ø ditukangi pelatih berusia 61 tahun itu, Portugal tidak pernah kalah di babak kualifikasi Euro 2016. (043/Solopos/ 16 November 2015)
Data (43) merupakan penggabungan klausa yang salah satu klausanya mengalami perubahan struktur klausa. Bentuk data (43) sebelum mengalami perubahan struktur klausa dan pelesapan argumen ditunjukkan pada (43a) berikut ini. (43a) Selama pelatih berusia 61 tahun itu menukangi Portugal, Portugal tidak pernah kalah di babak kualifikasi Euro 2016.
Kalimat (43a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) pelatih berusia 61 tahun itu menukangi Portugal dan (ii) Portugal tidak pernah kalah di babak kualifikasi Euro 2016. Kekoreferensialan argumen pada (43a) terjadi antara argumen Portugal pada klausa (i) yang menduduki fungsi O dengan argumen Portugal pada commit to user klausa (ii) yang menduduki fungsi S. Apabila kedua klausa 131
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut digabungkan dan mendapat konjungsi selama, maka salah satu argumen yang berkoreferensial bisa dilesapkan. Akan tetapi pelesapan argumen pada (43a) tidak bisa dilakukan tanpa adanya perubahan struktur klausa. Jika pelesapan argumen pada (43a) dilakukan tanpa pemasifan, kalimanya menjadi tidak berterima. Hal ini dapat dilihat pada (43b). (43b) *Selama pelatih berusia 61 tahun itu menukangi Ø, Portugal tidak pernah kalah di babak kualifikasi Euro 2016.
Kalimat (43b) menunjukkan bahwa kekoreferensialan antara argumen O dengan argumen S pada (43a) tidak bisa dilakukan tanpa pemasifan. Seperti yang terlihat pada data (43), klausa (i) mengalami pemasifan sehingga salah satu argumen Portugal bisa dilesapkan. e.
A1 = S2 Penggabungan klausa dengan kekoreferensialan argumen A1 = S2 dapat diperhatikan pada data (44) berikut. (44) Ketika Ø akan menentukan warna gambar bunga, siswa kelas VI ini kebingungan. (038/Solopos/ 16 November 2015)
Data (44) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) siswa kelas VI ini kebingungan dan (ii) siswa kelas VI ini akan menentukan warna gambar bunga. Kekoreferensialan argumen pada data (44) terjadi antara argumen A pada klausa (i) dengan argumen S pada klausa (ii), commit to user yaitu argumen siswa kelas VI ini. Apabila kedua klausa tersebut 132
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
digabungkan dan mendapat konjungsi ketika, maka salah satu argumen yang berkoreferensial bisa dilesapkan. Seperti yang terlihat pada data (44), argumen siswa kelas VI ini yang lesap adalah argumen dari klausa (ii). Pelesapan pada data (44) bisa langsung dilakukan tanpa pemasifan. f.
O1 = O2 Penggabungan klausa dengan kekoreferensialan argumen O1 = O2 dapat diperhatikan pada data (45) berikut. (45) Penjagaan di sana juga melibatkan anggota TNI setempat, tetapi akhirnya Ø ditarik oleh pemerintah pada September lalu. (054/Kompas/ 9 November 2015)
Data (45) merupakan penggabungan klausa yang salah satu klausanya mengalami perubahan struktur klausa. Bentuk data (45) sebelum mengalami perubahan struktur klausa dan pelesapan argumen ditunjukkan pada (45a) berikut ini. (45a) Penjagaan di sana juga melibatkan anggota TNI setempat tetapi akhirnya pemerintah menarik anggota TNI setempat pada September lalu.
Kalimat (45a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) penjagaan di sana juga melibatkan anggota TNI setempat dan (ii) pemerintah menarik
anggota
TNI
setempat
pada
September
lalu.
Kekoreferensialan argumen pada (45a) terjadi antara argumen anggota TNI setempatcommit pada klausa to user(i) dengan argumen anggota TNI
133
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
setempat klausa (ii) yang sama-sama menduduki fungsi O. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi tetapi, maka salah satu argumen yang berkoreferensial bisa dilesapkan. Akan tetapi, pelesapan argumen pada (45a) tidak bisa dilakukan tanpa perubahan struktur klausa. Jika pelesapan argumen pada (45a) dilakukan tanpa pemasifan, kalimatnya menjadi tidak berterima. Hal ini dapat dilihat pada (45b). (45b) *Penjagaan di sana juga melibatkan anggota TNI setempat tetapi akhirnya pemerintah menarik Ø pada September lalu.
