BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah menyajikan data hasil lapangan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi maka peneliti melakukan analisis data. Analisis data ini dilakukan untuk memperoleh suatu penenmuan dari lapangan berdasarkan focus permasalahan yang diteliti. Adapun analisis data yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut :
A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat
Kecanduan
Terhadap Perilaku Perzinaan (Studi Kasus Muda-Mudi Desa Jeruk Gamping Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo) Sehubungan dengan penelitian yang sifatnya studi kasus khususnya meneliti tentang kebiasaan melakukan perilaku perzinaan pada seorang remaja, maka konselor memilih Self Regulation sebagai pendekatan untuk melakukan proses konseling. Self Regulation diartikan sebagai proses penyadaran diri yang dilakukan oleh individu agar memiliki kemampuan untuk mengontrol diri dalam berprilaku serta mengarah kepada perilaku tersebut agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses bimbingan dan konseling. Konselor menggunakan pendekatan konseling remaja dengan tretmen self regulation dengan langkahlangkah sebagai berikut:
75
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
76
a. Identifikasi masalah Langkah ini untuk mengumpulkan data dari berbagai macam sumber diantaranya teman klien, pacar klien dan klien. b. Diagnosis
Pada langkah ini diagnosa atau menetapkan masalah yang dihadapi dan disertai dengan faktor-faktornya. Dalam hal ini peneliti menetapkan masalah berdasarkan data yang diambil dari wawancara dan observasi sebelumnya. Dari hasil identifikasi dapat disimpulkan bahwa klien memiliki problem
1) Kepuasan setelah melakukan ML (hubungan suami istri) 2) Gelisah 3) Takut 4) Egois 5) Pasrah c.
Prognosis Langkah selanjutnya adalah prognosis yaitu langkah untuk menetapkan
jenis bantuan yang akan dilakukan untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya. Pada langkah ini konselor menggunakan pendekatan konseling remaja dengan treatment Self Regulation proses regulasi diri (self regulation) terdiri dari receiving atau menerima, evaluating atau mengevaluasi, triggering atau membuat suatu perubahan, searching atau mencari solusi, formulating atau merancang suatu rencana, implementing atau menerapkan rencana, assessing atau mengukur efektivitas dari rencana yang telah dibuat. Dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
77
proses konseling untuk mengatasi kecanduan remaja terhadap perilaku perzinaan. Konselor memberikan bantuan dengan berupa dorongan dan motivasi melalui pemahaman tentang makna dari hukum agama terhadap perzinaan agar klien mampu menyadari apa yang telah diperbuat sehingga klien mampu untuk menyadari dan menyelesaikan masalahnya sendiri. d. Treatment atau terapi Treatmen atau terapi adalah proses pelaksanaan bantuan bimbingan dan konseling islam pada klien disini konselor melaksanakan bantuan kepada klien dengan cara langkah pertama klien diminta konselor untuk menceritakan bagaimana hubungan dengan pacarnya. Langkah kedua klien diminta konselor menceritakan apa saja yang pernah dilakukan dengan pacarnya langkah ketiga konselor mengajak klien untuk berfikir dan mengevalusi dampak dari perilaku yang sudah dia lakukan. e. Evaluasi/Follow up Follow-up adalah langkah terakhir untuk menilai dan mengetahui sejauh mana keberhasilan terapi yang telah dilakukan oleh konselor. Dalam hal ini konselor tidak bisa memantau setiap hari secara langsung dan berusaha untuk mencari informasi dengan tatap muka untuk menindak lanjuti dan memantau perkembangan klien.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
Langkah-langkah konselor dalam proses konseling : TABEL 4.1 No 1
2
3
4
