BAB IV ANALISIS DAN HASIL
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
4.1.Analisis Hidrograf 4.1.1. Daerah Tangkapan dan Panjang Sungai Berdasarkan keadaan kontur pada peta topografi maka dibentuk daerah tangkapan seperti berikut, beserta panjang sungai dan juga titik beratnya: Catchement Area
19,56 km2
Panjang
Panjang Sungai dari titik
Sungai
berat
10,48 km
5,62 km
`
Gambar 4.1 DAS Sungai Manau IV- 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
4.1.2. Curah hujan harian maksimum Data curah hujan diperoleh dari stasiun pengamatan di daerah Tamiai, data yang digunakan dalam analisis adalah data yang didapat dari Puslitbang Sumber Daya Air. Curah hujan harian maksimum dari tahun 2000-2015 seperti dilihat pada tabel 4.2. di bawah ini. Tabel 4.1 Keterangan Data Stasiun Hujan
Nama Pos
Tamiai
Nomor Pos
00.05.00.07
Jenis Alat
Manual
Koordinat
02 10' 19" LS-101 36' 56" BT
Elevasi
(+) 930
Provinsi
Jambi
Kota/Kabupaten
Kerinci
Kecamatan
Gunung Raya
Pengelola
BWS Sumatera VI
Didirikan oleh
DPUP Jambi
Tahun Pendirian
1986
(Sumber : Puslitbang Sumber Daya Air, Bandung Jawa Barat)
IV- 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Tabel 4.2. Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan Bulan Dalam Setahun
Rh Total
Rh Max
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
(mm)
(mm)
232,5
42
187,7
95
224,4
42
251,8
29
20 18,5 23
284,7
54
13 27,1 21 8,5
213,6
44
21 21,2
249,4
51,3
19 27,1 33 27,8 10 18,6
279,4
49,5
320,9
50
283,9
37,8
354
61,4
23 20,5
275,4
39
2012 19,5 20 14,2 23,1 8,2 33,7 38 23,9 19,5 17,1 35,3 30,8
283,3
38
2013 18,1 29,4 19,7 45,5 21
281,5
45,5
2014 29,6 15,6 26,5 22,4 43 8,4 34,5 34 29,2 22,9 45,6 21
332,7
45,6
2015 37,6 22,5 31,5 35 24,1 25,5 36,5 10
320,3
53
Tahun
2000 20,2 10,1 24 20,4 26,7 29
42 31,5 13,5 4,1 11
2001
95
9
2002
26 10,5 20,2 19 11,5 9,8 9,5
2003
24
6
19
6
5
9
7,3
23 24,5 10,4 19
11
14 10,4 6,5 8,5
6 13,5 18,4 38
27 11,5 18
2004 25,8 22,9 20,5 40
54
2005
0
44 12,3 16,2 15
20
9 23,4 38 20,5 12
11 19,5 26
2006 51,3 13
10
13 26,5 6,5 14
2007 49,5 27,6 13,5 17 22,3 14 2008 43,1 4
20
10
42
29 26,4
42 21,4 12,1 20,9 21 20,1 36,6 50 25,7 24
2009 13,3 8,5 30,8 21 4,6 27 2010
0
30
30 61,4 30,8 16,8 35,5 15,2 36
2011 24,6 21,5 38,5 26,9 11,3 9,3 25
10
20 33,8 37,8 31,5 25,6 55
26 22,1 23,7 1,5
19 16,8 39
26 13,9 29 24,4 21,9 22,6
13 15,3 53 16,3
(Sumber : Puslitbang Sumber Daya Air, Bandung Jawa Barat)
IV- 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
4.1.3. Analisis Frekuensi Curah Hujan Analisis frekuensi curah hujan ditujukan untuk mendapat tingkat curah hujan 2, 5, 10, 25, 50, dan periode ulang 100 tahun. Curah hujan metode analisis frekuensi yang digunakan dalam analisis adalah Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Gumbell, Log Pearson III. Hasil analisis untuk setiap metode tersebut kemudian dibandingkan dengan distribusi metode uji akurasi Smirnov-Kolmogorov.
