37 BAB IV ANALISI HASIL
4.1
Gambaran Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengambil seluruh Andikpas baru sebanyak 43
orang. Karakteristik sampel yang diambil memiliki usia kisaran 14-19 tahun yang masih tergolong remaja dan memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Berikut beberapa gambaran profil dari responden peneliti.
4.1.1
Gambaran Usia Subjek Tabel 4.1 Gambaran Usia Subjek Usia
Frekuensi
Persentase
14
1
2.3 %
15
5
11.6 %
16
9
21 %
17
21
48.8 %
18
6
14 %
19
1
2.3 %
Total
43
100 %
Sumber: Data Olahan Peneliti
37
38 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa subjek terbanyak berusia 17 tahun sebanyak 21 orang (48.8 %), 16 tahun sebanyak 9orang (21 %), 18 tahun sebanyak 6 orang (14 %), 15 tahun sebanyak 5 orang (11.6 %), 14 tahun sebanyak 1 orang (2.3 %), dan 19 tahun sebanyak 1 orang (2.3 %).
4.1.2
Gambaran Tingkat Pendidikan Subjek Tabel 4.2 Gambaran Tingkat Pendidikan Subjek Pendidikan
Frekuensi
Persentase
SD
7
16,4 %
SMP
15
34,7 %
SMA
11
25,7 %
SMK
6
14 %
STM
1
2,3 %
Tidak diketahui
3
6,9 %
Total
43
100 %
Sumber: Data Olahan Peneliti Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak memiliki tingkat pendidikan SMP sebanyak 15 orang (34,7 %), SMA sebanyak 11 orang (25,7 %), SD sebanyak 7 orang (16,4 %), SMK sebanyak 6 orang (14 %), Tidak diketahui sebanyak 3 orang 6,9 %), dan STM sebanyak 1 orang (2.3 %).
39 4.2
Gambaran Perolehan Skor Alat Ukur Depresi Kuesioner depresi menggunakan skala Likert dengan skor 1 – 4, skor minimum
yang dapat diperoleh dari kuesioner depresi adalah 17 (perkalian dari jumlah item dengan skor 1 (skor terkecil dari skala Likert)) dan skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 68 (perkalian dari jumlah item dengan skor 4 (skor terbesar dari skala Likert)). Tabel 4.3 Perolehan Skor Alat Tes Mean
Std. Deviasi
Skor Minimum
Skor Maksimum
42
9.13
22
59
Sumber: Data Olahan Peneliti
Berdasarkan hasil tabel diatas, diperoleh skor terendah dari adalah 22 dan skor tertinggi adalah 59. Hasil mean yang diperoleh dari hasil kuesioner adalah 42 dan standar deviasi dari kuesioner adalah 9.13. Dari hasil tersebut, peneliti kemudian membuat norma dengan klasifikasi tinggi, sedang dan rendah.
Tabel 4.4 Kategorisasi Alat Tes Depresi Kategorisasi
Skor
Frekuensi
Persentase
Tinggi
48 – 68
12
28 %
Sedang
37 – 47
17
40 %
Rendah
20 – 36
14
32 %
43
100 %
Total
40 Sumber: Data Olahan Peneliti Berdasarkan hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa subjek yang memiliki tingkat depresi yang tinggi sebanyak 12 orang (28 %), yang memiliki tingkat depresi yang sedang 17 orang (40 %), dan yang memiliki tingkat depresi yang rendah sebanyak 14 orang (32 %). Setelah mengetahui subjek yang memiliki tingkat depresi yang tinggi sebanyak 12 orang, peneliti kemudian berencana untuk mengambil keduabelas Andikpas sebagai subjek penelitian untuk dianalisis lebih dalam dengan mengikuti wawancara dan tes gambar. Akan tetapi karena salah satu subjek peneliti meninggal dan sudah bebas, maka peneliti hanya mendapat 10 subjek saja untuk mengikuti wawancara dan tes gambar. Setelah kesepuluh subjek mengikuti wawancara, ternyata 5 subjek memberikan respon yang kurang baik dengan peneliti. Oleh karena itu, peneliti hanya mendapatkan 5 subjek untuk dianalisis lebih dalam. Tabel 4.5 Hasil Skor Kuesioner Subjek
Skor Kuesioner