Data teori Data empiris Identifikasi masalah (untuk Konselor mengumpulkan data yang mengetahui gejala-gejala yang diperoleh dari berbagai sumber data nampak mulai dari klien, teman klien, dan pacar klien. Dari hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa klien memiliki kecanduan terhadap perilaku perzinaan. Diagnosa (menetapkan 6) Memiliki kepuasan tersendiri jika masalah berdasarkan latar klien telah melakukan hubungan belakang) suami istri, yang dianggapnya sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi. Tetapi klien tidak memungkiri kalau rasa takut, gelisah masih sering muncul. Tentang kemungkinan yang akan terjadi jika klien masih terus melakukan hal itu. Prognosa (menetapkan jenis Jenis bantuan atau terapi yang bantuan) dilakukan kepada klien yaitu memberikan penyadaran diri kepada klien akan dampak-dampak negative dan kemungkin yang akan terjadi jika perzinaan terus dilakukan oleh klien. Terapi atau treatment (adalah Langkah pertama langkah pelaksanaan bantuan Konselor mengajak klien berbincang yang diberikan konselor bincang dengan menceritakan terhadap klien yaitu dengan bagaimana hubungan yang selama ini Self Regulation dijalani oleh klien dengan pacarnya. Langkah kedua Konselor meminta klien untuk menceritakan apa yang membuat klien berani melakukan hal tersebut. Langkah ketiga konselor masih tetap memintak klien untuk menceritakan apa saja yang sudah dilakukan dengan pacarnya. dilangkah ini klien mengaku bahwa klien sudah melakukan zina. Padahal didalam alqur’an sudah di jelaskan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
79
ً ِّسب يل َ اح ِّ َالزنَا إِّنَّهُ َكانَ ف َ سا َء َ شةً َو ِّ َو ََل ت َ ْق َربُوا
5
Evaluasi atau follow up
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (Al-Isra’: 32) Dalam proses konseling ini follow up atau evaluasi hal ini dilakukan untuk melihat perubahan-perubahan dalam diri klien, yakni berupa perubahan sikap yang itu telah bersama-sama dirumuskan dengan tidak adanya paksaan oleh pihak yang terkait. Alhamdulillah ada sedikit perubahan yang dihasilkan oleh klien selama proses konseling terjadi.
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa analisis proses bimbingan konseling yang dilakukan konselor dengan langkah-langkah konseling tersebut melalui identifikasi masalah, diagnosa, prognosa, treatment dan evaluasi (follow up). Dalam pemaparan teori pada tahap identifikasi masalah yakni langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berfungsi untuk mengenali kasus serta gejala-gejala yang nampak pada klien. Melihat gejala yang ada dilapangan maka peneliti menetapkan bahwa masalah yang sedang dihadapi klien adalah motivasi belajar yang sangat rendah dikarenakan sering bolos sekolah, terlambat datang kesekolah, dan mengantuk ketika pelajaran sedang berlangsung.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
80
Pemberian treatment disini memberikan pemahaman tentang surah-surah yang ada di dalam al-qur’an mengingatkan betapa pentingnya mempelajari agama dan menjauhi larangan-larangan Allah Swt. Terdapat kesesuaian dalam teori Self Regulation yang ada, maka hal ini digunakan analisis deskriptif komperatif, yaitu membandingkan antara teori dan data lapangan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini: TABLE 4.2 NO
TEORI
NO PELAKSANAAN
1.
Kualifikasi klien :
1.
a. Receiving
atau
menerima informasi
Kualifikasi klien : a) Klien
menerima
informasi
tentang dampak negatif perbuatan yang
relevan.
buruk yang dia lakukan baik dari segi agama ataupun dari segi hukum negara.
2.
b. Evaluating
atau
mengevaluasi
b) Klien di ajak oleh konselor untuk berfikir dan mengevaluasi tentang perbuatan
yang
dia
lakukan
hingga menjadi kebiasaan. 3.
c. Triggering membuat perubahan.
atau suatu
c) Setalah
mengevaluasi
setiap
perbuatan yang dilakukan oleh klien,
konselor
pertanyaan
memberikan
kepada
klien
perubahan apa yang dia inginkan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
81
setelah dia menyadari bahwa perbuatan
yang
dia
lakukan
memang bukan perbuatan yang baik buat dirinya dan juga orang lain (Fitri). 4.
d. Searching
atau
mencari solusi.
d) Setelah membuat begitu banyak perubahan yang di inginkan oleh klien, konselor mengajak klien untuk
mengikuti
majlis-majlis
yang dapat menumbuhkan fikiran jernih klien, agar klien mampu mencari solusi sesuai dengan masalah yang dihadapinya. 5.
e. Formulating atau
e) Setelah klien menemukan solusi
merancang suatu
agar masalah yang dihadapi klien
rencana.