A. Metode Distribusi Normal Distribusi normal atau kurva normal disebut juga distribusi Gauss.
keterangan: XT
= besarnya curah hujan yang terjadi dengan kala ulang T tahun
X
= rata-rata hitung variat
Sx
= standard deviasi
k
= faktor frekuensi (nilai variabel reduksi Gauss),
Reduksi Gauss merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang dan tipe model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk analisis peluang. Nilai faktor frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.2. (reduksi Gauss)
IV- 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL Tabel 4.3 Nilai Reduksi Gauss
(Sumber : C.D. Soemarto) Tabel 4.4 Analisis frekuensi dengan metode Distribusi Normal
No
Tahun
Rh (X₁)
42 2000 95 2001 42 2002 29 2003 54 2004 44 2005 51,3 2006 49,5 2007 50 2008 37,8 2009 61,4 2010 39 2011 38 2012 45,5 2013 45,6 2014 53 2015 Jumlah 777 (Sumber : Hasil Perhitungan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Rh ratarata (Xr) 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57
(X₁-Xr)
(X₁-Xr)^2
(X₁-Xr)^3
(X₁-Xr)^4
-7 46 -7 -20 5 -5 3 1 1 -11 13 -10 -11 -3 -3 4 0
43,148 2155,861 43,148 382,936 29,498 20,873 7,460 0,867 2,048 115,966 164,641 91,561 111,698 9,417 8,813 19,636 3207,574
-283,432 100099,320 -283,432 -7493,578 160,214 -95,366 20,374 0,808 2,932 -1248,809 2112,550 -876,124 -1180,513 -28,899 -26,165 87,012 90966,892
1861,791 4647736,550 1861,791 146639,962 870,160 435,702 55,648 0,752 4,196 13448,108 27106,651 8383,412 12476,550 88,684 77,677 385,572 4861433,207
IV- 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Dari perhitungan Tabel 4.4 di atas, maka didapatkan :
𝑆𝑥 = √
∑(𝑋1 − 𝑋𝑟)² 3207,609 =√ = 14,623 𝑛−1 16 − 1
𝐶𝑣 =
𝑆𝑥 14,623 = = 0,301 𝑋𝑟 48,57
𝐶𝑠 =
𝑛 𝑥 (𝑋1 − 𝑋𝑟)3 (𝑛 − 1) 𝑥 (𝑛 − 2) 𝑥 𝑆𝑥 3
=
𝐶𝑘 =
=
16 𝑥 (90966,892)3 = 2,216 (16 − 1) 𝑥 (16 − 2) 𝑥 14,623³ 𝑛²𝑥(𝑋1 − 𝑋𝑟)⁴ (𝑛 − 1)𝑥(𝑛 − 2)𝑥(𝑛 − 3)𝑥𝑆𝑥⁴ 16²𝑥4861433,207 = 9,969 (16 − 1)𝑥(16 − 2)𝑥(16 − 3)𝑥14,623⁴
Dari hasil perhitungan di atas, maka hasil rekapitulasi perhitungan di atas dapat dilihat sebagai berikut.
Standar Deviasi (Sx)
14,623
Koefisien Skewness (Cs)
2,216
Pengukuran Kurtosis (Ck)
9,969
koefisien Variasi (CV)
0,301
IV- 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
B. Metode Distribusi Log Normal Distribusi log normal adalah transformasi distribusi normal, yang mengubah variabel x terhadap logaritma x. Untuk parameter log metode normal persamaan transformasi dinyatakan sebagai:
keterangan: X
= nilai variat pengamatan
Slog X
= standart deviasi dari logaritma
n
= jumlah data
log X
= logaritma rata-rata
k
= karakteristik dari distribusi log normal.
Nilai K dapat diperoleh dari tabel yang merupakan fungsi dari periode ulang dan nilai koefisien variasinya (Cv). Dimana: Cv = Sx/x
IV- 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Tabel 4.5 Faktor frekuensi k metode distribusi Log Normal.
(Sumber : C.D. Soemarto)
Tabel 4.6 analisis frekuensi dengan metode distribusi Log Normal
No
Tahun
Rh log (Xi)
Rh log rata-rata (Xr) 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677
1 2000 1,623 2 2001 1,978 3 2002 1,623 4 2003 1,462 5 2004 1,732 6 2005 1,643 7 2006 1,710 8 2007 1,695 9 2008 1,699 10 2009 1,577 11 2010 1,788 12 2011 1,591 13 2012 1,580 14 2013 1,658 15 2014 1,659 16 2015 1,724 Jumlah 26,744 (Sumber : Hasil Perhitungan)
(log Xi-Xr)
(log XiXr)^2
(log XiXr)^3
(log XiXr)^4
-0,054 0,301 -0,054 -0,215 0,055 -0,033 0,033 0,018 0,022 -0,099 0,111 -0,086 -0,097 -0,019 -0,018 0,047 0
0,003 0,090 0,003 0,046 0,003 0,001 0,001 0,000 0,000 0,010 0,012 0,007 0,009 0,000 0,000 0,002 0,190
0,000 0,027 0,000 -0,010 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,001 0,001 -0,001 -0,001 0,000 0,000 0,000 0,016
0,000 0,008 0,000 0,002 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,011
IV- 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
𝑆𝑥 = √
𝐶𝑣 =
∑(𝑙𝑜𝑔𝑋1 − 𝑋𝑟)² 0,190 =√ = 0,113 𝑛−1 16 − 1
𝑆𝑥 0,113 = = 0,1 𝑋𝑟 1,667
𝑛 𝑥 (𝑙𝑜𝑔𝑋1 − 𝑋𝑟)3 𝐶𝑠 = (𝑛 − 1) 𝑥 (𝑛 − 2) 𝑥 𝑆𝑥 3
=
𝐶𝑘 =
=
16 𝑥 (0,016)3 = 1,030 (16 − 1) 𝑥 (16 − 2) 𝑥 0,113³ 𝑛²𝑥(𝑙𝑜𝑔𝑋1 − 𝑋𝑟)⁴ (𝑛 − 1)𝑥(𝑛 − 2)𝑥(𝑛 − 3)𝑥𝑆𝑥⁴ 12²𝑥(0,011)⁴ = 6,281 (16 − 1)𝑥(16 − 2)𝑥(16 − 3)𝑥0,113⁴
Dari hasil perhitungan di atas, maka hasil rekapitulasi perhitungan di atas dapat dilihat sebagai berikut.