1
59
2
59
3
56
4
55
5
50
Sumber: Data Olahan Peneliti
41 4.3
Gambaran Profil Subjek Data di bawah ini didapatkan berdasarkan lembaran Lingkungan Kehidupan yang dibagikan pada saat pengambilan data Tabel 4.6 Gambaran Profil Subjek
DATA
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Subjek 4
Subjek 5
Usia
17 tahun
17 tahun
17 tahun
17 tahun
17 tahun
Pendidikan terakhir
SMA
SMA
SMK
SMP
SMK
Pekerjaan sehari-hari
Pelajar
Pelajar
Pelajar
Wiraswasta
Karyawan ikan hias
Tinggal dengan
Orang Tua
Saudara
Orang Tua
Saudara
Orang tua
Lokasi tempat tinggal
Palembang
Malingping
Dasana Indah
Pamulang
Tangerang
Hobi
Futsal
Olahraga, belajar, bermain
Futsal
Jalan-jalan
Sepak bola
Cita – cita
Jendral Manajer
Dokter
Pembalap
Anak ke
2 dari 2 bersaudara
2 dari 2 bersaudara
2 dari 2 bersaudara
3 dari 5 bersaudara
1 dari 4 bersaudara
Jumlah masuk penjara
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
Ingin jadi sukses/ membahagiakan orang tua
Pemain bola
42 Lama hukuman
3 tahun 6 bulan
4 bulan
9 bulan
9 tahun
9 bulan
Tindak kriminalitas
Narkoba (shabu)
Penadahan motor
Narkoba (ganja)
Membunuh
Pengeroyokan
Pengguna Narkoba
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Sumber: Data Olahan Peneliti dari Lembar Lingkungan Kehidupan
43 Dari hasil gambaran profil kelima subjek, kelimanya memiliki usia 17 tahun. Empat dari lima memiliki pendidikan SMA/SMK sedangkan sisanya SMP. Lokasi tempat tinggal mereka ada yang di Pulau Jawa dan Sumatera. Empat dari lima berlokasi tempat tinggal di Pulau Jawa, sedangkan sisanya di Pulau Sumatera. Kelimanya bukan termasuk residivis karena baru satu kali masuk penjara.. Tindak kriminal yang dilakukan cukup beragam, dua diantaranya kasus narkoba, sisanya kasus penadahan motor, membunuh, dan pengeroyokan. Berdasarkan tabel diatas 3 dari 5 Subjek merupakan pengguna narkoba, dimana menurut menurut Askin (dalam Izgar, 2009) depresi dipandang sebagai gangguan emosional yang mungkin muncul dengan sendirinya atau sebagai hasil sekunder yang berasal dari masalah dengan menggunakan alkohol dan obat-obatan (narkoba). 4.4
Gambaran 16 PF Subjek Hasil 16 PF digunakan sebagai pelengkap untuk menginterpretasikan tes gambar. Tabel 4.7 Gambaran Hasil 16PF
16 PF Subjek MD
A
B
C
E
F
G
H
I
L
M
N
O
Q1
Q2
Q3
Q4
Subjek 1
8
2
3
4
7
6
6
3
4
8
7
7
5
3
10
3
8
Subjek 2
4
2
5
4
5
6
6
4
4
7
6
8
8
8
6
3
6
Subjek 3
8
3
4
4
6
5
8
2
5
8
5
6
5
3
8
5
8
Subjek 4
1
4
3
5
4
6
8
3
7
7
5
5
5
6
7
1
8
Subjek 5
2
5
6
4
5
4
5
6
4
4
7
8
4
6
8
3
4
Sumber: Data Olahan Peneliti dari Tes 16 PF Ket:
44 MD – Q4 : 16 Personality Factor Berdasarkan tabel diatas peneliti secara khusus melihat Faktor A,B, C, L, O, dan Q4 yang berkaitan dengan depresi. Subjek yang memiliki skor A yang rendah (1-3) mencerminkan kepribadian yang introvert, hal ini dicirikan oleh beberapa perilaku yaitu suka menyendiri, besikap kaku, dingin, kerasa kepala, suka bersitegang, skeptis, dan menjauhkan diri dari orang lain.. Menurut Semiun (2006) kepribadian yang introvert mungkin ikut menyebabkan depresi karena individu yang introvert kurang mendapat dukungan sosial dan menggunakan strategi-strategi yang kurang efektif untuk menangani stres; dan faktor-faktor tersebut membuat individu lebih mudah diserang oleh pengaruh-pengaruh stres yang dapat menimbulkan depresi. Dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki kepribadian introvert memiliki kaitan dengan depresi. Subjek yang memiliki skor B rendah (1-3) menunjukkan tingkat intelejensi yang rendah. Menurut Semiun (2006), ada teori kognitif tentang depresi, yakni teori yang mengemukakan bahwa ketidakberdayaan yang dipelajari (learned helpless) dalam mengontrol aspek-aspek negatif kehidupan; dan dengan demikian, ia merasa tidak berdaya sehingga menyebabkan depresi. Dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki tingkat intelejensi yang rendah dapat memicu timbulnya depresi. Subjek yang memiliki skor C rendah (1-3) cenderung mudah menjadi emosional dan mudah marah, emosi kurang stabil, kekuatan ego yang rendah, dan memiliki derajat toleransi frustasi rendah terhadap situasi. Menurut Videbeck (2008) seseorang yang depresi juga mudah frustasi, mudah marah terhadap diri mereka sendiri, dan dapat marah terhadap orang lain, dan Fava dan Rosenbaum (dalam Videbeck, 2008) melaporkan bahwa sekitar 40% klien yang mengalami depresi mengalami serangan marah. Ungkapan kemarahan
45 yang intens dan tiba-tiba ini biasanya terjadi dalam situasi ketika individu yang depresi merasakan situasi emosional yang tidak menyenangkan. Serangan marah mencakup ekspresi kemarahan secara verbal atau kemarahan yang tidak dapat dikendalikan. Subjek yang memiliki skor L tinggi (8-10) menunjukkan sifat curiga, tidak percaya dengan orang lain, ragu dengan orang lain, dan sama sekali kurang menaruh perhatian dengan orang lain. Subjek yang memiliki skor O tinggi (8-10) cenderung merasa tertekan, suka bermurung diri, pencemas, penuh dengan persangkaan atau firasat-firasat, suka memikirkan hal-hal yang sedih, dan cenderung merasa bersalah. Subjek yang memiliki skor Q4 tinggi (8-10) cenderung merasa tegang, mudah tergugah, gelisah, rewel, frustasi, dan tidak sabaran.
46 4.5
Gambaran Hasil Wawancara dan Interpretasi Tes Gambar Berikut ini merupakan hasil wawancara, dan
tes gambar berdasarkan interpretasi yang dilakukan oleh Esther Widhi
Andangsari, S.Psi., M.Psi. dan Rani Agias Fitri, S.Psi., M.Psi. Peneliti juga ikut terlibat dalam interpretasi tes gambar dengan cara berdiskusi.
Tabel 4.8 Gambaran Hasil Wawancara dan Interpretasi Tes Gambar Subjek 1
Subjek2
Subjek 3
Subjek 4
Subjek 5
Merasa gagal karena
Merasa gagal karena
Merasa gagal karena
Belum merasa gagal
Merasa gagal karena
masuk Lapas
masuk Lapas
masuk Lapas
Tertekan
Iya merasa tertekan
Belum merasa tertekan
Tidak merasa tertekan
Terkadang ada tekanan
Terkadang ada tekanan
Ketakutan
Merasa ketakutan
Merasa ketakutan di
Tidak merasa ketakutan
Merasa ketakutan bila
Tidak merasa ketakutan
dengan masa depan
malam hari
Depressed Affect Gagal dalam hidup
masuk Lapas
tidak mendapatkan kabar dari keluarga
Murung bila dihibur
Senang tetapi sedih
Senang tetapi sedih
Tetap merasa
Merasa masih sedih
Tetap merasa
47 keluarga atau teman
Mudah menangis
ketika di kunjungi
ketika di kunjungi
sedih/murung bila
walaupun dikunjungi
sedih/murung bila
keluarga karena kangen
keluarga karena kangen
dikunjungi keluarga
keluarga
dikunjungi keluarga
dengan keluarga
dengan keluarga
Sering menangis ketika
Mudah menangis ketika
Mudah menangis ketika
Mudah menangis ketika
Tidak pernah menangis
kepikiran dengan
ingat rumah/keluarga
ingat rumah/keluarga
ingin tidur
Merasa kesepian
Iya merasa kesepian
Merasa kesepian
Merasa ada sesuatu