Kalimat (45b) menunjukkan bahwa kekoreferensialan antara argumen O dengan argumen O pada (45a) tidak bisa dilakukan tanpa pemasifan. Seperti yang terlihat pada data (45), klausa (ii) mengalami pemasifan sehingga salah satu argumen anggota TNI setempat bisa dilesapkan. g.
A1 = A2 Penggabungan klausa dengan kekoreferensialan argumen A1 = A2 dapat diperhatikan pada data (46) berikut. (46) Peserta juga bisa melakukan cek kesehatan dan Ø mengikuti berbagai permainan. (037/Solopos/ 16 November 2015)
Data (46) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) peserta juga bisa melakukan cek kesehatan dan (ii) peserta mengikuti berbagai commit to user permainan. Kekoreferensialan argumen pada data (46) terjadi antara 134
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
argumen A pada klausa (i) dengan argumen A klausa (ii), yaitu argumen peserta. Apabila kedua klausa tersebut digabungkan dan mendapat
konjungsi
dan,
maka
salah
satu
argumen
yang
berkoreferensial bisa dilesapkan. Pada data (46), argumen peserta yang lesap adalah argumen dari klausa (ii). Pelesapan argumen pada data (46) bisa langsung dilakukan tanpa adanya pemasifan. h.
O1 = A2 Penggabungan klausa dengan kekoreferensialan argumen O1 = A2 dapat diperhatikan pada data berikut. (47) Setelah Ø ditangkap KPK, Rudi Rubiandini membantah tuduhan korupsi. (055/Kompas/ 9 November 2015)
Data (47) merupakan penggabungan klausa yang salah satu klausanya
mengalami
pemasifan. Bentuk
data (47) sebelum
mengalami pemasifan dan pelesapan argumen ditunjukkan pada (47a) berikut ini. (47a) Setelah KPK menangkap Rudi Rubiandini, Rudi Rubiandini membantah tuduhan korupsi.
Kalimat (47a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) KPK menangkap Rudi Rubiandini dan (ii) Rudi Rubiandini membantah tuduhan korupsi. Kekoreferensialan argumen pada (47a) terjadi antara argumen Rudi Rubiandini pada klausa (i) yang menduduki fungsi O dengan argumen Rudi Rubiandini padacommit klausa to (ii)user yang menduduki fungsi A. Apabila
135
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi setelah, maka salah satu argumen yang berkoreferensial bisa dilesapkan. Akan tetapi, pelesapan argumen pada (47a) tidak bisa dilakukan tanpa pemasifan. Jika pelesapan argumen dilakukan tanpa proses pemasifan, kalimatnya menjadi tidak berterima. Hal ini dapat dilihat pada (47b). (47b) *Setelah KPK menangkap membantah tuduhan korupsi.
Ø,
Rudi
Rubiandini
Kalimat (47b) menunjukkan bahwa kekoreferensialan antara argumen O dengan argumen A pada (47a) tidak bisa dilakukan tanpa pemasifan. Seperti yang terlihat pada data (47), klausa (i) mengalami pemasifan sehingga salah satu argumen Rudi Rubiandini bisa dilesapkan. i.
A1 = O2 Penggabungan klausa dengan kekoreferensialan argumen A1 = O2 dapat diperhatikan pada data (48) berikut. (48) Ngatimin Abbas menyampaikan dua skenario itu saat Ø dihubungi Espos. (010/Solopos/ 2 November 2015) Data (48) merupakan penggabungan klausa yang salah satu klausanya mengalami perubahan struktur klausa. Bentuk data (48) sebelum mengalami perubahan struktur klausa dan pelesapan argumen ditunjukkan pada (48a) berikut ini. (48a) Ngatimin Abbas menyampaikan dua skenario itu saat Espos menghubungi Ngatimin Abbas. commit to user
136
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kalimat (48a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) Ngatimin Abbas menyampaikan dua skenario dan (ii) Espos menghubungi Ngatimin Abbas. Kekoreferensialan argumen pada (48a) terjadi antara argumen Ngatimin Abbas pada klausa (i) yang menduduki fungsi A dengan argumen Ngatimin Abbas pada klausa (ii) yang menduduki fungsi O. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi saat maka salah satu argumen yang berkoreferensial bisa dilesapkan. Akan tetapi, pelesapan argumen pada (48a) tidak bisa dilakukan tanpa pemasifan. Jika pelesapan argumen pada (48a) dilakukan pemasifan, kalimatnya menjadi tidak berterima. Hal ini dapat dilihat pada (48). (48b) *Ngatimin Abbas menyampaikan dua skenario itu saat Espos menghubungi Ø. Kalimat (48b) menunjukkan bahwa kekoreferensialan antara argumen A dengan argumen O pada (48a) tidak bisa dilakukan tanpa pemasifan. Seperti yang terlihat pada data (48), klausa (ii) mengalami pemasifan sehingga salah satu argumen Ngatimin Abbas bisa dilesapkan. j.