Standar Deviasi (Sd)
0,113
Koefisien Skewness (Cs)
1,030
Pengukuran Kurtosis (Ck)
6,281
koefisien Variasi (CV)
0,1
C. Metode Distribusi Gumbel Metode distribusi Gumbel adalah salah satu metode yang paling sering digunakan dan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
IV- 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
keterangan: XT
= besarnya curah hujan yang terjadi dengan kala ulang T tahun
X
= rata-rata x maksimum dari seri data Xi
k
= faktor frekuensi
Yn, Sn
= besaran yang mempunyai fungsi dari jumlah pengamatan
Yt
= reduksi sebagai fungsi dari probabilitas
n
= jumlah data
Hasil analisis frekuensi dengan metode ini dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Hubungan periode ulang T dengan Reduksi Varian dari Variabel Yn T
Yn
2
0.3665
5
1.4999
10
2.2504
25
3.1985
50
3.9019
100
4.6001
IV- 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Tabel 4.8 Analisis Frekuensi dengan Metode Distribusi Gumbel
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah
Rh (X₁)
Rh ratarata (Xr)
42 95 42 29 54 44 51,3 49,5 50 37,8 61,4 39 38 45,5 45,6 53
48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57 48,57
777
(X₁-Xr)
(X₁-Xr)^2
(X₁-Xr)^3
(X₁-Xr)^4
-7 46 -7 -20 5 -5 3 1 1 -11 13 -10 -11 -3 -3 4 0
43,148 2155,861 43,148 382,936 29,498 20,873 7,460 0,867 2,048 115,966 164,641 91,561 111,698 9,417 8,813 19,636 3207,574
-283,432 100099,320 -283,432 -7493,578 160,214 -95,366 20,374 0,808 2,932 -1248,809 2112,550 -876,124 -1180,513 -28,899 -26,165 87,012 90966,892
1861,791 4647736,550 1861,791 146639,962 870,160 435,702 55,648 0,752 4,196 13448,108 27106,651 8383,412 12476,550 88,684 77,677 385,572 4861433,207
(Sumber : Hasil Perhitungan)
𝑆𝑥 = √
∑(𝑋1 − 𝑋𝑟)² 3207,609 =√ = 14,623 𝑛−1 16 − 1
𝐶𝑣 =
𝑆𝑥 14,623 = = 0,301 𝑋𝑟 48,57
𝐶𝑠 =
𝑛 𝑥 (𝑋1 − 𝑋𝑟)3 (𝑛 − 1) 𝑥 (𝑛 − 2) 𝑥 𝑆𝑥 3
=
𝐶𝑘 =
=
16 𝑥 (90966,892)3 = 2,216 (16 − 1) 𝑥 (16 − 2) 𝑥 14,623³ 𝑛²𝑥(𝑋1 − 𝑋𝑟)⁴ (𝑛 − 1)𝑥(𝑛 − 2)𝑥(𝑛 − 3)𝑥𝑆𝑥⁴ 16²𝑥4861433,207 = 9,969 (16 − 1)𝑥(16 − 2)𝑥(16 − 3)𝑥14,623⁴ IV- 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Dari hasil perhitungan di atas, maka hasil rekapitulasi perhitungan di atas dapat dilihat sebagai berikut.
Standar Deviasi (Sx)
14,623
Koefisien Skewness (Cs)
2,216
Pengukuran Kurtosis (Ck)
9,969
koefisien Variasi (CV)
0,301
D. Metode Distribusi Log Pearson Type III Persamaan distribusi log pearson III dapat dinyatakan sebagai berikut:
Nilai X bagi setiap probabilitas dihitung dari persamaan:
keterangan: log X
= logaritma rata-rata
Slog X
= standart deviasi dari logaritma
Cs
= koefisien kemencengan
k
= faktor frekuensi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV- 12
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
n
= jumlah dataketerangan:
XT
= besarnya curah hujan yang terjadi dengan kala ulang T tahun
X
= rata-rata hitung variat
Sx
= standard deviasi
k
= faktor frekuensi (nilai variabel reduksi Gauss)
Tabel 4.9 faktor frekuensi k metode distribusi Log Pearson 3.
IV- 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Tabel 4.10 Analisis frekuensi dengan metode Log Pearson III
No
Tahun
Rh log (Xi)
1 2000 2 2001 3 2002 4 2003 5 2004 6 2005 7 2006 8 2007 9 2008 10 2009 11 2010 12 2011 13 2012 14 2013 15 2014 16 2015 Jumlah
1,623 1,978 1,623 1,462 1,732 1,643 1,710 1,695 1,699 1,577 1,788 1,591 1,580 1,658 1,659 1,724 26,744
Rh log rata-rata (Xr) 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677 1,677
(log Xi-Xr)
(log XiXr)^2
(log XiXr)^3
(log XiXr)^4
-0,054 0,301 -0,054 -0,215 0,055 -0,033 0,033 0,018 0,022 -0,099 0,111 -0,086 -0,097 -0,019 -0,018 0,047 0
0,003 0,090 0,003 0,046 0,003 0,001 0,001 0,000 0,000 0,010 0,012 0,007 0,009 0,000 0,000 0,002 0,190
0,000 0,027 0,000 -0,010 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,001 0,001 -0,001 -0,001 0,000 0,000 0,000 0,016
0,000 0,008 0,000 0,002 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,011
(Sumber : Hasil Perhitungan)
𝑆𝑆𝑥 = √
𝐶𝑣 =
∑(𝑙𝑜𝑔𝑋1 − 𝑋𝑟)² 0,190 =√ = 0,113 𝑛−1 16 − 1
𝑆𝑥 0,113 = = 0,1 𝑋𝑟 1,667
𝑛 𝑥 (𝑙𝑜𝑔𝑋1 − 𝑋𝑟)3 𝐶𝑠 = (𝑛 − 1) 𝑥 (𝑛 − 2) 𝑥 𝑆𝑥 3 16 𝑥 (0,016)3 = = 1,030 (16 − 1) 𝑥 (16 − 2) 𝑥 0,113³
𝐶𝑘 =
=
𝑛²𝑥(𝑙𝑜𝑔𝑋1 − 𝑋𝑟)⁴ (𝑛 − 1)𝑥(𝑛 − 2)𝑥(𝑛 − 3)𝑥𝑆𝑥⁴ 12²𝑥(0,011)⁴ = 6,281 (16 − 1)𝑥(16 − 2)𝑥(16 − 3)𝑥0,113⁴
IV- 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Dari hasil perhitungan di atas, maka hasil rekapitulasi perhitungan di atas dapat dilihat sebagai berikut.