Merasa ada sesuatu
walaupun sedang
walaupun sedang
walaupun sedang
yang kurang dan merasa
yang kurang dan
bersama dengan teman
berkumpul dengan
bersama dengan teman
kesepian
merasa kesepian
yang lain
teman yang lain
yang lain
Merasa sedih apabila
Merasa sedih apabila
Merasa sedih apabila
Merasa sedih karena
Merasa sedih apabila
ingat rumah/keluarga
ingat rumah/keluarga
ingat rumah/keluarga
belum menerima kondisi ingat rumah/keluarga
kondisi yang dialami saat ini Kesepian
Merasa sedih
yang dialami saat ini Positive Affect Sama baiknya dengan
Merasa sama baiknya
Merasa lebih baik dari
Merasa sama baiknya
Merasa lebih rendah
Merasa sama baiknya
orang lain
denga teman yang lain
teman yang lain
dengan teman yang lain
dari teman yang lain
dengan teman yang lain
karena merasa senasib
48 Bahagia
Menikmati hidup
Merasa bahagia tetapi
Tidak merasa bahagia
Belum merasa bahagia
Belum merasa bahagia
Belum merasa bahagia,
hanya sesaat saja
karena masuk Lapas
Tidak dapat menikmati
Tidak dapat menikmati
Tidak dapat menikmati
Tidak dapat menikmati
Tidak dapat menikmati
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup
Sering terbangun di
Sering terbangun di
Sering terbangun di
Sulit tidur dan sering
Sering terbangun di
malam hari karena
malam hari karena ingat malam hari
terbangun di malam hari
malam hari
belum bisa menerima
rumah
hanya hiburan semata
Somatic and Retarded Activity Tidur tidak nyenyak
kenyataan masuk Lapas
Kurang fokus dengan
Tidak dapat fokus,
Tidak dapat fokus,
Melamun pada saat
Memikirkan hal-hal
Tidak dapat fokus,
kegiatan yang
pikiran kemana-mana
pikiran kemana-mana
melakukan kegiatan
yang lain ketika sedang
pikiran kemana-mana
dikerjakan
karena memikirkan
karena memikirkan
mengerjakan sesuatu
karena memikirkan
keluarga
keluarga
Nafsu makan menjadi
Nafsu makan yang
Nafsu makan buruk
keluarga Nafsu makan menurun,
Nafsu makan menurun
Nafsu makan stabil
49 meningkat
berlebihan
malas makan
Berbicara lebih sedikit Berbicara lebih banyak
Iya, berbicara
Stabil
Menjadi lebih pendiam
Stabil
dari biasanya
seperlunya saja
Tidak dapat berbuat
Tidak dapat berbuat
Tidak dapat berbuat
agar tidak kepikiran dengan kondisi yang dialami di Lapas
Tidak dapat berbuat
Tidak dapat berbuat
Tidak dapat berbuat
apa-apa
apa-apa karena kegiatan apa-apa karena kegiatan apa-apa karena kegiatan apa-apa karena kegiatan
apa-apa karena kegiatan
yang monoton
yang monoton
yang monoton
yang monoton
yang monoton
Orang disekitar tidak
Merasa teman disekitar
Merasa ada yang ramah
Merasa teman disekitar
Merasa ada yang ramah
Merasa ada yang ramah
ramah
tidak ramah
dan ada juga yang tidak
ramah
dan ada juga yang tidak
dan ada juga yang tidak
Orang disekitar tidak
Merasa orang disekitar
Merasa ada yang
Merasa beberapa teman
Merasa ada yang
Merasa ada yang
menyukai saya
licik
menyukai dan tidak
tidak bersahabat
menyukai dan tidak
menyukai dan tidak
menyukai saya
menyukai saya
Iya
Tidak
Interpersonal
menyukai saya
Keinginan untuk bunuh diri
Iya
Tidak
Tidak
50 Tes gambar Konsep dan
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Iya
Cukup
Iya
Iya
Iya
Agresif
Agresif verbal
Cenderung merusak diri Agresif verbal
Tidak
Agresif verbal
Seorang yang
Tidak
Iya
Tidak
Iya
Iya
Cukup
Cukup
Rendah
Rendah
Rendah
kepercayaan diri Emosional, frustasi, mudah tegang
pencemas Kemampuan dalam memecahkan masalah Sumber : Data Olahan Peneliti