dapat
diatasi,
membuat
maka
klien
suatu rencana agar
perubahan yang akan dilakukan sesuai dengan apa yang dia inginkan. 6.
f. Implementing
f) Klien membuat suatu rencana,
atau menerapkan
dengan membiasakan diri klien
rencana.
untuk g majlis-majlis yang berada
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
82
di rumahnya agar klien mampu mengendalikan hawa nafsu dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. 7.
g. Assessing
atau
mengukur
ke efektifan dari rencana yang
efektivitas rencana
g) Untuk mengetahui
dari yang
telah di buat.
dibuat dan dilakukan oleh klien, konselor
melihat
langsung
pelaksaan yang dilakukan oleh klien
hingga
mengikuti dilakukan
konselor kegiatan
oleh
klien
juga yang seperti:
mengikuti majlis yang ada di desa klien.
Dibawah ini adalah beberapa keterangan tentang tabel di atas yang meliputi beberapa hal diantaranya :
a. Analisis Proses Konseling 1. Dari segi teknik yang dilakukan dapat dikatakan sudah sesuai dengan teori karena meskipun dalam pelaksanaan konseling tidak semua teknik digunakan, teknik yang digunakan yakni teknik direktif konseling, karena dalam proses konseling, klien tidak aktif
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
83
sebagaimana mestinya melainkan dengan memberikan penasehatan agama,berupa penyadaran. 2. Dari langkah terapi yang dilakukan dapat dikatakan sudah sesuai dengan teori yang ada yakni terdiri dari identifikasi, diagnosis, prognosis, tretmen dan follow up. 3. Dari masalah yang ditangani juga dapat dikatakan sudah sesuai dengan teori karena pada dasarnya masalah yang ditangani tersebut adalah masalah remaja yang menyimpang dan kecanduan. Dimana didalam teori masalah yang digarap adalah masalah keluarga, perkawinan, pendidikan, pekerjaan, sosial, keagamaan, dan tentunya masalah remaja.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
84
B. Hasil pelaksanaan Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan Terhadap Perilaku Perzinaan (Studi Kasus Muda-Mudi Desa Jeruk Gamping Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo) Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang hasil akhir dari proses konseling remaja pada klien, maka di bawah ini terdapat perubahan yang terjadi dalam dri klien: TABEL 4.3 Jawaban NO Perilaku Yang Tampak
Sering
Kadang kadang
1.
Kepuasan
setelah
– Tidak pernah
√
melakuakan zina 2.
Gelisah
√
3.
Ketakutan
√
4.
Egois
5.
Pasrah
√ √
Hasil ini didapatkan oleh konselor setelah melalui pengamatan wawancara observasi. Dari hasil ini didapat dari pengamatan konselor dengan bertanya kepada Sari dan Fitri yang merupakan teman dekat dan pacar dari klien tersebut. Dan konselor juga melakukan wawancara langsung dengan klien untuk melihat perubahan yang terjadi pada diri klien.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
85
Dengan melihat tabel diatas keberhasilan dari proses self regulation yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa banyak sekali sikap dan perubahan pada diri klien. Sehingga dari beberapa perilaku dan gejala diatas, Cuma ada beberapa perilaku yang kadangkadang masih dilakukan oleh klien yaitu terfikir untuk melakukan zina karena kepuasan yang dirasakan hingga membuat klien berfikir kalau zina sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga keegoisan yang dimiliki oleh klien itu kadang-kadang juga muncul. Kemudian konselor terus menerus memberikan nasihat yang hikmahnya supa klien meningkatkan keimanan dan ketakwaan, banyak berdzikir, istighfar, lebih tawakal serta bersabar dan menerima kenyataan hidup dengan pandangan positif (dengan menyadari semua yang dialami sebagai peringatan dan ujian dari Allah SWT supaya tidak lalai dalam mengemban amanah). Sekiranya sudah memiliki kesadaran, mulai tergerak hatinya untuk berubah keseluruan total. Denagn malihat tabel analisis keberhasilan proses Tretmen Self Regulation maka dapat dikatakan bahwa upaya dalam mengatasi kecanduan terhadap perilaku perzinaan sedikit demi sedikit berhasil.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id