Standar Deviasi (Sd)
0,113
Koefisien Skewness (Cs)
1,030
Pengukuran Kurtosis (Ck)
6,281
koefisien Variasi (CV)
0,1
Tabel 4.11 Rekapitulasi Analisis Frekuensi Curah Hujan Rencana
Analisa Frekuensi Curah hujan rencana(mm)
Periode ulang
Normal
Log Normal
Gumbel
1
2
48,569
45,352
53,928
Log Pearson 3 47,801
2
5
60,852
57,928
70,502
60,600
3
10
67,286
66,994
81,477
67,729
4
25
73,545
79,277
95,341
80,066
5
50
78,546
88,783
105,627
81,016
6
100
82,641
99,019
115,837
85,934
No
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Tabel 4.12 menunjukkan beberapa parameter yang menjadi syarat penggunaan suatu metode distribusi. Dari tabel tersebut ditunjukkan beberapa nilai Cs dan Ck yang menjadi persyaratan dari penggunaan beberapa jenis metode distribusi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV- 15
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Tabel 4.12 Syarat Penggunaan Jenis Sebaran
No
Jenis Sebaran
Syarat
Hasil
Keterangan
1
Metode Normal
Cs=0
2,216
Tidak
Ck = 3
9,969
Tidak
Cs = 3Cv + Cv3
1,03
Tidak
Cs = 1,031
1,03
Tidak
Cv = 0
0,067
Tidak
Ck ≤ 5,4002
9,969
Tidak
Cs ≤ 1,139
2,216
Tidak
Cs ≠ 0
1,03
Memenuhi
2
Log Normal
3
Gumbel
4
Log Pearson III
Dari keempat metode yang digunakan di atas yang paling mendekati adalah sebaran metode Log Pearson III dengan nilai Cs = 1,030 memenuhi persyaratan Cs ≠ 0 dan nilai Ck = 6,281 yang memenuhi persyaratan Ck= 1,5 Cs2 + 3. Dari jenis sebaran yang telah memenuhi syarat tersebut perlu diuji kecocokan sebarannya dengan beberapa metode. Hasil uji kecocokan sebaran menunjukkan distribusinya dapat diterima dan nilai xTr serta nilai K yang akan dipakai dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut: Tabel 4.13 Nilai Analisa Frekuensi Curah Hujan
Tr
KTr
2
-0,052525048
5
0,822737476
10
1,310262524
25
2,153892281
50
2,218890776
100
2,555204902
XTr 47,801 60,600 67,729 80,066 81,016 85,934
IV- 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
4.1.4. Uji Keselarasan Distribusi Uji keselarasan dimaksudkan untuk menentukan persamaan distribusi peluang yang telah dipilih dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pada tes ini yang diamati adalah nilai hasil perhitungan yang diharapkan dengan metode smirnov kolmogorof.
A. Uji Sebaran dengan Metode Smirnov Kolmogorof Metode smirnov kolmogorof dikenal juga dengan uji kecocokan non parametric pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu. Prosedurnya sebagai berikut: 1. Urutkan data dari besar ke kecil atau sebaliknya dan tentukan peluangnya dari masing-masing data tersebut. 2. Tentukan nilai variabel reduksi f(t) f(t)=(xtr-xrt)/sd 3. Tentukan peluang teoritis P’(Xi) dari nilai f(t) dengan tabel. 4. Dari kedua nilai peluang tersebut tentukan selisih antara pengamatan dan peluang teoritis. D maks= maksimal P(Xi) – P’(Xi). 5. Berdasarkan tabel nilai kritissmirnov kolmogorof tentukan harga Do lihat table 4.14.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV- 17
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Tabel 4.14 Nilai kritis (Do) Uji Smirnov kolmogorof
Analisis perhitungan uji keselarasan smirnov kolmogorof untuk distribusi normal, distribusi log normal, distribusi gumbel, dan distribusi log pearson type III dapat dilihat pada tabel = 4.15. dengan standart deviasi nilai a = 5%
Tabel 4.15 Uji Smirnov Kolmogorof untuk Distribusi Log Pearson III
Tr (tahun)
XTr
m
2 5 10 25 50 100
47,80 60,60 67,73 80,07 81,02 85,93
1 2 3 4 5 6
n nilai rata-rata x (Xrt) standart deviasi (Sd)
P(xi)=m/(n+1) P(x) = 1-P(xi) 0,14 0,29 0,43 0,57 0,71 0,86
0,86 0,71 0,57 0,43 0,29 0,14
f(t)=(XTrXrt)/sd -1,56 -0,68 -0,19 0,65 0,72 1,06
6 =
70,52
=
14,569
p'(xi) = m/(n1) 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20
P'(x) = 1p'(xi)
D = P(x)P'(x)
0,80 0,60 0,40 0,20 0,00 -0,20
0,06 0,11 0,17 0,23 0,29 0,34
D max 0,34
D kritis <
0,35
diterima
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel-tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa curah hujan rencana yang dipakai berdasarkan metode log pearson III dan hipotesa dapat diterima.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV- 18