O1 = O2 dan A1 = A2 Penggabungan klausa yang menunjukkan kekoreferensialan argumen O1 = O2 dan A1 = A2 dapat diperhatikan pada data (49) berikut. (49) Semua orang membaca Ø dan Ø mendengar ulasan awal commit to user di media.
137
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(140/Sunshine Becomes You/ 2012:406) Data (49) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) semua orang membaca ulasan awal di media dan (ii) semua orang mendengar ulasan awal di media. Kekoreferensialan argumen pada (49) terjadi antara argumen semua orang pada klausa (i) dengan argumen semua orang klausa (ii) yang sama-sama menduduki fungsi A dan argumen ulasan awal di media pada klausa (i) dengan argumen ulasan awal di media pada klausa (ii) yang sama-sama menduduki fungsi O. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi tetapi maka salah satu dari argumen-argumen yang berkoreferensial tersebut bisa dilesapkan. Seperti yang terlihat pada data (49), argumen semua orang pada klausa (i) dan argumen ulasan awal di media pada klausa (ii) lesap. Pelesapan pada data (49) bisa langsung dilakukan tanpa pemasifan. k.
O1 = A2 dan A1 = O2 Penggabungan klausa dengan kekoreferensialan O1 = A2 dan A1 = O2 dapat diperhatikan pada data (50) berikut. (50) Ia tidak berhasil menangkap lawannya karena Ø terlebih dulu diserang Ø. (036/Solopos/ 16 November 2015)
Data (50) merupakan penggabungan klausa yang salah satu klausanya merupakan klausa pasif. Bentuk data (50) sebelum commit to user
138
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
klausanya mengalami pemasifan dan pelesapan argumen ditunjukkan pada (50a) berikut ini. (50a) Ia tidak berhasil menangkap lawannya karena lawannya terlebih dulu menyerangnya. Kalimat (50a) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) ia tidak berhasil menangkap lawannya dan (ii) lawannya terlebih dulu menyerangnya. Kekoreferensial argumen pada (50a) terjadi antara argumen ia pada klausa (i) yang menduduki fungsi A dengan argumen –nya (ia) pada klausa (ii) yang menduduki fungsi O dan antara argumen lawannya pada klausa (i) yang menduduki fungsi O dengan argumen lawannya pada klausa (ii) yang menduduki fungsi A. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi karena, maka salah satu dari argumen-argumen yang berkoreferensial tersebut bisa dilesapkan. Akan tetapi, pelesapan argumen pada (50a) tidak bisa dilakukan tanpa pemasifan. Jika pelesapan argumen pada (50a) dilakukan tanpa pemasifan, maka kalimatnya tidak berterima. Hal ini dapat dilihat pada (50b). (50b) *Ia tidak berhasil menangkap lawannya karena Ø terlebih dulu menyerang Ø.
Kalimat (50b) menunjukkan bahwa kekoreferensialan antara argumen O1 = A2 dan A1 = O2 pada (50a) tidak bisa dilakukan tanpa pemasifan. Seperti yang terlihat pada data (50), klausa (ii) mengalami pemasifan sehingga salah satu argumen ia dan lawannya bisa dilesapkan.