49 Berdasarkan hasil wawancara, kelima subjek memiliki gejala depresi seperti merasa murung walaupun dihibur oleh keluarga dan teman, merasa kesepian, merasa sedih sulit tidur/tidur tidak nyenyak, tidak menikmati hidup, tidak merasa bahagia, merasa orang-orang disekitar tidak ramah, dan tidak dapat berbuat apa-apa. Berdasarkan hasil wawancara kelima subjek, ada beberapa gejala depresi seperti merasa kesepian, merasa sedih , sulit tidur/tidur tidak nyenyak, mudah menangis, dan murung walaupun dihibur oleh keluarga atau teman muncul karena subjek mengalami home sick dan sering memikirkan keluarga. Dari kelima subjek, terdapat dua subjek yang memiliki ide bunuh diri yang merupakan gejala depresi yang terparah. Kelima subjek memiliki kepercayaan dan konsep diri yang rendah. Menurut Tim Pustaka Familia (2006), seseorang yang memiliki konsep diri yang negatif, memiliki sedikit pengetahuan tentang siapa dirinya dan menilai dirinya secara negatif, sehingga akibat yang parah karena seseorang memiliki konsep diri yang negatif adalah mudah mengalami depresi. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki konsep diri yang buruk dapat mengalami depresi. Dari kelima subjek, terdapat beberapa subjek yang emosional, mudah tegang, frustasi, dan agresif. Menurut Videbeck (2008) seseorang yang depresi juga mudah frustasi, mudah marah terhadap diri mereka sendiri, dan dapat marah terhadap orang lain, dan Fava dan Rosenbaum (dalam Videbeck, 2008) melaporkan bahwa sekitar 40% klien yang mengalami depresi mengalami serangan marah. Ungkapan kemarahan yang intens dan tiba-tiba ini biasanya terjadi dalam situasi ketika individu yang depresi merasakan situasi emosional yang tidak menyenangkan. Serangan marah mencakup ekspresi kemarahan secara verbal atau kemarahan yang tidak dapat dikendalikan (Videbeck, 2008). Subjek yang mengalami depresi cenderung bertidak
50 agresif
terhadap
dirinya
sendiri
dan
lingkungannya
dikarenakan
mereka
mendapatkan situasi emosional yang tidak menyenangkan. Dari kelima subjek, terdapat tiga subjek yang merupakan seorang yang pencemas. Menurut Mullaney (dalam Semiun, 2006), depresi terkadang disertai oleh kecemasan, dimana individu merasa bahwa segala sesuatu berjalan secara salah, bingung, dan cemas serta melakukan banyak hal yang mencemaskan. Dengan kata lain, subjek yang merupakan seorang yang pencemas mencerminkan gejala yang mengarah ke depresi. Dari kelima subjek terdapat tiga subjek yang memiliki kemampuan yang rendah dalam memecahkan masalah. Menurut Semiun (2006), ada teori kognitif tentang depresi, yakni teori yang mengemukakan bahwa ketidakberdayaan yang dipelajari (learned helpless) dalam mengontrol aspek-aspek negatif kehidupan; dan dengan demikian, ia merasa tidak berdaya sehingga menyebabkan depresi. Dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki kemampuan yang rendah dalam memecahkan masalah.dapat memicu timbulnya depresi. Berdasarkan hasil wawancara, kelima subjek memiliki gejala depresi yang beragam dan ada pula yang sama. Sedangkan dari hasil tes gambar , dapat ditemukan konsep dan kepercayaan diri yang rendah, emosional, frustasi, mudah tegang, agresif, seorang yang pencemas, dan kemampuan dalam memecahkan masalah merupakan berbagai pemicu atau penyebab kelima subjek yang dapat menyebabkan depresi.