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
4.1.5. Perhitungan Intensitas Curah Hujan Curah hujan dalam jangka pendek dinyatakan dalam intensitas per jam yang disebut dengan intensitas curah hujan. Hujan dalam intensitas yang besar umumnya terjadi dalam waktu yang pendek. Hubungan intensitas hujan dengan waktu hujan banyak dirumuskan, yang pada umumnya tergantung pada parameter setempat. Intensitas curah hujan rata-rata digunakan sebagai parameter perhitungan debit. A. Metode Dr. Mononobe Perhitungan intensitas curah hujan ini menggunakan metode Dr. Mononobe yang merupakan sebuah variasi dari persamaan-persamaaan curah hujan jangka pendek, persamaannya sebagai berikut: I = R/24 x 24/t^2/3 Dimana: I = intensitas curah hujan (mm/jam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm) Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV- 19
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Tabel 4.16 Perhitungan intensitas curah hujan berdasarkan metode Dr. Mononobe
t (jam) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
R2 47,80 16,59 10,45 7,97 6,58 5,67 5,02 4,53 4,14 3,83 3,57 3,35 3,16 3,00 2,85 2,73 2,61 2,51 2,41 2,33 2,25 2,18 2,11 2,05 1,99
R5 60,60 21,03 13,25 10,11 8,34 7,19 6,37 5,74 5,25 4,86 4,53 4,25 4,01 3,80 3,62 3,45 3,31 3,18 3,06 2,95 2,85 2,76 2,68 2,60 2,52
R10 67,73 23,51 14,80 11,30 9,32 8,03 7,11 6,42 5,87 5,43 5,06 4,75 4,48 4,25 4,04 3,86 3,70 3,55 3,42 3,30 3,19 3,08 2,99 2,90 2,82
R25 80,07 27,79 17,50 13,35 11,02 9,50 8,41 7,59 6,94 6,42 5,98 5,61 5,30 5,02 4,78 4,56 4,37 4,20 4,04 3,90 3,77 3,65 3,54 3,43 3,34
R50 81,02 28,12 17,71 13,51 11,15 9,61 8,51 7,68 7,02 6,49 6,05 5,68 5,36 5,08 4,84 4,62 4,42 4,25 4,09 3,94 3,81 3,69 3,58 3,47 3,38
R100 85,93 29,82 18,78 14,33 11,83 10,19 9,03 8,14 7,45 6,89 6,42 6,02 5,69 5,39 5,13 4,90 4,69 4,51 4,34 4,18 4,04 3,91 3,79 3,68 3,58
IV- 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Grafik Intensitas Curah Hujan Metode Dr. Mononobe 35,00
Intensitas (mm)
30,00 25,00 R2 20,00
R5 R10
15,00
R25
10,00
R50 5,00
R100
0,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
t (jam) Gambar 4.2 Grafik Intensitas Curah Hujan Metode Dr. Mononobe
4.1.6. Analisis Hidrograf Debit Banjir Rencana Metode penentuan debit banjir rencana akan dilakukan dengan dua cara yaitu Metode Nakayasu dan Metode Haspers
4.1.6.1. Analisis Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu Persamaan umum hidrograf satuan sintetik Nakayasu adalah sebagai berikut:
Parameter-parameter yang diperlukan dalama perhitungan adalah sebagai berikut: Karakter DAS meliputi: -
Luas DAS (A total)
19,56 km2 IV- 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
-
Panjang sungai (L)
10,48 km
-
Koeffisien (a)
1
-
Hujan Netto Satuan
1 mm/jam
-
Run off Coefficient (C)
0,526
Parameter-parameter hidrograf: -
Waktu konsentrasi (Tg)
0,21*L^0,7 0,21*10,48^0,7 1,087 jam
-
Durasi hujan standart (Tr)
0,75*Tg 0,75*1,087 0,815 jam
-
T0.8
0,8*Tr 0,8*0,815 0,652 jam
-
Waktu konsentrasi (Tp)
Tg+0,8Tr 1,087+0,8(0,815) 1,740 jam
-
Debit puncak (Qp)
CAR/3,6(0,3Tp+0,3) (0,526*19,56*1)/3,6(0,3*1,740+0,3) 1,775 m3/detik
-
Aliran dasar (Qb)
0.475 A^0.6444 D^0.943 1,791 m3/detik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV- 22
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Tabel 4.17 Perhitungan Debit Banjir Metode Nakayasu
T
Tr 2 thn
Tr 5 thn
Tr 10 thn
Tr 25 thn
Tr 50 thn
Tr 100 thn
(jam) 0 1
m3/det 1,791808 5,718698
m3/det 1,791808 6,731659
m3/det 1,791808 7,295882
m3/det 1,791808 8,272233
m3/det 1,791808 8,347457
m3/det 1,791808 8,736681
2 3 4 5
51,99662 34,76627 23,60006 19,70342
64,95683 43,39981 29,36477 24,44893
72,17573 48,20873 32,57575 27,0922
84,66755 56,53026 38,13212 31,6662
85,63 57,1714 38,56022 32,01861
90,60988 60,48878 40,77528 33,84204
6
16,91399
20,92893
23,16528
27,03512
27,33328
28,876
7 8
14,43033 8,269955
17,79131 9,988905
19,66339 10,94637