commit to user
139
perpustakaan.uns.ac.id
Dari
ilustrasi
digilib.uns.ac.id
S/A
pivot
yang
dilakukan
dengan
kemungkinan
kekoreferensialan argumen a – k, diketahui bahwa kekoreferensialan argumen (b), (d), (f), (h), (i), (j), dan (k) memerlukan pemasifan agar salah satu argumen yang berkoreferensial dapat dilesapkan. Adapun pada kekoreferensialan argumen (a), (c), (e), dan (g) tidak memerlukan pemasifan untuk pelesapan argumennya. Dari hasil ilustrasi tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia memiliki tandatanda keakusatifan. 2. Keergatifan dalam bahasa Indonesia Tipe bahasa ergatif adalah tipe bahasa yang memperlakukan argumen S pada klausa intransitifnya sama dengan argumen O atau dapat disebut juga S/O pivot. Apabila penggabungan klausa pada bahasa akusatif berorientasi pada pivot A dan S, penggabungan klausa pada bahasa ergatif lebih berorientasi pada pivot O dan S. Pada ilustrasi S/A pivot, penggabungan klausa dalam bahasa Indonesia yang kekoreferensialan argumennya melibatkan argumen O (kecuali pada kekoreferensialan A1 = A2 dan O1 = O2) memerlukan pemasifan agar salah satu argumennya dapat dilesapkan. Akan tetapi, bahasa Indonesia juga memiliki struktur penggabungan klausa yang kekoreferensialan argumennya melibatkan argumen O namun tidak memerlukan pemasifan untuk melesapkan salah satu argumennya. Penggabungan klausa dengan kekoreferensialan yang melibarkan argumen O dapat diperhatikan sebagai berikut. a.
S 1 = O2 commit to user
140
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penggabungan klausa dengan kekoreferensialan argumen S1 = O2 dapat diperhatikan pada data (51) berikut.
(51) Teleponnya berdering berkali-kali tetapi gadis itu tidak menjawab Ø. (111/Sunshine Becomes You/ 2012:120) Data (51) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) teleponnya berdering berkali-kali
dan
(ii)
gadis
itu tidak
menjawab
teleponnya.
Kekoreferensialan argumen pada data (51) terjadi antara argumen teleponnya pada klausa (i) yang menduduki fungsi S dengan argumen teleponnya pada klausa (ii) yang menduduki fungsi O. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan, maka salah satu dari argumen yang berkoreferensial bisa dilesapkan. Pada data (51), argumen teleponnya pada klausa (ii) lesap. Pelesapan argumen antara argumen S dengan argumen O pada data (51) bisa dilesapkan tanpa pemasifan. b.
O1 = S2 Penggabungan klausa dengan kekoreferensialan argumen O1 = S2 dapat diperhatikan pada data (52) berikut. (52) Mia melihat Ø ketika Alex mendekat kepadanya. (108/Sunshine Becomes You/ 2012:97) Data (54) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) Mia melihat Alex dan (ii) Alex mendekat kepadanya. Kekoreferensialan argumen pada data (52) terjadi antara argumen Alex pada klausa (i) yang menduduki fungsi O dengan argumen Alex pada klausa (ii) yang menduduki commit to user
141
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
fungsi S. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi ketika, maka salah satu argumen yang berkoreferensial bisa dilesapkan. Pada data (52), argumen Alex pada klausa (i) lesap. Pelesapan argumen antara argumen O dengan argumen S pada data (52) bisa langsung dilesapkan tanpa pemasifan. c.
O1 = O2 Penggabungan klausa dengan kekoreferensialan argumen O1 = O2 dapat diperhatikan pada data (53) berikut. (53) Kau tidak mungkin sanggup membayar Ø kalau aku meminta ganti rugi darimu. (096/Sunshine Becomes You/ 2012:43) Data (53) terdiri daru dua klausa, yaitu (i) kau tidak mungkin sanggup membayar ganti rugi dan (ii) aku meminta ganti rugi darimu. Kekoreferensialan argumen pada data (53) terjadi antara argumen ganti rugi pada klausa (i) dengan argumen ganti rugi pada klausa (ii) yang sama-sama menduduki fungsi O. Apabila klausa (i) dengan klausa (ii) digabungkan, maka salah satu dari argumen yang berkoreferensial bisa dilesapkan. Pada data (53), argumen ganti rugi pada klausa (i) lesap. Pelesapan argumen dengan kekoreferensialan antara argumen O dengan argumen O pada data (53) bisa dilakukan secara langsung tanpa proses pemasifan.
d.