22,9029 12,60319
23,15249 12,73084
24,44392 13,39134
9 10 11 12 13 14 15 16
5,566785 4,345745 3,519658 2,960775 2,582665 2,326858 2,153793 2,036706
6,566992 5,022429 3,977464 3,2705 2,792208 2,468623 2,249703 2,101594
7,124111 5,399345 4,232464 3,443019 2,908925 2,547586 2,303125 2,137737
8,08817 6,051572 4,673725 3,741551 3,110895 2,684228 2,395569 2,200279
8,162447 6,101824 4,707722 3,764552 3,126456 2,694756 2,402692 2,205098
8,54677 6,361835 4,883632 3,883562 3,206971 2,749228 2,439545 2,23003
17 18 19 20 21
1,957493 1,903901 1,867644 1,843114 1,826519
2,001392 1,933601 1,887737 1,856708 1,835716
2,025844 1,950144 1,898929 1,86428 1,840839
2,068157 1,97877 1,918296 1,877383 1,849703
2,071417 1,980976 1,919788 1,878392 1,850386
2,088285 1,992388 1,927509 1,883616 1,85392
22
1,815292
1,821514
1,82498
1,830977
1,831439
1,83383
23 24
1,807696 1,802557
1,811905 1,805405
1,81425 1,806991
1,818308 1,809736
1,81862 1,809948
1,820238 1,811042
(Sumber : Hasil Perhitungan)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV- 23
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Hidrograf Banjir Nakayasu 100 90 80
Q (m3/detik)
70 2 Tahunan
60
5 Tahunan
50
10 Tahunan
40
25 Tahunan
30
50 Tahunan 100 Tahunan
20 10 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 T (jam)
Gambar 4.3 Hidrograf Banjir Metode Nakayasu
4.1.6.2. Analisis Hidrograf Metode Empiris Haspers Metode ini digunakan untuk memperkirakan harga debit banjir secara kasar dan cepat. Juga digunakan untuk memeriksa hasil yang didapat dengan perhitungan Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu. Perhitungan disajikan sebagaimana berikut :
Luas Daerah Aliran Sungai (A)
= 19,56 Km²
Panjang Sungai Utama (L)
= 10,48 km
Kemiringan Sungai (I)
= 0,05
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV- 24
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Persamaan Metode Haspers adalah : Qn
a.
b.
Waktu Kosentrasi (Time Concentracion) t
= 0,1 . L0,8 . So-0,3
t
= 0,1 . 10,480,8 . 0,05-0,3
t
= 1,60
Koefisien Pengaliran (Coefficien Run Off)
α c.
= α . β . qn . f
= 0,685
Koefisien Reduksi
= 1,264
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Metode Empiris Haspers
47,800 60,600 67,730 80,070 81,020
Hujan rT 48,800 61,600 68,730 81,070 82,020
142,130
143,130 19,560 0,685
R24
f (km)
α
19,560 19,560 19,560 19,560 19,560
0,685 0,685 0,685 0,685 0,685
I (mm/jam) 5,042 6,392 7,144 8,446 8,546
T
1/β
β
1,807 1,807 1,807 1,807 1,807
1,264 1,264 1,264 1,264 1,264
14,992
1,807
1,264
http://digilib.mercubuana.ac.id/
0,791 0,791 0,791 0,791 0,791
qn (m3/km2/dtk) 7,504 9,472 10,568 12,466 12,612
Q (m3/dtk) 79,481 100,328 111,941 132,039 133,586
0,791
22,008
233,117
IV- 25
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana Debit Banjir Rencana
No
Periode Ulang (Tahun)
Metode Nakayasu
Metode Haspers
1 2 3 4 5 6
2 5 10 25 50 100
51,997 64,957 72,176 84,668 85,630 90,610
79,481 100,328 111,941 132,039 133,586 233,117
Q rencana 79,481 100,328 111,941 132,039 133,586 233,117
Berdasarkan rekapitulasi hasil perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa debit banjir rencana yang akan digunakan untuk perhitungan dimensi hidrolis bendung adalah debit banjir metode Haspers, dengan debit banjir sebesar 233,117
http://digilib.mercubuana.ac.id/
m3/dtk
IV- 26
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
4.2 Analisis Hidrolika 4.2.1 Menentukan Elevasi Mercu Bendung Data data dari perencanaan bendung yang didapat adalah sebagai berikut:
Elevasi mercu bendung
: +107
Elevasi dasar sungai
: +101
Tinggi mercu bendung
: +6 m
Elevasi hulu sungai
: +125
Elevasi hilir sungai
: +74
Panjang sungai
: 10,48 km
Kemiringan Sungai
: 0,012
Debit banjir rencana (Q100)
: 233,17 m3/dt
4.2.2 Menentukan Muka Air Banjir (MAB) Rencana pada Hilir Bendung Diketahui : -
Debit banjir rencana (Q100)
= 233,117 m3/dt
-
Kemiringan sungai
= 0,012