O1 = A2 Penggabungan klausa dengan kekoreferensialan O1 = A2 dapat commit to user diperhatikan pada data (54) berikut. 142
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(54) Dia mendesak aparat kepolisian Boyolali agar Ø mengusut tuntas kasus tersebut. (015/Solopos/ 2 November 2015)
Data (54) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) dia mendesak aparat kepolisian Boyolali dan (ii) aparat kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut. Kekoreferensialan argumen pada data (54) terjadi antara argumen aparat kepolisian Boyolali pada klausa (i) yang menduduki fungsi O dengan argumen aparat kepolisian Boyolali pada klausa (ii) dengan argumen aparat kepolisian Boyolali pada klausa (ii) yang menduduki fungsi A. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan, salah satu dari argumen yang berkoreferensial bisa dilesapkan. Pada data (54), argumen aparat kepolisian Boyolali pada klausa (ii) lesap. Pelesapan argumen dengan kekoreferensialan antara argumen O dengan argumen A pada data (56) bisa dilesapkan tanpa pemasifan. e.
A1 = O2 Penggabungan klausa dengan kekoreferensialan argumen A1 = O2 dapat diperhatikan pada data (55) berikut. (55) Meskipun Ø sudah merusak moodnya, Alex tidak mengusir Mia. (093/Sunshine Becomes You/ 2012:24)
Data (55) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) Mia sudah merusak moodnya dan (ii) Alex tidak mengusir Mia. Kekoreferensialan argumen pada data (55) terjadi antara argumen Mia pada klausa (i) commit to user yang menduduki fungsi A dengan argumen Mia pada klausa (ii) yang
143
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menduduki fungsi O. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi meskipun, maka salah satu dari argumen Mia dapat dilesapkan. Pada data (55), argumen Mia pada klausa (i) lesap. Pelesapan argumen dengan kekoreferensialan antara argumen A dengan argumen O pada data (55) bisa dilesapkan tanapa pemasifan. f.
O1 = A2 dan A1 = O2 Penggabungan klausa dengan kekoreferensialn argumen O1 = A2 dan A1 = O2 dapat diperhatikan pada data berikut. (56) Sebelum Alex sempat menjawab Ø, Mia menyela Ø. (104/Sunshine Becomes You/ 2012:77)
Data (56) terdiri dari dua klausa, yaitu (i) Alex sempat menjawab Mia dan Mia menyela Alex. Kekoreferensialan argumen pada data (56) terjadi antara argumen Alex pada klausa (i) yang menduduki fungsi A dengan argumen Alex pada klausa (ii0 yang menduduki fungsi O dan antara argumen Mia pada klausa (i) yang menduduki fungsi O dengan argumen Mia pada klausa (ii) yang menduduki fungsi A. Apabila klausa (i) dan klausa (ii) digabungkan dan mendapat konjungsi sebelum, maka salah satu argumen yang berkoreferensial bisa dilesapkan. Pada data (56), argumen Mia pada klausa (i) dan argumen Alex pada klausa (ii) lesap. Pelesapan argumen dengan kekoreferensialan argumen O1 = A2 dan A1 = O2 pada data (56) bisa dilesapkan tanpa pemasifan. commit to user
144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pembahasan data-data a – f di atas menunjukkan bahwa pelesapan argumen bisa dilakukan tanpa pemasifan pada kekoreferensialan yang berorientasi pada argumen O. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesia menunjukkan memiliki tanda-tanda S/O pivot karena memperlakukan argumen S pada klausa intransitifnya sama dengan argumen O. Akan tetapi tanda-tanda S/O pivot pada bahasa Indonesia ini terkendala pada kekoreferensialan yang berorientasi pada argumen A yang tetap tidak membutuhkan pemasifan. Meskipun pada bahasa Indonesia
ditemukan
pemasifan
pada
penggabungan
klausa
dengan
kekoreferensialan yang berorientasi pada argumen A, namun pengaruh pemasifan tersebut tidak sama dengan kekoreferensialan yang berorientasi argumen O pada ilustrasi S/A pivot. Hal ini dapat dilihat pada data (29) yang menunjukkan kekoreferensialan argumen A1 = A2 yang salah satu klausanya mengalami pemasifan. Pada data (29), meskipun terjadi pemasifan pada kekoreferensialan A1 = A2, namun pemasifan tersebut tidak bersifat mutlak untuk pelesapan argumennya karena tanpa pemasifan pun salah satu argumennya tetap dapat dilesapkan.
commit to user
145