Angka kekasaran manning (n) Besarnya nilai n dapat diperkirakan, dengan melihat keadaan sekitar lokasi bendung, maka diambil kekasaran manning (n) sebesar = 0,025. Perhitungan tinggi air banjir rencana di hilir bendung dapat dihitung dengan menggunakan persamaan kecepatan aliran manning sebagai berikut: V = 1/n x R2/3 x i1/2 R = F/O
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV- 27
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
F = (b+m.h) x h O = b + 2.h √1+m2 Q=VxF Dimana : Q = Besarnya debit banjir rencana (m3/dt) V = Kecepatan aliran (m/dt) F = Luas penampang basah (m2) O = Keliling basah saluran (m) i = Kemiringan rata-rata saluran n = Angka kekasaran manning b = Lebar dasar saluran rata-rata (m) m = kemiringan tebing (sungai) Pada perencanaan bendung ini, profil sungai dinormalisasikan dan dianggap trapesium dengan : -
Sungai (kemiringan tebing)
: m = 1:1
-
Lebar dasar sungai
: b = 50 meter
-
Kemiringan dasar sungai
: i = 0,012
-
Koefisien kekasaran manning : n = 0,025
Dengan menentukan berbagai nilai h (tinggi air) dapat dihitung nilai dari F, O, R, V, dan Q untuk memudahkan perhitungan. Maka perhitungan dilakukan dalam bentuk tabel seperti yang tercantum pada tabel 4.21 di bawah ini dengan perhitungan coba-coba untuk mencari nilai ketinggian h tertentu, sehingga diperoleh debit banjir rencana.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV- 28
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Tabel 4.20 Perhitungan Debit Banjir Rencana Lebar sungai (m) 50 50 50 50 50 50
h (m)
i
n
m
F (m²)
O (m)
R (m)
V (m/dt)
Q (m³/dt)
1,55 1,65 1,75 1,85 1,95 2
0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12
0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025
1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
81,104 86,584 92,094 97,634 103,204 106,000
55,589 55,949 56,310 56,670 57,031 57,211
1,459 1,548 1,635 1,723 1,810 1,853
1,703 1,916 2,140 2,375 2,620 2,746
138,115 165,887 197,067 231,835 270,369 291,103
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Dari perhitungan coba-coba di atas didapat nilai tinggi air banjir rencana (h) adalah 1,95 meter dengan debit banjir (Q) 270,369 m3/dt. Dikarenakan Qawal = 233,117 m3/dt < Qrencana = 270,369 m3/dt, maka diambil h adalah 1,95 meter. Dari perhitungan tersebut maka didapat: -
Elevasi dasar sungai
= +101
-
Tinggi air banjir rencana hilir
= +1,95
-
Elevasi MAB di hilir bendung
= (+101) + (+1,95) = +102,95
4.2.3 Menentukan Lebar Bendung Untuk menghitung lebar efektif bendung digunakan rumus sebagai berikut: Be = Bn – 2(n.Kp + Ka) H1 Dimana : Be = Lebar efektif bendung (m) Bn = Lebar bersih bendung, yaitu lebar total dikurangi jumlah lebar pilar n = Jumlah pilar Kp = Koefisien kontraksi pilar Ka = Koefisien kontraksi pangkal bendung
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV- 29
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
H1 = Tinggi energi Adapun harga-harga dari parameter di atas adalah: Bt = 50 m n=1x1m B intake = 2 m Bn = 50 – (1.1 + 2) = 47 m Kp = 0,02 Ka = 0,10 Jadi, Be = Bn – 2 (n.Kp+Ka)H1 Be = 47 – 2 (1.0,02 + 0,1) H1 Be = 47 – 0,24 H1
4.2.4 Menentukan Muka Air Banjir (MAB) di Atas Mercu Bendung Yang dimaksud dengan muka air banjir di atas mercu adalah muka air banjir yang terjadi di atas mercu pada waktu terjadi debit maksimum dan muka air tersebut belum berubah bentuknya menjadi melengkung ke bawah. Perhitungan tinggi muka air banjir di atas mercu menggunakan persamaan debit bendung dengan mercu bulat adalah sebagai berikut: Q = Cd. 2/3 (√2/3.g) Be . H11,5 Dimana : Q = Debit rencana = 270,369 m3/dt Cd = Koefisien debit (Cd = C0,C1.C2) Direncanakan p/H1 ≥ 1,5 dan r = 0,5H1, maka didapat H1/r = 2, dari tabel didapat nilai C0 = 1,33. Diasumsikan C1 dan C2 = 1.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV- 30
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Gambar 4.4 Harga Koefisien C0 fungsi H1/r
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/dt2) Be = Lebar bendung (47 – 0,24 H1) H1 = Tinggi energi Perhitungan : 107,519 = 1,33 x 2/3 x √2/3 g x (47 – 0,24 H1) H11,5 47,44 = 47 H11,5 – 0,24 H12,5 Dengan cara coba-coba diperoleh H1=1 m, maka didapat Be = 47 – 0,24 H1 = 47 – 0,24 (1) = 46,76 m Dari hasil perhitungan di atas maka dapat ditentukan elevasi muka air banjir dan tinggi air di atas mercu yaitu: Elevasi muka air banjir = elevasi mercu + H1 = (+108) + 1 = +109 Untuk menentukan tinggi air di atas mercu dapat dicari dengan persamaan Hd = H1 – k. Dimana :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV- 31
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
𝑘=
𝑣2 𝑄 107,519 dengan 𝑣 = = = 2,25 𝑚/𝑑𝑡 2 .𝑔 𝐵𝑒 . 𝐻1 47,76 . 1
2,252 = 0,26 𝑚 𝑘= 2 . 9,8 Jadi tinggi di atas air mercu adalah : Hd = 1 – 0,26 = 0,74 m 4.2.5 Menentukan Dimensi Mercu Bendung Pada perencanaan bendung ini, tipe mercu bendung yang digunakan adalah mercu tipe bulat dengan menggunakan pasangan batu, sehingga jari-jari mercu bendung (r) = 0,1 H1 sampai 0,7 H1, maka didapat: r = 0,5 H1 = 0,5 (1) = 0,5 m
4.2.6 Menentukan Tipe Kolam Olak Tipe kolam olak yang akan direncanakan di sebelah hilir bangunan bergantung pada energi yang masuk, yang dinyatakan dengan bilanganbilangan Froude dan pada bahan konstruksi kolam olak. Dalam perhitungan kolam olak ini, direncanakan pada saat banjir dengan Q100 untuk mengecek apakah diperlukan kolam olak atau tidak, maka perlu dicari nilai Froude (Fr). Persamaan ∶ 𝐹𝑟 =
𝑣1 √𝑔 . 𝑦1
Dimana : Fr = Bilangan Froude v1 = kecepatan awal loncatan g = percepatan gravitasi (9,8 m/dt2)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV- 32
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
y1 = kedalaman air diawal loncat air q = debit per satuan lebar Perhitungan : z = tinggi jatuh = 107 - 102,95 = 4,05 m 𝑣1 = √2 . 𝑔 (0,5𝐻1 + 𝑧) = √2 . 9,8 (0,5 . 1 + 4,05) = 7,3 𝑚/𝑑𝑡 𝑦1 = =
𝑞 𝑄100 = 𝑣1 𝑣1 . 𝐵𝑒 107,519 = 0,31 10,9 . 46,76
q = y1 . v1 = 0,31 . 7,3 = 2,26 Maka didapat : 𝐹𝑟 =
=
𝑣1 √𝑔 . 𝑦1 7,3 √9,8 . 0,31
= 4,1
y2 = kedalaman air diatas ambang ujung maka y2 = y1 / 2 . (√1 + 8 . 𝐹𝑟 2 – 1) = 0,31 / 2 . (√1 + 8 . 4,12 – 1) = 1,65 m Dari hasil perhitungan di dapat Fr = 3,4 – 4,5 maka berdasarkan KP 04, kolam olak yang direncanakan dengan kolam olak tipe Vlugter.
IV- 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
4.2.7 Menentukan Dimensi Kolam Olak Perhitungan Kolam olak Tipe Vlugter adalah sebagai berikut: 3
hc = kedalaman kritis = √𝑞 2 /𝑔 3
hc = √2,262 /9,8 = 0,80 m z/hc = 5,5 / 0,80 =6,87 untuk 2,0 , z/hc ≤15, maka : t = 3,0 hc + 0,1 z = 3,0 (0,80) + 0,1 (5,5) = 2,95m ~ 3 m a = 0,28 . hc√ℎ𝑐 /𝑧 = 0,28 . 0,80 √0,80/5,5 = 0,08 m ~ 0,1 m D = R = L = z + t – H1 = 5,5 + 3 -1 = 7,5 m.
Untuk menentukan tebal lantai kolam olak harus ditinjau pada 2 kondisi, yaitu kondisi air normal dan kondisi air banjir. Maka persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut: t ≥ s(Px −Wx )/γpas Dimana : t = tebal lantai kolam olak s = faktor keamanan = 1,25 Wx = kedalaman air γpas = berat jenis pasangan batu kali = 2,2 t/m2 Px = uplift presseure = Hx – ((Lx/L) . ∆H) . γw (t/m2), dengan γw = 1 t/m2 IV- 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
Hx = tinggi muka air di hulu bendung ∆H = perbedaan tinggi di hulu dan hilir bendung
Lx = panjang creep line = 10 m L = panjang total creep line = 17 m Perhitungan : Kondisi air normal Wx = 0 Hx = 5,4 m ∆H = 4,55
Px = Hx – ((Lx/L) . ∆H) = 5,4 – ((10/17) . 4.55) . 1 = 2,72 t/m2
Maka, t ≥ s(Px −Wx )/γpas t ≥ 1,5 (2,72 – 0)/2,2 t ≥ 1,85 m ≈ 2 m Kondisi air banjir Wx = y1 = 0,31 m Hx = 6,4 m ∆H = 5,55
Px = Hx – ((Lx/L) . ∆H) = 6,4 – ((10/17) . 5.55) . 1 = 3,13 t/m2
Maka, t ≥ s(Px −Wx )/γpas t ≥ 1,5 (3,13 – 0,31)/2,2 t ≥ 1,92 m ≈ 2 m Jadi dari hasil perhitungan didapat tebal kolam olak adalah 2 m.
IV- 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV ANALISIS DAN HASIL
4.2.8 Gambar Dimensi Bendung -
Elevasi dasar sungai =+101
-
Lebar kolam olak =7,5 m
-
Elevasi tinggi bendung =+107
-
Elevasi dasar kolam olak =98,5
-
Tinggi MAB pada mercu bendung = 0,74 m
-
Elevasi tebal kolam olak =+100,5
Gambar 4.5 Dimensi Bendung
IV- 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/